3. KB 3 Geometri Transformasi
Modul dikemas dalam sub kajian yang disusun
dengan urutan sebagai berikut
1. Konsep Transformasi Geometri
2. Pencerminan.
3. Translasi
4. Rotasi.
5. Dilatasi.
6. Hasil Kali Transfromasi Geometri
• Dilatasi
Dilatasi dapat diartikan sebagai perkalian
• Hasil Kali Transformasi
Komposisi Pencerminan
Komposisi Dilatasi
Komposisi Translasi
4. KB 4 Pembelajaran Geometri
• Agar guru dapat mengajar matematika dengan
efektif, guru harus mengetahui bagaimana
peserta didik belajar matematika. Ilmu yang
mengkaji tentang
• Ciri khas dari model pembelajaran salah
satunya adalah adanya sintak atau tahapan-
tahapan atau fase-fase.
• Pembelajaran berbasi masalah memiliki sintak:
(1) mengorientasikan peserta didik pada
masalah, (2) mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar, (3) mengambangkan
penyelidikan individu atau kelompok, (4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
dan mempamerkannya, dan (5) Analisis dan
evaluasi proses pemecahan masalah.
• Pembelajaran berbasis masalah atau Problem
Based Learning (PBL) adalah pembelajaran
yang menggunakan masalah sebagai konteks
pembelajaran. Masalah yang disajikan dapat
berupa masalah nyata yang tidak terstruktur
(illstructured) atau masalah terbuka (open-
ended).
• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
didefinisikan sebagai suatu rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
ataupun lebih. RPP disusun berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) atau subtema dan
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih.
• Kegiatan pembelajaran atas tiga tahap, yaitu
pendahuluan, inti, dan penutup.
2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. KB 1
modul ini Mencari luas bangun datar gabungan
2. KB 2
Mengilustrasikan jarak dan sudut dalam ruang
3. KB 3
Menghitung Hasil kali Transformasi
4. Bagian evaluasi
3 Daftar materi yang sering mengalami 1. KB 1
miskonsepsi Siswa sering miskonsepsi dalam menghitung luas
bangun gabungan
2. Kb 2
Siswa sering miskonsepsi masalah jarak dan sulit
mengilustrasikan dalam khayalan.
3. KB 3
Siswa sering miskonsepsi pada penggunaan
matriknya, sering salah.
4. KB 4
Sering miskonsepsi dalam pembuatan soal HOTS
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
b.
dengan tiga persamaan. Bilangan terurut (2, -1, 3) merupakan solusi SPL tersebut.
Sedangkan himpunan penyelesaian SPL tersebut adalah HP={(2,-1,3)}.
Perhatikan bahwa HP suatu SPL merupakan himpunan, sehingga tidak benar jika
himpunan penyelesaian SPL tersebut dituliskan dengan HP=(2,-1,3).
2. Jenis-jenis SPL
Berdasarkan SPL dalam bentuk AX=B, maka SPL dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
(1) SPL homogen, jika B=O.
(2) SPL non homogen, jika B O.
Berdasarkan solusi yang dimiliki oleh SPL, maka SPL dapat dibedakan menjadidua
macam, yaitu:
(1) SPL konsisten (consistent), jika SPL tersebut mempunyai solusi.
(2) SPL tak konsisten (inconsistent), jika SPL tersebut tidak mempunyaisolusi.
(3) SPL homogen pasti mempunyai solusi, yakni solusi nol yang berbentuk (0, 0, …,
0). Dengan demikian SPL homogen selalu konsisten.
Matriks rotasi berlawanan arah jarum jam mengelilingi sumbu-z positif sebesar
𝜃
3. Translasi
4. Dilatasi
3. KB 3. Program Linear
1. Program Linear
Program linear merupakan bagian dari Operation Research yang mempelajari masalah
optimum. Langkah-langkah untuk membuat model matematika adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tipe masalah (maksimum atau minimum).
b. Mendefinisikan variabel keputusan.
c. Merumuskan fungsi tujuan
d. Merumuskan fungsi kendala.
e. Menentukan persyaratan nonnegatif
2. Metode Grafik
Metode grafik ini dibedakan 2 yaitu metode titik ekstrim (titik pojok) dan metode garis
selidik.
3. Metode Simplek
Memahami tabel simpleks secara umum dan langkah-langkah menyelesaikan masalah
program linier dengan metode simpleks.
4. Dualitas
Perhatikan model maksimumnya, jika dianggap primal maka model minimumnya
sebagai dual. Begitu pula sebaliknya, jika model maksimumnya sebagai dual
maka model minimumnya sebagai primal.
4. KB 4. Pembelajaran Aljabar
1. Teori Belajar
Tokoh-tokoh yang mendukung teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran
matematika antara lain: Bruner, Dienes, Piaget, Ausubel, dan Vygotsky.
2. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model DLberorientasi pada proses belajar bukan pada konten dan infomasi. Bahan
belajar berupa contoh-contoh konsep umum, kasus-kasus untuk pendekatanumum dan
prosedur (misalnya metode mengajar, gaya manajemen), pertanyaan ill-defined, dan
jenis situasi masalah (misal bagaimana memotivasi siswa di kelas yang pasif), atau
fenomena yang. Sintaks pembelajaran discovery learning adalah: (1) stimulation; (2)
problem statement; (3) data collecting; (4) data processing; (5) verification; dan (6)
generalization. harus dijelaskan siswa
3. Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21 menggunakan istilah yang dikenal sebagai 4Cs (critical
thinking, communication, collaboration, and creativity), adalah empat keterampilan
yang telah diidentifikasi sebagai keterampilan abad ke-21 (P21)sebagai keterampilan
yang sangat penting dan diperlukan untuk pendidikan abad ke-21.
4. PPK
Nilai dalam PPK : Religius, Nasionalis. Mandiri, Gotong royong, Integritas.
5. Perangkat Pembelajaran Materi BentukAljabar
1) Silabus
Penggalan Silabus berisi:
• Identitas satuan pendidikan
• Mata pelajaran
• Kelas/Semester
• Kompetensi inti
• Kompetensi dasar
• Nilai karakter
• Indikator pencapaian kompetensi
• Materi pokok
• Kegiatan pembelajaran
• Penilaian
• Alokasi waktu
• Sumber belajar
2) RPP
RPP berisi:
• Identitas satuan pendidikan
• Mata pelajaran
• Materi pokok
• Kelas/Semester
• Alokasi waktu
• Kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan indikator pencapaian
kompetensi (IPK)
• Tujuan pembelajaran
• Materi Pembelajaran
• Pendekatan, metode, dan model pembelajaran
• Media/alat
• Sumber belajar
• Kegiatan Pembelajaran
• Dengan tahapan/sintak: memberi stimulus (stimulation), mengidentifikasi
masalah (problem statement), mengumpulkan data (data collecting), mengolah data
(data processing), membuktikan (verification), dan menarik kesimpulan
(generalization)
• Penilaian
2 Daftar materi 1. KB 1. Bentuk Aljabar dan Sistem Persamaan Linear
yang sulit 1. Metode Penyelesaian SPL (Operasi Baris Elemeneter (OBE) pada matriks yang
dipahami di diperbesar)
modul ini 2. KB 2. Matriks dan Vektor pada Bidang dan Ruang
1. Matriks (Invers Matriks)
2. Vektor
3. Matriks Transformasi (Rotasi)
3. KB 3. Program Linear
1. Metode Grafik ( metode garis selidik)
2. Metode Simplek
3. Dualitas
3 Daftar materi KB 1. BENTUK ALJABAR DAN SISTEM PERSAMAANLINEAR
yang sering Siswa sering miskonsepsi dalam menjumlahsuku aljabar
mengalami Misal : 4𝑥 + 2𝑦 masih dilanjutkan menjadi 6𝑥𝑦
miskonsepsi
KB 2. MATRIKS DAN VEKTOR PADA BIDANG DANRUANG
Siswa sering miskonsepsi terkait penggunaan invers matriks
Misal : 𝐴. 𝐵 = 𝐶 ⟶ 𝐵 = 𝐴−1. 𝐶
KB 3. PROGRAM LINEAR
Siswa sering miskonsepsi terkait :
1. Penggunaan Garis selidik
2. Mengarsir DHP
KB 4. PEMBELAJARAN ALJABAR
Saya sebagai guru sering bingung dalam menentukan masalah yang open ended dan
soal HOTS
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Gambar : Pendefinisian nilai sin, cos, dan tan suatu sudut dalam
sebuah segitiga
Modul dikemas dalam enam sub kajian yang disusun dengan urutan sebagai
berikut:
• Sub Kajian 1: Fungsi, Jenis Fungsi dan Operasi pada Fungsi
• Sub Kajian 2: Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers
• Sub Kajian 3: Limit Fungsi
• Sub Kajian 4: Limit Sepihak
• Sub Kajian 5: Limit Tak Hingga dan Limit di Tak Hingga
• Sub Kajian 6: Kekontinuan Fungsi.
b. Jenis Fungsi
Jenis fungsi berdasarkan sifatya dibedakan menjadi
➢ Fungsi satu-satu (injektif)
Misalkan fungsi 𝑓: 𝐴 ⟶ 𝐵. Fungsi 𝑓 dikatakan satu-satu atau
injektif (injective). Jika untuk setiap dua unsur beda di A
mempunyai peta yang beda. Definisi ini dapat disajikan secara
formal sebagai berikut: Fungsi 𝑓 dikatakan satu-satu: ∀ 𝑥1, 𝑥2
di 𝐴, 𝑥1 ≠ 𝑥2 ⟹ (𝑥1) ≠ 𝑓(𝑥2).
➢ Fungsi bijektif
Fungsi 𝑓: ℝ → ℝ dikatakan bijektif apabila fungsi 𝑓 merupakan
fungsi injektif dan sekaligus surjektif
b. Fugsi turun
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐴 ⟶ 𝐵. Fungsi 𝑓 dikatakan turun jika
fungsi 𝒇 tak melestarikan urutan. Definisi ini dapat
disajikan secara formal sebagai berikut: Fungsi 𝑓 dikatakan
turun: ∀ 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴, 𝑥 < 𝑦 ⟹ (𝑥) > 𝑓(𝑦).
b. Invers Fungsi
Misalkan fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵. Jika terdapat fungsi
𝑔: 𝑅𝑓 → 𝐴 sehingga nilai-nilai 𝑔[𝑓(𝑥)] = 𝑥, ∀𝑥 ∈ 𝐴 maka fungsi 𝑔
disebut invers 𝑓 dan ditulis 𝑔 = 𝑓−1
.
3. Limit Fungsi
a. Barisan dan limit barisan
Barisan adalah suatu fungsi yang domainnya adalah himpunan
bilangan bulat positif atau bilangan asli (𝑁) atau himpunan
bagiannya.
b. Limit Fungsi
4. Limit Sepihak
Dipunyai fungsi 𝑓: (𝑎, 𝑏) → ℝ, dan 𝑐 di selang (𝑎, 𝑏). Limit fungsi 𝑓
untuk 𝑥 mendekati 𝑐 dari kanan adalah 𝐿, ditulis dengan lim𝑥→𝑐+ 𝑓(𝑥)
= 𝐿 jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 > 0 sehingga |𝑓(𝑥)
− 𝐿| < 𝜀 apabila 𝑐 < 𝑥 < 𝑐 + α
Dipunyai fungsi 𝑓: (𝑎, 𝑏) → ℝ, dan 𝑐 di selang (𝑎, 𝑏). Limit fungsi 𝑓
untuk 𝑥 mendekati 𝑐 dari kiri adalah 𝐿, ditulis dengan lim𝑥→𝑐− 𝑓(𝑥) =
𝐿 jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 > 0 sehingga |𝑓(𝑥) −
𝐿| < 𝜀 apabila 𝑐 − 𝛿 < 𝑥 < 𝑐.
6. Kekontinuan Fungsi
Syarat untuk suatu fungsi dikatakan kontinu: yaitu
a. f(x) ada
b. f(c) ada
c. f(x) =f(c)
Modul dikemas dalam tiga sub kajian yang disusun dengan urutan sebagai
berikut:
• Sub Kajian 1: Definisi dan Rumus-rumus Turunan Fungsi
• Sub Kajian 2: Turunan Fungsi Implisit dan Fungsi Invers
• Sub Kajian 3: Aplikasi Turunan.
Turunan Fungsi
Turunan dari fungsi 𝑓 adalah fungsi 𝑓′ dengan
b. Teorema-teorema turunan
• Jika f’(c) maka f kontinu pada c
• Dipunyai 𝑘 suatu konstanta real dan 𝑓:𝐼→ℝ,𝐼⊂ℝ. Jika 𝑓(𝑥)= 𝑘
∀𝑥∈𝐼 maka 𝑓′(𝑥)=𝑑[𝑓(𝑥)]𝑑𝑥=𝑑(𝑘)𝑑𝑥=0 ∀𝑥∈𝐼.
• Jika fungsi-fungsi 𝑓 dan 𝑔 mempunyai turunan di 𝑥∈𝐷𝑓∩𝐷𝑔
maka (𝑓+𝑔)′(𝑥)=𝑓′(𝑥)+𝑔′(𝑥) dan (𝑘.𝑓)′(𝑥)=𝑘.𝑓′(𝑥) dengan 𝑘
sembarang bilangan real.
• Jika fungsi-fungsi 𝑓 dan 𝑔 mempunyai turunan di 𝑥∈𝐷𝑓∩𝐷𝑔
maka
Dan
•
•
c. Aturan rantai
Aturan rantai didasari dari turunan fungsi komposisi. Jika 𝑔
mempunyai turunan di 𝑥 dan 𝑓 mempunyai turunan di 𝑔(𝑥) Maka
3. Aplikasi Turunan
Berkaitan dengan nilai ekstrim suatu fungsi yang mencakup nilai
ekstrim maksimum dan nilai ekstrim minimum.
Diberikan fungsi 𝑓:𝐼 → ℝ, ⊆ ℝ, dan 𝑀 = 𝑓(𝑐) untuk suatu 𝑐 ∈ 𝐼.
a) 𝑀 merupakan nilai maksimum (mutlak) 𝑓 apabila 𝑀 ≥ (𝑥) ∀𝑥 ∈
𝐼.
b) 𝑀 merupakan nilai minimum (mutlak) 𝑓 apabila 𝑀 ≤ (𝑥) ∀𝑥 ∈
𝐼..
c) Nilai maksimum dan minimum suatu fungsi disebut nilai
ekstrim (mutlak) fungsi tersebut
Kemonotonan grafik fungsi : f'(x) > 0
Kecekungan grafik fungsi : f''(x) > 0
Modul dikemas dalam empat sub kajian yang disusun dengan urutan
sebagai berikut:
• Sub Kajian 1: Antiturunan
• Sub Kajian 2: Notasi Sigma dan Jumlah Riemann
• Sub Kajian 3: Integral Tertentu
• Sub Kajian 4: Aplikasi Integral.
1. Antiturunan
a. Konsep Antiturunan
Antiturunan adalah yang merupakan balikan dari turunan , disebut
juga dengan pengintegralan tak tentu.
➢ Integral tak tentu antara lain:
a. Jika r bilangan irasional selain -1, maka :
b.
➢ Kelinieran
Dipunyai 𝑓 dan 𝑔 fungsi-fungsi yang mempunyai turunan
dan 𝐾 suatu konstanta. Untuk 𝑓 dan 𝑔 berlaku aturan
berikut.
➢ Integral Parsial
Jika U dan V adalah fungsi-fungsi yang mempunyai
turunan pada selang buka 𝐼, maka ∫𝑈. 𝑑𝑉 = 𝑈. 𝑉 − ∫ 𝑉. 𝑑𝑈.
c. Teknik Penginegralan
➢ Teknik pengintegralan yang diperoleh dari turunan
maupun integral
➢ Integral Fungsi Trigonometri
a.
b.
c.
d.
3. Integral Tertentu
Dipunyai fungsi 𝑓:[𝑎, 𝑏] → ℝ. Jika lim‖𝑃‖→0 ∑ (𝑡𝑖). ∆𝑖 𝑥 𝑛𝑖=1 ada,
maka dikatakan fungsi f terintegralkan secara Riemann pada selang [𝑎,
𝑏]. Selanjutnya ditulis
lim‖𝑃‖→0 ∑ (𝑡𝑖). ∆𝑖𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑x
4. Aplikasi Integral
a. Luas daerah pada bidang datar
▪ Dipunyai D adalah daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi
𝑓 dengan 𝑓(𝑥) ≥ 0 untuk semua 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏], 𝑥 = 𝑎, 𝑥 = 𝑏,
dan sumbu X. Jika L adalah luas daerah D, maka 𝐿 =
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
▪ Dipunyai D adalah daerah yang dibatasi dua grafik fungsi 𝑓
dan 𝑔 dengan 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥) untuk semua 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏], 𝑥 = 𝑎,
dan 𝑥 = 𝑏. Jika L adalah luas daerah D, maka 𝐿 =
𝑏
∫𝑎 [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥
▪ Dipunyai D adalah daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi
𝑓 yang kontinu pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑓(𝑥) < 0 untuk semua 𝑥 ∈
[𝑎, 𝑏], sumbu X, 𝑥 = 𝑎, dan 𝑥 = 𝑏. Jika L adalah luas
daerah D, maka
𝑏
𝐿 = -∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
▪ Jika D adalah daerah daerah tertutup yang dibatasi grafik
fungsi 𝑓, garis 𝑥 = 𝑎, 𝑥 = 𝑏, dan sumbu X maka 𝐿 =
𝑏
∫𝑎 |f(x)|dx
B. Permutasi
1. Notasi faktorial Untuk setiap bilangan asli,
didefinisikan :
4. Permutasi siklis
Banyaknya permutasi siklis dari n unsur tersebut dirumuskan
dengan :
C. Kombinasi
Suatu kombinasi unsur yang diambil dari unsur yang tersedia
(tiap unsur tersebut berbeda) adalah suatu pilihan dari unsur tadi
tanpa memperhatikan urutannya. Kata kunci yang membedakan
antara kombinasi dan permutasi adalah memperhatikan atau tidak
memperhatikan urutan. Banyaknya kombinasi unsur yang
diambil dari unsur yang tersedia dengan 𝑟 ≤ 𝑛 dirumuskan
dengan:
1. Kombinasi dengan Pengulangan adalah memilih (𝑟 − 1) tempat
dari 𝑛 + 𝑟 − 1 tempat yang tersedia. Banyaknya cara adalah
2. Binom Newton
Jika (𝑎 + 𝑏)𝑛 kita jabarkan akan didapat rumus sebagai berikut :
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = 𝑛𝐶𝑜(𝑎)𝑛(𝑏)0 + 𝑛𝐶1(𝑎)𝑛 − 1(𝑏)1 + 𝑛𝐶2(𝑎)𝑛 − 2(𝑏)2 + ⋅⋅⋅
+ 𝑛𝐶𝑛 − 1(𝑎)1(𝑏)𝑛 − 1 + 𝑛𝐶𝑛(𝑎)0(𝑏)𝑛 atau dapat juga
ditulis
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = 𝑛𝐶𝑜(𝑎)0(𝑏)𝑛 + 𝑛𝐶1(𝑎)1(𝑏)𝑛 − 1 + 𝑛𝐶2(𝑎)2(𝑏)𝑛 − 2 + ⋅⋅
⋅ + 𝑛𝐶𝑛 − 1(𝑎)𝑛 − 1(𝑏)1 + 𝑛𝐶𝑛(𝑎)𝑛(𝑏)0
Pada kejadian mata uang pertama muncul G1 dan mata uang kedua
Poligon Distribusi
1
1
8
6
4
2
0
16 16 17 17 18 18 19
Tinggi
c) Ogive
Grafik ini merupakan penghalusan poligon. Cara
menggambar distribusi kumulatif:
▪ absis: batas interval kelas
▪ ordinat: frekuensi interval kelas
▪ Hubungkan antar titik-titik tersebut.
0
16 16 17 17 18 18 19
Tinggi
B. Ukuran Pemusatan
Dari sekumpulan data adalah nilai tunggal yang representatif bagi
keseluruhan nilai data atau dapat menggambarkan distribusi data itu,
khususnya dalam hal letaknya (lokasinya)
1. Mean dan Mean Terbobot
a) Mean data tidak dikelompokkan
Mean dari sekumpulan observasi adalah jumlah semua
observasi dibagi banyak observasi. Jika suatu sampel
berukuran n dengan elemen x1, x2, ..., xn maka mean sampel
adalah
Misal v1, v2, ... , vk adalah himpunan k nilai dan w1, w2, ...,
wk bobot yang diberikan kepada mereka maka mean
terbobot adalah
𝑤1 𝑤1 + 𝑤1 𝑣2 +⋯+𝑤𝑘 ∑𝑘
𝑖=1 𝑤 𝑖 𝑣𝑖
𝑣= =
𝑤1 𝑤2 +⋯𝑤𝑘 ∑𝑘
𝑖=1 𝑤𝑖
2. Median
Median dari sekumpulan data adalah nilai yang berada di tengah
dari sekumpulan data itu setelah diurutkan menurut besarnya .
Interval median adalah interval dimana median itu berada,
diperoleh dengan menghitung harga yang nomor ke-n/2 menurut
urutan frekuensinya dari atas ke bawah (dari bawah ke atas).
a) Median data yang tidak dikelompokkan
Jika banyaknya data ganjil maka :
Md = 𝑥(𝑛+1)
2
Jika banyaknya data genap :
𝑥𝑛 +𝑥 𝑛
( +1)
Md = 2 2
2
b) Median Data yang dikelompokkan
Rumus untuk menghitung median adalah
𝑛
−𝐹
Median = Md =Lmd+𝑓2 .𝑐
𝑚𝑑
Dengan : Lmd :
batas bawah interval median
n : banyak data
F : jumlah frekuensi interval-interval sebelum interval
median
fmd : frekuensi interval median
c : lebar interval
4. Modus
Modus dari sekumpulan data adalah nilai yang sering
muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam
kumpulan data itu.
a) Data tidak dikelompokkan
b) Data dikelompokkan
𝑎
Modus = Lmo +𝑎+𝑏 . 𝑐
dengan
Lmo : batas bawah interval modus
a : beda frekuensi antara interval modus dengan interval
sebelumnya
b : beda frekuensi antara interval modus dengan interval
sesudahnya.
c : lebar interval Interval modus
Interval modus adalah interval yang mempunyai frekuensi
tertinggi.
Kegiatan belajar ini dikemas dalam tiga sub kajian yang disusun
dengan urutan sebagai berikut:
• Sub Kajian 1: Keterbagian
• Sub Kajian 2: Faktor Persekutuan Terbesar
•Sub Kajian 3: Bilangan Prima.
• Sub Kajian 4: Kelipatan Persekutuan Terkecil
• Bilangan Prima
Setiap bilangan asli lebih dari 1, mempunyai paling sedikit 2
faktor yakni 1 dan bilangan itu sendiri. Jika bilangan asli
hanya memiliki 2 faktor tersebut, maka bilangan tersebut
dinamakan bilangan prima. Pada Kegiatan Belajar 2 telah
dikaji bahwa dua bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏 dikatakan saling
prima (relatif prima) apabila 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) = 1. Selanjutnya jika
𝐹𝑃𝐵(𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, … , 𝑎𝑛) = 1 maka 𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, … , 𝑎𝑛
dikatakan saling prima. Jika 𝐹𝑃𝐵(𝑎𝑖 , 𝑎𝑗) = 1 untuk 𝑖 = 1, 2,
3, … , 𝑛 dengan 𝑖 ≠ 𝑗 maka 𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, … , 𝑎𝑛 saling prima
dua-dua. Sebagai contoh 4, 7, 9 dikatakan saling prima dan
sekaligus saling prima dua dua karena 𝐹𝑃𝐵(4, 7, 9) = 1 dan
𝐹𝑃𝐵(4,7) = 𝐹𝑃𝐵(4,9) = 𝐹𝑃𝐵(7,9) = 1.
2. KB 2 Kongruensi Modulo
Kegiatan belajar ini dikemas dalam dua sub kajian yang disusun
dengan urutan sebagai berikut:
• Sub Kajian 1: Kongruensi Modulo
• Sub Kajian 2: Sistem Residu
Kekongruenan
Definisi 2.1 Jika 𝑚 suatu bilangan bulat positif membagi 𝑎 −
𝑏 maka dikatakan 𝑎 kongruen terhadap 𝑏 modulo 𝑚 dan
ditulis 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚). Jika 𝑚 tidak membagi 𝑎 − 𝑏 maka
dikatakan 𝑎 tidak kongruen terhadap 𝑏 modulo 𝑏 dan ditulis
𝑎 ≢ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚). Jika 𝑚 > 0 dan 𝑚|(𝑎 − 𝑏) maka ada suatu
bilangan bulat 𝑘 sehingga 𝑎 − 𝑏 = 𝑚𝑘.
Contoh 2.1
(1) 10 ≡ 5 (𝑚𝑜𝑑 5) Jelas menurut definisi 10 − 5 = 5.1,
sehingga 10 kongruen terhadap 5 modulo 5.
(2) 8 ≢ 3 (𝑚𝑜𝑑 2) Menurut definisi 8 − 3 ≠ 2. 𝑘, untuk
semua 𝑘 bilangan bulat. Sehingga 8 tidak kongruen dengan 3
modulo 2.
Kita telah melihat bahwa jika 𝑚 > 0 dan 𝑎 bilangan bulat
maka 𝑎 dapat dinyatakan sebagai 𝑎 = 𝑚𝑞 + 𝑟 dengan 0 ≤ 𝑟 <
m
KB 4. Induksi Matematika
• Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut tata bahasa dan
mengandung arti. Dalam logika matematika hanya dibicarakan kalimat-
kalimat yang berarti menerangkan (kalimat deklaratif), yang disebut
pernyataan. Pernyataan mungkin bernilai benar saja atau bernilai salah saja.
Benar atau salahnya sebuah pernyataan disebut nilai kebenaran.
• Kalimat Terbuka
• Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah pernyataan yang terdiri atas beberapa
pernyataan tunggal.
a. Negasi
b. Konjungsi
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata penghubung
“dan”, “tetapi”, “meskipun”, atau “walaupun”.
c. Disjungsi
Disjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata penghubung
“atau”. Dua pernyataan 𝑝 dan 𝑞 yang dinyatakan dalam bentuk 𝑝 ∨ 𝑞
disebut disjungsi dan dibaca “𝑝 atau 𝑞”.
d. Implikasi
f. Biimplikasi
3. Selain dengan cara Aturan Bukti Bersyarat masih ada cara lain untuk
membuktikan kesahan argumen yaitu dengan Bukti Tak Langsung (Reductio Ad
Absordum). Langkah-langkah bukti tak langsung adalah sebagai berikut.
a) Menulis premis-premis yang diketahui.
b) Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan).
c) Dengan menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian
ditunjukkan adanya kontradiksi.
d) Setelah ditemukan kontradiksi kita tinggal menggunakan prinsip Adisi dan
Silogisme Disjungtif .
2 Daftar 1. KB 1
materi yang Materi yang sulit dipahami adalah kalimat majemuk
sulit 2. KB 2
Materi yang sulit dipahami yaitu kebenaran dari 3 pernyataan
dipahami di
3. KB 3
modul ini
Materi yang sulit dipahami yaitu dilema konstruktif
4. KB 4
Materi sulitnya adalah aturan bukti bersyarat
3 Daftar 1. KB 1
materi yang Materi yang sering miskonsepsi adalah materi kalimat majemuk, Dan Sulit
sering dalam pembuatan soal hots
2. KB 2
mengalami
Siswa sering miskonsepsi tentang penarikan kesimpulan kebenaran
miskonsepsi 3. KB 3
Siswa sering miskonsepsi tentang peanrikan kesimpulan dari dilema
konstruktif/yang pernyataannya banyak lebih dari 3.
4. KB 4
Siswa sering miskonsepsi tentang peanrikan kesimpulan dari dilema
konstruktif/yang pernyataannya banyak lebih dari 3.