Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PENCERMINAN DAN SETENGAH PUTARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa memahami pencerrninan dan setengah putaran
B. Tujuau Pembelajaran Khusus
Seteiah selesai mempelajari Bab ini Anda diharapkan dapat
1. Menentukan atau melukis hasil pencerminan suatu unsur.
2. Menentukan atau melukis hasii setengah putaran dari suatu unsur.
3. Menyatakan suatu setengah putaran sebagai komposisi dari dua
buah pencerminan.
4. Membuktikan sifat suatu pencerminan atau setengah putaran.
5. Menggunakan konsep pencerminan atau setengah putaran untuk
menyelesaikan suatu persoalan.
6. Menentukan keanggotaan suatu elemen dengan menggunakan
metode invers.
C. Uraian Materi
4.1 Pencerminan
Definisi 4.1

Pencerminan terhadap garis s yang dinotasikan dengan


M s adalah pemetaan yang
didefinisikan dengan

1) M s ( P )=P jika P padas

2) M s ( P )=P ' jika P di luar s dan s adalah sumbu dari PP' .


Catatan

 Garis s merupakan sumbu dari PP' jika s membagi PP' menjadi dua bagian yang

sama panjang dan s⊥PP' .


 Garis s disebut dengan sumbu pencerminan.

 Setiap garis yang tegak lurus terhadap s ditentukan oleh


Ms

 Tidak ada pencerminan yang berupa suatu identitas.


 Garis s disebut dengan sumbu pencerminan.
 Setiap garis yang tegak lurus terhadap s ditentukan oleh M s
 Tidak ada pencerminan yang berupa suatu identitas.

Gambar 4.1
Teorema 4.1
Pencerminan adalah suatu transformasi.

Bukti:
Untuk P s maka M s ( P )=P. Untuk P s maka ada dengan tunggal titik Q sehingga s merupakan
sumbu dari PQ dan juga berlaku M s ( Q )=P . Untuk menunjukkan M s injektif, misalkan ada
dua titik berlainan A dan B sedemikian sehingga A B dan M s ( A )=M s ( B )=K . Jika K di luar
s maka s haruslah merupakan sumbu dari AK dan BK . Berarti ada suatu garis yang
merupakan sumbu dari dua ruas garis yang memiliki titik ujung yang sama ( K ) . Jelas hal
tersebut tidak mungkin. Jika K pada s maka A dan B keduanya pada s. Hal ini berarti,
A=M s ( A)=M s (B)=B . Berarti terjadi kontradiksi dengan yang diasumsikan.

Teorema 4.2
Untuk sembarang garis s, M s M s=I dengan I suatu identitas.

Bukti:
Untuk sembarang titik P akan dibuktikan M s M s (P)=P.
Misalkan M s (P)=P ' , maka M s [ M s (P)]=M s ( P '). Tapi s merupakan sumbu dari PP' .
Selanjutnya misalkan M s (P ' )=P . Akibatnya s merupakan sumbu dari P ' P} ¿ Karena s
adalah sumbu dari ruas garis yang memiliki satu titik sekutu yakni P ' maka ruas garis
tersebut haruslah tunggal. Akibatnya,
PP '=P ' P ¿ atau P=P
Kesimpulannya, M s [ M s (P)]=P

Akibat 4.1
Untuk sembarang garis s, maka M −1
s =M s

4.2 RUMUS PENCERMINAN


Misalkan persamaan sumbu pencerminan s berbentuk
s :ax +by +c=0 ( gradien dari s adalah ) .
P diluar s sehingga P '=M s ( P).
b
Persamaan garis yang melalui P dan P' dan tegak lurus sharuslah bergradien sehingga
a
harus terpenuhi (Lihat gambar 4.1)

'
y −y b ' '
'
= atau b x −a y =bx−ay (1)
x −x a

Titik tengah PP' terletak pada s sehingga harus terpenuhi

( ) ( )
' '
x+x y+y
a +b +c=0 atau a x ' + b y ' =−ax−by −2 c(2)
2 2

Dengan mensubstitusi (1) pada (2) maka diperoleh


( b2 −a2 ) x−2 aby−2 ac 2 a ( ax+ by+ c )
x '= 2 2
=x− ( 3)
a +b a2 +b 2

( a2−b 2) y−2abx −2 ac 2 b ( ax +by +c )


y '= 2 2
=y− 2 2
a +b a +b

Contoh 4.1
Diketahui garis s :2 x – y – 3=0, titik A( 6,4) dan garis g : x+ y – 6=0. Dengan
mensubstitusikan a=2, b=−1 dan c=−3 pada (3) maka diperoleh M s :
1
x ' = (−3 x+ 4+12 )(4)
5
1
y '= (4 x+3 y −6)
5
Dengan mensubstitusikan x=6 dan y=4 pada persamaan di atas diperoieh x '−2 dan
y '=6. Akibatnya, M s ( A )=(2,6). Selanjutnya akan dicari M −1
s ( g). Untuk itu, pandanglah

bahwa garis g merupakan hasil pemetaan suatu garis h sedemikian sehingga berlaku
M s (h)=g . Selanjutnya misalkan g=h ' dengan persamaan h ' : x ' + y ' −6=0 . Dengan
rnensubstitusikan ( 4) pada persamaan h' maka diperoleh
' 1 1
h : (−3 x+ 4 y +12 ) + ( 4 x +3 y−6)−6=0
5 5
Jadi, M −1
s ( g) menghasilkan garis dengan persamaan x +7 y−24=0 .

Contoh 4.2
Tulis bentuk rumus M s bila s adalah garis dengan persamaan berbentuk x + y=4. Selanjutnya
2 2
tentukanlah M s (4 x + y =4)
s : x+ y=4 atau s : x+ y−4=0. Jadi a=1 ; b=1 dan c=−4 . Dari (3) diperoleh M s
x ' =− y +4
y '=−x+ 4
Dengan mensubstitusikan y=−x+ 4 dan x=− y '+ 4 pada 4 x2 + y 2=4 maka akan diperoleh
2 2
M s (4 x + y =4) dengan persamaan
2 2
4 (− y + 4 ) + (−x + 4 ) =4
' '

Teorema 4.3
Untuk sembarang garis s maka Ms merupakan suatu isometri.

4.3 SETENGAH PUTARAN


Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas bahwa pencerminan (terhadap suatu garis)
merupakan dasar untuk mempelajari transformasi. Hal ini benar karena setiap isometri
merupakan suatu pencerminan atau komposisi dua atau lebih pencerminan. Di samping itu
telah diperlihatkan bahwa pencerminan merupakan suatu contoh involusi (pemetaan yang
inversnya adalah dirinya sendiri) yang sangat bagus.
Salah satu contoh pemetaan yang juga merupakan involusi adalah setengah putaran
terhadap suatu titik tertentu.
Definisi 4.2
Setengah putaran terhadap suatu titik A adalah pemetaan (dinotasikan H A ) yang
didefinisikan untuk setiap titik P pada bidang yang memenuhi
1. H A ( A)=A
2. Jika P ≠ A maka H A ( P )=P ' dengan A adalah titik tengah dari PP '
H A disebut pula dengan simetri titik dengan pusat A .

Gambar 4.2

Teorema 4.4
Jika A suatu titik yang diketahui, s dan t dua garis yang saling tegak lurus dan
berpotongan di A maka H A =M s M t

Bukti :

Gambar 4.3

Tanpa kehilangan umumnya bukti, misalkan s adalah sumbu X, t adalah sumbu Y dan A =
(0,0). Untuk sembarang titik P akan titunjukkan
H A ( P)=M s M t (P )
o o o o
Misalkan P( x , y )≠A dan H A ( P)=P (x , y ) , dengan A titik tengah PP .

(0,0)= ( 2 2 )
x + xo y + yo
, o o
. Akibatnya, x =−x ; y =− y .
H A ( P)=(−x,− y) dan M s M t (P )=M s (−x, y )=(−x,− y )

H A ( A )= A dan M s M t ( A )=M s ( A )= A . Jadi, H A=M s M t

Teorema 4.5

Jika s dan t garis yang tegak lurus maka


M s M t =M t M s

Bukti :
Karena s ⊥ t di bidang datar yang sama maka s dan t berpotongan di suatu titik sebutlah titik

A. Menurut Teorema 4.4 maka


M s M t =H A dan juga M t M s =H A

Akibat 4.2
−1
Untuk sembarang setengah putaran H A maka H A =H A
Teorema 4.6
Setengah putaran merupakan suatu isometri

4.4 RUMUS SETENGAH PUTARAN


Berikut ini akan dicoba untuk memberikan rumus setengah putaran secara analitis.

Untuk itu misalkan diketahui titik A ( p,q) . Misalkan H A memetakan titik P ( x , y ) ke


P' ( x' , y ' ) . Karena A titik tengah dari PP' maka berlakulah
' '
x+ x y+ y
p= q=
2 dan 2 atau
' '
x =−x+2 p ; y =− y+2 q .
Berdasarkan hubungan tersebut maka secara analitis, setengah putaran dapat didefinisikan
seperti berikut.

Definisi 4.3
Jika A ( p,q) suatu titik, setengah putaran dengan pusat A yang dinotasikan dengan
HA

adalah pemetaan dengan rumus

{¿ y =−y+2q
'
'
x =−x+2p

Teorema 4.7
'
Misalkan H A suatu setengah putaran, s sembarang garis dan s =H A (s) .
'
A ∈s s =s
(a) Jika maka
'
A ∉s s
(b) Jika maka sejajar s.

Bukti :

A ∈s t ⊥s M t M s =H A
(a) Misalkan . Jika dan berpotongan di A maka .

'
Akibatnya, s =H A (s)=M t M s ( s )=M t (s) . Karena t ⊥ s dan M t ( s)=s
'
maka s =s .

Gambar 4.4
'
A ∉s P =H A (P ),
(b) Misalkan dan P , Q sembarang titik pada s. Misalkan
Q' =H A (Q ); s ' =H A (s) s
'
P
'
Q
'
s '=P' Q'
. Karena Garis yang memuat dan maka .

PP' QQ' PQP Q


' '
dan merupakan diagonal dari jajar genjang dengan A sebagai
masing – masing titik tengahnya.
Akibatnya, s sejajar s
Gambar 4.5

Teorema 4.8

Satu – satunya titik tetap pada H A adalah A dan garis tetapnya adalah garis yang melalui A.

Bukti :
'
Misalkan g garis yang melalui A dan C. H A (C )=C segaris dengan A dan C dengan
' '
A adalah titik tengah dari ruas garis CC . Akibatnya C ∈ g

yang berlaku untuk setiap titik pada g. Jadi, H A ( g )=g . Secara analitis dapat juga dibuktikan
seperti berikut.

Ambil A ( x 0 , y 0 ) . Untuk sembarang Q, H A (Q)=(−x+2 x 0 ,− y +2 y 0 ) . Misalkan


P( x1 , y 1 ) adalah titik tetapnya maka berlakulah hubungan H A ( P)= (−x 1 +2 x 0 ,− y 1 +2 y 0 )=

( x1 , y 1 )=P . Akibatnya diperoleh

x 1=x 0 dan y 1= y 0 atau P= A


Dari rumus inversnya maka diperoleh
' '
x=−x +2 x 0 dan y=− y +2 y 0 .

Misalkan g sembarang garis dengan persamaan g : px +qy +r =0

Melalui setengah putaran H A dengan A ( x 0 , y 0 ) maka diperoleh


H A ( g ): p(−x ' + 2 x 0 )+q (− y ' +2 y 0 )+r=0
' '
:−px −qy +2 px 0 +2 qy 0 +r=0

agar g merupakan suatu garis tetap maka haruslah g=H A (g ) , yang terpenuhi jika
p q r
= = =−1 atau 2 px 0 +2 qy 0 +2r =0
− p −q 2 px 0 +2qy 0 +r
atau
px0 +qy 0 +r=0 . Artinya, g memuat A( x 0 , y 0 ).
Contoh 4.3
Diberikan dua garis s dan t dan titik A di luar s dan t seperti pada gambar 4.6. Carilah semua
titik X dan Y dengan X berada pada s dan Y berada pada t sehingga A merupakan titik tengah

dari XY .

Jawab :
Prosedur membuat lukisan :

t
P S

A

Q S

Gambar 4.6

H A ( s) H A ( s )=s
'

1. Carilah , misalkanlah
' '
s s
2. Karena sejajar s maka memotong t misalkan di P.
3. Hubungkan PA sehingga memotong s di titik Q

P∈ s
' H A ( s )=s
'
H A ( P)∈ s, HA
4. Karena dan maka Dari definisi maka

H A ( P)∈ PA . Akibatnya, H A ( P)=s∩PA=Q . Jadi A titik tengah dari

PQ Dengan demikian, maka Q dan P adalah titik-titik X dan Y yang dimaksud.

Contoh 4.4

Diketahui segiempat ABCD dan titik P diluarnya. Lukislah H P ( ABCD)


Jawab:
Prosedur membuat lukisan :
1. Lukis simetri C terhadap P namakan C
'

BC . Titik B (⃗
'
2. Tarik ⃗
BP dan garis k melalui C' dengan k // ⃗ BP ,k) merupakan
H P ( B) (Menurut teorema 4.7 (b)).

C ,m// ⃗
'
3. Tarik garis l melalui B .
'
l // ⃗
BA . Juga tarik garis m melalui CA .

Titik A (l, m) adalah H P ( A ).


'

C ,n// ⃗ A , p // ⃗
' '
n CD, p AD.
4. Tarik garis melalui juga tarik garis melalui

Titik D (n , p ) merupakan H P ( D ). .
'

' ' ' '


5. Segiempat A B C D dapat dilukis seperti gambar berikut.

Gambar 4.7

Teorema 4.9

Jika A dan B dua titik berlainan dan K adalah sembarang titik maka H A H B ( K )≠K
Bukti:

Misalkan t=⃗
AB , r dan s adalah dua garis yang tegak lurus terhadap t masing-masing

pada A dan B , berdasarkan Teorema 4.4 maka


H A H B=( M r M t )( M t M s )=[( M r M t ) M t ] M s
=[ M r ( M t M t )] M s =( M r l) M s =M r M s

A B
t
r s
Gambar 4.8

Misalkan K adalah sembarang titik tetap dari H A H B . Dengan demikian berlakulah

H A H B ( K )=K . Karena
H A H B=M r M s maka tentulah berlaku
H A H B ( K )=M r M s ( K )=K dan juga M r [ M r M s ( K )]=M r ( K ). Akan tetapi,

M r [ M r M s ( K )]=[ M r ( M r M s )]( K )]

=[(M r M r )M s )]( K )

=M s ( K )

Akibatnya diperoleh Mr( K )=M s (K ).

Sekarang misalkan K °= M r ( K )=M s ( K ).

Jika K °≠K maka r dan s merupakan sumbu dari KK ° . Tetapi KK ° hanya punya satu
sumbu sehingga r=s . Tetapi r dan s adalah dua garis yang berbeda. Akibatnya diperoleh suatu
kontradiksi.

Jika K °= K maka M r ( K )=K dan M s ( K )=K . Hal ini berakibat bahwa K ∈r dan K ∈ s
(karena semua titik yang berada pada sumbu pencerminan kedudukannya akan tetap).

Artinya, K ∈(r∩s)  atau r dan s berpotongan di K. Hal ini juga merupakan suatu kontadiksi
karena diketahui s dan t adalah dua garis yang sejajar. Dengan demikian, pernisalan bahwa
H A H B ( K )=K tidaklah benar.
Akibat 4.3
Diberikan dua titik berlainan A dan B maka hanya ada satu setengah putaran yang memetakan
A ke B.
Jika s suatu garis dan T suatu kolineasi maka dengan mengambil dua titik berlainan pada s
'
dan selanjutnya mencari petanya maka akan diperoleh persamaan s . Dengan demikian,

misalkan diberikan sembarang titik P( x, y), untuk menyelidiki apakah P berada pada s' cukup
'
dengan mensubstitusikan P pada persamaan s . Jika s bukan suatu garis lurus atau T
bukan suatu kolineasi maka cara seperti di atas tak beriaku. Untuk itu metode invers
merupakan prosedur yang sangat berguna untuk menjawab persoalan yang demikian.

Teorema 4.10

Jika T suatu transformasi, Ω suatu himpunan titik dan A suatu titik yang diketahui maka
−1
A ∈T (Ω)⇔T ( A )∈Ω

Bukti:
⇒ Jika A ∈T (Ω) maka ada B ∈ H sehingga T ( B )= A . Karena T suatu transformasi
−1 −1
maka T mempunyai invers sehingga T [T ( B)]=T ( A ).
−1 −1 −1
Tetapi T [T ( B)]=B , akibatnya T ( A )=B . Akibatnya, T ( A )=B . Karena B ∈ Ω
−1
maka T ( A )∈Ω.
⇐ Jika T −1 ( A )∈Ω maka menurut definisi dari T ,T [T −1 ( A )]∈ T (Ω).

−1
Karena T [T ( A )]= A maka A ∈T (Ω).

Contoh 4.5
2 2
Misalkan Ω={( x , y ): x +4 y =16}, A=(4 ,−3) dan C=(3,1 ). Misalkan pula t adalah
MH .
sumbu X . Selidiki apakah A berada pada hasil pemetaan Ω dibawah transormasi t c

Jawab :

Perhatikan bahwa
−1
( M t H c ) =H −1 M t =H c Mt
c .

Untuk sembarang titik P( x, y) maka


M t ( P)=( x ,− y) dan H C (P )=(6−x , 2− y).
Akibatnya,
( M t H C )−1 ( P )=H C M t ( P )=H C ( x,− y )=(6−x , 2+ y)
Dengan demikian, maka
( M t H C )−1 ( A )=( M t H C )−1 (4 ,−3)=(2 ,−1 ).
Akan tetapi 22 +4 (−1 )2≠16
Jadi, ( M t H C )−1 ( A )∉Ω atau A ∉ M t H C (Ω) (menurut Teorema 4 .10 )
Dengan melakukan sedikit modifikasi maka teknik metode invers dapat digunakan untuk
menentukan persamaan hasil pemetaan suatu himpunan jika persamaan dari himpunan yang
diberikan diketahui.
Berdasarkan Contoh 4.5 di atas maka untuk sembarang titik P(x , y),
P∈ M t H C (Ω) ⇔ ( M t H C )−1 (P )∈ Ω
Perhatikan, (M t H C )−1 ( P )=(6−x , 2+ y ). Akibatnya,
( M t H C )−1 ( P)∈Ω ⇔ (6−x , 2+ y ) ∈ {( x , y ): x 2 +4 y 2 =16 }
yang akan benar jika dan hanya jika (6−x )2 +4 (2+ y )2 =16 .
Dengan demikian,
P( x , y)∈ M t H C (Ω ) ⇔ P( x , y )∈ {( x , y ) :(6−x )2 +4(2+ y )2=16 }
2 2
Yang berarti bahwa x +4 y −12 x+16 y+36=0 mendefinisikan persamaan dari bayangan 

di bawah transformasi T. Gambar  dan M t H C (Ω) diperlihatkan seperti gambar berikut.

Gambar 4.9
D. Latihan

1. Diberikan dua titik A dan B. Lukislah suatu garis s sedemikian sehingga MS(A) = B dan
selanjutnya tentukanlah M S(B).

2. Jika diketahui A(1,3) dan B(-2,-1), tentukanlah persamaan garis s sedemikian sehingga
Ms (A) = B.

3. Diketahui s = {(x,y): x = -3 }
a. Tentukanlah A' = M s (A) jika A = (2,5).
b. Tentukanlah C sedemikian sehingga M s (C) = (-1,7).
c. Jika P(x,y) sembarang titik, tentukanlah M s (P).
4. Diketahui garis s = {(x, y) : y + 2 x = 3} dan A(2,k). Hitunglah nilai k jika diketahui
MS(A)=A.
5. Suatu transformasi T didefinisikan untuk semua titik P(x,y) dengan T(P) = (2x , y-1).
Selidiki apakah T merupakan suatu isometri.
6. Misalkan diketahui suatu garis g={(x, y) : y = x}. Andaikan T suatu transformasi yang
didefinisikan dengan : untuk setiap titik P(x, y) pada bidang V berlaku T(P) = P’ = (y,
x). Buktikanlah bahwa T merupakan suatu pencerminan terhadap garis g.
7. Jika s adalah suatu garis yang melalui sudut asal dengan gradien -1, tentukanlah :
a. Ms(A) = (-2,3)
b. MS(P) untuk P = (x,y).
8. Diketahui suatu garis g. T adalah suatu fungsi yang didefinisikan untuk
setiap titik P pada bidang V berlaku :
 Jika P  g maka T(P) = P.
 Jika P ^ g maka T(P) = P' sedemikian sehingga P' adalah titik tengah
ruas garis ortogona! dari P ke g.
a. Apakah T merupakan suatu transformasi ?
b. Apakah T suatu isometri ?
c. Apabila ada dua trtik A dan B sehingga A'B' = AB dengan A' = T(A) dan B' = T(B),
apakah yang dapat Anda simpulkan tentang A dan B ?
9. Diketahui titik-titik A = (1,-1), B = (4,0), C = (-4,1) dan D = (-2,k). Apabila
T suatu isometri sehingga T(A) = C dan T(B) = D, tentukanlah nilai k.
10. Diketahui suatu sistem sumbu koordinat XOY pada V dan suatu garis s={(x,y):x + y=1}.
a. Jika A = (1,2), tentukanlah M s (A).
b. Jika B = (-2,4) tentukanlah C sehingga M s (C) = B.
c. Jika P = (pi . p2) tentukanlah M s (P).
11. Buktikanlah bahwa suatu perncerminan merupakan suatu involusi.
12. Diketahui s = {(x,y): 2x - y - 3 = 0 } , g = {(x,y) : x + y = 6} dan titik A = (6,4).
Tentukanlah persamaan dari Ms-1(g).
13. Bila s adalah suatu garis yang memiliki persamaan berbentuk x + y = 4,
tentukanlah M s (4x2 + y2 = 4).
14. Ms adalah suatu pencerminan yang membawa A(2,4) ke B(6,0). Tentukanlah hasil M s
bila dikenakan terhadap lingkaran yang mempunyai persamaan berbentuk (x - 1)2 + (y - 2)2
= 4.
15. Diberikan suatu garis s dan sembarang titik A di luar s.
a. Lukislah s' = H A (s).
b. Buktikan bahwa s' // s.
16. Diberikan A ABC dan n WXYZ Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.10
a. Lukislah H k (ABC).
b. Tentukan suatu titik A sehingga H A ( WXYZ) =  WXYZ.
17. Jika A = (-1,0) carilah persamaan garis s dan t sedemikian sehingga B(3,4)  s dan
H A =M s M t .
18. Jika A = (-1,4), s = {(x,y): y = 2x - 1} dan t = {(x,y) : y = - 4x}.
a. Tentukan persamaan t' = H A(t).
b. Jika u adalah sumbu X, tentukan persamaan dari H A (u).
c. Apakah (-5,6) berada dalam H A(s)? Buktikan jawaban Anda!
19. Jika S = {(x,y) : x 2 + (y - 3) 2 = 4 }, t = { (x,y) : y = x } dan A = (3,2),
tentukan apakah D(2,5)  Mt HA(S).
20. Diberikan garis s, titik P dan lingkaran L seperti pada gambar di bawah ini.
AB
a. Dengan menggunakan setengah putaran yang sesuai lukislah sehingga A  L, B 
AB
s dan P adalah titik tengah dari .
b. Tunjukkan bahwa lukisan yang dibuat memenuhi ketentuan yang diinginkan!
c. Berapa banyak penyelesaian yang dapat dibuat?

Gambar 4.11

Anda mungkin juga menyukai