OLEH KELOMPOK 5 :
1. EVA MAHARANI
2. HAERIAH
3. HILDA ROMDANI
4. SITI USNAINI
5. SURYADI
UNIVERSITAS HAMZANWAD
2021
PEMBUKTIAN RUMUS MATEMATIKA WAJIB KELAS XII\
Materi :
1. Dimensi Tiga
2. Statistika
3. Peluang
4. Kekongruenan dan Kesebangunan
1. Pembuktian Rumus Dimensi Tiga
DIMENSI TIGA
.
C. Kedudukan titik terhadap bidang
Titik berada pada bidang terjadi karena :
1. Bidang melalui titik.
2. Titik berada pada garis yang terletak pada bidang itu.
Contohnya titik P
Titik berada di luar bidang
Titik berada di luar bidang terjadi karena :
1. Bidang tidak melalui titik
2. Titik tidak berada pada garis yang berada pada bidang itu.
Contohnya titik Q
dan bersifat umum. Tanpa perlu adanya pembuktian dari kita sendiri.
Aksioma
H. Jarak Dua Garis Sejajar, Jarak Garis dan Bidang Yang Sejajar, Jarak
Dua Bidang Sejajar
1. Jarak Dua Garis Sejajar
Jarak antara garis g dan h yang sejajar adalah garis AB, dengan titik A
adalah sebarang titik pada garis g dan titik B merupakan proyeksi titik A
pada garis h.
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Tentukan jarak antara
titik F dengan diagonal ruang BH.
Pembahasan
Jarak titik F dengan garis BH sama dengan panjang garis PF. Jika luas segitiga BHF
diketahui
Pembahasan
Sudut CDT sama dengan sudut GQT maka :
Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Q dan P adalah titik tengah HG
dan FG. Jika adalah sudut yang dibentuk bidang BDPQ dengan bidang ABCD
maka nilai adalah ….
Pembahasan
Dan
Maka :
= =
Diperoleh :
∑ = 30 ∑ = 1641
= 54, 7
b. Median ( Nilai Tengah )
Rumus :
Keterangan :
Tb : Tepi bawah kelas median
n : Banyak Data
fk : Jumlah frekuensi sebelum kelas median
f Me : Frekuensi kelas median
C : Panjang kelas interval median
1
BE = 𝑛 – fk
2
CD = frekuensi kelas median = f Me
AD = panjang interval kelas median = C
Jadi,
Me = Tb + AE
𝐵𝐸
Me = Tb + AD x
𝐶𝐷
1
𝑛 – 𝑓𝑘
2
Me = Tb + C
𝑓 𝑀𝑒
c. Modus ( nilai yang sering muncul )
Dari bagan diatas dapat kita simpulkan bahwa
Mo = Tb + BG
Dapat dilihat dari bagan di atas, bahwa segitiga AGC ~ Segitiga DGF
𝐵𝐺 𝐺𝐸
Sehingga, = 𝐹𝐷
𝐴𝐶
Panjang GE dapat di cari dengan C- BG
GE = C- BG
𝐵𝐺 𝐶 − 𝐵𝐺
=
𝑑1 𝑑2
d2 . BG = d1 ( C – BG )
d2 . BG = d1 . C – d1 .BG
d1. BG + d2 . BG = d1 . C
BG ( d1 + d2 ) = d1 . C
𝑑1
BG = C
𝑑1+𝑑2
Dimana BG = Mo
𝑑1
Jadi , Mo = C
𝑑1+𝑑2
3. Pembuktian Rumus Peluang
MATERI : PELUANG
KELAS : XII
❖ PERMUTASI
Permutasi dari sebuah himpunan dengan objek yang berbeda adalah sebuah susunan
terurut dari objek-objek tersebut. Permutasi – 𝑟 adalah susunan terurut 𝑟 objek dari
sebuah himpunan yang terdiri atas𝑛 objek yang berbeda.
Contoh 1
Misalkan S={a,b,c}, permutasi-2 dari S adalah susunan huruf a,b; a,c; b,a; b,c; c,a;
dan c,b. Akibatnya ada enam permutasi-2 dari himpunan dengan tiga elemen. Dengan
menggunakan aturan perkalian, ada 3 cara untuk memilih elemen pertama dan ada 2
cara untuk memilih elemen kedua pada susunan huruf tersebut. Sehingga banyaknya
susunan huruf adalah P(3,2)=3.2=6
Teorema 1
Jika 𝑛 adalah bilangan bulat positip dan 𝑟 adalah bilangan bulat dengan 1 ≤ 𝑟 ≤ 𝑛,
maka permutasi −𝑟 dari himpunan dengan 𝑛 elemen berbeda adalah
𝑃(𝑛, 𝑟) = 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) … (𝑛 − 𝑟 + 1)
Bukti: Kita akan menggunakan aturan perkalian untuk menunjukkan bahwa rumus
tersebut benar. Asumsikan permutasi −𝑟 sebagai aktifitas dengan dengan
panjang 𝑟 langkah. Elemen pertama pada permutasi−𝑟 dapat dipilih dalam 𝑛 cara
(karena ada 𝑛 elemen berbeda dalam himpunan). Selanjutnya ada 𝑛 − 1 cara untuk
memilih elemen kedua pada permutasi−𝑟 (karena ada 𝑛 − 1 elemen yang tersisa
setelah memilih posisi pada elemen pertama). Dengan cara yang sama, ada 𝑛 − 2 cara
untuk memilih elemen ketiga, dan seterusnya hingga 𝑛 − (𝑟 − 1) = 𝑛 − 𝑟 + 1 cara
untuk memilih elemen ke−𝑟. Akibatnya, berdasarkan aturan perkalian:
𝑃(𝑛, 𝑟) = 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) … (𝑛 − 𝑟 + 1)
adalah permutasi−𝑟 pada himpunan dengan nn elemen berbeda.
Sebagai catatan, 𝑃(𝑛, 0) = 1 untuk 𝑛 elemen bilangan bulat non negatif karena
pada permutasi tersebut tepat ada satu cara untuk mengurutkan elemen nol yaitu satu
daftar tanpa elemen didalamnya yang disebut daftar kosong.
Akibat
𝑛!
Jika 𝑛 dan 𝑟 adalah bilangan bulat dengan 0 ≤ 𝑟 ≤ 𝑛 maka 𝑃(𝑛, 𝑟) = (𝑛−𝑟)!
𝑛! 𝑛!
Karena (𝑛−0)! = 𝑛! =1 dengan 𝑛 bilangan bulat nonnegatif, maka kita telah melihat
𝑛!
bahwa 𝑃(𝑛, 𝑟) = (𝑛−𝑟)! juga berlaku untuk 𝑟 = 0.
❖ KOMBINASI
Kombinasi dari sebuah himpunan dengan objek yang berbeda adalah sebuah susunan
tidak terurut dari objek-objek tersebut. Kombinasi−𝑟 adalah susunan tak
terurut 𝑟 objek dari sebuah himpunan yang terdiri atas 𝑛 objek yang berbeda.
Sebagai contoh: misalkan S={1,2,3} susunan tak terurut 3,2,1 adalah sebuah
kombinasi dari S sedangkan susunan 3,2 merupakan kombinasi-2 dari S (catatan: 3,2
memiliki kombinasi-2 yang sama dengan 2,3 karena urutan elemen dalam susunan
tidak diperhatikan). Banyaknya kombinasi 𝑟 dari 𝑛 objek yang berbeda dinotasikan
dengan 𝐶(𝑛, 𝑟)𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑛𝐶𝑟
Teorema 2
Banyaknya kombinasi−𝑟 dari himpunan dengan 𝑛 elemen, dimana 𝑛 adalah bilangan
bulat positip dan 𝑟 adalah bilangan bulat dengan 1 ≤ 𝑟 ≤ 𝑛 , adalah
𝑛
𝐶(𝑛, 𝑟) =
𝑟! (𝑛 − 𝑟)!
ini mengimplikasikan
𝑛!
𝑃(𝑛,𝑟) (−𝑟)! 𝑛!
𝐶(𝑛, 𝑟) = = 𝑟! = 𝑟!(𝑛−𝑟)!
𝑃(𝑟,𝑟)
(𝑟−𝑟)!
Contoh Jawab:
Berapa banyak cara memilih 5 kartu Karena dalam memilih kartu tidak
dari 52 kartu dan berapa banyak memperhatikan urutan, maka banyaknya
memilih 47 kartu dari 52 kartu? cara memilih 5 kartu dari 52 kartu
52!
adalah 𝐶(52,5) = 5!.47!
Akibat2
dan
𝑛! 𝑛!
𝐶(𝑛, 𝑛 − 𝑟) = =
(𝑛 − 𝑟)! [𝑛 − (𝑛 − 𝑟)]! (𝑛 − 𝑟)! 𝑟!
Awalnya untuk membuktikan bahwa dua segitiga tersebut sebangun maka harus
dibuktikan bahwa:
Ternyata untuk membuktikan bahwa kedua segitiga tersebut sebangun tidak perlu
dibandingkan semua panjang sisi dan besar sudut yang bersesuaian. Bagaimana
caranya?
1. Teorema Sisi, Sisi, Sisi ( S – S – S )
Jika perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari dua segitiga adalah
sama, maka dua segitiga tersebut sebangun. Kenapa bisa begitu? Karena jika
panjang tiga sisi suatu segitiga diketahui maka hanya ada satu jenis segitiga
yang sesuai dengan apa yang diketahui. Untuk melihat bukti teorema ini
silahkan klik disini.
Jawab:
Perhatikan sisi-sisi yang bersesuaian pada segitiga PRQ dan ABC. Perbandingan
panjang sisi yang bersesuaian adalah:
Karena perbandingan panjang sisi yang bersesuaian pada dua segitiga adalah sama
maka menurut teorema S – S – S, segitiga PQR dan ABC sebangun dengan 3/5.
Contoh Soal 2:
Diketahui dua segitiga berikut. Buktikan bahwa dua segitiga tersebut sebangun!
Karena sudut-sudut yang bersesuaian besarnya sama maka berdasarkan teorema Sd-
Sd – Sd, segitiga ABC dan PRQ sebangun.
Contoh Soal 3:
Perhatikan sisi dan sudut yang bersesuaian pada segitiga ABC dan segitiga AFE!
Karena dua segitiga di atas memiliki dua pasang sisi yang bersesuaian dengan
rasio sama dan satu pasang sudut bersesuaian sama besar dengan urutan S – Sd – S
maka segitiga ABC dan AFE sebangun dengan rasio panjang sisi 4/3.
Contoh Soal 4:
Jawab:
Perhatikan sisi dan sudut yang bersesuaian pada segitiga ABC dan DBA:
Karena dua segitiga di atas memiliki dua pasang sudut bersesuaian yang sama
besar dan satu pasang sisi bersesuaian dengan perbandingan 17/15, terletak pada
segitiga dengan urutan Sudut – Sisi – Sudut, maka segitiga ABC dan DBA sebangun
dengan rasio 17/15.
Lim
𝑏−𝑝
X –> ∞ √𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 - √𝑎𝑥 2 + 𝑝𝑥 + 𝑞 = 2√𝑎
Bukti
Lim
X –> ∞ √𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 - √𝑎𝑥 2 + 𝑝𝑥 + 𝑞
= Lim
√𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐 + √𝑎𝑥 2 +𝑝𝑥+𝑞
X –> ∞ √𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 - √𝑎𝑥 2 + 𝑝𝑥 + 𝑞 ( sifat a –
√𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐 + √𝑎𝑥 2 +𝑝𝑥+𝑞
b dan a + b sekawan)
𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐−(𝑎𝑥 2 +𝑝𝑥+𝑞)
= lim X –> ∞ [sifat (√𝒎 + √𝒏 ) (√𝒎 - √𝒏 )
√𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐 + √𝑎𝑥 2+𝑝𝑥+𝑞
=m–n]
= lim
𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐−𝑎𝑥 2 −𝑝𝑥−𝑞
X –> ∞
√𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐 + √𝑎𝑥 2+𝑝𝑥+𝑞
= lim
𝑏𝑥+𝑐−𝑝𝑥−𝑞
X –> ∞
√𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐 + √𝑎𝑥 2 +𝑝𝑥+𝑞
= lim
(𝑏−𝑝)𝑥+𝑐−𝑞
X –> ∞ sifat [ mx – nx = (m-n) x ]
√𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐 + √𝑎𝑥 2 +𝑝𝑥+𝑞
= lim
(𝑏−𝑝)𝑥 (𝑐−𝑞)
𝑥( + ) 𝒎 𝒏
𝑥 𝑥
X –> ∞ sifat m + n = r ( 𝒓 + 𝒓 )
𝑎𝑥2 𝑏𝑥 𝑐 𝑎𝑥2 𝑝𝑥 𝑞
√𝑥 2 ( 2 + 2 + 2) + √𝑥 2 ( 2 + 2 + 2 )
𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
= lim
(𝑐−𝑞)
𝑥 ((𝑏−𝑝)+ 𝑥 )
X –> ∞ 𝑏 𝑐 𝑝 𝑞
√𝑥 2 (𝑎+ + 2 ) + √𝑥 2 (𝑎+ + 2 )
𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
= lim
(𝑐−𝑞)
𝑥 ((𝑏−𝑝)+ 𝑥 )
X –> ∞ sifat √𝒎 𝒙 𝒏 = √𝒎 x
𝑏 𝑐 𝑝 𝑞
√𝑥 2 √(𝑎+ + 2 ) + √𝑥 2 √(𝑎+ + 2 )
𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
√𝒏
= lim
(𝑐−𝑞)
𝑥 ((𝑏−𝑝)+ 𝑥 )
X –> ∞ sifat √𝒎𝟐 = m
𝑏 𝑐 𝑝 𝑞
𝒙√ (𝑎+𝑥+ 2 ) + 𝒙√ (𝑎+𝑥 + 2 )
𝑥 𝑥
= lim
(𝑐−𝑞)
𝑥 ((𝑏−𝑝)+ 𝑥 )
X –> ∞ sifat xm + xn = x (m + n)
𝒃 𝒄 𝒑 𝒒
𝒙 (√(𝒂+𝒙+ 𝟐 )+√(𝒂+𝒙+ 𝟐 ))
𝒙 𝒙
= lim
(𝑐−𝑞)
((𝑏−𝑝)+ )
𝑥
X –> ∞ 𝑏 𝑐 𝑝 𝑞
√ (𝑎+ + 2 ) + √(𝑎+ + 2 )
𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
(𝑐−𝑞)
((𝑏−𝑝)+ )
∞
=
𝑏 𝑐 𝑝 𝑞
√ (𝑎+ + 2 ) + √(𝑎+ + 2 )
∞ ∞ ∞ ∞
(𝑏−𝑝)+0
=
√ 𝑎+0+0 + √𝑎+0+0
𝑏−𝑝 𝑏−𝑝
= = 2√ 𝑎
√ 𝑎 + √𝑎
Jadi,
Lim
𝑏−𝑝
X –> ∞ √𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 - √𝑎𝑥 2 + 𝑝𝑥 + 𝑞 = 2√𝑎 (terbukti)
dan g(x) itu yaitu H(x)= ax + b, dan sisanya S(x). dapat kita tuliskan:
𝑓(𝑥) 𝑆(𝑥)
= 𝐻(𝑥) + 𝑔(𝑥)
𝑔(𝑥)
𝑓(𝑥) 𝑆(𝑥)
= (𝑎𝑥 + 𝑏) + 𝑔(𝑥)
𝑔(𝑥)
Maka persamaan asimtot miringnya adalah y = ax +b
4. Pembuktian Rumus Turunan Fungsi Trigonometri
a. Turunan fungsi sinus
f(x) = sin x
f(x+h) = sin (x+h)
f’ (x) = lim
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
h–>0
ℎ
= lim
𝑠𝑖𝑛(𝑥+ℎ)−𝑠𝑖𝑛(𝑥)
h–>0
ℎ
= lim
sin 𝑥 cos ℎ+cos 𝑥 sin ℎ−sin 𝑥
h–>0
ℎ
= lim
sin 𝑥 cos ℎ−sin 𝑥+cos 𝑥 sin ℎ
h–>0
ℎ
= lim
sin 𝑥 (cos ℎ−1)+cos 𝑥 sin ℎ
h–>0
ℎ
= lim
cos ℎ−1 sin ℎ
h–>0 [sin 𝑥 + cos 𝑥 ]
ℎ ℎ
(x) = cos x
f(x+h) = cos (x+h)
f’ (x) = lim
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
h–>0
ℎ
= lim
𝑐𝑜𝑠(𝑥+ℎ)−𝑐𝑜𝑠(𝑥)
h–>0
ℎ
= lim
cos 𝑥 cos ℎ−sin 𝑥 sin ℎ−cos 𝑥
h–>0
ℎ
= lim
cos 𝑥 cos ℎ−cos 𝑥−sin 𝑥 sin ℎ
h–>0
ℎ
= lim
cos 𝑥 (cos ℎ−1)−sinx sinh
h–>0
ℎ
= lim
cos ℎ−1 sin ℎ
h–>0 [cos 𝑥 − sin 𝑥 ]
ℎ ℎ
−𝑏
𝑐𝑜𝑠𝑥 =
√𝑎2 + 𝑏2
𝑎. (−𝑎) 𝑏. (−𝑏) −𝑎2 + −𝑏2
𝑓(𝑥) = + = = −√𝑎 2 + 𝑏 2
√𝑎2 + 𝑏2 √𝑎2 + 𝑏2 √𝑎2 + 𝑏2