Anda di halaman 1dari 19

BAHAN AJAR KD 3.

1
DIMENSI TIGA ( GEOMETRI RUANG )

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA WAJIB


KELAS / SEMESTER : XII / SEMESTER 1
DISUSUN OLEH : YANTI WIYANA, S. Pd

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Mendeskripsikan jarak dalam ruang • Memahami konsep geometri ruang
(antar titik, titik ke garis, dan titik ke • Mengidentifikasi fakta pada jarak dalam ruang
bidang) (antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang)
• Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antar
titik, titik ke garis, dan titik ke bidang)
4.1 Menentukan jarak dalam ruang • Menentukan jarak dalam ruang (antartitik, titik
(antar titik, titik ke garis, dan titik ke ke garis, dan titik ke bidang)
bidang) • Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
geometri ruang
• Menyajikan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan geometri ruang

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat :
• Memahami konsep geometri ruang
• Mengidentifikasi fakta pada jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang)
• Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang)
• Menentukan jarak dalam ruang (antartitik, titik ke garis, dan titik ke bidang)
• Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan geometri ruang
• Menyajikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan geometri ruang

JUST WHAT YOU NEED


MACAM-MACAM BANGUN RUANG
Apakah Bangun Ruang itu ?
Bangun ruang merupakan suatu bangun tiga dimensi yang memiliki ruang/ volume/ isi dan juga
sisi-sisi yang membatasinya.
Berikut akan dibahas bangun ruang yang mempunyai sisi datar

1. Kubus
Kubus merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam sisi serupa yang
berwujud bujur sangkar.
Kubus juga dikenal dengan nama lain yaitu bidang enam beraturan. Kubus sebetulnya adalah
bentuk khusus dari prisma segiempat, sebab tingginya sama dengan sisi alas.

Sifat bangun Kubus

1. Memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang memiliki ukuran sama luas


2. Memiliki 12 rusuk yang memiliki ukuran sama panjang
3. Memiliki 8 titik sudut
4. Memiliki 4 buah diagonal ruang
5. Memiliki 12 buah bidang diagonal
Rumus Pada Kubus

Volume: V= a x a x a = a3
Luas permukaan: 6 a x a = 6 a2
Panjang diagonal bidang: a√2
Panjang diagonal ruang: a√3
Luas bidang diagonal: a2√2

2. Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang mempunyai tiga pasang sisi segi empat. Di mana pada
masing-masing sisinya yang berhadapan mempunyai bentuk serta ukuran yang sama.

Berbeda halnya dengan kubus di mana seluruh sisinya kongruen berbentuk persegi, dan pada
balok hanya sisi yang berhadapan yang sama besar.
Serta tidak seluruhnya berbentuk persegi, kebanyakan berbentuk persegi panjang.

Sifat Balok

1. Sedikitnya sebuah balok mempunyai dua pasang sisi yang berbentuk persegi panjang.
2. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran yang sama panjang:
AB = CD = EF = GH, dan AE = BF = CG = DH.
3. Pada masing-masing diagonal bidang pada sisi yang berhadapan berukuran sama
panjang, yakni:
ABCD dengan EFGH, ABFE dengan DCGH, dan BCFG dengan ADHE yang
mempunyai ukuran sama panjang.
4. Masing-masing diagonal ruang pada balok mempunyai ukuran sama panjang.
5. Masing-masing bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang.

Rumus pada Balok :


Volume: p.l.t
Luas Permukaan: 2 (pl + pt + lt)
Panjang Diagonal Bidang: √(p2+l2) atau juga bisa √(p2+t2) atau √(l2+t2)
Panjang Diagonal Ruang: √(p2+l2+t2)

3. Limas

Limas merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas berbentuk segi-n
(dapat berupa segi tiga, segi empat, segi lima, dll) serta bidang sisi tegak berbentuk segitiga yang
berpotongan di satu titik puncak.

Terdapat banyak jenis limas yang dikategorikan dengan dilandasi bentuk alasnya. Antara lain:
limas segitiga, limas segi empat, limas segi lima, dan yang lainnya.

Limas dengan mempunyai alas berbentuk lingkaran disebut sebagai kerucut. Sementara untuk
limas dengan alas yang berupa persegi disebut sebagai piramida.

Unsur-unsur pada Limas

1. Tinggi Limas
Tinggi limas TO adalah garis yang ditarik dari puncak limas tegak lurus bidang alas
PQRS
2. Apotema
Apotema TB adalah garis yang ditarik dari puncak limas dan tegak lurus dengan rusuk
alas QR
3. Rumus Pada LimaS
Volume Limas = 1/3 Luas Alas x Tinggi
Luas Permukaan = Jumlah Luas Alas + Jumlah Luas sisi tegak
Catatan :

• Garis tinggi adalah garis yang ditarik dari puncak tegak lurus alas.
• Garis berat adalah garis yang ditarik dari puncak membagi rusuk alas menjadi dua bagian
yang sama
• Pada segitiga sama sisi / sama kaki garis tinggi sama dengan garis berat

4. Prisma

Prisma adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 2 segi-n yang kongruen dan sejajar yang
bertindak sebagai alas dan tutup, serta n buah segi empat yang merupakan bidang-bidang tegak.

Rumus Pada Prisma

• Luas alas = luas segi-n


• Luas selubung ( luas bidang tegak ) = keliling alas x tinggi
• Luas permukaan = (2 x luas alas) + (luas seluruh bidang tegak)
• Volume Prisma = Luas segitiga x tinggi

LATIHAN SOAL TUGAS 1


1. Sebuah kubus mempunyai luas permukaan 96 cm2 . Hitunglah :
a. Panjang rusuknya
b. Panjang diagonal bidang
c. Panjang diagonal ruang
d. Luas bidang diagonal
e. Volume kubus
2. Diketahui sebuah balok ABCD.EFGH dengan Panjang AB = 4 cm, AD = 3 cm, dan AE = 2
cm. Hitunglah :
a. Panjang diagonal bidang AF
b. Panjang diagonal ruang AG
c. Luas bidang diagonal ABGH
d. Volume balok
3. Diketahui limas tegak T. ABCD dengan ABCD berbentuk persegipanjang. Jika AB = 8cm,
BC = 6 cm, dan Panjang rusuk tegak = 10 cm. Hitunglah :
a. Tinggi limas
b. Apotema
c. Luas permukaan
d. Volume Limas
4. UN 2010
Diberikan prisma tegak segitiga ABC.DEF dengan panjang rusuk AB = 6 cm, BC = 3√7 dan
AC = 3 cm. Tinggi prisma adalah 20 cm. Tinggi prisma adalah 20 cm. Hitunglah :
a. Luas alas
b. Luas selubung
c. Luas permukaan prisma
d. Volume prisma

JARAK PADA BANGUN RUANG


Jarak pada bangun ruang ditentukan dengan menentukan ruas garis terpendek yang
menghubungkan dua objek.
Jarak pada bangun ruang meliputi :
• Jarak titik ke titik
• Jarak titik ke garis
• Jarak titik ke bidang

1. JARAK TITIK KE TITIK

Perhatikan Masalah berikut


Bangun berikut merepresentasikan kota-kota yang terhubung dengan jalan. Titik
merepresentasikan kota dan ruas garis merepresentasikan jalan yang menghubungkan kota.

Faisal berencana menuju kota C berangkat dari kota A. Tulis kemungkinan rute yang
ditempuh Faisal dan tentukan panjang rute-rute tersebut. Rute manakah yang terpendek?
Menurut pendapat kalian berapa jarak antara kota A dan C? Beri alasan untuk jawaban kalian.
Nah, untuk menjawab masalah di atas, kita akan membuat tabel kemungkinan rute yang bisa
dilalui Faisal berikut ini.

Dari tabel di atas tampak bahwa rute terpendek dari Kota A ke Kota C adalah rute yang
pertama:
A → C sepanjang 30 km.
Perhatikan pernyataan yang berkaitan dengan jarak antar titik berikut ini:
1. Segmen garis yang mewakili jarak titik A KE B adalah AB (lihat gambar 1.2).
2. Segmen garis yang mewakili jarak titik A ke titik yang berada pada garis BE adalah AP
(lihat gambar 1.3)
3. Segmen garis yang mewakili jarak titik potong diagonal bidang ABCD dengan titik
potong diagonal bidang BCGF adalah PQ (lihat gambar 1.4)
Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4

Dari contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan tentang pengertian jarak antar dua titik yaitu:

Dalam bangun ruang, menentukan jarak titik A dan titik B dapat digunakan teorema Pythagoras
bila terkait dengan segitiga siku-siku atau memakai aturan sinus dan cosinus bila tidak terkait
dengan segitiga siku-siku.
Perhatikan gambar berikut ini:

A B

Jarak titik B ke E adalah ruas garis BE. Maka panjang BE dapat dihitung dengan menggunakan
teorema phytagoras, di mana segitiga ABE siku-siku di A. Sehingga:
BE 2 = AB2 + AE2
BE = √𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐸 2

Contoh 1 :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Tentukan jarak:
a. Titik A ke titik C
b. Titik A ke titik G
c. Titik A ke titik P, dimana P di tengah EG

Pembahasan :

a. Jarak titik A ke titik C


Jarak A ke C sama dengan panjang ruas garis AC.
Perhatikan segitiga ABC, panjang AB = 10 cm, panjang BC = 10 cm, dan siku-siku di B.
Sehingga panjang AC dapat dicari dengan menggunakan teorema Pythagoras. b. Jarak titik A
ke titik G Jarak A ke G sama dengan panjang ruas garis AC.
b. Jarak titik A ke titik G
Jarak A ke G sama dengan panjang ruas garis AG.
Perhatikan segitiga ACG, siku-siku di C. Sehingga panjang AG dapat dicari dengan
menggunakan teorema Pythagoras.

c. Jarak titik A ke titik P


Jarak A ke P sama dengan panjang ruas garis AP
Perhatikan segitiga ACP, siku-siku di C. Sehingga panjang AG dapat dicari dengan
menggunakan teorema Pythagoras.

Contoh 2 :
Diketahui bidang empat D.ABC dengan  DAB =  DAC = 900. Jika AB = BC = AD = AC = 4
cm dan E adalah titik tengah BC, hitunglah:
a. Jarak titik A dan titik E
b. Jarak titik D dan titik E

Pembahasan :

D a. Pada segitiga AEB siku-siku di E, jarak titik A dan titik


E adalah ruas garis AE, berlaku dalil phytagoras
AE2 = AB2 – BE2
4 cm C

A E 4 cm
4 cm
B
b. Pada segitiga DAE siku-siku di A, jarak titik D dan titik E adalah ruas garis DE, berlaku dalil
phytagoras
DE2 = AD2 + AE2

cm

Contoh 3 :
Diketahui limas T.ABCD seperti pada gambar di samping. ABCD merupakan persegi dengan
panjang rusuk 6 cm. TA = TB = TC = TD = 5 cm dan M adalah titik tengah AC. Hitung jarak
antara titik T dan titik M.

Pembahasan :

LATIHAN SOAL TUGAS 2


1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Hitunglah jarak antar titik-titik
berikut.
a. titik A dan G
b. titik D dan F
c. titik B dan titik tengah garis EG
d. titik E dan titik tengah garis BG

2. Diketahui limas beraturan P.QRST dengan panjang RS = 8 cm dan PR = 12 cm.


Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, hitung jarak antar titik berikut.
a. titik P dan titik tengah RS
b. titik P dan titik perpotongan QS dan RT
3. Diketahui limas beraturan T.ABC dengan bidang alas berbentuk segitiga sama sisi. TA tegak
lurus dengan bidang alas. Jika panjang AB = 4√2 cm dan TA = 4 cm, tentukan jarak antara
titik T dan C.
4. Perhatikan limas segi enam beraturan berikut. Diketahui panjang AB = 10 cm dan TA = 13
cm. Titik O merupakan titik tengah garis BE. Tentukan jarak antara titik T dan titik O.

5. Perhatikan bangun berikut ini. Jika diketahui panjang AB = 5 cm, AE = BC = EF = 4 cm,


maka tentukan:
a. Jarak antara titik A dan C
b. Jarak antara titik E dan C
c. Jarak antara titik A dan G

6. Diketahui balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan AE = 9 cm.
Titik M merupakan titik potong antara diagonal AC dan BD. Rusuk CG diperpanjang 3 cm,
kemudian dari titik M ditarik garis miring sehingga memotong perpanjangan rusuk CG di titik N.
Hitung panjang ruas garis MN yang terjadi dan buat sketsa permasalahan tersebut

7. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P, Q, dan R berturut-turut
terletak pada pertengahan garis AB, BC, dan bidang ADHE. Tentukan jarak antar titik berikut.
a. titik P ke titik R
b. titik Q ke titik R

8. Pada gambar di bawah menunjukkan piramida terpotong ABCD.EFGH tegak beraturan dengan
ABCD dan EFGH merupakan persegi yang saling sejajar dengan AB = 12 cm, EF = 8 cm, dan
AE = BF = CG = DH = 10 cm. Hitung jarak antar titik.
a. E dan G
b. A dan C
c. titik potong diagonal HF dan EG dengan titik potong AC dan BD
2. JARAK TITIK KE GARIS
Perhatikan pernyataan yang berkaitan dengan jarak titik ke garis berikut ini:
1. Segmen garis yang mewakili jarak titik A ke garis BF adalah AB, karena AB ┴ BF.
(lihat gambar 3.1)
2. Segmen garis yang mewakili jarak titik A ke garis CH adalah garis yang tegak lurus
terhadap garis CH, yaitu garis AQ (lihat gambar 3.2)
3. Segmen garis yang mewakili jarak titik B ke garis DH adalah garis BD, karena
BD ┴ DH (lihat gambar 3.3)

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3

Dari contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan tentang pengertian jarak antar titik ke garis
yaitu:

Jarak titik ke garis adalah panjang ruas garis yang ditarik dari titik yang tegak lurus
terhadap ruas garis .

P
m k

Jarak dari titik P ke garis k adalah ruas garis terpendek yang menghubungkan titik P ke garis
k, yang diperoleh dengan cara menarik garis dari titik P yang tegak lurus terhadap garis k.
Jadi jarak dari titik P ke garis k adalah segmen garis PQ.

Cara Menghitung Jarak Titik ke Garis


1. Menggunakan Dalil Phytagoras
Digunakan jika segmen garis yang akan kita hitung sebagai jarak, merupakan salah satu
sisi dari sebuah sisi segitiga siku-siku, dan ukuran 2 sisi yang lainnya diketahui, atau
dapat ditentukan ukurannya.
a. Pada segitiga siku-siku
b. Pada segitiga sembarang

𝒙 + 𝒚 = 𝑪𝑫 → 𝒚 = 𝑪𝑫 − 𝒙
Contoh 1 :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Berapakah jarak titik A ke
diagonal bidang BE ?
Pembahasan :
Perhatikan gambar. Jika titik B dan E dihubungkan dengan ruas garis, maka diperoleh,

Jarak dari titik A ke garis BE = AM ( AM tegak lurus BE )


∆ EAB adalah ∆ siku-siku sama kaki sehingga BM = ME = ½ BE ( diagonal bidang )
1
𝐵𝑀 = (6√2) = 3√2
2
Perhatikan ∆ AMB siku-siku di M, maka berlaku dalil phytagoras
𝐴𝑀2 = 𝐴𝐵 2 − 𝐵𝑀2 = 62 − (3√2)2 = 36 − 18 = 18
Jadi jarak dari titik A ke garis BE adalah AM = √18 = 3√2 cm
1
Tips : AM = ½ AF = 2 (6√2) = 3√2 cm ( AF diagonal bidang )

Contoh 2 :

Pembahasan :

BEG adalah segitiga sama sisi, sehingga garis tinggi BO ( ruas garis yang akan kita
hitung sebagai jarak dari titik B ke garis EG )akan membagi EG menjadi 2 bagian yang
sama, sehingga OG = 𝟑√𝟐 cm.
Karena BO adalah salah satu sisi pada segitiga siku-siku, dan ukuran 2 sisi yang lainnya
diketahui, maka kita gunakan dalil phytagoras.
Pada segitiga BOG siku-siku di O berlaku dalil phytagoras

Tips :
Pada sebuah kubus, jarak dari titik sudut ke diagonal bidang yg berada di depan bidang
1
yang memuat titik sudut tersebut adalah 2 𝑎 √6

Contoh 3 :
Diketahui kubus ABCD.EF GH dengan rusuk 8 cm. M adalah titik tengah EH. Jarak titik
M ke garis AG sama dengan · · · ·
A. 4 √ 6 𝑐𝑚 B. 4 √ 5 𝑐𝑚 C. 4 √ 3 cm D. 4 √ 2 𝑐𝑚 E. 4 cm
Pembahasan :

Contoh 4 :
Diketahui kubus ABCD.EF GH memiliki panjang rusuk 4 cm. Jika Q adalah titik tengah rusuk
FG, maka jarak titik Q ke garis BD adalah · · · ·
A. 2 √ 6 cm B. 2 √ 5 cm C. 3 √ 2 cm D. √ 14 cm E. 2 √ 2 cm
Pembahasan :
2. Menggunakan Rumus Luas Segitiga
Jika segmen garis yang akan kita hitung sebagai jarak, merupakan salah satu dari tinggi
sebuah segitiga, dan ukuran tinggi yang lainnya dari segitiga itu diketahui, atau dapat
ditentukan ukurannya.
Contoh 1 :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Hitunglah jarak titik H ke garis AG.

Pembahasan :
Perhatikan gambar. Jarak dari titik H ke garis AG adalah ruas garis HN , dari titik H ditarik tegak
lurus garis AG pada titik N.

Pada gambar di atas terlihat  AHG siku-siku di H dan garis tinggi HN. Berdasarkan Teorema
Pythagoras, AH merupakan diagonal bidang kubus berarti AH = 8√2 cm dan AG merupakan
diagonal ruang kubus, berarti AG = 8√3 cm. Kita akan menghitung luas  AHG dalam dua sudut
pandang, yaitu
𝟏 𝟏
𝑳𝒖𝒂𝒔  𝑨𝑯𝑮 = × 𝑨𝑯 × 𝑮𝑯 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑳𝒖𝒂𝒔  𝑨𝑯𝑮 = × 𝑨𝑮 × 𝑯𝑵
𝟐 𝟐

Contoh 2 :
Diketahui limas beraturan T.ABCD, panjang rusuk AB = 3 cm dan TA = 6 cm. Tentukan jarak titik
B ke rusuk TD.
Pembahasan :
Misal P proyeksi titik B ke ruas garis TD. Jarak titik B ke rusuk TD adalah BP

Perhatikan bidang alas ABCD yang berbentuk persegi dengan panjang rusuk 3 cm, sehingga panjang
1 3
BD = 𝑎√2 = 3√2 , 𝑂𝐵 = 𝐵𝐷 = √2
2 2
LATIHAN SOAL TUGAS 3
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Titik T merupakan titik tengah
CG. Hitung jarak titik T ke garis HB.
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Hitung jarak titik H ke garis
AC.
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik T adalah titik tengah CG.
Hitung jarak titik E ke garis BT.
4. Diketahui limas segiempat beraturan T.ABCD dengan AB = BC = 5√2 cm dan TA = 13 cm.
Hitung jarak titik A ke garis TC.
5. Diketahui limas segi enam beraturan T.ABCDEF dengan panjang rusuk AB = 10 cm dan
AT =13 cm. Tentukan jarak antara titik B dan rusuk TE.
6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Titik M adalah titik tengah BC.
Tentukan jarak M ke EG
7. Perhatikan limas segi empat beraturan berikut.

Titik P dan Q berturut-turut adalah titik tengah rusuk AB dan AD.


Jika panjang AB = TA = 12 cm, tentukan jarak antara titik T dan garis PQ.
8. Perhatikan gambar limas segitiga beraturan berikut

Titik E merupakan titik tengah rusuk CD. Panjang BC = 8 cm dan AB = 4√2 cm. Hitung jarak
titik A ke garis BE. A B D
3. JARAK TITIK KE BIDANG

Langkah-langkah menentukan jarak titik P ke bidang  sebagai berikut:


1. Dari titik P, tarik garis m yang tegak lurus terhadap bidang  . Ingat garis m tegak lurus
bidang  apabila garis m sedikitnya tegak lurus terhadap dua garis yang berpotongan pada
bidang .
2. Tentukan titik tembus garis m terhadap bidang  . Misalkan titik tembus ini adalah titik Q,
jarak titik P ke bidang  adalah panjang ruas garis PQ.

Pengertian Jarak Titik ke Bidang

a. Jarak titik B ke bidang DCGH adalah panjang ruas garis BC, karena ruas garis BC tegak lurus
bidang DCGH.
b. Jarak titik F ke bidang ADHE adalah panjang ruas garis FE, karena ruas garis FE tegak lurus
bidang ADHE.
c. Jarak titik D dengan bidang EFGH adalah panjang ruas garis DH, karena ruas garus DH tegak
lurus bidang CDHG.
d. Jarak titik A dengan bidang BDHF adalah panjang ruas garis AO, karena ruas garis AO tegak
lurus bidang BDHF
Contoh 2 :
Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik A, F, G, dan D dihubungkan sehingga
terbentuk bidang AFGD . Berapakah jarak titik B ke bidang AFGD ?
Pembahasan :

Jadi jarak dari titik B ke bidang AFGD adalah ruas garis BT


1 1 1
BT = 2 𝐵𝐸 = 2 𝑎√2 = 2 (6√2) = 3√2 cm

Contoh 3 :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 9 cm. Buat ilustrasi kubus dan langkah
menentukan jarak titik F ke bidang BEG. Kemudian hitunglah jarak titik F ke bidang BEG
Pembahasan :
Langkah menentukan jarak titik F ke bidang BEG.
a. Hubungkan titik F dengan titik H, diperoleh perpotongan ruas garis HF dengan BEG. Misal
perpotongan tersebut titik O.
b. Hubungkan titik O dengan titik B. Karena titik O dan titik B terletak pada bidang BEG, ruas garis OB
terletak pada bidang BEG.
c. Misal P adalah proyeksi titik F pada bidang BEG. Jarak titik F ke bidang BEG adalah panjang ruas garis
FP

1 1
FH adalah diagonal bidang, sehingga panjang FH = 9√2 cm. Panjang OF = 2 FH = 2 √2 cm.
1 1 9
Panjang BO = 2 𝑎√6 = 2 (9√6) = 2 √6 .
Karena FP adalah salah satu tinggi dari ∆ BFO siku-siku di F , maka untuk menentukan panjang
ruas garis FP bias menggunakan rumus luas segitiga BOF
Contoh 4 :
Diberikan limas T.ABCD dengan alas persegi. Titik O adalah perpotongan diagonal AC dan BD.
Jika AB = BC = CD = AD = 6 cm, TA = TB = TC = TD = 3√6 cm dan tinggi limas TO = 6 cm,
berapakah jarak antara titik O dengan bidang TBC?
Pembahasan :
Untuk menentukan jarak titik O ke bidang TBC, dibuat ruas garis OP dengan OP sejajar AB.
1 1
OP = 2 AB = 2 (6) = 3 cm dan TO = 6 cm.
Misal titik R terletak pada bidang TBC, titik R terletak pada TP dan TP terletak pada bidang
TBC dan OR tegak lurus TP. Perhatikan segitiga TOP siku-siku di O, sehingga dengan Teorema
Pythagoras diperoleh

LATIHAN SOAL TUGAS 4


1. Diketahui kubus ABCD.EFGH yang panjang rusuknya 8 cm. Titik Q adalah titik tengah rusuk
BF. Tentukan jarak titik H ke bidang ACQ.
2. Suatu kepanitiaan membuat papan nama dari kertas yang membentuk bangun seperti berikut.

Ternyata ABE membentuk segitiga sama sisi, panjang BF = 13 cm dan BC = 12 cm.


Tentukan jarak antara titik A dan bidang BCFE!
3. Dari gambar di bawah, jika diketahui panjang AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan EC = 5√5 cm,
tentukan jarak antara titik B dan bidang ACE
4. Diketahui limas segitiga beraturan T.ABC. Panjang AB = 6 cm dan TA = 8 cm. Tentukan
jarak antara titik T dengan bidang ABC.
5. Diketahui luas permukaan kubus ABCD.EFGH adalah 294 cm2. Tentukan:
a. Jarak antara titik F ke bidang ADHE.
b. Jarak antara titik B ke bidang ACH.
6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm. P dan Q masing-masing
merupakan titik tengah AB dan CD, sedangkan R merupakan titik potong EG dan FH.
Tentukan jarak titik R ke bidang EPQH.
7. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan AB = 8 cm dan TA = 12 cm. Hitung jarak titik T
ke bidang ABCD.
8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Hitung jarak titik G ke bidang
BDE

Anda mungkin juga menyukai