Disusun oleh :
XI IPS 5
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembacanya.
LATAR BELAKANG
Matriks adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom atau
bilangan-bilangan dalam bentuk persegi panjang dan diapit dengan tanda kurung “()” atau
kurung siku”[]”. Suatu matriks dinotasikan dengan huruf kapital. Sebuah matriks
mempunyai ukuran yang disebut dengan ordo. Ordo matriks berbentuk a x bdengan a
banyak baris dan b banyak kolo. Terkadang ordo dapat di tuliskan sebagai indeks pada
notasi matriks. Dua buah matriks dapat dikatakan sama apabila matriks tersebut
mempunyai ordo yang sama dan setiap element yang letaknya sama. Jika A dan B adalah
matriks yang mempunyai ordo sama, maka penjumlahan dari A + B adalah matriks dari
hasil penjumlahan elemen A dan B yang seletak. Begitu juga dengan hasil selisihnya.
Matriks yang mempunyai ordo berbeda tidak akan dapat dijumlahkan atau dikurangkan.
TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas matematika Matriks dan
Program Linier, yang di berikan oleh Ibu MBRA. M. Sembiring S.Pd. Dan tujuan berikut
ini adalah sebagai sumber informasi yang kami harapkan bermanfaat dan dapat
menambah wawasan para pembaca dalam makalah ini.
BAB I
Definisi Matriks :
Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari sebuah bilangan yang dibatasi
dengan suatu tanda kurung (). Suatu matriks dapat terusun atas baris dan kolom, jika suatu
matriks tersusun atas p baris dan q kolom maka dapat dikatakan matriks tersebut
berukuran (berordo) p x q. Pada penulisan matriks biasanya dengan menggunakan huruf
besar A, B, C dan seterusny, dan sedangkan penulisan matriks berserta ukurran (matriks
dengan p baris dan q kolom) adalah Apxq, Bpxq dan seterusnya.
Aij dapat disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.
Ada beberapa jenis matriks yang perlu diketahui dan sering dipergunakan pada
pembahasan selanjutnya, yaitu sebagai berikut :
b. Matriks Diagonal
Adalah matriks yang elemen diagonalnya bernilai Nol. Dalam ha ini tidak
disyaratkan bahwa elemen diagonal harus nol
Contoh :
c. Matriks Nol
Merupakan matriks yang semua elemennya bernilai Nol.
d. Matriks Segitiga
Adalah matriks bujur sangkar yang elemen-elemen dibawah atau diatas elemen
digonal maka disebut matriks segitiga atas, sebaliknya disebut matriks segitiga
bawah. Dalam hal ini, tidak disyaratkan bahwa elemen diagonal harus bernilai
nol.
Concoh :
Maka Matriks A adalah matriks segitiga bawah, matriks B adalah matriks segitiga
atas sedangkan matriks C merupakan matriks segitiga bawah dan juga matriks
segitiga atas.
e. Matrtiks Identitas
Adalah matriks diagonal yang elemn diagonalnya bernilai 1.
f. Matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi
Suatu matrtiks dikatakan memiliki bentuk eselon baris tereduksi jika memenuhi
syarat-syarat berikut ini :
1. Untuk semua baris yang elemen –elemennya bukan nol, maka bilangan
pertama pada baris tersebut haruslah = 1 (disebut satuan utama)
2. Untuk sembarang 2 baris yang berurutan, maka satu utama yang terletak pada
baris yang lebih awal harus terletak lebih ke kanan daripada satu utama pada
baris yang lebih atas.
3. Jika suatu baris semua elemenya adalah nol, maka baris tersebut diletakkan
pada bagian bawah matriks.
4. Kolom yang memiliki satu utama harus memiliki elemen nol ditempat lainnya.
Contoh :
Matriks A, B dan C adalah matriks –matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi
dan notasi 1 menyatakan satu utamanya. Contoh berikut menyatakan matriks-
matriks yang bukan dalam bentuk eselon baris tereduksi.
Contoh :
Matriks D bukan dalam bentuk eleson baris tereduksi karena elemen d12, bernilai
1 sehingga tidak memenuhi syarat ke-4 (harusnya = 0, sedangkan matriks E tidak
memenuhi karena baris kedua yang merupakan baris nol letaknya mendahului
baris ketiga yang merupakan barisan bukan nol, sehingga syarat ketiga tidah
terpenuhi. Jika suatu matriks hnya memenuhi syarat 1-3 saja, maka dapat
dikatakan matriks tersebut memiliki bentuk eselon baris.
Operasi-operasi Matriks
a. Penjumlahan matriks
Operasi penjumlahan dapat dilakukan pada buah matriks yang memiliki
ukuran yang sama.
Aturan jumlah dengan menjumlahkan elemen-elemen yang bersesuaian pada
kedua matriks contoh :
d. Transpose matriks
Transpose matriks A (dinotasikan At) didefinisikan sebagai matriks yang baris
– barisnya merupakan kolom dari A.
Contoh :
Sifat-sifat operasi matriks
- A+B =B+A
- A + (B+C) = (A +B)+C
- AB ≠ BA
- A (BC) = (BA)C
- (At)t =A
- (AB)t =BtAt
Matriks Invers
Contoh :
- (A-1)- =A
- (AB)-1 =B-1A-1
Contoh soak
A+B:
A+C:
Penyelesaian :
A+B= =
Penyelesaian :
B–A= –
B–A= =
o A+B=B+A
o (A + B) + C = A + (B + C)
o A–B≠B–A
Penyelesaian :
Diketahui bahwa kedua matriks diatas tersebut saling invers, maka berlaku syarat AA-
1 = A-1A = I.
Maka :
Sehingga pada elemen baris ke-1 pada kolom ke-1 memiliki persamaan yaitu :
o 9(x -1) – 7x = 1
o 9x – 9 – 7x = 1
o 2x = 10
o x=5
Penyelesaian :
o 3A = 3
o 3A =
o
Penyelesaian :
Pendahluan
Bentuk Umum, Suatu persamaan linier yang mengandung n peubah x1, x2,......xn
dinyatakan dalam bentuk a1x1 + a2x2 +........+anxn =b dengan a1, a2, ..... an, b adalah
konstanta riil. Dalam hal ini, peubah yang dimaksud bukan merupakan fungsi
trigonometri, fungsi logaritma ataupun fungsi exponensial.
Contoh :
a. X+y=4 persamaan linier dengan 2 peubah
b. 2x -3y = 2z +1 persamaan linier dengan 3 peubah
c. 2 log x + log y =2 bukan persamaan linier
d. 2ex = 2x +3 bukan persamaan linier
Definisi sistem persamaan linier adalah himpunan berhingga dari persamaan linier
Contoh :
a. x + y = 2 b. x – y + z = 4
2x + 2y = 6 x+y =0
Tidak semua sistem pertamaan linier memiliki penyelesaian (solusi), sistem persamaan
linier yang memilki penyelesaian memilki dua kemungkinan yaitu penyelesaian tunggal
dan penyelesaian banyak. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Pada sistem persamaan linier dengan dua peubah, secara geometris jika SPL tidak
mempunyai penyelesaian maka grafiknya berupa dua garis yang saling sejajar, jika
penyelesaiannya tunggal maka himpunan penyelesaiannya berupa sebuah titik hasil
perpotongan dua garis sedangkan jika penyelesaiannya berupa dua buah garis lurus yang
saling berhimpit. Secara lebih jelasnya dapat kita lihat pada berikut ini :
a. x + y =2
2x + 2y = 6
Grafiknya :
Grafik tersebut menujukan bahwa kedua garis sejajar sehingga tidak penyelesaian yang
memenuhi dapat disimpulkan bahwa SPL tidak konsisten.
b. x – y = 2
x+y=2
Grafiknya :
Grafik tersebut menunjukan bahwa himpunan penyelesaian dari SPL adalah titik potong
antara x – y = 2 dan x + y = 2 yaitu titik (2,0). Jadi penyelesaian dari SPL adalah tunggal
yaitu x = 2 y = 0.
c. x + y = 2
2x + 2y = 4
Grafiknya :
Untuk kasus sistem persamaan linier dengan menggunakan dua peubah, pembuatan grafik
untuk menentukan himpunan penyelesaian seperti ini masih memungkinkan, hanya saja
untuk jumlah peubah yang lebih banyak hal ini sulit dilakukan.
Ketika dihadapi masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tertama yang
menggunakan banyak peubah, maka hal pertama yang dapat digunakan untuk
menyederhanakan permasalahan adalah dengan mengubah sistem persamaan linier yang
ada ke dalam bentuk matriks. Suatu persamaan linier biasnya juga tidak didapatkan secara
langsung akan tetapi melalui penyederhanaan dari masalah yang akan terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Setelah diubah ke bentuk matriks, maka matriks tersebut diubah
ke bentuk matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi untuk mendapatkan penyelesaian
dari SPL. Prosedur untuk mendapatkan matriks eselon baris tereduksi biasa disebut
sebagai eliminasi Gauss-jordan. Pada proses eliminasi tersebut operasi-operasi yang
digunakan diseut operasi baris elemter. Dalam operasi baris elementer ini ada beberapa
operasi yang dapat digunakan, yaitu :
dengan menggunakan operasi baris elementer, maka matriks eselon baris tereduksi yang
didapatkan akan ekuivalenkan dengan matriks awalnya sehingga penyelesaian untuk
matriks eselon baris tereduksi juga merupakan penyelesaian untuk matriks awalnya.
Matriks awalnya yang dimaksud adalah matriks diperbesar. Untuk melihat secara lebih
mudah definisi dari matriks diperbesar akan ditunjukan berikut ini :
Sistem persamaan linier diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks AX = B dengan A =
Matriks yang memiliki berukuran nx1 atau 1xn biasa disebut vektor. Penulisan vektor
sedikit berbeda dengan penulisan matriks, yaitu menggunakan huruf kecil dengan cetak
tebal atau garis atasnya. Jadi matriks X dan B diatas biasa dituliskan sebagai x dan b atau
x dan b sehingga SPL dapat dituliskan sebagai Ax = b. pada SPL yang berbentuk seperti
ini, matriks A juga biasa disebut sebagai matriks konstanta.
Untuk menyelesaikan persamaan linier diatas maka dibuat matriksdiperbesar dari A dan
b yang elemen-elemennya merupakan gabungan element matriks A dan vektor b yang
dinotasikan [A|b] yaitu :
Untuk menyelesaikan persamaan linier tersebut dilakukan eliminasi Gauss-jordan seperti
yang ditunjukan dalam contoh berikut ini :
Contoh :
a. x + 2y +3z =1
2x + 5y +3z = 6
x + 8z = -6
A. Rp40.000,00
B. Rp50.000,00
C. Rp60.000,00
D. Rp75.000,00
E. Rp90.000,00
Pembahasan:
Misalkan:
x = banyak mobil
y = banyak bus
Titik koordinat O, A, dan C dapat diperoleh dengan melihat gambar, yaitu O(0,0), A(0, 15),
dan C(30,0). Untuk koordinat B dapat diperoleh dengan menggunakan eliminasi dan
substitusi.
Substitusi nilai y = 10 pada persamaan x + y = 30 untuk mendapatkan nilai x.
Jawaban: E
Biaya produksi satu buah payung jenis A adalah Rp20.000,00 per buah, sedangkan biaya
satu buah produksi payung jenis B adalah Rp30.000,00. Seorang pengusaha akan
membuat payung A dengan jumlah tidak kurang dari 40 buah. Sedangkan banyaknya
payung jenis B yang akan diproduksi minimal adalah dari 50 buah. Jumlah maksimal
produksi kedua payung tersebut adalah 100 buah. Biaya minimum yang dikeluarkan untuk
melakukan produksi kedua payung sesuai ketentuan tersebut adalah ….
A. Rp2.000.000,00
B. Rp2.300.000,00
C. Rp2.200.000,00
D. Rp2.100.000,00
E. Rp2.000.000,00
Pembahasan:
Pemisalan:
x = banyak payung A
y = banyak payung B
Model matematika dari permasalahan tersebut adalah:
Fungsi kendala:
Nilai minimim akan diperoleh melalui titik koordinat yang dilalui garis selidik yang pertama
kali, yaitu titik A(40, 50). Sehingga, biaya produksi minimum adalah
Jawaban: B
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34626912/Tugas_Makalah_Aljabar_Linier.docx
https://bocahkampus.com/contoh-kata-pengantar
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=matriks
https://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_linear