Anda di halaman 1dari 22

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

ANALISIS MATERI MODUL BIDANG STUDI

Oleh: FADILLAH ANRIANI ACHMAD, S.Pd


Bidang Studi : Matematika

Judul Modul Modul 1 - GEOMETRI


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Geometri Datar
2. Geometri Ruang
3. Geometri Transformasi
4. Pembelajaran Geometri
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. Titik, garis, sinar garis, ruas garis, dan bidang
yang dipelajari kesemuanya merupakan objek-objek geometri. Titik,
garis, dan bidang termasuk objek atau unsur geometri
yang tidak didefinisikan (undefine terms) atau dikenal
juga dengan pengertian pangkal. Terdapat hubungan
antara titik dan garis, sehingga melalui tiga titik tak
segaris dapat dibentuk tepat satu bidang datar.

Bangun datar adalah bagian dari bidang datar. Bangun


datar tidak hanya dibatasi oleh garis-garis lurus saja,
tetapi juga bisa dibatasi lengkung. Bangun datar adalah
bangun dua dimensi yaitu panjang dan lebar, dan tidak
mempunyai tinggi atau tebal.

Segitiga adalah gabungan dari tiga segmen/ruas garis


yang titik-titiknya tidak kolinier. Pertemuan ujung-
ujung ruas garis disebut titik sudut. Macam segitiga
dapat dikelompokan melalui panjang sisi dan ukuran
sudutnya. Segitiga memiliki garis-garis istimewa pada
segitiga, yaitu garis berat, garis bagi, garis tinggi dan
garis sumbu. Dua buah segitiga dikatakan kongruen jika
dua segitiga yang sisi-sisinya sama dapat ditulis dengan
S-S-S.

Segi empat adalah gabungan dari empat ruas garis


yang ditentukan oleh empat titik, tiga titik di
antaranya tidak segaris. Kita dapat menggelompokkan
segi empat-segi empat tersebut menurut sisi, sudut, dan
hubungan antara sisi dan sudut dan beberapa sifat dari
segi empat.

Lingkaran adalah garis lengkung (kurva) yang


bertemu pada kedua ujungnya, dan merupakan
himpunan titik-titik yang jaraknya sama terhadap
titik tertentu.

2. Ada 3 objek geometri dalam geometri ruang, yaitu


titik, garis , dan bidang. Tidak setiap objek geometri ada
padanan objek fisiknya, tetapi setiap objek fisik selalu
dapat dicari padanan objek geometrinya.

Persekutuan hanya dapat terjadi pada dua garis, garis


dan bidang, dua bidang, yang tidak sejajar. Dalam
bangun ruang, rusuk merupakan persekutuan dari dua
bidang. Sedang titik sudut merupakan persekutuan dari
tiga bidang.

Dua garis sejajar jika terletak pada satu bidang yang


sama. Garis m sejajar dengan bidang U jika terdapat
garis g di U dan 𝑔 ∥ 𝑚.

Jarak berarti panjang ruas garis terpendek.

3. Translasi adalah perpindahan atau pergeseran setiap


titik dengan arah dan jarak yang sama.

Pencerminan atau refleksi adalah transformasi yang


memindahkan suatu titik dengan menggunakan sifat
benda dan bayangan pada cermin datar. Pada bidang
kartesius sumbu-X, sumbu-Y, garis x = y, x = h, y =k
dapat digunakan sebagai sumbu cermin atau garis
sumbu.

Rotasi atau perputaran pada bidang merupakan suatu


transformasi yang memutar setiap titik pada suatu
bidang. Transformasi tersebut memindahkan titik-titik
dengan memutar titik-titik tersebut sejauh 𝜃 terhadap
suatu titik pusat rotasi.

Dilatasi dapat diartikan sebagai perkalian. Ada juga


yang mengartikan dilatasi sebagai perbanyakan. Dilatasi
merupakan suatu transformasi geometri yang mengubah
ukuran suatu bangun tetapi tidak mengubah bentuk
bangun yang bersangkutan. Perubahan bangun tersebut
bisa memperkecil atau memperbesar ukuran. Karena itu
kadang dilatasi diartikan juga sebagai perbesaran.

4. Agar guru dapat mengajar matematika dengan efektif,


guru harus mengetahui bagaimana peserta didik belajar
matematika. Ilmu yang mengkaji tentang bagaimana
individu belajar dikenal dengan teori belajar atau
psikologi pembelajaran.

Ciri khas dari model pembelajaran salah satunya adalah


adanya sintak atau tahapan-tahapan atau fase-fase.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki sintak: (1)
mengorientasikan peserta didik pada masalah, (2)
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, (3)
mengambangkan penyelidikan individu atau kelompok,
(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan
mempamerkannya, dan (5) Analisis dan evaluasi proses
pemecahan masalah.

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based


Learning (PBL) adalah pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai konteks pembelajaran. Masalah yang
disajikan dapat berupa masalah nyata yang tidak
terstruktur (ill-structured) atau masalah terbuka (open-
ended).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


didefinisikan sebagai suatu rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
ataupun lebih. RPP disusun berdasarkan Kompetensi
Dasar (KD) atau subtema dan dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan atau lebih.

Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yaitu


pendahuluan, inti, dan penutup.

2 Daftar materi yang 1. Mentukan luas yang diarsir dari berbagai gabungan atau potongan bangun
sulit dipahami di datar
2. Menghitung jarak dalam ruang
modul ini
3. Menunjukkan bahwa suatu garis tegak lurus dengan
suatu bidang
4. Hasil kali transformasi

3 Daftar materi yang 1. Konsep garis dan ruas garis


sering mengalami 2. Konsep segiempat dan persegi
miskonsepsi 3. Komposisi Transformasi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

ANALISIS MATERI MODUL BIDANG STUDI

Oleh: FADILLAH ANRIANI ACHMAD, S.Pd


Bidang Studi : Matematika

Judul Modul Modul 2 – ALJABAR DAN PROGRAM LINEAR


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Bentuk Aljabar dan Sistem Persamaan Linear
2. Matriks dan Vektor pada Bidang dan Ruang
3. Program Linear
4. Pembelajaran Aljabar
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar 1. Bentuk Aljabar adalah suatu bentuk matematika yang
materi yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili
dipelajari bilangan yang belum diketahui. Dalam suatu bentuk
aljabar dikenal adanya variabel, konstanta, koefisien, suku
(sejenis dan tidak sejenis), dan faktor.

Operasi bentuk aljabar terdiri dari Penjumlahan,


Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian. Perkalian antar
suku bentuk aljabar dapat menggunakan sifat distributif
sebagai konsep dasarnya. Pemfaktoran bentuk aljabar
dapat dilakukan dengan menggunakan hukum distributif

Persamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan


tanda hubung ”=” sama dengan. Persamaan linear dengan
satu variabel (PLSV) adalah suatu persamaan yang
memiliki satu peubah dan pangkat tertingginya satu.
Penyelesaian (solusi) dari suatu PLSV adalah bilangan yang
menggantikan variabel sehingga persamaan tersebut
menjadi bernilai benar. Persamaan linear dengan dua
variabel (PLDV) adalah persamaan yang memiliki dua
peubah dan pangkat tertingginya satu.

Pertidaksaman adalah kalimat matematika yang dibangun


dengan menggunakan satu atau lebih simbol ( ≤, ≥ ) untuk
membandingkan kuantitas. Prosedur untuk menyelesaikan
pertidaksamaan linear satu variabel:
• Tambahkan kedua ruas dengan bilangan yang sama
• Kurangkan kedua ruas dengan bilangan yang sama
• Kalikan atau bagi kedua ruas dengan positif yang sama.
• Jika mengalikan atau membagikan kedua ruas dengan
bilangan negatif yang sama maka tanda
pertidaksamaannya harus dibalik.

Himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear terdiri


dari titik-titik pada salah satu sisi garis. Menyelesaikan
himpunan pertidaksamaan linear dua variabel dengan cara
sebagai berikut:
• Ubah tanda pertidaksamaan menjadi tanda sama dengan
“=”. (jika tanda < atau > maka garisnya putus-putus, jika
tanda ≤ atau ≥ maka garis tidak putus-putus)
• Ambil titik uji P yang tidak berada pada garis l dan cek
apakah memenuhi pertidaksamaan. Jika titik P memenuhi
pertidaksamaan maka himpunan penyelesaiannya adalah
himpunan titik-titik pada paruh bidang (half-plane) yang
memuat P. Jika titik P tidak memenuhi pertidaksamaan
maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan titik-
titik pada paruh bidang di sisi lain garis l.
• Arsir daerah yang tidak memenuhi pertidaksamaan.
• Himpunan penyelesaiannya dalam gambar berupa daerah
sehingga disebut dengan daerah penyelesaiannya.

Jenis-jenis Sistem Persamaan Linear (SPL)


▪ SPL homogen adalah jika AX=B maka B=0
▪ SPL non homogen adalah jika AX=B maka B≠0
▪ SPL konsisten adalah SPL yang memiliki solusi
▪ SPL tak konsiten adalah SPL yang tidak mempunyai
solusi.

Metode penyelesaian SPL antara lain: Grafik, Eliminasi,


Substituisi, Campuran (eliminasi dan substitusi), serta
Operasi Baris Elementer (OBE) yaitu operasi yang memiliki
langkah mengalikan sebuah baris dengan bilangan real tak
nol, menukar dua baris, menambah kelipatan dari suatu
baris pada yang lain.

2. Matriks adalah susunan persegi panjang dari bilangan-


bilangan. Bilangan-bilangan pada susunan tersebut
disebut entri atau komponen atau elemen dari matriks.
Dua matriks dikatakan sama jika kedua matriks tersebut
berukuran sama dan komponen yang bersesuaian sama.

Jenis-jenis matriks:
▪ Matriks persegi adalah berorder n jika A mempunyai n
baris dan n kolom.
▪ Matriks segitiga bawah adalah jika semua komponen di
atas diagonal utama nol.
▪ Matriks segitiga atas adalah jika semua komponen di
bawah diagonal utama nol.
▪ Matriks segitiga adalah jika matriks A merupakan
matriks segitiga atas atau segitiga bawah.
▪ Matriks diagonal adalah jika A merupakan matrik
segitiga atas dan matriks segitiga bawah.
▪ Matriks skalar adalah jika A merupakan matriks diagonal
dan komponen pada diagonal utama sama.
▪ Matriks identitas (I) adalah jika A merupakan matriks
persegi yang semua komponenpaada diagonal utama
adalah 1 dan komponen lainnya 0.
▪ Matriks nol adalah jika semua komponennya 0.
▪ Matriks kolom adalah jika hanya mempunyai kolom.
Suatu matriks n x n disebut matriks elementer jika dapat
diperoleh dari matriks identitas I berukuran nxn dengan
melakukan satu operasi baris elementer. 12. Jika matriks
A dikalikan dari kiri dengan matriks elementer E, maka
hasilnya EA adalah matriks A yang dikenai operasi baris
elementer yang sama dengan operasi baris elementer yang
dikenakan pada I untuk mendapatkan E.

Matriks transformasi
a) Refleksi adalah transformasi pada 𝑅2 atau 𝑅3 yang
memetakan titik ke bayangan simetrisnya terhadap
garis atau bidang.
b) Rotasi adalah transformasi yang merotasikan setiap
vektor di 𝑅2 sebesar sudut tetap 𝜃 disebut transformasi
rotasi pada 𝑅2 .
c) Translasi adalah transformasi yang memindahkan
(menggeser) setiap titik di 𝑅2 menurut besar dan arah
yang tetap.
d) Dilatasi adalah jika koordinat x dari setiap titik pada
bidang dikalikan konstanta positif, maka efeknya
adalah memperkecil atau memperbesar setiap gambar
bidang pada arah-x.

Vektor pada bidang dan ruang


a) Vektor dinyatakan sebagai ruas-ruas garis bearah.
b) Penjumlahan vektor Jika v dan w dua vektor tak-nol
maka jumlah v + w adalah vektor yang ditentukan sebagai
berikut. Letakkan vektor w sedemikian sehingga titik
pangkalnya berimpit dengan titik ujung v. Vektor v + w
disajikan dengan panah dari titik pangkal v ke titik ujung
dari w
c) Pengurangan vektor Jika v dan w sebarang dua vektor
maka pengurangan w dari v didefinisikan oleh v – w = v + (-
w)
d) Dua vektor u dan v disebut ortogonal, ditulis u ⊥ 𝑣, jika
u.v=0

3. Program linear mempelajari masalah optimum (nilai


maksimum atau minimum) dari fungsi tujuan dengan
kendala/pembatas yang dinyatakan dalam bentuk
persamaan atau pertidaksamaan linear.

Langkah-langkah untuk membuat model matematika


adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tipe masalah (maksimum atau minimum).
b. Mendefinisikan variabel keputusan.
c. Merumuskan fungsi tujuan.
d. Merumuskan fungsi kendala.
e. Menentukan persyaratan nonnegatif.

Metode Grafik adalah untuk menyelesaikan masalah


program linear yang melibatkan 2 variabel dan 2 atau lebih
pertidaksamaan digunakan metode grafik. Metode grafik
dibedakan menjadi 2 yaitu metode titik ekstrim (titik
pojok) dan metode garis selidik.

Teorema Fundamental Program Linear


a. Jika nilai optimal fungsi tujuan masalah program linear
ada maka nilai tersebut dihasilkan oleh satu atau lebih titik
pojok pada daerah penyelesaian fisibel.
b. Jika masalah program linear mempunyai penyelesaian
tidak tunggal, sedikitnya satu dari penyelesaiannya berada
pada titik pojok daerah penyelesaian fisibel.

Teorema Eksistensi Penyelesaian Masalah Program


Linear
a. Jika daerah penyelesaian fisibel masalah program linear
tertutup maka nilai maksimum dan nilai minium fungsi
tujuan ada.
b. Jika daerah penyelesaian fisibel masalah program linear
tidak tertutup dan koefisien fungsi tujuan bernilai positif
maka nilai minimum fungsi tujuan ada tetapi nilai
maksimumnya tidak ada.
c. Jika daerah penyelesaian fisibel masalah program linear
kosong (artinya tidak ada titik yang memenuhi semua
fungsi kendala) maka nilai maksimum dan nilai minimum
fungsi tujuan tidak ada.

Dualitas adalah model maksimumnya, jika dianggap


primal maka model minimumnya sebagai dual. Begitu pula
sebaliknya, jika model maksimumnya sebagai dual maka
model minimumnya sebagai primal.

4. Menurut Bruner, pengetahuan dibentuk melalui tahapan


enaktif, ikonik, dan simbolik.

Discovery Learning (DL) menggunakan pendekatan


berpusat pada siswa dimana siswa menemukan
pengetahuan baru melalui pengalaman aktif dan langsung
serta mengkonstruksi konsep baru berdasarkan
pengetahuan yang sudah ada. Sintaks pembelajaran
discovery learning menurut Kemendikbud (2012: 6) adalah:
(1) stimulation; (2) problem statement; (3) data collecting; (4)
data processing; (5) verification; dan (6) generalization.

Empat keterampilan abad 21 adalah


1) Creativity
Peserta didik dapat menghasilkan, mengembangkan,
dan mengimplementasikan ide-ide mereka secara
kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok.
2) Critical Thinking
Peserta didik dapat mengidentifikasi, menganalisis,
menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti,
argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara
luas melalui pengkajian secara mendalam, serta
merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Communication
Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan
gagasan secara efektif menggunakan media lisan,
tertulis, maupun teknologi.
4) Collaboration
Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah
kelompok dalam memecahkan permasalahan yang
ditemukan.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam
pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan
para pelaku pendidikan. Lima nilai utama karakter yang
saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK adalah
religius, nasionalis, mandiri, gotong- royong, integritas.

2 Daftar materi 1. Vektor bidang dan ruang


yang sulit 2. Matriks Transformasi R3
dipahami di 3. Metode Simpleks
4. Dualitas
modul ini

3 Daftar materi 1. Aturan Cramer


yang sering 2. Membuat model matematika tentang pertidaksamaan
mengalami 3. Menentukan nilai optimum menggunakan garis selidik
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

ANALISIS MATERI MODUL BIDANG STUDI

Oleh: FADILLAH ANRIANI ACHMAD, S.Pd


Bidang Studi : Matematika

Judul Modul Modul 3 – KALKULUS DAN TRIGONOMETRI


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Fungsi Trigonometri
2. Fungsi, Jenis Fungsin dan Limit Fungsi
3. Turunan dan Aplikasi Turunan
4. Antiturunan, Integral, dan Aplikasi Integral
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar 1. Pada sebuah segitiga 𝐴𝐵𝐶, sin 𝐵 = , cos𝐵 =
𝒃 𝒂
, dan tan 𝐵 =
𝒄 𝒄
materi yang 𝒃
dengan 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 merupakan panjang sisi-sisi yang
dipelajari 𝒂
berada di depan sudut 𝐴, 𝐵, dan 𝐶.

Fungsi trigonometri lainnya didefinisikan:


𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝟏 𝟏 𝟏
tan 𝜃 = , cot 𝜃 = , sec 𝜃 = , dan csc 𝜃 = .
𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐭𝐚𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝜽

Sifat-sifat fungsi trigonometri diberikan berikut.


▪ Sin2𝜃 + sin2 𝜃 = 1
▪ Jika cos𝜃 ≠ 0, maka 1 + tan2 𝜃 = sec2 𝜃
▪ Jika sin𝜃 ≠ 0, maka 1 + cot2 𝜃 = csc2 𝜃
▪ sin(−𝜃) = −sin𝜃 dan cos(−𝜃) = cos𝜃
▪ sin(𝜋2 − 𝜃) = cos𝜃 dan cos(𝜋2 − 𝜃) = sin𝜃
▪ sin(𝜋2 + 𝜃) = cos𝜃 dan cos(𝜋 2 + 𝜃) = −sin𝜃
▪ sin(𝜋 − 𝜃) = sin𝜃 dan cos(𝜋 − 𝜃) = −cos𝜃
▪ sin(𝜋 + 𝜃) = −sin𝜃 dan cos(𝜋 + 𝜃) = −cos𝜃
▪ sin(3𝜋2 − 𝜃) = −cos𝜃 dan cos(3𝜋2 − 𝜃) = −sin𝜃
▪ sin(3𝜋2 + 𝜃) = −cos𝜃 dan cos(3𝜋2 + 𝜃) = sin𝜃
▪ sin(2𝜋 − 𝜃) = −sin𝜃 dan cos(2𝜋 − 𝜃) = cos𝜃
▪ sin(2𝜋 + 𝜃) = sin𝜃 dan cos(2𝜋 + 𝜃) = cos𝜃

Aturan sinus pada segitiga ABC diperluas menjadi:


𝑎 𝑏 𝑐
= = = 2R,
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶

dengan R merupakan jari-jari lingkaran luar


segitiga serta 𝑎 panjang sisi di depan sudut 𝐴, 𝑏 panjang
sisi di depan sudut 𝐵, dan 𝑐 panjang sisi di depan sudut
C.

Aturan cosinus mengatakan pada segitiga ABC


berlaku :
a2 = b2 + c2 – 2bc cos A
b2 = a2 + c2 – 2ac cos B
c2 = a2 + b2 – 2ab cos C
Sebuah fungsi f dikatakan periodik jika terdapat
sebuah bilangan positif p sehingga f (x + p) = f(x) ∀x ∈
Df. Nilai p terkecil disebut periode.

Rumus jumlah dan selisih fungsi trigonometri


• Identitas jumlah dan selisih sudut
• Identitas sudut ganda
• Identitas setengah sudut
• Identitasi jumlah fungsi trigonometri
• Identitas perkalian fungsi trigonometri

2. Suatu fungsi f dari himpunan A ke B merupakan pasangan


terurut 𝑓 ⊂ 𝐴 × 𝐵 sedemikian sehingga memenuhi dua hal:
(1) ∀𝑥 ∈ 𝐴∃𝑦 ∈ 𝐵 ∋ (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑓 dan
(2) (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑓 dan (𝑥, 𝑧) ∈ 𝑓 ⇒ 𝑦 = 𝑧.

Jenis-jenis fungsi antara lain: (a) fungsi satu-satu


(injektif), (b) fungsi pada (surjektif), (c) fungsi bijektif, (d)
fungsi naik, dan (e) fungsi turun.

Fungsi logaritma merupakan invers dari fungsi eksponen.

Operasi fungsi meliputi: penjumlahan, pengurangan,


perkalian dengan skalar, perkalian dua fungsi, dan
pembagian dua fungsi. Misalkan f dan g adalah fungsi-
fungsi dan k suatu konstanta. Fungsi-fungsi 𝑓 + 𝑔, 𝑓 − 𝑔,
𝑘𝑔, 𝑓. 𝑔, dan 𝑓/𝑔 didefinisikan pada daerah definisinya
sebagai berikut:
(a) (𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)
(b) (𝑓 − 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)
(c) 𝑘𝑔(𝑥) = 𝑘 . 𝑔(𝑥)
(d) (𝑓. 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥). 𝑔(𝑥)
(e) ( 𝑓/𝑔 ) (𝑥) = 𝑓(𝑥)/𝑔(𝑥) , 𝑔(𝑥) ≠ 0

Limit fungsi 𝑓 bernilai 𝐿 untuk 𝑥 → 𝑐 ditulis lim 𝑥→𝑐 𝑓(𝑥) =


𝐿, jika dan hanya jika untuk setiap > 0 terdapat 𝛿 > 0
sedemikian hingga |𝑓(𝑥) − 𝐿| < , jika 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿, yaitu 0
< |𝑥 − 𝑐| < 𝛿 ⇒ |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀.

3. Suatu fungsi mempunyai turunan pada suatu


titik apabila turunan dari pihak kiri sama dengan
turunan dari pihak kanan pada titik tersebut atau
𝑓′(𝑐) ada apabila 𝑓− ′(𝑐) = 𝑓+ ′(𝑐).

Fungsi yang nilai fungsinya disajikan dalam ruas


yang berbeda yaitu 𝑦 = 𝑓(𝑥) disebut fungsi
eksplisit; Sedangkan fungsi yang penyajian nilai
fungsinya tidak seperti itu disebut fungsi
implisit. Untuk mencari turunan fungsi implisit
dilakukan melakukan proses penurunan pada kedua
ruas dengan menggunakan teorema turunan yang
sesuai.

Syarat suatu fungsi mempunyai invers adalah fungsi


tersebut adalah fungsi injektif dan domain dari fungsi
inversnya adalah Range dari fungsi semula.

Suatu nilai disebut nilai ekstrim mutlak dari suatu


fungsi jika nilai tersebut merupakan nilai ekstrim fungsi
pada domain fungsi tersebut; Sedangkan suatu nilai
disebut nilai ekstrim relatif dari suatu fungsi jika nilai
tersebut merupakan nilai ekstrim fungsi pada suatu
selang yang merupakan himpunan bagian dari domain
fungsi tersebut. Nilai ekstrim mutlak suatu fungsi juga
merupakan nilai ekstrim relatif.

Apabila 𝑐 suatu nilai ekstrim dari fungsi 𝑓 maka 𝑐


haruslah merupakan bilangan kritis fungsi 𝑓 dan 𝑐
memenuhi salah satu dari: 𝑐 merupakan titik ujung 𝐼, 𝑐
merupakan titik stationer 𝑓, atau 𝑐 merupakan titik
singular 𝑓.

Kemonotonan grafik fungsi dapat dilihat dari nilai


turunan pertama fungsi tersebut. Penentuan nilai
ekstrim suatu fungsi dapat dilakukan dengan uji turunan
pertama. Kecekungan grafik fungsi dapat diperiksa
menggunakan turunan kedua dari fungsi tersebut.
Penentuan nilai ekstrim juga dapat dilakukan dengan uji
turunan kedua dengan syarat 𝑓 ′ (𝑥) dan 𝑓 ′′(𝑥) ada pada l.

4. Antiturunan atau integral tak tentu merupakan


balikan dari turunan. Jika 𝐹′(𝑥)= 𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥
∈ 𝐼 maka F disebut suatu antiturunan f pada selang
I. Keberadaan antiturunan tidak tunggal, untuk
menunjukkan semua antiturunan 𝑓, dapat
2
dituliskan dengan 𝐹(𝑥) = 𝑥 + 𝐶, dengan 𝐶 sebarang
konstanta.

Notasi stigma dan jumlah riemann Deret dan


notasi sigma diperlukan dalam pembahasan
tentang jumlah Riemann hingga integral tertentu.

Integral diaplikasikan untuk menemukan luas daerah


pada bidang datar yang dibatasi dua grafik fungsi, volume
benda putar, luas permukaan benda putar.

2 Daftar materi 1. Invers fungsi trigonometri


yang sulit 2. Limit
dipahami di 3. Aplikasi turunan dan integral
modul ini
3 Daftar materi 1. Volume benda putar
yang sering
mengalami
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

ANALISIS MATERI MODUL BIDANG STUDI

Oleh: FADILLAH ANRIANI ACHMAD, S.Pd


Bidang Studi : Matematika

Judul Modul Modul 4 – KOMBINATORIKA DAN STATISTIKA


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Kaidah Pencacahan, Permutasi, dan Kombinasi
2. Teori Peluang
3. Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran
4. Pembelajaran Kombinatorika dan Statistika
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar 1. Aturan Pengisian Tempat adalah Misalkan ada 𝑛
materi yang tempat tersedia dengan 𝑘1 adalah banyaknya cara
dipelajari mengisi tempat pertama, 𝑘2 adalah banyaknya
cara mengisi tempat kedua, dan seterusnya hingga
𝑘𝑛 adalah banyaknya cara mengisi tempat ke-𝑛.
Maka banyaknya cara mengisi tempat adalah 𝑘1 ×
𝑘2 × 𝑘3 × kn

Kaidah Perkalian Berlaku bagi penyusunan atau


pemilihan objek yang dilakukan beberapa tahap
dan dilaksanakan sekaligus. Pada setiap tahap
dimungkinkan beberapa cara (alternatif)
penyusunan atau pemilihan.

Kaidah penjumlahan yaitu tindakan pemilihan


atau penyusunan yang dilakukan dalam beberapa
tahap pemilihan atau penyusunan yang tidak
dilaksanakan sekaligus, akan tetapi dilakukan
berdasarkan salah satu tahap.

Banyaknya permutasi obyek yang diambil dari


obyek berbeda, dengan 𝑟 ≤ 𝑛 adalah yang
didefinisikan dengan :

Banyaknya permutasi n unsur yang memuat k


unsur yang sama, m unsur yang sama dan p unsur
yang sama dengan 𝑘 + 𝑚 + 𝑝 ≤ 𝑛 ditentukan dengan
rumus:

Banyaknya permutasi siklis dari n unsur tersebut


dirumuskan dengan:
Suatu kombinasi unsur yang diambil dari unsur
yang tersedia (tiap unsur tersebut berbeda) adalah
suatu pilihan dari unsur tadi tanpa memperhatikan
urutannya. Banyaknya kombinasi unsur yang
diambil dari unsur yang tersedia dengan 𝑟 ≤ 𝑛
dirumuskan dengan:

Kata kunci yang membedakan antara kombinasi


dan permutasi adalah memperhatikan atau tidak
memperhatikan urutan.

2. Percobaan adalah setiap proses yang


menghasilkan suatu kejadian. Ruang sampel
adalah semua hasil yang mungkin dari suatu
percobaan. Titik sampel adalah setiap hasil dalam
ruang sampel.

Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga


banyaknya dan setiap titik sampel mempunyai kesempatan
untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian
munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A
dinyatakan dengan :
𝑛(𝐴)
P(A) =
𝑛(𝑆)

Frekuensi Harapan adalah suatu kejadian pada


suatu percobaan adalah hasil kali peluang dengan
frekuensi percobaan A, dinyatakan dengan rumus :

Peluang suatu kejadian mempunyai nilai 0 ≤ P ≤ 1,


artinya : jika P = 0 maka kejadian dari suatu
peristiwa adalah mustahil atau tidak pernah
terjadi, dan jika P = 1.

Kejadian majemuk terjadi apabila ada kejadian


atau percobaan yang terjadi lebih dari satu kali
sehingga menghasilkan kejadian baru. Prinsip
inklusi Eksklusi (PIE) adalah bentuk paling umum
dari prinsip penambahan pada himpunan. Dua
kejadian disebut saling lepas jika irisan dari dua
kejadian itumerupakan himpunan kosong.

3. Ada beberapa cara menyusun data, yaitu:


Distribusi Data adalah Susunan dari suatu data.
Distribusi Frekuensi kuantitatif adalah penyusunan
data menurut besarnya (kuantitasnya).
Distribusi Frekuensi kualitatif adalah penyusunan
data menurut kualitasnya (kategorinya).
Runtun waktu (time series), yaitu penyusunan data
menurut waktu terjadinya.
Distribusi spasial, yaitu penyusunan data menurut
tempat geografisnya. Di sini hanya akan dibahas cara
penyusunan distribusi frekuensi kuantitatif dan
pembuatan grafiknya.

Penyusunan distribusi frekuensi diawali dengan


menentukan banyaknya interval kelas yang efisien
biasanya antara 5 dan 15 atau dengan menggunakan
Rumus Sturges yaitu : 𝑘 = 1 + 3,322 𝑙𝑜𝑔𝑛. Sedangkan lebar
interval kelas ditentukan dengan membagi jangkauan
(yaitu selisih antara harga terbesar dan terkecil) dengan
banyak interval kelas yang digunakan.

Penggambaran Distribusi Frekuensi dilakukan dengan


beberapa cara antara lain : histogram, poligon dan ogive.

Ukuran Pemusatan dari sekumpulan data adalah nilai


tunggal yang representatif bagi keseluruhan nilai data
atau dapat menggambarkan distribusi data itu,
khususnya dalam hal letaknya (lokasinya). Ukuran
Pemusatan Data, antara lain:
Mean, yaitu jumlah semua observasi dibagi banyak
observasi. Untuk data berkelompok, harga mean yang
diperoleh merupakan harga pendekatan, dengan
anggapan bahwa nilai yang terletak pada suatu interval
kelas sama dengan harga titik tengahnya. Mean yang
diperoleh merupakan mean terbobot dengan nilai
bobotnya sama dengan nilai frekuensinya.
Median dari sekumpulan data adalah nilai yang berada
di tengah dari sekumpulan data itu setelah diurutkan
menurut besarnya . Interval median adalah interval
dimana median itu berada, diperoleh dengan
menghitung harga yang nomor ke-n/2 menurut urutan
frekuensinya dari atas ke bawah (dari bawah ke atas).
Kuartil dari sekumpulan data yaitu nilai-nilai yang
membagi empat secara sama dari sekumpulan data itu
setelah diurutkan menurut besarnya.
Modus dari sekumpulan data adalah nilai yang sering
muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi
dalam kumpulan data itu.

Ukuran Penyebaran Data, antara lain:


Jangkauan adalah selisih data terbesar dan terkecil.
Deviasi rata-rata adalah harga rata-rata penyimpangan
tiap data terhadap meannya. Besar perbedaaan antara
data dan meannya adalah harga mutlaknya.
Variansi sampel didefinisikan sebagai jumlah kuadrat
deviasi terhadap mean sampel dibagi 𝑛 – 1. Deviasi
standar sampel didefinisikan sebagai akar positif dari
variansi sampel.

4. Pembelajaran pada materi Kaidah Pencacahan dapat


dilaksanakan dengan model Discovery Learning dengan
sintaks:
1. Stimulation (stimulasi / pemberian rangsangan)
2. Problem Statement (identifikasi masalah)
3. Data Collecting (pengumpulan data)
4. Data Processing (pengolahan data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik kesimpulan).

Pembelajaran pada materi Peluang Kejadian Majemuk


dapat dilaksanakan dengan Model Problem Based Learning
dengan sintaks sebagai berikut.
1. Orientasi peserta didik kepada masalah
2. Mengorganisasi peserta didik
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah

Pembelajaran pada materi Statistika dapat dilaksanakan


dengan Model Project Based Learning dengan sintaks
sebagai berikut.
1. Start with the big question (membuka pertanyaan
dengan suatu pertanyaan menantang)
2. Design a plan for the project (merencanakan proyek)
3. Create schedule (menyusun jadwal aktivitas)
4. Monitor the students and the progress of the project
(mengawasi jalannya proyek)
5. Assess the outcome (penilaian terhadap produk yang
dihasilkan)
6. Evaluate the experience (evaluasi).

Dalam kegiatan pembelajaran dengan sintaks tersebut


juga mengintegrasikan PPK, 4C, dan literasi. Program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah Program
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter
siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik
dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM ) yang terditi dari
religius, integritas, mandiri, nasionalis, gotong royong.
Keterampilan 4C (Communication, Collaboration,
Critical Thinking and Problem Solving, dan
Creativity and Innovation) merupakan kemampuan
sesungguhnya ingin dituju sesuai dengan kondisi abad
21. Adapun Literasi atau melek matematis didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang individu merumuskan,
menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam
berbagai konteks.

2 Daftar materi 1. Binom Newton


yang sulit 2. Ukuran Penyebaran Data
dipahami di
modul ini
3 Daftar materi 1. Binom Newton
yang sering 2. Ukuran Penyebaran Data
mengalami
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

ANALISIS MATERI MODUL BIDANG STUDI

Oleh: FADILLAH ANRIANI ACHMAD, S.Pd


Bidang Studi : Matematika

Judul Modul Modul 5 - BILANGAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keterbagian, Faktor Bilangan, Bilangan Prima,
Kelipatan Bilangan
2. Kongruensi Modulo
3. Notasi Sigma, Barisan, dan Deret
4. Induksi Matematika
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar 1. Bilangan bulat 𝑎 membagi habis bilangan bulat 𝑏 (ditulis
materi yang 𝑎|𝑏) apabila terdapat bilangan bulat 𝑘 sehingga 𝑏 = 𝑎𝑘.
dipelajari Istilah-istilah lain yang mempunyai arti sama dengan 𝑎|𝑏
adalah “𝑎 faktor dari 𝑏” atau “𝑎 pembagi 𝑏” atau “𝑏 kelipatan
𝑎”.

Beberapa sifat terkait keterbagian pada bilangan bulat:


- Jika 𝑎|𝑏 dan 𝑏|𝑐 maka 𝑎|𝑐.
- Jika 𝑎|𝑏 dan 𝑎|(𝑏 + 𝑐) maka 𝑎|𝑏.
- Jika 𝑝|𝑞, maka 𝑝|𝑞𝑟 untuk semua 𝑟 ∈ 𝑍.
- Jika 𝑝|𝑞 dan 𝑝|𝑟, maka 𝑝|𝑞 + r

Suatu bilangan bulat 𝑑 disebut faktor persekutuan dari 𝑎


dan 𝑏 apabila 𝑑|𝑎 dan 𝑑|b.
Bilangan bulat positif 𝑑 disebut FPB dari 𝑎 dan 𝑏 jika dan
hanya jika:
(i). 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏
(ii). jika 𝑐|𝑎 dan 𝑐|𝑏 maka 𝑐 ≤ 𝑑.

Bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏 disebut relatif prima (saling prima)


jika 𝐹𝑃𝐵 (𝑎, 𝑏) = 1.
Setiap bilangan asli lebih dari 1, mempunyai paling sedikit 2
faktor yakni 1 dan bilangan itu sendiri. Jika bilangan asli
hanya memiliki 2 faktor tersebut, maka bilangan tersebut
dinamakan bilangan prima. Setiap bilangan positif yang
lebih besar dari 1 dapat dibagi oleh suatu bilangan prima.

Jika 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛 bilangan-bilangan bulat dengan 𝑎𝑖 ≠ 0


untuk 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛, maka kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan bulat
positif terkecil di antara kelipatan-kelipatan persekutuan
dari 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛.
Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat positif, maka
𝐾𝑃𝐾[𝑎, 𝑏] × 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) = 𝑎𝑏.
2. Dari materi Kegiatan Belajar 2, beberapa bagian yang perlu
diperhatikan adalah definisi kongruensi, teorema-teorema
kongruensi, dan keterkaitan konsep kongruensi dengan
keterbagian, FPB, dan KPK.

Definisi 2.1: 𝑎 ≡ 𝑏(𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑚│𝑝– 𝑞


Definisi 2.2: Suatu himpunan {𝑥, 𝑥, … , 𝑥} disebut suatu
sistem residu lengkap modulo 𝑚. Jika dan hanya jika untuk
setiap y dengan 0 ≤ 𝑦 < 𝑚, ada satu dan hanya satu 𝑥 dengan
1 ≤ 𝑖 < 𝑚, sedemikian hingga 𝑦 ≡ 𝑥(𝑚𝑜𝑑 𝑚) atau 𝑥 ≡ 𝑦(𝑚𝑜𝑑 𝑚).
Definisi 2.3: Suatu himpunan bilangan bulat {𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑘}
disebut suatu sistem residu tereduksi modulo 𝑚 jika dan
hanya jika: (a) (𝑥𝑖 , 𝑚) = 1, 1 ≤ 𝑖 < 𝑘 (b) 𝑥𝑖 ≡ 𝑥𝑗(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk
setiap 𝑖 ≠ 𝑗 (c) Jika (𝑦, 𝑚) = 1, maka 𝑦 ≡ 𝑥𝑖(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk suatu
𝑖 = 1, 2, … , 𝑘
Definisi 2.4: Ditentukan 𝑚 adalah suatu bilangan bulat
positif. Banyaknya residu di dalam suatu sistem residu
tereduksi modulo 𝑚 disebut fungsi 𝜙-Euler dari 𝑚, dan
dinyatakan dengan 𝜙(𝑚).

Teorema 2.1: Untuk bilangan bulat sebarang 𝑎 dan 𝑏, 𝑎 ≡ 𝑏


(𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑎 dan 𝑏 memiliki sisa yang sama
jika dibagi 𝑚.
Teorema 2.2: Kekongruenan sebagai relasi ekivalen. Untuk
𝑚 bilangan bulat positif dan 𝑝, 𝑞, dan 𝑟 bilangan bulat,
berlaku
(1) Sifat Refleksif 𝑝 ≡ 𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) Sifat Simetris 𝑝≡ 𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑞≡𝑝(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) Sifat Transitif Jika 𝑝 ≡ 𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑞 ≡ 𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
𝑝 ≡ 𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
Teorema 2.3: Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟, dan 𝑚 adalah bilangan-bilangan
bulat dan 𝑚 > 0 sedemikian hingga 𝑝 ≡ 𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚), maka:
(1) 𝑝 + 𝑟 ≡ 𝑞 + 𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) 𝑝– 𝑟 ≡ 𝑞– 𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) 𝑝𝑟 ≡ 𝑞𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
Teorema 2.4: Jika 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐 ≡ 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
(1) 𝑎 + 𝑐 ≡ 𝑏 + 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) 𝑎 − 𝑐 ≡ 𝑏 − 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) 𝑎𝑐 ≡ 𝑏𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
Teorema 2.5: Jika 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐 ≡ 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
𝑎𝑥 + 𝑐𝑦 ≡ 𝑏𝑥 + 𝑑𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
Teorema 2.6 Jika 𝑝 ≡ 𝑝𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑝𝑟 ≡ 𝑞𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚𝑟).
Teorema 2.7: Jika 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎 𝑛 ≡ 𝑏 𝑛 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
untuk 𝑛 bilangan bulat positif.
Teorema 2.9: Jika 𝑎 suatu solusi 𝑓(𝑥) ≡ 0(𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑎 ≡ 𝑏
(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑏 juga solusi 𝑓(𝑥) itu.
Teorema 2.10: Jika 𝑑|𝑚 dan 𝑎 ≡ 𝑏(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑
𝑑).
Teorema 2.12: Andaikan (𝑎, 𝑚) = 1. 𝑎𝑥 ≡ 𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan
hanya jika 𝑥 ≡ 𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
Teorema 2.13: Jika 𝑎𝑥 ≡ 𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑝) dengan 𝑝 ∤ 𝑎 dan 𝑝
bilangan basit, maka 𝑥 ≡ 𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑝).
Teorema 2.15: Ditentukan (𝑎, 𝑚) = 1 Jika {𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑘}
adalah suatu sistem residu modulo 𝑚 yang lengkap atau
tereduksi, maka {𝑎𝑥1, 𝑎𝑥2, … , 𝑎𝑥𝑘} juga merupakan suatu
sistem residu modulo 𝑚 yang lengkap atau tereduksi.
Teorema 2.16: Jika 𝑎, 𝑚 ∈ Ζ dan 𝑚 > 0 sehingga (𝑎, 𝑚) = 1,
maka 𝑎 𝜙(𝑚) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
Teorema 2.17: Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima dan 𝑝
tidak membagi 𝑎, maka 𝑎𝑝−1 ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 𝑝)
Teorema 2.18: Jika (𝑎, 𝑚) = 1, maka hubungan 𝑎𝑥 ≡ 𝑏(𝑚𝑜𝑑
𝑚) mempunyai selesaian 𝑥 = 𝑎 𝜙(𝑚)−1 . 𝑏 + 𝑡m
Teorema 2.19: Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima, maka (𝑝–
1)! ≡ −1(𝑚𝑜𝑑 𝑝)
Teorema 2.20: Jika 𝑛 adalah suatu bilangan bulat positif
sehingga (𝑛– 1)! ≡ – 1(𝑚𝑜𝑑 𝑛), maka 𝑛 adalah suatu bilangan
prima.

3. Definisi Notasi Sigma secara umum adalah


𝒏

∑ 𝒂𝒌 = 𝒂𝟏 + 𝒂𝟐 + 𝒂𝟑 + ⋯ + 𝒂𝒏
𝒌=𝟏

Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan n berlaku sifat notasi


sigma berikut:

Pada suatu barisan aritmetika, rumus suku ke-n adalah:


Un = a + (n – 1)b ,
dengan Un = suku ke-n, a = suku pertama, dan b= beda

Jika ditulis dalam bentuk notasi sigma, jumlah 𝑛 suku


pertama deret aritmetika dinyatakan sebagai

Pada suatu barisan geometri, rumus suku ke-n adalah :


Un = arn-1 ,
dengan Un=suku ke-n, a= suku pertama, dan r= rasio.

Untuk jumlah n suku pertama deret geometri, dapat


dihitung dengan cara:
4. Induksi matematika adalah proses pembuktian teorema
umum atau rumus dari kasus-kasus khusus. Misalkan {𝑃𝑛 }
adalah suatu barisan proposisi (pernyataan) yang memenuhi
kedua persyaratan ini:
(i) 𝑃𝑁 adalah benar (biasanya 𝑁 adalah 1).
(ii) Kebenaran 𝑃𝑘 mengimplikasikan kebenaran 𝑃𝑘+1 ≥ 𝑁.
Maka, 𝑃𝑛 adalah benar untuk setiap bilangan bulat 𝑛 ≥ 𝑁.

2 Daftar materi 1. Menentuka himpunan bilangan yang merupakan sistem


yang sulit residu dan sistem residu tereduksi
dipahami di 2. Induksi Matematika
modul ini
3 Daftar materi 1. Konsep barisan dan deret
yang sering 2. Kongruensi Modulo
mengalami 3. Langkah langkah induksi matematika
miskonsepsi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

ANALISIS MATERI MODUL BIDANG STUDI

Oleh: FADILLAH ANRIANI ACHMAD, S.Pd


Bidang Studi : Matematika

Judul Modul Modul 6 – LOGIKA MATEMATIKA


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Kalimat, Pernyataan, dan Tabel Kebenaran
2. Kuantor, Tautologi, dan Kontradiksi
3. Aljabar Proposisi, Argumen, dan Metode Inferensi
4. Aturan Bukti Bersyarat dan Bukti Tak Langsung
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar 1. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum/tidak dapat
materi yang ditentukan nilai kebenarannya.
dipelajari Pernyataan adalah kalimat yang sudah dapat ditentukan
nilai kebenarannya.
Pernyataan majemuk: pernyataan yang terdiri atas dua
atau lebih pernyataan sederhana. pernyataan majemuk
dalamlogika matematika, yaitu:
✓ konjungsi (⋀): pernyataan majemuk dengan kata hubung
“dan”, tetapi,meskipun, atau walaupun. Tabel kebenaran:
bernilai benar jika keduanya benar, maka yang lain bernilai
salah.
✓ Disjungsi (∨): pernyataan majemuk dengan kata
penghubung “atau”. Tabel kebenaran: bernilai salah jika
keduanya salah, maka yang lain benar.
✓ Implikasi: pernyataan majemuk dalam bentuk “jika p
maka q” , ditulis “p⇒ 𝑞”. Tabel kebenaran:bernilai salah jika
p bernilai benar dan q bernilai salah, maka yang lain bernilai
benar.
✓ Biimplikasi: pernyataan majemuk yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat “p jika dan hanya jika q” . Tabel kebenaran:
bernilai benar saat keduanya bernilai benar atau keduanya
bernilai salah.

Negasi: pernyataan yang bernilaisalah jika pernyataan


semula benar dan sebaliknya.
Kuantor Lambang: ∀ 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎, 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 ∃ 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡,
𝑎𝑑a.

2. Kata-kata yang biasa digunakan dalam kuantor universal


adalah “semua”, “setiap”, “untuk semua”, atau “untuk
setiap”. Kuantor universal dilambangkan dengan ∀.

Pernyataan matematika yang dilengkapi dengan kata-kata


“terdapat”, “ada”, “sekurang-kurangnya satu” , atau
“beberapa” merupakan pernyataan berkuantor eksistensial.
Kuantor eksistensial dilambangkan dengan ∃. Lambang ∃!
dibaca: “Terdapat dengan tunggal”.
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai
benar untuk setiap substitusi pernyataan tunggalnya.

Kontradiksi adalah pernyataan yang selalu bernilai salah


untuk setiap substitusi nilai kebenaran pernyataan
tunggalnya.

Dua pernyataan dikatakan ekivalen jika kedua pernyataan


memiliki nilai kebenaran yang sama. Sifat-sifat pernyataan-
pernyataan yang ekivalen (berekivalensi logis) adalah
1) 𝑝 ≡ 𝑝
2) 2) Jika 𝑝 ≡ 𝑞 maka 𝑞 ≡ 𝑝
3) 3) Jika 𝑝 ≡ 𝑞 dan 𝑞 ≡ 𝑟 maka 𝑝 ≡ r

3. Hukum aljabar proposisi adalah hukum-hukum yang mirip


dengan hukum-hukum aljanar pada sisitem bilangan riil.
Hukum-hukum tersebut dapat digunakan untuk
memberikan bukti formal ekivalensi dua buah proposisi,
khususnya pada proposisi majemuk. Hukum aljabar
proposisi:
a. Hukum idempoten h. Hukum involusi
b. Hukum asosiatif i. Hukum penyerapan
c. Hukum komutatif j. Hukum transposisi
d. Hukum distributif k. Hukum implikasi
e. Hukum identitas l. Hukum ekivalensi
f. Hukum null/dominasi m. Hukum eksportasi
g. Hukum komplemen (negasi) n. Hukum De Morgan
Hukum – hukum ini digunakan untuk memberikan bukti
formal ekivalensi dua buah proposisi.

Argumen: kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau


lebih premis yang mengandung bukti – bukti dan satu
konklusi. Inferensi: proses atau cara untuk menarik atau
menurunkan kesimpulan dalam suatu argumen dari
beberapa proposisi. Premis: pernyataan yang digunakan
untuk menarik kesimpulan.

Metode Inferensi
a. Modus ponen (penalaran langsung)
Jika diketahui p menyebabkan q, dan p adalah benar,
maka jelas q bernilai benar. b.
b. Modus Tolen (Penalaran Tak Langsung)
Jika diketahui p menyebabkan q, dan q salah, maka jelas
p bernilai salah.
c. Silogisme Hipotesis
Bahwa q diakibatkan oleh p dan r diakibatkan oleh q,
maka r diakibatkan oleh p.
d. Silogisme Disjungtif
Bahwa p v q bernilai benar dan q bernilai salah, maka p
bernilai benar.
e. Simplifikasi (Penyederhanaan Konjungtif)
Bahwa p Λ q bernilai benar maka p dan q pasti bernilai
benar.
f. Penambahan Disjungtif
Bahwa p bernilai benar maka p v q pasti bernilai benar,
tidak peduli apakah q bernilai benar atau salah.
g. Konjungsi
Bahwa p bernilai benar, q bernilai benar maka p Λ q pasti
bernilai benar.
h. Dilema(Pembagian Kasus)
Bahwa p v q bernilai benar, p menyebabkan r, q
menyebabkan r, maka r pasti bernilai benar.
i. Dilema Konstruktif
Bahwa (𝑝 ⇒ 𝑞)Λ (r ⇒ 𝑠) bernilai benar dan (𝑟 ⇒ 𝑠) bernilai
benar, p v r bernilai benar maka q v s pasti bernilai benar.
j. Dilema Destruktif
Bahwa (𝑝 ⇒ 𝑞)Λ (r ⇒ 𝑠) bernilai benar dan (𝑝 ⇒ 𝑞) bernilai
benar, dan Dilema (𝑟 ⇒ 𝑠) bernilai benar, ~𝑞 v ~𝑠bernilai
benar maka maka ~𝑝 v ~𝑟 pasti bernilai benar.

4. Langkah-langkah dalam pembuktian Aturan Bukti


Bersyarat adalah sebagai berikut.
a) Menulis premis-premis yang diketahui.
b) Menarik anteseden dari konklusi menjadi premis baru
(premis tambahan) dan konsekuennya merupakan konklusi
dari argument (konklusi baru).
c) Menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum
penggantian untuk menemukan konlusi sesuai dengan
konklusi baru.

Cara lain untuk membuktikan kesahan argumen yaitu


dengan Bukti Tak Langsung (Reductio Ad Absordum).
Langkah-langkah bukti tak langsung adalah sebagai
berikut.
a) Menulis premis-premis yang diketahui.
b) Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru
(premis tambahan).
c) Dengan menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum
penggantian ditunjukkan adanya kontradiksi.
d) Setelah ditemukan kontradiksi kita tinggal menggunakan
prinsip Adisi dan Silogisme Disjungtif

2 Daftar materi 1. Teorema De Morgan


yang sulit 2. Aturan bukti bersyarat dan bukti tak bersyarat
dipahami di
modul ini
3 Daftar materi 1. Metode inferensi
yang sering
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai