Anda di halaman 1dari 10

Geometri Dimensi Tiga

Dimensi Tiga I: Bangun Ruang Beraturan


1. Kubus

Kubus merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh 6 bujur sangkar yang saling
kongruen. Keenam bujur sangkar disebut sisi kubus dan garis yang menjadi
perpotongan dua sisi kubus disebut rusuk kubus. Kubus memiliki 12 rusuk yang
sama panjang.

 Volume kubus:
 Luas permukaan:

Hubungan sisi, rusuk, dan titik sudut suatu bangun ruang dirumuskan oleh euler
dalam bentuk :
S+T=R+2
Dengan : S = Banyak sisi
T = Banyak titik sudut
R = Banyak rusuk
Contoh :
Suatu bangun ruang dibentuk dari lima sisi dengan enam titik sudutnya, tentukan
banyak rusuk bangun ruang itu?
Jawab :
Sisi : S = 5
Titik sudut : T = 6
Berdasrkan rumus euler : S + T = R + 2
5+6=R+2
11= R + 2
R = 11 – 2 = 9
Simetri pada Kubus
Bidang simetri kubus adalah bidang yang membagi kubus menjadi dua bagian yang
sama besar, dengan bagian yang satu merupakan cermin bagian yang lain. Sumbu
simetri putar adalah sumbu yang apabila kibus diputar pada sumbu tersebut maka
kubus akan kembali menempati posisinya semula
2. Balok

Balok memiliki 6 sisi dimana masing-masing sisi yang berhadapan saling kongruen.
Balok memiliki 12 rusuk dengan 3 kelompok panjang yang berbeda yaitu p, l, dan t
seperti dibawah:

 Volume:
 Luas permukaan:
 Luas balok tanpa tutup = p + 2( t + pt)
 Panjang diagonal ruang ( ), ditentukan oleh

3. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang memiliki 2 bidang yang sejajar dan kongruen
yang disebut penampang. Bidang yang menghubungkan kedua penampang disebut
selimut prisma

 Volume:
 Luas permukaan:

Sifat-sifat prisma Tegak :


o Semua bidang sisi tegaknya berbentuk persegi panjang
o Bidang alas dan bidang atasnya adalah sama dan sebangun
o Panjang semua rusuk tegaknya adalah sama
o Banyak diagonal ruang yang terdapat dalam prisma segi-n adalah buah.
o Semua bidang diagonal berbentuk jajaran genjang
o Banyak bidang diagonal yang terdapat dalam prisma segi-n adalah buah.
o Prisma segi-n mempunyai (n + 2) sisi
o Prisma segi-n mempunyai (3n) rusuk.
4. Limas

Limas merupakan bangun ruang yang terdiri dari satu bidang alas dan selimut
bangun yang berbentuk bidang-bidang segitiga. Satu titik dari masing-masing
segitiga saling bertemu di sebuah titik disebut titik puncak limas.

 Volume:
 Luas permukaan:

5. Silinder

Silinder merupakan bangun ruang yang memiliki 2 bidang penampang berbentuk


lingkaran yang sejajar dan kongruen. Bidang selimut silinder merupakan bidang
persegi panjang yang dilengkungkan secara mulus mengikuti keliling bidang
lingkarannya.

 Volume:
 Luas permukaan:

6. Kerucut

Kerucut merupakan bidang ruang yang terdiri dari satu bidang alas lingkaran dan
sebuah titik puncak dengan selimut bidang berbentuk juring lingkaran dan
busurnya dilengkungkan semulus keliling lingkarannya.

 Volume:
 Luas permukaan:
 Luas permukaan:
7. Bola

Bola merupakan bangun ruang yang tidak mempunyai bidang alas dan titik pojok.
Bola merupakan himpunan titik dalam dimensi tiga yang memiliki jarak sama
terhadap satu titik tertentu yang disebut pusat bola. Jarak pusat bola ke titik-
titik permukaan lingkaran disebut jari-jari bola.

 Volume:
 Luas permukaan:

Dimensi Tiga II: Kedudukan Titik, Garis, dan


Bidang dalam Ruang
1. Kedudukan titik terhadap garis

Sebuah titik dapat terletak di sebuah garis atau di luar garis. Jika titik terdapat
di sebuah garis maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar garis
jaraknya dihitung tegak lurus terhadap garis.

Contoh, pada gambar di atas diketahui sebuah titik B terhadap garis g. Titik B
memiliki jarak terhadap garis g sejauh garis putus-putus (B ke B’) dimana B’
merupakan proyeksi tegak lurus titik B pada garis g.

2. Kedudukan titik terhadap bidang

Sebuah titik dapat terletak di sebuah bidang atau di luar bidang. Jika titik
terdapat di sebuah bidang maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar
bidang jaraknya dihitung tegak lurus terhadap bidang.
Contoh, pada gambar di atas diketahui sebuah titik P terhadap bidang v. Titik P
diluar bidang v sehingga memiliki jarak terhadap bidang v sejauh garis tegak (P
ke P’) dimana P’ merupakan proyeksi tegak lurus titik p pada bidang v.

3. Kedudukan garis terhadap garis

Dua buah garis dapat dikatakan sebagai berikut :

 Berpotongan, jika kedua garis bertemu di sebuah titik


 Berhimpit, jika seluruh titik yang dilewati garis g juga dilewati garis h
 Sejajar, jika kedua garis berada pada bidang yang sama dan tidak akan
bertemu pada suatu titik
 Bersilangan, jika masing-masing garis berada pada bidang yang saling
bersilangan tegak lurus

4. Kedudukan garis terhadap bidang

 Terletak pada bidang, jika seluruh garis berada pada bidang sehingga
seluruh titik pada garis saling berhimpit dengan titik-titik pada bidang.
Tidak ada jarak antara garis dan bidang.
 Sejajar bidang, jika seluruh titik pada garis memiliki jarak yang sama
terhadap Misal jarak titik A di garis terhadap titik A’ di bidang adalah
sama dengan jarak titik B di garis terhadap titik B’ di bidang.
 Memotong bidang, jika garis dan bidang saling tegak lurus.
5. Kedudukan bidang terhadap bidang

 Berhimpit, jika seluruh titik yang ada di bidang berada pada bidang .
 Sejajar, jika seluruh titik pada kedua bidang berada pada jarak yang
sama.
 Berpotongan, jika kedua bidang bertemu di sebuah garis.

Contoh Soal Dimensi Tiga dan Pembahasan


Contoh Soal 1: Jarak Titik dengan Garis

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Tentukan jarak antara
titik F dengan diagonal ruang BH.

Pembahasan
Jarak titik F dengan garis BH sama dengan panjang garis PF. Jika luas segitiga
BHF diketahui

Luas BHF = atau Luas BHF = , maka:

Contoh Soal 2: Volume Bangun Ruang

Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P dan Q berturut-turut


terletak pada pertengahan FG dan HG. Perpanjangan garis BP, DG dan CG
berpotongan di titik T. Tentukan volume limas T.BCD.

Pembahasan

Sudut CDT sama dengan sudut GQT maka :


Maka luas limas :

Contoh Soal 3: Sudut Pada Bangun Ruang

Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Q dan P adalah titik tengah HG
dan FG. Jika adalah sudut yang dibentuk bidang BDPQ dengan bidang ABCD
maka nilai adalah ….

Pembahasan

Berdasarkan soal 2 diketahui , sehingga :


=

Dan

Maka :

= =

Diperoleh :

Anda mungkin juga menyukai