Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH GEOMETRI ANALITIK

VEKTOR

DISUSUN OLEH :

 MEDI YARFAN ( 190406007 )


 WILDAN YESA SANDI RUSERA (190406018)
 DINA SAKINAH NUR NST ( 190406020 )

DOSEN PEMBIMBING : NISHBAH FADHELINA, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana,
yang berjudul ‘’ Vektor “. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Makalah ini.

Langsa,17 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1

1.3 Tujuan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Vektor.............................................................................. 3
2. Notasi Vektor.................................................................................... 3
3. Kesamaan Dua Vektor...................................................................... 4
4. Pengoperasian Vektor....................................................................... 7
5. Soal Latihan....................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 1827 Mobius mempublikasikan Der Barycentrische Calcul,


sebuah buku geometri yang mengkaji transformasi garis dan irisan kerucut. Fitur
baru dalam hasil karya ini adalah pengenalan koordinat barycentric. Diberikan
sembarang segitiga ABC maka jika garis berat a, b, dan c berturut-turutdilukis
pada A, B, dan C maka dapat ditentukan sebuah titik P, yaitu titik berat segitiga.
Mobiusmemperlihatkan bahwa setiap titik P pada bidang datar ditentukan oleh
koordinat homogen [a,b,c]. Garis –garis berat yang diperlukan diletakkan pada
A,B, danC untuk menentukan titik berat P. Yang terpenting disini adalah
pandangan Mobiustentang besaran berarah, sebuah pemunculan awal mengenai
konsep vektor. Pada tahun 1837 Mobius mempublikasikan buku tentang statika di
mana ia secara gamblang menyatakan idenya tentang penyelesaian masalah
besaran vektor bersama dengan dua sumbu koordinat.

Di antara dua hasil karya Monius ini, sebuah karya tentang geometri oleh
Bellavitis dipublikasikan tahun 1832 yang juga membahas besaran yang
merupakan vektor. Odjek dasarnya adalah segmen garis AB dan ia memandang
AB dan BA sebagai dua objek yang berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis
sebagai ‘equipollent’ jika keduanya sama panjang dan paralel. Dalam notasi
modern, dua segmen garis adalah equipollentjika keduanya mewakili dua vektor
yang sama. Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat
penting. Hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini,
agar nantinya dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari vector ?


2. Bagaimana notasi vector ?
3. Apa saja kesamaan dua vector ?

1
4. Bagaimana cara pengoperasian vector ?

1.3. tujuan

1. Dapat menjelaskan pengertian vector


2. Dapat menjelaskan notasi vector
3. Dapat menjelaskan kesamaan dua vector
4. Dapat menjelaskan cara pengoperasian vector

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Vektor dan Notasi Vektor

Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, contohnya:


perpindahan, kecepatan , gaya dan percepatan. Vektor dinotasikan dengan sebuah
huruf dengan anak panah diatasnya misal A, atau dicetak dengan huruf tebal misal
A atau yang lain sesuai perjanjian (pada tulisan ini digunakan huruf biasa tanpa
anak panah dan tidak dicetak tebal). Besar vektor A dinyatakan dengan A atau A.
Vektor A dapat pula dinyatakan dengan OP dan besarnya adalah OP.

Vektor dalam kehidupan sehari-hari salah satu contohnya adalah gaya dan
kecepatan. Sedangkan skalar dalam kehidupan sehari-hari dicontohkan dengan
jarak/ panjang, luas, isi dan temperatur. Besaran vektor perlu melibatkan arah
(direction) di samping besar (magnitude).

Misalnya titik A kita pindahkan ke posisi yang lain menjadi titik B. Pada
perpindahan itu terkandung dua makna, yaitu berapa jauh perpindahannya (jarak)
dan ke arah mana perpindahannya. Perpindahan dari titik A ke titik B tersebut
dapat digambarkan dengan suatu anak panah yang berpangkal di A dan berujung
di B seperti ditunjukkan pada Gambar berikut.

3
Panjang ruas garis AB menyatakan jauh perpindahannya, sedangkan mata
panah menyatakan arah perpindahan. Anak panah yang menyatakan perpindahan
itu disebut vektor. Jadi, vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.
Besaran seperti ini misalnya kecepatan, gaya, momen, dan sebagainya.Suatu
vektor secara geometri disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis
berarah menyatakan panjang (besar vektor), sedangkan arah panah menunjukkan
arah vektor. Vektor diberi nama menurut pangkal dan ujungnya, misalnya AB.
AB dapat dituliskan dengan menggunakan lambang huruf kecil yang dicetak tebal
atau dengan huruf kecil yang dibubuhi tanda panah di atas huruf itu, misalnya atau

a , seperti ditunjukkan pada gambar berikut

Untuk vektor AB dari Gambar, titik A disebut titik pangkal (titik asal),
sedangkan titik B disebut titik ujung (titik terminal).

2.2. Kesamaan Dua Vektor

A. Vektor u dan v dikatakan sebagai dua vektor yang sama apabila


keduanya segaris dan mempunyai panjang dan arah yang sama. Apabila
u dan vadalah dua vektor yang sama, maka hubungan kedua vektor ini
kita tulis dengan notasi u = v.

4
B. Pandang dua buah vektor yang arahnya sama, tetapi panjangnya
berlainan. Dalam hal ini, salah satu vektor dapat dinyatakan
dengan vektor yang lain.

1
AB=2 ⃗
Pada Gambar terlihat bahwa ⃗ CD atau ⃗
CD = ⃗AB .
2

ABsama dengan ⃗
C. Tampak bahwa ⃗ EF, tapi arahnya berlawanan. Dua
buah vektor disebut berlawanan apabila panjangnya sama tetapi
arahnya berlawanan.
AB=−⃗
⃗ EF atau ⃗
EF=−⃗ AB

D. Jika dua buah vektor yang arahnya berlawanan dan panjangnya


tidak sama maka vektor yang satu dapat dinyatakan dengan yang

1
AB=−3 ⃗
lain.⃗ EF atau ⃗
EF = ⃗AB .
3

5
2.3. Vektor dan Sistem Koordinat Kartesius

Suatu vektor disebut vektor satuan bila panjangnya satu satuan. Bila

a
avektor dengan panjang |a| ≠0 maka adalah vektor satuan yang searah dengan
|a|
a.

Perlu diketahui bahwa :

a. Vektor satuan i⃗ memiliki titik awal (0,0,0) dan arahnya searah dengan
sumbu x positif.
b. Vektor satuan ⃗j memiliki titik awal (0,0,0) dan arahnya searah dengan
sumbu y positif.

6
c. Vektor satuan k⃗ memiliki titik awal (0,0,0) dan arahnya searah dengan
sumbu z positif.
d. Ketiga vektor satuan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

i⃗ =1 ⃗i + 0 ⃗j+0 ⃗k atau i⃗ =⌈ 1,0,0 ⌉

⃗j =0 ⃗i +1 ⃗j+ 0 ⃗k atau ⃗j =⌈ 0,1,0 ⌉

⃗j =0 ⃗i + 0 ⃗j+1 ⃗k atau k⃗ =⌈ 0,0,1⌉

2.4. Operasi Vektor

2.4.1. Penjumlahan Pengurangan Vektor

a. Metode Segitiga

Metode segitiga merupakan metode penjumlahan vektor dengan menempatkan


pangkal vektor kedua pada ujung vektor pertama. Hasil penjumlahan vektornya
yaitu vektor yang memiliki pangkal di titik pangkal vektor pertama dan ujung di
ujung vektor kedua.

Contoh :

b. Metode Jajargenjang

Metode jajargenjang merupakan metode penjumlahan dua vektor yang


ditempatkan pada titik pangkal yang sama, sehingga hasil kedua vektornya
merupakan diagonal jajargenjang. Misalkan, terdaat dua vektor A dan B, maka
penjumlahan kedua vektor tersebut dengan metode jajargenjang adalah sebagai
berikut:

7
c. Metode Poligon

Metode poligon merupakan metode penjumlahan dua vektor atau lebih.


Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan pangkal vektor kedua pada ujung
vektor pertama, kemudian menempatkan pangkal vektor ketiga di ujung vektor
kedua dan seterusnya. Resultan dari penjumlahan vektor-vektor tersebut adalah
vektor yang berpangkal di pangkal vektor pertama dan berujung di ujung vektor
akhir.

Misalkan terdapat tiga vektor, A, B dan C, maka penjumlahan ketiga vektor


tersebut dengan metode poligon adalah sebagai berikut:

Contoh :

1. Diketahui vector a = 2i +3j + 4k dan b = i – j + 2k. maka, berapa hasil

a. a – b

b. a + b

8
penyelesaian :

dik =⃗a=2 i+ 3 j+ 4 k

b⃗ =i− j+2 k

2 1 3
()( ) ()
a⃗ + ⃗b= 3 + −1 = 2
4 2 6

2 1 1
()( )()
a⃗ −⃗b= 3 − −1 = 4
4 2 2

2. Diketahui dua vector A = 8 satuan dan B = 4 satuan saling mengapit dua


sudut 60°. Hitunglah besar resultan vector.

Penyelesaian :

R=√ A 2+ B2 +2 AB cos α

R=√ 82+ 4 2+2.8 .4 cos 60 °

R=√64 +16+32

R=√16 × 5=4 √ 5

2.4.2. Perkalian

a. Perkalian titik (dot product)

Bila a dan b adalah vector-vektor, θ adalah sudut antara a dan b 0 θ  π) , maka
dot product yaitu:
a.b = |a| |b| cos θ

9
Bila a,b dan c adalah vektor-vektor dan m adalah skalar, maka berlaku aturan
sebagai berikut.

1) a . b=b . a

2) a ( b+ c )=a . b+b . a

3) m ( a .b )=( m . a ) b=a ( m. b )=( a .b ) m

4) bila a=[ a1 , a2 , a3 ] dan b=[ b1 , b2 , b3 ] maka a .b=a 1 b1 + a2 b 2+ a3 b3

5) a . a=|a|2

6) a . b=0 ( a ≠ 0 ,b ≠ 0 ) , ini berarti a tegak lurus b

Contoh :

3. Dua Buah Vektor A dan B merupakan vektor 3D pada koordinat kartesian.


Jika Vektor a=5 ⃗i +3 ⃗j+ 7 ⃗k dan Vektor b=12 i⃗ −3 ⃗j+ ⃗k . Maka tentukan
panjang masing-masing Vektor,  hasil perkalian titik A.B, dan besar sudut
yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut.

Penyelesaian :

Dik : a=5 ⃗i +3 ⃗j+ 7 ⃗k

b=12 i⃗ −3 ⃗j+ ⃗k

Dit : Panjang Vektor, Hasil Perkalian Titik dan Besar sudut?

Panjang vector :

Hasil perkalian titik

10
Menentukan besar sudut

b. Perkalian silang (cross product)

Bila a dan b adalah vektor-vektor dan θ adalah sudut antara a dan b 0  θ 


π), maka cross product yaitu:

a x b = {|a| |b| sin θ} u

dimana u adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan bidang (a,b) serta a, b, dan
u memenuhi sistem tangan kanan.

Bila a,b dan c adalah vektor-vektor dan m adalah skalar, maka berlaku aturan
sebagai berikut.

11
1) a × b=−b ×a
2) a × ( b+c )=a× b+a × c
3) m ( a ×b )=( ma ) × b=a × ( mb )=( a× b ) m
4) i⃗ × ⃗i = ⃗j × ⃗j=k⃗ × ⃗k =0 ,

i⃗ × ⃗j= ⃗
k , ⃗j× ⃗k =⃗i , ⃗k × i⃗ = ⃗j

5) bila a=[ a1 , a2 , a3 ] dan b=[ b1 , b2 , b3 ] maka

a2 a3 a3 a1 a1 a2
a × b=
[| | | | | | ]
, ,
b2 b3 b3 b1 b1 b2
,

i⃗ ⃗j ⃗k

|
¿ a 1 a2 a3
b 1 b2 b3 |
6)
Panjang dari ax b yaitu|a x b|=¿ a∨¿ b∨sin θ menyatakanluas jajaran genjang yang dua buah sisi
7) Jika ax b= 0 dan a ≠ 0 dan b≠ 0 maka a sejajar dengan b.

Contoh :

4. Apabila diketahui vector a nilainya 4 satuan, vector b nilainya 5 satuan dan


diketahui sudutnya adalah 60°. Maka hasil perkalian silangnya adalah

Penyelesaian :

Dik : a = 4 satuan

b = 5 satuan

α = 60°

dit : hasil perkalian silang ?

jawab :

a × b= {|a||b|sinθ }

a × b=4 ×5 × sin 60°

12
1
a × b=20 × √2
2

a × b=10 √ 2 satuan

5. Dua buah vector 3 dimensi pada sumbu kartesius dimana vektor A = i + 2j


– 3k dan vector B = 2i - 3j + 4k. tentukanlah nilai hasil dari cross product.

Penyelesaian :

Diketahui : A = i + 2j – 3k

B = 2i – 3j + 4k

Ditanya ; A × B……..?

Jawab :

i j k
|
A × B= 1 2 −3
2 −3 4 |
A × B= |−32 −34 |i+|12 −34 | j+|12 −32 |k
A × B= ( ( 2.4 ) — (−3.−3 ) ) i+ (−3 ×2¿−( 1.4 ) j+ (1.−3 )−(2.2)k )

A × B= (−1i−10 j−7 k )

2.2.5. penerapan vector dalam kehidupan sehari-hari

a. Disaat penerjun menjatuhkan diri dari pesawat, tempat ia jatuh tidak tepat
di bawah kapal, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya
yaitu gaya gravitasi dan gaya dorong angin.
b. Ketika perahu menyebrangi sebuah sungai, maka kecepatan gerak perahu
yang sebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air.

13
c. Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busurnya
sebenarnya arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya
tarik tali dari kedua ujung busur tersebut.
d. Pesawat terbang yang ingin terbang dan mendarat menggunakan metode
vektor, sehingga ketika turun tidak langsung jatuh kebawah, tapi melalui
arah vektor yang disesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang berada
didalamnya pun tidak jatuh atau terombang-ambing.
e. Konsep vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain
layang-layang. Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak
lurus terhadap orang yang memegang tali layangan. Dengan demikian
orang tersebut dapat melihat layangan lebih jelas karena ada pengaruh
vektor.
f. Pada saat seorang anak bermain jungkat-jungkit, pada bidang miring
menggunakan gaya vektor, sehingga anak tersebut tidak jatuh dari bidang
miring itu.
g. Seorang pilot pada pesawat terbang menggunakan komputer navigasi yang
dihubungkan dengan cara vektor, sehingga seorang pilot yang mengemudi
tidak salah arah atau berpindah di tempat yang tidak diinginkan.
h. Ketika Upacara bendera dihari senin, pasukan paskibra mengibarkan
bendera dari bawah ke atas. Aplikasi vektor bendera seperti sudut 90
derajat.
i. Pada saat seorang melakukan olahraga tersebut, mereka akan terjun
dengan kemiringan tertentu hingga menginjak tanah.
j. Ketika penerjun menjatuhkan diri dari kapal, tempat ia jatuh tidak tepat di
bawah kapal, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya yaitu
gaya gravitasi dan gaya dorong angin.

14
Soal – Soal Untuk Materi Vector

1. Tentukan nilai dari cos θ jika diketahui a=3 ⃗i + 4 ⃗j+5 ⃗k dan b=2 ⃗i +6 ⃗j
2. Diketahui tiga buah vektor A, B, dan C seperti pada gambar di bawah
ini. Jika panjang dari masing-masing vektor tersebut berturut-turut 6, 8
dan 10 satuan. Maka tentukanlah besar dari perkalian vektor berikut ini:

3. Dua buah vektor 3D, yaitu u=12 i⃗ +3 ⃗j− ⃗k dan v=3 ⃗i +2 ⃗j+ c k⃗ . Tentukan
besar c agar kedua vektor tersebut tegak lurus.
4. Dua buah vektor memiliki komponen 3D pada sumbu kartesian. Jika
vektor a=i⃗ + 2 ⃗j dan vektor b=4 ⃗j+5 ⃗k . Tentukan hasil perkalian silang
(Cross Product) antara vektor A x B.
1 4 3

−3 ( ) () ( )

5. Diketahui bahwaa⃗ = 2 , b= 4 , ⃗c = −4 ,. Jika a⃗ ⊥b⃗ , maka hasil dari
m 5
a⃗ + 2 b⃗ −⃗c adalah

15
Penyelesaian soal :

1. Untuk menemukan nilai cos α kita dapat menggunakan aturan berikut.

2. Besar dari perkalian vector tersebut adalah Karena vektor tidak


memiliki titik awal maka kita bisa pindah vektor tersebut. asalkan kita
tidak mengubah nilai dan arah dari vektor tersebut.

3. Ketika vector searah maka sudut yang dibentuk adalah 0 derajat atau
nilai dari cos 0 = 1, maka
u . v=|u||v|cos 0=¿|u||v|¿

16
Maka, terlebih dahulu kita mencari panjang vector u dan v serta hasil
perkalian dua titik tersebut.
Panjang kedua vector

Hasil perkalian dua vector


u . v=u 1 v1 +u 2 v 2 +u3 v 3
u . v=( 1.2 ) + ( 2.4 ) + ( 3. c )
u . v=10+ 3 c
Maka diperoleh,

Jadi, agar vector searah maka nilai c harus sama dengan 6.


4. Diketahui : A = i + 2j

B = 4j + 5k

Ditanya ; A × B……..?

Jawab :

17
i j k
| |
A × B= 1 2 0
0 4 5

A × B= |24 05|i+|10 05| j+|10 24|k


A × B= ( ( 2.5 ) — ( 0.4 ) ) i+ ( 0.0 ) −( 1.5¿ j+ ( 1.4 )−(2.0)k )

A × B= (10 i−5 j+ 4 k )

5. Karena a tegak lurus b, maka a.b = 0 dengan begitu dapat kita tulis:
1 4
( )( )
2 . 4 =0
−3 m
( 1.4 )+ (2.4 ) + (−3. m )=0
−3 m=−12
m=4
Dengan demikian,
1 4 3

−3( ) ()( )
⃗ c = 2 +2 4 − −4
a⃗ + 2 b−⃗
m 5

1 + 8 −3
(
¿ 2 +8+4
−3 + 8 −5 )
6
()
¿ 14
0

6

jadi ,hasil dari ⃗a +2 b−⃗c = 14
0 ()
6.

18
BAB III

KESIMPULAN

Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan
suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius
XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya.
Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah
vektor. Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris
bawahi.

Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
dinamakan suatu fungsi  u yang dilambangkan dengan  A (u). Dalam tiga dimensi
ditulis A(u) = A1(u)i + A2(u)j + A3(u)k . Contoh fungsi vektor, misalnya
persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam
suatu ruang (R3) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut
disebut medan vektor. Contoh medan vektor, misalnya aliran fluida (gas, panas,
air dan sebagainya) dalam suatu ruangan.

Fungsi vektor dalam dalam duniawi, berkaitan dengan masalah transportasi,


navigasi, komputerisasi, dsb. Sedangkan dalam urusan keagamaan, vektor
berperan untuk menunjukkan kemuliaan Allah SWT. serta menjadikan kita
manusia yang lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Suherman, Maman. 1986. Geometri Analitik Datar. Karunika Jakarta

Suryani, Mulyani. 2017. Buku Ajar Geometri Analitik. Deepublish : Jakarta.

Kamajaya.2007.Cerdas Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media Pratama.

https://www.academia.edu/35447337/MAKALAH_VEKTOR_MATEMATIK
A

20

Anda mungkin juga menyukai