BAB IV
Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain operasi aljabar
dibahas pula operasi hasil kali titik dan hasil kali silang dari vektor-vektor.
b. Menentukan basis dari ruang baris dan ruang kolom dari suatu matriks
Vektor adalah segmen garis yang mempunyai arah dan panjang. Secara geometris
vektor digambarkan dengan anak panah yang mempunyai pangkal dan ujung.
Vektor-vektor yang mempunyai arah dan panjang yang sama dikatakan ekivalen.
Vektor-vektor ekivalen
Definisi 4.1.2 : Jika v dan w adalah dua vektor sebarang maka v + w, disebut
sehingga titik awal w berimpit dengan titik akhir dari v, maka vektor v + w
53
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
v w w+v
v v+w v
Penjumlahan vektor
Vektor yang panjangnya nol dinamakan vektor nol dan dinyatakan dengan 0.
0+v=v+0=v
Jika v sebarang vektor tak nol, maka v (negatif v) adalah vektor yang mempunyai
v w v ( w)
v -w
v v -v w
w v-w w-v
v
Definisi 4.1.3 : Perkalian vektor tak nol v dengan skalar (bilangan real tak nol) k
arahnya sama dengan arah v jika k > 0, dan berlawanan arah dengan arah v
jika k < 0.
54
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
v
v
1 2v
-3v
2
Perkalian vektor dengan skalar
Misalkan v suatu vektor pada bidang, titik awal v diletakkan pada pusat
sistem koordinat, dan titik ujung v terletak pada koordinat (v1, v2), maka (v1, v2)
v = (v1, v2).
Jika v = (v1, v2) dan w = (w1, w2) adalah vektor-vektor pada bidang (R2), maka v
1. v w = (v1+w1, v2+w2)
55
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
v+w
2v
w
v w-v
v-w
terletak pada pusat koordinat. Misalkan titik awalnya adalah P 1(x1,y1) dan titik
ujungnya adalah P2(x2,y2) maka P̄1 P̄2 =( x 2−x 1 , y 2 − y 1 ) . Komponen P̄1 P̄2
didapat dengan mengurangkan koordinat tititk awal dari koordinat titik ujung. Jika
Contoh 4.2.2 :
P̄1 P̄2
Ō P̄1
Ō P̄2
56
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
didefinisikan sebagai
‖v‖= v 2 + v
√ 1 22
Jika P1(x1, y1) dan P2(x2, y2) adalah dua titik di R2, maka jarak dua titik tersebut
d= √( x 2 −x 1 )2 +( y 2 − y 1 )2
4.3. Vektor pada Ruang (R3)
Misalkan v suatu vektor pada ruang (R3), maka komponen dari v adalah (v1,
v2, v3) yang secara geometri v1 menyatakan komponen pada sumbu x dan v2
Jika P1(x1, y1, z1) dan P2(x2, y2, z2) adalah titik-titik di R3, maka
P1 P2 = (x -x , y -y z -z )
2 1 2 1, 2 1
Jika w = (w1, w2, w3) suatu vektor di R3, maka panjang vektor (norm) w
didefinisikan sebagai
‖w‖ = w 2 +w 2 + w
√ 1 2 32
57
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Jika P1(x1, y1, z1) dan P2(x2, y2, z2) adalah dua titik di R3, maka jarak antara dua titik
d= √( x 2 −x 1 )2 +( y 2 − y 1 )2 +( z 2 −z 1 )2
Contoh 4.3.1 :
Kaidah dasar ilmu hitung vektor akan ditunjukkan di dalam teorema berikut
ini.
1. u + v = v + u
2. (u + v) + w = u + (v + w)
__ __
3. u + 0 = 0 +u=u
__
4. u + (-u) = 0
5. k(l u) = (kl) u
6. k(u + v) = k u + k v
7. (k +l) u = k u + l u
8. 1 u = u
58
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
vektor-vektor di R3 kita nyatakan dalam bentuk 3-tupel (v 1, v2, v3) dengan v1, v2,
Jika untuk setiap u, v, dan w elemen pada V dan k, l sebarang skalar berlaku
aksioma-aksioma :
1. u v V
2. u v v u
3. u (v w) (u v) w
u (u) (u) u 0
7. (k +l) u = k u + l u
8. k (u + v) = k u + k v
9. k (l u) = (kl) u
10. 1 u = u
maka V disebut sebagai ruang vektor atau ruang euclid. Dalam hal ini
59
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Contoh 4.4.2 :
a. Himpunan titik-titik pada sebuah garis yang melalui titik asal pada R2 akan
b. Himpunan titik-titik pada R2 yang terletak pada kuadran pertama bukanlah ruang
vektor.
Teorema 4.4.3 : Misalkan u elemen suatu ruang vektor R2 (atau R3) dan k sebarang
a. 0u 0
b. k 0 0
c. (1)u u
suatu himpunan yang masih memiliki kaidah-kaidah seperti yang berlaku pada
dari V.
60
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Pada ruang vektor R2 (atau R3) berlaku operasi penjumlahan vektor dan
Definisi 4.5.4 : Misalkan R2 suatu ruang vektor dan S {v1,v2} himpunan vektor-
61
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
jika setiap vektor dalam R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari
{ k 1 v 1 + k 2 v 2 + k 3 v 3|k 1 , k 2 , k 3 skalar }
Definisi 4.5.8 : Misalkan R3 suatu ruang vektor dan S {v1,v2,v3} himpunan vektor-
Contoh 4.5.9 :
Tinjaulah vektor-vektor u= (1, 2, -1) dan v = ( 6, 4, 2 ) di dalam R3. Perlihatkan
bahwa w= (9, 2, 7 ) adalah dari kombinasi linear dari u dan v dan bahwa w = ( 4, -1,
8 ) bukanlah kombinasi linear dari u dan v.
Penyelesaian:
Supaya w merupakan kombinasi linear dari u dan v, maka harus ada skalar
k 1 dan k 2 sehingga w = k 1 u + k 2 v, yakni:
(9, 2, 7) = k 1 (1, 2, -1) + k 2 ( 6, 4, 2 )
atau (9, 2, 7) = (k 1+6 k 2, 2 k 1 +4 k 2, -k 1+2 k 2 )
Penyamaan komponen-komponen yang bersangkutan memberikan
k 1+6 k 2=9
2 k 1 +4 k 2=2
−k 1+2 k 2 =7
Dengan memecahkan system ini akan menghasilkan k 1=−3 , k 2=2
Sehingga w = -3 u + 2v
62
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Contoh 4.5.10 :
Vektor-vektor i =(1, 0, 0 ), j = (0, 1, 0 ) dan k = (0, 0, 1) merentang di R3 karena tiap-
tiap vektor (a, b, c ) di dalam R3 dapat dituliskan sebagai
(a, b, c ) = a i + b j + c k yang merupakan kombinasi linear dari i, j dan k.
Contoh 4.5.11
Polinomial-polinomial 1,x , x 2 , … … . , x n merentang ruang vektor Pn, karena setiap p
di dalam Pn dapat dituliskan sebagai:
p = a 0+ a1 x +… .+a n x n (4.1)
yang merupakan kombinasi linear dari 1,x , x 2 , … … . , x n .
Contoh 4.5.12
Tentukan apakah v1 = ( 1, 1, 2 ), v 2=¿( 1, 0, 1 ) , v3 = (2, 1, 3 ) merentang di R3?
Penyelesaian
Pertama kita harus menentukan apakah sebuah vektor sebarang
b =(b 1 , b2 , b3 )di dalam R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear
b = k 1 v 1 +k 2 v 2+ k 3 v 3
dari vektor–vektor v1 , v 2, dan v3 . Dengan menyatakan persamaan ini dalam
komponen-komponen maka akan memberikan
( b 1 , b2 , b3 ) =k 1 ( 1, 1 ,2 )+ k 2 (1 ,0 , 1)+ k 3 (2 , 1, 3)
( b 1 , b2 , b3 ) =¿(k 1+ k 2+ 2 k 3 , k 1+ k 3 ,2 k 1 +k 2+3 k 3 ¿
k 1+ k 2+ 2 k 3=b 1
63
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
k 1+ k 3=b 2
2 k 1 +k 2 +3 k 3=b3
Apakah sistem tersebut konsisten atau tidak untuk semua nilai b 1 , b2 , dan b3.
Sesuai teorema terdahulu ,suatu sistem akan konsisten untuk semua b 1 , b2 , dan b3 jika
dan hanya jika matriks dari koefisien-koefisiennya
1 1 2
[ ]
A= 1 0 1
2 1 3
Dapat dibalik. Tetapi det(A)= 0 ,sehingga A tidak dapat dibalik, dan sebagai
konsekuensinya maka vektor–vektor v1 , v 2, dan v3 tidak merentang di R3.
Contoh 4.5.13
Tinjaulah vektor-vektor i = (1, 0, 0 ) , j = (0, 1, 0 ) dan k = ( 0, 0, 1 ) di dalam R3. Di
dalam komponen-komponennya maka persamaan vektor
k 1 i+ k 2 j+k 3 k =0
Menjadi k 1 ( 1,0,0 ) +k 2 ( 0,1,0 ) +k 3 ( 0,0,1 )=(0,0,0)
Secara ekivalen maka di dapat (k 1 , k 2 , k 3 ¿=¿ (0,0,0)
Jadi k 1=0 , k 2=0 dan k 3=0, maka himpunan S = (i,j,k) adalah bebas linear.
Soal-soal
1. Mana diantara berikut merupakan kombinasi linear dari
u = (1, -1, 3) dan
v = ( 2, 4, 0 )?
a. ( 3, 3, 3 ) b. ( 4, 2, 6 ) c. ( 1, 5, 6 ) d. ( 0, 0, 0 )
2. Nyatakan polinomial berikut sebagai kombinasi linear dari
p1=2+ x +4 x2 , p2=1−x+3 x 2 dan p3=3+ 2 x +5 x 2
a . 5+9 x +5 x 2 , b. 2+6 x 2
3. Di dalam setiap bagian tentukan apakah vektor-vektor
yang diberikan merentang R3.
a. v1 = ( 1, 1, 1 ) , v 2 = ( 2, 2, 0 ) , v3 = ( 3, 3, 0 )
b. v1 = ( 2, -1, 3 ) , v 2 = ( 4, 1, 2 ) , v3 = ( 8, -1, 8 )
64
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Contoh 4.5.14 :
Misalkan v1 = ( 1,2,1 ) , v 2 = ( 2,9,0 ) , v3 = ( 3,3,4 ).Perlihatkan bahwa himpunan
S {v1,v2,v3} adalah sebuah basis untuk R3.
Penyelesaian:
Untuk memperlihatkan S merentang R3, maka kita harus memperlihatkan bahwa
ada sebuah vektor sebarang b = (b 1 , b2 , b3 ¿ dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linear.
b=k 1 v 1 +k 2 v 2 + k 3 v 3 (4.2)
dari vektor-vektor di dalam S. Dengan menyatakan b=k 1 v 1 +k 2 v 2 + k 3 v 3 di dalam
komponennya maka akan membarikan
(b 1 , b2 , b3 ¿=k 1 ( 1,2,1 ) +k 2 ( 2,9,0 ) +k 3 ( 3,3,4)
(b 1 , b2 , b3 ¿=¿
k 1+2 k 2 +3 k 3=b1
2 k 1 +9 k 2 +3 k 3=¿ b 2 (4.3)
k 1+ 4 k 3 =b3
Jadi untuk memperlihatkan bahwa S merentang V, maka kita harus memperlihatkan
bahwa SPL di atas mempunyai sebuah pemecahan untuk semua pilihan b = (
b 1 , b2 , b3 ¿
Untuk membuktikan bahwa S bebas linear, maka kita harus memperlihatkan bahwa
satu-satunya pemecahan dari k 1 v 1 +k 2 v 2+ k 3 v 3=0 (4.4)
adalah k 1=k 2=k 3=0 .
Jika k 1 v 1 +k 2 v 2+ k 3 v 3=0 dinyatakan dalam komponen-komponennya, maka
pembuktian bebas linear akan direduksi menjadi pembuktian bahwa sistem
homogin R3dengan membuktikan bahwa bahwa S bebas linear dan merentang R3
dengan memperlihatkan bahwa matriks koefisien
k 1+2 k 2 +3 k 3=0
2 k 1 +9 k 2 +3 k 3=¿ 0 (4.5)
65
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
k 1+ 4 k 3 =0
Hanya mempunyai pemecahan trivial. Perhatikan bahwa sistem (4.3) dan sistem
(4.5) mempunyai matriks koefisien yang sama. Maka secara serempak membuktikan
bahwa S bebas linear dan merentang
1 2 3
[ ]
A= 2 9 3
1 0 4
Di dalam system (4.3) dan (4.5) dapat dibalik karena
1 2 3
Det(A) = ⌈ 2 9 3 ⌉ = -1
1 0 4
Maka jelas dari teorema bahwa A dapat dibalik. Jadi S adalah sebuah basis di R3.
Definisi 4.5.15 Dimensi dari sebuah ruang vektor V yang berdimensi berhingga
didefinisikan sebagai banyaknya vektor di dalam sebuah basis untuk V. Ruang
vektor nol mempunyai dimensi nol.
Contoh 4.5.16
Tentukan sebuah basis dan dimensi untuk ruang pemecahan dari sistem homogen.
2 x1 +2 x 2−x 3+ x 5=0
−x 1−x 2+ 2 x 3−3 x 4 + x 5=0
x 1+ x2−2 x 3−x 5=0
x 3+ x 4 + x 5=0
Dari sistem persamaan linear tersebut didapatkan
x 1=−s−t x 2=s x 3=−t x 4 =0 x 5=t
Maka vektor-vektor pemecahan tersebut dapat dituliskan sebagai
x 1 −s−t
[ ][ ][ ][ ] [ ] [ ]
−s −t −1 −1
x2 s s 0 1 0
x 3 = −t = 0 + −t =s 0 +t −1
x4 0 0 0 0 0
x5 t 0 t 0 1
Memperlihatkan bahwa
66
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
−1 −1
1
v1 = 0
0
0
[] [] 0
dan v 2= −1
0
1
Jika A adalah matriks m n dengan elemen bilangan real, maka setiap baris dari A
dalam R1 x n. Ke-m vektor yang bersesuaian dengan baris-baris dari A akan dirujuk
sebagai vektor-vektor baris (row vector) dari A. Dengan cara yang serupa, setiap
kolom dari A dapat dianggap sebagai vektor dalam Rm dan ke-n vektor yang
67
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
a11 a 12 ⋯ a1 n
A=
[ a21 a 22 ⋯ a2 n
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
am 1 a m 2 ⋯ a mn ]
Vektor-vektor r1 = ( a 11 a12 … a1 n )
r2 = ( a 21 a22 … a2n )
.
.
.
rm = (am 1 a m2 … amn )
a 11 a 12 a1 n
() () ()
a 21 a 22 a 2n
. . .
. . .
. . .
a m1 am 2 a mn
c1 = , c2 = , . . . , cn =
terbentuk dari kolom-kolom A yang disebut vektor kolom-vektor kolom A.
Definisi 4.6.1 Misalkan A adalah matriks berukuran mn. Ruang bagian dari R n
yang dibangun oleh baris-baris dari A disebut ruang baris dari A,
dinotasikan row(A).
Ruang bagian dari Rm yang dibangun oleh kolom-kolom dari A disebut
ruang kolom dari A, dinotasikan col(A).
Ruang bagian dari Rn yang anggotanya adalah semua penyelesaian dari
AX= 0 disebut ruang nul (ruang penyelesaian) dari A, dinotasikan ker(A).
68
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Row(A) = span{ r1 , r2 , … , rm } =
{∑ k =1
k i r i|k i skalar
}
n
Col(A) = span{c1 , c 2 , … , cn }=
{∑
k =1
k i c i|k i skalar
}
Ker(A) = { X / AX = 0 }
Contoh 4.6.2
Misalkan A= (23 1 0
−1 4 )
r 1= (2,1,0 ) r 2=(3 ,−1,4 )
2 , 1 , 0
Col(A) = span {( ) ( ) ( )}
3 −1 4
2 a+ b
=(
3 a−b+ 4 c )
2 a+ b
Col(A) = {( }
3 a−b+ 4 c )
,a ,b , c skalar
Ker(A)={ X / AX=0 }
x
AX =
2 1 0 1
( x =
3 −1 4 2
x3
0
0 ) ( ) ()
2 x1 + x 2=0 x 2=−2 x 1
3 x 1−x 2+ 4 x 3=0−→3 x 1 +2 x 1 +4 x3 =0
−5
x 3= x
4 1
−5
Misalkan x 1=c maka x 2=−2 c dan x 3= c
4
69
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
5
Hp= { (c, -2c,
−5
4
c ¿ }=c 1 ,−2 ,−{(
4 )}
5
Ker(A) = basis= 1 ,−2 ,− ( 4 )
Mencari basis row(A) : matriks(A) di bawa ke eselon baris atau eselon baris
tereduksi,maka basis dari row(A) adalah elemen baris yang ≠ 0 dari eselon baris
tereduksi dari matriks A.
(23 1 0
−1 4 )b 21 (−1 ) 2 1 0 b12 1 −2 4 b21 (−2 ) 1 −2 4
(
1 −2 4 2 1 0 ) ( 0 5 −8 ) ( )
4
1 0
( )
1 −2 4
1
b2 ( )
(
5 0 1
−8
5 ) b12 (2)
0 1
5
−8
5
4 8
Basis Row(A)= 1,0 , ( 5)( )
, 0,1 ,− dim(A) = 2
5
Basis Col(A) = ( 2, 3) , (1,-1) col (A) = 2
Jadi dim row(A)= dim col(A)
Rank(A) = 2
Rank (A) = banyaknya dim row(A) dan col(A).
Jadi dim row (A)= banyaknya basis row(A)
Jadi dim col (A)= banyaknya basis col(A)
Col(A) = span{
(10) , ( 01) , ( 00) }
a ( 1 ) + b (0 ) + c ( 0 )
= { 0 1 0 / a,b,c skalar}
a
= {
(b ) / a,b skalar}
70
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Ker(A) = { X / AX=0}
AX = 0
1 0 0 a
( 0 1 0 )() ()
b
c =
0
0 a=0 , b = 0
0.c = 0 c ≠ 0 ( c scalar)
={
()
b
c / a =0 , b=0 }
={
()
0
c / c skalar }
Dari bentuk di atas, anggota row(A) antara lain (1,2,0) , (2,4,0).
0 0 0
Karena ruang baris, ruang kolom, dan ruang nul merupakan ruang bagian maka
ruang-ruang itu memiliki basis.
Teorema 4.6.5 Jika A adalah matriks ukuran mn dan R adalah bentuk eselon baris
tereduksi dari matriks A, maka
(i). Basis dari row(A) adalah baris-baris tidak nol dari matriks R
(ii). Basis dari col(A) adalah kolom-kolom A yang bersesuaian dengan
kolom-kolom yang memuat 1 utama pada R
71
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Akibat Rank (A) adalah banyaknya baris tidak nol dari bentuk eselon baris
tereduksi matriks A.
Contoh .
Matriks A =
(10 0 0
1 0 )
Basis untuk row (A) adalah {(1,0,0), (0,1,0)} sehingga dim(row(A)) = 2
1 , 0
Basis untuk col(A) adalah { 0 1
()() } sehingga dim(col(A)) = 2
0
0
Basis untuk ker(A) adalah { 1
() } sehingga null(A) = dim(ker(A)) = 1
1 −2 3
Contoh. Misalkan A =
( 2 −5 1
1 −4 −7 )
Dengan mereduksi A menjadi bentuk eselon baris tereduksi, diperoleh :
1 0 13
( )
0 1 5
0 0 0
Sehingga diperoleh :
1 -2
2
Basis untuk col(A) adalah { 1
() ( )
,
-5
-4 } sehingga dim(col(A)) = 2
72
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Perkalian titik atau dot product dan sifat-sifat ilmu hitung dari perkalian ini
Definisi : Jika u dan v adalah vektor-vektor di dalam R2 atau R3 dan θ adalah sudut
di antara u dan v (0 ), maka perkalian titik (dot product) atau perkalian
u.v u v cos
Misalkan Ō P̄ = u (u1, u2, u3) dan Ō Q̄ = v (v1, v2, v3) vektor-vektor tak
nol di R3
P(u1,
z u2,u3)
v
O y
x
Pandang segitiga OPQ. Menurut hukum kosinus pada segitiga, tentu berlaku
2 2
Mengingat bahwa P̄ Q̄ v u maka ‖P̄ Q̄‖ =‖v-u‖ . Karena definisi hasil kali
73
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
1
u . v= (‖u‖2 +‖v‖2 −‖v-u‖ 2 )
2 (**)
2 2
‖u‖ =u 2 +u 2 +u 2 ‖v‖ =v 2 +v 2 + v 2
Karena 1 2 3 , 1 2 3 , dan
diperoleh
R2 maka
u . v=u1 v 1 +u2 v 2
Teorema : Misalkan u dan v adalah vektor-vektor di dalam R2 atau R3.
a. v .v=‖v‖2
b. Jika u dan v masing-masing tidak nol dan θ adalah sudut antara kedua
Jika sudut antara vektor u dan v siku-siku maka dikatakan bahwa kedua vektor itu
orthogonal dan dituliskan u⊥ v . Jadi vektor u dan v akan orthogonal jika u.v = 0.
Himpunan Orthogonal
Himpunan Orthonormal
74
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
b.
ui⋅u i=1 , i=1,2…, p
Contoh :
3
Tunjukkan bahwa {u1 ,u2 ,u3 } adalah himpunan orthonormal di R , dimana
3 1 1 −1 2 1 −1 −4 7
u1 = ( , ,
√ 11 √11 √11 ) ,
u2 = ( , ,
√ 6 √ 6 √6 ) ,
(
u3 = , ,
√ 66 √ 66 √ 66 )
Penyelesaian :
−3 2 1
u1⋅u 2= + + =0
a. √ 66 √66 √ 66
3 4 7
u1⋅u 3 =− − + =0
√726 √ 726 √ 726
1 8 7
u2⋅u3 = − + =0
√396 √ 396 √ 396
9 1 1
u1⋅u 1= + + =1
b. 11 11 11
1 4 1
u2⋅u2 = + + =1
6 6 6
1 16 49
u3⋅u3 = + + =1
66 66 66
75
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
a. u.v v.u
jumlahan dua suku, yang satu sejajar vektor tak nol p sedang yang lain tegak lurus
sebagai berikut.
w2 u
w1 p
Terlihat bahwa
w2 u w1
sehingga diperoleh
w1 w2 w1 (u w1) u
Dalam hal ini vektor w1 dinamakan proyeksi orthogonal u pada p atau disebut pula
maka w2 u proypu.
skalar, maka
u.v u.v
= 2
v =u− 2
v
proyvu ‖v‖ dan u proyvu ‖v‖
76
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
pada komponen x, y, dan z yaitu i (1,0,0), j (0,1,0), dan k (0,0,1). Dapat dilihat
ini, setiap vektor dalam R3 dapat dinyatakan sebagai jumlahan dari perkalian skalar
(0,1,0) 3(0,0,1).
Pada sub bab di atas telah dibahas operasi perkalian dua vektor yang
hasilnya berupa skalar, pada sub bab ini akan dibahas operasi perkalian dua vektor
Definisi : Misalkan u (u1, u2, u3) dan v (v1, v2, v3) vektor-vektor di R3. Hasil kali
sebagai
u u u u u u2
(
u× v= | 2 3 |, −| 1 3 |, | 1
v2 v3 v 1 v3 v1 v2
|
)
Hubungan hasil kali titik dan hasil kali silang diberikan dalam teorema berikut.
a. u.(uxv) 0
b. v.(uxv) 0
77
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
2 2 2 2
c. ‖u×v‖ =‖u‖ ‖v‖ −(u.v) (Identitas Lagrange)
a. uxv (vxu)
c. (u v) x w = (uxw) (vxw)
e. ux 0 = 0x u = 0
f. uxu = 0
Jika i (1,0,0), j (0,1,0), dan k (0,0,1) menyatakan vektor satuan siku-siku di R3,
maka
i× j= |0 0 |, −|1 0 |, |1 0 | = (0,0,1)=k
( )
1 0 0 0 0 1
jxk i, kxi j
Oleh karena itu hasil kali silang u dan v dapat dinyatakan pula sebagai :
i j k
u2 u3 u 1 u3 u1 u 2
u× v=| | i −| | j+| | k =|u1 u 2 u3 |
v2 v3 v1 v3 v1 v2
v1 v2 v3
78
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Jika norma vektor mempunyai tafsiran geometri sebagai panjang suatu vektor, maka
norma u×v juga mempunyai tafsiran geometri yang khas. Dari identitas Lagrange
2 2 2 2
‖u×v‖ =‖u‖ ‖v‖ −(u.v)
dan definisi u.v=‖u‖‖v‖ cosθ dengan menyatakan besar sudut antara u dan v,
maka
‖u×v‖2=‖u‖2‖v‖2−(‖u‖‖v‖ cosθ)2
2 2 2 2 2 2
=‖u‖ ‖v‖ (1− cos θ) =‖u‖ ‖v‖ sin θ
sehingga diperoleh
‖u×v‖=‖u‖‖v‖ sinθ
Jika digambarkan, ‖v‖ sinθ adalah tinggi jajaran genjang dengan sisi u dan v.
v
v sin
u
4.5. Proses Gram – Schmidt untuk menentukan Basis Orthogonal dan Basis
Orthonormal
Proses Gram – Schmidt adalah suatu algoritma yang mudah untuk membentuk
himpunan vektor basis sebarang tak nol di Rn menjadi himpunan basis orthogonal
atau orthonormal.
79
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Contoh :
Penyelesaian :
u2⋅¿u
1
= u ¿
2 1
Jika p adalah proyeksi orthogonal dari u 2 pada u 1 , maka p ‖u1‖
.
v2 = u 2 – p dalam W.
u 2⋅¿ v (1,2,2)⋅(3,6,0)
1
v ¿ (1,2,2)− 2
(3,6,0)
2 1
v2 = u2 – p = u 2 – ‖v 1‖ = ( √(3,6,0 )⋅(3,6,0 ))
15
(1,2,2)− (3,6,0 )=(0,0,2 )
= 45
Misal {u1 ,u2 ,…, u p } basis untuk ruang bagian W dalam Rn, didefinisikan :
v 1 =u1
u2⋅v 1
v 2 =u2 − v1
v 1⋅v 1
u3⋅v 1 u ⋅v
v 3 =u3 − v 1− 3 2 v 2
v 1⋅v 1 v 2⋅v 2
80
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
Basis Orthonormal
v1 v2 v
w 1= w 2= w p= p
‖v 1‖ , ‖v 2‖ , .......... ,dan ‖v p‖
yaitu :
v1 (3,6,0 ) 1 2
w 1=
‖v 1‖
=
√ 45
=
(, ,0
√ 5 √5 )
v2 (0,0,2)
w 2= = =( 0,0,1 )
dan ‖v 2‖ √4
5
di mana
‖w 1‖=
√ 5
=1
dan
‖w 2‖=√ 1=1
81
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2014/2015
82