Anda di halaman 1dari 9

4.

1 Sifat-Sifat Parallelogram
Kata kunci:
●Segi Empat ●Jajar Genjang ●Kecepatan dan Arah Pesawat

Segi empat adalah poligon yang memiliki empat sisi. Kecuali dinyatakan lain, istilah segi
empat mengacu pada gambar seperti ABCD pada Gambar 4.1(a), di mana sisi segmen garis
terletak dalam satu bidang. Jika sisi-sisi segiempat tidak coplanar, seperti pada MNPQ pada
Gambar 4.1(b), segi empat dikatakan miring. Dengan demikian, MNPQ adalah segiempat
miring. Dalam buku teks ini, kita umumnya mempertimbangkan segiempat yang sisi-sisinya
coplanar.

Gambar 4.1

Definisi
Jajargenjang adalah segi empat yang kedua pasang sisi yang berhadapan sejajar. (lihat
gambar 4.2)

Gambar 4.2
Karena lambang jajar genjang adalah , maka segiempat pada Gambar 4.2 adalah
𝑅𝑆𝑇𝑉 . Himpunan 𝑃 = {jajar genjang} adalah subset dari 𝑄 = {segi empat} .
Contoh 1
Berikan bukti formal dari Teorema 4.1.1

Teorema 4.1.1
Sebuah diagonal jajar genjang memisahkannya menjadi dua segitiga yang kongruen.

Diberikan: ABCD dengan diagonal ̅̅̅̅


𝐴𝐶 (lihat gambar 4.3)
Buktikan: 𝐴𝐶𝐷 ≅ 𝐶𝐴𝐵

Gambar 4.3
BUKTI
Pernyataan Alasan
1. ABCD 1. Diberikan
2. Sisi yang berlawanan dari adalah ∥
2. ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ∥ ̅̅̅̅
𝐶𝐷
(definisi)
3. Jika dua garis ∥ dipotong oleh
3. ∠1 ≅ ∠2 transversal, interior alternatif
∠s kongruen
4. ̅̅̅̅ ∥ 𝐵𝐶
𝐴𝐷 ̅̅̅̅ 4. Sama dengan alasan 2
5. ∠3 ≅ ∠4 5. Sama dengan alasan 3
6. ̅̅̅̅
𝐴𝐶 = ̅̅̅̅
𝐴𝐶 6. Identitas
7. 𝐴𝐶𝐷 ≅ 𝐶𝐴𝐵 7. ASA

STRATEGI UNTUK BUKTI →menggunakan segitiga kongruen


Aturan Umum: Untuk membuktikan bahwa bagian-bagian suatu segiempat
kongruen, kita sering menggunakan garis bantu untuk membuktikan bahwa
segitiga-segitiga itu kongruen. Kemudian kami menerapkan CPCTC.
Ilustrasi: Strategi ini digunakan dalam pembuktian Corollary 4.1.2 dan 4.1.3. Dalam
pembuktian Akibat wajar 4.1.4, kita tidak membutuhkan garis bantu.
COROLLARY 4.1.2
Sudut-sudut yang berhadapan pada jajar genjang adalah kongruen.

COROLLARY 4.1.3
Sisi-sisi yang berhadapan dari jajar genjang adalah kongruen

COROLLARY 4.1.4
Diagonal jajar genjang saling membagi dua.

Ingat Teorema 2.1.4: “Jika dua garis sejajar dipotong oleh sebuah transversal, maka sudut-
sudut dalam pada sisi yang sama dari transversal itu bersuplemen.” Sebuah akibat wajar dari
teorema itu dinyatakan berikutnya.

COROLLARY 4.1.5
Dua sudut jajar genjang yang berurutan saling bersuplemen.

Contoh 2
𝑅𝑆𝑇𝑉, m∠𝑆 = 42°, 𝑆𝑇 = 5.3 cm, dan 𝑉𝑇 = 8.1 cm. Cari:
a) m∠𝑉 b) m∠𝑇 c) RV d) RS

Solusi:
a) m∠𝑉 = 42° ; ∠𝑉 ≅ ∠𝑆
karena ini adalah kebalikan dari 𝑅𝑆𝑇𝑉
b) m∠𝑇 = 138° ; ∠𝑇 dan ∠𝑆 suplemen karena sudut-sudut tersebut merupakan sudut-
sudut yang berurutan dari 𝑅𝑆𝑇𝑉
̅̅̅̅ ≅ 𝑆𝑇
c) 𝑅𝑉 = 5.3 cm ; 𝑅𝑉 ̅̅̅̅ karena ini adalah sisi yang berlawanan dari 𝑅𝑆𝑇𝑉
̅̅̅̅ ≅ 𝑉𝑇
d) 𝑅𝑆 = 8.1 cm ; 𝑅𝑆 ̅̅̅̅ juga sepasang sisi yang berlawanan dari 𝑅𝑆𝑇𝑉
***
Contoh 3 mengilustrasikan Teorema 4.1.6, fakta bahwa dua garis sejajar di mana-mana
berjarak sama. Secara umum, frasa jarak antara dua garis sejajar mengacu pada panjang
segmen tegak lurus antara dua garis sejajar. Konsep-konsep ini akan memberikan wawasan
tentang definisi ketinggian jajaran genjang.

STRATEGI UNTUK BUKTI →Memisahkan Informasi yang Diberikan


Aturan Umum: Ketika hanya sebagian dari informasi "Yang Diberikan" yang
mengarah pada kesimpulan penting, itu dapat dipisahkan (untuk penekanan)
dari fakta-fakta lain yang Diberikan dalam pernyataan bukti.
Ilustrasi: Lihat baris 1 dan 2 pada pembuktian Contoh 3. Perhatikan bahwa fakta
yang diberikan pada pernyataan 2 mengarah ke pernyataan 3.

Teorema 4.1.6
Dua garis sejajar di mana-mana berjarak sama

Contoh 3
Diberikan: ⃡𝐴𝐵 ∥ ⃡𝐶𝐷
̅̅̅̅
𝐴𝐶 ⊥ ⃡𝐶𝐷 dan ̅̅̅̅
𝐵𝐷 ⊥ ⃡𝐶𝐷
(lihat gambar 4.4)
̅̅̅̅ ≅ 𝐵𝐷
Buktikan: 𝐴𝐶 ̅̅̅̅

Gambar 4.4
BUKTI
Pernyataan Alasan
1. ⃡𝐴𝐵 ∥ ⃡𝐶𝐷 1. Diberikan

2. ̅̅̅̅
𝐴𝐶 ⊥ ⃡𝐶𝐷 dan ̅̅̅̅
𝐵𝐷 ⊥ ⃡𝐶𝐷 2. Diberikan
3. Jika dua garis ⊥ ke garis yang sama,
3. ̅̅̅̅
𝐴𝐶 ∥ ̅̅̅̅
𝐵𝐷
mereka sejajar
4. Jika kedua pasang sisi yang
4. 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah sebuah
berhadapan pada suatu segiempat
adalah , maka segiempat tersebut
adalah
5. Sisi-sisi yang berhadapan dari
̅̅̅̅ ≅ 𝐵𝐷
5. 𝐴𝐶 ̅̅̅̅
kongruen

Dalam Contoh 3, kami menggunakan definisi jajar genjang untuk membuktikan bahwa
suatu segiempat tertentu adalah jajar genjang, tetapi ada cara lain untuk menetapkan bahwa
suatu segiempat yang diberikan adalah jajar genjang. Kami akan menyelidiki metode tersebut
di Bagian 4.2.
***

Definisi
Ketinggian jajar genjang adalah segmen garis dari satu titik yang tegak lurus ke sisi
yang tidak bersebelahan (atau perpanjangan dari sisi itu).

Untuk ̅̅̅̅̅ dan 𝑆𝑋


𝑅𝑆𝑇𝑉, 𝑅𝑊 ̅̅̅̅ adalah ketinggian ke sisi 𝑉𝑇
̅̅̅̅ (atau ke sisi 𝑅𝑆
̅̅̅̅), seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.5(a). Sehubungan dengan sisi ̅̅̅̅
𝑅𝑆, kadang-kadang disebut alas
̅̅̅̅
𝑅𝑆, panjang RW (atau SX) adalah tinggi RSTV. Demikian pula, pada Gambar 4.5(b), ̅̅̅̅
𝑇𝑌 dan
̅̅̅̅ adalah ketinggian ke samping (atau ke samping). Juga, panjang TY (atau ZS) disebut
𝑆𝑍
tinggi jajar genjang RSTV terhadap sisi ̅̅
𝑆𝑇̅̅ (atau ̅̅̅̅
𝑅𝑉).

Gambar 4.5
Selanjutnya kita mempertimbangkan hubungan ketidaksetaraan untuk jajaran genjang.
Untuk mengembangkan hubungan ini, kita perlu menyelidiki pertidaksamaan yang
melibatkan dua segitiga.
Dalam 𝐴𝐵𝐶 dan ̅̅̅̅ ≅ ̅̅̅̅
𝐷𝐸𝐹 pada Gambar 4.6 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ ≅ 𝐸𝐹
𝐷𝐸 dan 𝐵𝐶 ̅̅̅̅ . Jika m∠𝐵 > m∠𝐸,
maka 𝐴𝐶 > 𝐷𝐹.
Kami akan menggunakan, tetapi tidak membuktikan, hubungan berikut yang ditemukan di
Lemma 4.1.7.
Gambar 4.6
Diberikan: ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ≅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ≅ ̅̅̅̅
𝐷𝐸 dan 𝐵𝐶 𝐸𝐹 ; m∠𝐵 > m∠𝐸 (lihat gambar 4.6)
Buktikan: 𝐴𝐶 > 𝐷𝐹
Lemma yang sesuai berikut ini.

Lemma 4.1.7
Jika dua sisi dari satu segitiga kongruen dengan dua sisi dari segitiga kedua dan
sudut terapit dari segitiga pertama lebih besar dari sudut terapit yang kedua, maka
panjang sisi yang berhadapan dengan sudut terapit dari segitiga pertama lebih besar
dari panjang sisi yang berhadapan dengan sudut terapit dari segitiga kedua.

Sekarang kita dapat membandingkan panjang diagonal jajar genjang. Untuk jajaran
genjang yang tidak memiliki sudut siku-siku, dua sudut berurutan tidak sama tetapi saling
bersuplemen; dengan demikian, salah satu sudut jajaran genjang akan lancip dan sudut yang
lainnya akan tumpul. Pada Gambar 4.7(a), 𝐴𝐵𝐶𝐷 memiliki sudut lancip A dan sudut
tumpul D. Perhatikan bahwa panjang kedua sisi segitiga yang termasuk ∠𝐴 dan ∠𝐷 adalah
̅̅̅̅ terletak di seberang sudut tumpul 𝐴𝐷𝐶 di
kongruen. Pada Gambar 4.7(b), diagonal 𝐴𝐶
̅̅̅̅ terletak di seberang sudut lancip 𝐷𝐴𝐵 di
𝐴𝐶𝐷, dan diagonal 𝐵𝐷 𝐴𝐵𝐷. Pada Gambar 4.7(c)
dan (d), kita telah mengambil 𝐴𝐶𝐷 dan 𝐴𝐵𝐷 dari 𝐴𝐵𝐶𝐷 Gambar 4.7(b). Perhatikan
̅̅̅̅ (berlawanan ∠𝐷 tumpul) lebih panjang dari 𝐷𝐵
bahwa 𝐴𝐶 ̅̅̅̅ (berlawanan ∠𝐴 lancip).

Gambar 4.7
Berdasarkan Lemma 4.1.7 dan pembahasan sebelumnya, kita memiliki teorema berikut.

Teorema 4.1.8
Dalam jajar genjang dengan pasangan sudut berurutan yang tidak sama, diagonal
yang lebih panjang terletak di seberang sudut tumpul.

Contoh 4
Dalam jajar genjang 𝑅𝑆𝑇𝑉 (tidak ditampilkan), m∠𝑅 = 67°.
a) Temukan ukuran ∠𝑆
̅̅̅̅ atau 𝑆𝑉
b) Tentukan diagonal mana (𝑅𝑇 ̅̅̅̅ ) yang memiliki panjang terbesar.
Solusi:
a) m∠𝑆 = 180° − 67° = 113° (∠𝑅 dan ∠𝑆 adalah suplemen)
b) Karena ∠𝑆 adalah tumpul, diagonal yang berhadapan dengan sudut ini lebih
̅̅̅̅ adalah diagonal yang lebih panjang.
panjang; oleh karena itu 𝑅𝑇
***
Untuk menyelesaikan contoh 5 kita menggunakan pendekatan tidak langsung.
Contoh 5
̅̅̅̅ dan 𝐵𝐷
Pada jajar genjang 𝐴𝐵𝐶𝐷 (tidak diperlihatkan), 𝐴𝐶 ̅̅̅̅ adalah diagonal, dan 𝐴𝐶 >
𝐵𝐷. Tentukan sudut jajar genjang yang tumpul dan sudut mana yang lancip.
Solusi:
Karena diagonal yang lebih panjang ̅̅̅̅
𝐴𝐶 terletak di seberang sudut B dan D, sudut-sudut
ini tumpul. Sudut A dan C yang tersisa harus lancip.
***
Contoh berikutnya menggunakan aljabar untuk menghubungkan ukuran sudut dan panjang
diagonal.
Contoh 6
Dalam 𝑀𝑁𝑃𝑄 pada Gambar 4.8, m∠𝑀 = 2(𝑥 + 10) dan m∠𝑄 = 3𝑥 − 10. Tentukan
diagonal mana yang lebih panjang, ̅̅̅̅
𝑄𝑁 atau ̅̅̅̅̅
𝑀𝑃

Gambar 4.8
Solusi: Sudut-sudut yang berurutan M dan Q saling bersuplemen, jadi m∠𝑀 + m∠𝑄 =
180°.
2(𝑥 + 10) + (3𝑥 − 10) = 180
2𝑥 + 20 + 3𝑥 − 10 = 180
5𝑥 + 10 = 180 → 5𝑥 = 170 → 𝑥 = 34
Maka m∠𝑀 = 2(34 + 10) = 88°, sedangkan m∠𝑄 = 3(34) − 10 = 92°. Karena
̅̅̅̅̅ (berhadapan ∠𝑄) lebih panjang dari 𝑄𝑁
m∠𝑄 > m∠𝑀, diagonal 𝑀𝑃 ̅̅̅̅.
***
KECEPATAN DAN ARAH PESAWAT
Agar penerapannya mengikuti Contoh 7, kami menunjukkan kecepatan pesawat terbang
atau angin dengan menggambar panah terarah. Dalam setiap kasus, skala digunakan pada
kisi-kisi di mana garis utara-selatan bertemu dengan garis timur-barat pada sudut siku-siku.
Perhatikan sketsa pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9
Dalam beberapa aplikasi ilmiah, seperti Contoh 7, jajar genjang dapat digunakan untuk
menentukan solusi masalah. Misalnya, Hukum Jajar Genjang memungkinkan kita untuk
menentukan kecepatan dan arah yang dihasilkan dari sebuah pesawat ketika kecepatan
pesawat dan angin dianggap bersama-sama. Pada Gambar 4.10, panah yang mewakili dua
kecepatan ditempatkan dari ujung ke ujung dari titik asal. Karena urutan kedua kecepatan
adalah reversibel, penggambaran mengarah ke jajar genjang. Dalam jajaran genjang, panjang
dan arah diagonal yang menyelesaikan masalah. Dalam Contoh 7, akurasi sangat penting
dalam menskalakan gambar yang mewakili masalah. Jika tidak, penggaris dan busur derajat
akan memberikan hasil yang buruk dalam jawaban Anda.
Gambar 4.10
Contoh 7
Sebuah pesawat terbang ke utara dengan kecepatan 500 km/jam. Jika angin bertiup dengan
kecepatan 50 km/jam dari barat ke timur, berapakah kecepatan dan arah pesawat yang
dihasilkan?
Solusi: Dengan menggunakan penggaris untuk mengukur diagonal jajaran genjang, kami
menemukan bahwa panjangnya sesuai dengan kecepatan sekitar 505 km/jam. Menggunakan
busur derajat, kami menemukan bahwa arahnya kira-kira LU 6° BT. (Lihat Gambar 4.11.)
Catatan: Kecepatan sebenarnya kira-kira 502,5 km/jam sedangkan arahnya adalah LU 5,7°
BT.

Gambar 4.11

Anda mungkin juga menyukai