Anda di halaman 1dari 103

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL 1 PROFESIONAL

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul GEOMETRI

Judul Kegiatan 1. Geometri Datar


Belajar (KB) 2. Geometri Ruang
3. Geometri Transformasi
4. Pembelajaran Geometri

N Butir Refleksi Respon/Jawaban


o
1 Garis besar KB 1 . GEOMETRI DATAR
materi yang
dipelajari Modul dikemas dalam lima sub kajian dengan
urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Titik, Garis dan Bidang
 Sub Kajian 2 : Segitiga
 Sub Kajian 3 : Segiempat
 Sub Kajian 4 : Luas dan Keliling Bangun Datar
 Sub Kajian 5 : Lingkaran

1. Titik, Garis, dan Bidang


 Titik : Geometri dalam pikiran yang tidak
memiliki ukuran
 Garis : Terbentuk dari tak berhingga titik yang
tak kosong
 Ruas Garis : Sebagian dari suatu garis yang
dibatasi oleh dua titik

2. Segitiga
 Segitiga: Gabungan dari tiga segmen/ruas
garis yang titik - titiknya tidak kolinier
 Titik sudut : Pertemuan ujung - ujung ruas
garis

 Definisi2.2.1 :
Garis Berat Pada Suatu Segitiga
Garis berat pada suatu segitiga adalah garis
yang ditarik dari suatu titik segitiga
kepertengahan sisi didepannya

 Definisi2.2.2 :
Garis Bagi Pada Suatu Segitiga
Garis bagi pada suatu segitiga adalah garis
yangmembagi suatu sudut pada segitiga
menjadi dua bagiansudutyang besarnya sama.

 Definisi2.2.3 :
Garis Tinggi Pada Suatu Segitiga
Garis tinggi pada suatu segitiga adalah garis
yang ditarik dari satu titik secara tegak lurus
ke sisi didepannya atau perpanjangan sisi
didepannya

3. Segi empat
Gabungan dari empat ruas garis yang ditentukan
oleh empat titik, tiga titik diantaranya tidak
segaris
 Jajargenjang:
Segiempat yang sisi-sisinya sepasang -
sepasang sejajar
 Persegi panjang:
Suatu jajaran genjang yang salah satu
sudutnya siku-siku
 Belahketupat:
Jajaran genjang sedemikian hingga dua
sisi yangberurutan sama panjang
 Persegi :
Jajaran genjang yang semua sisinya sama
panjang dan satu sudutnya siku-siku
 Trapesium :
Bangun segiempat yang dua sisinya
sejajar, sisi yang lain tidak harus sejajar.
 Layang–layang:
Bangun datar segi empat yang memiliki
dua pasang berbeda sisi berdekatan sama
panjang

4. Luas dan Keliling Bangun Datar

a) Keliling segitiga

b) Luas segitiga

c) Kekongruenan segitiga
 Dua segitiga sama dan sebangun, jika dua
buah sisinya dan sudut apit sisi itu sama
(S-Sd-S). (S=Sisi, Sd: Sudut)
 Dua segitiga sama dan sebangun, jika
satu sisi sama dan kedua sudut pada sisi
itusama. (Sd-S-Sd)
 Dua segitiga sama dan sebangun, jika
satu sisinya sama, sudut pada sisi itu dan
sudut dihadapan sisi itu sama.(S-Sd-Sd)
 Dua segitiga sama dan sebangun, jika
segitiga itu siku-siku dan sebuah sisi
siku-siku dan sisi miringnya sama.

5. Lingkaran

 Definisi:
Lingkaran adalah garis lengkung (kurva) yang
bertemupada kedua ujungnya, dan
merupakan himpunan titik-titik yang
jaraknya sama terhadap titik tertentu.
 Definisi:
Jari – jari lingkaran adalah ruas garis
yangmenghubungkan sebuah titik pada
lingkaran dengantitikpusat lingkaran.
 Talibusur :
Ruas garis yang menghubungkan dua titik
padalingkaran
 Apotema:
Ruasgarisyangditarikdaripusatdan
tegaklurustalibusur

KB 2. GEOMETRI RUANG
Modul dikemas dalam empat sub kajian dengan
urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Kedudukan Titik, Garis dan
Bidang dalam Ruang
 Sub Kajian 2 : Jarak dalam Ruang
 Sub Kajian 3 : Sudut dalam Ruang
 Sub Kajian 4 : Volume Bangun Ruang

1. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang Dalam


Ruang
 Aksioma1.
Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis
sebuah garis lurus saja.
 Aksioma2.
Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang
datar mempunyai dua titik persekutuan,
maka garis lurus terletak seluruhnya pada
bidang datar tersebut.
 Aksioma3.
Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga
titik itu tidak terletak pada sebuah garis
lurus) selalu dapat dilaui oleh sebuah bangun
datar.
 Teorema1
Sebuahm bidang ditentukan oleh tiga titik
sembarang.
 Teorema2
Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis
dan sebuah titik (di luar garis itu).
 Teorema3
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah
garis berpotongan.
 Teorema 4:
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah
garis sejajar.

2. Jarak Dalam Ruang


 Bidang Frontal:
Bidang berupa persegi (apabila kubus) yang
kita lihat dari depan atau dari belakang.
 Garis Ortogonal:
Garis yang sebenarnya tegak lurus dengan
bidangfrontal tapi pada gambar dilukiskan
miring dan membentuki sudut tertentu
terhadap bidang frontal.
 Bidang Ortogonal:
Bidang yang tegak lurus terhadap bidang
yang lain
 Perbandingan Proyeksi:
Perbandingan antar panjang garis ortogonal
pada gambar dengan panjang garis ortogonal
sebenarnya
 Sudut Surut :
Sudut antara garis frontal dan garis ortogonal
pada gambar.

3. Sudut Dalam Ruang


 Proyektum:
Bangun obyek yang akan diproyeksikan
 Proyeksi:
Gambar suatu benda yang dibuat rata
(mendatar) atau berupa garis pada bidang
datar
KB 3. GEOMETRI TRANSFORMASI
Modul dikemas dalam lima sub kajian dengan
urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Pengertian Transformasi
Geometri
 Sub Kajian 2 : Pencerminan
 Sub Kajian 3 : Translasi
 Sub Kajian 4 : Rotasi
 Sub Kajian 5 : Dilatasi

1. Pengertian Transformasi Geometri


 Transformasi geometri pada bidang:
Proses mengubah setiap titik koordinat
menjadi titik koordinat lain pada bidang
tertentu

2. Pencerminan
 Pencerminan(refleksi):
Transformasi yang memetakan suatu titik
dengan menggunakan sifat benda dan
bayangan pada cermin datar

Macam–macamPencerminan
 Pencerminan Terhadap sumbuX
P(a,b) sumbu x P'(a,-b)
 Pencerminan terhadap sumbu Y
P(a,b) sumbu y P'(-a,b)
 Pencerminanterhadap garis y=x
P(a,b )sumbu y = x P'(b,a)
 Pencerminan terhadap garis y =-x
P(a,b)sumbuy=-xP'(-b,-a)
 Pencerminan terhadap titik awal
P(a,b) O (0,0) P'(-a,-b)
 Pencerminan terhadap garis x=h
P(a,b )sumbu x=h P'(2h-a,b)
 Pencerminan terhadap garis y=k
P(a,b) sumbu y=k P'(a,2k-b)
 Pencerminan terhadap titik (m,n)
P(a,b) titik (a,b) P'(2m-a,2n-b)

3. Translasi
 Translasi:
Perpindahan (pergeseran) setiap titik dengan
arah dan jarak yang sama.
4. Rotasi
 Rotasi terhadap titik pusat O (0,0)
x ' =xcos(q)-ysin(q)
y'=xsin(q)+ycos(q)
 Rotasi terhadap titik pusat P(a,b)x ' -a = (x - a)
cos(q ) - (y - b) sin (q )y'-b=(x-a)sin(q)+(y-b)cos(q)

5. Dilatasi
 Dilatasi:
Perbesaran
 Dilatasi dengan pusat(0,0)
A(x,y)[(0,0),k]A'(kx,ky)
 Dilatasi dengan pusat(a,b)
A(x,y)[(a,b),k]A'(k(x-a)+a,k(y-b)+b)

KB. 4 PEMBELAJARAN GEOMETRI


Modul dikemas dalam empat sub kajian dengan
urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Pentingya teori belajar dalam
pembelajaran
 Sub Kajian 2 : Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
 Sub Kajian 3 : Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Materi Geometri
 Sub Kajian 4 : Menilai Pelaksanaan
pembelajaran Berbasis Masalah Materi
Geometri

1. Pentingnya Teori Belajar Dalam Pembelajaran


Geometri
 TeoriBelajar:
Ilmu yang mengkaji tentang bagaima individu
belajar.
Tahapan Belajar Manurut Bruner:
 Tahap Simbolik :
Tahapan dimana anak atau individu dalam
memahami objek sudah dapat menggunkan
simbol-simbol.
 Tahap Ikonik :
Tahapan di mana anak atau individu dalam
memahamio bjek-objek melalui Persep-
sistatik, misialnya gambar-gambar dan
visualisasi verbal.
 Tahap Enaktif:
Tahapan dimana seseorang atau anak
dalam memahami objek-objek atau dunia
masih menggunakan gerak atau aktivitas
motorik, misalnya melalui pegangan,
gigitan, sentuhan.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
1) Discovery Learning(DL)
2) Project Based Learning (PjBL)
3) Problem Based Learning (PBL)
4) ProblemBasedLearning(PBL):
Pembelajaran yang menggunakan masalah
sebagai konteks pembelajaran
5) Dll

3. Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah


Untuk Materi Geometri
Sintak atau Fase-fase dari PBL:
1) Fase 1
Mengorientasikan peserta didik pada masalah
2) Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
3) Fase 3
Mengembangkan penyelidikan individu atau
kelompok
4) Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
dan mempresentasikannya
5) Fase 5
Analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah pada presentasi

4. Perangkat Pembelajaran Geometri


1) Silabus yang sudah dikembangkan Penggalan
silabus berisi :
 Identitas satuan pendidikan
 Identitas kelas
 Alokasi waktu
 Tema/konteks
 Kompetensi inti
 Kompetensi dasar
 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
 Materi pokok
 Kegiatan pembelajaran
 Penilaian
 Alokasi waktu
 Sumber belajar

2) RPP
RPP berisi :
 Satuan pendidikan
 Matapelajaran
 Kelas/semester
 Materi pokok
 Alokasi waktu
 Kompetensi Inti(KI)
 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Pencapaian Kompetensi(IPK)
 Tujuan pembelajaran
 Materi pembelajaran
 Model, Pendekatan dan Metode
Pembelajaran
 Media, Alat dan Bahan
 Sumber Pembelajaran
 Langkah – langkah Pembelajaran
Pendahuluan, Kegiatan Inti, Kegiatan
penutup
 Penilaian
Sikap, Pengetahuan, Ketrampilan
 Materi Remedial dan Pengayaan

3) Bahan ajar & sumber belajar
4) Media pembelajaran
5) Instrumen penilaian & kisi-kisi
6) Instrumen pengamatan & kisi-kisi
7) Lembar jurnal siswa/guru
8) Bahan ajar remidial & pengayaan
9) Jawaban tes/soal
10) Pedoman penskoran

5. Pelaksanaan Pembelajaran Geometri


Menerapkan RPP yang telah dirancang di dalam
kelas

2 Daftar materi 1. Mentukan luas yang diarsir dari berbagai


yang sulit gabungan atau potongan bangun datar
dipahami di 2. Menghitung jarak garis kebidang
3. Menghitung jarak dua garis bersilangan
modul ini
4. Menghitung besar sudut pada bangun ru
5. Transformasikurva
6. Hasilkali transformasi
7. Menentukan masalah yang open ended dan
soal HOTS

3 Daftar materi 1. KomposisiTransformasi (Formula Komposisi


yang sering Matriks dan Rumus)
mengalami 2. Urutan perkalian matriks komposisi
transformasi
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 2 PROFEISONAL

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul ALJABAR DAN PROGRAM LINEAR

Judul Kegiatan 1. Bentuk Aljabar dan Sistem Persamaan Linear.


Belajar (KB) 2. Matriks dan Vektor pada Bidang dan Ruang.
3. Program Linear.
4. Pembelajaran Aljabar.

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar KB. 1 Bentuk Aljabar dan Sistem Persamaan
materi yang Linear
dipelajari
Modul dikemas dalam tiga sub kajian dengan
urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Bentuk Aljabar
 Sub Kajian 2 : Persamaan dan Pertidaksamaan
 Sub Kajian 3 : Sistem Persamaan Linear

1. Bentuk Aljabar
Definisi 1.1
Bentuk Aljabar adalah suatu bentuk matematika
yang dalam penyajiannyamemuat huruf-huruf
untuk mewakili bilangan yang belum diketahui.
Dalam suatu bentuk aljabar terdapat unsur-
unsur aljabar yang meliputi:
 Suku
bagian dari bentuk aljabar yang dipisah
dengan tanda atau +.
 Faktor
bilangan yang membagi bilangan lain atau
hasil kali.
 Koefisien
faktor bilangan pada hasil kali dengan
suatu peubah.
 Konstanta
lambang yang menyatakan bilangan
tertentu (bilangan konstan/tetap)
 Suku sejenis dan suku tidak sejenis
Suku sejenis memiliki peubah dan pangkat
dari peubah yang sama. Jika
berbeda,disebut dengan suku tidak sama
atau suku tidak sejenis.
a. Operasi Bentuk Aljabar
Operasi hitung aljabar meliputi:
 Penjumlahan
 Pengurangan
 Perkalian
 Pembagian
Sifat-sifat operasi hitung pada bilangan riil:
 Sifat Komutatif penjumlahan
a+b=b+a
 Sifat asosiatif penjumlahan
a + (b + c) = (a + b) + c
 Sifat komutatif perkalian
a×b=b×a
 Sifat asosiatif perkalian
a × (b × c) = (a × b) × c
 Sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan
a × (b ± c) = (a × b) ± (a × c)

b. Perkalian antar suku Bentuk Aljabar


Pada perkalian antar suku bentuk aljabar, kita
dapat menggunakan sifat distributifsebagai
konsep dasarnya.
c. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Pada pemfaktorkan bentuk aljabar dapat
dilakukan dengan menggunakanhukum
distributif.

2. Pesamaan dan Pertidaksamaan


a. Persamaan
Persamaan adalah kalimat terbuka
yangmenggunakan tanda hubung ” = ”
(samadengan).
 Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Persamaan linear dengan satu variabel
(PLSV) adalah suatu persamaan
yangmemiliki satu variabel (peubah) dan
pangkat tertingginya satu. Bentuk
Umumnya:
.
Penyelesaian (solusi) dari suatu PLSV
adalah bilangan yang menggantikan
variabel sehinnga persamaan tersebut
menjadi bernilai benar.
 Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan linear dengan dua variabel
(PLDV) adalah persamaan yang
memilikidua peubah dan pangkat
tertingginya satu. Bentuk umumnya:

b. Pertidaksamaan
Pertidaksaman adalah kalimat matematika
yang dibangun dengan menggunakan satu
atau lebih simbol untuk
membandingkan kuantitas.

3. Sistem Persamaan Linear


a. Pengertian
Terdiri dari dua persamaan linear atau
lebih yang mempunyai penyelesaian yang
sama.
b. Jenis-jenis SPL
Berdasarkan SPL dalam bentuk
 SPL Homogen
 SPL non Homogen
Berdasarkan solusi yang dimiliki
 SPL Konsisten yaitu mempunyai solusi
 SPL tak konsisten yaitu tidak
mempunyai solusi
c. Metode Penyelesaian SPL
 Metode Grafik
 Metode substitusi
 Metode Eliminasi
 Metode Gabungan
 Metode OBE (Operasi Baris Elementer)

KB 2. Matriks dan Vektor pada Bidang dan Ruang

Modul dikemas dalam tiga sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Matriks dan Determinan
 Sub Kajian 2 : Vektor pada Bidang dan Ruang
 Sub Kajian 3 : Matriks Transformasi

1. Matriks dan Determinan


a. Matriks
Matriks adalah susunan persegi panjang dari
bilangan-bilangan. Bilanganbilangan pada
susunan tersebut disebut entri atau komponen
atau elemen dari
matriks.
b. Jenis-jenis matriks
 Matriks persegi adalah berorder n jika A
mempunyai n baris dan n kolom.
 Matriks segitiga bawah adalah jika semua
komponen di atas diagonal utama nol.
 Matriks segitiga atas adalah jika semua
komponen di bawah diagonal utama nol.
 Matriks segitiga adalah jika matriks A
merupakan matriks segitiga atas atau
segitiga bawah.
 Matriks skalar adalah jika A merupakan
matriks diagonal dan komponen pada
diagonal utama sama.
 Matriks identitas adalah jika A merupakan
matriks persegi yang semua komponen
paada diagonal utama adalah 1 dan
komponen lainnya 0.
 Matriks diagonal adalah jika A merupakan
matrik segitiga atas dan matriks segitiga
bawah.
 Matriks nol adalah jika semua
komponennya 0.
 Matriks kolom adalah jika hanya
mempunyai kolom.
c. Operasi pada matriks
 Penjumlahan matriks
jika matriks A dan B berukuran sama
sama A+B merupakan matriks yang
diperoleh dengan menjumlahkan
komponen komponen yang bersesuaian
 Perkalian matriks dengan skalar
Jika A sebarang matriks dan sebarang
skalar, maka hasil kali skalar A adalah
matriks yang diperoleh dengan mengalikan
setiap komponen dari A dengan .
Dalam notasi matriks, jika maka

 Perkalian dua matriks


jika dan , maka hasil kali
matriks AB merupakan matriks berukuran
pxr yang komponennya ( ∑
 Invers matriks
Jika A persegi dan terdapat matriks B
sedemikian sehingga maka is
dikatakan invertibel dan dikatakan invers
A. Jika A invertibel, maka inversnya
dinyatakan dengan simbol .
 Transpose matriks
Jika A matriks p x q, maka transpos A,
ditulis , didefinisikan sebagai matriks q
x p yang diperoleh dari menukar baris dan
kolom A, yaitu kolom pertama dari
merupakan baris pertama matriks A,
kolom kedua dari merupakan baris
kedua dari A, dan seterusnya.
 Matriks elementer
Suatu matriks n x n disebut matriks
elementer jika dapat diperoleh dari matriks
identitas In berukuran nxn dengan
melakukan satu operasi baris elementer
 Kesamaan dua matriks
jika kedua matriks tersebut berukuran
sama dan komponen yang bersesuaian
sama
 Determinan
misalkan A matriks persegi, maka
determinan matriks A ditulis det(A) dan
didefinisikan sebagai jumlah hasil kali
elementer bertanda dari A

2. Vektor pada bidang dan ruang


a. Penjumlahan vektor Jika v dan w dua
vektor tak-nol maka jumlah adalah
vektor yang ditentukan sebagai berikut.
Letakkan vektor w sedemikian sehingga
titik pangkalnya berimpit dengan titik
ujung v. Vektor disajikan dengan
panah dari titik pangkal v ke titik ujung
dari w
b. Pengurangan vektor Jika v dan w sebarang
dua vektor maka pengurangan w dari v
didefinisikan oleh –
c. Vektor pada sistem koordinat kartesius
Norm vektor
d. Hasil kali titik ( dot product)
e. Dua vektor u dan v disebut ortogonal ,
ditulis
f. Hasil kali silang (cross product) Jika
dan vektor-
vektor di R3 maka hasil kali silang u x v
adalah vektor yang didefinisikan oleh
– – –

3. Matriks Transformasi
a. Refleksi adalah transformasi pada dan
yang memetakan titik ke bayangan
simetrisnya terhadap garis atau bidang
 Refleksi terhadap sumbu
 Refleksi terhadap garis
 Refleksi terhadap garis
 Refleksi terhadap bidang
 Refleksi terhadap bidang
b. Rotasi adalah transformasi yang me
rotasikan setiap vektor di sebesar sudut
tetap disebut transformasi rotasi pada
c. Translasi adalah transformasi yang
memindahkan (menggeser) setiap titik di
menurut besar dan arah yang tetap
d. Dilatasi adalah jika koordinat xdari setiap
titik pada bidang dikalikan konstanta
positif , maka efeknya adalah memperkecil
atau memperbesar setiap gambar bidang
pada arah-x

KB 3. Program Linear

Program linier adalah mempelajari masalah optimum


(nilai maksimum atau minimum) dari fungsi tujuan
dengan kendala/pembatas yang dinyatakan dalam
bentuk persamaan atau pertidaksamaan linier.
Metode untuk menyelesaikan masalah program
linear:
1. Metode grafik
untuk menyelesaikan masalah program linier
yang melibatkan 2 variabel dan 2 atau lebih
pertidaksamaan digunakan metode grafik.
Metode grafik dibedakan 2 yaitu metode
ekstrim (titik pojok) dan garis selidik
2. Metode simpleks
langkah-langkah menyelesaikan masalah
program linier dengan metode simpleks
dengan langkah langkah:
 Buat model matematika
 Tambah variabel slack
 Diperoleh model matemaitka baru
 Susun kedalam tabel simpleks
 Pilih kolom kunci
 Pilih baris kunci
 Tentukan elemen kunci
 Transformasi baris kunci
 Transformasi baris yang lain
 Buat tabel simpleks baru
 Ulangi langakah sampai optimal
3. Dualitas
model maksimumnyajika dianggap primal
maka model minimumnya sebagai dual. Begitu
pula sebaliknya, jika model maksimumnya
sebagai dual maka model minimumnya
sebagai primal.

KB 4. Pembelajaran Aljabar

Modul dikemas dalam lima sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Teori Belajar
 Sub Kajian 2: Model Pembelajaran Discovery
Learning
 Sub Kajian 3 : Pembelajaran Abad 21
 Sub Kajian 4 : PPK
 Sub Kajian 5 : Perangkat Pembelajaran Materi
Bentuk Aljabar

1. Teori belajar
Menurut Bruner, untuk pengetahuan
dibentuk melalui tahapan enaktif, ikonik,
ddan simbolik.

2. Model Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Bruner, Discovery Learning (DL)
merupakan pendekatan pembelajaran berbasis
- inquiry dimana siswa membangun
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan
awal yang dimilikinya dan pengalaman aktif.
Sintaks pembelajaran DL adalah:
 Menciptakan stimulus/rangsangan
(stimulation)
 Menyiapkan pernyataan masalah (problem
statement)
 Mengumpulkan data (data collecting)
 Mengolah data (data processing)
 Memverifikasi data (verification)
 Menarik kesimpulan (generalization)

3. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 menggunakan istilah
yang dikenal sebagai 4Cs (critical thinking,
communication, collaboration, and creativity),
adalah empat keterampilan yang telah
diidentifikasi sebagai keterampilan abad ke-21
(P21) sebagai keterampilan yang sangat
penting dan diperlukan untuk pendidikan
abad ke-21. Keterampilan tersebut antara lain:
a. Kreativitas berpikir dan inovasi
Peserta didik dapat menghasilkan,
mengembangkan, dan
mengimplementasikan ide-ide mereka
secara kreatif baik secara mandiri maupun
berkelompok.
b. Berpikir kritis dan pemecahan masalah
Peserta didik dapat mengidentifikasi,
menganalisis, menginterpretasikan, dan
mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi,
klaim dan data-data yang tersaji secara
luas melalui pengkajian secara mendalam,
serta merefleksikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Komunikasi
Peserta didik dapat mengkomunikasikan
ide-ide dan gagasan secara efektif
menggunakan media lisan, tertulis,
maupun teknologi.
d. Kolaborasi
Peserta didik dapat bekerja sama dalam
sebuah kelompok dalam memecahkan
permasalahan yang ditemukan.

4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
menempatkan nilai karakter sebagai dimensi
terdalam pendidikan yang membudayakan
dan memberadabkan para pelaku pendidikan.
Nilai utama karakter yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK
yaitu:
a. Religius
b. Nasionalis
c. Mandiri
d. Gotong Royong
e. Integritas
Gerakan PPK yang dapat dilaksanakan yaitu:
a. Penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas
b. Penguatan pendidikan karakter berbasis
budaya sekolah
c. Penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat

5. Perangkat Pembelajaran Materi Bentuk


Aljabar
a. Silabus
Penggalan silabus:
 Identitas satuan pendidikan
 Mata pelajaran
 Kelas/Semester
 Kompetensi inti
 Kompetensi dasar
 Nilai karakter
 Indikator pencapaian kompetensi
 Materi pokok
 Kegiatan pembelajaran
 Penilaian
 Alokasi waktu
 Sumber belajar
b. RPP
RPP terdiri dari:
 Identitas satuan pendidikan
 Mata pelajaran
 Materi pokok
 Kelas/Semester
 Alokasi waktu
 Kompetensi inti (KI), kompetensi dasar
(KD), dan indikator pencapaian
kompetensi (IPK)
 Tujuan pembelajaran
 Materi Pembelajaran
 Pendekatan, metode, dan model
pembelajaran
 Media/alat
 Sumber belajar
 Kegiatan Pembelajaran
Dengan tahapan/sintak: memberi
stimulus (stimulation), mengidentifikasi
masalah (problem statement),
mengumpulkan data (data collecting),
mengolah data (data processing),
membuktikan (verification), dan menarik
kesimpulan (generalization)
 Penilaian

2 Daftar materi 1. Matriks transformasi


yang sulit 2. Metode Simpleks
dipahami di 3. Dualitas
4. Vektor pada bidang dan ruang.
modul ini

3 Daftar materi 1. Matriks transformasi


yang sering 2. Metode Simpleks
mengalami 3. Dualitas
4. Vektor pada bidang dan ruang.
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 3 PROFESIONAL

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul KALKULUS DAN TRIGONOMETRI

Judul Kegiatan 1.KB 1. Fungsi Trigonometri


Belajar (KB) 2.KB 2. Fungsi, Jenis Fungsi, dan Limit Fungsi
3.KB 3. Turunan dan Aplikasi Turunan
4.KB 4. Antiturunan, Integral, dan Aplikasi Integral

No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Garis besar KB1. Fungsi Trigonometri
materi yang
dipelajari Modul dikemas dalam tiga sub kajian dengan urutan
sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Identitas Trigonometri
 Sub Kajian 2 : Invers Fungsi Trigonometri
 Sub Kajian 3 : Rumus Jumkah dan Selisih Fungsi
Trigonometri

1. Identitas Fungsi Trigonometri


b. Definisi dasar nilai fungsi trigonometri

c. Sifat-sifat Fungsi Trigonometri (Teorema 1.1)


Aturan Sinus (Teorema 1.2 )
Pada suatu segitiga 𝐶 berlaku

dengan panjang sisi di depan sudut , panjang


sisi di depan sudut , dan panjang sisi di depan
sudut 𝐶.
Aturan Cosinus (Teorema 1.4)
Pada suatu segitiga 𝐶 berlaku

d. Periode dan amplitudo fungsi trigonometri


Definisi 1.2
Sebuah fungsi 𝑓 dikatakan periodik jika terdapat
sebuah bilangan positif 𝑝 sehingga 𝑓( + 𝑝) = 𝑓( )
∀ ∈𝐷𝑓. Nilai 𝑝 terkecil disebut periode.
2. Invers Fungsi Trigonometri
a. Invers fungsi sinus
Grafik fungsi 𝑓: [− 𝜋/2 , 𝜋/2 ] → [−1,1] dengan 𝑓( )
= sin x
Jadi 𝑓−1 ada dengan 𝑓−1( ) = sin−1
𝐷𝑓−1 = [−1,1] dan 𝑓−1 = [− 𝜋/2 , 𝜋/2 ]
b. Invers fungsi cosinus
𝑓: [0, 𝜋] → [−1,1], 𝑓( ) = cos .
Jadi 𝑓−1 ada dengan 𝑓−1 ( ) = cos−1 .
𝐷𝑓−1 = [−1,1] dan 𝑓−1 = [0, 𝜋]
c. Invers fungsi tangen
𝑓: (− 𝜋/2 , 𝜋/2 ) → ℝ, 𝑓( ) = tan .
Jadi 𝑓−1 ada dengan 𝑓−1 ( ) = tan−1 .
𝐷𝑓−1 = ℝ dan 𝑓−1 = (− 𝜋/2 , 𝜋/2 )

3. Rumus jumlah dan selisih fungsi trigonometri


Identitas jumlah dan selisih sudut (Teorema 1.6)

Identitas sudut ganda (Teorema 1.7)


Apabila 𝛼 = 𝛽 maka

Identitas setengah sudut (Teorema 1.8)


Dengan menggunakan cos(2𝛼) = 2 cos2𝛼 − 1 = 1 − 2
sin2𝛼, maka

Identitas jumlah fungsi trigonometri (Teorema


1.9)
Identitas perkalian fungsi trigonometri (Teorema
1.10)

KB. 2 Fungsi, Jenis Fungsi, dan Limit Fungsi

Modul dikemas dalam Enam sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Jenis, Fungsi dan Operasional
Fungsi
 Sub Kajian 2 : Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers
 Sub Kajian 3 : Limit Fungsi
 Sub Kajian 4 : Limit Sepihak
 Sub Kajian 5 : Limit Hingga dan Tak Hingga
 Sub Kajian 6 : Kekontingenan Fungsi

1. Fungsi, Jenis Fungsi dan Operasi pada Fungsi


a. Definisi Fungsi (Definisi 2.1)
Dipunyai himpunan dan . Suatu fungsi 𝑓 dari
himpunan ke merupakan pasangan terurut
𝑓⊂ × sedemikian sehingga memenuhi:
(1) ∀ ∈ ∃ ∈ ∋ ( , ) ∈𝑓 dan
(2) ( , ) ∈𝑓 dan ( , ) ∈𝑓⇒ = .
b. Jenis-jenis fungsi
 Menurut sifatnya ada tiga yaitu:
(a) fungsi satu-satu (injektif), (b) fungsi pada
(surjektif), dan (c) fungsi bijektif.
 Menurut kemonotonannya ada dua, yaitu:
(a) fungsi naik dan (b) fungsi turun.
 Fungsi yang tergolong jenis fungsi aljabar yaitu:
(a) fungsi linier, fungsi kuadrat, fungsi kubik,
dan seterusnya yang dikenal sebagai fungsi
polinomial, (b) fungsi rasional, (c) fungsi
irrasional.
 Fungsi yang tergolong jenis fungsi transenden,
yaitu:
(a) fungsi trigonometri, (b) fungsi invers
trigonometri (siklometri), (c) fungsi logaritma
asli, (d) fungsi eksponensial, (e) fungsi
hiperboliks.
 Fungsi khusus seperti:
(a) fungsi dengan nilai mutlak (modulus), (b)
fungsi ganjil/genap. (c) fungsi periodik, (d)
fungsi tangga, dsb

2. Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers


a. Definisi komposisi fungsi (Definisi 2.9)
Dipunyai fungsi-fungsi 𝑓 dan dengan ∩ 𝐷𝑓 ≠
∅. Fungsi komposisi 𝑓∘ didefinisikan sebagai
(𝑓∘ )( ) = 𝑓[ ( )] ∀ ∈ ∩ 𝐷𝑓.

b. Definisi invers (Definisi 2.11)


Misalkan fungsi 𝑓: → . Jika terdapat fungsi
: 𝑓 → sehingga nilai-nilai [𝑓( )] = , ∀ ∈
maka fungsi disebut invers 𝑓 dan ditulis = 𝑓−1 .

Teorema 2.1
Jika 𝑓: → fungsi injektif, maka:
(a) fungsi 𝑓−1 ada, dan
(b) 𝐷𝑓−1 = 𝑓

Hubungan grafik fungsi 𝑓 dan inversnya 𝑓−1 dapat


ditentukan dengan cara:
 apabila ( , ) ∈𝑓 maka ( , ) ∈𝑓−1 . Ini berarti
bahwa setiap titik di 𝑓−1 diperoleh dari titik di 𝑓
dengan pencerminan terhadap garis = .
 Ini berarti juga bahwa grafik 𝑓 dan 𝑓−1 simetri
terhadap garis = .

3. Limit Fungsi
Definisi Limit (Definisi 2.15)
Nilai 𝑓 maksudnya adalah jika
mendekati tetapi tidak sama dengan , maka 𝑓( )
mendekati .
Definisi 2.16
Limit fungsi 𝑓 bernilai untuk → ditulis
𝑓 , jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀> 0
terdapat 𝛿> 0 sedemikian hingga |𝑓( ) − | <𝜀, jika 0 <
| − | <𝛿, yaitu
0 < | − | <𝛿⇒ |𝑓( ) − | <𝜀.

Teorema 2.3
Nilai limit suatu fungsi adalah tunggal, yaitu jika
𝑓 dan 𝑓 , maka = .
Teorema 2.4
Dipunyai 𝑓 , , dan 𝐾
sembarang bilangan real.
(a) (𝑓 )
(b) 𝐾 𝑓 𝐾
(c) (𝑓 )
(d) , jika ≠ 0.

Teorema 2.7
Prinsip Apit Dipunyai fungsi-fungsi 𝑓, , ℎ terdefinisi
pada selang buka ⊂ℝ bilangan real yang memuat .
Jika 𝑓( ) ≤ ( ) ≤ ℎ( ) untuk setiap ∈ dan
𝑓 maka

Teorema 2.8: Limit fungsi trigonometri


Berikut diberikan teorema dasar limit fungsi
trigonometri. Pada teorema berikut ukuran sudut
yang digunakan adalah radian.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)

4. Limit Sepihak
Teorema 2.11
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, ⊂ℝ, dan ∈ . Nilai 𝑓
ada dan bernilai jika dan hanya jika 𝑓
𝑓

5. Limit Tak Hingga dan Limit di Tak Hingga


Teorema 2.12 (Limit Tak Hingga)
Dipunyai fungsi-fungsi 𝑓, : ℝ– { } → ℝ, 𝑓
,dan
(a) Jika > 0 dan ( ) → 0+ maka
(b) Jika > 0 dan ( ) → 0− maka
(c) Jika < 0 dan ( ) → 0+ maka
(d) Jika < 0 dan ( ) → 0− maka

Teorema 2.13 (Limit di Tak Hingga)


Jika 𝑓 𝐾 dan 𝑓 maka 𝐾 =
Teorema 2.14
Jika 𝑓 𝐾 dan 𝑓 maka 𝐾 =
Teorema 2.15
Jika 𝑓 𝐾 dan 𝑓 maka:
(a) Jika 𝑓 𝐾
(b) 𝐶 𝑓 𝐶 𝑓
(c) 𝑓 𝐾
(d) apabila L ≠ 0

6. Kekontinuan Fungsi
Definisi 2.23
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, dan ∈ . Fungsi 𝑓 dikatakan
kontinu di titik jika dan hanya jika
𝑓 𝑓
Berdasarkan definisi tersebut, ada tiga syarat untuk
suatu fungsi dikatakan kontinu, yaitu
1. 𝑓 ada
2. 𝑓( ) ada (yaitu ada dalam domain 𝑓)
3. 𝑓 𝑓

KB 3. Turunan dan Aplikasi Turunan

Definisi 3.2.
Turunan dari fungsi 𝑓 adalah fungsi 𝑓′ dengan
𝑓 𝑓
𝑓
Jika 𝑓, merupakan fungsi-fungsi yang mempunyai
turunan maka berlaku:

Teorema 3.6.
Turunan fungsi trigonometri diberikan berikut ini.

Teorema 3.7 (Aturan Rantai)


Jika mempunyai turunan di dan 𝑓 mempunyai
turunan di ( ) maka
Teorema 3.10
Jika 𝑓 mempunyai turunan pada ⊂ℝ dan 𝑓 ′ ( ) ≠ 0 pada
maka 𝑓−1 mempunyai turunan pada 𝑓( ) dan dapat
ditentukan dengan

Teorema 3.11.

Aplikasi Turunan

Teorema 3.15. (Teorema Nilai Rata-rata)


Dipunyai fungsi 𝑓:[ , ] → ℝ. Jika 𝑓 kontinu pada [ , ]
dan 𝑓 mempunyai turunan pada ( , ) maka terdapat
titik ∈ ( , ) sehingga 𝑓 ′ ( ) = 𝑓( )−𝑓( )/ − .

Teorema 3.16.
Dipunyai 𝑓: → ℝ, ⊆ℝ, dan 𝑓 ′ ( ) ada untuk setiap ∈
kecuali mungkin di titik-titik ujungnya.
1) Jika 𝑓 ′ ( ) > 0 untuk setiap ∈ yang bukan di titik
ujung maka grafik 𝑓 naik pada .
2) Jika 𝑓 ′ ( ) < 0 untuk setiap ∈ yang bukan di titik
ujung maka grafik 𝑓 turun pada .

Teorema 3.18.
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, ⊆ℝ, 𝑓 kontinu pada , dan 𝑓 ′ ( )
ada pada kecuali mungkin di titik-titik ujungnya.
(a) Grafik 𝑓 cekung ke atas pada apabila 𝑓 ′′( ) > 0
untuk setiap ∈ yang bukan titik ujung .
(b) Grafik 𝑓 cekung ke bawah pada apabila 𝑓 ′′( ) < 0
untuk setiap ∈ yang bukan titik ujung .
Teorema 3.19. (Uji Turunan Kedua)
Dipunyai fungsi 𝑓: → ℝ, ⊆ℝ, dan ∈ . Jika 𝑓 ′ ( ) dan 𝑓
′′( ) ada pada maka:
(a) 𝑓 ′′( ) < 0 ⇒𝑓( ) suatu maksimum relatif 𝑓
(b) 𝑓 ′′( ) > 0 ⇒𝑓( ) suatu minimum relatif 𝑓
(c) 𝑓 ′′( ) = 0 ⇒ tidak ada kesimpulan
KB. 4 Antiturunan, Integral, dan Aplikasi Integral

1. Antiturunan
Definisi 4.1
Dipunyai 𝐹: ⟶ dan 𝑓: ⟶ . Jika 𝐹 ′ ( ) = 𝑓( ) untuk
setiap ∈ maka 𝐹 disebut suatu anti turunan 𝑓 pada
selang

Teorema 4.1
Jika sebarang bilangan rasional kecuali −1, maka
∫ 𝐶

Teorema 4.2
∫ sin = − cos + 𝐶 dan ∫ cos = sin +C

Teorema 4.3 (Kelinieran)


Dipunyai 𝑓 dan fungsi-fungsi yang mempunyai
turunan dan 𝐾 suatu konstanta. Untuk 𝑓 dan
berlaku aturan berikut.
1) ∫𝐾𝑓( ) = 𝐾 ∫ 𝑓( )
2) ∫[𝑓( ) + ( )] = ∫ 𝑓( ) +∫ ( )
3) ∫[𝑓( ) − ( )] = ∫ 𝑓( ) −∫ ( ) .

Teorema 4.4
Diberikan 𝑓 fungsi yang diferensiabel dan bilangan
rasional dengan ≠ −1, maka: ∫ 𝑓 𝑓
𝐶 , 𝐶 konstanta.

Teorema 4.5 (Penggantian)


Dipunyai mempunyai turunan pada 𝐷 dan ⊂
dengan adalah suatu selang. Jika 𝑓 terdefinisi pada
selang sehingga
𝐹′( ) = 𝑓( ), maka ∫ 𝑓[ ( )] ′( ) = 𝐹[ ( )] + 𝐶.

Teorema 4.6 (Integral Parsial)


Jika U dan V adalah fungsi-fungsi yang mempunyai
turunan pada selang buka , maka ∫𝑈. 𝑉 = 𝑈. 𝑉 − ∫ 𝑉.
𝑈

2. Notasi Sigma dan Jumlah Riemann


Deret dan notasi sigma diperlukan dalam
pembahasan tentang jumlah Riemann hingga integral
tertentu. Teorema yang sering digunakan, khususnya
dalam perhitungan integral tertentu melalui limit
jumlah Riemann.
Definisi Jumlah Riemann:
Definisi 4.3
Dipunyai 𝑓:[ , ] → ℝ. suatu fungsi, 𝑃 suatu partisi
untuk selang [ , ], dan 𝑡 ∈ [ −1, ]. Bangun =∑
𝑓(𝑡 ). ∆ . Bangun disebut Jumlah Riemann untuk
𝑓 pada selang [a,b].

3. Integral Tertentu
Definisi integral tertentu sebagai limit jumlah
Riemann:
Definisi 4.4
Dipunyai fungsi 𝑓:[ , ] → ℝ.
Jika ‖ ‖ ∑ 𝑓 𝑡 ada, maka dikatakan fungsi
f terintegralkan secara Riemann pada selang [ , ].
Selanjutnya ditulis ‖ ‖ ∑ 𝑓 𝑡 ∫ 𝑓
disebut integral tertentu (integral Riemann) fungsi 𝑓
dari ke .

Teorema 4.9

∫ ∑
‖ ‖

Teorema 4.10

∫ 𝐾 ∑𝐾 𝐾
‖ ‖

Teorema 4.11 (Kelinearan)


Jika fungsi-fungsi 𝑓 dan terintegral pada selang [ ,
], maka fungsi-fungsi (𝑓 + ) dan 𝐾. 𝑓 dengan 𝐾
konstanta terintegralkan, yaitu:
(1) ∫ 𝑓 ∫ 𝑓 ∫
(2) ∫ 𝐾𝑓 𝐾 ∫ 𝑓

Teorema 4.12 (Sifat Penjumlahan Selang)


Jika fungsi 𝑓 kontinu pada suatu selang yang
memuat , , dan maka ∫ 𝑓 ∫ 𝑓
∫ 𝑓 tanpa memperhatikan urutan , , dan .

Teorema 4.16 (Teorema Dasar Kalkulus 1)


Jika 𝑓 kontinu pada selang [ , ] dan suatu titik
dalam [ , ], maka
Teorema 4.19 (Teorema Dasar Kalkulus 2)
Jika 𝑓( ) kontinu pada [ , ] dan 𝐹( ) sebarang anti
turunan 𝑓( ), maka ∫ 𝑓 𝑭(𝒃) – 𝑭( ).
Selanjutnya ditulis 𝐹 𝐹 𝐹

4. Aplikasi Integral
a. Luas Daerah pada Bidang Datar
Definisi 4.6
Luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi 𝑓 dan
𝑓
∫ 𝑓
Definisi 4.7
Luas daerah yang dibatasi dua grafik fungsi 𝑓 dan

∫ 𝑓

Teorema 4.21
Luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi 𝑓 dan
𝑓( ) < 0
∫ 𝑓

b. Volume Benda Putar


(1) Metode cakram:

𝑉 𝑉 ∑𝜋 𝑓 𝑡 𝜋∫ 𝑓
‖ ‖

(2) Metode cincin:

𝑉 𝑉 𝜋∫

(3) Metode sel silinder (kulit tabung:

𝑉 𝑉 𝜋∫ 𝑓

c. Luas Permukaan Benda Putar

𝜋 ∫𝑓 √ 𝑓

2 Daftar 1. Fungsi trigonometri pada bagian periode dan


materi yang amplitudo
sulit 2. Grafik fungsi trigonometri
3. Limit tak hingga dan limit di tak hingga fungsi
dipahami di
trigonometri
modul ini 4. Turunan Fungsi Implisit dan Fungsi Invers
5. Aplikasi turunan

3 Daftar 1. Pembelajaran trigonometri yang sering dianggap


materi yang sulit oleh peserta didik karena banyaknya hafalan
sering rumus
2. Pada beberapa peserta didik penggunaan tanda 𝜋
mengalami
sering tertukar pada konteks antara lingkaran
miskonsepsi dengan trigonometri
3. Pada aplikasi integral yaitu dalam menentukan
batas-batas pada daerah yang akan dicari luasnya
4. Luas permukaan benda putar
5. Metode volume benda putar
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 4 PROFESIONAL

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul KOMBINATORIKA DAN STATISTIKA

Judul Kegiatan Belajar 1. Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi


(KB) 2. Teori Peluang
3. Ukuran Pemusatan Data dan Penyebaran
4. Pembelajaran Kombinatorika dan Statistika

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi KB. 1 Kaidah Pencacahan, Permutasi dan
yang dipelajari Kombinasi
Modul dikemas dalam empat sub kajian
dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Kaidah Pencacahan dan
Penjabaran Binom Newton
 Sub Kajian 2 : Permutasi
 Sub Kajian 3 : Kombinasi

A. Kaidah Pencacahan dan Penjabaran Binom


Newton

1. Aturan Pengisian Tempat adalah Misalkan


ada tempat tersedia dengan 1 adalah
banyaknya cara mengisi tempat pertama, 2
adalah banyaknya cara mengisi tempat
kedua, dan seterusnya hingga adalah
banyaknya cara mengisi tempat ke- . Maka
banyaknya cara mengisi tempat adalah 1 ×
2 × 3 × … × kn
2. Kaidah Perkalian Berlaku bagi penyusunan
atau pemilihan objek yang dilakukan
beberapa tahap dan dilaksanakan sekaligus.
Pada setiap tahap dimungkinkan beberapa
cara (alternatif) penyusunan atau
pemilihan.
3. Kaidah penjumlahan yaitu tindakan
pemilihan atau penyusunan yang dilakukan
dalam beberapa tahap pemilihan atau
penyusunan yang tidak dilaksanakan
sekaligus, akan tetapi dilakukan
berdasarkan salah satu tahap.

B. Permutasi
1. Notasi faktorial Untuk setiap
bilangan asli, didefinisikan :

2. Permutasi dari unsur – unsur yang


berbeda
Permutasi obyek yang diambil dari
obyek berbeda, dengan ≤ adalah
yang didefinisikan dengan :

3. Permutasi yang memuat beberapa unsur


sama
Banyaknya permutasi n unsur yang
memuat k unsur yang sama, m unsur yang
sama dan p unsur yang sama dengan +
+ 𝑝 ≤ ditentukan dengan rumus :

4. Permutasi siklis
Banyaknya permutasi siklis dari n unsur
tersebut dirumuskan dengan :

C. Kombinasi
Suatu kombinasi unsur yang diambil dari
unsur yang tersedia (tiap unsur tersebut
berbeda) adalah suatu pilihan dari unsur
tadi tanpa memperhatikan urutannya. Kata
kunci yang membedakan antara kombinasi
dan permutasi adalah memperhatikan atau
tidak memperhatikan urutan. Banyaknya
kombinasi unsur yang diambil dari
unsur yang tersedia dengan ≤
dirumuskan dengan:
1. Kombinasi dengan Pengulangan adalah
memilih ( − 1) tempat dari + − 1 tempat
yang tersedia. Banyaknya cara adalah

2. Binom Newton
Jika ( + ) kita jabarkan akan didapat
rumus sebagai berikut :
( + ) = 𝐶 ( ) ( )0 + 𝐶1( ) − 1( )1 + 𝐶2( ) −

2( )2 + + 𝐶 − 1( )1( ) − 1 + 𝐶 ( )0( )

atau dapat juga ditulis

( + ) = 𝐶 ( )0( ) + 𝐶1( )1( ) − 1 +


𝐶2( )2( ) − 2 + + 𝐶 − 1( ) − 1( )1 +
𝐶 ( ) ( )0

KB. 2 Teori Peluang

Modul dikemas dalam lima sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Percobaan dan Peluang Suatu
Kejadian
 Sub Kajian 2 : Frekuensi Harapan (Fh)
 Sub Kajian 3 : Kepastian dan Kemustahilan
 Sub Kajian 4 : Komplemen Suatu Kejadian
 Sub Kajian 5 : Kejadian Majemuk

A. Percobaan dan Peluang Suatu Kejadian


1. Percobaan adalah Setiap proses yang
menghasilkan suatu kejadian
2. Ruang sampel adalah Semua hasil yang
mungkin dari suatu percobaan
3. Titik sampel adalah setiap hasil dalam
ruang sampel
4. Rumus kejadian sebuah peluang :

𝑃
Dengan :
P(A) = Peluang muncul A
n(A) = banyaknya titik sampel kejadian A
n(S) = banyaknya titik sampel pada
ruang sampel S

B. Frekuensi Harapan
Frekuensi Harapan adalah suatu kejadian
pada suatu percobaan adalah hasil kali
peluang dengan frekuensi percobaan A,
dinyatakan dengan rumus :

C. Kepastian dan kemustahilan


Peluang suatu kejadian mempunyai nilai 0 ≤
P ≤1, artinya : jika P = 0 maka kejadian dari
suatu peristiwa adalah mustahil atau tidak
pernah terjadi, dan jika P = 1 maka suatu
peristiwa pasti terjadi.

D. Komplemen dari suatu kejadian


Jika Ac menyatakan komplemen dari kejadian
A, maka : P(Ac) =1 – P(A)

E. Kejadian majemuk
Kejadian majemuk terjadi apabila ada
kejadian atau percobaan yang terjadi lebih
dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian
baru.

1. Prinsip inklusi Eksklusi (PIE) adalah


bentuk paling umum dari prinsip
penambahan pada himpunan.

2. Peluang Kejadian yang Saling Lepas


Dua kejadian disebut saling lepas jika irisan
dari dua kejadian itu merupakan himpunan
kosong, atau dapat ditulis kejadian A dan B
saling lepas jika A B = .
Dari sifat peluang
𝑃( )= 𝑃( )+ 𝑃( )– 𝑃( )
Jika A dan B lepas maka A B = ,
sehingga 𝑃( ) = 0, diperolah
𝑃( ) = 𝑃( ) + 𝑃( ).

3. Peluang Bersyarat
Jika A dan B adalah dua kejadian dalam
ruang sampel S dan P(A) ≠ 0, maka peluang
bersyarat dari B yang diberikan A
didefinisikan sebagai :

𝑃 | atau P(A B) = P(A). P(B

4. Kejadian Saling Bebas (Stokastik)


Jika dua keping mata uang yang homogen
dilantunkan bersama-sama, maka kejadian
yang mungkin adalah :
S = {(G1,G2), (G1,A2), (A1,G2), (A1,A2)} → n(s) =
4.
Pada kejadian mata uang pertama muncul
G1 dan mata uang kedua muncul G2, maka
P(G1) = dan P(G2) = . Kejadian G1 dan G2
adalah dua kejadian yang saling bebas.
P(G1,G2) = P(G1G2) = P(G1) x P(G2) =
. Secara umum, jika A dan B merupakan
dua kejadian yang saling bebas maka
peluang kejadian A dan B adalah :
P(A|B) = P(A) x P(B)

* Fungsi Distribusi Peluang Seragam


Diskret.
Definisi : Bila peubah acak X yang bernilai x1,
x2, . . . , xk, dengan peluang yang sama maka
fungsi distribusi seragam diskret diberikan
oleh 𝑓( , )= , = 1, 2, ...,

* Fungsi Distribusi Peluang Binomial


Definisi : Banyaknya sukses X dalam n usaha
suatu percobaan binomial disebut
suatupeubah acak binomial. Bila suatu usaha
binomial dapat menghasilkan sukses dengan
peluang p dan gagal dengan peluang q =1-p,
maka fungsi distribusi peluang peubah acak
binomial X, yaitu banyaknya sukses dalam n
usaha bebas, ialah
b( ; , 𝑝) = ( ) 𝑝 , = 0, 1, 2, ... n.
*Fungsi Distribusi Peluang Hipergeometri.
Definisi : Fungsi Distribusi Peluang
Hipergeometri dinyatakan dalam bentuk :
𝑝( )= 𝑃( = )= , = 0, 1, 2, 3, .... n

KB. 3 Ukuran Pemusatan dan Ukuran


Penyebaran

Modul dikemas dalam tiga sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Distribusi Frekuensi
 Sub Kajian 2 : Ukuran Pemusatan
 Sub Kajian 3 : Ukuran Penyebaran

A. Distribusi Frekuensi
Ada beberapa cara menyusun data, yaitu:
 Distribusi Data adalah Susunan dari
suatu data
 Distribusi Frekuensi kuantitatif adalah
penyusunan data menurut besarnya
(kuantitasnya).
 Distribusi Frekuensi kualitatif adalah
penyusunan data menurut kualitasnya
(kategorinya).
 Runtun waktu (time series), yaitu
penyusunan data menurut waktu
terjadinya.
 Distribusi spasial, yaitu penyusunan
data menurut tempat geografisnya. Di
sini hanya akan dibahas cara
penyusunan distribusi frekuensi
kuantitatif dan pembuatan grafiknya

1. Penyusunan Distribusi Frekuensi


Cara menyusun distribusi frekuensi
yaitu:
a) Tentukan banyak dan lebar inteval
kelas
b) Interval-interval kelas tersebut
diletakkan dalam suatu kolom,
diurutkan dari interval kelas
terendah pada kolom paling atas dan
seterusnya
c) Data diperiksa dan dimasukkan ke
dalam interval kelas yang sesuai

2. Penggambaran Distribusi Frekuensi


a) Histogram
Untuk menggambar grafik distribusi
frekuensi relatif, cara adalah :
interval kelas diletakkan pada
sumbu X dan frekuensi relatif
diletakkan pada sumbu Y, dengan :

Tinggi persegi panjang =

b) Poligon
Cara menggambar Poligon :
 Absis : titik tengah interval kelas
 Ordinat : frekuensi interval
kelas.
 Hubungkan titik-titik tersebut
dengan garis lurus

c) Ogive
Grafik ini merupakan penghalusan
poligon. Cara menggambar distribusi
kumulatif:
 absis: batas interval kelas
 ordinat: frekuensi interval kelas
 Hubungkan antar titik-titik
tersebut.

B. Ukuran Pemusatan
Dari sekumpulan data adalah nilai tunggal
yang representatif bagi keseluruhan nilai
data atau dapat menggambarkan distribusi
data itu, khususnya dalam hal letaknya
(lokasinya)
1. Mean dan Mean Terbobot
a. Mean data tidak dikelompokkan
Mean dari sekumpulan observasi
adalah jumlah semua observasi
dibagi banyak observasi. Jika suatu
sampel berukuran n dengan elemen
x1, x2, ..., xn maka mean sampel
adalah :

Atau

̅
Misal v1, v2, ... , vk adalah himpunan
k nilai dan w1, w2, ..., wk bobot yang
diberikan kepada mereka maka
mean terbobot adalah


b. Mean Data dikelompokkan


Data dikelompokkan adalah
sekumpulan data yang telah
disederhanakan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Harga mean
yang diperoleh merupakan harga
pendekatan, dengan anggapan
bahwa nilai yang terletak pada suatu
interval kelas sama dengan harga
titik tengahnya. Mean yang diperoleh
merupakan mean terbobot dengan
nilai bobotnya sama dengan nilai
frekuensinya. Mean dari data yang
dikelompokkan adalah:
2. Median
Median dari sekumpulan data adalah
nilai yang berada di tengah dari
sekumpulan data itu setelah diurutkan
menurut besarnya . Interval median
adalah interval dimana median itu
berada, diperoleh dengan menghitung
harga yang nomor ke-n/2 menurut
urutan frekuensinya dari atas ke bawah
(dari bawah ke atas).
a. Median data yang tidak
dikelompokkan
Jika banyaknya data ganjil maka :

Jika banyaknya data genap :

b. Median Data yang dikelompokkan


Rumus untuk menghitung median
adalah

Median = Md = Lmd +
Dengan : Lmd : batas bawah interval
median
N : banyak data
F : jumlah frekuensi interval-
interval
sebelum interval median
fmd : frekuensi interval median
c : lebar interval

Interval median adalah interval


dimana median itu berada, diperoleh
dengan menghitung harga yang
nomor ke-n/2 menurut urutan
frekuensinya dari atas ke bawah (dari
bawah ke atas).

3. Kuartil
Kuartil dari sekumpulan data adalah
nilai-nilai yang membagi empat
secara sama dari sekumpulan data
itu setelah diurutkan menurut
besarnya.
a. Data tidak dikelompokkan
b. Data dikelompokkan

Kuartil I : K1 = LK1+
Kuartil II : K2 =Median = Md =
Lmd+

Kuartil III : K3 = LK3+

Dengan LK1 : batas bawah interval kuartil


I
Lmd : batas bawah interval median
LK3 : batas bawah interval kuartil
III
n : banyak data
F : jumlah frekuensi interval-
interval
sebelum interval Kuartil
fK1 : frekuensi interval Kuartil I
fmd : frekuensi interval median
fK3 : frekuensi interval Kuartil III
c : lebar interval
Interval Kuartil adalah interval dimana
Kuartil itu berada.

4. Modus
Modus dari sekumpulan data adalah
nilai yang sering muncul atau nilai
yang mempunyai frekuensi tertinggi
dalam kumpulan data itu.
a. Data tidak dikelompokkan
b. Data dikelompokkan
Modus =
dengan
Lmo : batas bawah interval modus
a : beda frekuensi antara interval modus
dengan
interval sebelumnya
b : beda frekuensi antara interval modus
dengan
interval sesudahnya.
c : lebar interval Interval modus
Interval modus adalah interval yang
mempunyai frekuensi tertinggi.

A. Ukuran Penyebaran/Dispersi
1. Jangkauan adalah selisih data
terbesar dan terkecil
2. Deviasi rata-rata adalah harga rata-
rata penyimpangan tiap data
terhadap meannya. Besar
perbedaaan antara data dan
meannya adalah harga mutlaknya.
1) Data tidak dikelompokkan
∑ | ̅|

2) Data dikelompokkan
Deviasi rata-rata untuk data yang
dikelompokkan, dihitung dengan
rumus :
∑ | ̅|
, ∑ 𝑓
dengan xi : titik tengah inteval kelas ke-i
fi : frekuensi interval kelas ke-i
n : banyak data

3. Variansi dan Deviasi Standar


(Simpangan Baku)
Variansi sampel didefinisikan sebagai
jumlah kuadrat deviasi terhadap mean
sampel dibagi – 1
1) Data tidak dikelompokkan
s2 ∑ ̅ atau,

s2 ⌊∑ ∑ ⌋
Deviasi standar sampel didefinisikan
sebagai akar positif dari variansi
sampel, yaitu : s = √
Varians populasi disimbolkan 𝜎2
dihitung dengan rumus :

𝜎 ∑ ̅

2) Data dikelompokkan

s2 ∑ ̅ atau

s2 ⌊∑ ∑ ⌋

KB.4 Pembelajaran Kombinatorik dan Statistika


Modul dikemas dalam sepuluh sub kajian
dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Pengetahuan Faktual,
Prosedural dan Metakognitif
 Sub Kajian 2 : Arti 4C
 Sub Kajian 3 : Problem Based Learning
 Sub Kajian 4 : Discovery Learning
 Sub Kajian 5 : Project Based Learning
 Sub Kajian 6 : Literasi
 Sub Kajian 7 : PPK
 Sub Kajian 8 : Pembelajaran KB 1
 Sub Kajian 9 : Pembelajaran KB 2
 Sub Kajian 10 : Pembelajaran KB 3

A. Istilah Pengetahuan Faktual, Konseptual,


Prosedural, dan Metakognitif untuk Tingkat
SMA/MA/SMALB/ Paket C
1. Faktual
Faktual adalah pengetahuan teknis dan
spesifik,detail dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni,dan budaya terkait dengan masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara,kawasan regional, dan
internasional.
2. Konseptual
Konseptual adalah terminologi/istilah dan
klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi,
teori,model, dan struktur yang digunakan
terkait dengan pengetahuan teknis dan
spesifik, detail dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya terkait dengan masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.
3. Prosedural
Prosedural adalah pengetahuan tentang
cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang
terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik,
algoritma, metode, dan kriteria untuk
menentukan prosedur yang sesuai
berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional. sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.
4. Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan tentang
kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari
pengetahuan teknis, detail, spesifik,
kompleks, kontekstual dan kondisional
berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.

B. Arti 4C (Communication, Collaborative,


Critical Thinking, Dan Creativity)
Keterampilan abad ke-21 atau diistilahkan
dengan 4C (Communication, Collaboration,
Critical Thinking and Problem Solving, dan
Creativity and Innovation) merupakan
kemampuan sesungguhnya ingin dituju sesuai
dengan kondisi abad 21.
1. Communication (komunikasi)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan
mentransfer sebuah informasi baik secara
lisan maupun tulisan.
2. Collaborative (kolaborasi)
Kolaborasi adalah kemampuan
berkolaborasi atau bekerja sama, saling
bersinergi, beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab; bekerja secara
produktif dengan yang lain; menempatkan
empati pada tempatnya; menghormati
perspektif berbeda.
3. Critical Thinking and Problem Solving
(Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah)
Berpikir kritis dan pemecahan masalah
adalah kemampuan untuk memahami
sebuah masalah yang rumit,
mengkoneksikan informasi satu dengan
informasi lain, sehingga akhirnya muncul
berbagai perspektif, dan menemukan solusi
dari suatu permasalahan.
4. Creativity and Innovation (Kreativitas
dan inovasi)
Kreativitas dan inovasi adalah kemampuan
untuk mengembangkan, melaksanakan,
dan menyampaikan gagasan-gagasan baru
kepada yang lain; bersikap terbuka dan
responsif terhadap perspektif baru dan
berbeda. Kreativitas juga didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang dalam
menciptakan penggabungan baru.

C. Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) adalah suatu
model pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada masalah nyata sehingga
diharapkan siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri,
menumbuhkembangkan inkuiri dan
keterampilan tingkat tinggi, memandirikan
siswa, serta meningkatkan kepercayaan
dirinya. Sintak dari PBL adalah:
1. Orientasi siswa kepada Masalah
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya serta memamerkannya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah

D. Discovery Learning (DL)


Model discovery merupakan pembelajaran
yang menekankan pada pengalaman langsung
dan pentingnya pemahaman struktur atau
ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran. Sintak dari Discovery Learning
adalah:
1. Stimulation
2. Problem statement
3. Data collection
4. Data processing
5. Verification
6. Generalization

E. Project Based Learning (PjBL)


Project Based Learning adalah sebuah model
atau pendekatan pembelajaran yang inovatif,
yang menekankan belajar kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks (Trianto,
2014), dengan sintak:
1. Penentuan penugasan proyek
2. Menyusun rencana proyek
3. Menyusun jadwal
4. Monitoring
5. Menguji hasil
6. Evaluasi pengalaman

F. Literasi
Literasi atau melek matematis didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang individu
merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan
matematika dalam berbagai konteks.

G. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
adalah Program pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,
dan olah raga dengan dukungan pelibatan
publik dan kerja sama antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).
1. Religius
ikap religius mencerminkan keberimanan
dan ketakwaan kepada Tuhanyang Maha
Esa.
2. Integritas
Integritas artinya selalu berupaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Mandiri
Mandiri artinya tidak bergantung pada
orang lain dan menggunakan tenaga,
pikiran, dan waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi, dan cita-cita.
4. Nasionalis
Nasionalis berarti menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan kelompok.
5. Gotong Royong
Gotong royong menerminkan tindakan
mengahargai kerja sama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan
bersama.

2 Daftar materi 1. Binom Newton


yang sulit 2. Prinsip Inklusi dan Eksklusi (PIE)
dipahami di 3. Fungsi Distribusi Peluang Binomial
modul ini 4. Fungsi Distribusi Peluang Hipergeometri

3 Daftar materi 1. Binom Newton


yang sering 2. Ukuran penyebaran data
mengalami 3. Soal-soal cerita panjang
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 5 PROFESIONAL

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul BILANGAN


Judul Kegiatan Belajar 1. Keterbagian, Faktor Bilangan, Bilangan
(KB) Prima, Kelipatan Bilangan
2. Kongruensi Modulo
3. Notasi Sigma, Barisan dan Deret
4. Induksi Matematika

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi A. KB.1 : Keterbagian, Faktor Bilangan,
yang dipelajari Bilangan Prima, Kelipatan Bilangan

Modul dikemas dalam empat sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Keterbagian
 Sub Kajian 2 : Faktor Persekutuan
Terbesar
 Sub Kajian 3 : Bilangan Prima
 Sub Kajian 4 : Kelipatan Persekutuan
Terkecil

1. Keterbagian

Definisi :
Bilangan bulat a membagi habis bilangan
bulat b (ditulis a b) apabila terdapat
bilangan bulat k sehingga b = ak

Contoh:
21 karena terdapat bilangan bulat yakni
7 sehingga 21 = 3.7

Syarat :
a. Jika a b dan b c maka a c
b. Jika a b dan a (b+c) maka a c
c. Jika p q, maka p qr untuk semua r∈Z
d. Jika p q dan p r, maka p q+r
2. Faktor Persekutuan Terbesar

Definisi:
a. Suatu bilangan bulat d disebut faktor
persekutuan dari a dan b apabila d
dan d
b. Bilangan bulat positif d disebut FPB
dari a dan b jika dan hanya:
(i) a dan
(ii) Jika a dan maka
c. Bilangan bulat a dan bdisebut relatif
prima (saling prima) jika FPB (a,b) = 1

3. Bilangan Prima
Definisi:
Bilangan Prima adalah bilangan asli yang
hanya memiliki dua faktor yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri

Teorema:
(i) Jika sisa pembagian b oleh a relatif
prima dengan a, maka b relatif prima
dengan a.
(ii) Setiap bilangan prima yang lebih besar
dari 1 dapat dibagi oleh suatu bilangan
prima
(iii) Setiap bilangan bulat n > 1 merupakan
bilangan prima atau n dapat
dinyatakan sebagai perkalian bilangan
– bilangan prima
(iv) Jika n suatu bilangan komposit maka n
memiliki faktor k dengan 1 <k √

4. Kelipatan Persekutuan Terkecil

Definisi:
(i) Bilangan – bilangan bulat
dengan untuk i = 1,2,..., n
mempunyai kelipatan persekutuan b
jika untuk setiap i.
(ii) Jika dengan untuk i
= 1,2,..., n maka kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari
bilangan – bilangan bulat positif
terkecil di antara kelipatan – kelipatan
persekutuan dari .
(iii) Jika a dan bbilangan – bilangan bulat
positif, maka KPK [a,b] x FPB (a,b) = ab

B. KB. 2 : Kongruensi Modulo

Modul dikemas dalam dua sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Kekongruenan
 Sub Kajian 2 : Sistem Residu

1. Kekongruenan

Definisi :
Jika m suatu bilangan bulat positif
membagi a – b maka dikatakan a kongruen
terhadap b modulo m dan di tulis
(mod m)
Jika m tidak membagi a – b maka
dikatakan a tidak kongruen terhadap b
modulo b dan di tulis (mod m)

Teorema :
(i) Untuk bilangan bulat sebarang a dan
b, (mod m) jika hanya dan jika a
dan b memiliki sisa yang sama jika
dibagi m.
(ii) Untuk mbilangan bulat positif dan p, q
dan r bilangan bulat, berlaku :
- 𝑝 𝑝 (mod m)
- 𝑝 (mod m) jika dan hanya jika
𝑝 (mod m)
- 𝑝 (mod m) dan (mod m)
dan 𝑝 (mod m)
(iii) Jika p, q dan r dan m adalah bilangan
– bilangan bulat dan m> 0 sedemikian
hingga 𝑝 (mod m), maka:
- 𝑝
- 𝑝
- 𝑝
(iv) Jika (mod m) dan (mod m)
maka:
-
-
-
-
(v) Jika𝑝 𝑝 maka 𝑝

(vi) Jika (mod m) maka Jika


(mod m) untuk n bilangan
bulat positif
(vii) Jika a suatu solusi f(x) 0 (mod m)
dan (mod m) maka b juga
solusi f(x) itu
(viii) Jika d m dan (mod m) maka
(mod m)
(ix) Misalkan (a,n) = d
ax = ay (mod m) jika dan hanya jika

(x) Misalkan am= 1


ax = ay (mod m) jika dan hanya jika

(xi) Jika ax = ay (mod p) dengan p dan


p bilangan basit, maka 𝑝
(xii) Diketahui bilangan – bilangan bulat
a, p,q,m, dan m>0
- ap aq (mod m) jika dan hanya jika p
q (mod )
- p q (mod ) dan p q (mod )jika
Dn hanya jika p q (mod )

2. Sistem Residu
Definisi :
a. Suatu himpunan {x,x, ..., x}
disebutsuatu sistem residu lengkap m.
Jika dan hanya jika untu setiap y
dengan ada satu dan hanya
satu x dengan , sedangkan
atau
Contoh:
Himpunan A = {6,7,8,9} bukan
merupakan sistem residu lengkap
modulo 5 sebab banyaknya unsur A
kurang dari 5
b. Suatu himpunan bilangan bulat
{ disebut suatu sistem
residu tereduksi modulo m
c. Banyaknya residu di dalam suatu
sistem residu tereduki modulo m
disebut fungsi euler dari m dan
dinyatakan

Teorema Euler:
Jika a, m, ∈ Z dan m > 0 sehingga (a,m) = 1,
maka ∅

Teorema Keci Fermat:


Jika p adalah suatu bilangan prima dan p
tidak membagia,maka 𝑝

3. KB. 3 : Notasi Sigma, Barisan dan Deret

Modul dikemas dalam lima sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Notasi Sigma
Definisi:

Sifat – Sifat:
a. ∑
b. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓
c. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓 ∑
d. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓 ∑ 𝑓
e. ∑ 𝑓 ∑ 𝑓 𝑝

 Sub Kajian 2 : Barisan dan Deret


a. Barisan dan Deret Aritmatika
Barisan dengan selisih yang tetap
Rumus Suku Ke-n
𝑈
Rumus Banyak Jumlah Suku Ke-n
b. Barisan dan Deret Geometri
Barisan dengan rasio yang tetap
Rumus Suku Ke-n
𝑈
Rumus Banyak Jumlah Suku Ke-n

c. Deret Geometri Tak Hingga


Rumus Banyak Jumlah Suku Ke-n

d. Barisan Sebagai Fungsi


(i) Barisan Linear
Bentuk Umum
𝑈

(ii) Barisan Berderajat Dua


Bentuk Umum
𝑈

(iii) Barisan Berderajat Tiga


Bentuk Umum
𝑈

e. Barisan Fibonacci
Barisan Fibonacci adalah barisan
rekursif (pemanggilan/pengulangan)
yang ditemukan oleh matematikawan
Leonardo da Pisa

4. KB.4 : Induksi Matematika


Definisi:
Induksi Matematika merupakan teknik
pembuktian yang baku dalam matematika
dan merupakan salah satu metode/alat yang
digunakan untuk membuktikan suatu
pernyataan matematika, khususnya
pernyataan – pernyataan yang berkaitan
dengan bilangan asli atau bilangan bulat
positif
Prinsip:
Misalkan {𝑃 adalah suatu barisan proposisi
yang memenuhi persyaratan:
(i) 𝑃 adalah benar (Biasanya N adalah 1)
(ii) 𝑃 mengimplikasikan kebenaran
𝑃
Maka 𝑃 adalah benar untuk setiap bilangan
bulat

2 Daftar materi yang 1. Kekongruenan


sulit dipahami di 2. Sistem residu
modul ini 3. Notasi Sigma

3 Daftar materi yang Kongruensi Modulo


sering mengalami
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 6 PROFESIONAL

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul LOGIKA MATEMATIKA

Judul Kegiatan Belajar (KB) 1.Kalimat, Pernyataan, dan Tabel Kebenaran


2.Kuantor, Tautologi, dan Kontradiksi
3.Aljabar Proposisi, Argumen, dan Metode
Inferensi
4.Aturan Bukti Bersyarat dan Bukti Tak
Langsung

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi KB.1 Kalimat, Pernyataan, dan Tabel
yang dipelajari Kebenaran

Modul dikemas dalam tiga sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Kalimat dan Pernyataan
 Sub Kajian 2 : Kalimat Terbuka
 Sub Kajian 3 : Kalimat Majemuk

Garis Besar Materi:

- Kalimat adalah rangkaian kata yang


disusun menurut tata bahasa dan
mengandung arti. Pernyataan adalah
kalimat yang memiliki nilai kebenaran
(benar atau salah).
- Negasi suatu pernyataan adalah
pernyataan yang bernilai salah jika
pernyataan semula benar, dan
sebaliknya.
- Konjungsi merupakan pernyataan
majemuk dengan kata penghubung
“dan”, “tetapi”, “meskipun”, atau
“walaupun” . Seandainya kedua
pernyataan tunggalnya yaitu 𝑝,
semuanya bernilai benar, maka
pernyataan 𝑝∧ juga bernilai benar.
Jika salah satu diantara 𝑝, ada yang
salah atau bahkan keduanya salah,
maka pernyataan 𝑝∧ bernilai salah.
- Disjungsi merupakan pernyataan
majemuk dengan kata penghubung
“atau”. Disjungsi akan bernilai benar
apabila salah satu di antara
pernyataan tunggalnya bernilai benar.
Disjungsi yang mempunyai nilai
kebenaran tersebut disebut disjungsi
inklusif. Pada disjungsi ekslusifakan
bernilai benar apabila hanya salah satu
di antara pernyataan tunggalnya
bernilai benar dan tidak akan bernilai
benar jika kedua pernyataan
tunggalnya bernilai benar.
- Implikasi atau pernyataan bersyarat
merupakan pernyataan yang dibuat
dari 2 pernyataan tunggal 𝑝 dan yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat “jika
𝑝 maka ”.pernyataan implikasi 𝑝⇒
akan bernilai salah jika 𝑝bernilai benar
dan bernilai salah.
- Konvers adalah pernyataan yang
berbentuk ⇒𝑝.
- Invers adalah pernyataan yang
berbentuk ~p ⇒ ~q.
- Kontraposisi atau kontrapositif adalah
pernyataan yang berbentuk ~q ⇒ ~p.
- Nilai kebenaran implikasi ekuivalen
dengan nilai kebenaran kontraposisi.
- Nilai kebenaran konvers ekuivalen
dengan nilai kebenaran invers.
- Biimplikasi merupakan pernyataan
yang dibuat dari 2 pernyataan tunggal
𝑝 dan yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat “𝑝 jika dan hanya jika
”.pernyataan implikasi 𝑝⇔ akan
bernilai benar jika 𝑝 dan keduanya
bernilai benar atau keduanya bernilai
salah.

KB.2 Kuantor, Tautologi, dan Kontradiksi

Modul dikemas dalam tiga sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Kuantor
 Sub Kajian 2 : Tautologi
 Sub Kajian 3 : Kontradiksi
Garis Besar Materi:
- Kuantor universal adalah pernyataan
yang terdapat kata “semua”, “setiap”,
“untuk semua” atau “untuk setiap”.
Kuantor universal dilambangkan
dengan ∀.Pernyataan matematika yang
dilengkapi dengan kata-kata “terdapat”,
“ada”, “sekurang-kurangnya satu”, atau
“beberapa” merupakan pernyataan
berkuantor eksistensial. Kuantor
eksistensial dilambangkan dengan ∃.
- Teorema DeMorgan Misalkan 𝑝( )
adalah sebuah fungsi proposisional
pada , maka:
(i) ~(∀ ∈ )𝑝( ) ≡ (∃ ∈ )~𝑝( );
(ii) ~(∃ ∈ )𝑝( ) ≡ (∀ ∈ )~𝑝( ).
- Pernyataan majemuk yang selalu
bernilai benar untuk setiap substitusi
pernyataan tunggalnya dinamakan
tautologi.kontradiksi adalah pernyataan
yang selalu bernilai salah untuk setiap
substitusi nilai kebenaran pernyataan
tunggalnya.

KB. 3 Aljabar Proposisi, Argumen, dan


Metode Inferensi
Modul dikemas dalam tiga sub kajian
dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Aljabar Proposisi
 Sub Kajian 2 : Argumen dan Inferensi
 Sub Kajian 3 : Metode Inferensi

Garis Besar Materi:


- Beberapa hukum pada logika yang
mirip dengan hukum-hukum aljabar
pada sistem bilangan real sehingga
sering disebut sebagai hukum aljabar
proposisi.
- Pernyataan-pernyataan yang digunakan
untuk menarik kesimpulan disebut
premis. Jadi suatu premis dapat
berupa aksioma, hipotesis definisi, atau
pernyataan yang sudah dibuktikan
sebelumnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan argumen adalah
kumpulan kalimat yang terdiri atas
satu atau lebih premis yang
mengandung bukti - 63 bukti (evidence)
dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini
selayaknya diturunkan dari premis-
premis. Proses atau cara untuk
menarik atau menurunkan kesimpulan
dalam suatu argumen dari beberapa
proposisi (premis) disebut inferensi.
- Macam-macam kaidah inferensi adalah
Modus Ponens, Modus Tollens,
Silogisme Hipotesis, Silogisme
Disjungtif, dan Implikasi
-
KB. 4 Aturan Bukti Bersyarat dan Bukti
Tak Langsung

Modul dikemas dalam dua sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Aturan tak Bersyarat
 Sub Kajian 2 : Bukti Tak Langsung

Garis Besar Materi:

Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan


apabila konklusi argumen tersebut
merupakan implikasi.

2 Daftar materi yang 1.Aturan Bukti Bersyarat dan Bukti Tak


sulit dipahami di Langsung
modul ini
3 Daftar materi yang 1.Hukum Aljabar Proposisi
sering mengalami
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 1 PEDAGOGI

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN

Judul Kegiatan KB 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu


Belajar (KB) Pendidikan
KB 2. Karakteristik Peserta Didik
KB 3.Teori Belajar dan Implikasinya dalam
Pembelajaran
KB 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar KB 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu
materi yang Pendidikan
dipelajari
Modul dikemas dalam tiga sub kajian dengan
urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Konsep Dasar dan Rasional Ilmu
Pendidikan
 Sub Kajian 2 : Landasan Ilmu Pendidikan
 Sub Kajian 3 : Penerapan Landasan Ilmu
Pendidikan dalam Praktik Pembelajaran

1. Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan


a. Kebutuhan: sebagai cara manusia untuk
mempertahankan eksistensinya dan
memberikan pengalaman belajar serta
pengaruh positif bagi perkembanggannya
b. Tanggung jawab: manusia memiliki
tanggung jawab untuk membina
masyarakat, memelihara alam lingkungan,
membina kerukunan hidup bersama, dan
memelihara martabat kemanusiaannya
(human dignity)
c. Pedagogik: teori mendidik yang membahas
apa dan bagaimana mendidik yang sebaik-
baiknya sebagai upaya membantu
seseorang untuk menguasai aneka
pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai yang
diwarisi dari keluarga dan masyarakat.
d. Kompetensi pedagogik: kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya

2. Landasan-landasan Ilmu Pendidikan


a. Landasan material: landasan bersifat fisik
atau berwujud, seperti sarana prasarana,
peserta didik, dan lingkungan
b. Landasan konseptual: landasan bersifat
asumsi atau teori-teori
1) Landasan Filosofis: pandangan-
pandangan yang bersumber dari filsafat
pendidikan mengenai hakikat manusia,
hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang
dinilai baik dan dijalankan setiap
lembaga pendidikan.
2) Landasan Yuridis: aspek-aspek hukum
yang mendasari dan melandasi
penyelenggaraan pendidikan
3) Landasan Empiris
a) Landasan Psikologis: asumsi-asumsi
yang bersumber dari studi ilmiah
tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi
manusia pada setiap tahapan usia
perkembangan tertentu
b) Landasan Sosiologis: bersumber pada
norma kehidupan masyarakat yang
dianut oleh suatu bangsa sehingga
tercipta nilai-nilai sosial
c) Landasan Historis: studi-studi
historis tentang proses perjalanan
pendidikan di Indonesia yang terjadi
pada periode tertentu di masa yang
lampau
4) Landasan Religius: asumsi-asumsi yang
bersumber dari religi atau agama yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan dan atau studi pendidikan

3. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam


Praktik Pendidikan
a. Landasan Filosofis: memadukan konsep-
konsep, prinsip-prinsip serta pendekatan-
pendekatannyakepada kerangka konseptual
kependidikan
b. Landasan Yuridis: penerapan UU No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
c. Landasan Empiris
1) Landasan Psikologis: penyelanggaraan
pendidikan di Indonesia yang
berjenjang. Contoh: PAUD, SD, SMP,
SMA
2) Landasan Sosiologis: adanya struktur
sosial di berbagailingkungan pendidikan.
Contoh: pembentukan komite sekolah
3) Landasan Historis: lahirnya Pancasila.
Contoh: Pancasila merupakan konten
utama dari mata pelajaran
pendidikankewarganegaraan (PKN) di
sekolah
d. Landasan Religius: tugas utama guru yaitu
mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih dan mengevaluasi
peserta didik.

KB 2. Karakteristik Peserta Didik

Modul dikemas dalam dua sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Pengertian Karakteristik Peserta
Didik
 Sub Kajian 2 : Ragam Karakteristik Peserta
Didik

1. Pengertian Karakteristik Peserta Didik


Karakteristik peserta didik: mengenali ciri-ciri
dari setiap peserta didik sebagai informasi
penting yang akan dijadikan pijakan dalam
menentukan berbagai metode yang optimal
guna mencapai keberhasilan kegiatan
pembelajaran

2. Ragam Karakteristik Peserta Didik


a. Etnik: suku bangsa
b. Kultural: budaya
c. Status sosial: latar belakang kondisi
keluarga
d. Minat: suatu rasa lebih suka, rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas.
e. Perkembangan kognitif: kemampuan
pemahaman terhadap suatu permasalahan
f. Kemampuan Awal: keadaan pengetahuan
dan keterampilan yang harus dimiliki
terlebih dahulu oleh peserta didik sebelum
mempelajari pengetahuan atau
keterampilan baru
g. Gaya belajar: cara yang cenderung dipilih
seseorang untuk menerima informasi dari
lingkungan dan memproses informasi
tersebut
h. Motivasi: suatu kondisi yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu, dan
yang memberi arah dan ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut
i. Perkembangan emosi: tergugahnya
perasaan yang disertai dengan perubahan-
perubahan dalam tubuh
j. Perkembangan sosial: kemampuan anak
untuk berinteraksi dengan lingkungannya,
bagaimana anak tersebut memahami
keadaan lingkungan dan mempengaruhinya
dalam berperilaku baik kepada dirinya
sendiri maupun kepada orang lain
k. Perkembangan moral dan spiritual:
kemampuan
untuk menghayati nilai dan makna,
memiliki kesadaran diri, fleksibel dan
adaftif, cenderung memandang sesuatu
holistik, dan cenderung mencari jawaban-
jawaban fundamental atas situasi-situasi
hidupnya.
l. Perkembangan motorik: perkembangan
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat
syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkordinasi

KB 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam


Pembelajaran

Modul dikemas dalam empat sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Teori Belajar Behavioristik dan
implikasinya dalam pembelajaran
 Sub Kajian 2 : Teori Belajar Kognitif dan
implikasinya dalam pembelajaran
 Sub Kajian 3 : Teori Belajar Kontruktivisme dan
implikasinya dalam pembelajaran
 Sub Kajian 4 : Teori Belajar Humanistik dan
implikasinya dalam pembelajaran

1. Teori Belajar Behavioristik dan


implikasinya dalam pembelajaran
a. Pandangan Teori Belajar Behavioristik
Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antar stimulus dan respon
Tokoh-Tokoh:
1) Edward Lee Thorndike (1871-1949)
Belajar adalah proses interaksi antara
stimulus (S) dan respon (R). Teori belajar
Thorndike disebut sebagai aliran
Koneksionisme (Connectionism).
Hukum tentang belajar
1. Hukum kesiapan (Law of Readiness)
2. Hukum latihan (Law of Excercise)
3. Hukum akibat (Law of Effect)
2) Jhon Broades Watson (1878-1958)
Teori yang dikembangkan oleh Watson
ialah Conditioning. Teori conditioning
berkesimpulan bahwa perilaku individu
dapat dikondisikan. Ia percaya dengan
memberikan kondisi tertentu dalam
proses pembelajaranmaka akan dapat
membuat peserta didik memiliki sifat-
sifat tertentu
3) Edwin Ray Guthrie (1886-1959)
Agar respon yang muncul sifatnya lebih
kuat dan bahkan menetap, maka
diperlukan berbagai macam stimulus
yang berhubungan dengan respon
tersebut. Guthrie jugapercaya bahwa
hukuman (punishment) memegang
peranan penting dalam proses belajar
4) Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990)
Teori Skinner dikenal dengan “operant
conditioning”, dengan enam konsepnya,
yaitu: penguatan positif dan negatif,
shapping, pendekatan suksetif,
extinction, chaianing of respon, dan
jadwal penguatan
b. Implikasi Teori Behavioristik dalam
Kegiatan Pembelajaran
Aplikasi teori behavioristik
berkembangpada pembelajaran dengan
powerpoint dan multimedia.

2. Teori Belajar Kognitif dan Implikasinya


dalam Pembelajaran
a. Pandangan Teori Belajar Konitif
Tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya
Tokoh-Tokoh:
1) Jean Piaget (1896-1980)
Proses belajar terdiri dari 3 tahap, yakni
1) Asimilasi: proses pengintegrasian
informasi baru ke struktur kognitif
yang sudah ada
2) Akomodasi: proses penyesuaian
struktur kognitif ke dalam siatuasi
yang baru
3) equilibrasi (penyeimbangan):
penyesuaian kesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi
2) Jerome Bruner (1915-2016)
Perkembangan kognitif seseorang terjadi
melalui tiga tahap yang ditentukan oleh
caranya melihat lingkungan
1) Tahap enaktif, seseorang melakukan
aktivitas-aktivitas motorik dalam
upayanya untuk memahami
lingkungan sekitarnya.
2) Tahap ikonik, seseorang memahami
obyek-obyek atau dunianya melalui
gambar-gambar dan visualisasi
verbal, melalui bentuk perumpamaan
(tampil) dan perbandingan
(komparasi).
3) Tahap simbolik, seseorang telah
mampu memiliki ide-ide atau
gagasan-gagasan abstrak yang sangat
dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam berbahasa dan logika
3) David Ausubel (1918-2008)
Belajar dalam dua dimensi, yaitu:
1) Dimensi pertama berhubungan
dengan cara informasi atau materi
pelajaran yang disajikan pada peserta
didik melalui penerimaan atau
penemuan.
2) Dimensi kedua menyangkut cara
bagaimana peserta didik dapat
mengaitkan informasi tersebut pada
struktur kognitif yang telah ada
b. Implikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan
Pembelajaran
Teori Bruner untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik padapembelajaran
simetri lipat
3. Teori Belajar Konstruktivistik dan
Implikasinya dalam Pembelajaran
a. Pandangan Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik memahami
belajar sebagai proses pembentukan
(kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik
itu sendiri. Ciri-ciri belajar konstruktivisme:
1) Orientasi: peserta didik diberik
kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam mempelajari suatu topik
dengan memberi kesempatan melakukan
observasi.
2) Elitasi: peserta didik mengungkapkan
idenya dengan jalan berdiskusi, menulis,
membuat poster, dan lain-lain.
3) Restrukturisasi ide: klarifikasi ide
dengan ide orang lain, membangun ide
baru, mengevaluasi ide baru.
4) Penggunaan ide baru dalam setiap
situasi: ide atau pengetahuan yang telah
terbentuk perlu diaplikasikan pada
bermacam-macam situasi.
5) Review: dalam mengaplikasikan
pengetahuan, gagasan yang ada perlu
direvisi dengan menambahkan atau
mengubah
Lev Vygotsky (1896-1934), Teori belajar
Konstruktivis meliputi tiga konsep utama,
yaitu
1) Hukum genetik tentang perkembangan:
perkembangan seseorang melewati dua
tataran. Tataran sosialdilihat dari
tempat terbentuknya lingkungan sosial
seseorang dan tataran psikologis dari
dalam diri orang yang bersangkutan
2) Zona perkembangan proksima:
bagaimana seseorang belajar dengan
bantuan orang lain dalam suatu zona
keterbatasan dirinya
3) Mediasi: tanda-tanda atau lambang yang
digunakan seseorang untuk memahami
sesuatu di luar pemahamannya
b. Implikasi Teori Belajar konstruktivistik
dalam Pembelajaran
Berkembangnya pembelajaran dengan web
(web learning) dan pembelajaran melalui
social media (social medialearning).
4. Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya
dalam Pembelajaran
a. Pandangan Teori Belajar Humanistik
Proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan
manusia itu sendiri
Tokoh-Tokoh
1) David A. Kolb
Kolb membagikan tahapan belajar
menjadi empat tahap
1) Pengalaman konkrit: seseorang
mengalami suatu peristiwa
sebagaima adanya, tanpa mengerti
2) Pengamatan aktif dan reflektif:
seseorang akan melakukan observasi
secara aktif terhadap peristiwa yang
dialaminya, berusaha mencari
jawaban, dan memahami kejadian
tersebut
3) Konseptualisasi: seseorang membuat
abstraksi, mengembangkan suatu
teori, konsep, atau hukum dan
prosedur tentang sesuatu yang
menjadi obyek perhatiannya
4) Eksperimen aktif: seseorang sudah
mampu mengaplikasikan konsep-
konsep, teori-teori atau aturan-
aturan ke dalam situasi nyata
2) Peter Honey dan Alan Mumford
Honey dan Mumford menggolongkan
peserta didik atas empat tipe
1) Peserta didik tipe aktivis: peserta
didik yang cenderung melibatkan diri
dan berpartisipasi aktif dengan
berbagai kegiatan
2) Peserta didik tipe reflektor:tipe ini
cenderung berhati hati mengambil
langkah dan penuh pertimbangan
3) Peserta didik tipe teoris: tipe ini
biasanya sangat kritis, suka
menganalisis, selalu berfikir rasional
menggunakan penalarannya.
4) Peserta didik tipe pragmatis: tipe ini
menaruh perhatian besar terhadap
aspek-aspek praktis dalam segala hal
3) Jurgen Hubermas
Hubermas membagi tiga macam tipe
belajar
1) Technicallearning (belajar teknis):
Peserta didik belajar berinteraksi
dengan alam alam sekelilingnya,
perlu dipelajari imu-ilmu alam atau
sains
2) Practicallearning (belajar praktis):
seseorang dapat berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya
3) Emancipatorylearning (belajar
emansipatori): seseorang mencapai
suatu pemahaman dan kesadaran
yang tinggi akan terjadinya
perubahan atau transformasi budaya
dalam lingkungan sosialnya
4) Samuel Bloom (1913-1999) dan David
Krathwohl (1921-2016)
Tiga kawasan taksonomi Bloom
1) Kawasan kognitif: mengingat,
mengrti, memakai, menganalisis,
menilai, mencipta.
2) Kawasan afektif: penerimaan,
pemberian respon, pemberian nilai
atau penghargaan, pengorgansasian,
karakterisasi.
3) Kawasan psikomotor: Peniruan,
penggunaan, ketepatan, perangkaian,
naturalisasi
b. Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam
Kegiatan Pembelajaran
Peserta didik memanfaatkanteknologi
untuk membuat kognisi, pemahaman dan
membuat kontenpembelajaran menjadi
lebih menarik dan lebih berwarna

KB 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia‟

Modul dikemas dalam enam sub kajian dengan


urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Konsep Dasar Kurikulum
 Sub Kajian 2 : Pembaharuan Kurikulum
Indonesia
 Sub Kajian 3 : Peran, Fungsi dan Komponen
Kurikulum
 Sub Kajian 4 : Hakikat Pengembangan
Kurikulum
 Sub Kajian 5 : Faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum
 Sub Kajian 6 : Strategi Penerapan Kurikulum
dan Tantangannya di Masa Depan

1. Konsep Dasar Kurikulum


a. Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran
Implementasi kurikulum ditekankan
kepada penggunaan metode dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik menguasai materi pembelajaran
b. Kurikulum sebagai pengalaman belajar
siswa
Belajar bukan hanya mengumpulkan
sejumlah pengetahuan, akan tetapi proses
perubahan tingkah laku
c. Kurikulum sebagai rencana atau program
belajar
Kurikulum berisi tentang program kegiatan
dan juga berisi tentang tujuan yang harus
ditempuh beserta alat evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan.

2. Pembaharuan kurikulum di Indonesia


jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu :
a. kurikulum sebagai rencana pelajaran
(kurikulum 1947 – 1968)
b. kurikulum berbasis pada pencapaian
tujuan (kurikulum 1975 – 1994)
c. kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum
2004 – 2013)

3. Peran, Fungsi, dan Komponen Kurikulum


a. Kurikulum memiliki tiga peran
1) Peran Konservatif: kurikulum dijadikan
sebagai sarana untuk mentransmisikan
nilai-nilai budaya masa lalu yang
dianggap masih sesuai dengan masa
kini
2) Peran Kreatif: kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu kebaruan
yang sesuai dengan perubahan tersebut
3) Peran Kritis dan evaluatif: kurikulum
sebagai kontrol atau filter sosial, untuk
menilai dan memilih nilai budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan
b. Kurikulum memiliki empat fungsi
1) Fungsi pendidikan umum: untuk
mempersiapkan peserta didik agar
menjadi anggota masyarakat baik
sebagai warga negara dan warga dunia
yang baik dan bertanggung jawab.
2) Suplementasi: memberikan pelayanan
kepada setiap peserta didik sesuai
dengan perbedaan yang dimilikinya
3) Eksplorasi: kurikulum harus dapat
menemukan dan mengembangkan minat
dan bakat peserta didik
4) Keahlian: mengembangkan kemampuan
peserta didik sesuai dengan keahliannya
yang didasarkan atas minat dan bakat
peserta didik
c. Komponen-komponen kurikulum
1) Tujuan: kualitas manusia yang
diharapkan dapat terwujud dari suatu
proses pendidikan
2) Isi atau content: pengetahuan ilmiah
yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip,
nilai dan keterampilan yang perlu
diberikan kepada siswa.
3) Aktivitas belajar: strategi pembelajaran
yang
berkaitan dengan cara atau sistem
penyampaian dari isi kurikulum agar
mencapai tujuan kurikulum
4) Evaluasi: menilai pencapaian tujuan
kurikulum dan menilai proses
implementasi suatu kurikulum secara
keseluruhan.

4. Hakikat Pengembangan Kurikulum


1) Kurikulum ideal dan kurikulum aktual:
kurikulum yang menjadi acuan dan
menjadi standar maka kurikulum yang
terlaksana atau dilaksanakan di
lapangan berdasarkan kurikulum
standar
2) Kurikulum tersembunyi: kurikulum
yang tidak terencana dalam acuan
pelaksanaan proses belajar mengajar

Prinsip Pengembangan Kurikulum


1) Prinsip relevansi: apa yang dipelajari
dapat sesuai dan sejalan dengan
pengalaman belajar yang didapat.
2) Prinsip Fleksibilitas: harus bisa
dilaksanakan dalam kondisi yang ada
dan memungkinkan untuk dilaksanakan
3) Prinsip Kontinuitas: memiliki efek
kesinambungan antara jenjang satu
kepada jenjang lainnya.
4) Prinsip Efektivitas: sesuai dengan
rencana dalam suatu kurikulum dapat
dilaksanakan dan dapat dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar.
5) Prinsip Efisiensi: dengan biaya yang
minimal dan waktu yang terbatas dapat
memperoleh hasil yang maksimal.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi


implementasi kurikulum
1) Faktor Guru
2) Faktor Peserta didik
3) Faktor Sarana dan Fasilitas
4) Faktor Lingkungan Sekolah
5) Faktor Budaya dan Ideologi

6. Strategi penerapan kurikulum dan


tantangannya di masa depan
1) Kesiapan guru menerima perubahan:
mau berubah menyesuaikan dengan
perkembangan zaman
2) Keterbukaan pola berpikir
a) Pola pikir tetap (Fixed Mindset): pola
pikir tidak mau diubah, tetap dan
lambat
b) Pola pikir bertumbuh (Growth
Mindset): pola pikir yang
menyesuaikan mengikuti perubahan

2 Daftar materi 1. Teori belajar


yang sulit
dipahami di
modul ini
3 Daftar materi 1. Perbedaan teori belajar
yang sering
mengalami
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 2 PEDAGOGI

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


ABAD 21

Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karakterristik Pembelajaran Abad 21


2. Profil Dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Abad 21
4. Strategi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan

1 Garis besar materi yang KB 1. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN


dipelajari ABAD 21

Modul dikemas dalam lima sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 :
Karakteristik Pembelajaran Abad 21
 Sub Kajian 2 :
Karakteristik Peserta Didik Abad 21
 Sub Kajian 3 :
Peran Guru dalam Pembelajaran Abad
21
 Sub Kajian 4 :
Model –Model Pembelajaran Abad 21
 Sub Kajian 5 :
TPACK sebagai Kerangka Integrasi
Teknologi

1. Fenomena perubahan pembelajaran


abad 21
Perubahan mendasar sedang terjadi
dalam dunia pendidikan “fenomena
disrupsi” dengan tanda-tanda sebagai
berikut: (1) belajar tidak lagi terbatas
pada paket-paket pengetahuan
terstruktur namun belajar tanpa batas
sesuai minat (continuum learning), (2)
pola belajar menjadi lebih informal, (3)
keterampilan belajar mandiri (self
motivated learning) semakin berperan
penting, dan (4) banyak cara untuk
belajar dan banyak sumber yang bisa
diakses seiring pertumbuhan MOOC
secara besar-besaran.
Beberapa keterampilan penting abad 21
sangat relevan menjadi orientasi
pembelajaran di Indonesia sebagai
berukut : (1) berpikir kritis dan
penyelesaian masalah (critical thinking
and problem solving), (2) kreatifitas dan
inovasi (creativity and innovation), (3)
pemahaman lintas budaya (cross-
cultural unserstanding), (4) komunikasi,
literasi informasi dan media (media
literacy, information, and commu-
nication skill), (5) komputer dan literasi
teknologi informasi dan komunikasi
(computing and ICT literacy), (6) karir
dan kehidupan (life and career skill).

2. Karakteristik peserta didik abad 21


Generazi z memiliki beberapa karekter
sebagai berikut: (1) generasi z menyukai
kebebasan dalam belajar (self directed
learning) mulai dari mendiagnosa ke-
butuhan belajar, menentukan tujuan
belajar,mengidentifikasi sumber belajar,
memilih strategi belajar, dan me-
ngevaluasi hasil belajarnya sendiri. (2)
generasi z suka mempelajari hal-hal
baru yang praktis sehingga mudah
beralih fokus belajarnya meskipun
memiliki kecukupan waktu untuk
mempelajarinya. (3) merasa nyaman
dengan lingkungan yang terhubung
dengan jaringan internet karena
memenuhi hasrat berselancar, ber-
kreasi, berkolaborasi, dan membantu
berbagi informasi sebagai bentuk
partisipasi. (4) generasi z lebih suka
berkomunikasi dengan gambar images,
ikon, dan simbol-simbol daripada teks.
(5) memiliki rentang perhatian pendek
(short attention span) atau dengan kata
lain sulit untuk berkonsentrasi dalam
jangka waktu lama. (6) berinteraksi
secara kompleks dengan media seperti
smartphone, televisi, laptop, dekstop,
dan iPod. (7) generasi z lebih suka
membangun eksistensi di media sosial
daripada di lingkungan nyata.

3. Peran guru dalam pembelajaran abad


21
Dalam pembelajaran abad 21. Guru
lebih berperan dan bertindak sebagai
mentor pendamping, pembimbing, dan
pelatih dengan kebijaksanaan,
pengetahuan, dan pengalaman. Guru
memotivasi peserta didik untuk
mencapai tujuan yang telah dipilih
melalui inspirasi-inspirasi baru serta
memberikan saran atas proses dan hasil
belajar peserta didik.

4. Model-model pembelajaran abad 21


1) Discovery learning: belajar melalui
penelusuran, penelitian, penemuan
dan pembuktian.
2) Pembelajaran berbasis proyek:
proyek memiliki target tertentu
dalam bentuk produk.
3) Pembelajaran berbasis masalah dan
penyelidikan
4) Belajar berdasarkan pengalaman
sendiri( self directed learning/SDL)
5) Pembelajaran kontekstual : guru
mengaitkan materi yang dipelajari
dengan situasi dunia nyata peserta
didik.
6) Bermain peran dan simulasi :
peserta didik bisa diajak untuk
bermain peran dan menirukan
adegan, ferak/model/pola/prosedur
tertentu.
7) Pembelajaran kooperatif: merupakan
bentuk pembelajaran berdasarkan
faham kontruktivistik.
8) Pembelajaran kolaboratif:
merupakan belajar dalam tim
dengan tugas yang berbeda untuk
mencapai tujuan bersama.
9) Diskusi kelompok kecil.

5. TPACK sebagai kerangka integrasi


teknologi
TPACK merupakan kerangka
pengintegrasian teknologi ke dalam
proses pembelajaran yang melibatkan
paket-paket pengetahuan tentang
teknologi, materi, dan proses atau
strategi pembelajaran. Penerapan
praktis TPACK mencakup 8 domain
yaitu: (1) menilai peserta didik, (2)
memahamkan materi, (3) memahami
peserta didik, (4) merancang kurikulum,
(5) merepresentasikan data, (6)
mengelola pembelajaran, (7) mendukung
strategi pembelajaran, (8) pengelolaan
pembelajaran dan integrasi dalam
konteks mengajar secara lebih luas.

KB 2. PROFIL DAN KOMPETENSI GURU


ABAD 21

Modul dikemas dalam tiga sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Profil Guru Abad 21
 Sub Kajian 2 : Kompetensi Guru Abad
21
 Sub Kajian 3 : Kompetensi Guru yang
memesona Abad 21

1. Profil Guru Efektif Abad 21


Ciri-ciri guru yang efektif di abad 21,
yaitu:
1) Memiliki kepribadian yang matang
dan berkembang
2) Memiliki keterampilan untuk
membangkitkan minat peserta didik
3) Memiliki penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang kuat
4) Sikap profesionalnya berkembang
secara berkesinambungan
5) Menguasai subjek (kandungan
kurikulum)
6) Mahir dan berketerampilan dalam
pedagogi (pengajaran dan
pembelajaran)
7) Memahami perkembangan murid-
murid dan menyayangi mereka
8) Memahami psikologi pembelajaran
9) Memiliki kemahiran konseling

2. Kompetensi guru abad 21


1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru yang berkenaan
dengan pemahaman terhadap peserta
didik dan pengelolaan pembelajaran
mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan
mengevaluasi.
2) Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan
personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa menjadi
teladan bagi peserta didikdan
berakhlak mulia.
3) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan
kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan
kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup
penguasaan substansi isi materi
pembelajaran, dan substansi
keilmuan yang menaungi materi
dalam kurikulum, ser
ta menambah wawasan keilmuan.

3. Kompetensi guru yang memesona


abad 21
Guru dalam melaksanakan
pembelajaran sebagai inti aktifitas di
sekolah, semestinya menunjukkan
kompetensi kepribadian dan kompetensi
sosial salah satunya adalah penampilan
memesona di depan peserta didik.
Selaian penjelasan mudah dipahami,
penguasaan keilmuan benar, canggih
menguasai teknologi, mau mendengar
peserta didik, berempati atas kondisi
peserta didik, dan pandai mengelola
kelas sebagai pengendalian situasi di
kelas secara rinci guru yang memesona
tampil dalam sebagai berikut:
1) Guru harus bisa menjadi teman
belajar yang menyenangkan, pandai
membuat analogi materi yang sulit
dengan padanan sehingga mudah
dipahami.
2) Pandai membuat metafora atau
perumpamaan sebagai strategi
sehingga peserta didik mudah
menangkapp esensi dari suatu materi.
3) Canggih. Guru memesona harus
terlihat canggih sehingga generasi z
merasa ada sesuatu yang perlu
dipelajari dari gurunya dan terkagum-
kagum.
4) Humoris namun tegas dan disiplin.
5) Guru pandai berempati dan
menyayangi peserta didik.
6) Memiliki rasa kesepenuhhatian dan
menyadari apa yang dilakukan adalah
panggilan jiwa.

KB 3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU


ABAD 21

Modul dikemas dalam tiga sub kajian


dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 : Profesi Guru dalam
Pandangan Yuridis
 Sub Kajian 2 : Tugas Pokok Guru
Berdasar Undang - Undang
 Sub Kajian 3 : Fungsi Guru Berdasar
Undang - Undang

1. Profesi guru dalam pandangan yuridis


Secara yuridis profesi guru sudah diakui
secara sah sebagai bidang pekerjaan
khusus yang memerlukan keahlian
khusus pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan
formal yang diangkat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

2. Tugas pokok guru berdasarkan


undang-undang
Tugas Menurut UUGD No 14 tahun
2015 tugas utama guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
Dalam permendikbud nomor 15 tahun
2018 pasal 3 ayat (1) merinci kegiatan-
kegiatan pokok yang perlu dilakukan
guru dalam jam kerja efektif yaitu:
1) Merencanakan pembelajaran atau
pembimbingan
2) Melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan
3) Menilai hasil pembelajaran atau
pembimbingan
4) Membimbing dan melatih peserta
didik
5) Melaksanakan tugas tambahan yang
melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja
guru.

3. Fungsi guru berdasarkan undang-


undang
Fungsi guru yang dimaksudkan disini
sebenarnya termasuk dalam tugas guru
namun ada beberapa fungsi yang
termaktub dalam poin d dan e pasal 20
undang-undang no. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen serta poin a, b,
dan c pasal 40 ayat (2) undang-undang
no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, meliputi:
1) Memelihara dan memupuk persatuan
dan kesatuan bangsa
2) Menjunjung tinggi peraturan
perundang-undangan, hukum, kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan
etika.
3) Menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamin dan dialogis.
4) Memelihara komitmen secara
profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan
5) Memberi teladan dan menjaga nama
baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.

KB 4. STRATEGI PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

1. Guru sebagai profesional yang reflektif


Guru adalah praktisi yang reflektif
merupakan bagian kunci dalam evaluasi
kinerja guru di banyak negara. Refleksi
dimulai dari mendeskripsikan
pengalaman, memahami dan merasakan
situasi, mengevaluasi dan menganalisis,
sampai kepada kesimpulan dan
menyusun rencana aksi. Guru harus
mampu mengenali kesenjangan
kompetensi dirinya sebagai bahan
menyusun rencana pengembangan diri
dan melakukan belajar mandiri.

2. Strategi pengembangan profesi guru


abad 21
Peraturan menteri negara
pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi nomor 16 tahun
2009 pasal 1 butir 5 pengembangan
keprofesian berkelanjutan adalah
pengembangan kompetensi guru yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan,
bertahap dan berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Pengembangan keprofesian
berkelanjutan terdiri dari 3 komponen,
yaitu :
1) Pengembangan diri dapat dilakukan
melalui diklat fungsional maupun
diklat teknis
2) Publikasi ilmiah dikategorikan
menjadi 3 kelompok kegiatan yaitu;
a. Presentasi pada forum ilmiah
b. Publikasi hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang
pendidikan formal
c. Publikasi buku teks pelajaran,
buku pengayaan, pedoman guru
dan buku bidang pendidikan
3) Karya inovatif dikategorikan menjadi 2
yaitu;
a. Teknologi tepat guna (karya
sains/teknologi)
b. Menemukan/menciptakan karya
seni

2 Daftar materi yang sulit 1. Mendesain dan mengembangkan


dipahami di modul ini strategi guru yang reflektif
2. Mendesain dan mengembangkan
strategi pengembangan berkelanjutan

3 Daftar materi yang 1. TPACK sebagai kerangka integrasi


sering mengalami teknologi
miskonsepsi 2. Assesment of learning, assesment for
learning dan assesment as learning
3. Guru efektif dan Guru yang
memesona
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 3 PEDAGOGI

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul PEMBELAJARAN INOVATIF


Judul Kegiatan Belajar 1. Pembelajaran Steam (Science, Technology,
(KB) Engineering, Art, And Mathematics)
2. Pembelajaran Berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi KB. 1 Pengertian Pembelajaran STEAM.
yang dipelajari
Modul dikemas dalam lima sub kajian
dengan urutan sebagai berikut:
 Sub Kajian 1 :
Pengertian Pembelajaran STEAM
 Sub Kajian 2 :
Prinsip – Prinsip Pembelajaran STEAM
 Sub Kajian 3 :
Pembelajaran STEAM Menggunakan
model Problem Based Learning
 Sub Kajian 4 :
Pembelajaran STEAM Berpusat pada
Proyek
 Sub Kajian 5 :
Tantangan –Tantangan dalam
Pembelajaran STEAM

1. Pengertian Pembelajaran STEAM

Pembelajaran STEAM merupakan singkatan


dari pembelajaran Science, Technology,
Engineering, Art and Mathematics. STEAM
dikenal di Indonesia dengan Sciences ebagai
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Technology
sebagai ilmu teknologi, Engineering sebagai
ilmu teknik, Art sebagai ilmu seni, seperti
seni musik, seni lukis, dan seni kriya, serta
Mathematics sebagai ilmu matematika.
Tujuan dan Fungsi Pembelajaran STEAM.
Tujuan pembelajaran STEAM dapat
mengasah tingkat literasi STEAM pada
peserta didik. Literasi STEAM menjadi
tujuan yang dapat dicapai oleh peserta didik
maupun pendidik. Bagi peserta didik,
literasi STEAM akan berguna dalam
perkembangan kehidupannya dan bagi
pendidik literasi STEAM bermanfaat
menunjang kinerja mendidik generasi yang
kompetitif dan kolaboratif. Pembelajaran
STEAM muncul ditujukan agar semua
gender terlibat dalam pembelajaran. Baik
laki- laki maupun perempuan memiliki
kesempatan yang sama dalam mengasah
keterampilan bidang STEAM. Tidak
menutup kemungkinan pekerjaan-pekerjaan
di bidang keteknikan yang selama ini
didominasi oleh laki-laki, dapat juga
dilakukan oleh perempuan yang memiliki
kapasitas yang memadai.

2. Prinsip - Prinsip Pembelajaran STEAM.


(1) Prinsip perhatian dan motivasi.
Apa yang dipelajari dan seberapa banyak
yang dipelajari, dipengaruhi oleh
motivasi peserta didik. Sedangkan
motivasi dipengaruhi oleh kondisi
emosional, minat, maupun kebiasaan
berpikir peserta Didik.
(2) Prinsip keaktifan.
Peserta didik melakukan kegiatan secara
sadar untuk mengubah suatu perilaku.
Peserta didik dapat menciptakan dan
menggunakan perbendaharaan strategi-
strategi pemikiran dan penalaran untuk
memenuhi tujuan yang kompleks.
(3) Prinsip keterlibatan langsung.
Pengetahuan akan bermakna jika
adanya upaya konstruksi pengetahuan
yang dilakukan oleh peserta didik.
(4) PrinsipPengulangan.
Melalui coba (trial) dan gagal (eror)
peserta didik perlu melakukan
pengulangan dalam pembelajaran.
(5) Prinsip Tantangan.
Suatu kondisi yang menantang seperti
mengandung masalah yang perlu
dipecahkan, peserta didik akan
tertantanguntuk mempelajarinya.
(6) Prinsip balikan dan penguatan.
Pemberian respon yangpositif secara
berulang dapat memperkuat tindakan
pesertadidik sedangkan pemberian
respon negatif memperlemah tindakan
peserta didik.
(7) Prinsip perbedaan individual. Proses
belajar yang terjadipada setiap individu
berbeda satu dengan yang lain
sepertifisik, maupun kapabilitas belajar.

3. Pembelajaran STEAM menggunakan


Model Problem Based Learning.
A).Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran
Berbasis Masalah.
(1) Fase 1, Orientasi peserta didik kepada
masalah.
(2) Fase 2, Mengorganisasikan peserta
didik.
(3) Fase 3, Membimbing penyelidikan
individu dan kelompok.
(4) Fase 4, Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya.
(5) Fase 5, Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
B).Sistem Sosial.
Sistem sosial berarti suasana dan norma
yang berlaku dalam pembelajaran.
Sistem sosial dari Problem Based
Learning bersifat kooperatif. Artinya
peserta didik bekerja sama dengan
teman dalam sebuah tim ataukelompok
untuk mendiskusikan masalah yang
diberikan pada saat pembelajaran.
C). Prinsip Reaksi.
Prinsip reaksi menggambarkan
bagaimana seharusnya pendidik
memandang, memperlakukan dan
merespon peserta didik. Prinsip reaksi
yang berkembang dalam Problem Based
Learning memosisikan pendidik sebagai
fasilitator dalam proses peserta didik
melakukan aktivitas pemecahan
masalah.
D). Sistem Penunjang.
Sistem penunjang adalah segala sarana
bahan alat atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran. Sistem
penunjang Problem Based
Learningadalah segala masalah-masalah
aktual yang mampu menciptakan
suasana
konfrontatif dan dapat membangkitkan
proses metakognisi, berpikir kritis,
danstrategi pemecahan masalah yang
bersifat divergen.
E). Dampak Instruksional dan Penyerta.
Dalam Problem based Learning,
pemahaman, transfer pengetahuan,
keterampilan berpikir kritis, kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan
komunikasi ini merupakan dampak
langsung dari pembelajaran.

4. Pembelajaran STEAM Berpusat pada


Proyek.
STEAM berpusat proyek dapat dilakukan
menggunakan tahapan sebagai berikut: (1).
Memilih salah satu topik yang
memungkinkan Anda menggabungkan
seluruh 5 aspek STEAM; (2).
Menghubungkan topik dengan masalah di
dunia nyata; (3). Mendefinisikan tantangan
(apa tujuan pembelajaran akan dicapai
peserta didik); (4). Memiliki solusi atas
penelitian dan curah pendapat peserta
didik; (5). Menjelaskan tantangan kepada
peserta didik (gunakan video untuk
melibatkan peserta didik); (6). Menggunakan
rencana desain teknik penyelesaian
masalah; (7). Membimbing peserta didik
ketika mereka memilih gagasan dan
membuat prototype; (8). Menguji prototype
yang dihasilkan; (9). Meminta peserta didik
mengkomunikasikan temuan mereka; (10).
Mendesain ulang prototype yang dihasilkan
sehingga memperoleh prototype sesuai
yang diharapkan.

5. Tantangan - Tantangan dalam


Pembelajaran STEAM.
Berikut adalah tantangan - tantangan
yang dapat ditemukan
dalampembelajaran STEAM:
(1). Perbedaan pendekatan/cara dalam
menerapkan pembelajaran STEAM.
(2). Kurangnya standar yang jelas.
(3).Dianggap terlambat saat STEAM hanya
diterapkan pada pendidikan tingkat
menengah.

KB. 2 Pembelajaran Berbasis Neurosains

1. Pengertian Neurosains,
Kapasitas dan Fungsi Bagian Otak
Manusia. Neurosains merupakan ilmu yang
mempelajari sistem syaraf otak dengan
seluruh fungsinya.

2. Cara Otak Kita Belajar.


Saat seseorang belajar sesuatu, maka
dalam otak kita akan terjadi pengaktifan
dan pembentukan pola hubungan (jaringan)
antar neuron. Belajar adalah proses
membangun dan mengubah koneksi-
koneksi dan jaringan-jaringan saraf
(sinaptik).
3. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis
Neurosains.
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
(1). Secara umum, memori jangka pendek
otak kita berada pada kondisi terbaikuntuk
menyimpan informasi pada pagi hari dan
paling tidak efektif pada sore hari,
sebaliknya memori jangka panjang kita
berada pada kondisi terbaik untuk
menyimpan informasi pada sore hari. Itu
artinya waktu pembelajaran terkait
penyerapan informasi paling baik dilakukan
di pagi hari, sedangkan waktu terbaik
untuk pengulangan, pengolahan dan
refleksi informasi paling baik dilakukan di
waktu sore hari.
2). Otak kita memiliki siklus bio-kognitif
terkait perhatian yang naik turunsetiap 90
menit. Dalam 24 jam otak kita memiliki
siklus naik turun perhatiannya sebanyak 16
kali. Itu artinya jika kita temukan sebagian
peserta didik kita yang terus menerus
mengantuk di dalam kelas, bisa jadimereka
sedang berada pada titik terendah siklus
perhatian mereka.
3). Pembelajaran akan lebih optimal, apabila
mampu mengembangkan kedua
belahan otak kanan dan kiri secara
seimbang. Otak kanan lebih bersifat intuitif,
acak, divergen (banyak alternatif pemikiran),
dan tidak teratur. Sedang otak kiri
cenderung bersifat linier, teratur, dan
divergen (satu alternatif pemikiran). Otak
kiri menyerap informasi berupa kata-kata
danbahasa, sedangkan otak kanan
menyerap informasi dengan gambar,
warna,dan musik.
4). Belahan otak kanan dan kiri kita
mengalami siklus efisiensi secara bergantian
setiap sembilan puluh sampai seratus
menit, dari spasial tinggi verbal rendah-
verbal tinggi - spasial rendah. Dengan kata
lain, dominasi otak kita berpindah secara
bergantian dari kanan ke kiri dari kiri ke
kananenam belas kali sehari.
5). Pembelajaran mencapai hasil terbaik
apabila difokuskan pada pembahasan
materi, dipecah kegiatan lain seperti kerja
kelompok, kemudiandifokuskan kembali
pada pembahasan materi.
6). Pembelajaran akan menarik perhatian
otak, jika memperhatikan perubahan
gerakan, cahaya, kekontrasan, dan warna.
7). Proses pembelajaran agar optimal perlu
memperhatikan beberapa faktor lingkungan,
diantaranya yaitu: suhu ruangan, pilihan
warna kelas, desainwarna tampilan media,
pengaturan ruang kelas termasuk setting
tempatduduk, pencahayaan, tanaman,
musik, aroma, perbandingan luas
ruangandengan jumlah peserta didik,
ketersediaan air minum, dan
mediapembelajaran.
8). Proses pembelajaran akan lebih optimal
jika peserta didik memperolehasupan gizi
dan nutrisi yang cukup, sehingga anak
memiliki hemoglobindalam darah (HB) yang
tinggi.
9). Emosi memicu perubahan zat kimiawi
dalam tubuh yang dapat mengubah
suasana hati dan perilaku peserta didik.
Kondisi emosi yang positif pesertadidik
sama pentingnya dengan konten kognitif
dari materi pelajaran yangdisampaikan.
4. Tahap-tahap pembelajaran berbasis
neurosains.
Menurut Jensen (2008) pembelajaran
berbasis neurosains dapat dilaksanakan
menggunakan lima tahap pembelajaran
yaitu: (1) persiapan, (2) akuisisi, (3)
elaborasi (koreksi kesalahan &
pendalaman), (4) formasi memori
(pembelajaran menggabungkan sandi), dan
(5) integrasi fungsional (penggunaan yang
diperluas). Dari kelima tahapan tersebut,
terdapat tiga tahap yang paling penting,
yaitu akuisisi, elaborasi, dan formasi.

KB. 3 Pembelajaran Digital

1. Konsep dan Prinsip Pembelajaran


Digital.
Pembelajaran digital pada hakekatnya
adalah pembelajaran yangmelibatkan
penggunaan alat dan teknologi digital secara
inovatif selama proses belajar mengajar, dan
sering juga disebut sebagai Technology
Enhanced Learning (TEL) atau e-Learning.
Prinsip - Prinsip Penerapan Pembelajaran
Digital. (a). Personalisasi. Setiap peserta
didik tidak berada pada titik pembelajaran
yang sama demikian pula dengan level
pencapaian pembelajaran dan juga
kecepatan belajarnya. (b). Partisipasi aktif
peserta didik.(c). Aksesibilitas. Platform
pembelajaran digital harus dapat dengan
mudah diakses oleh peserta didik kapan
saja dan di mana saja. (d). Penilaian.
Pemantauan dan umpan balik
berkelanjutan adalah bagian penting dari
pembelajaran digital.

2. Pemanfaatan Pembelajaran Digital.


Penggunaan dasar-dasar pemanfaatan
Pembelajaran Digital sebagai berikut: 1).
Mengkaitkan pembelajaran digital ke
pembelajaran offline; ketika seorangpeserta
didik dapat menghubungkan apa yang dia
pelajari di kelas dengan apayang dia
pelajari secara online melalui pembelajaran
digital, maka koneksitersebut akan mampu
meningkatkan tingkat pemahamannya dan
membantumereka dalam memahami
konsep-konsep teknik dengan mudah.
2). Mempelajari aplikasi praktis dari sebuah
pengetahuan (sebuah materi),
jikapengetahuan tidak diterapkan secara
praktis, maka menjejalkan banyak
teoridapat menjadi membosankan dan tidak
produktif.
3). Mendapatkan umpan balik yang
berkesinambungan dan analisis
kemajuan;sebuah pembelajaran digital yang
dilengkapi dengan penilaian dan tes
dapatmembantu peserta didik dalam
menilai pengetahuan mereka dan melacak
kemajuan belajar mereka.
4). Mengaktifkan keterlibatan sosial (social
engagement); salah satu keuntungan
terbesar dari platform pembelajaran digital
adalah memungkinkan pesertadidik untuk
bersosialisasi, berkolaborasi, dan ber-
interaksi dengan sesama peserta didik di
web. Mereka dapat bekerja bersama,
mengumpulkan sumberdaya pembelajaran
secara kolaboratif, belajar bersama menuju
pencapaiantujuan pembelajaran.
5). Belajar melalui pendekatan campuran
(mix approach); penelitianmenunjukkan
bahwa program campuran atau sering juga
disebut dengan blended learning yang
dirancang secara khusus cenderung
mampu meningkatkan daya ingat
pengetahuan dan keterampilan belajar
peserta didik.

3. Ragam Pembelajaran Digital.


1). Mobile learning (M-Learning).
Mobile Learning atau juga disebut M-
learning, didefinisikan sebagai
pembelajaran yang disampaikan (atau
didukung) olehteknologi mobile (Traxler
2007). Contoh teknologi mobile yang
sudah sering kita pakai adalah
handpond (smartphone).
2). Media Sosial (Social Media).
Istilah media sosial tentu saja bukan
sesuatu yang asing didengar, bahkan
setiap hari kita menggunakan media
sosial untukberinteraksi dengan teman,
saudara, atau antara peserta didik
dengan pengajarkarena kemudahan dan
kecepatannya dalam menyampaikan
informasi.
3). Pembelajaran berbasis permainan
(Games Based Learning).
Games-Based Learning (GBL) berfokus
dengan menggunakanpermainan bukan
untuk menghibur tapi untuk tujuan
pembelajaran
.4). Pembelajaran Elektronik Berbasis
“Awan” atau Cloud.
Komputasi awan atau yang disebut
dengan CloudComputing merupakan
konsep yang sedang ramai digunakan
pada saat ini,dimana komputasi
merupakan sebuah model yang
memungkinkan terjadinyapenggunaan
sumber daya (jaringan, server, media
penyimpanan, aplikasi, dan service)
secara bersama-sama (Mell & Grance,
2011).

KB.4 Pembelajaran Blended Learning.


1. Pengertian Pembelajaran Blended
Learning.
Blended learning dapat diartikan sebagai
campuran atau kombinasi dari pola
pembelajaran satu dengan yang lainnya.

2. Karakteristik pembelajaran „Blended


Learning‟.
1) Model blended learning
menggabungkan berbagai cara
penyampaian, model pendidikan,
gaya pembelajaran, dan
menggunakan berbagai media
berbasis teknologi.
2) Model pembelajaran blended learning
merupakan kombinasi dari pola
pembelajaran langsung (tatap muka),
belajar mandiri, dan pembelajaran
menggunakan sistem online.
3) Guru dan orangtua memiliki peran
yang sama penting, dimana guru
berperan sebagai fasilitator dan
orangtua berperan sebagai
pendukung.

3. Model-model pembelajaran „Blended


Learning‟.
1). Model Rotasi (Rotation Model).
(a). Model Kelas Station Rotation
Sesuai dengan namanya, dalam model
pembelajaran ini terdapat beberapa tempat
atau perhentian (station) dimana peserta
didik dapat menempatinya secara bergiliran
sesuai dengan kesepakatan atau arahan
dari guru.
(b). Model Kelas Lab/Whole Group Rotation
Berbeda dengan model kelas station
rotation dimana perpindahan /perputaran
yang dilakukan peserta didik masih berada
dalam satu ruangan yang sama, pada
model kelas lab/whole group
rotation,peserta didik akan diatur untuk
berpindah dari satu ruangan ke ruangan
lain.
(c). Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom).
Model pembelajaran flipped classroom
membalik siklus yangbiasanya terjadi.
Sebelum peserta didik memulai kelas,
mereka akan mendapatkan pengajaran
secara langsung melalui video secara
online. Sehingga ketika kelas dimulai,
peserta didik dapat mulai mengerjakan dan
menyelesaikan tugasnya serta dapat
meminta bantuan melalui kegiatan diskusi
dikelas.
(d). Model Rotasi Individu (Individual
Rotation). Pada model ini, siswa
mendapatkan jadwal yang telah
disesuaikan dengan masing-masing
individual untuk dapat belajar secara
mandiri.Jadwal ini dapat diatur baik oleh
guru maupun diatur secara online.
2). Model Kelas Flex.
Pada model kelas flex, sebagian besar
pembelajaran dilakukan secara online
sehingga pembelajaran bersifat sangat
fleksibel. Peserta didik dapatbelajar sesuai
dengan kemampuan, kebutuhan dan
kecepatan belajar masing-3). Model Self-
Blend.
Pada model ini, peserta didik dapat
mengambil satu atau lebih kegiatan
pembelajaran online sebagai tambahan dari
kegiatan pembelajaran tatap muka yang
telah dilakukan.
4). Model Enriched-Virtual.
Pada model kelas ini program pembelajaran
dibagi menjadi dua sesi,yaitu pembelajaran
tatap muka dan pembelajaran secara
online. Pada awalnya model kelas enriched-
virtual sepenuhnya adalah model kelas
online. Namunpada perkembangannya
ditambahkan model blended learning
untukmemfasilitasi peserta didik melalui
pembelajaran tatap muka.
5). Memilih model kelas yang sesuai.
Guru dapat memilih dan menggabungkan
beberapa model kelas dandisesuaikan
dengan kebutuhan guru dan peserta didik.

4. Merancang model pembelajaran


„Blended Learning‟.
1). Mengintegrasikan pembelajaran online
dengan pembelajaran tatap muka.
Ketika merancang pembelajaran yang
menggunakan model blended learning, guru
harus memadukan jenis-jenis interaksi
diatas baik dalam pembelajaran online
maupun pembelajaran tatap muka.
2). Menyusun Aktifitas Pembelajaran
dengan model Blended Learning.
Ada tiga komponen penting yang harus
diperhatikan dalam merancang dan
mengembangkan aktifitas pembelajaran
dengan model blended learning,
diantaranya yaitu:
(a). Standar Capaian dan Tujuan
Pembelajaran. Standar capaian
pembelajaran ditentukan oleh kurikulum
nasional dan menggambarkan secara
umum hasil yang harus dicapai oleh
peserta didik setelah pembelajaran.
(b) Penilaian. Untuk dapat mengukur
tingkat pemahaman materi dan
kemampuanpeserta didik serta menentukan
apakah peserta didik telah mampu
mencapaistandar capaian dan tujuan
pembelajaran, maka diperlukan suatu
prosedur penilaian.
(c) Kegiatan Pembelajaran. Selama kegiatan
pembelajaran juga dapat dilakukan
penilaian terhadap proses, keaktifan, dan
partisipasi peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Misalnya pada
saat kegiatan diskusi, kegiatan membaca
ataumenyimak pemaparan materi.

4. Evaluasi Pembelajaran Model Blended


Learning.
Selama kegiatan belajar berlangsung,
alangkah baiknya jika guru membuat
catatan mengenai hal-hal penting yang
terjadi dan perlu diperbaiki untuk kegiatan
selanjutnya.

5. Program Aplikasi atau Platform untuk


Pembelajaran Model Blended Learning.
Berikut beberapa aplikasi yang dapat
digunakan untuk pembelajaran yang
menggunakan model blended learning:
(a) Web 2.0.
Salah satu jenis web 2.0 yang
digunakan untuk model blended
learning adalah aplikasi software
sistem manajemen pembelajaran
(Learningmanagement System – LMS)
yaitu Moodle.
(b) Edmodo.
Guru dapat memanfaatkan Edmodo
untuk beberapa halseperti:
berkomunikasi dengan siswa dan
orangtua siswa, memonitor aktifitas
pembelajaran online, membuat kuis,
latihan, atau ujian dan mengunggah
materi belajar.
(c) Google Group. Selain sebagai mesin
pencarian informasi (search engine),
dalam perkembangannya Google juga
menyediakan beberapa fitur yang
memfasilitasi pengguna untuk
berkomunikasi dan berkolaborasi secara
onlineyang dapat digunakan untuk
pembelajaran dimana saja, kapan saja,
dan diperangkat apa saja melalui G
Suite for Education.

2 Daftar materi yang 1. Pembelajaran STEAM menggunakan Model


sulit dipahami di Problem Based Learning
modul ini 2. Model-model pembelajaran „Blended
Learning‟

3 Daftar materi yang 1.Pembelajaran STEAM Tahap-tahap


sering mengalami pembelajaran berbasis neurosains
miskonsepsi 2. Program Aplikasi atau Platform untuk
Pembelajaran Model Blended Learning
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
MODUL 4 PEDAGOGI

Nama : Lusia Ayu Andini, S.Pd


Lptk : Universitas Negeri Bengkulu

Judul Modul PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF

Judul Kegiatan 1. Merancang Pembelajaran Inovatif


Belajar (KB) 2. Merancang Pembelajaran STEAM
3. Merancang Pembelajaran Blended Learning
4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar KB1: Merancang Pembelajaran Inovatif
materi yang
dipelajari 1. Pengertian Rancangan Pembelajaran Inovatif
sesuai Abad 21
Rancangan pembelajaran adalah suatu
prosedur sistematis yang terdiri dari beberapa
komponen menjadi satu kesatuan yang saling
terkait dan mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu secara konsisten
dan teruji.

Unsur-unsur pembelajaran terbaru di abad 21


antara lain;
a. TPACK (technological, pedagogical, content
knowledge)
b. Pembelajaran berbasis Neuroscience,
pendekatan pembelajaran STEAM (Science,
Technology, Engineering, Arts, and
Mathematics),
c. HOTS (Higher Order Thinking Skills),
Tuntutan Kompetensi Abad 21 atau 4C
(Comunication, Collaboration, Critical
Thinking, Creativity),
d. kemampuan literasi, dan unsur-unsur lain
yang terintegrasi dalam komponen
maupun tahapan rencana
pembelajarannya

2. Karakteristik Rancangan Pembelajaran


Inovatif Abad 21
karakteristik rancangan pembelajaran inovatif
abad 21 beserta penerapannya dalam RPP,
yaitu:
a. Kolaborasi peserta didik dan guru
Ciri rancangan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik maupun
kolaboratif biasanya tampak pada :
 komponen tujuan,
 pilihan strategi pembelajaran,
 langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dalam RPP

b. Berorientasi HOTS
 HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau
keterampilan berpikir tingkat tinggi
adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar.
 Ciri pertama, RPP yang berorientasi
HOTS terdapat pada :
 komponen IPK
 rumusan tujuan pembelajaran dalam
RPP
 langkah-langkah pembelajarannya
 komponen Penilaian

c. Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan


Komunikasi (ICT)
 Penggunaan laptop, HP, atau gawai
lainnya oleh guru maupun siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas maupun
di luar kelas merupakan wujud dari
integrasi ICT
 Ciri rancangan pembelajaran yang
mengintegrasikan ICT dalam RPP ada
pada komponen Tujuan Pembelajaran,
Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran, pilihan Media dan atau
Sumber Belajarnya.

d. Berorientasi pada keterampilan belajar dan


mengembangkan Keterampilan Abad 21
(4C)
 Ada 4 unsur utama dalam keterampilan
belajar, yaitu: transformasi persepsi
belajar, keterampilan manajemen
pribadi, interpersonal dan kerjasama
tim, serta kesempatan bereksplorasi.
Unsur yang serupa meski tidak sama
ada pada tuntutan keterampilan abad
21 terutama 4C (Creativity,
Collaboration, Critical Thingking, dan
Communication).

e. Mengembangkan kemampuan literasi


 Enam literasi dasar tersebut mencakup;
literasi baca tulis, literasi numerasi,
literasi sains, literasi digital, literasi
finansial, dan literasi budaya dan
kewargaan (Kemdikbud, 2017)
 Rancangan pembelajaran inovatif yang
mengembangkan kemampuan 6 literasi
ini dapat diwujudkan dengan
menerapkan konsep Neuroscience dan
TPACK dalam RPP pada aktivitas
pembelajaran.

f. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


 Terdapat lima nilai karakter utama
dalam PPK yang bersumber dari
Pancasila, yaitu; religiusitas,
nasionalisme, integritas (kejujuran),
kemandirian, dan gotongroyong.
 RPP yang mengintegrasikan PPK ada
pada komponen Tujuan Pembelajaran
dan Deskripsi Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajarannya

3. Menyusun Rancangan Pembelajaran Inovatif


Abad 21
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun RPP sesuai Abad 21, yaitu:
a. Unsur-unsur pembelajaran inovatif seperti
TPACK, Neuroscience, STEAM, PPK,
termasuk keterampilan abad 21-4C,
literasi, dan HOTS, bisa diintegrasikan
atau diterapkan dalam RPP pada
komponen IPK, Rumusan Tujuan, Aktivitas
Pendahuluan, Inti, Penutup Pembelajaran,
dan atau komponen Penilaian
Pembelajaran.
b. Memahami isi dan susunan RPP yang
Anda tulis sendiri dengan memuat
komponen dan menerapkan prinsip-
prinsip RPP sesuai Permendikbud No.22
Tahun 2016.

Teknis menyusun rancangan pembelajaran


inovatif sesuai abad 21 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Identitas sekolah, Kelas/ semester, tema,
sub tema, muatan terpadu (kalau ada),
pembelajaran, dan alokasi waktu diisi
dengan benar.
b. Kompetensi Inti (KI)
c. Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
Unsur inovatif HOTS bisa diintegrasi pada
komponen ini.
d. Tujuan Pembelajaran
Dituliskan dengan unsur ABCD. Selain
HOTS, unsur pembelajaran inovasi TPACK
juga bisa diterapkan pada komponen RPP
ini
e. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK):
Nilai PPK dituliskan satu, dua atau tiga
yang secara terencana akan ditanamkan/
ditumbuhkan melalui pembelajaran
melalui RPP ini
Contoh : Religiusitas, Nasionalisme,
Kejujuran, Kedisiplinan
f. Materi Pembelajaran
g. Model, Pendekatan, dan Metode
Pembelajaran
h. Media dan Bahan
i. Langkah-langkah Pembelajaran
Semua unsur pembelajaran inovatif di tulis
di kolomnya sejajar dengan poin-poin
kalimat pada isian kolom deskripsi
kegiatan atau bisa juga unsur
pembelajaran inovatif tersebut ditulis
dibelakang kalimat deskripsi kegiatan
pembelajaran.
j. Penilaian
k. Pembelajaran Remedial
l. Pembelajaran Pengayaan

KB 2: Merancang Pembelajaran STEAM


1. Pengertian rancangan pembelajaran inovatif
dengan pendekatan STEAM
 STEAM (Science, Technology, Engineering,
Arts, and Mathematics), merupakan
pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan penerapan sains dan
teknologi melalui teknik dan seni dengan
berlandaskan unsur-unsur matematis.
 Rancangan pembelajaran inovatif dengan
pendekatan STEAM adalah segala
persiapan pelaksanaan pembelajaran yang
menerapkan unsur-unsur pendekatan
STEAM baik secara tertanam (embedded)
maupun terintegrasi (integrated) dalam
komponen maupun tahapan rencana
pembelajaran yang akan dilaksanakan
guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan

2. Langkah-langkah perancangan pembelajaran


inovatif dengan pendekatan STEAM
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
 Rumusan tujuan pembelajaran yang
baik seharusnya memenuhi unsur
ABCD (Audience, Behavior, Condition,
Degree)
 Rumusan tujuan pembelajaran
sebaiknya mengacu prinsip SMART
yaitu :
1) Specific,
berarti tujuan pembelajaran harus
jelas yaitu hanya mengandung satu
kata kerja operasional
2) Measurable,
menekankan pada pentingnya
kriteria yang digunakan untuk
mengukur besarnya kemajuan yang
dibuat dalam mencapai target
3) Achievable,
berarti target harus realistis dan
dapat dicapai.
4) Relevance atau Realistic,
memiliki arti memilih tujuan
pembelajaran yang tepat dan
berhubungan erat dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
5) Timely atau Timebound
menekankan pada pentingnya
menempatkan tujuan dengan
kerangka waktu, yakni memberikan
batas waktu pencapaian tujuan
yang jelas
 Merumuskan tujuan pembelajaran
dengan pendekatan STEAM juga perlu
menekankan keterampilan berpikir
tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order
of Thinking Skill).

b. Menganalisis Materi Pembelajaran


Langkah ini merupakan ciri utama RPP
yang menerapkan pendekatan STEAM
c. Menentukan Model, dan Metode
Pembelajaran
Model-model pembelajaran yang cocok
untuk pendekatan pembelajaran STEAM
antara lain:
 Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-
Based Learning);
 Pembelajaran Berbasis Penemuan
(Discovery Based Learning),
 Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dan
 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning)

Metode pembelajaran yang sesuai dengan


pendekatan STEAM yaitu:
 Tanya Jawab,
 Diskusi,
 Eksperimen,
 Demonstrasi,
 Simulasi Inquiry,
 dan lainnya yang mengedepankan
aktivitas kolaborasi antara siswa dan
guru

d. Menentukan Media, Alat, dan Sumber


Belajar
Ada 2 pendekatan untuk dapat
menentukan sumber belajar dalam
pembelajaran STEAM yaitu :
 Pendekatan ”by design”
Tujuan pembelajaran dijadikan sebagai
acuan
 Pendekatan ”by utilization”.
Kondisi dan kesiapan atau keberadaan
fasilitas TIK-nya itulah yang dijadikan
sebagai patokan.
e. Menyusun langkah-langkah Pembelajaran
f. Penilaian Pembelajaran
 Penilaian pembelajaran yang
menerapkan pendekatan STEAM
dengan pola tertanam maka hanya
mata pelajaran sebagai bidang utama
yang perlu dinilai pada semua
aspeknya, baik spiritual, sosial,
pengetahuan, maupun
keterampilannya.
 Rancangan pembelajaran yang
menerapkan pendekatan STEAM
dengan pola tertanam lebih cocok
untuk diterapkan pada jenjang
pendidikan sekolah menengah 66
pertama (SMP) dan sekolah menengah
atas (SMA) karena lebih banyak
menerapkan pola kurikulum secara
terpisah berdasarkan mata pelajaran.
 Penilaian pembelajaran yang
menerapkan pendekatan STEAM
dengan pola terpadu maka semua mata
pelajaran yang terintegrasi dalam satu
tema perlu dinilai pada semua
aspeknya.
 Rancangan pembelajaran yang
menerapkan pendekatan STEAM
dengan pola terpadu lebih cocok untuk
diterapkan pada jenjang pendidikan
sekolah dasar (SD) dan PAUD.
g. Menyusun Kegiatan Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut dalam konteks ini
sama saja dengan kegiatan tindak lanjut
lainnya, yaitu berupa kegiatan remedial
dan kegiatan pengayaan

KB 3: Merancang Pembelajaran Blended Learning


1. Perencanaan Pembelajaran “blended
learning”
Alasan utama penerapan pembelajaran
“blended learning” adalah terjadinya belajar
peserta didik secara optimal sesuai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan

Tujuan dilaksanakannya strategi


pembelajaran “blended learning” adalah untuk
mengkombinasikan kelebihan pembelajaran
tatap muka dan kelebihan pembelajaran
online.

Langkah-langkah perencanaan pembelajaran


“blended learning”:
a. Menentukan model pembelajaran “blended
learning”
Model pembelajaran “blended learning”
secara umum dapat di kelompokkan
menjadi 4 model, yaitu:
 Rotation model (model rotasi),
Rotation model sendiri dapat
dikelompokkan lagi ke dalam 4 model,
yaitu: station rotation model, lab
rotation model, flipped classroom
model, dan individual rotation model.
 Flex model (model fleksibel),
 Self-blend model (model pengaturan
diri), dan
 Enriched-virtual model;

b. Menyusun RPP “blended learning”


Langkah-langkah tersebut mencakup:
 Menentukan tema pembelajaran,
menuliskan kembali: identitas RPP,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar
dari RPP konvensional ke dalam RPP
“blended learning”
 Menganalisis rumusan tujuan
pembelajaran yang ada pada RPP
konvensional sebelum dituangkan ke
dalam RPP “blended learning”.
 Menentukan metode penilaian dan
kegiatan pembelajaran “blended
learning” untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
 Menganalisis kegiatan pelaksanaan
pembelajaran pada RPP konvensional
dan menyusun Rencana Kegiatan
Pembelajaran “Blended Learning”

c. Menyiapkan Bahan, Alat/Media, dan


Sumber Belajar Tatap Muka dan Daring

2. Pemanfaatan teknologi e-learning untuk


pembelajaran online
a. Teknologi e-learning dengan aplikasi cisco
webex
b. Teknologi online learning dengan aplikasi
SEVIMA EdLink
c. Teknologi e-learning dengan aplikasi
Google Classroom
d. Teknologi e-learning dengan aplikasi Zoom
Cloud Meeting
e. Teknologi e-learning dengan aplikasi
Edmodo
f. Teknologi e-learning dengan aplikasi
Moodle
g. Teknologi e-learning dengan aplikasi
Schoology

KB 4: Merancang Pembelajaran Project Based


Learning
1. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran
Berbasis Proyek
Project Based Learning mendorong
keterlibatan penuh dan berbasis pengalaman
otentik bisa diterapkan untuk beragam disiplin
ilmu dan dalam hal ini kita bersama-sama
akan menyusun rancangan pembelajaran
berbasis proyek.
Ciri khas dari pembelajaran PjBL adalah
dihasilkannya suatu produk sebagai bentuk
hasil belajar.
PjBL dipandu oleh pertanyaan menantang.

2. Merancang Pembelajaran Berbasis


Prinsipnya PjBL dapat menggabungkan
beberapa KD, tugas pembelajaran yang
kompleks, menantang, yang melibatkan
peserta didik dalam mendesain, memecahkan
masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan
investigasi; kesempatan peserta didik bekerja
dalam periode waktu yang telah dijadwalkan
dalam menghasilkan produk.

Pilihan pendekatan PjBL yang mau dipakai,


yaitu:
a. Proyek terstruktur, ditentukan dan diatur
oleh guru dalam hal topik, bahan,
metodologi, dan presentasi (landasan
kontruktivistik kognitif);
b. Proyek tidak terstruktur didefinisikan
terutama oleh peserta didik
(kontruktivistik radikal);
c. Proyek semi-terstruktur yang didefinisikan
dan diatur sebagian oleh guru dan
sebagian oleh peserta didik (kontruktivistik
moderat).

Langkah-langkah merancang pembelajaran


dengan model pembelajaran PjBL.
a. Menuliskan KI sesuai dengan jenjang kelas
b. Menelaah KD manakah yang paling cocok
diterapkan dalam pembelajaran dengan
pendekatan PjBL.
c. Menuliskan kembali identitas RPP.
d. Menuliskan indikator;
e. Menuliskan tujuan pembelajaran.
f. Menyusun Materi Pembelajaran
g. Menentukan Metode Pembelajaran
h. Sumber Belajar
i. Langkah-langkah Pembelajaran
j. Penilaian Hasil Pembelajaran
k. Pembelajaran remedial dan pengayaan

2 Daftar materi 1. Unsur-unsur pendekatan STEAM baik secara


yang sulit tertanam (embedded) maupun terintegrasi
dipahami di (integrated)
2. Menenyusun RPP dengan Pendekatan STEAM
modul ini
pada pembelajaran dengan tepat
3. Membuat instrumen penilaian dengan model
Project Based Learning

3 Daftar materi 1. Unsur-unsur pendekatan STEAM baik secara


yang sering tertanam (embedded) maupun terintegrasi
mengalami (integrated)
2. Membuat instrumen penilaian dengan model
miskonsepsi
Project Based Learning

Anda mungkin juga menyukai