Anda di halaman 1dari 17

MODUL DIMENSI TIGA

1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Matematika
b. Semester : Ganjil
c. Kompetensi Dasar :
3.1 Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antartitik, titik ke garis, dan titik ke bidang).
4.1 Menentukan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang).
d. Materi Pokok : Geometri
e. Alokasi Waktu : 10 JP
2. Tujuan Pembelajaran :
Setelah melakukan pembelajaran penemuan terbimbing siswa dapat mendeskripsikan jarak
dalam ruang (antartitik, titik ke garis, dan titik ke bidang), menentukan jarak dalam ruang
(antar titik, titik ke garis, dan titik ke bidang) dengan tepat serta dengan penuh tanggung jawab
serta disiplin.
3. Materi Pembelajaran
Fakta
1. Masalah kontekstual yang diselesaikan dengan konsep dimensi tiga.
2. Masalah kontekstual yang berkaitan dengan soal dimensi tiga atau soal-soal seleksi masuk
perguruan tinggi.

Konsep
1. Konsep jarak pada ruang dimensi tiga.
2. Konsep sudut pada ruang dimensi tiga.
3. Irisan bidang pada bangun ruang.
Prinsip
1. Aturan jarak titik ke titik, titik ke garis, dan titik ke bidang.
2. Aturan sudut garis dengan bidang dan bidang dengan bidang.
Prosedur
1. Langkah-langkah menggambar sudut antara garis dan bidang.
2. Langkah-langkah menggambar sudut antara dua bidang yang berpotongan.
3. Langkah-langkah menggambar irisan bidang suatu bangun ruang.
4. Peta Konsep
Titik, Garis, dan
Bidang

Pengertian Titik, Kedudukan Titik, Jarak pada Sudut pada


Garis, dan Bidang Garis, dan Bidang Bangun Ruang Bangun Ruang

Titik Terhadap Dua Garis


Titik ke titik
Garis Bersilangan

Titik Terhadap
titik ke Garis Garis dan Bidang
Bidang

Antara Dua Garis Titik ke Bidang Dua Bidang

Garis Terhadap Bangun-Bangun


Bidang Sejajar

Antara Dua Dua Garis


Bidang Bersilangan

5. Proses Belajar
a) Petunjuk Penggunaan Modul
1. Baca dan pahamilah materi yang ada dalam setiap pertemuan
2. Lakukan kegiatan belajar yang dalam modul ini sesuaikan dengan pertemuan yang
sedang berlangsung.
3. Cari referensi lain yang terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
4. Diskusikan permasalahan yang mungkin muncul dalam pembelajaran.
5. Presentasikan hasil pemahaman Anda agar bermanfaat bagi orang lain, karena
sesungguhnya belajar yang paling efektif adalah dengan menyampaikan apa yang
kita ketahui kepada orang lain.
6. Di akhir pembelajaran modul ini akan ada penilaian harian terkait kompetensi dasar
modul ini. Nilai KKM untuk modul ini adalah 75.
b) Pendahuluan

Euclid adalah seorang matematikawan dari Alexandria yang hidup sekitar tahun 300 SM.
Dalam bukunya “The Elements” beliau menyatakan 5 postulat yang menjadi landasan dari
semua teorema yang ditemukannya. tentang kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang
yang hingga kini masih digunakan dengan hampir tanpa perubahan yang prinsip. Euclid
menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia menyatakan aksioma
(pernyataan pernyataan sederhana) dan membangun dalil tentang geometri berdasarkan
aksioma-aksioma tersebut. Contoh dari aksioma Euclid adalah, ”Ada satu dan hanya satu
garis lurus, di mana garis lurus tersebut melewati dua titik”. Buku-buku karangannya
menjadi hasil karya penting dan menjadi acuan dalam pembelajaran Ilmu Geometri. Bagi
Euclid, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat untuk mencari
nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada seorang raja, Raja tersebut bertanya,
”Tidak adakah cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari
geometri?”. Euclid menjawab, ”Bagi Raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti
geometri. Setiap orang harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar”.
Karena pengaruhnya dalam bidang geometri, Euclid dijuluki sebagai “Bapak Geometri”.
Adapun kelima postulat Eucli, adalah sebagai berikut:
1. titik adalah 0 dimensi,
2. garis adalah 1 dimensi yaitu garis itu sendiri,
3. persegi dan bangun datar lainnya adalah 2 dimensi yaitu panjang dan lebar,
4. bangun ruang adalah 3 dimensi yaitu panjang lebar tinggi,
5. tidak ada bangun geometri 4 dimensi.
6. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
A. Titik, Garis, dan Bidang
Seperti halnya di dalam buku Element karya Euclide ada yang disebut dengan istilah
primitive. Istilah primitif ditujukan untuk konsep-konsep sederhana yang mudah dipahami
dan sulit dibuatkan batasannya. Yang kemudian oleh para akhli geometri modern konsep-
konsep tersebut dikelompokkan ke dalam istilah-istilah yang tidak didefinisikan (undefined).
Dalam struktur geometri modern khususnya dan matematika pada umumnya terdapat
istilah-istilah yang telah disepakati dan menjadi pedoman bagi semua orang yang
mempelajari geometri, matematika, atau cabang matematika yang lain. Istilah-istilah
tersebut adalah: 1) unsur-unsur yang tidak didefinisikan, 2) unsur-unsur yang didefinisikan,
3) aksioma/postulat, dan 4) teorema/dalil/rumus.
Unsur yang tidak didefinisikan atau pengertian pangkal adalah konsep primitif yang mudah
dipahami dan sulit dibuatkan definisinya. Apabila kita paksakan untuk membuat definisi
untuk unsur primitif tersebut maka akan terjadi blunder. Misalnya kita akan membuat definisi
untuk titik, seperti titik adalah sesuatu yang menempati tempat. Kemudian kita harus
mendefiniskan lagi sesuatu yang menempati tempat itu apa, misalnya noktah yang ada
pada bidang. Kemudian kita harus mendefinisikan tentang noktah itu apa, dan seterusnya.
Sehingga dalam definisi terdapat definisi dan begitu seterusnya. Oleh karena itu semua
konsep yang memiliki sifat demikian dimasukan ke dalam katagori unsur primitif atau unsur
yang tidak terdefinisi.
Unsur-unsur yang didefinisikan adalah konsep yang mempunyai definisi atau batasan.
Sehingga dengan definisi konsep-konsep tersebut menjadi jelas, tidak ambigu atau tidak
bermakna ganda. Syarat sebuah definisi adalah harus singkat, padat, jelas, dan tidak
mengandung pengertian ganda. Unsur yang didefinisikan adalah konsep-konsep yang
dikembangkan dari unsur yang tidak didefinisikan. Misalnya, sinar garis, ruas garis, segitiga,
segiempat dikembangkan dari konsep garis sebagai unsur yang tidak didefinisikan.
Titik
Di atas telah disinggung bahwa titik, garis, dan bidang adalah unsur-unsur yang tidak
didefinisikan. Unsur-unsur sederhana yang mudah dipahami tetapi menjadi blunder atau
bahkan berbelit apabila kita mencoba membuat definisinya. Sehingga para ahli geometri
mengelompokan konsep titik, garis, dan bidang ke dalam kelompok unsur yang tidak
didefinisikan atau disebut pengertian pangkal.
Dalam geometri, titik adalah konsep abstrak yang tidak berwujud atau tidak berbentuk, tidak
mempunyai ukuran, tidak mempunyai berat, atau tidak mempunyai panjang, lebar, atau
tinggi. Titik adalah ide atau gagasan abstrak yang hanya ada dalam benak orang yang
memikirkannya. Untuk melukiskan atau menggambarkan titik diperlukan simbol atau model.
Gambar simbol atau model untuk titik digunakan noktah seperti di bawah ini,
Melukis atau menggambar sebuah titik dapat menggunakan ujung benda, misalnya dengan
ujung pinsil, pena, jangka, atau kapur yang ditekan pada bidang tulis atau permukaan kertas
atau papan tulis. Apabila anda menekankan ujung pinsil pada permukaan kertas maka
noktah hitam yang membekas pada permukaan kertas tersebut adalah titik.
Gambar atau model titik dapat pula diperoleh dengan cara menggambar bagianbagian
benda. Misalnya menggambar bagian dari penggaris dengan cara meletakan sebuah
penggaris pada papan tulis kemudian gambar sebuah titik pada sisi penggaris dengan cara
menekankan kapur ke papan tulis dan kemudian angkat penggaris tersebut. Kita dapat
melihat bahwa pada papan tulis terdapat noktah hasil goresan ujung kapur terhadap papan
tulis, dan goresan itu adalah titik.
Garis
Garis memiliki himpunan titik-titik yang anggotanya terdiri dari lebih dari satu buah titik. Garis
memiliki panjang yang tak berhingga sehingga tidak mungkin digambarkan seluruhnya,
yang dapat digambarkan hanya sebagian saja atau yang mewakilinya saja. Sedangkan ruas
garis AB adalah bagian dari suatu garis yang dibatasi oleh titik A dan titik B. Ruas garis AB
mempunyai panjang tertentu yakni sebesar jarak antara titik A dan titik B.
Mengambar model garis dapat dilakukan dengan membuat goresan alat tulis pada bidang
tulis, kertas, atau papan tulis dengan bentuk yang lurus. Atau model garis dapat dibuat
dengan menggambar bagian sisi benda yang lurus, misalnya menggambar salah satu sisi
penggaris kayu. Berikut adalah model garis yang diperoleh dari hasil menggambar salah
satu bagian sisi penggaris dengan memberi tanda anak panah pada kedua ujungnya yang
menandakan bahwa garis tersebut memanjang kedua arah tidak mempunyai titik akhir.

Menamai sebuah garis dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara. Pertama dengan
sebuah huruf kecil pada salah satu ujung garis. Kedua menggunakan dua huruf besar yang
diletakan pada dua titik pada garis tersebut. Di bawah ini adalah dua cara memberi nama
terhadap garis.

Garis yang paling kiri adalah garis ℓ dan yang sebelah kanan adalah garis AB.
Notasicmenyatakan garis AB ditulis dengan AB. Garis disebut juga sebagai unsur geometri
satu dimensi. Karena garis adalah konsep yang hanya memiliki unsur panjang saja (linier).
Bidang
Bidang memiliki himpunan titik-titik yang letaknya menyebar dan mempunyai luas yang tak
terbatas. Sedangkan daerah adalah bagian dari suatu bidang yang dibatasi oleh garis-garis
tertentu. Bidang dilambangkan dengan menggunakan α, β, γ. Bisa juga dilambangkan
dengan menyebutkan titik-titik pada sudut dari bidang tersebut.

B. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang


a. Kedudukan titik terhadap titik
1. Titik berimpit
2. Titik tidak berimpit

b. Kedudukan titik terhadap garis


1. Titik terletak pada garis atau garis melalui garis

2. Titik tidak terletak pada garis atau titik di luar garis

c. Kedudukan titik terhadap bidang


1. Titik terletak pada bidang atau bidang melalui titik

2. Titik tidak terletak pada bidang atau bidang tidak melalui titik

d. Kedudukan garis terhadap garis


1. Garis berimpit dengan garis

2. Garis sejajar dengan garis

3. Garis berpotongan dengan garis

4. Garis bersilangan dengan garis


e. Kedudukan garis terhadap bidang
1. Garis terletak pada bidang atau bidang melalui garis

2. Garis sejajar bidang atau bidang sejajar garis

3. Garis menembus bidang

f. Kedudukan bidang terhadap bidang


1. Bidang berimpit dengan bidang

2. Bidang sejajar dengan bidang

3. Bidang berpotongan denan bidang


C. Kegiatan 1

Amati kubus ABCD.EFGH di atas, lalu lengkapilah isian berikut dengan benar dan teliti.
1. Titik E terletak di luar garis DH
2. Titik P terletak …. Garis EG.
3. Titik A terletak … bidang ACGE.
4. Titik E terletak … bidang DCGH.
5. Titik F terletak … bidang BGE.
6. Garis AC … dengan garis AG.
7. Garis EH … dengan garis BE.
8. Garis HF … dengan garis BG.
9. Garis CD … dengan garis EG.
10. Garis BG … dengan bidang BCGF.
11. Garis AC … bidang EFGH.
12. Garis BE … bidang ADHE.
13. Bidang ABFE … dengan bidang DCGH.
14. Bidang BEG … dengan bidang EFGH.
15. Bidang ACGE … dengan bidang bidang BFHD.
16. Titik-titik yang terletak pada garis FH adalah F, …, dan …
17. Titik-titik yang terletak pada bidang BEG adalah …, E, … dan G.
18. Garis-garis yang bersilangan dengan garis CG adalah AB, …, BE, …, EH, dan … .
19. Garis yang sejajar dengan bidang BEG adalah … .
20. Bidang yang sejajar dengan bidang BCGF adalah … .
Pertemuan Kedua
A. Proyeksi
1. Proyeksi titik pada garis
Proyeksi titik pada garis adalah titik kaki dari garis yang dibuat melalui titik itu tegak
lurus garis tersebut.
A
Garis g disebut garis proyeksi
Titik A disebut titik yang diproyeksikan
A/ disebut titik hasil proyeksi
Garis AA/ garis pemroyeksi

2. Proyeksi titik pada bidang


Proyeksi titik pada bidang adalah titik kaki
dari garis yang dibuat melalui titik itu tegak
lurus bidang tersebut.
Bidang U disebut bidang proyeksi
Titik A disebut titik yang diproyeksikan
A/ disebut titik hasil proyeksi atau Proyeksi A pada bidang U
Garis g garis pemproyeksi

3. Proyeksi garis pada bidang


Perhatikan gambar disamping :
Langkah untuk menentukan proyeksi garis g
pada bidang U adalah sebagai berikut :
a. Ambil dua titik sembarang pada garis g
misal titik A dan B
b. Proyeksikan titik A dan B pada bidang U
(diperoleh A/ dan B/)
c. Hubungkan titik A/ dan B/. Misal garis g/.
d. Garis g/ merupakan proyeksi garis g pada
bidang U
Contoh :
Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm,
tentukan proyekasi :
a. Titik H pada garis FG
b. Titik H pada bidang ACGE
c. Garis AG pada bidang ABCD

Jawab :
a. Proyeksi titik H Pada garis FG adalah titik G
(karena haris HG ⊥ FG )
b. Proyeksi titik H Pada bidang ACGE adalah
titik H/ (H/ titik tengah-tengah GE atau tengah-
tengah FH)
c. Proyeksi garis AG pada bidang ABCD adalah garis AC. (Proyeksi A pada ABCD adalah
A, Proyeksi G pada ABCD adalah C)
B. Jarak Dalam Ruang Dimensi Tiga
1. Jarak antara dua buah titik
Jarak antara dua titik adalah ruas garis yang menghubungkan kedua titik itu.

2. Jarak antara titik dan garis


Jarak antara titik dan garis adalah ruas garis yang menghubungkan titik dan proyeksi
titik tersebut pada garis.

Perhatikan gambar disamping.


A/ adalah proyeksi titik A pada garis g . Jarak antara
titik A dan garis g adalah ruas garis AA/ = d.

3. Jarak antara titik dan bidang


Jarak antara titik dan bidang adalah ruas garis yang
menghubungkan titik dan proyeksi titik tersebut pada
bidang.

Perhatikan gambar disamping.


A/ adalah proyeksi titik A pada Bidang V . Jarak
antara titik A dan bidang V adalah ruas garis AA/
= d.

4. Jarak dua buah garis sejajar


Jarak antara dua garis sejajar adalah ruas garis yang
menghubungkan salah satu titik pada garis yang satu dengan
proyeksi titik itu pada garis yang lain.
Perhatikan gambar disamping.
Langkah untuk menentukan jarak dua garis sejajar :
a. Tentukan sebuah titik pada garis g, misal titik A
b. Proyeksikan titik A pada garis k didapat titik A/.
c. Jarak antara garis g dan k adalah ruas garis AA/
= d.
5. Jarak antara garis dan bidang saling sejajar.
Jarak antara garis dan bidang yang saling sejajar adalah ruas garis yang
menghubungkan salah satu titik pada garis dengan proyeksi titik itu pada bidang.
Perhatikan gambar disamping.
Langkah untuk menentukan jarak antara garis h
dan bidang  yang saling sejajar :
a. Proyeksikan garis h pada bidang , misal
garis k.
b. Tentukan sebuah titik pada garis h, misal titik
A.
c. Proyeksikan titik A pada garis k, didapat titik
A/.
d. Jarak antara garis h dan  adalah ruas garis
AA/ = d.
6. Jarak antara dua bidang sejajar
Jarak antara dua bidang sejajar adalah ruas garis yang
menghubungkan salah satu titik pada bidang yang satu
dengan proyeksi titik itu pada bidang yang lain.
Perhatikan gambar disamping.
Langkah untuk menentukan jarak dua garis sejajar
:
a. Tentukan sebuah titik pada bidang , misal titik
A.
b. Proyeksikan titik A pada bidang . Didapat titik
A/.
c. Jarak antara bidang  dan  adalah ruas garis
AA/ = d.
Contoh :
Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Tentukan :
a. Jarak antara titik A dan B
b. Jarak antara titik E dan garis FG
c. Jarak antara titik H dan bidang ABCD
d. Jarak antara garis EH dan garis BC
e. Jarak antara garis EH dan bidang BCGF
f. Jarak antara bidang EFGH dan ABCD
Jawab :
a. Jarak antara titik A dan B adalah ruas garis AB = 6 cm
b. Proyeksi titik E pada garis FG adalah titik F
Jarak antara titik E dan garis FG adalah ruas garis EF = 6
cm.
c. Proyeksi titik H pada bidang ABCD adalah titik D.
Jarak titik H dan bidang ABCD adalah ruas garis HD = 6
cm.
d. Titik E pada garis EH, proyeksi titik E pada garis BC adalah
titik B.
Jarak antara garis EH dan garis BC adalah ruas garis EB = 6 2 cm.
e. Titik E pada garis EH, proyeksi titik E pada bidang BCGF adalah titik F.
Jarak garis EH dan bidang BCGF adalah ruas garis EF = 6 cm.
f. Titik E pada bidang EFGH, proyeksi titik E pada bidang ABCD adalah titik A.
Jarak antara bidang EFGH dan bidang ABCD adalah ruas garis EA = 6 cm.

7. Jarak dua garis bersilangan


Jarak antara dua garis bersilangan adalah ruas garis yang memotong tegak lurus
kedua garis itu.
Pada kenyataannya untuk menentukan garis
yang memotong tegak lurus dua garis yang
bersilangan tidak mudah. Untuk itu perlu
dilakukan langkah-langkah berikut :
Garis h dan k saling bersilangan
Cara I :
a. Buatlah bidang melalui garis h yang sejajar
garis k. Misal bidang .
b. Proyeksikan garis k pada bidang , didapat
garis k/.
c. Tentukan titik potong garis h dan k/. Misal titik
B.
d. Proyeksikan titik B pada garis k, didapat titik
A.
e. Jarak antara garis h dan k saling bersilangan
adalah ruas garis AB = d

Cara II :
a. Buatlah bidang  tegak lurus garis k yang
sejajar garis k.
b. Tentukan titik tembus garis k pada bidang
, misal titik P.
c. Proyeksikan garis h pada bidang , didapat
garis h/.
d. Buat sebuah garis melalui P memotong
tegak lurus garis h/ di Titik Q,
e. Buat garis melalui Q tegak lurus bidang , dan memotong garis h di titik B.
f. Buat garis melalui B sejajar garis QP, dan memotong garis k dititik A.
g. Jarak antara garis h dan k saling bersilangan adalah ruas garis AB = d
Contoh :
Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm.
a. Tentukan jarak antara garis AE dan garis FG
b. Lukis dan dan tentukan jarak AE dan DF.
Jawab :
a. Jarak garis AE dan FG
Bidang melalui FG sejajar AE adalah bidang BCGF
Proyeksi garis AE pada bidang BCGF adalah garis BF
Titik potong garis BF dan dan FG adalah titik F
Proyeksi garis F pada garis AE adalah titik E.
 jarak garis FG dan AE adalah ruas garis EF = 12 cm
b. Jarak garis AE dan DF
Bidang yang tegak lurus garis AE adalah bidang ABCD.
Proyeksi garis DF pada bidang ABCD adalah garis DB
Garis melalui A tegak lurus DB adalah AC, memotong DB di P.
Garis melalui P tegak lurus bidang ABCD adalah garis PR.
RS sejajar AP.
Jarak garis AE dan DF adalah ruas garis SR
1
Panjang garis SR = AP = AC = 6 2
2
C. KEGIATAN 2
1. Pada kubus ABCD.EFGH, dengan panjang rusuk 5 cm. Tentukan proyeksi :
a. Titik E pada garis AD e. Titik G pada bidang BDHF
b. Titik E pada garis AH f. Garis EF pada bidang CDHG
c. Titik E pada garis HB g. Garis EF pada bidang ABGH
d. Titik G pada bidang ADHE h. Garis AG pada bidang BDE
2. Pada limas segiempat beraturan tegak dengan panjang rusuk alas 4 cm, rusuk tegak 4 2
cm. Tentukan proyeksi :
a. Titik A pada garis TC c. Garis AT pada ABCD
b. Titik T pada bidang ABCD
3. Pada Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 5 cm, hitunglah jarak antara :
a. Titik A dan F h. Garis AE dan CG
b. Titik C dan E i. Garis AE dan bidang CGHD
c. Titik A dan garis CG j. Garis AE dan bidang BFHD
d. Titik A dan garis BG k. Bidang ABFE dan DCGH
e. Titik A dan bidang BDHF l. Bidang AFH dan BDG
f. Titik A dan bidang BDE m. Garis AE dan BC
g. Garis AE dan BF n. Garis dan BG
Pertemuan Ke-Tiga
A. LATIHAN 2
1. Pada Kubus ABCD.EFGH, dengan panjang rusuk 6 cm, titik P tengah-tengah FG, titik
Q tengah-tengah AE dan O tengah-tengah AC. tentukan proyeksi :
a. Titik G pada garis FC h. Titik E pada bidang BDG
b. Titik G pada garis HB i. Titik Q pada bidang BDG
c. Titik P pada garis BG j. Garis PQ pada bidang ABCD dan hitung panjangnya
d. Titik Q pada garis HB k. Garis QO pada bidang BDE dan hitung panjangnya
e. Titik O pada garis EH l. Garis FE pada bidang ACH dan hitung panjangnya
f. Titik P pada bidang ABCD m. Garis CG pada bidang BDG dan hitung
panjangnya
g. Titik Q pada bidang BDHF n. Garis AG pada bidang BDG dan hitung
panjangnya
2. Pada limas segietiga beraturan tegak T.ABC dengan panjang rusuk alas 6 cm dan
rusuk tegak 8. tentukan proyeksi :
a. Titik T pada garis AB d. Titik A pada bidang TBC
b. Titik A pada garis AB e. Garis TC pada bidang TAB dan hitung panjangnya
c. Titik T pada bidang ABC
3. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 8 cm, titik P, Q dan O masing-
masing tengah-tengah EF, BC dan BD. Hitung jarak antara :
a. Titik P dan D j. Garis PO dan garis FQ
b. Titik Q dan H k. Garis PQ dan EO
c. Titik P dan garis BC l. Garis OG dan bidang AFH
d. Titik H dan garis OQ m. Garis PO dan bidang BCGF
e. Titik P dan ABGH n. Bidang BCGF dan bidang ADHE
f. Titik Q dan bidang BDHF o. Bidang ACF dan bidang DEG
g. Titik C dan bidang BDE p. Garis DE dan garis FG
h. Titik O dan bidang BDE r. Garis FQ dan garis AD
i. Garis EH dan garis BC s. Garis PO dan garis CG
Pertemuan Kelima
A. Sudut
1. Sudut antara garis dan bidang
Sudut antara garis dan bidang adalah sudut yang dibentuk oleh garis itu dengan
proyeksi garis tersebut pada bidang proyensi.
Sudut antara garis h dan bidang 
dapat ditentukan dengan langkah
berikut :
a. Tentukan titik tembus garis h pada
bidang , dititik titik P.
b. Titik Q pada garis h, proyeksikan
pada bidang , di titik Q/.
c. Garis PQ/ atau h/ proyeksi garis h pada bidang .
d. Sudut antara garis h dan bidang  adalah  QPQ/ = 

2. Sudut antara dua bidang


Sudut antara dua bidang adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah garis yang saling
berpotongan dan tegak lurus garis perpotongan kedua bidang.
Sudut antara bidang  dan bidang  dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
a. Tentukan garis perpotongan antara
bidang  dan bidang , misal garis
k
b. Buat garis pada bidang  yang
tegak lurus garis k di titik A, misal
garis g
c. Buat garis melalui titik A pada
bidang  dan tegak lurus garis k,
misal garis h.
d. Sudut antara bidang  dan bidang  adalah susut antara garis g dan h

Contoh :
Pada Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm, tunjukkan :
a. Sudut antara garis AH dan bidang ABCD.
b. Sudut antara garis CE dan bidang ABCD
c. Sudut antara bidang BCGF dan bidang BCHE
d. Sudut antara bidang ACH dan bidang ABCD
Jawab :
a. Sudut antara garis AH dan bidang ABCD.
Titik tembus garis AH pada bidang ABCD adalah titik
A.
Titik H pada garis AH, proyeksi titik H pada bidang
ABCD adalah titik D.
Proyeksi garis AH pada ABCD adalah garis AD.
Sudut antara garis AH dan Bidang ABCD adalah 
DAH
b. Sudut antara garis CE dan bidang ABCD
Titik tembus garis CE pada bidang ABCD adalah titik C.
Titik C terletak pada garis CE, proyeksi titik C pada bidang ABCD adalah titik A
Proyeksi garis CE pada bidang ABCD adalah garis AC.
Sudut antara garis CE dan bidang ABCD adalah ACE.
c. Sudut antara bidang BCGF dan bidang BCHE
Garis potong bidang BCGF dan BCHE adalah garis BC.
Garis pada bidang BCGF yang tegak lurus garis BC, garis
BE.
Titik potong garis EB dan BC, titik B.
Garis melalui B terletak pada bidang BCGF tegak lurus
BC, garis BF
 sudut antara bidang BCGF dan bidang BCHE adalah
EBF.
d. Sudut antara bidang ACH dan bidang ABCD
Garis potong bidang ACH dan bidang ABCD, garis
AC
Garis pada bidang ACH tegak lurus garis AC, garis
HO ( O tengah-tengah AC)
Garis terletak di O pada bidang ABCD yang tegak
lurus AC, garis OD.
 sudut antara bidang ACH dan bidang ABCD
adalah DOH.

3. Sudut antara dua garis yang bersilangan


Untuk menentukan sudut antara dua garis g dan h yang bersilangan dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
a. Buat bidang  melalui garis g.
b. Proyeksikan garis h pada bidang , misal garis h/.
c. Tentukan perpotongan garis g dan h/.
d. Sudut antara garis g dan h adalah .
Contoh :
Pada Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm, tunjukkan :
a. Sudut antara garis AH dan DC.
b. Sudut antara garis CF dan DH.
Jawab :
a. Sudut antara garis AH dan DC.
Buat bidang memuat garis AH, bidang ABGH
Proyeksi garis DC pada bidang ABGH, garis PQ
Tentukan perpotongan garis AH dan PQ.
Sudut antara garis AH dan DC adalah  QPH.
b. Sudut antara garis CF dan DH.
Buat bidang yang memuat garis CF, bidang BCGF
Proyeksi garis DH pada bidang BCGF, garis CG
Tentukan perpotongan garis CG dan BC, titik C
Sudut antara garis CG dan BC adalah FCG

B. Kegiatan 3
1. Pada Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Tunjukkan dengan gambar sudut
antara :
a. Garis AF dan bidang ABCD d. Bidang AFH dan ABCD
b. Garis CE dan bidang AFH e. Garis AD dan BF
c. Bidang ABGH dan CDEF f. Garis AG dan DC
2. Pada limas segiempat tegak beraturan dengan panjang rusuk alas 6 cm dan rusuk tegak 8
cm.
a. Sudut antara garis AT dan Bidang ABCD adalah . Tentukan Cos .
b. Sudut antara bidang TAB dan TDC adalah . Tentukan cos .
c. Sudut antara garis TB dan DC adalah . Tentukan tg 
3. Pada bidang empat beraturan T.ABC dengan panjang rusuknya 8 cm. Tentukan cosinus
sudut antara :
a. Garis TA dan bidang ABC c. Garis TA dan BC
b. Bidang TBC dan ABC

C. Latihan
1. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P tengah-tengah AE dan Q
tengah-tengah GE. Tunjukkan sudut antara :
a. Garis BG dan bidang ABCD h. Bidang BCHE dan bidang ACGE
b. Garis BG dan bidang BFHD i. Bidang PFH dan bidang AFH
c. Garis BG dan bidang AFGD j. Bidang PFH dan bidang CFH
d. Garis CE dan bidang BDG k. Garis CF dan garis AE
e. Garis AG dan bidang BDHF l. Garis CF dan garis BE
f. Garis PQ dengan bidang AFH m. Garis CG dan garis PQ
g. Bidang EFGH dan bidang ABGH n. Garis CP dan garis AD
2. Diketahui segi empat beraturan tegak T.ABCD dengan panjang rusuk alas 6 cm, rusuk
tegak 6 2 . Hitunglah :
a. Tg sudut antara bidang TAB dan bidang ABCD
b. Cosinus sudut antara garis AP dan bidang ABCD (titik P tengah-tengah TC).
3. Diketahui bidang empat tegak T.ABC dengan TA tegak lurus bidang alas ABC. ABC siku
di B dengan AB = 6 cm dan BC = 8 cm. Panjang TA = 24 cm. Tg sudut antara bidang TBC
dan bidang ABC.
4. Diketahui bidang empat beraturan A.BCD dengan panjang rusuk 6 cm. E tengah-tengah
BC. Hitunglah :
a. Tg sudut antara bidang ABD dan bidang BCD
b. cos sudut antara garis AE dan bidang BCD
Evaluasi KD 3.1

Buatlah pembahasan untuk setiap soal berikut


I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pada kubus ABCD.EFGH, Titik P terletak di A. 1
a 3 D. 1
a 2
perpanjangan DH, sehingga DH:DP = 1: 2, 2 2

Pernyataan berikut yang benar adalah ... . 3 1


A. 2
a 3 E. 3
2
A. Titik P terletak pada garis AH
B. a
B. Titik P terletak pada garis BH
8. Pada Kubus ABCD.EFGH dengan panjang
C. Titik P terletak pada bidang CDHG
rusuk a cm, panjang proyeksi garis BE ke
D. Titik P di luar bidang ADHE
bidang diagonal ACGE sama dengan ... .
E. Titik P diluar garis DH
a
2. Pada balok ABCD.EFGH H
G
A. 2 D. a 3
disamping, kedudukan E
2
F
antara garis BD dan CH a
D B. 2 E. a 6
saling … . C 3
A. sejajar A B a
B. berpotongan C. 6
2
C. berpotongan tegak lurus 9. Kubus ABCD.EFGH panjang rusuknya 4
D. bersilangan tegak lurus dm, titik P tengah-tengah EH. Jarak titik P
E. bersilangan ke garis BG adalah ... dm
3. Titik P dan Q berturut-turut adalah titik A. 2 2 D. 3 2
tengah rusuk AE dan CG pada kubus
B. 3 3 E. 2 3
ABCD.EFGH. Diantara pasangan garis di
bawah ini yang berpotongan adalah … . C. 2 5
A. CE dan BG D. BD dan EC 10. Dalam kubus ABCD.EFGH terletak titik P
B. PQ dan CH E. EQ dan CH pada tengah-tengah garis BH. Panjang
C. PG dan AC rusuk = 2a cm. Panjang jarak titik P ke
4. Pada balok ABCD.EFGH, garis yang tidak garis AD adalah ... cm.
menembus bidang BCHE adalah… . A. a 3 D. 2a 2
A. DG H
G
B. AF B. 2a 3 E. a 2
C. DF E F C. a
D. AG D 11. T.ABCD adalah bidang empat dengan
E. AD C
panjang rusuk 4 cm. Jika P tengah-tengah
A B AB dan Q tengah-tengah TC, maka
5. Pada kubus ABCD.EFGH, bidang yang panjang PQ sama dengan ... .
sejajar dengan bidang ACF adalah … .
A. 2 3 D. 3 2
A. DEG D. DHE
B. EHG E. ABC B. 2 2 E. 5 6
C. DHG C. 8
6. Dalam kubus ABCD.EFGH, bidang CDHG 12. Jarak antara titik C dengan bidang BDG
mewakili bidang , bidang BFHD mewakili dalam kubus ABCD.EFGH yang panjang
bidang , dan bidang ABGH mewakili rusuknya 6 cm adalah ... cm.
mewakili bidang . Pernyataan berikut ini A. 3 2 D. 3
yang benar adalah … .
B. 2 6 E. 2 3
A. bidang BCGF, sejajar dengan bidang 
B. bidang ACGE,sejajar dengan bidang  C. 6
C. bidang CDEF, berpotongan dengan 13. Pada kubus ABCD.EFGH panjang rusuk a
bidang  cm. Titik P dan Q masing-masing titik
D. bidang ABFE, berpotongan dengan tengah garis AC dan EG. Jarak antara
bidang  garis PF dan DQ adalah ... cm.
E. bidang BCHE,sejajar dengan bidang  A. 1
a 3 D. 3
a 2
3 2
7. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang
2 1
rusuk a cm, Panjang proyeksi garis BF ke B. 3
a 3 E. 3
a 2
bidang ABGH adalah ... cm. C. a
14. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang C. 21 2
masing-masing rusuknya a cm. Titik C
diangkat setinggi a cm. Titik A tetap di 18. Pada kubus ABCD.EFGH besar sudut
antara garis BG dengan bidang BDHF
lantai dan letak titik B dan D sama jaraknya
adalah ... .
dari lantai. Jarak titik G dari lantai adalah ...
A. 30o D. 75o
cm. o
B. 45 E. 90o
A. 2a D. 32 a C. 60 o

B. a(1 + 2) E. 3a 3 19. Pada Balok ABCD.EFGH dengan alas


1 ABCD bujur sangkar AB = 20 cm, AE a 2
C. a(1 + 2)
2 cm. Besar sudut antara bidang ABCD dan
15. Diketahui kubus ABCD.EFGH panjang ACH adalah ... .
rusuk a cm. Sudut antara garis AF dan A. 900 D. tg sudutnya 12
garis BH adalah ... .
3
A. 30o D. 75o B. 600 E. tg sudutnya 2
B. 45 o E. 90o
o
C. 450
C. 60 20. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang tiap
16. Besar sudut antara garis AH dan EG pada rusuknya a cm. T suatu titik pada
kubus ABCD.EFGH adalah ... .
perpanjangan AE sehingga TE = 12 a cm.
A. 0o D. 60o
B. 30o E. 90o Jika sudut antara bidang TBD dan bidang
C. 45 o ABCD adalah , maka tg  = ... .
17. Pada Kubus ABCD.EFGH dengan panjang A. 1
2 D. 3
2
rusuk a cm. Nilai tangen sudut antara CG
dan bidang BDG adalah ... . B. 2 E. 3 2
A. 31 3 D. 3 C. 3
2
2
B. 2 E. 6

Anda mungkin juga menyukai