Anda di halaman 1dari 56

ARTIKEL MATEMATIKA

TENTANG KD 1, KD 2, KD 3, DAN KD 4

Artikel ini disusun untuk memenuhi nilai penugasan kelompok matematuka

Disusun oleh:

- AKBAR FAUZI
- JAJANG MURJAMAN
- MUHAMAD NIZAR S.
- RIZAL FAUZI

SMAN 1 BATUJAJAR

Jl. Selacau, Kec. Batujajar, Kab. Bandung Barat 40561.

2020
Dimensi Tiga

Dimensi Tiga I: Bangun Ruang Beraturan


1. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh 6 bujur sangkar yang saling
kongruen. Keenam bujur sangkar disebut sisi kubus dan garis yang menjadi
perpotongan dua sisi kubus disebut rusuk kubus. Kubus memiliki 12 rusuk yang sama
panjang.

BARU! Forum StudioBelajar.com!


Yuk gabung di Group Telegram StudioBelajar.com. Klik!
 Volume kubus: 
 Luas permukaan: 
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Persamaan Eksponen & Pertidaksamaan Eksponen
Eksponen, Pangkat, & Bentuk Akar
2. Balok
Balok memiliki 6 sisi dimana masing-masing sisi yang berhadapan saling kongruen.
Balok memiliki 12 rusuk dengan 3 kelompok panjang yang berbeda yaitu p, l, dan t
seperti dibawah:

 Volume: 
 Luas permukaan: 
3. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang memiliki 2 bidang yang sejajar dan kongruen yang
disebut penampang. Bidang yang menghubungkan kedua penampang disebut selimut
prisma.

 Volume: 
 Luas permukaan: 
4. Limas
Limas merupakan bangun ruang yang terdiri dari satu bidang alas dan selimut bangun
yang berbentuk bidang-bidang segitiga. Satu titik dari masing-masing segitiga saling
bertemu di sebuah titik disebut titik puncak limas.
 Volume: 
 Luas permukaan: 
5. Silinder
Silinder merupakan bangun ruang yang memiliki 2 bidang penampang berbentuk
lingkaran yang sejajar dan kongruen. Bidang selimut silinder merupakan bidang persegi
panjang yang dilengkungkan secara mulus mengikuti keliling bidang lingkarannya.

 Volume: 
 Luas permukaan: 
6. Kerucut
Kerucut merupakan bidang ruang yang terdiri dari satu bidang alas lingkaran dan
sebuah titik puncak dengan selimut bidang berbentuk juring lingkaran dan busurnya
dilengkungkan semulus keliling lingkarannya.
 Volume: 
 Luas permukaan: 
Luas permukaan: 

7. Bola
Bola merupakan bangun ruang yang tidak mempunyai bidang alas dan titik pojok. Bola
merupakan himpunan titik dalam dimensi tiga yang memiliki jarak sama terhadap satu
titik tertentu yang disebut pusat bola. Jarak pusat bola ke titik-titik
permukaan lingkaran disebut jari-jari bola.

 Volume: 
 Luas permukaan: 
Dimensi Tiga II: Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang
dalam Ruang
1. Kedudukan titik terhadap garis
Sebuah titik dapat terletak di sebuah garis atau di luar garis. Jika titik terdapat di sebuah
garis maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar garis jaraknya dihitung tegak lurus
terhadap garis.
Contoh, pada gambar di atas diketahui sebuah titik B terhadap garis g. Titik B memiliki
jarak terhadap garis g sejauh garis putus-putus (B ke B’) dimana B’ merupakan proyeksi
tegak lurus titik B pada garis g.

2. Kedudukan titik terhadap bidang


Sebuah titik dapat terletak di sebuah bidang atau di luar bidang. Jika titik terdapat di
sebuah bidang maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar bidang jaraknya dihitung
tegak lurus terhadap bidang.

Contoh, pada gambar di atas diketahui sebuah titik P terhadap bidang v. Titik P diluar
bidang v sehingga memiliki jarak terhadap bidang v sejauh garis tegak (P ke P’) dimana
P’ merupakan proyeksi tegak lurus titik p pada bidang v.

BARU! Forum StudioBelajar.com!


Yuk gabung di Group Telegram StudioBelajar.com. Klik!
3. Kedudukan garis terhadap garis
Dua buah garis dapat dikatakan sebagai berikut :

 Berpotongan, jika kedua garis bertemu di sebuah titik


 Berhimpit, jika seluruh titik yang dilewati garis g juga dilewati garis h
 Sejajar, jika kedua garis berada pada bidang yang sama dan tidak akan bertemu
pada suatu titik
 Bersilangan, jika masing-masing garis berada pada bidang yang saling bersilangan
tegak lurus
4. Kedudukan garis terhadap bidang
 Terletak pada bidang, jika seluruh garis berada pada bidang sehingga seluruh titik
pada garis saling berhimpit dengan titik-titik pada bidang. Tidak ada jarak antara
garis dan bidang.
 Sejajar bidang, jika seluruh titik pada garis memiliki jarak yang sama terhadap Misal
jarak titik A di garis terhadap titik A’ di bidang adalah sama dengan jarak titik B di
garis terhadap titik B’ di bidang.
 Memotong bidang, jika garis dan bidang saling tegak lurus.

5. Kedudukan bidang
terhadap bidang
 Berhimpit, jika seluruh titik yang ada di bidang   berada pada bidang  .
 Sejajar, jika seluruh titik pada kedua bidang berada pada jarak yang sama.
 Berpotongan, jika kedua bidang bertemu di sebuah garis.
Contoh Soal Dimensi Tiga dan Pembahasan
Contoh Soal 1: Jarak Titik dengan Garis
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm. Tentukan jarak antara titik F
dengan diagonal ruang BH.

Pembahasan

Jarak titik F dengan garis BH sama dengan panjang garis PF. Jika luas segitiga BHF
diketahui

Luas BHF =   atau Luas BHF =  , maka:


Contoh Soal 2: Volume Bangun Ruang
Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P dan Q berturut-turut terletak
pada pertengahan FG dan HG. Perpanjangan garis BP, DG dan CG berpotongan di titik
T. Tentukan volume limas T.BCD.

Pembahasan
Sudut CDT sama dengan sudut GQT maka :

Maka luas limas :

Contoh Soal 3: Sudut Pada Bangun Ruang


Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Q dan P adalah titik tengah HG dan
FG. Jika   adalah sudut yang dibentuk bidang BDPQ dengan bidang ABCD maka
nilai   adalah ….

Pembahasan
Berdasarkan soal 2 diketahui  , sehingga :

 = 

Dan

Maka :
 =   = 

Diperoleh :

 = 

https://www.studiobelajar.com/dimensi-tiga/

Kaidah pencacahan
Ada tiga metode dalam kaidah pencacahan:

Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia


Untuk memahami metode ini, kita dapat menjabarkannya menggunakan pasangan
terurut. Jika suatu kejadian pertama dapat terjadi dalam   cara yang berbeda, kejadian
kedua dapat terjadi dalam  cara yang berbeda, dan seterusnya maka kejadian-kejadian
itu secara berurutan dapat terjadi:

BARU! Forum StudioBelajar.com!


Yuk gabung di Group Telegram StudioBelajar.com. Klik!
 … cara yang berbeda

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:


Trigonometri
SPLDV & SPLTV

Sebagai ilustrasi: misalkan seorang pekerja memiliki 4 buah kemeja dan 2 buah dasi
yang masing-masing mempunyai warna yang berbeda. Berapa pasangan warna kemeja
dan dasi yang dapat dibuat? Jika himpunan kemeja adalah k = ( ) = 4 buah
dan himpunan dasi adalah d = ( ) = 2 buah. Sehingga dapat ditentukan bahwa:

 = 4 x 2 = 8 cara

Permutasi
Permutasi adalah susunan berurutan dari semua atau sebagian elemen dari suatu
himpunan. Dalam permutasi perlu dipahami terlebih dahulu terkait faktorial. Hasil kali
bilangan bulat dari 1 sampai n adalah n! (dibaca : n faktorial) atau :

Contoh,  . Untuk menyelesaikan soal permutasi terdapat 4


metode yaitu:
1. Permutasi dari elemen yang berbeda

Permutasi  elemen dari  elemen yang ada (setiap elemen berbeda) adalah susunan
elemen itu dalam suatu urutan yang diperhatikan.  Jika , ( )
permutasinya:  .

Sehingga jika  , permutasinya:  .

Sebagai ilustrasi: menyususn 3 elemen dari 3 huruf : a,b,c  adalah a,b,c  a,c,b  b,c,a 
b,a,c  c,a,b  c,b,a dengan  . Sedangkan menyusun 2 elemen dari 3 huruf
adalah  dengan . .

2. Permutasi dengan Beberapa elemen yang sama

Setiap unsur yang digunakan tidak boleh lebih dari satu kali. Banyak permutasi  elemen
n yang memuat elemen  , dengan   adalah:

Sebagai ilustrasi: ada 3 bola basket dan 2 bola kasti. Jumlah cara menyusunnya:

3. Permutasi siklis

Rumus permutasi siklis biasanya digunakan untuk menghitung banyak cara yang dapat
dibuat dari susunan melingkar. Rumusnya adalah

Sebagai ilustrasi: banyaknya cara 4 orang duduk melingkar dalam 1 meja adalah

4. Permutasi berulang

Permutasi berulang adalah permutasi yang dalam penyusunannya urutan diperhatikan


dan suatu objek dapat dipilih lebih dari sekali (berulang). Banyaknya permutasi ini
adalah

BARU! Forum StudioBelajar.com!


Yuk gabung di Group Telegram StudioBelajar.com. Klik!
Sedangkan untuk rumus permutasi yang tidak boleh ditulis berulang adalah

Kombinasi
Kombinasi adalah pengelompokan dari semua atau sebagian elemen dari suatu
himpunan tanpa memperhatikan urutan susunan pemilihannya. Banyaknya kombinasi
adalah :

Sebagai ilustrasi : kombinasi 2 elemen dari 3 huruf  a,b,c adalah ab, ac, bc . Sedangkan
ba, ca, cb  tidak termasuk hitungan karena pada kombinasi ab=ba, ac=ca, bc=cb.
Banyak kombinasi adalah :

Binom Newton
Binom Newton berhubungan dengan bentuk   . Dimana suku ke-r dari bentuk
tersebut adalah :
Suku ke – r = 

Sebagai ilustrasi: koefisien    dari    adalah:

Agar x berpangkat 27 dibuat:

Sehingga:

 suku ke – 4   =  .
 .
 Koefisiennya: 3640
Peluang Suatu Kejadian
Peluang atau probabilitas adalah kemungkinan sebuah kejadian dapat terjadi.
Percobaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk kemudian memperoleh suatu
hasil pengukuran, perhitungan, ataupun pengamatan. Himpunan dari semua hasil yang
mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel (S). Sehingga kejadian atau
peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel atau bagian dari hasil
percobaan yang diinginkan.

Nilai probalitas antara 0 – 1. Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 0 adalah


kejadian yang mustahil terjadi atau tidak mungkin terjadi. Sedangkan kejadian yang
mempunyai nilai probalilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau kejadian yang
sudah terjadi.

Peluang atau probabilitas suatu kejadian A dapat terjadi dengan k  dan mungkin hasil
terjadi m cara sebagai:
Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali banyaknya percobaan dengan
peluang kejadian yang akan terjadi dalam suatu percobaan atau:

Peluang Kejadian Majemuk


Peluang Gabungan Dua Kejadian

Dua buah kejadian A dan B dikatakan gabungan dua kejadian jika kejadian A  dan B
kejadian  dapat terjadi bersamaan sehingga    dan menghasilkan rumus:

Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas

Dua buah kejadian A  dan B dikatakan gabungan dua kejadian saling lepas jika kejadian
A dan B  tidak mungkin terjadi bersamaan. Sehingga    dan menghasilkan rumus:

Peluang Komplemen suatu Kejadian

Kejadian  merupakan komplemen/ kebalikan A sehingga A danA’  merupakan kejadian


saling lepas, maka  . Sehingga menghasilkan rumus:
Peluang Kejadian Bersyarat

Dua kejadian disebut kejadian bersyarat jika munculnya kejadian pertama A


mempengaruhi peluang munculnya kejadian kedua B. Maka peluang terjadinya kejadian
B yang dipengaruhi oleh kejadian A ditulis dengan   . Bila    adalah
peluang terjadinya A dan B , maka

Contoh Soal Peluang dan Pembahasan


Contoh Soal 1

Dalam sebuah kotak berisi 7 bola merah dan 5 bola putih. Dari kota itu diambil 3 bola
sekaligus. Peluang terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih adalah

Pembahasan 1:

Karena harus terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih maka peluang tidak terambilnya
bola putih tidak termasuk itungan sehingga:

Contoh Soal 2

Tentukanlah nilai n yang memenuhi persamaan

Pembahasan 2:
Contoh Soal 3

Berapa banyak urutan yang dapat terjadi jika 5 bendera yang berwarna putih, merah,
hijau, kuning, dan biru dipancang pada tiang-tiang dalam satu baris, dengan bendera
putih selalu berada di salah satu ujung.

Pembahasan 3:

Karena bendera putih dipancang dalam salah satu ujung maka dengan 2 cara, sisa 4
bendera dapat diatur dalam   cara, sehingga:

Jumlah urutan   urutan.

https://www.studiobelajar.com/peluang-permutasi-kombinasi/

KAIDAH PENCACAHAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN : KAIDAH PENCACAHAN

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari uraian pada kegiatan pembelajaran ini, diharapkan agar siswa dapat:

1.    Menjelaskan pengertian kaidah pencacahan, faktorial, permutasi dan kombinasi.


2. Menentukan banyak cara menyelesaikan masalah dengan kaidah pencacahan, permutasi dan
kombinasi.

3.    Menyelesaikan masalah dengan menggunakan kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi.

KAIDAH PENCACAHAN

Kaidah pencacahan (Counting Rules) didefinisikan sebagai suatu cara atau aturan untuk
menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan tertentu. Terdapat
beberapa metode dalam kaidah pencacahan di antaranya : metode aturan pengisian tempat (Filling
Slots), metode permutasi dan metode kombinasi.

Aturan Pengisian Tempat


Amati gambar berikut! Apa pendapatmu tentang gambar tersebut? Jelaskan!

Permasalahan :

Anton mempunyai 3 kaos yang berwarna putih, merah dan biru serta mempunyai 2 celana
panjang yang berwarna hitam dan cokelat. Tentukan kemungkinan – kemungkinan Anton memakai
kaos dan celana panjang!

Penyelesaian :

Terdapat 3 cara untuk menentukan kemungkinan – kemungkinan Anton memakai kaos dan
celana panjang.

c.       Himpunan pasangan terurut

{(Putih, Hitam), (Putih, Cokelat), (Merah, Hitam), (Merah, Cokelat), (Biru, Hitam), (Biru, Cokelat)}
Dari ketiga cara di atas, dapat disimpulkan banyak cara Anton memakai kaos dan celana
 panjang = 6 cara = 3 × 2 = banyak cara memakai kaos × banyak cara memakai celana
 panjang.

Aturan Perkalian :

Jika suatu kejadian dapat terjadi dalam n tahap yang saling berurutan di mana tahap 1 dapat
terjadi dalam q1 cara, tahap 2 dapat terjadi dalam q 2 cara, tahap 3 dapat terjadi dalam q 3 cara
demikian seterusnya sampai tahap ke – n dapat terjadi dalam q n cara maka kejadian tersebut dapat
terjadi secara berurutan dalam q1 × q2 × q3 × ... × qn cara berbeda.

Contoh :

Berapa banyak cara untuk memilih 3 pengurus OSIS yang terdiri dari ketua, sekretaris dan
bendahara dari 8 orang siswa?

Penyelesaian :

Tertapat 3 tempat untuk mengisi posisi ketua, sekretaris dan bendahara sebagai berikut :

       Ketua                                      Sekretaris                                Bendahara

Dari 8 siswa tersebut, semuanya berhak dipilih menjadi ketua sehingga ada 8 cara untuk mengisi
posisi ketua. Karena 1 orang sudah menjadi ketua maka tinggal 7 orang yang berhak dipilih menjadi
sekretaris sehingga ada 7 cara untuk mengisi posisi sekretaris. Karena 1 orang sudah menjadi ketua
dan 1 orang sudah menjadi sekretaris maka tinggal 6 orang yang berhak dipilih menjadi bendahara
sehingga ada 6 cara untuk mengisi bendahara.

8 7 6

       Ketua                                      Sekretaris                                Bendahara

Banyak cara memilih 3 pengurus OSIS tersebut adalah 8 × 7 × 6 = 336

Aturan Penjumlahan

Misalkan suatu kejadian dapat terjadi dalam n cara yang berlainan (saling asing) dimana dalam
cara pertama terdapat p1 kemungkinan hasil yang berbeda, dalam cara kedua
terdapat  p2 kemungkinan hasil yang berbeda, dalam cara ketiga terdapat p 3 kemungkinan hasil yang
berbeda demikian seterusnya sampai cara yang ke – n terdapat p n kemungkinan hasil yang berbeda
maka total banyak kemungkinan kejadian dalam peristiwa tersebut adalah p 1 + p2 + p3 + ... + pn cara
berbeda.

Contoh :
Hendro seorang pelajar SMK. Hendro mempunyai tiga jenis alat transportasi dari rumah ke
sekolah yaitu sepeda (sepeda mini, sepeda gunung), sepeda motor (yamaha, honda, suzuki) dan
mobil (sedan, kijang, pick-up). Berapa banyak cara Hendro berangkat dari rumah ke sekolah?

Penyelesaian :

Alat transportasi yang digunakan Hendro dari rumah ke sekolah hanyalah salah satu saja yaitu
sepeda atau sepeda motor atau mobil, tidak mungkin dia menggunakan lebih dari satu kendaraan
dalam waktu yang bersamaan.  Banyak cara Hendro berangkat dari rumah ke sekolah adalah banyak
cara memakai sepeda + banyak cara memakai sepeda motor + banyak cara memakai mobil = 2 + 3 +
3 = 8 cara.

Notasi Faktorial

Misalkan n  himpunan bilangan asli. Notasi n! (dibaca : n faktorial) didefinisikan hasil kali
bilangan – bilangan asli berurutan dari n sampai 1.

Ditulis n! = n × (n – 1) × (n – 2) × ... × 3 × 2 × 1.

Didefinisikan 1! = 1 dan 0! = 1.

Contoh :

a.       Tentukan nilai dari 5!.

Penyelesaian :

5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120.

b.      Tentukan nilai dari 2! + 3!.

Penyelesaian :

2! + 3! = (2 × 1) + (3 × 2 × 1) = 2 × 6 = 12

Latihan 

Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut dengan lengkap dan benar!

     1)   Eko memiliki 3 buah sepatu, 5 buah kaos kaki dan 4 buah tali sepatu. Berapa banyak cara   

          Eko dapat memakai sepatu, kaos kaki dan tali sepatu?

2)   Dari kota A ke kota B dapat dilalui oleh 5 jalur. Dari kota B ke kota C dapat dilalui 4 jalur. Berapa jalur
dapat dilalui dari kota A ke kota C dan kembali ke kota A melewati kota B tetapi tidak boleh melewati
jalur yang sama?

3)  Dari angka – angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 akan disusun bilangan yang terdiri dari 4 angka. Tentukan
banyak bilangan yang dapat disusun jika angka – angkanya boleh berulang!
4)  Berapa banyak bilangan asli yang lebih kecil dari 400, yang dapat dibentuk dari angka – angka 1, 2, 3,
4, 5 dan 6, bila tidak boleh ada pengulangan angka?

5)  Dalam suatu pertandingan yang diikuti oleh 10 peserta, berapa banyak kemungkinan yang berbeda
dari pemberian medali emas, perak dan perunggu?

  

2.    Permutasi

Permutasi adalah susunan yang dapat dibentuk dari suatu kumpulan obyek yang diambil
sebagian atau seluruhnya dengan merperhatikan urutannya. “Memperhatikan urutannya”
maksudnya susunan AB dan BA dianggap kejadian yang berbeda. Sebagai contoh, di dalam suatu
kelas telah terpilih 3 calon untuk menduduki jabatan ketua, sekretaris dan bendahara. Ketiga calon
terpilih tersebut adalah A, B dan C. Kemungkinan susunan kepengurusan kelas tersebut adalah
sebagai berikut :

Ada 6 susunan kepengurusan yang mungkin.

Macam – macam permutasi :

1.        Permutasi n unsur dari n unsur berbeda

Banyak cara untuk menyusun n unsur yang diambil dari n unsur dengan memperhatikan urutannya
dinyatakan dengan P(n,n) atau nPn yang dirumuskan sebagai berikut :

P(n,n) = n!

Contoh 1 :
Dari 4 calon pengurus OSIS, berapa kemungkinan susunan yang dapat dibentuk untuk menentukan
sekaligus ketua, wakil ketua, bendahara dan sekretaris.

penyelesaian :

Susunan calon pengurus OSIS yang terbentuk adalah P(4,4) = 4! = 1 x 2 x 3 x 4 = 24.

Contoh 2 :

Tentukan susunan huruf yang dapat dibentuk dari kata “ LUANG” jika susunan huruf tersebut terdiri
atas lima huruf berbeda.

Penyelesaian :

Susunan huruf yang mungkin adalah P(5,5) = 5! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 = 120.

2.        Permutasi k unsur dari n unsur berbeda (k ≤ n)

Banyak cara untuk menyusun k unsur yang diambil dari n unsur dengan memperhatikan dinyatakan
dengan P(n,k) atau nPk yang dirumuskan sebagai berikut :

Contoh 1 :

Tentukan banyaknya kemungkinan dalam pemilihan ketua kelas dan wakil ketua kelas jika ada 6
orang calon.

Penyelesaian :

Banyak kemungkinan = P(6,2) = 30

Contoh 2 :

Dari huruf – huruf A, B, C, D, E, F, tentukan susunan huruf yang terdiri dari 3 huruf berbeda.

Penyelesaian :

Banyak susunan huruf = P(6,3) = 120

3.        Permutasi dengan beberapa unsur sama.

Jika dari n unsur yang tersedia terdapat n1 unsur sama, n2 unsur sama dan seterusnya maka banyak
permutasi adalah
Contoh :

Tentukan banyak susunan huruf berbeda pada kata AKUNTAN

Penyelesaian :

Banyak huruf (n) = 7, banyak huruf A = 2, banyak huruf N = 2

4.        Permutasi siklis

Amati gambar berikut! Apa pendapatmu tentang gambar tersebut? Jelaskan!

Permutasi siklis adalah suatu cara untuk menentukan susunan unsur yang disusun secara siklis atau
melingkar dengan memperhatikan urutannya. Banyak permutasi siklis dari n unsur berbeda adalah :
P = (n – 1)!

Contoh :

Dalam suatu pertemuan, ada 8 peserta akan menempati 8 kursi yang mengelilingi meja bundar.
Berapa banyak susunan yang mungkin terjadi?

Penyelesaian :

Banyak susunan yang mungkin terjadi = (8 – 1)! = 7! = 5040.

5.        Permutasi berulang

Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia dengan tiap unsur yang tersedia
boleh ditulis berulang adalah P = nr

Contoh :
Berapa banyak susunan 3 huruf yang diambil dari huruf – huruf K, A, M, I dan S jika unsur – unsur
yang tersedia boleh ditulis berulang.

Penyeleaian :

Banyak susunannya = 53 = 125.

Latihan 3

Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut dengan lengkap dan benar!

1.     Terdapat buah mangga, jeruk, apel dan salak. Masing – masing satu buah akan disusun berjajar.
Tentukan banyak susunan yang dapat dibentuk dari buah – buahan tersebut!

2.      Dari angka – angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 akan disusun bilangan – bilangan yang terdiri atas dua angka
yang berbeda.Tentukan banyak susunan bilangan yang mungkin terjadi!

3.      Suatu kelompok pengajian ibu – ibu mempunyai anggota 10 orang. Apabila setiap pengajian
duduknya melingkar maka tentukan banyak cara posisi ibu – ibu duduk!

4.   Dari 8 siswa akan dipilih 3 orang siswa untuk menduduki jabatan ketua, sekretaris dan bendahara.
Tentukan banyak susunan berbeda yang mungkin terjadi!

5.    Tentukan banyaknya nomor sambungan pesawat telepon terdiri dari 5 angka berbeda yang dapat
dibentuk dari 8 bilangan asli yang pertama dengan syarat tidak boleh berulang!

6.        Tentukan banyak kata yang dapat disusun dari kata “MISSISIPPI”!

7.  Berapa banyak cara menyusun 5 bola hitam, 3 bola merah dan 2 bola putih secara berdampingan!

8.      Tujuh mutiara berlainan warna akan disusun menjadi sebuah kalung. Berapa banyak susunan yang
mungkin terjadi!

9.      Tentukan banyak susunan 4 huruf dari kata SEMBILAN jika unsur – unsur yang tersedia boleh ditulis
ulang!

10.    Ruang rapat terdiri dari 15 kursi. Peserta yang hadir hanya 8 orang. Berapa cara peserta yang hadir
menduduki kursi rapat secara berdampingan!

3.    Kombinasi

Amati gambar berikut! Apa pendapatmu tentang gambar tersebut? Jelaskan!


Kombinasi adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari suatu kumpulan objek (setiap
objek berbeda) yang diambil sebagian atau seluruhnya tanpa memperhatikan urutannya / secara
acak atau secara random. Sebagai contoh, jika dalam lemari es berisi tape, nanas dan kolang – kaling
maka cara si penjual es dalam memasukkan isi es ke dalam gelas dapat berupa (tape, nanas, kolang –
kaling), (tape, kolang – kaling, nanas), (nanas, tape, kolang – kaling), (nanas, kolang – kaling, tape),
(nanas, kolang – kaling, tape), (kolang – kaling, nanas, tape) dan (kolang – kaling, tape, nanas).
Bagaimanapun cara memasukkan isi es tersebut ke dalam gelas, hasilnya akan sama yaitu es
kombinasi yang berisi 3 macam tadi. Kombinasi r unsur dari n unsur yang tersedia dirumuskan

Contoh 1 :

Ada 12 pemain bola basket yang akan bertanding. Dalam menit – menit pertama akan diturunkan 5
orang. Berapa banyaknya cara yang mungkin terjadi?

Penyelesaian :

Banyak cara yang mungkin terjadi adalah C(n,r) = 792

Contoh 2 :

Tiga bola diambil dari kotak yang berisi 5 bola merah, 3 bola putih dan 2 bola biru. Tentukan banyak
cara pengambilan tiga bola yang terdiri dari 2 bola merah dan 1 bola biru.

Jawab :

Tersedia 5 bola merah dan akan diambil 2 bola, banyak cara pengambilannya

= C(5,2) = 10.

Tersedia 2 bola biru dan akan diambil 1 bola, banyak cara pengambilannya

= C(2,1) = 2.

Banyak cara pengambilan tiga bola yang terdiri dari 2 bola merah dan 1 bola biru adalah 10 × 2 = 20.
Latihan 4

Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut dengan lengkap dan benar!

1.      Dalam suatu ujian remidial yang pesertanya 8 orang, guru penguji akan memanggil 2 orang sekaligus.
Tentukan banyak susunan berbeda yang mungkin!

2.      Dari 10 orang pemain bola volly akan dibentuk tim bola volly yang terdiri 6 orang. Tentukan banyak
tim berbeda yang dapat dibentuk!

3.    Suatu tim bulu tangkis terdiri dari 3 putra dan 2 putri. Jika akan dibentuk pasangan ganda campuran
maka tentukan banyak pasangan yang mungkin terbentuk!

4.    Rapat dihadiri oleh 10 orang. Akan dipilih 3 orang untuk berbicara. Tentukan banyak cara untuk
memilih tiga orang tersebut!

5.      Sally akan membeli 3 kambing dan 4 sapi dari seorang pedagang yang memiliki 6 kambing dan 7 sapi.
Dengan berapa cara Sally dapat memilih kambing dan sapi!

6.       Dalam sebuah kotak terdapat 6 kelereng hijau, 3 kelereng merah dan 1 kelereng putih. Akan diambil
3 kelereng dari kotak itu.Tentukan banyak cara mengambil 3 kelereng tersebut!

7.    Terdapat 4 macam warna cat yaitu merah, kuning, biru dan putih. Seorang tukang cat ingin membuat
warna yang baru dengan mencampur dua warna cat dengan perbandigan yang sama. Berapa warna
baru yang diperoleh?

8.      Ada 10 titik dan tidak ada tiga titik yang terletak segaris. Berapa banyak segitiga yang dapat dibentuk
dari titik – titik tersebut?

9.      Doni akan membuat sup dengan 5 jenis sayuran yang berbeda dan 3 jenis tanaman herbal. Doni
mempunyai 12 jenis sayuran dan 6 jenis tanaman herbal untuk dipilih. Berapa banyak jenis sup
berbeda yang dapat dibuat oleh Doni?

10.   Misalkan kamu menemukan 7 jenis artikel yang sesuai dengan tema penelitian. Tentukan
        berapa banyak cara kamu dapat memilih kurang dari 5 artikel untuk dibaca.

http://modulmatematikasmk.blogspot.com/2017/01/kaidah-pencacahan.html

PELUANG KEJADIAN MAJEMUK


Author -  Muji Suwarno Date - 06.49 Kaidah Pencacahan dan Peluang

Peluang kejadian majemuk adalah rangkaian beberapa kejadian yang dihubungkan dengan
“dan” (Dilambangkan dengan ∩ ) serta “atau” (Dilambangkan dengan U), dan dirumuskan :

P (AUB) = P(A) + P(B) - P(A∩B)

Skema pembagian kejadian majemuk


1. Kejadian Majemuk Saling Lepas

Dua kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika dua kejadian tersebut tidak dapat terjadi
secara bersamaan, atau dengan kata lain tidak saling terkait (tidak mempunyai irisan).
Dirumuskan :

P(A ∩ B) = 0

P(A U B) = P(A) + P(B)

Untuk pemahaman lebih lanjut ikutilah contoh Soal berikut ini :

01. Dua buah dadu dilantunkan serentak satu kali. Jika A adalah kejadian munculnya dua
mata dadu yang habis dibagi 5 dan B adalah kejadian munculnya dua mata dadu yang
jumlahnya habis dibagi 4, maka tentukanlah peluang :

(a) P(A ∩ B) 

(b) P(A U B)

Jawab

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} , n(S) = 6
A = {5} , n(A) = 1
B = {4} , n(B) = 1
Karena A dan B saling lepas, maka:
(a) P(A ∩ B) = 0
(b) P(A U B) = P(A) + P(B)
P(A U B) ⅙ + ⅙ = ⅓

03. Sebuah dadu merah dan sebuah dadu putih dilantunkan serentak satu kali. Tentukanlah
peluang munculnya angka 3 pada dadu merah atau angka 5 pada dadu putih
Jawab
n(S) = 6 x 6 = 36
A = {31, 32, 33, 34, 35, 36} , n(A) = 6
B = {15, 25, 35, 45, 55, 65} , n(B) = 6
A U B = {35} , n(A ∩ B) = 1
Karena A dan B tidak saling lepas, maka:

2. Kejadian Saling Bebas

Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika muncul atau tidaknya kejadian A tidak
mempengaruhi muncul atau tidaknya kejadian B. Dengan kata lain A dan B memiliki
keterkaitan tetapi tidak saling mempengaruhi.

Jika dirumuskan secara matematis, maka kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika
memenuhi :

P(A ∩ B) = P(A) x P(B)

Untuk pemahaman lebih lanjut ikutilah contoh Soal berikut ini:

01. Dua dadu dilantunkan serentak satu kali. Misalkan A adalah kejadian munculnya dua
mata dadu yang jumlahnya 8 dan B adalah kejadian munculnya dua mata dadu yang hasil
kalinya 12, maka selidikilah apakah A dan B saling bebas ?
Jawab
A = {26, 62, 35, 53, 44} , n(A) = 5
B = {34, 43, 62, 26} , n(B) = 4
A ∩ B = {62, 26} , n(A ∩ B) = 2
n(S) = 36

02. Dua dadu berwarna merah dan putih dilantunkan serentak satu kali. Misalkan A adalah
kejadian munculnya angka 4 pada dadu merah dan B adalah kejadian munculnya angka 6
pada dadu putih, maka selidikilah apakah A dan B saling bebas ?
Jawab
A = {41, 42, 43, 44, 45, 46} , n(A) = 6
B = {16, 26, 36, 46, 56, 66} , n(B) = 6
A ∩ B = {46} , n(A ∩ B) = 1
n(S) = 36

03. Dua orang sahabat Amir dan Budi bermaksud mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Jika peluang Amir lulus 3/4 dan peluang Budi lulus 1/3, maka tentukanlah peluang :
(a) Kedua-duanya tidak lulus
(b) Amir lulus tetapi Budi tidak lulus
Jawab
https://materimatematikalengkap.blogspot.com/2017/11/peluang-kejadian-majemuk.html

5. Peluang Kejadian Majemuk


a. Peluang Gabungan 2 kejadian
Misal A dan B adalah dua kejadian yang berbeda, maka peluang kejadian
A ∪  B ditentukan dengan aturan:

 P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)

Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan sekali, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil dan B
adalah kejadian munculnya bilangan prima. Tentukan peluang kejadian munculnya bilangan
ganjil atau prima!
Penyelesaian:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = bilangan ganjil : {1, 3, 5} → P(A) = 3/6
B = bilangan prima : {2, 3, 5} → P(B) =3/6                                
A∩B = {3, 5} → P{A∩B} = 2/6
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
               = 3/6 + 3/6  – 2/6 = 4/6 = 2/3
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau prima adalah 2/3

Contoh:
Diambil sebuah kartu dari 1 set kartu bridge, tentukan peluang terambilnya kartu As atau kartu
Hati!
Penyelesaian:n(S) = 52 (karena banyaknya kartu dalam 1 set kartu bridge 52)
A = kartu As, n(A) = 4 (Banyaknya kartu As dalam1 set kartu bridge 4)
              4
P(A) = ——
             52
B = kartu Hati, n(B) = 13 (Banyaknya kartu Hati dalam1 set kartu bridge 13)
             13
P(B) = ——
             52                          
n(A∩B) = 1 (Banyaknya Kartu As dan  Hati dalam1 set kartu bridge 1)
                   1
P(A∩B) = ——
                  52                                                 
                                                             4       13        1     16
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B) = —— + —— – —— =——
                                                            52      52        52   52        
                                                                                                 16        
Jadi peluang kejadian terambilnya kartu As atau Hati  adalah ——
                                                                                                 52

b. Peluang Kejadian Saling Lepas (Saling Asing)


Kejadian A dan B saling asing jika kedua kejadian tersebut tidak mungkin terjadi bersama-sama.
Ini berarti A∩B = 0  atau P(A∩B) = 0
Sehingga: P (A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B) = P(A) + P(B) – 0
  P (A∪ B) = P(A) + P(B)

Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan sekali, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil dan B
adalah kejadian munculnya bilangan genap. Tentukan peluang kejadian munculnya bilangan
ganjil atau genap!
Penyelesaian:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = bilangan ganjil : {1, 3, 5} → P(A) = 3/6
B = bilangan genap : {2, 4, 6} → P(B) =3/6                                
A∩B = {} → P(A∩B) = 0 (A dan B kejadian saling lepas)
P(A∪ B) = P(A) + P(B)
               = 3/6 + 3/6 = 1
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau genap adalah 1
Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 2 bola kuning dan 1 bola biru. Akan diambil sebuah bola
secara acak. Tentukan peluang terambilnya bola merah atau bola kuning!
Penyelesaian:
                         8!               8!              8 . 7!
n(S) = 8C1 = ————  = ————  = ——— =  8
                     1!(8- 1)!        1 . 7!            7!
Misal kejadian terambilnya kelereng merah adalah A, maka:
                              5!             5!                         n(A)         5          
    n(A) = 5C1 = ———— = —— = 5,    P(A) = ——— = ——
                         1!(5 - 1)!       4!                         n(S)         8              
Misal kejadian terambilnya kelereng kuning adalah B, maka:
                              2!             2!                         n(B)         2            
    n(B) = 2C1 = ———— = —— = 2,    P(B) = ——— = ——
                         1!(2 - 1)!       1!                         n(S)         8             
A∩B = {}  (Kejadian saling lepas)
                                           5           2         7
P(A∪ B) = P(A) + P(B) = ——  +  ——  = ——  
                                           8           8         8                    7 
Jadi peluang terambilnya bola merah atau bola kuning ——
                                                                                         8
c. Peluang Kejadian Saling Bebas
Jika kejadian A tidak memengaruhi terjadinya kejadian B dan sebaliknya, atau terjadi atau
tidaknya kejadian A tidak tergantung pada terjadi atau tidaknya kejadian B maka dua kejadian ini
disebut kejadian saling bebas. Hal ini seperti digambarkan pada pelemparan dua buah dadu
sekaligus.
A adalah kejadian munculnya dadu pertama angka 3 dan
B adalah kejadian munculnya dadu kedua angka 5
maka kejadian A dan kejadian B merupakan dua kejadian yang saling bebas, dan peluang
kejadian ini dapat dirumuskan:

  P(A∩B) = P(A) × P(B)

Coba kamu pelajari contoh berikut untuk lebih memahami tentang kejadian saling bebas.
Contoh:
Dua buah dadu dilemparkan bersama-sama, tentukan peluang munculnya mata dadu 3 pada
dadu pertama dan mata dadu 5 pada dadu kedua!
Penyelesaian: 
Kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama tidak terpengaruh kejadian munculnya
mata dadu 5 pada dadu kedua jadi ini adalah dua kejadian yang saling bebas
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ….., (6, 6)} → n(S) = 36
Misal kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama adalah A, maka:
                                                                                                       6         1
A = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} → n(A) = 6  P(A) = —— = ——
                                                                                                      36        6
Misal kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu kedua adalah B, maka:
                                                                                                        6         1
B = {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)} → n(B) = 6  P(B) = —— = ——      
                                                                                                       36        6

                                        1           1          1          


P(A∩B) = P(A) × P(B) =  ——  × ——  = —— 
                                        6           6         36         
                     
Jadi peluang munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama dan mata dadu 5
                                 1
pada dadu kedua = ——
                                36
Contoh:Kotak A berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning sedangkan Kotak B berisi 5 bola merah
dan 2 bola kuning. Akan diambil sebuah bola secara acak dari masing-masing kotak. Tentukan
peluang terambilnya bola merah dari kotak A dan terambilnya bola kuning dari kotak B!
Penyelesaian:Kotak A
                          8!               8!              8 . 7!
n(S) = 8C1 = ————  = ————  = ——— =  8
                     1!(8- 1)!        1 . 7!            7!
Misal kejadian terambilnya bola merah dari kotak A adalah A, maka:
                              5!             5!                         n(A)         5          
    n(A) = 5C1 = ———— = —— = 5,    P(A) = ——— = ——
                         1!(5 - 1)!       4!                         n(S)         8  
Kotak B
                         7!               7!              7 . 6!
n(S) = 7C1 = ————  = ————  = ——— =  7
                     1!(7- 1)!        1 . 6!            6!           
Misal kejadian terambilnya bola kuning dari kotak B adalah B, maka:
                              2!             2!                         n(B)         2            
    n(B) = 2C1 = ———— = —— = 2,    P(B) = ——— = ——
                         1!(2 - 1)!       1!                         n(S)         7             
                                        5           2          5          
P(A∩B) = P(A) × P(B) =  ——  × ——  = —— 
                                        8           7         28 

6. Peluang Kejadian Bersyarat


Dua kejadian disebut kejadian bersyarat atau kejadian yang saling bergantung apabila terjadi
atau tidak terjadinya kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B.
Peluang terjadinya kejadian A dengan syarat kejadian B telah terjadi adalah:
                  P(A∩B)      
 P(A/B) =  ————  P(B) ≠ 0
                    P(B)      
 
Atau Peluang terjadinya kejadian B dengan syarat kejadian A telah terjadi adalah:
                  P(A∩B)      
 P(B/A) =  ————  P(A) ≠ 0
                    P(A)      

Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning. Akan diambil sebuah bola secara acak
berturut-turut sebanyak dua kali tanpa pengembalian . Tentukan peluang terambilnya keduanya
bola merah!
Penyelesaian:                     
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah A, maka:
                   n(A)        5          
     P(A) = ——— = ——
                   n(S)        8  

Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah B, maka:
                    n(B/A)      4          
     P(B/A) = ——— = ——
                     n(S)        7 
                                            5           4          5          
P(A∩B) = P(A) × P(B/A) =  ——  × ——  = —— 
                                            8           7         14       

http://matematika-lovers.blogspot.com/2012/04/peluang-kejadian-majemuk.html

Teori Peluang
25 Agustus 2019  9 min read
Teori Peluang atau keboleh jadian atau juga dikenal sebagai probabilitas merupakan suatu
cara untuk mengungkapkan pengetahuan ataupun kepercayaan jika seuah kejadian akan
berlaku atau sudah terjadi.

Konsep peluang dalam ilmu matematika sudah dirumuskan dengan lebih ketat pada
matematika.
Serta telah banyak dimanfaatkan secara lebih luas dalam tidak hanya pada bidang matematika
atau statistika, namun juga keuangan, sains dan juga filsafat. Selengkapnya mengenai teori
peluang simak pembahasan berikut ini.

Daftar Isi [hide]
 Teori Peluang
 Kejadian Majemuk dalam Teori Peluang Matematika
 Aturan Perkalian dan Faktorial dalam Teori Peluang
 Jenis Permutasi 
 Kombinasi dan Binomial Newton 
 Mengetahui Percobaan, Ruang Sampel, dan Menghitung Peluang Kejadian

Teori Peluang
Peluang merupakan sebuah nilai antara 0 hingga 1 yang menggambarkan kemungkinan pada
sebuah peristiwa yang akan terjadi.

 Suatu Eksperimen merupakan pengamatan atas beberapa kegiatan ataupun sebuah


pengukuran.
 Suatu hasil merupakan keluaran tertentu dari suatu eksperimen.
 Sebuah kejadian merupakan suatu kumpulan satu hasil atau lebih dari suatu
eksperimen.

Beberapa kejadian akan disebut saling bebas apabila kemunculan seebuah kejadian tidak
akan memengaruhi kemunculan kejadian yang lainnya.

Dan untuk membahas lebih lanjut mengenai teori peluang, kita akan berikan beberapa hal
yang berhubungan teori peluang.

Diantaranya yaitu: kejadian majemuk, aturan perkalian dan


faktorial, permutasi, kombinasi dan Binomial Newton, percobaan ruang sampel dan
peluang suatu kejadian, serta peluang kejadian majemuk.

Simak artikel ini sampai selesai ya.

Kejadian Majemuk dalam Teori Peluang Matematika


Untuk memahami teori peluang, akan kami berikan ilustrasi agar memudahkan proses
pemahaman kalin. Berikut ilustrasinya.

Apabila kalian diperintah oleh ibu kalian untuk  merapikan bola warna-warni yang kalian
punya ke dalam kotak mainan.

Tetapi secara tiba-tiba, adik kalian yang masih kecil minta diambilkan bola. Secara acak,
kalian akan mengambil kembali bola tersebut kan?.
Nah, peluang terambilnya bola warna biru serta merah kira-kira ada berapa ya guys? Kejadian
tersebutlah bisa kita jawab dengan cara mempelajari materi kejadian majemuk di dalam teori
peluang matematika.

Simak cara untuk mengetahui peluangnya di bawah ini!

Kejadian majemuk adalah jika terdapat suatu kejadian atau percobaan yang berlangsung
lebih dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian baru, di mana kejadian baru tersebutlah
yang disebut sebagai kejadian majemuk.

Adapun beberapa kejadian yang dikatakan sebagai kejadian majemuk, diantaranya yaitu:

1. Dua Kejadian Sembarang

Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku rumus:

P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)

Sebagai:

Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel
Matematika, 22 siswa suka pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka kedua-
duanya.

Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih
merupakan siswa yang menyukai Matematika ataupun bahasa Inggris!
Diketahui:

 n(S) = 45
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Jawab:

 n(S) = 45
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10

Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris adalah:

P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)

= 28/45 + 22/45 – 10/45


= 40/ 45
= 8/ 9

2. Komplemen Suatu Kejadian

Adapun rumus untuk mencari komplemen pada suatu kejadian, yaitu:

P (Ac) = 1 – P (A)
Sebagai contoh:

Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu lebih dari
dua.

Jawab:
Suatu dadu dilempar sekali, sehingga n (S) = 6

Apabila A = {mata dadu lebih dari sama dengan 2}

Maka dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(Ac) = 2

P (Ac) = n(Ac)/ n(S) = 2/ 6 = 1/ 3

Sehingga, P (A) = 1 – P (Ac)


= 1 – 1/3
= 2/ 3

Sehingga, peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 yaitu 2/3.

3. Dua Kejadian Saling Lepas

Adapun rumus untuk menentukan dua kejadian saling lepas, yaitu:

P (A ∪ B) = P(A) + P (B)


Contoh:

Pada pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu dengan
mata 1 atau 3 ?

Jawab:
A = {1}, B = {3}

n(A) = 1, n(B) = 1

Peluang untuk memperoleh dadu mata 1 atau 3, yaitu:

P (A ∪ B) = P(A) + P (B)


P (A ∪ B)  = 1/ 6 + 1/ 6 = 2/ 6 = 1/ 3

4. Dua Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:

P (A ∩ B) = P (A) X P (B)

Contoh:

Apabila peluang Gilang bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Putra bisa
menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa menyelesaikan
soal tersebut yaitu …

Jawab:

P(A) = 0,4

P(B) = 0,3

Peluang Gilang dan Putra bisa menyelesaikan soal adalah:

P (A ∩ B) = P (A) X P (B) = 0,4 x 0,3 = 0,12

5. Dua Kejadian Bersyarat

Apabila kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
ataupun kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:

P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)

Sebagai contoh:

Suatu dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat
munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.

Jawab:

Diketahui;
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
A = Kejadian munculnya angka prima
A = {2, 3, 5}, n(A) = 3

P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

B = Kejadian muncul mata dadu ganjil

B = {1, 3, 5}

P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima
terlebih dahulu adalah:

P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) = 1/4 / 1/2 = 1/2

Sesudah kalian selesai mempelajari semua peluang kejadian majemuk, maka bisa kita
simpulkan bahwa:

Rumus Formula Kejadian Majemuk

No. Jenis Kejadian Majemuk Rumus

1 Dua Kejadian Sembarang P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)

2 Komplemen Suatu Kejadian P (Ac) = 1 – P (A)

3 Dua Kejadian Saling Lepas P (A ∪ B) = P(A) + P (B)

4 Dua Kejadian Saling Bebas P (A ∩ B) = P (A) X P (B)

5 Dua Kejadian Bersyarat P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)

Melanjutkan teori peluang, di bawah ini akan kami jelaskan mengenai aturan perkalian dan
faktorial, permutasi, kombinasi dan Binomial Newton, percobaan ruang sampel dan
peluang suatu kejadian, dan peluang kejadian majemuk. Perhatikan baik-baik ya.

Baca juga: Logaritma

Aturan Perkalian dan Faktorial dalam Teori Peluang


Pernahkah kalian hendak pergi ke suatu tempat, namun ternyata langit mendung, tampak
gelap, hingga angin bertiup lebih kencang dari biasanya?

Lalu, kalian berpikir kemungkinan besar sebentar lagi akan turun hujan.

Nah, tanpa kalian sadari, sebetulnya kalian sudah menerapkan teori peluang dalam kehidupan
sehari hari lho.
Nah, agar kita lebih paham mengenai teori peluang ini yuk kita pelajari aturan perkalian dan
faktorial dalam teori peluang.

Di dalam kita mempelajari teori peluang, kalin juga harus mengetahui tentang kaidah
pencacahan.

Yang berarti sebuah ilmu yang berhubugan dengan menentukan atau mencari


banyaknya cara suatu percobaan bisa terjadi.

Hal dasar yang harus dapat kalian pahami dalam mempelajari kaidah pencacahan antara lain
yaitu aturan perkalian, faktorial, serta permutasi.

A. Aturan Perkalian

Apabila sebuah kejadian bisa terjadi dalam m cara serta kejadian kedua bisa terjadi dalam n
cara, maka pasangan kejadian bisa terjadi:

Rumus Formula Aturan Perkalian

m x n cara

Keterangan:

m: merupakan kejadian pertaman.


n: merupakan kejadian kedua.

Prinsip ini bisa digenerelasasikan dalam memasukan banyak kejadian yang bisa berlangsung
di dalam n1,n2,n3,…nk cara.

Banyaknya k kejadian bisa berlangsung atau terjadi dalam n1.n2.n3.…nk cara.

Sebagai contoh:

Gilang memiliki 3 celana berwarna hitam, biru dan juga merah serta memiliki 4 kaos
berwarna biru, merah, kuning, dan juga merah muda. Berapa banyak pasang cara Gilang
untuk memilih celana serta baju?

Jawab:

n1 = Kejadian 1 (celana) = 3

n2 = Kejadian 2 (kaos) = 4

Banyak pasang cara Gilang dalam memilih celana dan baju adalah:

n1 × n2 = 3 × 4 = 12 cara.

B. Faktorial 
Dalam pelajaran matematika, faktorial dari bilangan asli n merupakan suatu hasil perkalian
antara bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n.

Faktorial juga biasa dinotasikan dengan penggunaan huruf: n! dan dibaca n faktorial.

Bentuk dari faktorial, yakni:

Rumus Formula Faktorial

n! = n . (n -1) . (n – 2) . ….. (n – n + 1)

yang mana, untuk 0! = 1! = 1, sehingga akan menjadi:

2! = 2.1 = 2

3! = 3.2.1 = 6

4! = 4.3.2.1 = 24

5! = 5.4.3.2.1 = 120

dan begitu juga seterusnya.

Sebagai contoh:

Tentukan faktorial nilai dari:

1. 10!.3!/ 81.4! =

2. 6! + 4!/ 5! – 7!/ 5! =

Jawab:
Jenis Permutasi 
Sesudah kita belajar mengenai aturan perkalian sera faktorial dalam teori peluang, maka
selanjutnya kita akan membahas mengenai permutasi.

Permutasi merupakan suatu susunan unsur berbeda yang terbentuk dari n unsur, diambil
dari n unsur ataupun sebagian unsur.
Permutasi bisa dikelompokkan menjadi beberapa macam.

Dan di dalam kali ini kita akan belajar mengenai jenis permutasi dalam teori peluang. Kira-
kira apa saja ya jenis-jenis permutasi tersbut? Selengkapnya simak baik-baik ulasan di bawah
ini.

Rumus Formula Permutasi

No. Jenis Permutasi Rumus

1 Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari n elemen P(n,n) = n! atau nPn = n!

2 Permutasi n elemen, tiap permutasi terdiri dari r unsur darin elemen r < n. P(n-r) = nPr = Pnr = n!/ (n – r

3 Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q serta r unsur yang sama. P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2! … kt!

4 Permutasi siklis. n Psiklis = (n – 1)!

5 Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi terdiri dari k unsur. Pn = nk

1. Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari n elemen

Jika ada unsur yang berbeda diambil n unsur, maka banyaknya susunan (permutasi) yang
berbeda dari n unsur tersebut adalah

 P(n,n) = n! atau nPn = n!

Sebagai contoh:

Dalam menyambut suatu pertemuan delegasi negara yang dihadiri sebanyak lima negara,
panitia akan kemudian memasang kelima bendera dari lima negara yang nantinya akan hadir.

Banyaknya cara panitia dakam menyusun kelima bendera tersebut terdapat berapa cara?

Jawab:

Dari lima bendera yang tersedia, itu artinya n = 5, maka banyak susunan bendera yang
mungkin adalah:

5! = 5.4.3.2.1 = 120 cara.

2. Permutasi n elemen, masing-masing permutasi terdiri dari r unsur dari n elemen


dengan r ≤ n

Untuk seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi dari n objek yang
diambil r objek dalam satu waktu yaitu:

P(n-r) = nPr = Pnr = n!/ (n – r)!


*syarat urutan perlu diperhatikan
Contoh:

Banyak cara dalam memilih seorang ketua, sekertaris dan juga bendahara dari 8 siswa yang
tersedia ialah…

Jawab:

Diketahui:

 Banyak siswa, n = 8
 Ketua, sekretaris serta bendahara (banyak pilihan objek), r = 3

Sehingga:
3. Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q dan r unsur yang sama

Rumus yang digunakan adalah:

P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2! … kt!

Keterangan:
n = merupakan banyaknya elemen seluruhnya
k1 = merupakan banyaknya elemen kelompok 1 yang sama
k2 = merupakan banyaknya elemen kelompok 2 yang sama

kt = merupakan banyaknya elemen kelompok kt yang sama
t = 1,2,3,…dst.

Sebagai contoh:

Banyaknya cara dalam menyusun dari kata ”BASSABASSI” yaitu…

Jawab:

Dari kata ”BASSABASSI”, banyak huruf (n) adalah = 10

Diketahui:

k1 = huruf B = 2
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1

Penyelesaian:

P(10,2,3,4,2) = 10!/ 2!.3!.4!.2! = 10.9.8.7.6.5.4!/ 2.1.3.2.1.4!.2.1 = 1260 cara.

4. Permutasi Siklis

Permutasi siklis merupakan permutasi melingkar (atau untuk urutan melingkar).

Rumus yang digunakan dalam permutasi siklis adalah:

n Psiklis = (n – 1)!

Sebagai contoh:

Dari 5 orang anggota keluarga akan segera duduk mengelilingi suatu meja bundar, banyaknya
cara untuk susunan yang bisa dibuat dari 5 orang tersebut yaitu…

Jawab:

Banyak orang (n) = 5, sehingga:

5Psiklis = (5 – 1)! = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara.

5. Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi terdiri dari k unsur

Rumus yang digunakan adalah:

 Pn = nk
Contoh:

Banyaknya susunan 3 bilangan dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 ialah…

Jawab:

Banyak susunan 3 bilangan, itu artinya bilangan ratusan, k = 3


Banyak angka yang akan disusun adalah n = 6
Banyak susunan 3 bilangan dari angka 1, 2, 3, 4, 5, serta 6:

P6 = 63 = 216 susunan.

Kombinasi dan Binomial Newton 


Selanjutnya kita akan fokus ke pembahasan kombinasi dan binomial Newton. Dan kita
akan bahas satu persatu ya. Simak baik-baik ulasan di bawah ini.

A. Kombinasi

Kombinasi merupakan suatu pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.

Kombinasi pada umumnya dinotasikan seperti:

Cnr = nCr

Untuk seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n r ≤ n, banyaknya kombinasi r objek


yang diambil dari n objek dalam waktu yang sama, adalah:

Rumus atau Formula Kombinasi

nCr = n!/ (n-r)!r!

Sebagai contoh:

Soal 1.

Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket dari 9 orang yaitu…

Jawab:

Diketahui:

Suatu tim basket terdiri atas 5 orang, r = 5


Banyak orang yang bisa dipilih adalah n = 9

Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket adalah:

n Cr= 9!/ (9-5)!5! = 9.8.7.6.5!/ 4!.5! = 9.8.7.6/4.3.2.1 = 126 cara


Soal 2.

Dari total 4 penyanyi sopran serta 5 penyanyi alto akan dipilih empat orang pengurus paduan
suara.

Berapa banyak pilihan yang berbeda yang nantinya akan didapatkan apabila dipilih 2 orang
penyanyi sopran serta 2 orang penyanyi alto?

Jawab:

Banyaknya cara dalam memilih pengurus paduan suara adalah:

B. Binomial Newton

Binomial Newton merupakan suatu teorema yang menerangkan tentang mengenai


pengembangan eksponen dari penjumlahan antara dua variabel (binomial).

Dalam Binomial Newton memakai koefisien-koefisien (a + b)n.

Sebagai contoh, n = 2 diperoleh dari: (a + b)2 = (1) a2 + 2ab + (1)b2

Koefisien-koefisien hasil penjabaran (a + b)2 merupakan 1, 2, 1 yang senilai dengan C(2,0) serta


C(2,2) bisa kita tuliskan menjadi:

(a + b)2 = C(2,0) a2 + C(2,1) + ab + C(2,2) b2

Rumus atau Formula Binomial Newton

Secara umum akan berlaku:

(a + b)2 = C(n,0) a2 + C(n,1) an-1 + C(n,2) an-2 + …. + C(n,r)an-r br+ C(n,n) bn

Apabila ditulis dalam notasi sigma, maka akan di dapatkan:

Sebagai contoh:
Suku ke-7 dari (2x + y)15 yaitu…

Jawab:

Diketahui:

n = 15
r=7–1=6

Sehingga:

Mengetahui Percobaan, Ruang Sampel, dan Menghitung


Peluang Kejadian
Dan yang terakhir dalam teori peluang, kita akan mempelajari mengenai percobaan, ruang
sampel dan peluang menghitung  suatu kejadian. Yuk, kita bahas satu persatu, simak baik-
baik ya.

A. Percobaan

Sifat dasar percobaan adalah:

1. Pada masing-masing jenis percobaan memiliki kemungkinan hasil atau peristiwa atau
kejadian yang akan terjadi.
2. Hasil dari masing-masing percobaan tersebut secara pasti akan sulit ditentukan.

Ilustrasi:

No. Percobaan Kemungkinan Hasil

1 Melempar satu keping mata uang logam Muncul gambar (G) atau angka (A)

2 Melempar satu buah dadu Muncul mata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

B. Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.
Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan kumpulan dari beberapa
titik sampel disebut kejadian.

Banyak ruang sampel disimbolkan dengan n(S).

Sebagai contoh:

Satu buah koin di lempar sebanyak 3 kali, maka dari itu ruang sampel daserta banyaknya
sampel dari percobaan pelemparan koin tersebut ialah…

Jawab:

Kemungkinan:

 Koin ke-1 : A A A G A G G G
 Koin ke-2 : A A G A G A G G
 Koin ke-3 : A G A A G G A G

Maka;

S = {(AAA), (AAG), (AGA), (GAA), (AGG), (GAG), (GGA), (GGG)}

n(S) = 8

C. Peluang Kejadian

Sebagai cotoh S merupakan ruang sampel dari sebuah percobaan dengan masing-masing
anggota S mempunyai kesempatan muncul yang sama dan K merupakan sebuah kejadian
dengan K⊂S, sehingga peluang kejadian K adalah:

Rumus atau Formula Peluang Kejadian

P(K) = n(K) / n(S)

dengan 0 ≤ P(K) ≤ 1,

Ketarangan:

n(K): merupakan banyak anggota dalam kejadian K.


n(S): merupakan banyak anggota dalam himpunan ruang sampel.

Sebagai contoh:

Satu buah dadu dilempar undi satu kali, peluang munculnya angka bilangan prima yaitu…

Jawab:

Diketahui:
 Ruang sampel dadu adalah (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}  maka n(S) = 6
 Muncul angka prima adalah (K) = {2, 3, 5} maka n(K) = 3

Sehingga peluang munculnya angka bilangan prima adalah:

P(K) = n(K) / n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

D. Peluang komplemen dari suatu kejadian

P(K) merupakan sautu peluang kejadian K dan juga P(Kc) = P(K’) merupakan suatu peluang
kejadian bukan K, maka akan berlaku:

Rumus atau Formula Peluang komplemen dari suatu kejadian

P(K) + P(Kc) = 1
P(Kc) = 1 – P(K)

Sebagai contoh:

Peluang Gilang akan lulus ujian Matematika ialah 0,89, sehingga peluang Gilang tidak lulus
ujian Matematika yaitu  …

Jawab:

Diketahui:

 K = merupakan kejadian Rina lulus ujian Matematika = 0,89


 Kc = merupakan kejadian Rina tidak lulus ujian Matematika

Peluang Rina tidak lulus ujian Matematika adalah:

P(Kc) = 1 – P(K) = 1 – 0,89 = 0,11

E. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan merupakan banyaknya kejadian yang diharapkan bisa berlangsung


atau terjadi pada sebuah percobaan.

Apabila sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali serta  nilai kemungkinan berlangsung
kejadian K pada masing-masing percobaan ialah P(K), maka frekuensi harapan kejadian K
yaitu:

Rumus atau Formula Frekuensi Harapan

Fh(K) =  n x P(K)

Sebagai contoh:

Satu buah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata dadu
faktor dari 6 yaitu …
Jawab:

Diketahui:

 S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6
 K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(A) = 4
 n = Banyak lemparan = 120

Sehingga;

P(K) = n(K) / n(S) = 4/ 6 = 2/ 3

Sehingga frekuensi harapan muncul faktor dari 6 yaitu:

Fh(K) =  n x P(K) = 120 x 2/ 3 = 80 kali.

https://www.yuksinau.id/teori-peluang/

Anda mungkin juga menyukai