Anda di halaman 1dari 4

Tugas UTS ketrampilan Berfikir Matematis Megister Pendidikan Matematika UNILA

2017/2018
1. “matematika adalah suatu ilmu deduktif” ruseffendi (2014) menggambarkan
matematika deduktif sebagai cara pengambilan pembuktian yang benar adalah berlaku
umum, Bila matematika itu dikatakan sebagai studi deduktif maka uraiannya harus
serba formal (tidak menggunakan alat bantu real), harus berdasarkan aturan-aturan
yang berlaku dalam matematika, menunjukkan kebenaran suatu sifat atau dalil itu
harus dengan bukti. (Perkembangan pendidikan Matematika Prof. H.T.E Ruseffendi
2014).

Noer (2017) matematika dikatakan sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari
kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam
dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode pencarian kebenaran yang dipakai adalah
metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif dan eksperimen. Walaupun dalam
matematika mencari kebenaran dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya
generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dapat dibuktikan dengan cara
deduktif. ( Strategi Pembelajaran Matematika, Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd)

Berkaitan dengan ketrampilan berfikir matematis,

seseorang dengan ketrampilan berfikir matematis, memiliki kecendrungan


pengambilan keputusan melalui proses deduksi. Kompetensi seseorang dalam
penggunaan proses penyelidikan matematis akan lebih formal dan berdasarkan aturan-
aturan yang berlaku.

2. Menurut Mason, Burton, dan Stacey (2010; 144) Berfikir matematis (Mathematical
Thinking) merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengungkap, mengemukakan
dan membawa seseorang kepada proses menuju kesadaran akan berfikir. (“Thingking
Mathematically”second adition. Mason, Burton, dan Stacey)

Sedangkan Menurut Wijaya (2012) “Berfikir matematis adalah kemampuan berfikir


yang berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan penalaran untuk membangun
argumen matematis, kemampuan dalam mengembangkan strategi atau metode,
pemahaman konten matematika, serta kemampuan mengkomunikasikan gagasan.
(Pendidikan Matematika Realistik, Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran
Matematika. Aryadi Wijaya)
NTCM (1999) memaparkan Daya matematis (Matematical Power) sebagai
kemampuan untuk mengeksplorasi, berspekulasi, dan alasan secara logis; untuk
memecahkan masalah non-rutin; untuk berkomunikasi tentang dan melalui
matematika; dan untuk menghubungkan ide-ide dalam matematika dan antara
matematika dan aktivitas intelektual lainnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan perbedaan antara berfikir matematis dan
daya matematis :
Berfikir matematis Daya matematis
Lebih cenderung kepada kegiatan Lebih menekankan pada kemampuan
Masih terdapat pemikiran tingkat Pemikiran yang diukur tingkat tinggi
rendah didalamnya
Aspek yang diukur lebih rendah Aspek yang diukur lebih dalam
Mencakup hal yang lebih luas Mencakup hal yang lebih sempit

Persamaan antar berfikir matematis dan daya matematis adalah mengukur aspek
yang sama. Karena memiliki istilah yang tidak jauh berbeda, berfikir matematis dan
daya matematis memiliki indikator yang tidak jauh berbeda antara satu dengan yang
lain. Karena dimungkinkan, indikator pengukuran berfikir matematis salah satunya
akan terdapat pada indikator daya matematis.

3. Mason, Burton, dan Stacey (2010) Terdapat 3 faktor penting yang mempengarui
seberapa efektif pemikiran matematis seseorang:

a. Kompetensi seseorang dalam penggunaan proses penyelidikan matematis


b. Kepercayaan diri seseorang dalam menangani keadaan emosional dan psikologis
dan mengubahnya menjadi keuntungan
c. Pemahaman tentang isi matematika dan penerapannya.

Dari teori tersebut diatas, kami menyimpulkan bahwa terdapat beberapa cara untuk
guru meningkatkan ketrampilan berfikir matematis siswa yakni:

a. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan dasar matematis


yang dimilikinya dengan menggunakan contoh sedarhana dalam kehidupan sehari-
hari siswa
b. Memberikan informasi dasar sesuai dengan aspek ketrampilan yang akan
dikembangkan seperti kemampuan dalam menggunakan penalaran untuk
membangun argument matematis, kemampuan mengembangkan strategi atau
metode, pemahaman konten matematika, serta kemampuan mengkomunikasikan
gagasan.
c. Mengenalkan matematika tidak hanya sebagai produk, namun juga sifat dan
prinsip dari matematika.
d. Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, dengan pendekatan yang sesuai,
model yang sesuai dengan kemampuan yang akan dikembangkan serta metode
dan tehnik yang cocok dengan materi.

Contoh pengembangan model untuk meningkatkan ketrampilan berfikir siswa,


khususnya ketrampilan berfikir matematis, berikut adalah beberapa contoh
pengembangan yang sesuai untuk peningkatan ketrampilan berfikir siswa:

− Mengembangkan Keterampilan Pemahaman Matematis dalam pembelajaran


matematika dengan menggunakan metode reciprocal teaching.
− Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematis dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan problem based learning.
− Mengembangkan Keterampilan Penalaran dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode ARIAS berbantuan LKS.
− Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kritis dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode Pemecahan Masalah.
− Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Matematis dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode Learning Cycle E5.
− Mengembangkan Keterampilan Koneksi Matematis dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode Quantum Teaching.

4. Dibawah ini siswa diberikan sebuah soal yang dapat membangun penalaran matematis
siswa :

Seorang arsitek ingin membuat miniatur sebuah kubah masjid berbentuk limas, Alas
bangunan tersebut berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisinya 3 cm, 4
cm, dan 5 cm. Tinggi limas10 cm. Jika arsitek tersebut membuat 2 miniatur dengan
ukuran berbeda, dengan miniatur kedua memiliki panjang sisi segitiga diperbesar dua
kali, sedangkan tingginya tetap, berapakah besar perubahan volume limas tersebut?
Dengan terlebih dahulu menggambar sketsanya.

Jawab :
Indikator pertama Analogi : siswa mulai menganalogikan sebuah bangunan masjid
dengan bentuk limas. Siswa mulai menggambar bentuk limas.
Indikator kedua pemecahan masalah tidak rutin : siswa membayangkan memiliki 2
miniatur yang akan dibuat dengan ukuran yang berbeda.
Indikator ketiga Konjektur : Siswa dapat menduga bentuk sketsa limas yang
dimaksud dengan melihat keterangan yang diberikan
Menggambar sketsa :

Diperbesar 2 x alasnya
Tingginya tetap 10 cm
8
4
3 6 c
c
c c m
5m m
m1 m
c m 1 0
Volume mula-mula
m = x luas alas x tinggi limas c
3
1 1 m
= x( x 3 x 4 ) x 10
3 2
1
= x 6 x 10 = 20 cm3
3

Indikator keempat Analisis : Siswa dapat menentukan dan menganalisis gambar


dengan keterangan yang ada sehingga dapat menarik suatu kesimpulan
Panjang sisinya diperbesar menjadi dua kali, maka panjang sisinya mendaji 6 cm, 8
cm, 10 cm sehingga :
1
Volume setelah diperbesar = x luas alas x tinggi limas
3
1 1
= x( x 6 x 8 ) x 10
3 2
1
= x 24 x 10 = 80 cm3
3
Jadi, besar perubahan volume limas adalah = 80cm3 – 20cm3 = 60cm3

Anda mungkin juga menyukai