DIMENSI TIGA
A. Dimensi Tiga I: Bangun Ruang Beraturan
1. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh 6 bujur sangkar yang
saling kongruen. Keenam bujur sangkar disebut sisi kubus dan garis yang menjadi
perpotongan dua sisi kubus disebut rusuk kubus. Kubus memiliki 12 rusuk yang
sama panjang.
Volume kubus:
Luas permukaan:
2. Balok
Balok memiliki 6 sisi dimana masing-masing sisi yang berhadapan saling
kongruen. Balok memiliki 12 rusuk dengan 3 kelompok panjang yang berbeda
yaitu p, l, dan t seperti dibawah:
Volume:
Luas permukaan:
3. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang memiliki 2 bidang yang sejajar dan
kongruen yang disebut penampang. Bidang yang menghubungkan kedua
penampang disebut selimut prisma.
Volume:
Luas permukaan:
4. Limas
Limas merupakan bangun ruang yang terdiri dari satu bidang alas dan selimut
bangun yang berbentuk bidang-bidang segitiga. Satu titik dari masing-masing
segitiga saling bertemu di sebuah titik disebut titik puncak limas.
Volume:
Luas permukaan:
5. Silinder
Silinder merupakan bangun ruang yang memiliki 2 bidang penampang
berbentuk lingkaran yang sejajar dan kongruen. Bidang selimut silinder
merupakan bidang persegi panjang yang dilengkungkan secara mulus mengikuti
keliling bidang lingkarannya.
Volume:
Luas permukaan:
6. Kerucut
Kerucut merupakan bidang ruang yang terdiri dari satu bidang alas lingkaran
dan sebuah titik puncak dengan selimut bidang berbentuk juring lingkaran dan
busurnya dilengkungkan semulus keliling lingkarannya.
Volume:
Luas permukaan:
Luas permukaan:
7. Bola
Bola merupakan bangun ruang yang tidak mempunyai bidang alas dan titik
pojok. Bola merupakan himpunan titik dalam dimensi tiga yang memiliki jarak
sama terhadap satu titik tertentu yang disebut pusat bola. Jarak pusat bola ke titik-
titik permukaan lingkaran disebut jari-jari bola.
Volume:
Luas permukaan:
B. Dimensi Tiga II: Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
1. Kedudukan titik terhadap garis
Sebuah titik dapat terletak di sebuah garis atau di luar garis. Jika titik terdapat
di sebuah garis maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar garis jaraknya
dihitung tegak lurus terhadap garis.
Contoh,
pada gambar di atas diketahui sebuah titik B terhadap garis g. Titik B memiliki
jarak terhadap garis g sejauh garis putus-putus (B ke B’) dimana B’ merupakan
proyeksi tegak lurus titik B pada garis g.
2. Kedudukan titik terhadap bidang
Sebuah titik dapat terletak di sebuah bidang atau di luar bidang. Jika titik
terdapat di sebuah bidang maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar
bidang jaraknya dihitung tegak lurus terhadap bidang.
Contoh,
pada gambar di atas diketahui sebuah titik P terhadap bidang v. Titik P diluar
bidang v sehingga memiliki jarak terhadap bidang v sejauh garis tegak (P ke P’)
dimana P’ merupakan proyeksi tegak lurus titik p pada bidang v.
3. Kedudukan garis terhadap garis
Dua buah garis dapat dikatakan sebagai berikut :
Berpotongan, jika kedua garis bertemu di sebuah titik
Berhimpit, jika seluruh titik yang dilewati garis g juga dilewati garis h
Sejajar, jika kedua garis berada pada bidang yang sama dan tidak akan
bertemu pada suatu titik
Bersilangan, jika masing-masing garis berada pada bidang yang saling
bersilangan tegak lurus
Jarak titik F dengan garis BH sama dengan panjang garis PF. Jika luas
segitiga BHF diketahui
=
Dan
Maka :
= =
Diperoleh :
=
LAMPIRAN
https://www.studiobelajar.com/dimensi-tiga/
KD II
STATISTIKA
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika'
(bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika
merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data,
informasi, atau hasil penerapan algoritme statistika pada suatu data. Dari
kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep
dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika
antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu
alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial
(termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi,
dan industri. Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai
macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling
dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak
pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum),
serta hitung cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang
komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan
pola maupun kecerdasan buatan.
Penyajian Data Statistik
Histogram
Pie Chart
Poligon
Ogive
Ogive adalah bentuk gambar dari distribusi frekuensi kumulatif suatu variabel.
Untuk suatu tabel distribusi frekuensi, dapat dibuat ogive positif dan ogive
negatif.
Mean atau nilai tengah populasi secara umum merupakan jumlah seluruh
nilai-nilai data dibagi dengan banyaknya data.
Modus merupakan nilai yang terjadi paling sering atau yang mempunyai
frekuensi paling tinggi dari suatu populasi.
Median suatu populasi yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai
terbesar atau terbesar sampai terkecil adalah pengamatan yang tepat
ditengah-tengah bila banyaknya pengamtan itu ganjil, atau rata-rata kedua
pengamtan yang ditengah bila banyknya pengamatan genap.
Dispersion atau pencaran
Fractile
Skewness
Pengukuran Keruncingan
1. Leptokurtis
2. Platikurtis
3. Mesokurtis
Pemusatan Data
1) Mean
Mean adalah nilai rata-rata dari hasil penjumlahan seluruh data yang
kemudian dibagi dengan banyaknya data yang ada. Mean lebih singkatnya disebut
sebagai nilai rata-rata dari jumlah data yang ada. Untuk mencari nilai Mean (rata-
rata) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
Data tunggal adalah data yang belum dikelompokkan ke dalam kelas interval.
Untuk mencari nilai mean data tunggal dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus:
Keterangan:
Contoh Soal:
Dari hasil ulangan matematika kelas VI SD 03 Karangjati yang terdiri dari 12
siswa diperoleh nilai 10,10,10,9,5,8,8,8,7,10,9,9. Tentukan nilai Mean nya!
Jawab:
Jadi, nilai Mean hasil ulangan matematika siswa kelas VI SD Karangajati adalah
8,58
menggunakan rumus:
Keterangan:
fi = Frekuensi
Nilai tengah adalah jumlah nilai tepi atas dan tepi bawah dibagi 2
Contoh Soal:
Diketahui suatu data sebagai berikut. Hitunglah nilai Meannya!
Untuk mencari Mean, terlebih dahulu kita harus mencari nilai tengahnya (Xi)
terlebih dahulu kemudian dikalikan dengan frekuensi (fi).
Median adalah nilai tengah dari sebuah data yang sudah di urutkan dari jumlah
terkecil sampai terbesar. Secara matematis median dilambangkan dengan Me yang
dapat dicari menggunakan cara berikut.
Jika, Median data tunggal yang dicari dari jumlah data yang jumlahnya ganjil
dapat dicari menggunakan rumus berikut.
Jika, Median data tunggal yang dicari dari jumlah data yang jumlahnya genap
dapat dicari menggunakan rumus berikut.
Keterangan:
Me = Median
n = Jumlah data
x = Nilai data
Contoh Soal:
Dari 7 orang anak sedang menghitung pensil warna yang dipunyainya. Setelah
dihitung jumlah pensil warna mereka adalah 3,8,5,7,6,4,4. Median dari jumlah
pensil warna tersebut adalah?
Jawab:
Karena jumlah data ganjil, maka penghitungan median yang digunakan adalah
cara penghitungan median data ganjil.
Dari hasil penghitungan di atas, diperoleh bahwa ,edian adalah X4. Untuk
Mengetahui letak X3, maka data harus diurutkan nilainya terlebih dahulu.
3,4,4,5,6,7,8
Dari 10 siswa dalam satu kelas dijadikan dijadikan sampel dan dihitung tingginya.
Hasil pengukuran tinggi badan dari ke-10 siswa tersebut adalah
165,168,165,170,175,178,170,172,173, 178. Hitung median dari data tinggi badan
ke-10 siswa tersebut.
Jawab:
Karena jumlah data genap, maka penghitungan median dari tinggi badan ke-10
siswa tersebut adalah seperti berikut.
Untuk mengetahui letak X5 dan X6 terlebih dahulu data harus diurutkan. Hasil
pengurutan data tinggi badan siswa tersebut sebagai berikut.
165,165,168,170,170,172,173,175,178,178
Berdasarkan pengurutan data tinggi badan siswa tersebut diperoleh letak x5 pada
nilai 170 dan x6 pada nilai 172. Dengan demikian penghitungan dapat
dilanjutkan.
Keterangan:
Me = Median
Contoh Soal
Jawab
Untuk mencari nilai Median nya, terlebih dahulu yang harus dilakukan yaitu
menghitung frekuensi kumulatif data. Penghitungan frekuensi kumulatif data
dapat dilihat pada tabel berikut.
Melalui informasi kelas median, bisa diperoleh batas bawah kelas median sama
dengan 60,5. Frekuensi kumulatif sebelum kelas median adalah 9, dan frekuensi
kelas median sama dengan 5. Telah diketahui juga bahwa panjang kelas yang
dimiliki sepanjang 5.
xii = 60,5
n = 26
fkii = 9
fi = 5
p = 5
Dari nilai-nilai tersebut dapat dihitung median dengan menggunakan rumus
median data berkelompok.
Modus
Modus merupakan nilai data yang sering muncul. jika dalam suatu kelompok
data memiliki memiliki lebih dari satu nilai data yang sering muncul, maka
sekumpulan data tersebut memiliki banyak modus. Sekelompok data yang
memiliki modus disebut bimodal, sedangkan sekelompok data yang memiliki
lebih dari dua modus disebut multimodal. Modus biasanya dilambangkan
dengan Mo.
Contoh Soal:
Jawab:
Untuk mencari Modus dari data seperti diatas tidak perlu menggunakan rumus
apapun. Yang perlu dilakukan adalah menghitung nilai data yang sering muncul.
Dan dari dari nilai data 175,172,175,160,178,165,168,175,175,172 yang sering
muncul adalah angka 175.
Jawab:
Modus dari data tabel diatas terletak pada interval kelas 8-10 karena kelas interval
tersebut memiliki frekuensi terbanyak yaitu 11. Dari tabel diatas dapat diketahui
p = 3
b = 7,5
Dengan menggunakan rumus modus data berkelompok, maka modus data tersebut
adalah
Mo = b+
= 7,5+
= 7,5+1,25
= 8,75
Penyebaran Data
Dalam pengukuran statistika terdpat pula Ukuran Penyebaran data. Ukuran
penyebaran data merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa jauh data
menyebar dari rata-rata. Terdapat ukuran penyebaran data yang akan kita pelajari
pada artikel ini, yaitu Jangkauan (range), Simpangan rata-rata, Ragam (variasi),
dan Simpangan Baku. namun, sebelum anda mempelajari postingan ini, sebaiknya
anda baca dulu materi sebelumnya tentang pengertian Statistika, Ukuran
Pemusatan data Dan Ukuran Letak Data.
1. Jangkauan (Range)
Jangkauan merupakan selisih data terbesar dan data terkecil. Jangkauan sering
dilambangkan dengan R.
a. Jangkauan Data
R = xmaks – xmin
Keterangan:
R = jangkauan
Xmaks = data terbesar
Xmin = data terkecil
Contoh soal
Jawab :
R = xmaks – xmin
= 10-2 = 8
Jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuartil pertama.
H = Q3 – Q1
Keterangan :
H = jangkauan interkuartil
Q3 = kuartil ketiga
Q1 = kuartil pertama
Singan kuartil adalah setengah dari selisih kuartil ketiga dan kuartil pertama.
Sk = ½ Q3 – Q1
Keterangan :
Sk = simpangan kuartil
Q3 = kuartil ketiga
Q1 = kuartil pertama
a. Data Tunggal
Keterangan :
SR = simpangan rata-rata
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
n = banyak data
Contoh soal
Jawab :
Jadi, simpangan rata-ratanya adalah 1,5
Keterangan :
SR = simpangan rata-rata
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i
Contoh soal
Data F
41-45 6
46-50 3
51-55 5
56-60 8
61-65 8
Jawab:
3. Ragam
Ragam atau variasi adlah nilai yang menunjukkan besarnya penyebaran data
pada kelompok data. Ragam atau variasi dilambangkan dengan s2.
Keterangan :
s2= variasi
xi = data ke –i
x = rataan hitung
n = banyak data
Keterangan :
s2= variasi
xi = data ke –i
x = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i
4. Simpangan baku
Simpangan baku atau disebut juga deviasi standar merupakan akar dari jumlah
kuadrat diviasi dibagi banyaknya data. Simpangan baku sering dilambangkan
dengan s.
Keterangan :
S = simpangan baku
xi = data ke –i
x = rataan hitung
n = banyak data
Keterangan :
s = simpangan baku
xi = data ke –i
x = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i
Contph soal
Data F
41-45 6
46-50 3
51-50 5
56-60 8
61-65 8
Jawab :
https://id.wikipedia.org/wiki/Statistika
https://statmat.id/penyajian-data-statistik/
https://rumushitung.com/2018/07/18/ukuran-pemusatan-data-mean-median-dan-
modus/
https://www.pelajaran.co.id/2016/14/statistika-ukuran-penyebaran-data-rumus-dan-
contoh-soal-jangkauan-simpangan-ragam.html
KD III
KAIDAH PENCACAHAN
Kaidah pencacahan (Counting Rules) didefinisikan sebagai suatu cara atau
aturan untuk menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu
percobaan tertentu. Terdapat beberapa metode dalam kaidah pencacahan di
antaranya : metode aturan pengisian tempat (Filling Slots), metode permutasi dan
metode kombinasi.
Aturan Pengisian Tempat
Contoh :
Berapa banyak cara untuk memilih 3 pengurus OSIS yang terdiri dari ketua,
sekretaris dan bendahara dari 8 orang siswa?
Penyelesaian :
Tertapat 3 tempat untuk mengisi posisi ketua, sekretaris dan bendahara sebagai
berikut :
Ketua Sekretaris Bendahara
Dari 8 siswa tersebut, semuanya berhak dipilih menjadi ketua sehingga ada 8 cara
untuk mengisi posisi ketua. Karena 1 orang sudah menjadi ketua maka tinggal 7
orang yang berhak dipilih menjadi sekretaris sehingga ada 7 cara untuk mengisi
posisi sekretaris. Karena 1 orang sudah menjadi ketua dan 1 orang sudah menjadi
sekretaris maka tinggal 6 orang yang berhak dipilih menjadi bendahara sehingga
ada 6 cara untuk mengisi bendahara.
8 7 6
Ketua Sekretaris Bendahara
Banyak cara memilih 3 pengurus OSIS tersebut adalah 8 × 7 × 6 = 336
Aturan Penjumlahan
Misalkan suatu kejadian dapat terjadi dalam n cara yang berlainan (saling
asing) dimana dalam cara pertama terdapat p1 kemungkinan hasil yang berbeda,
dalam cara kedua terdapat p2 kemungkinan hasil yang berbeda, dalam cara ketiga
terdapat p3 kemungkinan hasil yang berbeda demikian seterusnya sampai cara
yang ke – n terdapat pn kemungkinan hasil yang berbeda maka total banyak
kemungkinan kejadian dalam peristiwa tersebut adalah p1 + p2 + p3 + ... + pn
cara berbeda.
Contoh :
Hendro seorang pelajar SMK. Hendro mempunyai tiga jenis alat
transportasi dari rumah ke sekolah yaitu sepeda (sepeda mini, sepeda gunung),
sepeda motor (yamaha, honda, suzuki) dan mobil (sedan, kijang, pick-up). Berapa
banyak cara Hendro berangkat dari rumah ke sekolah?
Penyelesaian :
Alat transportasi yang digunakan Hendro dari rumah ke sekolah hanyalah
salah satu saja yaitu sepeda atau sepeda motor atau mobil, tidak mungkin dia
menggunakan lebih dari satu kendaraan dalam waktu yang bersamaan. Banyak
cara Hendro berangkat dari rumah ke sekolah adalah banyak cara memakai sepeda
+ banyak cara memakai sepeda motor + banyak cara memakai mobil = 2 + 3 + 3 =
8 cara.
Notasi Faktorial
Misalkan n himpunan bilangan asli. Notasi n! (dibaca : n faktorial)
didefinisikan hasil kali bilangan – bilangan asli berurutan dari n sampai 1.
Ditulis n! = n × (n – 1) × (n – 2) × ... × 3 × 2 × 1.
Didefinisikan 1! = 1 dan 0! = 1.
Contoh :
b. Tentukan nilai dari 5!.
Penyelesaian :
5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120.
c. Tentukan nilai dari 2! + 3!.
Penyelesaian :
2! + 3! = (2 × 1) + (3 × 2 × 1) = 2 × 6 = 12
Permutasi
Permutasi adalah susunan yang dapat dibentuk dari suatu kumpulan obyek
yang diambil sebagian atau seluruhnya dengan merperhatikan urutannya.
“Memperhatikan urutannya” maksudnya susunan AB dan BA dianggap kejadian
yang berbeda. Sebagai contoh, di dalam suatu kelas telah terpilih 3 calon untuk
menduduki jabatan ketua, sekretaris dan bendahara. Ketiga calon terpilih tersebut
adalah A, B dan C. Kemungkinan susunan kepengurusan kelas tersebut adalah
sebagai berikut :
Ada 6 susunan kepengurusan yang mungkin.
Macam – macam permutasi :
1) Permutasi n unsur dari n unsur berbeda
Banyak cara untuk menyusun n unsur yang diambil dari n unsur dengan
memperhatikan urutannya dinyatakan dengan P(n,n) atau nPn yang dirumuskan
sebagai berikut :
P(n,n) = n!
Contoh 1 :
Dari 4 calon pengurus OSIS, berapa kemungkinan susunan yang dapat dibentuk
untuk menentukan sekaligus ketua, wakil ketua, bendahara dan sekretaris.
penyelesaian :
Susunan calon pengurus OSIS yang terbentuk adalah P(4,4) = 4! = 1 x 2 x 3 x 4 =
24.
Contoh 2 :
Tentukan susunan huruf yang dapat dibentuk dari kata “ LUANG” jika susunan
huruf tersebut terdiri atas lima huruf berbeda.
Penyelesaian :
Susunan huruf yang mungkin adalah P(5,5) = 5! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 = 120.
2) Permutasi k unsur dari n unsur berbeda (k ≤ n)
Banyak cara untuk menyusun k unsur yang diambil dari n unsur dengan
memperhatikan dinyatakan dengan P(n,k) atau nPk yang dirumuskan sebagai
berikut :
Contoh 1 :
Tentukan banyaknya kemungkinan dalam pemilihan ketua kelas dan wakil ketua
kelas jika ada 6 orang calon.
Penyelesaian :
Banyak kemungkinan = P(6,2) = 30
Contoh 2 :
Dari huruf – huruf A, B, C, D, E, F, tentukan susunan huruf yang terdiri dari 3
huruf berbeda.
Penyelesaian :
Banyak susunan huruf = P(6,3) = 120
3) Permutasi dengan beberapa unsur sama.
Jika dari n unsur yang tersedia terdapat n1 unsur sama, n2 unsur sama dan
seterusnya maka banyak permutasi adalah
Contoh :
Tentukan banyak susunan huruf berbeda pada kata AKUNTAN
Penyelesaian :
Banyak huruf (n) = 7, banyak huruf A = 2, banyak huruf N = 2
4) Permutasi siklis
Amati gambar berikut! Apa pendapatmu tentang gambar tersebut? Jelaskan!
Permutasi siklis adalah suatu cara untuk menentukan susunan unsur yang
disusun secara siklis atau melingkar dengan memperhatikan urutannya. Banyak
permutasi siklis dari n unsur berbeda adalah : P = (n – 1)!
Contoh :
Dalam suatu pertemuan, ada 8 peserta akan menempati 8 kursi yang mengelilingi
meja bundar. Berapa banyak susunan yang mungkin terjadi?
Penyelesaian :
Banyak susunan yang mungkin terjadi = (8 – 1)! = 7! = 5040.
5) Permutasi berulang
Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia dengan tiap
unsur yang tersedia boleh ditulis berulang adalah P = nr
Contoh :
Berapa banyak susunan 3 huruf yang diambil dari huruf – huruf K, A, M, I dan S
jika unsur – unsur yang tersedia boleh ditulis berulang.
Penyeleaian :
Banyak susunannya = 53 = 125.
Kombinasi
Amati gambar berikut! Apa pendapatmu tentang gambar tersebut? Jelaskan!
Kombinasi adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari suatu kumpulan
objek (setiap objek berbeda) yang diambil sebagian atau seluruhnya tanpa
memperhatikan urutannya / secara acak atau secara random. Sebagai contoh, jika
dalam lemari es berisi tape, nanas dan kolang – kaling maka cara si penjual es
dalam memasukkan isi es ke dalam gelas dapat berupa (tape, nanas, kolang –
kaling), (tape, kolang – kaling, nanas), (nanas, tape, kolang – kaling), (nanas,
kolang – kaling, tape), (nanas, kolang – kaling, tape), (kolang – kaling, nanas,
tape) dan (kolang – kaling, tape, nanas). Bagaimanapun cara memasukkan isi es
tersebut ke dalam gelas, hasilnya akan sama yaitu es kombinasi yang berisi 3
macam tadi. Kombinasi r unsur dari n unsur yang tersedia dirumuskan
Contoh 1 :
Ada 12 pemain bola basket yang akan bertanding. Dalam menit – menit pertama
akan diturunkan 5 orang. Berapa banyaknya cara yang mungkin terjadi?
Penyelesaian :
Banyak cara yang mungkin terjadi adalah C(n,r) = 792
Contoh 2 :
Tiga bola diambil dari kotak yang berisi 5 bola merah, 3 bola putih dan 2 bola
biru. Tentukan banyak cara pengambilan tiga bola yang terdiri dari 2 bola merah
dan 1 bola biru.
Jawab :
Tersedia 5 bola merah dan akan diambil 2 bola, banyak cara pengambilannya
= C(5,2) = 10.
Tersedia 2 bola biru dan akan diambil 1 bola, banyak cara pengambilannya
= C(2,1) = 2.
Banyak cara pengambilan tiga bola yang terdiri dari 2 bola merah dan 1 bola biru
adalah 10 × 2 = 20.
LAMPIRAN
http://modulmatematikasmk.blogspot.com/2017/01/kaidah-pencacahan.html
KD IV
2. Sebuah dadu merah dan sebuah dadu putih dilantunkan serentak satu kali.
Tentukanlah peluang munculnya angka 3 pada dadu merah atau angka 5 pada
dadu putih
Jawab
n(S) = 6 x 6 = 36
A = {31, 32, 33, 34, 35, 36} , n(A) = 6
B = {15, 25, 35, 45, 55, 65} , n(B) = 6
A U B = {35} , n(A ∩ B) = 1
Karena A dan B tidak saling lepas, maka:
2. Dua dadu berwarna merah dan putih dilantunkan serentak satu kali.
Misalkan A adalah kejadian munculnya angka 4 pada dadu merah dan B
adalah kejadian munculnya angka 6 pada dadu putih, maka selidikilah
apakah A dan B saling bebas ?
Jawab
A = {41, 42, 43, 44, 45, 46} , n(A) = 6
B = {16, 26, 36, 46, 56, 66} , n(B) = 6
A ∩ B = {46} , n(A ∩ B) = 1
n(S) = 36
3. Dua orang sahabat Amir dan Budi bermaksud mengikuti ujian masuk perguruan
tinggi. Jika peluang Amir lulus 3/4 dan peluang Budi lulus 1/3, maka tentukanlah
peluang :
(a) Kedua-duanya tidak lulus
(b) Amir lulus tetapi Budi tidak lulus
Jawab
Untuk dua kejadian sembarang A dan B pada ruang sampel S, berlaku rumus:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)
Contoh :
Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa suka Matematika, 22 siswa
suka bahasa Inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih
secara acak, tentukan peluang siswa yang terpilih adalah yang menyukai
Matematika atau bahasa Inggris!
n(S) = 45
Jawab :
n(S) = 45
P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)
Contoh:
Sebuah dadu dilempar sekali, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari
dua.
Jawab:
Contoh:
Jawab:
A = {1}, B = {3}
n(A) = 1, n(B) = 1
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
Contoh:
Jika peluang Andi dapat menyelesaikan suatu soal adalah 0,4 dan peluang Budi
dapat menyelesaikan soal yang sama adalah 0,3 maka peluang mereka berdua
dapat menyelesaikan soal tersebut adalah …
Jawab :
P(A) = 0,4
P(B) = 0,3
Jika kejadian A dan B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
atau kejadian B dengan syarat A, dirumuskan:
Contoh:
Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil
dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima lebih dahulu.
Jawab:
Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata
dadu prima lebih dahulu:
LAMPIRAN
https://www.materimatematika.com/2017/11/peluang-kejadian-majemuk.html
https://blog.ruangguru.com/teori-peluang-kejadian-majemuk-bagian-1
https://blog.ruangguru.com/teori-peluang-kejadian-majemuk-bagian-2