SKRIPSI
Oleh:
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2012
KETERBAGIAN DAN
SIFAT-SIFAT DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL ℤ𝒑
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
MOH. ZUHDI KURNIAWAN
NIM. 06510046
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2012
KETERBAGIAN DAN
SIFAT-SIFAT DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL ℤ𝒑
SKRIPSI
Oleh:
MOH. ZUHDI KURNIAWAN
NIM. 06510046
Mengetahui,
Ketua Jurusan Matematika
Abdussakir, M.Pd
NIP. 19751006 200312 1 001
KETERBAGIAN DAN
SIFAT-SIFAT DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL ℤ𝒑
SKRIPSI
Oleh:
MOH. ZUHDI KURNIAWAN
NIM. 06510046
Abdussakir, M.Pd
NIP. 19751006 200312 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 06510046
Jurusan : Matematika
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan, atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri, kecuali dengan mencantumkan sumber cuplikan pada daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
(QS. Al-Insyirah:6)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT Yang Maha
Tunggal ℤ𝒑 ” dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk meraih gelar sarjana pada Jurusan Matematika Fakultas Sain dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ungkapan terimakasih disampaikan
kepada:
2. Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, S.U, D.Sc, selaku dekan Fakultas Sains
4. Drs. H. Turmudi, M.Si dan Fachrur Rozi, M.Si, sebagai dosen pembimbing
skripsi.
5. Bapak dan ibu dosen di Jurusan Matematika, dan seluruh civitas academica
viii
6. Ayah dan ibu atas doa, bimbingan, dan ridlonya selama ini.
7. Prof. Dr. KH. Ahmad Mudlor, S.H, sebagai Pengasuh Lembaga Tinggi
Pesantren Luhur Malang, segenap Dewan Asatidz, dan seluruh guru-guru yang
9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
mendatang.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR SIMBOL xiv
DAFTAR ISTILAH xv
ABSTRAK xvi
ABSTRACT xvii
الملخص xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Metode Penelitian 6
1.6 Sistematika Penulisan 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Grup 8
2.1.1 Definisi Hasil Kali Kartesius 8
2.1.2 Definisi Operasi Biner 8
2.1.3 Definisi Struktur Aljabar 8
2.1.4 Definisi Grup 9
2.1.5 Definisi Grup Komutatif 10
x
2.1.6 Definisi Grup Terhingga dan Grup Tak Terhingga 12
2.2 Ring 14
2.2.1 Definisi Ring 14
2.2.2 Definisi Ring Komutatif 15
2.2.3 Definisi Ring dengan Unsur Kesatuan 17
2.2.4 Definisi Lapangan 20
2.2.5 Definisi Pembagi Nol 21
2.2.6 Definisi Daerah Integral 21
2.2.7 Definisi Unit 23
2.2.8 Definisi Subring 25
2.2.9 Definisi Keterbagian 26
2.2.10 Definisi FPB 26
2.2.11 Definisi KPK 27
2.3 Ideal 27
2.3.1 Definisi Ideal 27
2.3.2 Definisi Ideal Utama 29
2.3.3 Definisi Ideal Prima 30
2.3.4 Definisi Daerah Ideal Utama 31
2.4 Daerah Faktorisasi Tunggal 34
2.4.1 Definisi Kesekawanan 34
2.4.2 Definisi Unsur Tereduksi dan Tak Tereduksi 34
2.4.3 Definisi Unsur Prima 35
2.4.4 Definisi Daerah Faktorisasi Tunggal 35
2.5 Ring ℤ𝑝 37
2.5.1 Definisi Kelas Kongruensi Modulo 37
2.5.2 Definisi Operasi Tambah dan Operasi Kali pada ℤ𝑝 38
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Keterbagian pada ℤ𝑝 42
3.1.1 Definisi Keterbagian pada ℤ𝑝 42
3.1.2 Sifat-sifat Keterbagian pada ℤ𝑝 42
xi
3.2 Daerah Faktorisasi Tunggal ℤ𝑝 46
3.2.1 DFT ℤ𝑝 46
3.2.2 Sifat-sifat DFT ℤ𝑝 46
3.3 Kajian Keagamaan 51
3.2.1 Relasi Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan 51
3.2.2 Ulama dalam Al-Qur’an 55
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 56
4.2 Saran 57
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SIMBOL
∀ : untuk semua
∃ : ada
∈ : unsur dari
∉ : bukan unsur dari
⊆ : subhimpunan dari
𝐴×𝐵 : hasil kali kartesius 𝐴 dan 𝐵
∗: 𝑆 × 𝑆 → 𝑆 : ∗ adalah pemetaan dari 𝑆 × 𝑆 ke 𝑆
ℕ : himpunan semua bilangan asli
ℤ : himpunan semua bilangan bulat
ℝ : himpunan semua bilangan riil
𝑎 : ideal yang dibangun oleh unsur 𝑎
𝑎|𝑏 : 𝑎 membagi 𝑏
𝑎∤𝑏 : 𝑎 tidak membagi 𝑏
𝑎~𝑏 : 𝑎 sekawan dengan 𝑏
⟺ : jika dan hanya jika
FPB : faktor persekutuan terbesar
KPK : kelipatan persekutuan terkecil
ℤ𝑛 : koleksi semua kelas kongruensi modulo 𝑛 (bilangan asli)
ℤ𝑝 : koleksi semua kelas kongruensi modulo 𝑝 (bilangan prima)
𝑎 : kelas kongruensi yang diwakili unsur 𝑎
xiv
DAFTAR ISTILAH
xv
ABSTRAK
xvi
ABSTRACT
xvii
الملخص
حممد زىدى كورنياوان .القسمة وخصائص حلقة التحليل الفريدة 𝒑 .ℤحبث العلم .قسم
الرياضيات .كلية العلوم والتكنولوجيا .جامعة موالنا مالك إبراىيم اإلسالمية احلكومية ماالنج.
مشرف )١( :دوكتور أندوس احلج تورمودى ادلاجيستري
( )٢فخر الرازى ادلاجستري
الكلمة الرئيسة :حلقة الصحيحة 𝑝 ، ℤخصائص القسمة ،حلقة التحليل الفريدة ،جمال ادلثاىل
الرئيسة
فـي نظرية األعداد ،يكون حبث خصائص القسمة أساسا للتحليل .و ىذه اخلصائص
والتحليل سوف تعم فـى اجلرب اجملرد ،وخاصة على حلقة الصحيحة × ℤ𝑝, +,الذي 𝑝 ℤىو جممع
من فئة التطابق مودولو 𝑝 (عدد األوىل) .وتكتب عليو .ℤ𝑝 = 0, 1, … , 𝑝 − 1
فـي حلقة )(UFD و ىذا البحث يركز على خصائص القسمة و حلقة التحليل الفريدة
الصحيحة 𝑝. ℤ
يبتدأ ىذا البحث بشرح خصائص القسمة 𝑝 ℤو تدليل أن 𝑝 ℤىى .UFDمث تشريح و
تدليل خصائص 𝑝 .UFD ℤخصائص القسمة ىى )١( :معكس؛( )٢متعدية؛( )۳متماثل؛( )٤إذا
𝑏|𝑎 مث 𝑐 𝑎| 𝑏 +و 𝑐 𝑎| 𝑏 −لكل 𝑝 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤو 𝑎 ≠ 0؛( )٥إذا 𝑏|𝑎 مث 𝑐𝑏|𝑎 لكل
𝑝 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤو 𝑎 ≠ 0؛( )٦إذا 𝑏|𝑐𝑎 مث 𝑏|𝑎 لكل 𝑝 𝑏 ∈ ℤو .𝑎, 𝑐 ∈ ℤ𝑝 − 0و خصائص
𝑝 ،UFD ℤىى )١ ( :كل العناصر غري صفرية فـي 𝑝 UFD ℤىو الواحدة؛ ( )٢كل العناصر غري
صفرية فـي 𝑝 UFD ℤهو رابط بعضها البعض؛ ( GCD )۳لغري صفرية عنصرين هو كل العناصر غري
صفرية فـي 𝑝UFD ℤ؛( LCM )٤لغري صفرية عنصرين ه و كل العناصر غري صفرية فـي UFD
𝑝ℤ؛( UFD ℤ𝑝 )٥ال حتتوى العنصر القابل للتخفيض؛ ( UFD ℤ𝑝 )٦ال حتتوى العنصر ادلتعذر
رفضو؛ ( UFD ℤ𝑝 )٧ال حتتوى عنصر الرئيس.
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah salah satu intelektual muslim yang memberikan banyak karya orisinil
of Restoring and Balancing) menjadi titik awal matematika aljabar, sehingga Al-
dalam bahasa latin digunakan sebagai buku wajib matematika dasar di daratan
zaman keemasan Islam lebih dari sekedar tujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, namun kebutuhan religi menjadi dorongan yang kuat untuk terus
1
2
pengetahuan disampaikan oleh Allah SWT melalui Al-Qur‟an surat Al-„Alaq ayat
1-5, yaitu:
Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; (2)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan
tidak diketahuinya.
baca.
Lima ayat yang pertama kali diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW ini memuat motivasi untuk belajar melalui membaca dan
inspirasi untuk berkarya dengan menulis. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa
membaca dan menulis. Kata iqro’ memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu
membaca semesta alam, berpikir, dan tadabbur. Begitu pula menulis di sini juga
1
motivasi senada disampaikan Al-Qur‟an dalam sekitar 750 ayat (hampir dari isi
8
Selain itu, dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Maajah, Nabi
Qur‟an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyaknya cabang-cabang ilmu
kebenaran teori-teori ilmiah, tetapi dengan melihat adakah Al-Qur‟an atau jiwa
mendorong lebih maju. Hal ini sesuai dengan tujuan Al-Qur‟an adalah sebagai
persoalan akidah, tasyri’, dan akhlak demi kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
bahwa sistem matematika atau disebut juga struktur aljabar adalah suatu
himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan paling sedikit satu operasi biner.
Sistem matematika dari suatu himpunan tak kosong yang dilengkapi satu operasi
biner disebut grup, adapun yang dilengkapi dua operasi biner disebut ring.
unsur kesatuan dan tidak memuat pembagi nol. Himpunan bilangan bulat dengan
selanjutnya diperumum dalam kajian aljabar abstrak pada objek daerah integral,
khusus yang berbeda dengan daerah integral lainnya. Oleh karena itu, penelitian
ini akan mengkaji lebih dalam mengenai sifat-sifat keterbagian pada ℤ𝑝 dan sifat-
1. Bagi Penulis
tunggal ℤ𝑝 .
2. Bagi Lembaga
ℤ𝑝 .
6
3. Bagi Pembaca
adalah metode kepustakaan atau disebut juga studi literatur, yaitu penelitian yang
penelitian dengan bantuan referensi seperti buku maupun jurnal ilmiah. Adapun
sistematika penulisan.
7
ring, ring ℤ𝑝 , ideal, keterbagian pada ring komutatif, dan definisi daerah
faktorisasi tunggal.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Grup
Contoh 2.1
𝑎, 3 , 𝑏, 1 , 𝑏, 2 , 𝑏, 3 }.
1991:17).
Contoh 2.2
𝑎, 𝑏 ∈ ℤ memenuhi 𝑎 − 𝑏 ∈ ℤ.
Struktur aljabar adalah suatu himpunan tak kosong yang dilengkapi satu
atau lebih operasi biner pada himpunan itu (Bhattacharya, dkk., 1995:61).
8
9
𝐺,∗ adalah suatu struktur aljabar dari himpunan tak kosong 𝐺 yang
dilengkapi satu operasi biner, yaitu ∗. Sedangkan 𝑅,∗,∘ adalah suatu struktur
aljabar dari himpunan tak kosong 𝑅 yang dilengkapi dua operasi biner, secara
Contoh 2.3
𝑎 + 𝑏 ∈ ℤ.
𝑎 + 𝑏 ∈ ℕ.
cukup menulis grup 𝐺, ataupun 𝐺 adalah grup (dengan asumsi 𝐺 dilengkapi satu
Contoh 2.4
a) Sifat asosiatif.
sehingga 𝑎 + −𝑎 = −𝑎 + 𝑎 = 0.
Contoh 2.5
𝑏 + 𝑎.
𝑎 𝑏
𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ; 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0 . Pada himpunan 𝑀, diberikan suatu
𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑝 𝑞
operasi perkalian matriks, yang didefinisikan sebagai =
𝑐 𝑑 𝑟 𝑠
𝑎𝑝 + 𝑏𝑟 𝑎𝑞 + 𝑏𝑠 𝑎 𝑏 𝑝 𝑞
, untuk semua dan unsur di 𝑀. Dengan
𝑐𝑝 + 𝑑𝑟 𝑐𝑞 + 𝑑𝑠 𝑐 𝑑 𝑟 𝑠
11
komutatif, karena:
a) Bersifat asosiatif
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
Untuk semua , dan di 𝑀 berlaku:
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
𝑎 𝑏 𝑒𝑖 + 𝑓𝑘 𝑒𝑗 + 𝑓𝑙
=
𝑐 𝑑 𝑔𝑖 + 𝑘 𝑔𝑗 + 𝑙
𝑎 𝑒𝑖 + 𝑎 𝑓𝑘 + 𝑏 𝑔𝑖 + 𝑏 𝑘 𝑎 𝑒𝑗 + 𝑎 𝑓𝑙 + 𝑏 𝑔𝑗 + 𝑏 𝑙
=
𝑐 𝑒𝑖 + 𝑐 𝑓𝑘 + 𝑑 𝑔𝑖 + 𝑑 𝑘 𝑐 𝑒𝑗 + 𝑐 𝑓𝑙 + 𝑑 𝑔𝑗 + 𝑑 𝑙
𝑎𝑒 𝑖 + 𝑏𝑔 𝑖 + 𝑎𝑓 𝑘 + 𝑏 𝑘 𝑎𝑒 𝑗 + 𝑏𝑔 𝑗 + 𝑎𝑓 𝑙 + 𝑏 𝑙
=
𝑐𝑒 𝑖 + 𝑑𝑔 𝑖 + 𝑐𝑓 𝑘 + 𝑑 𝑘 𝑐𝑒 𝑗 + 𝑑𝑔 𝑗 + 𝑐𝑓 𝑙 + 𝑑 𝑙
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑖 + 𝑎𝑓 + 𝑏 𝑘 𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑗 + 𝑎𝑓 + 𝑏 𝑙
=
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑖 + 𝑐𝑓 + 𝑑 𝑘 𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑗 + 𝑐𝑓 + 𝑑 𝑙
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑎𝑓 + 𝑏 𝑖 𝑗
=
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑐𝑓 + 𝑑 𝑘 𝑙
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
=
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗 𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
Sehingga = .
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙 𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
1 0
b) Terdapat ∈ 𝑀 sebagai unsur identitas, sedemikian hingga untuk
0 1
𝑎 𝑏 1 0 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 1 0 𝑎 𝑏
semua ∈ 𝑀 berlaku: = = .
𝑐 𝑑 0 1 𝑐 𝑑 𝑐 𝑑 0 1 𝑐 𝑑
12
𝑎 𝑏
c) Untuk setiap ∈ 𝑀 terdapat inversnya di 𝑀 yang didefinisikan
𝑐 𝑑
d b
𝑎 𝑏 −1
1 𝑑 −𝑏 ad bc ad bc
sebagai = =
𝑐 𝑑 ad bc −𝑐 𝑎 c a
ad bc ad bc
a b c d
dengan , , , ∈ ℝ.
ad bc ad bc ad bc ad bc
d b
𝑎 𝑏 ad bc ad bc 1 0
Sehingga =
𝑐 𝑑 c a 0 1
ad bc ad bc
d b
ad bc ad bc 𝑎 𝑏 1 0
dan = .
c a 𝑐 𝑑 0 1
ad bc ad bc
3 1 1 2
d) Tidak berlaku sifat komutatif di 𝑀, karena ada dan di 𝑀,
0 2 3 1
sedemikian hingga:
3 1 1 2 6 7 1 2 3 1 3 5
= dan = .
0 2 3 1 6 2 3 1 0 2 9 5
Sebaliknya, grup 𝐺 dikatakan tak terhingga jika memuat unsur yang banyaknya
Contoh 2.6
merupakan grup. ℤ = 0, ±1, ±2, ±3, … memuat unsur yang banyaknya tak
terhingga.
13
1 0 1 0 −1 0 −1 0
2. Misalkan 𝐻 = , , , , maka 𝐻,× adalah
0 1 0 −1 0 1 0 −1
a) Sifat asosiatif.
𝑎 0 𝑐 0 𝑒 0
Untuk semua , dan di 𝐻 berlaku:
0 𝑏 0 𝑑 0 𝑓
𝑎 0 𝑐 0 𝑒 0
0 𝑏 0 𝑑 0 𝑓
𝑎 0 𝑐𝑒 0
=
0 𝑏 0 𝑑𝑓
𝑎 𝑐𝑒 0
=
0 𝑏 𝑑𝑓
𝑎𝑐 𝑒 0
=
0 𝑏𝑑 𝑓
𝑎𝑐 0 𝑒 0
=
0 𝑏𝑑 0 𝑓
𝑎 0 𝑐 0 𝑒 0
=
0 𝑏 0 𝑑 0 𝑓
𝑎 0 𝑐 0 𝑒 0 𝑎 0 𝑐 0 𝑒 0
Sehingga = .
0 𝑏 0 𝑑 0 𝑓 0 𝑏 0 𝑑 0 𝑓
1 0
b) Terdapat ∈ 𝐻 sebagai unsur identitas, sedemikian hingga untuk
0 1
𝑎 0 1 0 𝑎 0 𝑎 0 1 0 𝑎 0
semua ∈ 𝐻 berlaku = = .
0 𝑏 0 1 0 𝑏 0 𝑏 0 1 0 𝑏
𝑎 0
c) Untuk setiap di 𝐻 selalu memiliki invers perkaliannya di 𝐻 yang
0 𝑏
1
−1
0
𝑎 0 1 𝑏 0 a 1
didefinisikan sebagai = = . Karena 1
0 𝑏 ab 0 𝑎 1 1
0
b
14
1
0
1 a
dan 1, maka selalu ada di 𝐻.
1 1
0
b
2.2 Ring
Ring 𝑅 adalah himpunan yang dilengkapi dengan dua operasi biner + dan
𝑎 + 𝑏 × 𝑐 = 𝑎 × 𝑐 + 𝑏 × 𝑐 dan 𝑎 × 𝑏 + 𝑐 = 𝑎 × 𝑏 + 𝑎 × 𝑐 ,
Contoh 2.7
𝑎 𝑏 + 𝑐 = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 dan 𝑎 + 𝑏 𝑐 = 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐.
Contoh 2.8
berlaku 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎.
𝑎 𝑏
𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ; 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0 . Pada himpunan 𝑀, diberikan operasi
𝑐 𝑑
𝑎 𝑏
penjumlahan dan perkalian matriks, yang didefinisikan sebagai +
𝑐 𝑑
𝑝 𝑞 𝑎+𝑝 𝑎+𝑞 𝑎 𝑏 𝑝 𝑞 𝑎𝑝 + 𝑏𝑟 𝑎𝑞 + 𝑏𝑠
= dan = , untuk
𝑟 𝑠 𝑐+𝑟 𝑑+𝑠 𝑐 𝑑 𝑟 𝑠 𝑐𝑝 + 𝑑𝑟 𝑐𝑞 + 𝑑𝑠
𝑎 𝑏 𝑝 𝑞
semua dan unsur di 𝑀. Dengan penjumlahan dan perkalian
𝑐 𝑑 𝑟 𝑠
karena:
i) Bersifat asosiatif
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
Untuk semua , dan di 𝑀, berlaku:
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗 𝑎 𝑏 𝑒+𝑖 𝑓+𝑗
+ + = +
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙 𝑐 𝑑 𝑔 +𝑘 +𝑙
𝑎+ 𝑒+𝑖 𝑏+ 𝑓+𝑗
=
𝑐+ 𝑔+𝑘 𝑑+ +𝑙
𝑎+𝑒 +𝑖 𝑏+𝑓 +𝑗
=
𝑐+𝑔 +𝑘 𝑑+ +𝑙
16
𝑎+𝑒 𝑏+𝑓 𝑖 𝑗
= +
𝑐+𝑔 𝑑+ 𝑘 𝑙
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
= + +
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
0 0
ii) Terdapat ∈ 𝑀 sebagai unsur identitas penjumlahan di 𝑀,
0 0
𝑎 𝑏
sehingga untuk semua ∈ 𝑀 berlaku:
𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 0 0 𝑎 𝑏 0 0 𝑎 𝑏
+ = + = .
𝑐 𝑑 0 0 𝑐 𝑑 0 0 𝑐 𝑑
𝑎 𝑏
iii) Untuk setiap ∈ 𝑀 selalu memiliki invers penjumlahannya di
𝑐 𝑑
−𝑎 −𝑏
𝑀, yaitu , sehingga:
−𝑐 −𝑑
𝑎 𝑏 −𝑎 −𝑏 −𝑎 −𝑏 𝑎 𝑏 0 0
+ = + = .
𝑐 𝑑 −𝑐 −𝑑 −𝑐 −𝑑 𝑐 𝑑 0 0
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓
iv) Untuk semua dan di 𝑀, memenuhi:
𝑐 𝑑 𝑔
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎+𝑒 𝑏+𝑓
+ =
𝑐 𝑑 𝑔 𝑐+𝑔 𝑑+
𝑒+𝑎 𝑓+𝑏
=
𝑔+𝑐 +𝑑
𝑒 𝑓 𝑎 𝑏
= +
𝑔 𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
c) Dalil distributif berlaku di 𝑀, untuk semua , dan di
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
𝑀, berlaku:
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
i) +
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
17
𝑎 𝑏 𝑒+𝑖 𝑓+𝑗
=
𝑐 𝑑 𝑔+𝑘 +𝑙
𝑎𝑒 + 𝑎𝑖 + 𝑏𝑔 + 𝑏𝑘 𝑎𝑓 + 𝑎𝑗 + (𝑏 + 𝑏𝑙)
=
𝑐𝑒 + 𝑐𝑖 + 𝑑𝑔 + 𝑑𝑘 𝑐𝑓 + 𝑐𝑗 + 𝑑 + 𝑑𝑙
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 + 𝑎𝑖 + 𝑏𝑘 𝑎𝑓 + 𝑏 + 𝑎𝑗 + 𝑏𝑙
=
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 + 𝑐𝑖 + 𝑑𝑘 𝑐𝑓 + 𝑑 + (𝑐𝑗 + 𝑑𝑙)
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑎𝑓 + 𝑏 𝑎𝑖 + 𝑏𝑘 𝑎𝑗 + 𝑏𝑙
= +
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑐𝑓 + 𝑑 𝑐𝑖 + 𝑑𝑘 𝑐𝑗 + 𝑑𝑙
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎 𝑏 𝑖 𝑗
= +
𝑐 𝑑 𝑔 𝑐 𝑑 𝑘 𝑙
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
ii) +
𝑐 𝑑 𝑔 𝑘 𝑙
𝑎+𝑒 𝑏+𝑓 𝑖 𝑗
=
𝑐+𝑔 𝑑+ 𝑘 𝑙
𝑎𝑖 + 𝑒𝑖 + 𝑏𝑘 + 𝑓𝑘 𝑎𝑗 + 𝑒𝑗 + 𝑏𝑙 + 𝑓𝑙
=
𝑐𝑖 + 𝑔𝑖 + 𝑑𝑘 + 𝑘 𝑐𝑗 + 𝑔𝑗 + 𝑑𝑙 + 𝑙
𝑎𝑖 + 𝑏𝑘 + 𝑒𝑖 + 𝑓𝑘 𝑎𝑗 + 𝑏𝑙 + 𝑒𝑗 + 𝑓𝑙
=
𝑐𝑖 + 𝑑𝑘 + 𝑔𝑖 + 𝑘 𝑐𝑗 + 𝑑𝑙 + 𝑔𝑗 + 𝑙
𝑎𝑖 + 𝑏𝑘 𝑎𝑗 + 𝑏𝑙 𝑒𝑖 + 𝑓𝑘 𝑒𝑗 + 𝑓𝑙
= +
𝑐𝑖 + 𝑑𝑘 𝑐𝑗 + 𝑑𝑙 𝑔𝑖 + 𝑘 𝑔𝑗 + 𝑙
𝑎 𝑏 𝑖 𝑗 𝑒 𝑓 𝑖 𝑗
= +
𝑐 𝑑 𝑘 𝑙 𝑔 𝑘 𝑙
d) Pada 𝑀,× tidak berlaku sifat komutatif. Telah ditunjukkan pada contoh
2.5.
Contoh 2.9
= 𝑎+𝑏 +𝑐 di ℤ]
semua 𝑎 = 2𝑘 ∈ 𝐸, 𝑘 ∈ ℤ, berlaku:
𝑎 + 0 = 2𝑘 + 0 = 0 + 2𝑘 = 0 + 𝑎 = 𝑎.
bahwa 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 = 0.
𝑎 + 𝑏 = 0 ⟺ 2𝑘1 + 2𝑘2 = 0
⟹ 2 𝑘1 + 𝑘2 = 0
19
⟹ 𝑘1 + 𝑘2 = 0
⟹ 𝑘2 = −𝑘1 ∈ ℤ
= −2𝑘1 + 2𝑘1
= −𝑎 + 𝑎
=0
𝑘1 , 𝑘2 ∈ ℤ, maka berlaku:
=𝑏+𝑎
= 𝑎𝑏 𝑐
𝑘2 ∈ ℤ, maka 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 𝑎. Faktanya:
skew field) jika setiap unsur tak nol 𝑎 ∈ 𝑅 mempunyai invers perkalian, artinya
jika setiap unsur tak nol 𝑎 ∈ 𝑅 mempunyai invers perkalian, artinya ada 𝑏 ∈ 𝑅
sedemikian hingga 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 1.
Contoh 2.10
𝑎 + 𝑏 + 𝑐.
−𝑎 ∈ ℝ, sehingga memenuhi 𝑎 + −𝑎 = −𝑎 + 𝑎 = 0.
21
𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 dan 𝑎 + 𝑏 𝑐 = 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐.
f) 1 ≠ 0.
g) Untuk setiap unsur tak nol 𝑎 ∈ ℝ selalu terdapat invers perkaliannya, yaitu
1
𝑎−1 = ∈ ℝ, sehingga memenuhi 𝑎𝑎−1 = 𝑎−1 𝑎 = 1.
a
1
sedangkan 3−1 = ∉ ℤ.
3
Misalkan 𝑅 adalah ring. Unsur tak nol 𝑎 di 𝑅 disebut pembagi nol jika ada
unsur tak nol 𝑏 di 𝑅 sedemikian hingga memenuhi salah satu dari 𝑎𝑏 = 0 ataupun
Contoh 2.11
Unsur kesatuan itu 1 ≠ 0. Ring ℤ tidak memuat pembagi nol, karena perkalian
22
dua unsur tak nol di ℤ selalu tidak pernah menghasilkan nol, artinya untuk
𝑎 𝑏
2. Untuk 𝑀 = 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ maka ring 𝑀, +,× bukan merupakan
𝑐 𝑑
1 0
daerah integral, karena 𝑀, +,× memuat pembagi nol. ∈ 𝑀 dimana
2 0
1 0 0 0 1 0 0 0
≠ , unsur adalah pembagi nol di 𝑀 karena ada ∈
2 0 0 0 2 0 1 2
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
𝑀 dimana ≠ sedemikian hingga = .
1 2 0 0 2 0 1 2 0 0
Teorema 2.1
1. 0𝑎 = 𝑎0 = 0 untuk semua 𝑎 ∈ 𝑅.
2. −𝑎 𝑏 = 𝑎 −𝑏 = − 𝑎𝑏 untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅.
Bukti
1. 0𝑎 = 0 + 0 𝑎 [0𝑎 ∈ 𝑅]
0𝑎 = 0𝑎 + 0𝑎 [sifat distributif di 𝑅]
2. 𝑎𝑏 + −𝑎 𝑏 = 𝑎 + −𝑎 𝑏 = 0𝑏 = 0,
sedangkan 𝑎𝑏 + 𝑎 −𝑏 = 𝑎 𝑏 + −𝑏 = 𝑎0 = 0.
Jadi −𝑎 𝑏 = 𝑎 −𝑏 = − 𝑎𝑏 .
23
Teorema 2.2
pembagi nol. Jika 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐, maka berlaku salah satu dari 𝑎 = 0 atau 𝑏 = 𝑐
(dengan kata lain jika 𝑎 ≠ 0 maka 𝑎 bisa dikansel). Dalam hal ini, jika 𝑎, 𝑏, 𝑐
adalah sembarang unsur di daerah integral dan 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐, maka berlaku salah satu
Bukti
𝑎𝑏 = 𝑎𝑐
𝑎𝑏 + 𝑎 −𝑐 = 𝑎𝑐 + −𝑎𝑐 [𝑎 −𝑐 = −𝑎𝑐]
𝑎 = 0.
Corollary 2.1
Setiap unsur tak nol di lapangan 𝐹 adalah unit (Dummit dan Foote,
1991:228).
Bukti
24
Corollary 2.2
Foote, 1991:228).
Bukti
𝑏 = 1𝑏 = 𝑣𝑎 𝑏 = 𝑣 𝑎𝑏 = 𝑣0 = 0, kontradiktif dengan 𝑏 ≠ 0.
Teorema 2.3
Aggarwal, 1980:328).
Bukti
tak memuat pembagi nol. Lapangan adalah ring komutatif dengan unsur kesatuan
di 𝐷∗ adalah unsur di 𝐷 dan karena 𝐷 adalah ring tanpa pembagi nol, maka
kanselasi berlaku di 𝐷.
bahwa semua unsur di 𝐷 ∗ adalah unsur yang berbeda dari 𝐷, oleh karena itu 𝐷∗
Subring dari ring 𝑅 adalah subgrup dari 𝑅 yang tertutup pada perkalian.
Dengan kata lain, subhimpunan 𝑆 dari ring 𝑅 adalah subring jika operasi
dengan memeriksa bahwa subhimpunan itu tidak kosong dan tertutup pada
Contoh 2.12
kelipatan dari 𝑏 jika ada unsur 𝑥 ∈ 𝑅 dengan 𝑎 = 𝑏𝑥. Dalam hal ini 𝑏 disebut
membagi 𝑎, atau pembagi dari 𝑎, ditulis 𝑏|𝑎 (Dummit dan Foote, 1991:273).
membagi 𝑎, ditulis 𝑏 ∤ 𝑎.
Contoh 2.13
Contoh 2.14
±1, ±2, ±3, ±6 . Sehingga faktor persekutuan dari 4 dan 6 adalah ±1, ±2 . Jadi
FPB 4, 6 = ±2 .
unsur tak nol di 𝑅. Kelipatan persekutuan terkecil dari 𝑎 dan 𝑏 adalah unsur 𝑒 di 𝑅
sedemikian hingga:
Contoh 2.15
Pada daerah integral ℤ, kelipatan dari 2 = ±2, ±4, ±6, ±8, ±10, ±12, … ,
dan 3 = ±3, ±6, ±9, ±12, … . Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah
2.3 Ideal
Dengan cara yang sama 𝐼 adalah ideal kanan jika (i) berlaku dan syarat (ii)
diganti dengan
3. Subhimpunan 𝐼 yang merupakan ideal kiri dan ideal kanan disebut ideal
Untuk membuktikan bahwa subset 𝐼 dari ring 𝑅 adalah ideal cukup dengan
membuktikan bahwa 𝐼 tak kosong, tertutup pada pengurangan dan tertutup pada
perkalian dengan semua unsur di 𝑅 (dan tidak hanya dengan unsur di 𝐼).
Contoh 2.16
𝑎 − 𝑏 = 𝑛𝑚 − 𝑛𝑝 = 𝑛 𝑚 − 𝑝 ∈ 𝑛ℤ
𝑟1 𝑎1 + 𝑟2 𝑎2 + ⋯ + 𝑟𝑛 𝑎𝑛 | 𝑟𝑖 ∈ 𝑅, 𝑎𝑖 ∈ 𝐴, 𝑛 ∈ ℤ+ (dimana 𝑅𝐴 = 0 jika
𝐴 ≠ ∅).
𝐴, 𝑛 ∈ ℤ+ .
4. Ideal yang dibangun oleh satu (tunggal) unsur disebut ideal utama.
ideal.
Jika 𝑎 dan 𝑏 adalah unsur tak nol di ring komutatif 𝑅 sedemikian hingga
sebuah ideal dibangun oleh 𝑎 dan 𝑏 adalah ideal utama 𝑑 , maka 𝑑 adalah faktor
membangun sebuah ideal yang sama dengan ideal yang dibangun oleh unsur 𝑏.
Contoh 2.17
dan bila hasil perkalian 𝑎𝑏 dari dua unsur 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 adalah unsur di 𝑃, maka
sedikitnya satu dari 𝑎 dan 𝑏 adalah unsur di 𝑃 (Dummit dan Foote, 1991:254).
Contoh 2.18
unsur di 5ℤ.
Daerah ideal utama adalah daerah integral yang setiap idealnya adalah
Contoh 2.19
dibangun oleh unsur tunggal 𝑚 adalah ideal utama, maka daerah integral ℤ, +,×
Teorema 2.4
Bukti
Misalkan 𝑎 dan 𝑏 sembarang dua unsur tak nol di daerah ideal utama 𝐷
ideal.
Karena 𝐷 daerah ideal utama, maka selalu terdapat ideal utama yang
Misalkan ada lagi FPB dari 𝑎 dan 𝑏, yaitu 𝑒. Maka 𝑒|𝑎 dan 𝑒|𝑏 sehingga
⇒ 𝑥 = 𝑒𝑚1 𝑥1
⇒ 𝑥 = 𝑒 𝑚1 𝑥1
⇒ 𝑥 ⊂ 𝑒 , jadi 𝑎 ⊂ 𝑒 .
Selanjutnya,
⇒ 𝑦 = 𝑒𝑚2 𝑦1
⇒ 𝑦 = 𝑒 𝑚2 𝑦1
⇒ 𝑦 ⊂ 𝑒 , jadi 𝑏 ⊂ 𝑒 .
𝑒|𝑑.
Teorema 2.5
Bukti
Misalkan 𝑎 dan 𝑏 sembarang dua unsur tak nol di daerah ideal utama 𝐷
oleh 𝑎 dan 𝑏. Karena irisan dari dua ideal juga adalah ideal, 𝑎 ∩ 𝑏 adalah ideal
33
𝑎 ∩ 𝑏 = 𝑒.
Misalkan ada lagi KPK dari 𝑎 dan 𝑏, yaitu 𝑛. Maka 𝑎|𝑛 dan 𝑏|𝑛 sehingga
⇒ 𝑥 = 𝑎𝑚1 𝑥1
⇒ 𝑥 = 𝑎 𝑚1 𝑥1
⇒ 𝑥 ⊂ 𝑎 , jadi 𝑛 ⊂ 𝑎 .
Selanjutnya,
⇒ 𝑦 = 𝑏𝑚2 𝑦1
⇒ 𝑦 = 𝑏 𝑚2 𝑦1
⇒ 𝑦 ⊂ 𝑏 , jadi 𝑛 ⊂ 𝑏 .
𝑒|𝑛.
sekawan di 𝐷 jika dua unsur itu berbeda pada unit. Dengan kata lain, 𝑎 = 𝑢𝑏
yang berarti 𝑎|𝑏. Selanjutnya dua unsur tak nol 𝑎 dan 𝑏 sekawan di 𝐷, ditulis
Contoh 2.20
Contoh 2.21
Faktanya, salah satu unsur dari pasangan perkalian itu adalah unit.
𝐷 jika ideal 𝑝 yang dibangun oleh 𝑝 adalah ideal prima. Dengan kata lain, unsur
tak nol 𝑝 adalah prima jika bukan unit dan ketika 𝑝|𝑎𝑏 untuk sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐷,
maka berlaku salah satu dari 𝑝|𝑎 atau 𝑝|𝑏 (Dummit dan Foote, 1991:282).
Contoh 2.22
utama.
unsur di 𝐷 yang bukan nol memenuhi salah satu dari aksioma berikut:
1. Merupakan unit,
Contoh 2.23
sebagaimana berikut:
6= 2 3
36
= 3 2
= −2 −3
= −3 −2
Perhatikan bahwa semua hasil kalinya hanya berbeda dalam urutan atau unsur
sebagaimana berikut:
12 = 2 2 3
= 2 3 2
= 3 2 2
= −2 −2 3
= −2 2 −3
= 2 −2 −3
= −2 −3 2
= −2 3 −2
= 2 −3 −2
= −3 −2 2
= −3 2 −2
= 3 −2 −2
Perhatikan bahwa semua hasil kalinya hanya berbeda dalam urutan atau unsur
bisa dinyatakan secara tunggal sebagai hasil kali dari sejumlah terhingga unsur
prima di ℤ.
2.5 Ring ℤ𝒑
Selanjutnya 𝑎 disebut kelas kongruensi dari 𝑎 mod 𝑛 dan memuat bilangan bulat
𝑎 = 𝑛𝑘 + 𝑎|𝑘 ∈ ℤ
= 𝑎, 𝑎 ± 𝑛, 𝑎 ± 2𝑛, 𝑎 ± 3𝑛, …
menyatakan bahwa ℤ𝑛 = 0, 1, … , 𝑛 − 1 .
Contoh 2.23
ℤ4 = 0, 1, 2, 3 mempunyai unsur-unsur:
0 = … , −8, −4,0,4,8, …
1 = … , −7, −3,1,5,9, …
2 = … , −6, −2,2,6,10, …
3 = … , −5, −1,3,7,11, …
38
+: 𝑎 , 𝑏 ⟼ 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑏,
×: 𝑎, 𝑏 ⟼ 𝑎𝑏 = 𝑎𝑏,
untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ𝑛 ,
(Arifin, 2000:29).
Contoh 2.24
1. Hasil operasi tambah dan kali setiap unsur di ℤ4 dinyatakan sebagai berikut.
+ 0 1 2 3 × 0 1 2 3
0 0 1 2 3 0 0 0 0 0
1 1 2 3 0 1 0 1 2 3
2 2 3 0 1 2 0 2 0 2
3 3 0 1 2 3 0 3 2 1
memenuhi:
yang memenuhi 𝑎 + 𝑛 − 𝑎 = 𝑛 − 𝑎 + 𝑎 = 0.
berlaku:
= 𝑎 𝑏𝑐 [definisi perkalian di ℤ𝑛 ]
= 𝑎𝑏 𝑐 [definisi perkalian di ℤ𝑛 ]
𝑎 𝑏 + 𝑐 = 𝑎𝑏 + 𝑐 [definisi penjumlahan di ℤ𝑛 ]
penjumlahan di ℤ]
40
= 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 [definisi penjumlahan di ℤ𝑛 ]
= 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 [definisi perkalian di ℤ𝑛 ]
begitu pula,
𝑎 + 𝑏 𝑐 = 𝑎 + 𝑏𝑐 [definisi penjumlahan di ℤ𝑛 ]
penjumlahan di ℤ]
= 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐 [definisi penjumlahan di ℤ𝑛 ]
= 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐 [definisi perkalian di ℤ𝑛 ]
𝑎𝑏 = 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 𝑏𝑎.
Bukti
pembagi nol.
diwakili oleh bilangan bulat 𝑎 dan ada unsur 𝑏 ≠ 0 di ℤ𝑝 yang diwakili oleh
41
yaitu:
𝑏 ≠ 1.
memiliki dua buah faktor bilangan asli yang bukan 1 dan 𝑝 itu sendiri.
Dari sini telah terbukti benar jika 𝑝 adalah bilangan prima maka ring ℤ𝑝
tidak memuat pembagi nol. Karena ℤ𝑝 juga merupakan ring komutatif dengan
Bukti
PEMBAHASAN
daerah integral, dan setiap daerah integral adalah ring komutatif. Definisi 2.3.1
adalah definisi keterbagian pada ring komutatif, selanjutnya definisi tersebut akan
digunakan pada ℤ𝑝 .
Bukti
ℤ𝑝 adalah ring dengan unsur kesatuan. Untuk unsur tak nol 𝑎 ∈ ℤ𝑝 berlaku
42
43
2. Transitif, yaitu: jika 𝑎|𝑏 dan 𝑏|𝑐 , maka 𝑎|𝑐 untuk 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ≠ 0.
Bukti
𝑐 = 𝑏𝑒
= 𝑎𝑑 𝑒 [𝑏 = 𝑎𝑑 ]
Bukti
Selanjutnya:
𝑏 = 𝑎𝑐
−1 −1
𝑏 𝑐 = 𝑎𝑐 𝑐 [unsur tak nol di ℤ𝑝 selalu punya invers perkalian]
−1 −1
𝑏 𝑐 = 𝑎1 [dijamin oleh definisi lapangan, 𝑐 𝑐 = 1]
−1
𝑎=𝑏 𝑐
Bukti
𝑏 + 𝑐 = 𝑎𝑑 + 𝑎𝑒 = 𝑎 𝑑 + 𝑒 berakibat 𝑎| 𝑏 + 𝑐 karena 𝑏 + 𝑐 ∈ ℤ𝑝 .
𝑏 − 𝑐 = 𝑎𝑑 − 𝑎𝑒 = 𝑎 𝑑 − 𝑒 berakibat 𝑎| 𝑏 − 𝑐 karena 𝑏 − 𝑐 ∈ ℤ𝑝 .
Jadi terbukti benar, jika 𝑎|𝑏 dan 𝑎|𝑐 maka 𝑎| 𝑏 + 𝑐 dan 𝑎| 𝑏 − 𝑐 untuk
𝑎 ≠ 0.
Bukti
𝑏 = 𝑎𝑑
𝑏 𝑐 = 𝑎𝑑 𝑐
Sehingga, 𝑎|𝑏𝑐 .
Bukti
𝑐 ≠ 0, maka:
𝑏 = 𝑎𝑑
−1 −1
𝑏 = 𝑎𝑑 𝑐 𝑐 [𝑐 𝑐 = 1 ∈ ℤ𝑝 ]
−1
𝑏 = 𝑎𝑐 𝑑 𝑐 [sifat asosiatif dan komutatif perkalian di ℤ𝑝 ]
3.4.1 DFT ℤ𝒑
Corollary 3.1
Bukti
setiap unsur tak nol di ℤ𝑝 selalu mempunyai invers perkalian, maka setiap unsur
Corollary 3.2
Bukti
Corollary 3.3
Setiap unsur tak nol di DFT ℤ𝑝 adalah sekawan bagi semua unsur tak nol
di DFT ℤ𝑝 .
Bukti
nol 𝑎 dan 𝑏 di daerah integral dikatakan sekawan, jika dan hanya jika 𝑎|𝑏 dan
46
berlaku 𝑎|𝑏 dan 𝑏|𝑎. Jadi setiap 𝑎 yang tak nol selalu sekawan dengan semua
Teorema 2.4 dan 2.5 menjamin bahwa setiap daerah ideal utama memiliki
FPB dan KPK. Selanjutnya akan ditunjukkan FPB dan KPK di DFT ℤ𝑝 . Namun
Corollary 3.4
Bukti
maka 𝑎 = 0.
Corollary 3.5
Bukti
dimana 𝑎 − 𝑏 ∈ ℤ.
Corollary 3.6
Bukti
Mengikuti definisi 2.3.5 (definisi ideal utama dan unsur pembangun ideal),
Dengan langkah yang sama, 𝑎 ∈ 𝑏 berimplikasi 𝑎|𝑏. Karena 𝑏|𝑎 dan 𝑎|𝑏, maka
𝑎~𝑏.
dan 𝑏 = 𝑎𝑣, dengan 𝑢 dan 𝑣 suatu unit. Semua elemen di DFT ℤ𝑝 adalah unit,,
𝑏 ⊆ 𝑎 . Jadi, 𝑎 = 𝑏 .
Corollary 3.7
dan 𝑎 ∈ ℤ𝑝 .
48
Bukti
ditunjukkan bahwa selain 0 tidak ada ideal yang lainnya kecuali hanya ℤ𝑝
sendiri.
−1
mempunyai invers perkalian di ℤ𝑝 . Sehingga diperoleh: 1 = 𝑎 𝑎 ∈ 𝑎 , karena
𝑎 adalah ideal.
𝑟 = 1𝑟
−1
= 𝑎 𝑎 𝑟
−1 −1
=𝑎 𝑎 𝑟 ∈ 𝑎 dimana 𝑎 𝑟 ∈ ℤ𝑝 dan 𝑎 adalah ideal.
untuk 𝑎 ≠ 0.
Corollary 3.8
Bukti
Corollary 3.9
Bukti
Corollary 3.7 menunjukkan bahwa DFT ℤ𝑝 hanya memiliki dua ideal yaitu
Corollary 3.10
FPB dari dua unsur tak nol di DFT ℤ𝑝 adalah sembarang unsur tak nol di
DFT ℤ𝑝 .
Bukti
Selain itu, jika terdapat 𝑥 ∈ ℤ𝑝 − 0 dimana 𝑥|𝑎 dan 𝑥|𝑏, maka 𝑥|𝑑 sedemikian
Corollary 3.11
KPK dari dua unsur tak nol di DFT ℤ𝑝 adalah sembarang unsur tak nol di
DFT ℤ𝑝 .
50
Bukti
Karena KPK 𝑎, 𝑏 = 𝑒, maka: (i) 𝑎|𝑒 dan 𝑏|𝑒; (ii) 𝑎|𝑚 dan 𝑏|𝑚; dan (iii) 𝑒|𝑚.
Corollary 3.12
Bukti
Semua unsur tak nol di DFT ℤ𝑝 adalah unit. Mengikuti definisi 2.3.9
(definisi unsur tereduksi dan tak tereduksi), maka semua unsur-unsur itu bukan
Corollary 3.13
Bukti
adalah unsur tak nol yang membangun suatu ideal prima. Corollary 3.8
ketidakbahagiaan. Hal ini telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam
ِ ِ ِِ ِ ِ تَرْك
ِ
َِّت َ َت فْي ُك ْم أ َْمَريْ ِن لَ ْن تَضلُّوا َما ََتَ َّسكْتُ ْم ِب َما كت
ْ اب اهلل َو ُسن ُ َ
Artinya: “Telah kutinggalkan bagi kalian dua perkara, niscaya kalian takkan
Sunnahku (Al-Hadits)”.
manusia adalah membaca, yang dalam bahasa arab diartikan qara‟a atau juga tala.
Kedua kata ini masing-masing digunakan dalam Al-Qur’an, kata qara‟a salah
satunya terdapat dalam surat ke-96 ayat 1, sedangkan tala salah satunya di surat
ke-2 ayat 252. Namun keduanya memiliki arti membaca yang berbeda. Shihab
yang sifatnya suci dan pasti benar. Adapun qara‟a memiliki arti dasar
suatu teks tertulis yang dibaca, tidak harus diucapkan. Artinya, membaca
mencakup segala apa yang bisa dijangkau manusia, tidak hanya persoalan agama,
namun juga mencakup alam raya. Mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan
yang tidak bertentangan dengan perintah Allah adalah bentuk dari kegiatan
membaca.
manusia menuju jalan keselamatan di dunia dan akhirat. Selain itu, Al-Qur’an
juga memberikan motivasi besar dan dorongan kuat kepada manusia untuk selalu
52
belajar, melakukan kegiatan ilmiah dan penelitian salah satunya melalui perintah
ilmu.
budaya (iklim) ilmiah, yaitu menekankan nilai pentingnya ilmu pengetahuan alam
dengan mereka yang tidak mengetahui? Ayat ini menekankan kepada masyarakat
betapa besar nilai ilmu pengetahuan dan kedudukan cendekiawan. Selain itu, surat
Ali Imran ayat 66 berbunyi: Inilah kamu (wahai Ahlul Kitab), kamu ini
membantah tentang hal-hal yang kamu ketahui (Nabi Musa, Isa, dan
tidak ketahui (Nabi Ibrahim)? Ayat ini merupakan kritik terhadap mereka yang
berbicara ataupun membantah suatu persoalan tanpa adanya data objektif dan
ilmiah.
mengatakan bahwa iklim ilmiah seperti itu telah menumbuhkan tokoh-tokoh besar
seperti itulah yang menginspirasi Muhammad bin Ahmad menemukan angka nol,
matematika akan tetap merangkak dan meraba-raba dalam alam gelap gulita.
Shihab juga mengatakan bahwa mewujudkan iklim ilmiah jauh lebih penting
pengetahuan, para ahli yang menemukan teori itu akan mendapatkan pertentangan
hebat dari lingkungannya, seperti halnya nasib Galileo yang menjadi korban hasil
penemuannya.
ilmu pengetahuan sejauh ini bagi penulis adalah teori yang paling sesuai. Beliau
kepada manusia untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat, yang dalam
sebisa mungkin. Kemudian juga menjadikan observasi atas alam semesta sebagai
membenarkan ataupun membantah teori ilmiah dan penemuan baru adalah tidak
tepat. Bukan saja karena tidak sejalan dengan tujuan-tujuan pokok Al-Qur’an,
tetapi juga karena menjadikan Al-Qur’an yang absolut sebagai dasar untuk
menghakimi teori ilmiah yang kebenarannya relatif dinilai sebagai tindakan yang
kurang hati-hati. Boleh jadi ketika Al-Qur’an telah membenarkan suatu teori
ilmiah, dikemudian hari ditemukan bahwa teori ilmiah itu terbukti salah, hal ini
hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan dari pintu sains juga memberikan
sumbangsih besar bagi kemajuan dunia islam. Seperti usaha-usaha yang dilakukan
mendorong banyak pihak dan kalangan untuk semakin terbuka dalam mempelajari
Al-Qur’an. Semua ini adalah hal yang positif yang akan semakin melengkapi
„ulama disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak dua kali. Pertama, dalam konteks
ayat Allah yang bersifat kawniyyah (fenomena alam). Kedua, dalam konteks
tersebut adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang ayat-ayat Allah, baik
yang bersifat kawniyyah maupun qur‟aniyyah. Selain itu, dibatasi bahwa orang
yang takut kepada Allah hanyalah ulama (apapun disiplin ilmunya). Sebab, pada
semua manusia (sebagaimana ilmu Islam). Di sini dapat ditarik garis pemisah
antara sarjana, cendekiawan, orang yang banyak ilmu agama, dengan ulama.
Namun dalam tata bahasa Indonesia, kata ulama mengalami penyempitan makna
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
(DFT).
56
57
b. Sifat-sifat DFT ℤ𝑝 .
dalam pembahasan.
4.2 Saran
dan diperumum pada ring ℤ𝑛 untuk 𝑛 bilangan asli, tetap dengan topik yang sama
Abdussakir. 2007. Ketika Kiai Mengajar Matematika. Malang: UIN Malang Press
Bhattacharya, P.B., dkk. 1995. Basic Abstract Algebra. New York: Cambridge
University Press
Dummit, David S. dan Foote, Richard M. 1991. Abstract Algebra. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc
Raisinghania, M.D dan Aggarwal, R.S. 1980. Modern Algebra. New Delhi: Ram
Nagar
Abdussakir, M.Pd
NIP. 19751006 200312 1 001