Anda di halaman 1dari 9

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


RIA KURNIAWATI

Judul Modul MODUL 1. GEOMETRI


Judul Kegiatan 1. Geometri Datar
Belajar (KB) 2. Geometri Ruang
3. Geometri Transformasi
4. Pembelajaran Geometri
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar KB 1. Geometri Datar
materi yang 1. Titik, Garis dan Bidang
dipelajari Geometri adalah suatu kajian ilmu tentang titik, garis dan bidang. Semua
objek dalam geometri dikonstruksi oleh titik, yang merupakan bagian
terkecil dari objek geometri; garis yang merupakan kumpulan titik-titik
tak kosong; dan bidang.
titik adalah objek geometri yang tidak memiliki ukuran. Suatu garis
terbentuk dari tak berhingga titik yang tak kosong. Ruas garis merupakan
sebagian dari suatu garis yang dibatasi oleh dua titik.
Terbentuknya suatu bidang pada geometri, selain dari tiga titik yang tak
kolinear, diakibatkan juga oleh kondisi-kondisi sebagai berikut.
a. Sebuah bidang terbentuk dari sebuah garis dan sebuah titik yang
tidak terletak pada garis tersebut.
b. Sebuah bidang terbentuk dari dua buah garis yang sejajar.
c. Sebuah bidang terbentuk dari dua buah garis yang berpotongan.
2. Segitiga.
Segitiga merupakan kurva tertutup yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis
yang bertemu pada ujung-ujungnya.
Definisi 2.2.1: Garis Berat pada suatu segitiga
Garis berat pada suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari suatu titik
segitiga ke pertengahan sisi di depannya.
Definisi 2.2.2: Garis Bagi pada suatu segitiga
Garis bagi pada suatu segitiga ialah garis yang membagi suatu sudut pada
segitiga menjadi dua bagian sudut yang besarnya sama.
Definisi 2.2.3: Garis Tinggi pada suatu Segitiga
Garis tinggi pada suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari satu titik
secara tegak lurus ke sisi di depannya atau perpanjangan sisi di depannya
Definisi 2.2.3: Garis Sumbu pada suatu Segitiga
Garis sumbu pada sebuah segitiga adalah garis yang ditarik melalui sebuah
titik tengah sisi segitiga 𝐴𝐵𝐶, dan tegak lurus dengan sisi tersebut
Keliling dan Luas suatu Segitiga
Segitiga 𝐴𝐵𝐶, dengan sisi-sisinya 𝐴𝐵, 𝐵C dan 𝐴𝐶. Jika keliling segitiga
𝐴𝐵𝐶 disimbolkan dengan 𝐾, maka
𝐾=|𝐴𝐵|+|𝐵𝐶|+|𝐴𝐶|
Secara umum, pada suatu segitiga, dengan alas 𝑎, tinggi 𝑡, luas 𝐿, maka
𝐿= ×𝑎×𝑡
Kekongruenan Segitiga
segitiga-segitiga yang sama dan sebangun disebut dengan segitiga yang
kongruen.
Berdasar pengertian tersebut, dapat dibangun teorema sebagai berikut. Pada
dua segitiga, berlaku:
a. Dua segitiga sama dan sebangun, jika dua buah sisinya dan sudut apit sisi
itu sama (S-Sd-S). (S= Sisi, Sd: Sudut)
b. Dua segitiga sama dan sebangun, jika satu sisi sama dan kedua sudut
pada sisi itu sama. (Sd-S-Sd)
c. Dua segitiga sama dan sebangun, jika satu sisinya sama, sudut pada sisi
itu dan sudut dihadapan sisi itu sama. (S-Sd-Sd)
d. Dua segitiga sama dan sebangun, jika segitiga itu siku-siku dan sebuah
sisi siku-siku dan sisi miringnya sama.
Perhatikan, jika dua segitiga sama dan sebangun maka:
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
b. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
3. Segiempat.
Segi empat adalah gabungan dari empat ruas garis yang ditentukan oleh
empat titik, tiga titik di antaranya tidak segaris.
Macam-macam Segi Empat
a. Jajargenjang
Jajargenjang adalah suatu segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang
sejajar.
b. Persegi Panjang
persegi panjang adalah suatu jajar genjang yang salah satu sudutnya siku-
siku.
c. Belah Ketupat
Apabila jajargenjang 𝐴𝐵𝐶𝐷, saudara buat sedemikian hingga dua sisinya
yang berurutan sama panjang, gambar apa yang terjadi? Ya, jajargenjang
tersebut tentu menjadi seperti gambar berikut.

d. Persegi
Persegi adalah jajargenjang yang semua sisinya sama panjang dan satu
sudutnya siku-siku. Persegi juga merupakan persegi panjang dengan
empat sisi yang kongruen.
e. Trapesium
trapesium adalah suatu segi empat yang dua buah sisinya sejajar.
f. Layang-layang
Layang-layang adalah bangun datar segiempat yang memiliki 2 pasang
berbeda sisi berdekatan yang sama panjang.
Luas dan Keliling Bangun Datar
a. Luas Persegipanjang
𝐿=𝑝×𝑙
b. Luas Persegi
𝐿=𝑠×𝑠
c. Luas Jajargenjang
𝐿=a×𝑡
d. Luas Belahketupat
𝑑 𝑑
𝐿
e. Luas Layang-layang
𝑑 𝑑
𝐿
f. Luas Trapesium
𝑢 𝑙𝑎 𝑠 𝑠 𝑠𝑒 𝑎 𝑎 𝑡
𝐿

Keliling Bangun Datar


Secara umum, keliling bangun datar merupakan jumlahan ukuran sisi-sisi
terluar yang membentuk suatu bangun.
4. Lingkaran.
Lingkaran adalah garis lengkung (kurva) yang bertemu pada kedua
ujungnya, dan merupakan himpunan titik-titik yang jaraknya sama terhadap
titik tertentu.
Jari-Jari, Tali Busur, dan Diameter
 Jari-jari lingkaran adalah ruas garis yang menghubungkan sebuah titik
pada lingkaran dengan titik pusat lingkaran.
 tali busur lingkaran adalah ruas garis yang titik awal dan akhirnya
terletak pada lingkaran. Atau juga dapat dikatakan tali busur merupakan
ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran.
 Ruas garis yang ditarik dari pusat dan tegak lurus tali busur, disebut
apotema.
 Jadi apotema ialah jarak dari titik pusat ke tali busur.
 Sebagian dari lingkaran yang terletak di antara kedua ujung tali busur 𝐴𝐵
disebut busur
 Juring dibatasi oleh dua jari jari dan busur.
 Tembereng dibatasi oleh tali busur dan busur
Garis Singgung Lingkaran
Garis singgung adalah garis yang mempunyai persekutuan dengan lingkaran
pada dua buah titik yang berimpitan. Titik tersebut yang disebut sebagai titik
singgung.
Sudut Keliling, Sudut Pusat dan Busur Lingkaran
 Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari-jari lingkaran.
 Sudut keliling ialah sudut yang dibentuk oleh dua tali busur yang
berpotongan pada lingkaran.
 Besarnya sebuah busur lingkaran adalah besarnya sudut pusat pada busur
itu.

KB 2 Geometri Ruang
1. Objek Geometri dan Kubus
2. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
Tiga buah aksioma dalam geometri ruang:
Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis sebuah garis
lurus saja.
Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang datar mempunyai
dua titik
persekutuan, maka garis lurus itu terletak seluruhnya pada bidang
datar itu.
Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik itu tidak
terletak pada
sebuah garis lurus) selalu dapat dilalui oleh sebuah bidang datar.
Dari aksioma-aksioma di atas didapatlah teorema-teorema di bawah ini.
Teorema 1. Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sembarang. Artinya
jika ada tiga buah
titik yang tidak terletak dalam satu garis (tak kolinear), maka pasti akan
ada sebuah
bidang yang memuat tiga titik tersebut.
Teorema 2. Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik
(di luar
garis itu). misalkan ada sebuah 𝐴𝐵 , dan sebuah titik 𝐶 yang tidak terletak
pada 𝐴𝐵 . Maka jika kondisinya seperti itu, pasti ada sebuah bidang yang dapat
dibuat yang memuat 𝐴𝐵 dan titik 𝐶.
Teorema 3. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan.
1.1 Hubungan antara dua bidang.
Dalam geometri ruang, hubungan yang mungkin terjadi antara dua
bidang
adalah kedua bidang berhimpit, kedua bidang sejajar, kedua bidang
berpotongan.
Pada kondisi kedua bidang berpotongan, maka titik-titkk persekutuan
antara dua
bidang tersebut berupa garis, yang biasanya disebut sebagai garis
potong.
1.2 Hubungan antara dua buah garis
Dua buah garis dapat: berpotongan (terletak pada satu bidang), sejajar
(terletak pada
satu bidang), atau bersilangan (tidak terletak pada satu bidang). Jika a
terletak pada
bidang U, sedangkan b tidak terletak pada bidang U; b menembus
bidang U di
sebuah titik P yang tidak terletak pada garis a.
1.3 Hubungan antara dua buah garis
Pada geometri, hubungan antara garis dan bidang dapat berupa:
terletak pada
bidang, sejajar bidang, atau menembus bidang.
1.4 Konsep persekutuan antar objek dalam ruang
Dua objek dalam ruang memiliki persekutuan karena dua objek
tersebut tidak
sejajar. Dua garis sebidang akan memiliki persekutuan berupa titik
potong karena
kedua garis tersebut tidak sejajar. Jadi, jika dua objek dalam ruang
memiliki
persekutuan, dipastikan bahwa dua objek tersebut tidak sejajar.
a) Persekutuan antara 2 bidang
Suatu garis 𝑔 merupakan persekutuan dari dua bidang 𝑈 dan 𝑉
jika 𝑔 terletak pada bidang 𝑈 dan 𝑔 terletak pada bidang V,
ditulis, (𝑔 ∈ 𝑈 ∧ 𝑔 ∈ 𝑉) ⟹ 𝑔 ∈ (𝑈, 𝑉).
b) Persekutuan antara 2 garis
Dua garis dapat memiliki persekutuan jika terletak dalam 1
bidang. Oleh sebab itu,untuk menentukan titik persekutuan dua
garis dalam ruang, langkah pertama adalah memastikan bahwa
kedua garis tersebut terletak dalam 1 bidang yang sama.
Demikian pula sebaliknya, jika dua garis memiliki titik
persekutuan, maka dipastikan bahwa kedua garis itu terletak pada
bidang yang sama.
c) Persekutuan antara garis dan bidang
garis dapat sejajar bidang, garis terletak pada bidang, dan
garis memotong atau menembus bidang. Nah pada kondisi ketiga,
yakni garis menembus bidang, maka akan muncul objek baeru
yang disebut titik tembus, yang merupakan persekutuan antara
garis dan bidang tersebut.
Melukis titik tembus garis pada bidang
Pada kondisi suatu garis tidak sejajar dengan suatu bidang, maka
garis tersebut memotong bidang tersebut. atau yang lebih sering
dikatakan bahwa garis menembus bidang. Titik tembus antara
garis dan bidang tersebut meruakan titik persekutuan antara garis
dan bidang.
3. Jarak dan Sudut dalam Ruang
a) Jarak antara 2 titik dalam ruang
Jika titik 𝐴 dan titik 𝐵, dimana 𝐴 ≠ 𝐵, maka jarak antara titik 𝐴 dan
titik 𝐵 merupakan panjang ruas garis 𝐴𝐵.
b) Jarak antara titik dan garis
Jika garis 𝑔 dan titik 𝑃 dimana 𝑃 tidak pada 𝑔, maka utuk menentukan
jarak 𝑃 ke 𝑔 yaitu
1) menentukan garis yang melalui 𝑃, dan tegak lurus 𝑔. Sebuh garis
2) garis dan 𝑔 berpotongan, sebut titik potongnya 𝑄
3) Jarak anatara 𝑃 dan garis 𝑔 terlukis, yaitu 𝑃𝑄
c) Jarak titik dan bidang
Jika 𝑃 tidak terletak pada bidang 𝑈, maka kita dapat menentukan jarak
antara titik 𝑃 dengan bidang 𝑈, yaitu
1) Melalui 𝑃, buat garis yang tegak lurus dengan bidang 𝑈.
2) Garis tersebut menembus bidang 𝑈 pada satu titik, sebut titik
tembusnya 𝑄
3) Jarak 𝑃 dan bidang 𝑈 terlukis, yakni 𝑃𝑄
d) Jarak antara 2 garis sejajar
Jika garis 𝑔 dan garis merupakan garis-garis yang sejajar (𝑔// ),
maka kita dapat
menentukan jarak antara garis 𝑔 dan sebagai berikut.
1) Ambil sebuah titik pada 𝑔, misal titik P
2) Melalui P, buat garis yang berpotongan tegak lurus garis , misal
titik potongnya adalah Q
3) maka jarak anatar garis 𝑔 dan terlukis, yaitu 𝑃𝑄
e) Jarak antara garis dan bidang
Jika garis 𝑔 dan garis merupakan garis-garis yang sejajar (𝑔// ),
maka kita dapat
menentukan jarak antara garis 𝑔 dan sebagai berikut.
1) Ambil sebuah titik pada 𝑔, misal titik P
2) Melalui P, buat garis yang berpotongan tegak lurus garis , misal
titik potongnya adalah Q
3) maka jarak anatar garis 𝑔 dan terlukis, yaitu 𝑃𝑄
f) Jarak antara 2 bidang sejajar
Pada kubus ABCD.EFGH, jarak antara bidang ABCD dengan bidang
EFGH adalah panjang rusuk AE (atau BF atau CG atau DH). Karena
𝐴𝐸 ⊥ 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐴𝐸 ⊥ 𝐸𝐹𝐺𝐻, dengan 𝐴 ∈ 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐸 ∈ 𝐸𝐹𝐺𝐻.
Jadi jarak antara 2 bidang U dan V, 𝑈 ∥ 𝑉, adalah panjang ruas garis
PQ dengan 𝑃𝑄 ⊥ 𝑈 dan 𝑃𝑄 ⊥ 𝑉, dengan 𝑃 ∈ 𝑈 dan 𝑄 ∈ 𝑉.
g) Jarak antara 2 garis bersilangan
Untuk menentukan jarak antara dua
garis yang bersilangan 𝑔 dan , ada dua cara yang bisa digunakan,
yaitu:
(1) Membangun bidang U yang memuat g dan sejajar dengan h, lalu
menghitung jarak antara h dengan bidang U
(2) Membangun dua bidang sejajar U dan V, dengan U memuat g dan
V memuat h. Jarak antara g dan h ditentukan dengan menghitung
jarak antara bidang U dan V
Sudut dalam Ruang
a) Sudut antara dua garis
sudut antara garis g dan h yang saling bersilangan, dapat ditentukan
dengan menentukan sudut g dan h’, dengan ′ ∥ ℎ, g dan h’
berpotongan.
b) Sudut antara garis dan bidang
Ada beberapa langkah untuk menentukan sudut antara CE
dengan bidang ABCD, yaitu:
(1) Menemukan proyeksi CE pada bidang ABCD, yaitu CA.
(2) Sudut antara CE ke ABCD adalah ∠𝐸𝐶𝐴.
Jadi, untuk menentukan sudut garis g ke bidang U adalah menentukan
sudut antara garis g dan proyeksi garis g pada bidang
c) Sudut antara dua bidang
Pada ruang, bidang membatasi ruang-ruang menjadi bagian-bagian.
Dua bidang yang tidak sejajar akan memiliki persekutuan berupa
garis, dan membentuk sudut antara dua bidang.
4. Kesejajaran dan Ketegaklurusan
Kesejajaran
Teorema: sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
Jika terdapat 𝑎 dan 𝑏 dengan 𝑎 sejajar 𝑏 (𝑎//𝑏), maka kita dapat
mengkontruksi
sebuah bidang yang memuat 𝑎 dan 𝑏, sebut bidang 𝑈.
a) Dua garis Sejajar
Hubungan antara dua garis dalam ruang terdapat tiga kemungkinan,
yakni kedua garis sejajar, kedua garis berpotongan, atau kedua garis
bersilangan
b) Garis sejajar bidang
Teorema 4. Jika 𝑎 ∥ 𝑏 dan b pada V maka 𝑎 ∥ 𝑉
c) Dua bidang sejajar
kita dapat mengatakan dua bidang sejajar, dengan melihat ketentuan
sebagai berikut.
Jika (a ∥ c dan b ∥ d), a dan b berpotongan, c dan d berpotongan
maka bidang (a,b) ∥ bidang (c,d).
Jika (𝑎, 𝑏) ∶= 𝑈 dan (𝑐, 𝑑) ∶= 𝑉 , maka U ∥ V
Ketegaklurusan
(a) Garis tegak lurus bidang
Secara umum garis 𝑔 tegak lurus dengan bidang 𝑈, jika terdapat 2
garis di bidang 𝑈, sebut dan 𝑛, sehingga 𝑔 ⊥ ; 𝑔 ⊥ 𝑛 dan ∦
𝑛. Selanjutnya, akibat dari ketegaklurusan garis 𝑔 ke bidang 𝑈
adalah 𝑔 tegak lurus dengan semua garis yang ada pada bidang 𝑈.
Pada ketegaklurusan, relasi yang terjadi adalah relasi ekuivalen,
artinya sifat komutatif, sifat reflektif, dan sifat transitif berlaku
pada ketegaklurusan.
(b) Dua garis tegak lurus
Untuk dua garis yang terletak pada satu bidang, tentu tidak sulit
untuk menunjukkan ketegaklurusan antara dua garis tersebut.
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, cukup mudah menunjukkan bahwa 𝐴𝐵
⊥ 𝐵𝐹, 𝐴𝐶 ⊥ 𝐵𝐷, bahkan 𝐴𝑂 ⊥ 𝐶𝐸, dengan O perpotongan AG
dan FH. Pembuktian ketegaklurusan dua garis sebidang cukup
menggunakan kesebangunan.
“Jika 𝑎 suatu garis, 𝑉 suatu bidang, dengan 𝑎𝑉, maka 𝑎 tegak
lurus dengan semua garis yang terletak pada 𝑉”.
Hal ini memberikan jalan, jika 𝒈 dan 𝒉 masing-masing
merupakan garis dengan 𝒈 dan 𝒉 bersilangan. Untuk
menunjukkan 𝒈 ⊥ 𝒉, , cukup ditunjukkan 𝒈 ⊥ 𝑼, dimana bidang
𝑼 memuat 𝒉.
( c ) Dua bidang tegak lurus
jika garis itu tegak lurus pada dua garis berpotongan yang terletak
pada bidang. Akibat dari aturan tersebut adalah untuk
membuktikan bidang U tegak lurus bidang V, cukup dicari
sebuah garis dalam bidang U yang tegak lurus pada bidang V,
atau sebaliknya.
sebuah teorema yang menyatakan bahwa, melalui sebuah garis
g yang tegak lurus bidang U, dapat dibangun bidang-bidang V1,
V2, … yang tegak lurus dengan bidang U
Jarak dalam Ruang
a. Jarak antara 2 titik dalam ruang
b. Jarak antara titik dan garis
c. Jarak titik dan bidang
d. Jarak antara 2 garis sejajar
e. Jarak antara garis dan bidang
f. Jarak antara 2 bidang sejajar
g. Jarak antara 2 garis bersilangan
Sudut dalam Ruang
a. Sudut antara dua garis
b. Sudut antara garis dan bidang
c. Sudut antara dua bidang
Volume bangun Ruang
KB 3. Geometri Transformasi
1. Konsep Transformasi Geometri
Transformasi geometri pada bidang adalah proses mengubah setiap titik
koordinat menjadi titik koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi
tidak hanya terhadap titik tetapi
bisa juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/
tertentu.Transformasi geometri menunjukan bagaimana bangun-bangun
berubah.kedudukan atau ukurannya menurut aturan tertentu.
2. Pencerminan.
pencerminan atau refleksi adalah transformasi yang memetakan suatu
titik dengan menggunakan sifat benda dan bayangan pada cermin datar.
Macam – macam pencerminan:
a. Pencerminan Terhadap sumbu X

b. Pencerminan terhadap sumbu Y


Pa, b  sumbu y P'  a, b 
c. Pencerminan terhadap garis y = x

d. Pencerminan terhadap garis y = - x

e. Pencerminan terhadap titik asal


f. Pencerminan terhadap garis x = h

3. Translasi
Translasi adalah perpindahan atau pergeseran setiap titik dengan arah dan
jarak yang sama.
Definisi :
Suatu ruas garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu
ujungnya dinamakan (titik) pangkal dan ujung yang lain dinamakan
(titik) akhir.
Definisi :
Suatu padanan G dinamakan suatu translasi atau geseran apabila ada ruas
garis berarah AB sehingga setiap P pada bidang menjadi P’ dengan
G(P)=P’ dan PP ' ekuivalen AB
a. Translasi titik

b. Translasi garis

c. Translasi kurva

4. Rotasi.
Rotasi atau perputaran pada bidang merupakan suatu transformasi yang
memutar setiap titik pada suatu bidang.
a. Rotasi terhadap titik pusat O (0, 0)
x '  x cos   y sin  
y'  x sin   y cos 
b. Rotasi terhadap titik pusat P (a, b)
x '  a  x  a  cos    y  b sin  
y'b  x  a  sin    y  b cos 
5. Dilatasi.
Dilatasi merupakan suatu transformasi mengubah ukuran (memperbesar
atau memperkecil) bentuk bangun geometri tetapi tidak mengubah
bentuk bangun tersebut.
a. Dilatasi dengan pusat (0, 0)

b. Dilatasi dengan pusat (a, b)

6. Hasil Kali Transfromasi Geometri


a. Komposisi pencerminan
Refleksi terhadap dua garis sejajar sumbu X dapat disajikan sebagai
berikut
 0 
M y  p O M y  q  T   
 2 p  q 
 0 
M y  q O M y  p  T   
 2q  p 
b. Komposisi dilatasi
Dilatasi terhadap P, k1  dilanjutkan dengan dilatasi terhadap P, k 2 
dapat diwakili oleh suatu dilatasi yaitu P, k1 xk2  atau dapat
dituliskan
P, k1  P, k 2   Pk1  k 2 
c. Komposisi translasi

d. Komposisi rotasi

KB 4. Pembelajaran Geometri
1. Pentingnya teori belajar dlm pembelajaran geometri
Tahapan belajar menurut Bruner
 Tahap simbolik
Adalah tahapan dimana anak/ individu dalam memahami objek sudah
dapat menggunakan simbol-simbol
 Tahap ikonik
Adalah tahapan dimana anak/ individu dalam memahami objek-objek
melalui persepsi statik
 Tahap Enaktik
Adalah tahapan dimana seseorang/ anak dalam memahami objek-
objek /dunia masih menggunakan gerak/ aktivitas motorik
2. Model pembelajaran berbasis masalah
a. Discovery Learning (DL)
b. Project Based Learning (PjBL)
c. Problem Based Learning (PBL)
d. Dll
3. Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah utk Materi Geometri (dalam
RPP)
a. Fase 1 (Tahap 1)  Fase mengorientasi peserta didik pada masalah
b. Fase 2  Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
c. Fase 3  Guru membimbing penyelidikan individu/ kelompok
d. Fase 4  mengembangkan & menyajikan hasil karya
e. Fase 5  menganalisis & mengevaluasi proses pemecahan masalah
pada presentasi
4. Perangkat Pembelajaran Geometri
a. Silabus yang sudah dikembangkan
Penggalan silabus berisi :
 Identitas satuan pendidikan
 Identitas kelas
 Alokasi waktu
 Tema/konteks
 Kompetensi inti
 Kompetensi dasar
 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
 Materi pokok
 Kegiatan pembelajaran
 Penilaian
 Alokasi waktu
 Sumber belajar
b. RPP
RPP berisi :
 Satuan pendidikan
 Mata pelajaran
 Kelas/ semester
 Materi pokok
 Alokasi waktu
 Kompetensi Inti (KI)
 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
 Tujuan pembelajaran
 Materi pembelajaran
 Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
 Media, Alat dan Bahan
 Sumber Pembelajaran
 Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan, Kegiatan Inti, Kegiatan penutup
 Penilaian
Sikap, Pengetahuan, Ketrampilan
 Materi Remedial dan Pengayaan
f. Bahan ajar & sumber belajar
g. Media pembelajaran
h. Instrumen penilaian & kisi-kisi
i. Instrumen pengamatan & kisi-kisi
j. Lembar jurnal siswa/guru
k. Bahan ajar remidial & pengayaan
l. Jawaban tes/soal
m. Pedoman penskoran
5. Pelaksanaan Pembelajaran Geometri
Menerapkan RPP yang telah dirancang di dalam kelas
2 Daftar materi 1. Geometri Datar
yang sulit 2. Geometri Ruang
dipahami di - Menghitung jarak garis ke bidang
3. Geometri Transformasi
modul ini
- Hasil kali transformasi
3 Daftar materi 1. Geometri Datar
yang sering 2. Geometri Ruang
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai