2. Segitiga
Segitiga: Gabungan dari tiga segmen/ruas
garis yang titik - titiknya tidak kolinier
Titik sudut : Pertemuan ujung - ujung ruas
garis
Definisi2.2.1 :
Garis Berat Pada Suatu Segitiga
Garis berat pada suatu segitiga adalah garis
yang ditarik dari suatu titik segitiga
kepertengahan sisi didepannya
Definisi2.2.2 :
Garis Bagi Pada Suatu Segitiga
Garis bagi pada suatu segitiga adalah garis
yangmembagi suatu sudut pada segitiga
menjadi dua bagiansudutyang besarnya sama.
Definisi2.2.3 :
Garis Tinggi Pada Suatu Segitiga
Garis tinggi pada suatu segitiga adalah garis
yang ditarik dari satu titik secara tegak lurus
ke sisi didepannya atau perpanjangan sisi
didepannya
3. Segi empat
Gabungan dari empat ruas garis yang ditentukan
oleh empat titik, tiga titik diantaranya tidak
segaris
Jajargenjang:
Segiempat yang sisi-sisinya sepasang -
sepasang sejajar
Persegi panjang:
Suatu jajaran genjang yang salah satu
sudutnya siku-siku
Belahketupat:
Jajaran genjang sedemikian hingga dua
sisi yangberurutan sama panjang
Persegi :
Jajaran genjang yang semua sisinya sama
panjang dan satu sudutnya siku-siku
Trapesium :
Bangun segiempat yang dua sisinya
sejajar, sisi yang lain tidak harus sejajar.
Layang–layang:
Bangun datar segi empat yang memiliki
dua pasang berbeda sisi berdekatan sama
panjang
a) Keliling segitiga
b) Luas segitiga
c) Kekongruenan segitiga
Dua segitiga sama dan sebangun, jika dua
buah sisinya dan sudut apit sisi itu sama
(S-Sd-S). (S=Sisi, Sd: Sudut)
Dua segitiga sama dan sebangun, jika
satu sisi sama dan kedua sudut pada sisi
itusama. (Sd-S-Sd)
Dua segitiga sama dan sebangun, jika
satu sisinya sama, sudut pada sisi itu dan
sudut dihadapan sisi itu sama.(S-Sd-Sd)
Dua segitiga sama dan sebangun, jika
segitiga itu siku-siku dan sebuah sisi
siku-siku dan sisi miringnya sama.
5. Lingkaran
Definisi:
Lingkaran adalah garis lengkung (kurva) yang
bertemupada kedua ujungnya, dan
merupakan himpunan titik-titik yang
jaraknya sama terhadap titik tertentu.
Definisi:
Jari – jari lingkaran adalah ruas garis
yangmenghubungkan sebuah titik pada
lingkaran dengantitikpusat lingkaran.
Talibusur :
Ruas garis yang menghubungkan dua titik
padalingkaran
Apotema:
Ruasgarisyangditarikdaripusatdan
tegaklurustalibusur
KB 2. GEOMETRI RUANG
Modul dikemas dalam empat sub kajian dengan
urutan sebagai berikut:
Sub Kajian 1 : Kedudukan Titik, Garis dan
Bidang dalam Ruang
Sub Kajian 2 : Jarak dalam Ruang
Sub Kajian 3 : Sudut dalam Ruang
Sub Kajian 4 : Volume Bangun Ruang
2. Pencerminan
Pencerminan(refleksi):
Transformasi yang memetakan suatu titik
dengan menggunakan sifat benda dan
bayangan pada cermin datar
Macam–macamPencerminan
Pencerminan Terhadap sumbuX
P(a,b) sumbu x P'(a,-b)
Pencerminan terhadap sumbu Y
P(a,b) sumbu y P'(-a,b)
Pencerminanterhadap garis y=x
P(a,b )sumbu y = x P'(b,a)
Pencerminan terhadap garis y =-x
P(a,b)sumbuy=-xP'(-b,-a)
Pencerminan terhadap titik awal
P(a,b) O (0,0) P'(-a,-b)
Pencerminan terhadap garis x=h
P(a,b )sumbu x=h P'(2h-a,b)
Pencerminan terhadap garis y=k
P(a,b) sumbu y=k P'(a,2k-b)
Pencerminan terhadap titik (m,n)
P(a,b) titik (a,b) P'(2m-a,2n-b)
3. Translasi
Translasi:
Perpindahan (pergeseran) setiap titik dengan
arah dan jarak yang sama.
4. Rotasi
Rotasi terhadap titik pusat O (0,0)
x ' =xcos(q)-ysin(q)
y'=xsin(q)+ycos(q)
Rotasi terhadap titik pusat P(a,b)x ' -a = (x - a)
cos(q ) - (y - b) sin (q )y'-b=(x-a)sin(q)+(y-b)cos(q)
5. Dilatasi
Dilatasi:
Perbesaran
Dilatasi dengan pusat(0,0)
A(x,y)[(0,0),k]A'(kx,ky)
Dilatasi dengan pusat(a,b)
A(x,y)[(a,b),k]A'(k(x-a)+a,k(y-b)+b)
2) RPP
RPP berisi :
Satuan pendidikan
Matapelajaran
Kelas/semester
Materi pokok
Alokasi waktu
Kompetensi Inti(KI)
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Pencapaian Kompetensi(IPK)
Tujuan pembelajaran
Materi pembelajaran
Model, Pendekatan dan Metode
Pembelajaran
Media, Alat dan Bahan
Sumber Pembelajaran
Langkah – langkah Pembelajaran
Pendahuluan, Kegiatan Inti, Kegiatan
penutup
Penilaian
Sikap, Pengetahuan, Ketrampilan
Materi Remedial dan Pengayaan
3) Bahan ajar & sumber belajar
4) Media pembelajaran
5) Instrumen penilaian & kisi-kisi
6) Instrumen pengamatan & kisi-kisi
7) Lembar jurnal siswa/guru
8) Bahan ajar remidial & pengayaan
9) Jawaban tes/soal
10) Pedoman penskoran
1. Bentuk Aljabar
Definisi 1.1
Bentuk Aljabar adalah suatu bentuk matematika
yang dalam penyajiannyamemuat huruf-huruf
untuk mewakili bilangan yang belum diketahui.
Dalam suatu bentuk aljabar terdapat unsur-
unsur aljabar yang meliputi:
Suku
bagian dari bentuk aljabar yang dipisah
dengan tanda atau +.
Faktor
bilangan yang membagi bilangan lain atau
hasil kali.
Koefisien
faktor bilangan pada hasil kali dengan
suatu peubah.
Konstanta
lambang yang menyatakan bilangan
tertentu (bilangan konstan/tetap)
Suku sejenis dan suku tidak sejenis
Suku sejenis memiliki peubah dan pangkat
dari peubah yang sama. Jika
berbeda,disebut dengan suku tidak sama
atau suku tidak sejenis.
a. Operasi Bentuk Aljabar
Operasi hitung aljabar meliputi:
Penjumlahan
Pengurangan
Perkalian
Pembagian
Sifat-sifat operasi hitung pada bilangan riil:
Sifat Komutatif penjumlahan
a+b=b+a
Sifat asosiatif penjumlahan
a + (b + c) = (a + b) + c
Sifat komutatif perkalian
a×b=b×a
Sifat asosiatif perkalian
a × (b × c) = (a × b) × c
Sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan
a × (b ± c) = (a × b) ± (a × c)
b. Pertidaksamaan
Pertidaksaman adalah kalimat matematika
yang dibangun dengan menggunakan satu
atau lebih simbol untuk
membandingkan kuantitas.
3. Matriks Transformasi
a. Refleksi adalah transformasi pada dan
yang memetakan titik ke bayangan
simetrisnya terhadap garis atau bidang
Refleksi terhadap sumbu
Refleksi terhadap garis
Refleksi terhadap garis
Refleksi terhadap bidang
Refleksi terhadap bidang
b. Rotasi adalah transformasi yang me
rotasikan setiap vektor di sebesar sudut
tetap disebut transformasi rotasi pada
c. Translasi adalah transformasi yang
memindahkan (menggeser) setiap titik di
menurut besar dan arah yang tetap
d. Dilatasi adalah jika koordinat xdari setiap
titik pada bidang dikalikan konstanta
positif , maka efeknya adalah memperkecil
atau memperbesar setiap gambar bidang
pada arah-x
KB 3. Program Linear
KB 4. Pembelajaran Aljabar
1. Teori belajar
Menurut Bruner, untuk pengetahuan
dibentuk melalui tahapan enaktif, ikonik,
ddan simbolik.
3. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 menggunakan istilah
yang dikenal sebagai 4Cs (critical thinking,
communication, collaboration, and creativity),
adalah empat keterampilan yang telah
diidentifikasi sebagai keterampilan abad ke-21
(P21) sebagai keterampilan yang sangat
penting dan diperlukan untuk pendidikan
abad ke-21. Keterampilan tersebut antara lain:
a. Kreativitas berpikir dan inovasi
Peserta didik dapat menghasilkan,
mengembangkan, dan
mengimplementasikan ide-ide mereka
secara kreatif baik secara mandiri maupun
berkelompok.
b. Berpikir kritis dan pemecahan masalah
Peserta didik dapat mengidentifikasi,
menganalisis, menginterpretasikan, dan
mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi,
klaim dan data-data yang tersaji secara
luas melalui pengkajian secara mendalam,
serta merefleksikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Komunikasi
Peserta didik dapat mengkomunikasikan
ide-ide dan gagasan secara efektif
menggunakan media lisan, tertulis,
maupun teknologi.
d. Kolaborasi
Peserta didik dapat bekerja sama dalam
sebuah kelompok dalam memecahkan
permasalahan yang ditemukan.
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Garis besar KB1. Fungsi Trigonometri
materi yang
dipelajari Modul dikemas dalam tiga sub kajian dengan urutan
sebagai berikut:
Sub Kajian 1 : Identitas Trigonometri
Sub Kajian 2 : Invers Fungsi Trigonometri
Sub Kajian 3 : Rumus Jumkah dan Selisih Fungsi
Trigonometri
Teorema 2.1
Jika 𝑓: → fungsi injektif, maka:
(a) fungsi 𝑓−1 ada, dan
(b) 𝐷𝑓−1 = 𝑓
3. Limit Fungsi
Definisi Limit (Definisi 2.15)
Nilai 𝑓 maksudnya adalah jika
mendekati tetapi tidak sama dengan , maka 𝑓( )
mendekati .
Definisi 2.16
Limit fungsi 𝑓 bernilai untuk → ditulis
𝑓 , jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀> 0
terdapat 𝛿> 0 sedemikian hingga |𝑓( ) − | <𝜀, jika 0 <
| − | <𝛿, yaitu
0 < | − | <𝛿⇒ |𝑓( ) − | <𝜀.
Teorema 2.3
Nilai limit suatu fungsi adalah tunggal, yaitu jika
𝑓 dan 𝑓 , maka = .
Teorema 2.4
Dipunyai 𝑓 , , dan 𝐾
sembarang bilangan real.
(a) (𝑓 )
(b) 𝐾 𝑓 𝐾
(c) (𝑓 )
(d) , jika ≠ 0.
Teorema 2.7
Prinsip Apit Dipunyai fungsi-fungsi 𝑓, , ℎ terdefinisi
pada selang buka ⊂ℝ bilangan real yang memuat .
Jika 𝑓( ) ≤ ( ) ≤ ℎ( ) untuk setiap ∈ dan
𝑓 maka
4. Limit Sepihak
Teorema 2.11
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, ⊂ℝ, dan ∈ . Nilai 𝑓
ada dan bernilai jika dan hanya jika 𝑓
𝑓
6. Kekontinuan Fungsi
Definisi 2.23
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, dan ∈ . Fungsi 𝑓 dikatakan
kontinu di titik jika dan hanya jika
𝑓 𝑓
Berdasarkan definisi tersebut, ada tiga syarat untuk
suatu fungsi dikatakan kontinu, yaitu
1. 𝑓 ada
2. 𝑓( ) ada (yaitu ada dalam domain 𝑓)
3. 𝑓 𝑓
Definisi 3.2.
Turunan dari fungsi 𝑓 adalah fungsi 𝑓′ dengan
𝑓 𝑓
𝑓
Jika 𝑓, merupakan fungsi-fungsi yang mempunyai
turunan maka berlaku:
Teorema 3.6.
Turunan fungsi trigonometri diberikan berikut ini.
Teorema 3.11.
Aplikasi Turunan
Teorema 3.16.
Dipunyai 𝑓: → ℝ, ⊆ℝ, dan 𝑓 ′ ( ) ada untuk setiap ∈
kecuali mungkin di titik-titik ujungnya.
1) Jika 𝑓 ′ ( ) > 0 untuk setiap ∈ yang bukan di titik
ujung maka grafik 𝑓 naik pada .
2) Jika 𝑓 ′ ( ) < 0 untuk setiap ∈ yang bukan di titik
ujung maka grafik 𝑓 turun pada .
Teorema 3.18.
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, ⊆ℝ, 𝑓 kontinu pada , dan 𝑓 ′ ( )
ada pada kecuali mungkin di titik-titik ujungnya.
(a) Grafik 𝑓 cekung ke atas pada apabila 𝑓 ′′( ) > 0
untuk setiap ∈ yang bukan titik ujung .
(b) Grafik 𝑓 cekung ke bawah pada apabila 𝑓 ′′( ) < 0
untuk setiap ∈ yang bukan titik ujung .
Teorema 3.19. (Uji Turunan Kedua)
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, ⊆ℝ, dan ∈ . Jika 𝑓 ′ ( ) dan 𝑓
′′( ) ada pada maka:
(a) 𝑓 ′′( ) < 0 ⇒𝑓( ) suatu maksimum relatif 𝑓
(b) 𝑓 ′′( ) > 0 ⇒𝑓( ) suatu minimum relatif 𝑓
(c) 𝑓 ′′( ) = 0 ⇒ tidak ada kesimpulan
KB. 4 Antiturunan, Integral, dan Aplikasi Integral
1. Antiturunan
Definisi 4.1
Dipunyai 𝐹: ⟶ dan 𝑓: ⟶ . Jika 𝐹 ′ ( ) = 𝑓( ) untuk
setiap ∈ maka 𝐹 disebut suatu anti turunan 𝑓 pada
selang
Teorema 4.1
Jika sebarang bilangan rasional kecuali −1, maka
∫ 𝐶
Teorema 4.2
∫ sin = − cos + 𝐶 dan ∫ cos = sin +C
Teorema 4.4
Diberikan 𝑓 fungsi yang diferensiabel dan bilangan
rasional dengan ≠ −1, maka: ∫ 𝑓 𝑓
𝐶 , 𝐶 konstanta.
3. Integral Tertentu
Definisi integral tertentu sebagai limit jumlah
Riemann:
Definisi 4.4
Dipunyai fungsi 𝑓:[ , ] → ℝ.
Jika ‖ ‖ ∑ 𝑓 𝑡 ada, maka dikatakan fungsi
f terintegralkan secara Riemann pada selang [ , ].
Selanjutnya ditulis ‖ ‖ ∑ 𝑓 𝑡 ∫ 𝑓
disebut integral tertentu (integral Riemann) fungsi 𝑓
dari ke .
Teorema 4.9
∫ ∑
‖ ‖
Teorema 4.10
∫ 𝐾 ∑𝐾 𝐾
‖ ‖
4. Aplikasi Integral
a. Luas Daerah pada Bidang Datar
Definisi 4.6
Luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi 𝑓 dan
𝑓
∫ 𝑓
Definisi 4.7
Luas daerah yang dibatasi dua grafik fungsi 𝑓 dan
∫ 𝑓
Teorema 4.21
Luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi 𝑓 dan
𝑓( ) < 0
∫ 𝑓
𝑉 𝑉 ∑𝜋 𝑓 𝑡 𝜋∫ 𝑓
‖ ‖
𝑉 𝑉 𝜋∫
𝑉 𝑉 𝜋∫ 𝑓
𝜋 ∫𝑓 √ 𝑓
B. Permutasi
1. Notasi faktorial Untuk setiap
bilangan asli, didefinisikan :
4. Permutasi siklis
Banyaknya permutasi siklis dari n unsur
tersebut dirumuskan dengan :
C. Kombinasi
Suatu kombinasi unsur yang diambil dari
unsur yang tersedia (tiap unsur tersebut
berbeda) adalah suatu pilihan dari unsur
tadi tanpa memperhatikan urutannya. Kata
kunci yang membedakan antara kombinasi
dan permutasi adalah memperhatikan atau
tidak memperhatikan urutan. Banyaknya
kombinasi unsur yang diambil dari
unsur yang tersedia dengan ≤
dirumuskan dengan:
1. Kombinasi dengan Pengulangan adalah
memilih ( − 1) tempat dari + − 1 tempat
yang tersedia. Banyaknya cara adalah
2. Binom Newton
Jika ( + ) kita jabarkan akan didapat
rumus sebagai berikut :
( + ) = 𝐶 ( ) ( )0 + 𝐶1( ) − 1( )1 + 𝐶2( ) −
2( )2 + + 𝐶 − 1( )1( ) − 1 + 𝐶 ( )0( )
𝑃
Dengan :
P(A) = Peluang muncul A
n(A) = banyaknya titik sampel kejadian A
n(S) = banyaknya titik sampel pada
ruang sampel S
B. Frekuensi Harapan
Frekuensi Harapan adalah suatu kejadian
pada suatu percobaan adalah hasil kali
peluang dengan frekuensi percobaan A,
dinyatakan dengan rumus :
E. Kejadian majemuk
Kejadian majemuk terjadi apabila ada
kejadian atau percobaan yang terjadi lebih
dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian
baru.
3. Peluang Bersyarat
Jika A dan B adalah dua kejadian dalam
ruang sampel S dan P(A) ≠ 0, maka peluang
bersyarat dari B yang diberikan A
didefinisikan sebagai :
A. Distribusi Frekuensi
Ada beberapa cara menyusun data, yaitu:
Distribusi Data adalah Susunan dari
suatu data
Distribusi Frekuensi kuantitatif adalah
penyusunan data menurut besarnya
(kuantitasnya).
Distribusi Frekuensi kualitatif adalah
penyusunan data menurut kualitasnya
(kategorinya).
Runtun waktu (time series), yaitu
penyusunan data menurut waktu
terjadinya.
Distribusi spasial, yaitu penyusunan
data menurut tempat geografisnya. Di
sini hanya akan dibahas cara
penyusunan distribusi frekuensi
kuantitatif dan pembuatan grafiknya
b) Poligon
Cara menggambar Poligon :
Absis : titik tengah interval kelas
Ordinat : frekuensi interval
kelas.
Hubungkan titik-titik tersebut
dengan garis lurus
c) Ogive
Grafik ini merupakan penghalusan
poligon. Cara menggambar distribusi
kumulatif:
absis: batas interval kelas
ordinat: frekuensi interval kelas
Hubungkan antar titik-titik
tersebut.
B. Ukuran Pemusatan
Dari sekumpulan data adalah nilai tunggal
yang representatif bagi keseluruhan nilai
data atau dapat menggambarkan distribusi
data itu, khususnya dalam hal letaknya
(lokasinya)
1. Mean dan Mean Terbobot
a. Mean data tidak dikelompokkan
Mean dari sekumpulan observasi
adalah jumlah semua observasi
dibagi banyak observasi. Jika suatu
sampel berukuran n dengan elemen
x1, x2, ..., xn maka mean sampel
adalah :
Atau
∑
̅
Misal v1, v2, ... , vk adalah himpunan
k nilai dan w1, w2, ..., wk bobot yang
diberikan kepada mereka maka
mean terbobot adalah
∑
∑
Median = Md = Lmd +
Dengan : Lmd : batas bawah interval
median
N : banyak data
F : jumlah frekuensi interval-
interval
sebelum interval median
fmd : frekuensi interval median
c : lebar interval
3. Kuartil
Kuartil dari sekumpulan data adalah
nilai-nilai yang membagi empat
secara sama dari sekumpulan data
itu setelah diurutkan menurut
besarnya.
a. Data tidak dikelompokkan
b. Data dikelompokkan
Kuartil I : K1 = LK1+
Kuartil II : K2 =Median = Md =
Lmd+
4. Modus
Modus dari sekumpulan data adalah
nilai yang sering muncul atau nilai
yang mempunyai frekuensi tertinggi
dalam kumpulan data itu.
a. Data tidak dikelompokkan
b. Data dikelompokkan
Modus =
dengan
Lmo : batas bawah interval modus
a : beda frekuensi antara interval modus
dengan
interval sebelumnya
b : beda frekuensi antara interval modus
dengan
interval sesudahnya.
c : lebar interval Interval modus
Interval modus adalah interval yang
mempunyai frekuensi tertinggi.
A. Ukuran Penyebaran/Dispersi
1. Jangkauan adalah selisih data
terbesar dan terkecil
2. Deviasi rata-rata adalah harga rata-
rata penyimpangan tiap data
terhadap meannya. Besar
perbedaaan antara data dan
meannya adalah harga mutlaknya.
1) Data tidak dikelompokkan
∑ | ̅|
2) Data dikelompokkan
Deviasi rata-rata untuk data yang
dikelompokkan, dihitung dengan
rumus :
∑ | ̅|
, ∑ 𝑓
dengan xi : titik tengah inteval kelas ke-i
fi : frekuensi interval kelas ke-i
n : banyak data
s2 ⌊∑ ∑ ⌋
Deviasi standar sampel didefinisikan
sebagai akar positif dari variansi
sampel, yaitu : s = √
Varians populasi disimbolkan 𝜎2
dihitung dengan rumus :
𝜎 ∑ ̅
2) Data dikelompokkan
s2 ∑ ̅ atau
s2 ⌊∑ ∑ ⌋
F. Literasi
Literasi atau melek matematis didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang individu
merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan
matematika dalam berbagai konteks.
1. Keterbagian
Definisi :
Bilangan bulat a membagi habis bilangan
bulat b (ditulis a b) apabila terdapat
bilangan bulat k sehingga b = ak
Contoh:
21 karena terdapat bilangan bulat yakni
7 sehingga 21 = 3.7
Syarat :
a. Jika a b dan b c maka a c
b. Jika a b dan a (b+c) maka a c
c. Jika p q, maka p qr untuk semua r∈Z
d. Jika p q dan p r, maka p q+r
2. Faktor Persekutuan Terbesar
Definisi:
a. Suatu bilangan bulat d disebut faktor
persekutuan dari a dan b apabila d
dan d
b. Bilangan bulat positif d disebut FPB
dari a dan b jika dan hanya:
(i) a dan
(ii) Jika a dan maka
c. Bilangan bulat a dan bdisebut relatif
prima (saling prima) jika FPB (a,b) = 1
3. Bilangan Prima
Definisi:
Bilangan Prima adalah bilangan asli yang
hanya memiliki dua faktor yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri
Teorema:
(i) Jika sisa pembagian b oleh a relatif
prima dengan a, maka b relatif prima
dengan a.
(ii) Setiap bilangan prima yang lebih besar
dari 1 dapat dibagi oleh suatu bilangan
prima
(iii) Setiap bilangan bulat n > 1 merupakan
bilangan prima atau n dapat
dinyatakan sebagai perkalian bilangan
– bilangan prima
(iv) Jika n suatu bilangan komposit maka n
memiliki faktor k dengan 1 <k √
Definisi:
(i) Bilangan – bilangan bulat
dengan untuk i = 1,2,..., n
mempunyai kelipatan persekutuan b
jika untuk setiap i.
(ii) Jika dengan untuk i
= 1,2,..., n maka kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari
bilangan – bilangan bulat positif
terkecil di antara kelipatan – kelipatan
persekutuan dari .
(iii) Jika a dan bbilangan – bilangan bulat
positif, maka KPK [a,b] x FPB (a,b) = ab
1. Kekongruenan
Definisi :
Jika m suatu bilangan bulat positif
membagi a – b maka dikatakan a kongruen
terhadap b modulo m dan di tulis
(mod m)
Jika m tidak membagi a – b maka
dikatakan a tidak kongruen terhadap b
modulo b dan di tulis (mod m)
Teorema :
(i) Untuk bilangan bulat sebarang a dan
b, (mod m) jika hanya dan jika a
dan b memiliki sisa yang sama jika
dibagi m.
(ii) Untuk mbilangan bulat positif dan p, q
dan r bilangan bulat, berlaku :
- 𝑝 𝑝 (mod m)
- 𝑝 (mod m) jika dan hanya jika
𝑝 (mod m)
- 𝑝 (mod m) dan (mod m)
dan 𝑝 (mod m)
(iii) Jika p, q dan r dan m adalah bilangan
– bilangan bulat dan m> 0 sedemikian
hingga 𝑝 (mod m), maka:
- 𝑝
- 𝑝
- 𝑝
(iv) Jika (mod m) dan (mod m)
maka:
-
-
-
-
(v) Jika𝑝 𝑝 maka 𝑝
2. Sistem Residu
Definisi :
a. Suatu himpunan {x,x, ..., x}
disebutsuatu sistem residu lengkap m.
Jika dan hanya jika untu setiap y
dengan ada satu dan hanya
satu x dengan , sedangkan
atau
Contoh:
Himpunan A = {6,7,8,9} bukan
merupakan sistem residu lengkap
modulo 5 sebab banyaknya unsur A
kurang dari 5
b. Suatu himpunan bilangan bulat
{ disebut suatu sistem
residu tereduksi modulo m
c. Banyaknya residu di dalam suatu
sistem residu tereduki modulo m
disebut fungsi euler dari m dan
dinyatakan
Teorema Euler:
Jika a, m, ∈ Z dan m > 0 sehingga (a,m) = 1,
maka ∅
Sifat – Sifat:
a. ∑
b. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓
c. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓 ∑
d. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓 ∑ 𝑓
e. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓 𝑝
e. Barisan Fibonacci
Barisan Fibonacci adalah barisan
rekursif (pemanggilan/pengulangan)
yang ditemukan oleh matematikawan
Leonardo da Pisa
KB 4. STRATEGI PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
1. Pengertian Neurosains,
Kapasitas dan Fungsi Bagian Otak
Manusia. Neurosains merupakan ilmu yang
mempelajari sistem syaraf otak dengan
seluruh fungsinya.
b. Berorientasi HOTS
HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau
keterampilan berpikir tingkat tinggi
adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar.
Ciri pertama, RPP yang berorientasi
HOTS terdapat pada :
komponen IPK
rumusan tujuan pembelajaran dalam
RPP
langkah-langkah pembelajarannya
komponen Penilaian