Anda di halaman 1dari 12

URAIAN MATERI

DISKUSI 1

A. Pengertian Kekongruenan

Operasi bilangan modulo, misalnya modulo 4, serupa dengan bilangan jam empatan
seperti yang telah dipelajari di SD, dimana angka 4 diganti dengan angka nol. Pada jam
empatan, 13 senilai dengan 1, sebab 13 – 4 − 4 – 4 = 1. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa 1 adalah sisa dari mengurangkan 13 dengan kelipatan 4, yaitu sisa pembagian 13 oleh
4. Pengertian tersebut diperumum dalam definisi berikut.

Definisi 3.1

Jika m bilangan bulat positif, a dan b bilangan bulat, a kongruen b modulo m jika dan
hanya jika 𝑚|(𝑎 – 𝑏).

a kongruen b modulo m ditulis a ≡ b (mod m).

Jika 𝑚 ∤ (𝑎 – 𝑏) maka dikatakan bahwa a tidak kongruen dengan b modulo m.

a tidak kongruen dengan b modulo m ditulis a ≢ b (mod m).

Contoh:

a) 𝟐𝟓 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟒) sebab 𝟒 | (𝟐𝟓 – 𝟏) atau 𝟒|𝟐𝟒

b) −𝟐𝟑 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟖) sebab 𝟖 | (−𝟐𝟑 − 𝟏) atau 𝟖| − 𝟐𝟒

c) 𝟑𝟏 ≢ 𝟓 (𝒎𝒐𝒅 𝟔) sebab 𝟔 ∤ (𝟑𝟏 – 𝟓) atau 𝟔 ∤ 𝟐𝟔

Teorema 3.1

Jika 𝒂 dan 𝒃 bilangan bulat, maka 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) jika dan hanya jika ada bilangan bulat
𝒌 sedemikian sehingga 𝒂 = 𝒃 + 𝒎𝒌.

Bukti:

(→) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka menurut definisi 3.1 𝒎|(𝒂 − 𝒃).

𝒎|(𝒂 − 𝒃), maka menurut definisi 1.2 (keterbagian bilangan bulat) ada bilangan
bulat 𝒌 sedemikian sehingga 𝒂 − 𝒃 = 𝒎𝒌 atau 𝒂 = 𝒃 + 𝒎𝒌.
(←) 𝒂 = 𝒃 + 𝒎𝒌, maka 𝒂 − 𝒃 = 𝒎𝒌.

𝒂 − 𝒃 = 𝒎𝒌, maka menurut definisi 1.2 (definisi keterbagian bilangan bulat)


𝒎|(𝒂 − 𝒃).

𝒎|(𝒂 − 𝒃), maka menurut definisi 3.1 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

𝟏𝟎 ≡ 𝟎 (𝒎𝒐𝒅 𝟐), maka ada 𝒌 = 𝟓 sedemikian sehingga 𝟏𝟎 = 𝟎 + 𝟐. 𝟓

−𝟏𝟑 ≡ 𝟓 (𝒎𝒐𝒅 𝟗), maka ada 𝒌 = −𝟐 sedemikian sehingga −𝟏𝟑 = 𝟓 + 𝟗. (−𝟐)

Teorema 3.2

Ditentukan 𝒎 adalah bilangan bulat positif. Kongruensi modulo 𝒎 memenuhi sifat-sifat


berikut:

a) Sifat Reflektif.

Jika 𝒂 bilangan bulat, maka 𝒂 ≡ 𝒂 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

b) Sifat Simetris.

Jika 𝒂 dan 𝒃 bilangan-bilangan bulat sedemikian sehingga 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒃 ≡


𝒂 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

c) Sifat Transitif.

Jika 𝒂, 𝒃, dan 𝒄 bilangan-bilangan bulat sedemikian sehingga 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan


𝒃 ≡ 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂 ≡ 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Bukti:

(a) Berdasarkan sifat dasar keterbagian bilangan bulat, 𝒎|𝟎 atau 𝒎|(𝒂 − 𝒂), berdasarkan
definisi 3.1 berarti 𝒂 ≡ 𝒂 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

(b) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|(𝒂 − 𝒃).

𝒎|(𝒂 − 𝒃), maka menurut definisi 1.2 ada bilangan bulat 𝒌 sedemikian

sehingga 𝒎𝒌 = 𝒂 − 𝒃 atau (−𝒌)𝒎 = 𝒃 − 𝒂.

(−𝒌)𝒎 = 𝒃 − 𝒂, maka menurut definisi 1.2 (keterbagian bilangan bulat) 𝒎|(𝒃 − 𝒂).
𝒎|(𝒃 − 𝒂), maka menurut definisi 3.1 𝒃 ≡ 𝒂 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

(c) 𝒂 ≡ 𝒃(𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃.

𝒃 ≡ 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒃 − 𝒄.

𝒎|𝒂 − 𝒃 dan 𝒎|𝒃 − 𝒄, maka berdasarkan teorema 1.3, 𝒎|(𝒂 − 𝒃) + (𝒃 − 𝒄) atau


𝒎|𝒂 − 𝒄.

𝒎|𝒂 − 𝒄, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 ≡ 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

a) 𝟒 ≡ 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟐) dan −𝟗 ≡ −𝟗 (𝒎𝒐𝒅 𝟕) sebab 𝟐|𝟒 − 𝟒 dan 𝟕| − 𝟗 − (−𝟗)

b) 𝟐𝟎 ≡ 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟖), maka 𝟒 ≡ 𝟐𝟎 (𝒎𝒐𝒅 𝟖) sebab 𝟖|𝟐𝟎 − 𝟒 atau 𝟖| 𝟒 − 𝟐𝟎

c) 𝟒𝟓 ≡ 𝟐𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟑) dan 𝟐𝟏 ≡ 𝟗 (𝒎𝒐𝒅 𝟑), maka 𝟒𝟓 ≡ 𝟗 (𝒎𝒐𝒅 𝟑) sebab 𝟑|𝟒𝟓 − 𝟗

Teorema 3.3

Setiap bilangan bulat 𝒂 kongruen modulo 𝒎 dengan tepat satu di antara


𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑, … , (𝒎 – 𝟏).

Bukti: (dengan Algoritma Pembagian)

Contoh:

a) 𝟑𝟏 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

b) 𝟑 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

c) 𝟐𝟎𝟏𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

d) −𝟐𝟎𝟏𝟕 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

Dengan kata lain, untuk suatu bilangan bulat positif m, sembarang bilangan bulat a dipenuhi
𝒂 ≡ 𝒓 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dengan 𝟎 ≤ 𝒓 ≤ 𝒎 − 𝟏.
Definisi 3.2

𝒂 ≡ 𝒓 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dengan 𝟎 ≤ 𝒓 ≤ 𝒎 − 𝟏, maka 𝒓 disebut residu terkecil dari 𝒂 modulo


𝒎.

Untuk kekongruenan modulo 𝒎, dengan 𝒎 {0, 1, 2, ,3, …, m - 1}, disebut himpunan residu
nonnegatif terkecil modulo 𝒎.

Contoh:

a) Residu terkecil dari 31 modulo 2 adalah 1

b) Residu terkecil dari 31 modulo 3 adalah 1

c) Residu terkecil dari 31 modulo 4 adalah 3

d) Residu terkecil dari 31 modulo 5 adalah 1

e) Residu terkecil dari 31 modulo 6 adalah 1

f) Residu terkecil dari 31 modulo 7 adalah 3

g) Residu terkecil dari 31 modulo 8 adalah 7

h) Himpunan residu terkecil modulo 3 adalah {0, 1, 2}

i) Himpunan residu terkecil modulo 7 adalah {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6}

j) Himpunan residu terkecil modulo 9 adalah {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}

Teorema 3.4

Jika 𝒂, 𝒃, dan 𝒎 bilangan bulat dengan 𝒎 > 𝟎, 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) jika dan hanya jika
𝒂 𝒎𝒐𝒅 𝒎 = 𝒃 𝒎𝒐𝒅 𝒎. Atau dengan kata lain 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) jika dan hanya jika 𝒂 dan
𝒃 mempunyai sisa yang sama jika dibagi 𝒎.

Bukti:

(→) Jika 𝒂 ≡ 𝒃(𝒎𝒐𝒅 𝒎) maka 𝒂 dan 𝒃 mempunyai sisa yang sama jika dibagi m

(←) Jika a dan b mempunyai sisa yang sama jika dibagi m maka 𝒂 ≡ 𝒃(𝒎𝒐𝒅 𝒎)

Contoh:

a) 𝟐𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓), karena 𝟐𝟕 𝒎𝒐𝒅 𝟓 = 𝟐 dan 𝟐 𝒎𝒐𝒅 𝟓 = 𝟐


b) −𝟓 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟑), karena −𝟓 𝒎𝒐𝒅 𝟑 = 𝟏 dan 𝟏 𝒎𝒐𝒅 𝟑 = 𝟏

Definisi 3.3

Himpunan bilangan bulat {𝒓𝟏 , 𝒓𝟐 , 𝒓𝟑 , … , 𝒓𝒎 } disebut sistem residu lengkap modulo m jika
dan hanya jika setiap bilangan bulat kongruen modulo 𝒎 dengan satu dan hanya satu di
antara 𝒓𝟏 , 𝒓𝟐 , 𝒓𝟑 , …, atau 𝒓𝒎 . Dengan kata lain, himpunan bilangan bulat
{𝒓𝟏 , 𝒓𝟐 , 𝒓𝟑 , … , 𝒓𝒎 } disebut sistem residu lengkap modulo m jika dan hanya jika setiap 𝒚
bilangan bulat dengan 𝟎 ≤ 𝒚 < 𝒎, ada satu dan hanya satu 𝒓𝒊 dengan 𝟏 ≤ 𝒊 < 𝒎,
sedemikian sehingga 𝒚 ≡ 𝒙𝒊 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) atau 𝒙𝒊 ≡ 𝒚 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

a) { 0, 1, 2, 3, 4} adalah himpunan residu terkecil modulo 5, maka { 0, 1, 2, 3,


4}merupakan sistem residu lengkap modulo 5.

b) { 0, 1, 7, 8, 9} adalah sistem residu lengkap modulo 5 sebab untuk setiap 𝒚 dengan


𝟎 ≤ 𝒚 < 𝟓, ada satu dan hanya satu 𝒙𝒊 dengan 𝟏 ≤ 𝒊 < 𝟓 sedemikian sehingga 𝒚 ≡
𝒙𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) atau 𝒙𝟏 ≡ 𝒚 (𝒎𝒐𝒅 𝟓).

Nilai-nilai 𝒚 yang memenuhi adalah 𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑 dan 𝟒. Jika kita selidiki, maka kita
peroleh:

𝟎 ≡ 𝟎(𝒎𝒐𝒅 𝟓) 𝟏 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) 𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

𝟗 ≡ 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) 𝟖 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

c) {5, -7, 16, -1, 7} adalah sistem residu lengkap modulo 5.

Nilai-nilai 𝒚 yang memenuhi adalah 𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑 dan 𝟒. Jika kita selidiki, maka kita
peroleh:

𝟓 ≡ 𝟎 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) −𝟕 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) 𝟏𝟔 ≡ 𝟏(𝒎𝒐𝒅 𝟓)

−𝟏 ≡ 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) 𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

d) {10, -2, 17, -1, -8} adalah bukan sistem residu lengkap modulo 5.

Nilai-nilai 𝒚 yang memenuhi adalah 𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑 dan 𝟒. Jika kita selidiki, maka kita
peroleh:
𝟏𝟎 ≡ 𝟎(𝒎𝒐𝒅 𝟓) −𝟐 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) 𝟏𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

−𝟖 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) −𝟏 ≡ 𝟒(𝒎𝒐𝒅 𝟓)

Dari hasil diatas, ditemukan untuk 𝒚 = 𝟐 ada lebih dari satu 𝒙𝒊 , yaitu 17 dan −𝟖
sehingga 𝟏𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) dan −𝟖 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓).

Teorema 3.5

Diketahui 𝒂, 𝒃, 𝒄, dan 𝒎 bilangan bulat dan 𝒎 > 𝟎 sedemikian sehingga

a) Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂 + 𝒄 ≡ 𝒃 + 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

b) Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂 − 𝒄 ≡ 𝒃 − 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

c) Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

Bukti:

a) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃.

𝒎|𝒂 − 𝒃 dan 𝒂 − 𝒃 = (𝒂 + 𝒄) − (𝒃 + 𝒄), berakibat 𝒎|(𝒂 + 𝒄) − (𝒃 + 𝒄).

𝒎|(𝒂 + 𝒄) − (𝒃 + 𝒄), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 + 𝒄 ≡ 𝒃 + 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

b) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃.

𝒎|𝒂 − 𝒃 dan 𝒂 − 𝒃 = (𝒂 − 𝒄) − (𝒃 − 𝒄), berakibat 𝒎|(𝒂 − 𝒄) − (𝒃 − 𝒄).

𝒎|(𝒂 − 𝒄) − (𝒃 − 𝒄), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 − 𝒄 ≡ 𝒃 − 𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

c) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃.

𝒎|𝒂 − 𝒃, berdasarkan teorema 1.6, 𝒎|𝒄(𝒂 − 𝒃) atau 𝒎|𝒂𝒄 − 𝒃𝒄.

𝒎|𝒂𝒄 − 𝒃𝒄, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

a) 𝟐𝟎 ≡ 𝟔( 𝒎𝒐𝒅 𝟕), maka 𝟐𝟎 + 𝟑 ≡ 𝟔 + 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟕) atau 𝟐𝟑 ≡ 𝟗 (𝒎𝒐𝒅 𝟕)

b) 𝟑𝟕 ≡ 𝟓(𝒎𝒐𝒅 𝟖), maka 𝟑𝟕 − 𝟑 ≡ 𝟓 − 𝟑(𝒎𝒐𝒅 𝟖) atau 𝟑𝟒 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟖)

c) 𝟑𝟓 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟖), maka 𝟑𝟓. 𝟒 ≡ 𝟑. 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟖) atau 𝟏𝟒𝟎 ≡ 𝟏𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟖)


Teorema 3.6

Diketahui 𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, dan 𝒎 adalah bilangan-bilangan bulat dan 𝒎 > 𝟎 sedemikian


sehingga,

a) Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂 + 𝒄 ≡ 𝒃 + 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

b) Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂 − 𝒄 ≡ 𝒃 − 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

c) Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

Bukti:

a) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃 dan
𝒎|𝒄 − 𝒅.

𝒎|𝒂 − 𝒃 dan 𝒎|𝒄 − 𝒅, maka berdasarkan definisi 1.2 ada bilangan bulat 𝒌 dan 𝒔
sedemikian sehingga 𝒌𝒎 = 𝒂 − 𝒃 dan 𝒔𝒎 = 𝒄 − 𝒅.

Perhatikan bahwa (𝒂 + 𝒄) − (𝒃 + 𝒅) = (𝒂 − 𝒃) + (𝒄 − 𝒅) = 𝒌𝒎 + 𝒔𝒎 = 𝒎(𝒌 +


𝒔), maka menurut definisi 1.2 𝒎|(𝒂 + 𝒄) − (𝒃 + 𝒅).

𝒎|(𝒂 + 𝒄) − (𝒃 + 𝒅), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 + 𝒄 ≡ 𝒃 + 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

b) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃 dan
𝒎|𝒄 − 𝒅.

𝒎|𝒂 − 𝒃 dan 𝒎|𝒄 − 𝒅, maka berdasarkan definisi 1.2 ada bilangan bulat 𝒌 dan 𝒔
sedemikian sehingga 𝒌𝒎 = 𝒂 − 𝒃 dan 𝒔𝒎 = 𝒄 − 𝒅.

Perhatikan bahwa (𝒂 − 𝒄) − (𝒃 − 𝒅) = (𝒂 − 𝒃) − (𝒄 − 𝒅) = 𝒌𝒎 − 𝒔𝒎 = 𝒎(𝒌 −


𝒔), maka menurut definisi 1.2 𝒎|(𝒂 − 𝒄) − (𝒃 − 𝒅).

𝒎|(𝒂 − 𝒄) − (𝒃 − 𝒅), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 − 𝒄 ≡ 𝒃 − 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

c) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃 dan
𝒎|𝒄 − 𝒅.

𝒎|𝒂 − 𝒃 dan 𝒎|𝒄 − 𝒅, maka berdasarkan definisi 1.2 ada bilangan bulat 𝒌 dan 𝒔
sedemikian sehingga 𝒌𝒎 = 𝒂 − 𝒃 dan 𝒔𝒎 = 𝒄 − 𝒅.
Perhatikan bahwa 𝒂𝒄 − 𝒃𝒅 = 𝒂𝒄 − 𝒃𝒄 + 𝒃𝒄 − 𝒃𝒅 = 𝒄(𝒂 − 𝒃) + 𝒃(𝒄 − 𝒅) =
𝒄𝒌𝒎 + 𝒃𝒔𝒎 = 𝒎(𝒄𝒌 + 𝒃𝒔), maka menurut definisi 1.2 𝒎|𝒂𝒄 − 𝒃𝒅.

𝒎|𝒂𝒄 − 𝒃𝒅, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

a) 𝟑𝟔 ≡ 𝟖 (𝒎𝒐𝒅 𝟕) dan 𝟓𝟑 ≡ 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟕), maka 𝟑𝟔 + 𝟓𝟑 ≡ 𝟖 + 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟕) atau


𝟖𝟗 ≡ 𝟏𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟕)

b) 𝟏𝟑 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) dan 𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓), maka 𝟏𝟑 − 𝟕 ≡ 𝟑 − 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) atau 𝟔 ≡


𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

c) 𝟏𝟓 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟒) dan 𝟔 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟒), maka 𝟏𝟓. 𝟔 ≡ 𝟑. 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟒) atau 𝟗𝟎 ≡


𝟔 (𝒎𝒐𝒅 𝟒)

Teorema 3.7

Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) maka 𝒂𝒙 + 𝒄𝒚 ≡ 𝒃𝒙 + 𝒅𝒚 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) untuk


setiap bilangan bulat x dan y.

Bukti:

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka menurut teorema 3.5 (c) 𝑎𝑥 ≡ 𝑏𝑥 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).

𝒄 ≡ 𝒅 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka menurut teorema 3.5 (c) 𝑐𝑦 ≡ 𝑑𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).

𝑎𝑥 ≡ 𝑏𝑥 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐𝑦 ≡ 𝑑𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚), maka menurut teorema 3.6 (a) 𝒂𝒙 + 𝒄𝒚 ≡


𝒃𝒙 + 𝒅𝒚 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

𝟏𝟑 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) dan 𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓), maka 𝟏𝟑. 𝟐 + 𝟕. 𝟑 ≡ 𝟑. 𝟐 + 𝟐. 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) atau


𝟒𝟕 ≡ 𝟕(𝒎𝒐𝒅 𝟓)

Teorema 3.8

Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎𝒄).

Bukti:

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃.

𝒎|𝒂 − 𝒃, maka berdasarkan teorema 1.12, 𝒎𝒄|𝒄(𝒂 − 𝒃) atau 𝒎𝒄|𝒂𝒄 − 𝒃𝒄.


𝒎𝒄|𝒂𝒄 − 𝒃𝒄, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

a) 𝟐𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓), maka 𝟐𝟕. 𝟑 ≡ 𝟐. 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓. 𝟑) atau 𝟖𝟏 ≡ 𝟔 (𝒎𝒐𝒅 𝟏𝟓)

b) −𝟐𝟑 ≡ 𝟏𝟕 (𝒎𝒐𝒅 𝟖), maka −𝟐𝟑. 𝟒 ≡ 𝟏𝟕. 𝟒 (𝒎𝒐𝒅 𝟖. 𝟒) atau −𝟗𝟐 ≡ 𝟔𝟖 (𝒎𝒐𝒅 𝟑𝟐)

Teorema 3.9

Jika 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝒅|𝒎, maka 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒅)

Bukti:

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎|𝒂 − 𝒃.

𝒅|𝒎 dan 𝒎|𝒂 − 𝒃 maka berdasarkan teorema 1.2 𝒅|𝒂 − 𝒃.

𝒅|𝒂 − 𝒃, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒅).

Contoh:

a) −𝟑𝟔 ≡ 𝟐𝟖 (𝒎𝒐𝒅 𝟖) dan 𝟒|𝟖, maka −𝟑𝟔 ≡ 𝟐𝟖 (𝒎𝒐𝒅 𝟒)

b) 𝟐𝟎 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟔) dan 𝟑|𝟔, maka 𝟐𝟎 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟑)

Teorema 3.10
𝒎
ac  bc (mod m) dengan FPB(c, m) = d jika dan hanya jika a  b (mod 𝒅 )

Bukti:

(→) ac  bc (mod m), maka sesuai dengan definisi 3.1 𝒎|𝒂𝒄 − 𝒃𝒄.

𝒎|𝒂𝒄 − 𝒃𝒄, maka sesuai dengan definisi 1.2 ada 𝒕 bilangan bulat

sedemikian sehingga 𝒕𝒎 = 𝒂𝒄 − 𝒃𝒄 = 𝒄(𝒂 − 𝒃).

FPB(c, m) = d, maka menurut definisi 1.3 𝒅|𝒄 dan 𝒅|𝒎.


𝒄 𝒎
Karena 𝒅|𝒄 dan 𝒅|𝒎 maka 𝒅 (𝒂 − 𝒃) = 𝒕, dan sesuai dengan definisi 1.2
𝒅

𝒎 𝒄
( 𝒅 ) | (𝒅 (𝒂 − 𝒃)).

𝒄 𝒎
Menurut teorema 1.15, 𝑭𝑷𝑩 (𝒅 , 𝒅 ) = 𝟏.
𝒄 𝒎 𝒎 𝒄 𝒎
Menurut lema euclide 1.22, 𝑭𝑷𝑩 (𝒅 , 𝒅 ) = 𝟏 dan ( 𝒅 ) | (𝒅 (𝒂 − 𝒃)) berakibat |(𝒂 −
𝒅

𝒃).
𝒎 𝒎
|(𝒂 − 𝒃), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒅 ).
𝒅

𝒎 𝒎𝒄
(←) 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 ), maka menurut teorema 3.8 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 ).
𝒅 𝒅

𝒎𝒄 𝒎𝒄
Karena 𝒎| dan 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 ), maka berdasarkan teorema 3.9
𝒅 𝒅

𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:
𝟔
a) 𝟖. 𝟕 ≡ 𝟖. 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟔) dan 𝑭𝑷𝑩(𝟖, 𝟔) = 𝟐, maka 𝟕 ≡ 𝟏(𝒎𝒐𝒅 ) atau 𝟕 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟐)
𝟐

𝟏𝟔
b) 𝟏𝟐. 𝟏𝟕 ≡ 𝟏𝟐. 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟏𝟔) dan 𝑭𝑷𝑩(𝟏𝟐, 𝟏𝟔) = 𝟒, maka 𝟏𝟕 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 ) atau
𝟒

𝟏𝟕 ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝟒)

Teorema 3.11

Jika ac  bc (mod m) dan FPB(c, m) = 1 maka a  b (mod m)

Bukti:

𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎) dan 𝑭𝑷𝑩(𝒄, 𝒎) = 𝟏, maka berdasarkan teorema 3.10 𝒂𝒄 ≡


𝒎
𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝟏 ) atau 𝒂𝒄 ≡ 𝒃𝒄 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

a) −𝟏𝟐. 𝟐 ≡ 𝟑. 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) dan 𝑭𝑷𝑩(𝟐, 𝟓) = 𝟏, maka −𝟏𝟐 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

b) 𝟏𝟎. 𝟓 ≡ 𝟑. 𝟓(𝒎𝒐𝒅 𝟕) dan 𝑭𝑷𝑩(𝟓, 𝟕) = 𝟏, maka 𝟏𝟎 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟕)

Teorema 3.12

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎𝟏 ) dan 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎𝟐 ) jika dan hanya jika 𝒂≡


𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝑲𝑷𝑲[𝒎𝟏 , 𝒎𝟐 ]).

Bukti:

(→) Misal 𝑲𝑷𝑲[𝒎𝟏 , 𝒎𝟐 ] = 𝒅.


𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎𝟏 ), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎𝟏 |𝒂 − 𝒃.

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎𝟐 ), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒎𝟐 |𝒂 − 𝒃.

𝒎𝟏 |𝒂 − 𝒃 dan 𝒎𝟐 |𝒂 − 𝒃, maka 𝒂 − 𝒃 merupakan kelipatan persekutuan dari 𝒎𝟏 dan


𝒎𝟐 .

Berdasarkan teorema 1.26 𝒅|𝒂 − 𝒃 atau 𝑲𝑷𝑲[𝒎𝟏 , 𝒎𝟐 ]|𝒂 − 𝒃.

𝑲𝑷𝑲[𝒎𝟏 , 𝒎𝟐 ]|𝒂 − 𝒃, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 [𝒎𝟏 , 𝒎𝟐 ]).

(←) Misal 𝑲𝑷𝑲[𝒎𝟏 , 𝒎𝟐 ] = 𝒅, maka berdasarkan definisi 1.5 𝒎𝟏 |𝒅 dan 𝒎𝟐 |𝒅.

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝑲𝑷𝑲[𝒎𝟏 , 𝒎𝟐 ]) atau 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒅).

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒅), maka berdasarkan definisi 3.1 𝒅|𝒂 − 𝒃.

𝒎𝟏 |𝒅 dan 𝒅|𝒂 − 𝒃 maka berdasarkan teorema 1.2 𝒎𝟏 |𝒂 − 𝒃.

𝒎𝟏 |𝒂 − 𝒃, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎𝟏 ).

𝒎𝟐 |𝒅 dan 𝒅|𝒂 − 𝒃 maka berdasarkan teorema 1.2 𝒎𝟐 |𝒂 − 𝒃.

𝒎𝟐 |𝒂 − 𝒃, maka berdasarkan definisi 3.1 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎𝟐 ).

Contoh:

a) 𝟗 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟑) dan 𝟗 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟔), maka 𝟗 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝑲𝑷𝑲[𝟑, 𝟔]) atau 𝟗 ≡


𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟔)

b) 𝟓𝟎 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟔) dan 𝟓𝟎 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟖), maka 𝟓𝟎 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝑲𝑷𝑲 [𝟔, 𝟖]) atau
𝟓𝟎 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟐𝟒)

Teorema 3.13

Jika 𝒂, 𝒃, 𝒌, dan 𝒎 bilangan dengan 𝒌 > 𝟎, 𝒎 > 𝟎, dan 𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka 𝒂𝒌 ≡
𝒃𝒌 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Bukti:

𝒂 ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎), maka menurut definisi 𝒎|(𝒂 − 𝒃).

𝒂𝒌 − 𝒃𝒌 = (𝒂 − 𝒃)(𝒂𝒌−𝟏 + 𝒂𝒌−𝟐 + ⋯ + 𝒂𝒃𝒌−𝟐 + 𝒃𝒌−𝟏 , sehingga (𝒂 − 𝒃)|(𝒂𝒌 − 𝒃𝒌 ).

𝒎|(𝒂 − 𝒃) dan (𝒂 − 𝒃)|(𝒂𝒌 − 𝒃𝒌 ), maka berdasarkan teorema 1.2 𝒎|(𝒂𝒌 − 𝒃𝒌 ).


𝒎|(𝒂𝒌 − 𝒃𝒌 ), maka menurut definisi 3.1 𝒂𝒌 ≡ 𝒃𝒌 (𝒎𝒐𝒅 𝒎).

Contoh:

a) 𝟕 ≡ 𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟓), maka 𝟕𝟑 ≡ 𝟐𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟓) atau 𝟑𝟒𝟑 ≡ 𝟖 (𝒎𝒐𝒅 𝟓)

b) 𝟏𝟎 ≡ 𝟑 (𝒎𝒐𝒅 𝟕), maka 𝟏𝟎𝟐 = 𝟑𝟐 (𝒎𝒐𝒅 𝟕) atau 𝟏𝟎𝟎 ≡ 𝟗 (𝒎𝒐𝒅 𝟕)

Teorema 3.14
Misalkan f(x) merupakan polinom dengan semua koefisiennya bilangan bulat. Jika a  b
(mod m) maka f(a)  f (b) (mod m).
Contoh: Misalkan f(x) = 2x4 – x3 +5x dan 7  2 (mod 5).
f(7) = 4494 dan f(2) = 34, maka 4494 ≡ 34 (𝑚𝑜𝑑 5)

Anda mungkin juga menyukai