Titik 𝐷 merupakan pertengahan dari 𝐴𝐵̅̅ (𝐴𝐷̅̅ = 𝐷𝐵̅),̅ maka jika ditarik garis dari titik 𝐶
ke titik 𝐷, 𝐶𝐷̅̅ adalah garis berat pada segitiga 𝐴𝐵𝐶.
b. Garis Bagi pada suatu segitiga Garis bagi pada suatu
segitiga ialah garis yang membagi suatu sudut pada segitiga
menjadi dua bagian sudut yang besarnya sama.
Ilustrasi garis bagi sebagai berikut
Jika garis 𝐶𝐷̅̅ pada segitiga 𝐴𝐵𝐶 mengakibatkan 𝑚∠𝐴𝐶𝐷 = 𝑚∠𝐵𝐶𝐷, maka 𝐶𝐷̅disebut ̅
garis bagi sudut 𝐶 (∠𝐶).
c. Garis Tinggi pada suatu Segitiga Garis tinggi pada suatu segitiga adalah garis yang
ditarik dari satu titik secara tegak lurus ke sisi di depannya atau perpanjangan sisi di
depannya
b. Persegi Panjang
e. Trapesium
Pada gambar di atas, sisi 𝐴𝐵 sejajar dengan sisi 𝐷𝐶. Sementara sisi 𝐴𝐷 dan 𝐵𝐶 tidak
sejajar. Bangun tersebut disebut dengan trapesium. Jadi trapesium adalah suatu segi
empat yang dua buah sisinya sejajar. Trapesium yang sisi tegakmya sama panjang
disebut trapesium sama kaki. Berikut gambar trapesium sama kaki
f. Layang-layang
4) Lingkaran.
- Lingkaran adalah garis lengkung (kurva) yang bertemu pada kedua ujungnya, dan
merupakan himpunan titik-titik yang jaraknya sama terhadap titik tertentu.
- Jari-jari lingkaran adalah ruas garis yang menghubungkan sebuah titik pada lingkaran
dengan titik pusat lingkaran.
Jari-jari lingkaran biasanya disimbolkan dengan 𝑟 (radius), maka |𝑂𝐴| = |𝑂𝐵| = |𝑂𝐶| = |
𝑂𝐷| = |𝑂𝐸| = r
- Tali busur lingkaran adalah ruas garis yang titik awal dan
akhirnya terletak pada lingkaran. Atau juga dapat
dikatakan tali busur merupakan ruas garis yang
menghubungkan dua titik pada lingkaran
- Ruas garis yang ditarik dari pusat dan tegak lurus tali busur, disebut apotema. Jadi
apotema ialah jarak dari titik pusat ke tali busur.
- Sebagian dari lingkaran yang terletak di antara kedua ujung tali busur 𝐴𝐵 disebut busur
- Juring dibatasi oleh dua jari jari dan busur.
- Tembereng dibatasi oleh tali busur dan busur
- Garis Singgung Lingkaran
Garis singgung adalah garis yang mempunyai persekutuan dengan lingkaran pada dua
buah titik yang berimpitan. Titik tersebut yang disebut sebagai titik singgung.
KB 2 - Geometri Ruang
Pokok-pokok Materi
1) Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
Tiga buah aksioma dalam geometri ruang:
- Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis sebuah garis lurus saja.
- Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang datar mempunyai dua titik
persekutuan, maka garis lurus itu terletak seluruhnya pada bidang datar itu.
- Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik itu tidak terletak pada
sebuah garis lurus) selalu dapat dilalui oleh sebuah bidang datar.
- Hubungan antara dua bidang : Dalam geometri ruang, hubungan yang mungkin terjadi
antara dua bidang adalah kedua bidang berhimpit, kedua bidang sejajar, kedua bidang
berpotongan. Pada kondisi kedua bidang berpotongan, maka titik-titkk persekutuan
antara dua bidang tersebut berupa garis, yang biasanya disebut sebagai garis potong.
- Hubungan antara dua buah garis: Dua buah garis dapat: berpotongan (terletak pada satu
bidang), sejajar (terletak pada satu bidang), atau bersilangan (tidak terletak pada satu
bidang). Jika a terletak pada bidang U, sedangkan b tidak terletak pada bidang U; b
menembus bidang U di sebuah titik P yang tidak terletak pada garis a.
- Hubungan antara garis dan bidang: terletak pada bidang, sejajar bidang, atau menembus
bidang
Berdasarkan kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷.EFGH. Garis AB termuat pada lebih dari satu bidang,
sehingga, 𝐴𝐵 ∈ 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐴𝐵 ∈ 𝐴𝐵𝐹𝐸. Kondisi tersebut mengakibatkan: 𝐴𝐵 ∈
(𝐴𝐵𝐶𝐷, 𝐴𝐵𝐹𝐸). Artinya garis 𝐴𝐵 merupakan garis persekutuan antara dua bidang
𝐴𝐵𝐹𝐸 dan 𝐴𝐵𝐶𝐷. Hal inilah yang mendasari sifat rusuk, bahwa rusuk merupakan
persekutuan dari 2 bidang.
b) Persekutuan antara 2 garis
Dua garis dapat memiliki persekutuan jika terletak dalam 1 bidang. Oleh sebab itu,
untuk menentukan titik persekutuan dua garis dalam ruang, langkah pertama
adalah memastikan bahwa kedua garis tersebut terletak dalam 1 bidang yang sama.
c) Persekutuan antara garis dan bidang
Hubungan antara garis dan bidang di dalam ruang sudah sedikit dibahas pada
bagian sebelumnya, yakni garis dapat sejajar bidang, garis terletak pada bidang,
dan garis memotong atau menembus bidang.
- Kesejajaran
Teorema: sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
a) Dua garis Sejajar Hubungan antara dua garis dalam ruang terdapat tiga
kemungkinan, yakni kedua garis sejajar, kedua garis berpotongan, atau kedua garis
bersilangan.
b) Garis sejajar bidang Selanjutnya berikut ini adalah aturan tentang kesejajaran antara
garis dan bidang.
Teorema 4. Jika 𝑎 ∥ 𝑏 dan b pada V maka 𝑎 ∥ V
c) Dua bidang sejajar kita dapat mengatakan dua bidang sejajar, dengan melihat
ketentuan sebagai berikut. Jika (a ∥ c dan b ∥ d), a dan b berpotongan, c dan d
berpotongan maka bidang (a,b) ∥ bidang (c,d).
Jika (𝑎, 𝑏) ∶= 𝑈 dan (𝑐, 𝑑) ∶= 𝑉 , maka U ∥ V
- Ketegaklurusan
Ada tiga hal yang dikaji pada uraian ketegaklurusan, yaitu: (a) dua garis tegak lurus; (b)
garis tegak lurus bidang; dan (c) dua bidang yang saling tegak lurus. Pada dasarnya
tegak lurus artinya memiliki ukuran sudut 90 °
KB 3 - Geometri Transformasi
Pokok-Pokok Materi :
1. Konsep Transformasi Geometri
Transformasi geometri pada bidang adalah proses mengubah setiap titik koordinat
menjadi titik koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi tidak hanya terhadap
titik tetapi bisa juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/ tertentu.
2. Pencerminan
Definisi: Suatu pencerminan pada sebuah garis 𝑠 adalah suatu fungsi 𝑀𝑠 yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang sebagai berikut:
(i) Jika 𝑃 ∈ 𝑠 maka 𝑀𝑠 (𝑃) = 𝑃
a) Translasi Titik
b) Translasi Garis
c) Translasi Kurva
4. Rotasi
a) Rotasi terhadap Titik Pusat O(0,0)
5. Dilatasi
Dilatasi dapat diartikan sebagai perkalian. Ada juga yang mengartikan dilatasi sebagai
perbanyakan. Dilatasi merupakan suatu transformasi geometri yang mengubah ukuran
suatu bangun tetapi tidak mengubah bentuk bangun yang bersangkutan.
a) Dilatasi dengan Pusat (0,0)
b) Dilatasi dengan Pusat (a,b)
b) Komposisi Dilatasi
c) Komposisi Translasi
d) Komposisi Rotasi
KB 4 - Pembelajaran Geometri
Pokok-pokok materi :
1. Pentingnya Teori Belajar dalam Pembelajaran Geometri
- Teori Bruner yang terdiri dari tiga tahapan belajar yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik.
- Aplikasi teori Bruner dalam pembelajaran geometri salah satu cara adalah memulai
pembelajaran dengan dari tahap berpikir simbolik (tahap berpikir yang paling tinggi).
Apabila peserta didik masih kesulitan, guru harus menurunkan pada tahap ikonik,
bahkan tahap enaktif.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
- Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai konteks pembelajaran. Masalah yang
disajikan dapat berupa masalah nyata yang tidak terstruktur (ill-structured) atau masalah
terbuka (open-ended).
- Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus
mengembangkan pengetahuannya.
- Prinsip utama pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan masalah nyata sebagai
sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
keterampilan menyelesaikan masalah dan serta mengembangkan pengetahuan
- Sintak atau fase-fase dari PBL meliputi 5 fase atau tahapan sebagai berikut.
Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Fase 3: Mengambangkan penyelidikan individu atau kelompok
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan mempamerkannya
Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
3. Perangkat Pembelajaran Berbasi Masalah untuk Materi Geometri
- Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didefinisikan sebagai suatu rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan ataupun lebih.
- Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses, kegiatan
pembelajaran atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup
KB 2 – Geometri Ruang
Menghitung jarak dua garis bersilangan
KB 3 – Geometri Transformasi
Transformasi kurva
KB 4 – Pembelajaran Geometri
Model pembelajaran berbasis masalah
KB 2 – Geometri Ruang
Menghitung jarak titik ke garis, jarak garis ke bidang, dan besar sudut pada bangun ruang.
KB 3 – Geometri Transformasi
Menyelesaikan soal komposisi transformasi
KB 4 – Pembelajaran Geometri
Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah