Anda di halaman 1dari 14

LK 0.

1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Modul 1 Profesional

Nama : Hj. Nurul Nazmi


NIM : 2008220150

Judul Modul Modul 1 - Geometri


Judul Kegiatan 1. Geometri Datar
Belajar (KB) 2. Geometri Ruang
3. Geometri Transformasi
4. Pembelajaran Geometri
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar KB 1 - Geometri Datar
materi yang Geometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang titik, garis, dan bidang.
dipelajari Pokok-pokok Materi
1) Titik, Garis dan Bidang
- Titik adalah objek geometri yang tidak memiliki ukuran. Suatu titik direpresentasikan
dengan noktah (titik). Cara memberi nama sutau titik dengan menggunakan huruf
kapital.
- Suatu garis terbentuk dari tak berhingga titik yang tak kosong. Pada gambar tanda panah
menunjukkan garis dapat diperpanjang tak terbatas ke kedua arah. Suatu garis dapat
diberi nama menggunakan satu huruf kecil, atau menggunakan dua huruf kapital.
- Suatu ruas garis merupakan sebagian dari suatu garis yang dibatasi oleh dua titik
- Tiga buah titik dapat dilalui sebuah garis. Titik-titik ini disebut kolinear. Pada kondisi
lain, yaitu tiga titik yang tidak semuanya pada satu garis, titik-titik tersebut disebut tak-
kolinear.
- Terbentuknya suatu bidang pada geometri, selain dari tiga titik yang tak kolinear,
diakibatkan juga oleh kondisi-kondisi sebagai berikut. a. Sebuah bidang terbentuk dari
sebuah garis dan sebuah titik yang tidak terletak pada garis tersebut. b. Sebuah bidang
terbentuk dari dua buah garis yang sejajar. c. Sebuah bidang terbentuk dari dua buah
garis yang berpotongan.
2) Segitiga
- Segitiga merupakan kurva tertutup yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis yang bertemu
pada ujung-ujungnya
- Garis-garis Istimewa pada Segitiga dan melukisnya.
a. Garis Berat pada suatu segitiga Garis berat pada
suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari suatu titik
segitiga ke pertengahan sisi di depannya.
Ilustrasi garis berat sebagai berikut

Titik 𝐷 merupakan pertengahan dari 𝐴𝐵̅̅ (𝐴𝐷̅̅ = 𝐷𝐵̅),̅ maka jika ditarik garis dari titik 𝐶
ke titik 𝐷, 𝐶𝐷̅̅ adalah garis berat pada segitiga 𝐴𝐵𝐶.
b. Garis Bagi pada suatu segitiga Garis bagi pada suatu
segitiga ialah garis yang membagi suatu sudut pada segitiga
menjadi dua bagian sudut yang besarnya sama.
Ilustrasi garis bagi sebagai berikut
Jika garis 𝐶𝐷̅̅ pada segitiga 𝐴𝐵𝐶 mengakibatkan 𝑚∠𝐴𝐶𝐷 = 𝑚∠𝐵𝐶𝐷, maka 𝐶𝐷̅disebut ̅
garis bagi sudut 𝐶 (∠𝐶).
c. Garis Tinggi pada suatu Segitiga Garis tinggi pada suatu segitiga adalah garis yang
ditarik dari satu titik secara tegak lurus ke sisi di depannya atau perpanjangan sisi di
depannya

d. Garis Sumbu pada suatu Segitiga Garis sumbu pada sebuah


segitiga adalah garis yang ditarik melalui sebuah titik tengah
sisi segitiga 𝐴𝐵𝐶, dan tegak lurus dengan sisi tersebut. Lihat
gambar di bawah ini. Jika 𝑀 adalah titik tengah 𝐴𝐵, dan dibuat
garis tegak lurus 𝐴𝐵 melalui 𝑀, sebut 𝑔, maka 𝑔 adalah sumbu
dari 𝐴𝐵.

- Keliling dan Luas Suatu Segitiga

𝐾 = |𝐴𝐵| + |𝐵𝐶| + |𝐴𝐶|


𝐿 = 1 2 × |𝐴𝐵| × |𝐶𝐷|
- Kekongruenan Segitiga
Pada dua segitiga, berlaku:
1. Dua segitiga sama dan sebangun, jika dua buah sisinya dan sudut apit sisi itu sama (S-
Sd-S). (S= Sisi, Sd: Sudut)
2. Dua segitiga sama dan sebangun, jika satu sisi sama dan kedua sudut pada sisi itu
sama. (Sd-S-Sd)
3. Dua segitiga sama dan sebangun, jika satu sisinya sama, sudut pada sisi itu dan sudut
dihadapan sisi itu sama. (S-Sd-Sd)
4. Dua segitiga sama dan sebangung, jika segitiga itu siku-siku dan sebuah sisi siku-siku
dan sisi miringnya sama.
- Jika dua segitiga sama dan sebangun maka: 1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang 2.
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
3) Segiempat.
- Segi empat adalah gabungan dari empat ruas garis yang ditentukan oleh empat titik, tiga
titik di antaranya tidak segaris.
- Macam-macam Segi Empat
a. Jajargenjang
Jika jajargenjang ABCD dengan alas AB dan tinggi 𝑡,
maka Luas jajargenjang ABCD yang disimbolkan
dengan 𝐿, 𝐿 = 𝐴𝐵 × t

b. Persegi Panjang

Jika 𝐿 adalah luas daerah persegipanjang 𝐴𝐵𝐶𝐷, maka


𝐿=𝑝×𝑙
c. Belah Ketupat

Jika AC dan BD merupakan diagonal-diagonal belah ketupat ABCD, dengan 𝐴𝐶 = 𝑑1

dan 𝐵𝐷 = 𝑑2, sedangkan 𝐿 merupakan luas dari belah ketupat, maka


d. Persegi : Adalah jajargenjang yang semua sisinya sama
panjang dan satu sudutnya sikusiku. Persegi juga merupakan
persegi panjang dengan empat sisi yang kongruen.
Jika 𝐿 adalah luas dari persegi, maka 𝐿 = 𝑠 × 𝑠

e. Trapesium

Pada gambar di atas, sisi 𝐴𝐵 sejajar dengan sisi 𝐷𝐶. Sementara sisi 𝐴𝐷 dan 𝐵𝐶 tidak
sejajar. Bangun tersebut disebut dengan trapesium. Jadi trapesium adalah suatu segi
empat yang dua buah sisinya sejajar. Trapesium yang sisi tegakmya sama panjang
disebut trapesium sama kaki. Berikut gambar trapesium sama kaki

f. Layang-layang

4) Lingkaran.
- Lingkaran adalah garis lengkung (kurva) yang bertemu pada kedua ujungnya, dan
merupakan himpunan titik-titik yang jaraknya sama terhadap titik tertentu.
- Jari-jari lingkaran adalah ruas garis yang menghubungkan sebuah titik pada lingkaran
dengan titik pusat lingkaran.
Jari-jari lingkaran biasanya disimbolkan dengan 𝑟 (radius), maka |𝑂𝐴| = |𝑂𝐵| = |𝑂𝐶| = |
𝑂𝐷| = |𝑂𝐸| = r

- Tali busur lingkaran adalah ruas garis yang titik awal dan
akhirnya terletak pada lingkaran. Atau juga dapat
dikatakan tali busur merupakan ruas garis yang
menghubungkan dua titik pada lingkaran

- Ruas garis yang ditarik dari pusat dan tegak lurus tali busur, disebut apotema. Jadi
apotema ialah jarak dari titik pusat ke tali busur.
- Sebagian dari lingkaran yang terletak di antara kedua ujung tali busur 𝐴𝐵 disebut busur
- Juring dibatasi oleh dua jari jari dan busur.
- Tembereng dibatasi oleh tali busur dan busur
- Garis Singgung Lingkaran
Garis singgung adalah garis yang mempunyai persekutuan dengan lingkaran pada dua
buah titik yang berimpitan. Titik tersebut yang disebut sebagai titik singgung.

- Sudut Keliling, Sudut Pusat dan Busur Lingkaran


Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua
jari-jari lingkaran. Sudut keliling ialah sudut yang
dibentuk oleh dua tali busur yang berpotongan pada
lingkaran. Besarnya sebuah busur lingkaran adalah
besarnya sudut pusat pada busur itu.

- Luas Daerah Lingkaran : L=π r 2

KB 2 - Geometri Ruang
Pokok-pokok Materi
1) Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
Tiga buah aksioma dalam geometri ruang:
- Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis sebuah garis lurus saja.
- Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang datar mempunyai dua titik
persekutuan, maka garis lurus itu terletak seluruhnya pada bidang datar itu.
- Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik itu tidak terletak pada
sebuah garis lurus) selalu dapat dilalui oleh sebuah bidang datar.

Dari aksioma-aksioma di atas didapatlah teorema-teorema di bawah ini.


- Teorema 1. Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sembarang
- Teorema 2. Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik (di luar garis
itu)
- Teorema 3. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan

- Hubungan antara dua bidang : Dalam geometri ruang, hubungan yang mungkin terjadi
antara dua bidang adalah kedua bidang berhimpit, kedua bidang sejajar, kedua bidang
berpotongan. Pada kondisi kedua bidang berpotongan, maka titik-titkk persekutuan
antara dua bidang tersebut berupa garis, yang biasanya disebut sebagai garis potong.
- Hubungan antara dua buah garis: Dua buah garis dapat: berpotongan (terletak pada satu
bidang), sejajar (terletak pada satu bidang), atau bersilangan (tidak terletak pada satu
bidang). Jika a terletak pada bidang U, sedangkan b tidak terletak pada bidang U; b
menembus bidang U di sebuah titik P yang tidak terletak pada garis a.

- Hubungan antara garis dan bidang: terletak pada bidang, sejajar bidang, atau menembus
bidang

- Konsep persekutuan antar objek dalam ruang


a) Persekutuan antara 2 bidang

Berdasarkan kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷.EFGH. Garis AB termuat pada lebih dari satu bidang,
sehingga, 𝐴𝐵 ∈ 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐴𝐵 ∈ 𝐴𝐵𝐹𝐸. Kondisi tersebut mengakibatkan: 𝐴𝐵 ∈
(𝐴𝐵𝐶𝐷, 𝐴𝐵𝐹𝐸). Artinya garis 𝐴𝐵 merupakan garis persekutuan antara dua bidang
𝐴𝐵𝐹𝐸 dan 𝐴𝐵𝐶𝐷. Hal inilah yang mendasari sifat rusuk, bahwa rusuk merupakan
persekutuan dari 2 bidang.
b) Persekutuan antara 2 garis
Dua garis dapat memiliki persekutuan jika terletak dalam 1 bidang. Oleh sebab itu,
untuk menentukan titik persekutuan dua garis dalam ruang, langkah pertama
adalah memastikan bahwa kedua garis tersebut terletak dalam 1 bidang yang sama.
c) Persekutuan antara garis dan bidang
Hubungan antara garis dan bidang di dalam ruang sudah sedikit dibahas pada
bagian sebelumnya, yakni garis dapat sejajar bidang, garis terletak pada bidang,
dan garis memotong atau menembus bidang.
- Kesejajaran
Teorema: sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
a) Dua garis Sejajar Hubungan antara dua garis dalam ruang terdapat tiga
kemungkinan, yakni kedua garis sejajar, kedua garis berpotongan, atau kedua garis
bersilangan.
b) Garis sejajar bidang Selanjutnya berikut ini adalah aturan tentang kesejajaran antara
garis dan bidang.
Teorema 4. Jika 𝑎 ∥ 𝑏 dan b pada V maka 𝑎 ∥ V
c) Dua bidang sejajar kita dapat mengatakan dua bidang sejajar, dengan melihat
ketentuan sebagai berikut. Jika (a ∥ c dan b ∥ d), a dan b berpotongan, c dan d
berpotongan maka bidang (a,b) ∥ bidang (c,d).
Jika (𝑎, 𝑏) ∶= 𝑈 dan (𝑐, 𝑑) ∶= 𝑉 , maka U ∥ V
- Ketegaklurusan
Ada tiga hal yang dikaji pada uraian ketegaklurusan, yaitu: (a) dua garis tegak lurus; (b)
garis tegak lurus bidang; dan (c) dua bidang yang saling tegak lurus. Pada dasarnya
tegak lurus artinya memiliki ukuran sudut 90 °

2) Jarak dan Sudut dalam Ruang


a) Jarak antara 2 titik dalam ruang
Jarak antara dua titik dalam ruang, sama dengan jarak antara dua titik dalam bidang.
Jika titik 𝐴 dan titik 𝐵, dimana 𝐴 ≠ 𝐵, maka jarak antara titik 𝐴 dan titik 𝐵
merupakan panjang ruas garis AB
b) Jarak antara titik dan garis
Jika garis 𝑔 dan titik 𝑃 dimana 𝑃 tidak pada 𝑔, maka utuk menentukan jarak 𝑃 ke 𝑔
yaitu:
1) menentukan garis yang melalui 𝑃, dan tegak lurus 𝑔. Sebuah garis ℎ
2) garis ℎ dan 𝑔 berpotongan, sebut titik potongnya 𝑄
3) Jarak anatara 𝑃 dan garis 𝑔 terlukis, yaitu PQ
c) Jarak titik dan bidang
Jika 𝑃 tidak terletak pada bidang 𝑈, maka kita dapat menentukan jarak antara titik 𝑃
dengan bidang 𝑈, yaitu :
1) Melalui 𝑃, buat garis ℎ yang tegak lurus dengan bidang 𝑈.
2) Garis tersebut menembus bidang 𝑈 pada satu titik, sebut titik tembusnya 𝑄
3) Jarak 𝑃 dan bidang 𝑈 terlukis, yakni PQ
d) Jarak antara 2 garis sejajar
Jika garis 𝑔 dan garis ℎ merupakan garis-garis yang sejajar (𝑔//ℎ), maka kita dapat
menentukan jarak antara garis 𝑔 dan ℎ sebagai berikut.
1) Ambil sebuah titik pada 𝑔, misal titik P
2) Melalui P, buat garis yang berpotongan tegak lurus garis ℎ, misal titik potongnya
adalah Q
3) maka jarak antar garis 𝑔 dan ℎ terlukis, yaitu PQ
e) Jarak antara garis dan bidang
Jika garis 𝑔 dan garis ℎ merupakan garis-garis yang sejajar (𝑔//ℎ), maka kita dapat
menentukan jarak antara garis 𝑔 dan ℎ sebagai berikut.
1) Ambil sebuah titik pada 𝑔, misal titik P
2) Melalui P, buat garis yang berpotongan tegak lurus garis ℎ, misal titik potongnya
adalah Q
3) maka jarak anatar garis 𝑔 dan ℎ terlukis, yaitu PQ
f) Jarak antara 2 bidang sejajar : Jarak antara 2 bidang U dan V, 𝑈 ∥ 𝑉, adalah panjang
ruas garis PQ dengan 𝑃𝑄 ⊥ 𝑈 dan 𝑃𝑄 ⊥ 𝑉, dengan 𝑃 ∈ 𝑈 dan 𝑄 ∈ 𝑉.
g) Jarak antara 2 garis bersilangan : Membangun dua bidang sejajar U dan V, dengan
U memuat g dan V memuat h. Jarak antara g dan h ditentukan dengan menghitung
jarak antara bidang U dan V
- Sudut dalam Ruang
Sudut dalam ruang terjadi pada , yaitu: (a) sudut antar dua garis; (b) sudut antara garis
dan bidang; dan (3) sudut antara dua bidang atau lebih. Pembahasan materi tentang sudut
dalam ruang yang besarnya 90 ° berada pada topik ketegaklurusan.

KB 3 - Geometri Transformasi
Pokok-Pokok Materi :
1. Konsep Transformasi Geometri
Transformasi geometri pada bidang adalah proses mengubah setiap titik koordinat
menjadi titik koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi tidak hanya terhadap
titik tetapi bisa juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/ tertentu.
2. Pencerminan
Definisi: Suatu pencerminan pada sebuah garis 𝑠 adalah suatu fungsi 𝑀𝑠 yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang sebagai berikut:
(i) Jika 𝑃 ∈ 𝑠 maka 𝑀𝑠 (𝑃) = 𝑃

(ii) Jika 𝑃 ∉ 𝑠 maka 𝑀𝑠 (𝑃) = 𝑃’ sehingga garis 𝑠 adalah sumbu PP'

a) Pencerminan Terhadap Sumbu x

b) Pencerminan Terhadap Sumbu y


c) Pencerminan Terhadap Garis y = x

d) Pencerminan Terhadap Garis 𝒚 = −x

e) Pencerminan Terhadap Titik Asal


f) Pencerminan Terhadap Garis 𝒙 = h

g) Pencerminan Terhadap Garis 𝒚 = k

h) Pencerminan Terhadap Titik (𝒎,𝒏)


3. Translasi
Translasi adalah perpindahan atau pergeseran setiap titik dengan arah dan jarak yang
sama.

a) Translasi Titik

b) Translasi Garis

c) Translasi Kurva

4. Rotasi
a) Rotasi terhadap Titik Pusat O(0,0)

b) Rotasi terhadap titik pusat P(a,b)

5. Dilatasi
Dilatasi dapat diartikan sebagai perkalian. Ada juga yang mengartikan dilatasi sebagai
perbanyakan. Dilatasi merupakan suatu transformasi geometri yang mengubah ukuran
suatu bangun tetapi tidak mengubah bentuk bangun yang bersangkutan.
a) Dilatasi dengan Pusat (0,0)
b) Dilatasi dengan Pusat (a,b)

6. Hasil Kali Transfromasi Geometri


Hasil kali transformasi atau komposisi transformasi adalah transformasi yang diperoleh
dari gabungan dua transformasi atau lebih. Misal titik P ditransformasikan pertama oleh
T1 dilanjutkan oleh T2, bayangannya diperoleh dengan cara menentukan bayangan P
terhadap T1 adalah P’, dilanjutkan bayangan P' oleh transformasi T 2 sehingga
menghasilkan bayangan P". Titik P" ini merupakan bayangan dari titik P yang
ditransformasikan oleh T1 dilanjutkan dengan transformasi T2.
a) Komposisi Pencerminan

b) Komposisi Dilatasi

c) Komposisi Translasi
d) Komposisi Rotasi

KB 4 - Pembelajaran Geometri

Pokok-pokok materi :
1. Pentingnya Teori Belajar dalam Pembelajaran Geometri
- Teori Bruner yang terdiri dari tiga tahapan belajar yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik.
- Aplikasi teori Bruner dalam pembelajaran geometri salah satu cara adalah memulai
pembelajaran dengan dari tahap berpikir simbolik (tahap berpikir yang paling tinggi).
Apabila peserta didik masih kesulitan, guru harus menurunkan pada tahap ikonik,
bahkan tahap enaktif.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
- Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai konteks pembelajaran. Masalah yang
disajikan dapat berupa masalah nyata yang tidak terstruktur (ill-structured) atau masalah
terbuka (open-ended).
- Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus
mengembangkan pengetahuannya.
- Prinsip utama pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan masalah nyata sebagai
sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
keterampilan menyelesaikan masalah dan serta mengembangkan pengetahuan
- Sintak atau fase-fase dari PBL meliputi 5 fase atau tahapan sebagai berikut.
Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Fase 3: Mengambangkan penyelidikan individu atau kelompok
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan mempamerkannya
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
3. Perangkat Pembelajaran Berbasi Masalah untuk Materi Geometri
- Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didefinisikan sebagai suatu rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan ataupun lebih.
- Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses, kegiatan
pembelajaran atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup

2 Daftar materi Materi yang sulit dipahami di modul ini:


yang sulit
dipahami di KB 1 – Geometri Datar
modul ini Menentukan luas yang diarsir dari berbagai gabungan atau potongan bangun datar

KB 2 – Geometri Ruang
Menghitung jarak dua garis bersilangan

KB 3 – Geometri Transformasi
Transformasi kurva

KB 4 – Pembelajaran Geometri
Model pembelajaran berbasis masalah

3 Daftar materi Materi yang sering mengalami miskonsepsi:


yang sering
mengalami KB 1 – Geometri Datar
miskonsepsi Menyelesaikan soal gabungan dari bangun datar

KB 2 – Geometri Ruang
Menghitung jarak titik ke garis, jarak garis ke bidang, dan besar sudut pada bangun ruang.

KB 3 – Geometri Transformasi
Menyelesaikan soal komposisi transformasi

KB 4 – Pembelajaran Geometri
Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

Anda mungkin juga menyukai