Anda di halaman 1dari 12

❖ LOGARITMA

logaritma merupakan sebuah invers atau kebalikan dari pemangkatan (eksponen) yang dipakai
dalam menentukan besar pangkat dari sebuah bilangan pokok. Pada intinya, dengan mempelajari
logaritma maka kita dapat mencari besar pangkat dari sebuah bilangan yang diketahui hasil
pangkatnya. Jika biasanya perpangkatan dinyatakan dengan :

maka dalam bentuk logaritma dapat dinyatakan dengan :

Keterangan :
a = basis atau bilangan pokok logaritma
b = bilangan yang dicari nilai logaritmanya (numerus)
c = besar pangkat/nilai logaritma

Dari tabel diatas kita dapat mengambil contoh lain diantaranya, dalam bentuk eksponen atau
perpangkatan dapat dinyatakan dengan :

Bentuk eksponen atau perpangkatan tersebut dapat diubah menjadi bentuk logaritma menjadi
sebagai berikut :
Sifat-Sifat Logaritma

Contoh Soal Logaritma dan Pembahasannya


❖ PERSAMAAN LINEAR 2 VARIABEL
Bentuk umum dari persamaan linear dua variabel adalah ax + by + c = 0, dengan a, b, dan c
adalah bilangan real dan a maupun b tidak sama dengan nol. Contoh persamaan linear dua
variabel adalah sebagai berikut.

4x + 3y = 4

-3x + 7 = 5y

x = 4y

y = 2-3x

Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel merupakan himpunan
pasangan berurut yang memenuhi persamaan. Nilai-nilai x = m dan y = n adalah himpunan
penyelesaian persamaan linear dari ax + by + c = 0 jika am + bn + c = 0
❖ AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT

• a,b, dan c bilangan real. a≠0


• x adalah variable atau nilai yang belum diketahui dan memenuhi persamaan kuadrat tersebut
Contoh soal
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 3!
Pembahasan

Jadi, persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 3 adalah

Cara Memfaktorkan
Faktorisasi adalah mengubah penjumlahan suku-suku aljabar menjadi bentuk perkalian.
Metode ini digunakan dengan mengubah bentuk persamaan kuadrat.
Contoh Soal
Akar-akar persamaan kuadrat

Pembahasan
Dapat diselesaikan dengan cara memfaktorkan

x = -2 atau x = 6

Sehingga, kita dapat akar-akarnya -2 dan 6.


Melengkapi kuadrat sempurna
Melengkapkan kuadrat sempurna adalah metode dengan mengubah bentuk umum ke dalam
bentuk kuadrat sempurna seperti:

Contoh soal

Tentukan himpunan penyelesaian dari

sehingga, Hp = {5, -1}

Rumus ABC
Metode ini memanfaatkan nilai (a, b) dan (c) dari suatu persamaan kuadrat untuk
mendapatkan akar-akar

Nilai x1 dan x2 dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut


Contoh soal

Tentukan himpunan penyelesaian dari

❖ MATRIKS
Baris adalah susunan bilangan-bilangan yang mendatar (horizontal), sedangkan kolom adalah
susunan bilangan-bilangan yang tegak (vertikal). Ordo matriks adalah banyaknya elemen
baris dan banyaknya elemen kolom dari suatu matriks. Jika sebuah matriks memiliki i baris
dan j kolom, maka matriks tersebut berordo i x j, dapat dituliskan Ai.j.

Jenis-jenis Vektor Matematika


Matriks terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Matriks nol, matriks yang seluruh elemennya adalah bilangan nol.
2. Matriks baris, matriks yang hanya memiliki satu baris, berordo 1 x j.
3. Matriks kolom, matriks yang hanya memiliki satu kolom, berordo i x 1.
4. Matriks persegi, matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom, berordo i x
i.
5. Matriks diagonal, matriks persegi yang semua elemennya nol, kecuali pada diagonal
utamanya.
6. Matriks segitiga atas, matriks persegi yang semua elemen di bawah diagonal utamanya
adalah nol.
7. Matriks segitiga bawah, matriks persegi yang semua elemen di atas diagonal utamanya
adalah nol.
8. Matriks identitas, matriks persegi yang elemen pada diagonal utamanya adalah satu,
sedangkan elemen lainnya adalah nol.
Dua matriks dikatakan sama (A=B) apabila mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen
yang letaknya sama (bersesuaian) besarnya sama.

Operasi Matriks
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Syarat penjumlahan dan pengurangan matriks yaitu : jika terdapat dua matriks, misal matriks
A dan B, yang memiliki ordo sama, maka elemen-elemen yang seletak dapat dijumlahkan
atau dikurangkan. Jumlah matriks A dan matriks B dapat dinyatakan dengan A+B, sedangkan
selisih matriks A dan matriks B dapat dinyatakan dengan A – B.

Perkalian Skalar pada Matriks


Pada operasi perkalian skalar, sebuah matriks dikalikan dengan bilangan skalar. Jika diketahui
A merupakan suatu matriks dan K merupakan bilangan real, maka hasil perkalian K dengan
matriks A adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap elemen A dengan K.
Contoh :

Perkalian Dua Matriks


Berbeda dengan perkalian skalar yang hanya mengalikan setiap elemen matriks dengan
bilangan skalar, perkalian dua matriks memiliki aturan tersendiri. Syarat dua buah matriks,
misal matriks A dan matriks B, dapat dikalikan adalah jika banyaknya kolom matriks A sama
dengan banyaknya baris matriks B.
Bentuk perkalian antar matriks secara umum, yaitu :

Untuk mencari hasil kali matriks A dengan matriks B ialah dengan mengalikan elemen pada
baris-baris matriks A dengan elemen pada kolom-kolom matriks B, kemudian jumlahkan
hasil perkalian antara baris dan kolom tersebut.
Contoh matriks :
Transpose Matriks
Transpose suatu matriks, misal matriks A, yang dilambangkan dengan At adalah sebuah
matriks yang disusun dengan cara menukarkan baris matriks A menjadi kolom matriks At
dan kolom matriks A menjadi baris matriks At.
Contoh :

Determinan Matriks
Determinan suatu matriks didefinisikan sebagai selisih antara perkalian elemen-elemen pada
diagonal utama dengan perkalian elemen-elemen pada diagonal sekunder. Determinan
matriks hanya dapat ditentukan pada matriks persegi. Determinan dari matriks A dapat
dituliskan det(A) atau |A|.
Untuk menentukan determinan dari sebuah matriks, terdapat dua aturan berdasarkan ordonya,
yaitu ordo 2x2 dan ordo 3x3.
Determinan Matriks Ordo 2x2
Determinan matriks persegi dengan ordo 2x2 dapat dihitung dengan cara berikut:

Determinan Matriks Ordo 3x3


Determinan matriks persegi dengan ordo 3x3 dapat dihitung dengan menggunakan dua cara,
yaitu kaidah Sarrus dan ekspansi kofaktor. Namun, cara yang paling sering digunakan dalam
menentukan determinan matriks ordo 3x3 adalah dengan kaidah Sarrus.
Langkah-langkah mencari determinan matriks ordo 3x3 dengan kaidah Sarrus:
1. Meletakkan kolom pertama dan kolom kedua di sebelah kanan garis vertikal determinan.
2. Jumlahkan hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal utama dengan hasil kali
elemen-elemen yang sejajar diagonal utama pada arah kanan kemudian kurangi dengan
jumlah hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal samping dengan elemen-elemen
yang sejajar dengan diagonal samping.

|A| = (a.e.i) + (b.f.g) +( c.d.h) – (c.e.g) – (a.f.h) – (b.d.i)


|A| = (a.e.i + b.f.g + c.d.h) – (c.e.g + a.f.h + b.d.i)
❖ GEOMETRI DIMENSI TIGA
Dimensi Tiga I: Bangun Ruang Beraturan
1. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh 6 bujur sangkar yang saling kongruen.
Keenam bujur sangkar disebut sisi kubus dan garis yang menjadi perpotongan dua sisi kubus
disebut rusuk kubus. Kubus memiliki 12 rusuk yang sama panjang.
▪ Volume kubus:
▪ Luas permukaan:
2. Balok
Balok memiliki 6 sisi dimana masing-masing sisi yang berhadapan saling kongruen. Balok
memiliki 12 rusuk dengan 3 kelompok panjang yang berbeda yaitu p, l, dan t seperti dibawah:

▪ Volume:
▪ Luas permukaan:
3. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang memiliki 2 bidang yang sejajar dan kongruen yang disebut
penampang. Bidang yang menghubungkan kedua penampang disebut selimut prisma.

▪ Volume:
▪ Luas permukaan:
4. Limas
Limas merupakan bangun ruang yang terdiri dari satu bidang alas dan selimut bangun yang
berbentuk bidang-bidang segitiga. Satu titik dari masing-masing segitiga saling bertemu di
sebuah titik disebut titik puncak limas.
▪ Volume:
▪ Luas permukaan:

▪ Volume:
▪ Luas permukaan:
5. Silinder
Silinder merupakan bangun ruang yang memiliki 2 bidang penampang berbentuk lingkaran
yang sejajar dan kongruen. Bidang selimut silinder merupakan bidang persegi panjang yang
dilengkungkan secara mulus mengikuti keliling bidang lingkarannya.

▪ Volume:
▪ Luas permukaan:
6. Kerucut
Kerucut merupakan bidang ruang yang terdiri dari satu bidang alas lingkaran dan sebuah titik
puncak dengan selimut bidang berbentuk juring lingkaran dan busurnya dilengkungkan
semulus keliling lingkarannya.
▪ Volume:
▪ Luas permukaan:
Luas permukaan:
7. Bola
Bola merupakan bangun ruang yang tidak mempunyai bidang alas dan titik pojok. Bola
merupakan himpunan titik dalam dimensi tiga yang memiliki jarak sama terhadap satu titik
tertentu yang disebut pusat bola. Jarak pusat bola ke titik-titik permukaan lingkaran disebut
jari-jari bola.

▪ Volume:
▪ Luas permukaan:
Dimensi Tiga II: Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
1. Kedudukan titik terhadap garis
Sebuah titik dapat terletak di sebuah garis atau di luar garis. Jika titik terdapat di sebuah garis
maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar garis jaraknya dihitung tegak lurus terhadap
garis.

Contoh, pada gambar di atas diketahui sebuah titik B terhadap garis g. Titik B memiliki jarak
terhadap garis g sejauh garis putus-putus (B ke B’) dimana B’ merupakan proyeksi tegak
lurus titik B pada garis g.
2. Kedudukan titik terhadap bidang
Sebuah titik dapat terletak di sebuah bidang atau di luar bidang. Jika titik terdapat di sebuah
bidang maka jarak titiknya 0 dan jika titik terletak di luar bidang jaraknya dihitung tegak lurus
terhadap bidang.

Contoh, pada gambar di atas diketahui sebuah titik P terhadap bidang v. Titik P diluar bidang
v sehingga memiliki jarak terhadap bidang v sejauh garis tegak (P ke P’) dimana P’
merupakan proyeksi tegak lurus titik p pada bidang v.
3. Kedudukan garis terhadap garis
Dua buah garis dapat dikatakan sebagai berikut :
▪ Berpotongan, jika kedua garis bertemu di sebuah titik
▪ Berhimpit, jika seluruh titik yang dilewati garis g juga dilewati garis h
▪ Sejajar, jika kedua garis berada pada bidang yang sama dan tidak akan bertemu pada suatu
titik
▪ Bersilangan, jika masing-masing garis berada pada bidang yang saling bersilangan tegak lurus

4. Kedudukan garis terhadap bidang


▪ Terletak pada bidang, jika seluruh garis berada pada bidang sehingga seluruh titik pada garis
saling berhimpit dengan titik-titik pada bidang. Tidak ada jarak antara garis dan bidang.
▪ Sejajar bidang, jika seluruh titik pada garis memiliki jarak yang sama terhadap Misal jarak
titik A di garis terhadap titik A’ di bidang adalah sama dengan jarak titik B di garis terhadap
titik B’ di bidang.
▪ Memotong bidang, jika garis dan bidang saling tegak lurus.
By: saya

Anda mungkin juga menyukai