Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG

MATRIKS DAN PROGRAM LINEAR

Disusun oleh :

Da’vitto Samaratungga Dewa S

XI IPS 5

SMA NEGERI 1 CILEUNYI


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang
Matriks dan Program Linear.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembacanya.

Bandung, 16 Januari 2020


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Aljabar linier adalah bidang matematika yang mempelajari sistem persamaan


linier dan solusinya, vektor, serta transformasi linier. Matriks dan operasinya juga
merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang aljabar linier.

Matriks adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom atau
bilangan-bilangan dalam bentuk persegi panjang dan diapit dengan tanda kurung “()” atau
kurung siku”[]”. Suatu matriks dinotasikan dengan huruf kapital. Sebuah matriks
mempunyai ukuran yang disebut dengan ordo. Ordo matriks berbentuk a x bdengan a
banyak baris dan b banyak kolo. Terkadang ordo dapat di tuliskan sebagai indeks pada
notasi matriks. Dua buah matriks dapat dikatakan sama apabila matriks tersebut
mempunyai ordo yang sama dan setiap element yang letaknya sama. Jika A dan B adalah
matriks yang mempunyai ordo sama, maka penjumlahan dari A + B adalah matriks dari
hasil penjumlahan elemen A dan B yang seletak. Begitu juga dengan hasil selisihnya.
Matriks yang mempunyai ordo berbeda tidak akan dapat dijumlahkan atau dikurangkan.

TUJUAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas matematika Matriks dan
Program Linier, yang di berikan oleh Ibu MBRA. M. Sembiring S.Pd. Dan tujuan berikut
ini adalah sebagai sumber informasi yang kami harapkan bermanfaat dan dapat
menambah wawasan para pembaca dalam makalah ini.
BAB I

Matriks dan Operasinya

Definisi Matriks :

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari sebuah bilangan yang dibatasi
dengan suatu tanda kurung (). Suatu matriks dapat terusun atas baris dan kolom, jika suatu
matriks tersusun atas p baris dan q kolom maka dapat dikatakan matriks tersebut
berukuran (berordo) p x q. Pada penulisan matriks biasanya dengan menggunakan huruf
besar A, B, C dan seterusny, dan sedangkan penulisan matriks berserta ukurran (matriks
dengan p baris dan q kolom) adalah Apxq, Bpxq dan seterusnya.

Bentuk umum dari Apxq adalah :

Aij dapat disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

Jenis – Jenis Matriks :

Ada beberapa jenis matriks yang perlu diketahui dan sering dipergunakan pada
pembahasan selanjutnya, yaitu sebagai berikut :

a. Matriks bujur sangkar


Adalah matriks yang jumlah barisnya sama dengan jumlah kolom. Karena
sifatnya yang demikian, dalam matriks bujur sangkar dikenal istilah element
diagonal yang berjumlah p untuk matriks bujur sangkat yang berukuran pxp, yaitu
: a11, a22,.....app
Contoh :

dengan elemen diagonal a11 dan a22

dengan elemen diagonal a11, a22, dan : a33

b. Matriks Diagonal
Adalah matriks yang elemen diagonalnya bernilai Nol. Dalam ha ini tidak
disyaratkan bahwa elemen diagonal harus nol
Contoh :

c. Matriks Nol
Merupakan matriks yang semua elemennya bernilai Nol.
d. Matriks Segitiga
Adalah matriks bujur sangkar yang elemen-elemen dibawah atau diatas elemen
digonal maka disebut matriks segitiga atas, sebaliknya disebut matriks segitiga
bawah. Dalam hal ini, tidak disyaratkan bahwa elemen diagonal harus bernilai
nol.
Concoh :

Maka Matriks A adalah matriks segitiga bawah, matriks B adalah matriks segitiga
atas sedangkan matriks C merupakan matriks segitiga bawah dan juga matriks
segitiga atas.
e. Matrtiks Identitas
Adalah matriks diagonal yang elemn diagonalnya bernilai 1.
f. Matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi
Suatu matrtiks dikatakan memiliki bentuk eselon baris tereduksi jika memenuhi
syarat-syarat berikut ini :
1. Untuk semua baris yang elemen –elemennya bukan nol, maka bilangan
pertama pada baris tersebut haruslah = 1 (disebut satuan utama)
2. Untuk sembarang 2 baris yang berurutan, maka satu utama yang terletak pada
baris yang lebih awal harus terletak lebih ke kanan daripada satu utama pada
baris yang lebih atas.
3. Jika suatu baris semua elemenya adalah nol, maka baris tersebut diletakkan
pada bagian bawah matriks.
4. Kolom yang memiliki satu utama harus memiliki elemen nol ditempat lainnya.

Contoh :

Matriks A, B dan C adalah matriks –matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi
dan notasi 1 menyatakan satu utamanya. Contoh berikut menyatakan matriks-
matriks yang bukan dalam bentuk eselon baris tereduksi.
Contoh :

Matriks D bukan dalam bentuk eleson baris tereduksi karena elemen d12, bernilai
1 sehingga tidak memenuhi syarat ke-4 (harusnya = 0, sedangkan matriks E tidak
memenuhi karena baris kedua yang merupakan baris nol letaknya mendahului
baris ketiga yang merupakan barisan bukan nol, sehingga syarat ketiga tidah
terpenuhi. Jika suatu matriks hnya memenuhi syarat 1-3 saja, maka dapat
dikatakan matriks tersebut memiliki bentuk eselon baris.

Operasi-operasi Matriks

a. Penjumlahan matriks
Operasi penjumlahan dapat dilakukan pada buah matriks yang memiliki
ukuran yang sama.
Aturan jumlah dengan menjumlahkan elemen-elemen yang bersesuaian pada
kedua matriks contoh :

b. Perkalian matriks dengan matriks


Operasi perkalian matriks dapat dilakukan pada dua buah matriks ( A dan B )
jika jumlah kolom matriks A = jumlah baris matriks B.
Aturan perkalian misalkan Apq dan Bqr maka Apq Bqr = Cpr dimana elemen-
elemen dari C (Cij) yang merupakan penjumlahan dari perkalian elemen-
elemen A baris i dengan elemen-elemen B kolom j Contoh :

c. Perkalian matriks dengan skalar


Suatu matriks dapat dikalikan suatu skalar k dengan aturan tiap-tiap elemen
pada A dikalikan dengan k.
Contoh :

d. Transpose matriks
Transpose matriks A (dinotasikan At) didefinisikan sebagai matriks yang baris
– barisnya merupakan kolom dari A.
Contoh :
Sifat-sifat operasi matriks

- A+B =B+A
- A + (B+C) = (A +B)+C
- AB ≠ BA
- A (BC) = (BA)C
- (At)t =A
- (AB)t =BtAt

Matriks Invers

Definisi matriks invers jika A, B matriks bujur sangkar dan berlaku AB = BA –


I(I matriks identitas), maka dapat dikatakan bahwa A dapat dibalik dan B adalah
matriks invers dari A(notasi A-1).

Contoh :

Maka B = A-1 dan A = B-1 sifat yang berlaku :

- (A-1)- =A
- (AB)-1 =B-1A-1

Contoh soak

1. Diketahui A = ,B= ,C= , Tentukan :

 A+B:
 A+C:

Penyelesaian :
 A+B= =

 A+C= tidak dapat dijumlah karena ordonya


tidak sama.

2. Jika A = dan B = adalah =….

Penyelesaian :

 B–A= –

 B–A= =

Sifat dari penjumlahan dan pengurangan sebuah matriks yaitu :

o A+B=B+A
o (A + B) + C = A + (B + C)
o A–B≠B–A

3. Jika matriks dan saling invers, tentukan nilai x !

Penyelesaian :

Diketahui bahwa kedua matriks diatas tersebut saling invers, maka berlaku syarat AA-
1 = A-1A = I.

Maka :
Sehingga pada elemen baris ke-1 pada kolom ke-1 memiliki persamaan yaitu :

o 9(x -1) – 7x = 1
o 9x – 9 – 7x = 1
o 2x = 10
o x=5

Jadi, nilai x adalah = 5

4. Diketahui A = , Tentukan nilai 3A !

Penyelesaian :

o 3A = 3

o 3A =

Jadi, nillai 3A adalah =

5. Tentukan nilai x, y, dan z berikut ini, jika :

o
Penyelesaian :

Sistem Persamaan Linier

Pendahluan

Bentuk Umum, Suatu persamaan linier yang mengandung n peubah x1, x2,......xn
dinyatakan dalam bentuk a1x1 + a2x2 +........+anxn =b dengan a1, a2, ..... an, b adalah
konstanta riil. Dalam hal ini, peubah yang dimaksud bukan merupakan fungsi
trigonometri, fungsi logaritma ataupun fungsi exponensial.

Contoh :
a. X+y=4 persamaan linier dengan 2 peubah
b. 2x -3y = 2z +1 persamaan linier dengan 3 peubah
c. 2 log x + log y =2 bukan persamaan linier
d. 2ex = 2x +3 bukan persamaan linier

Sistem persamaan linier (SPL)

Definisi sistem persamaan linier adalah himpunan berhingga dari persamaan linier

Contoh :

a. x + y = 2 b. x – y + z = 4
2x + 2y = 6 x+y =0

Tidak semua sistem pertamaan linier memiliki penyelesaian (solusi), sistem persamaan
linier yang memilki penyelesaian memilki dua kemungkinan yaitu penyelesaian tunggal
dan penyelesaian banyak. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Pada sistem persamaan linier dengan dua peubah, secara geometris jika SPL tidak
mempunyai penyelesaian maka grafiknya berupa dua garis yang saling sejajar, jika
penyelesaiannya tunggal maka himpunan penyelesaiannya berupa sebuah titik hasil
perpotongan dua garis sedangkan jika penyelesaiannya berupa dua buah garis lurus yang
saling berhimpit. Secara lebih jelasnya dapat kita lihat pada berikut ini :

a. x + y =2
2x + 2y = 6

Grafiknya :

Grafik tersebut menujukan bahwa kedua garis sejajar sehingga tidak penyelesaian yang
memenuhi dapat disimpulkan bahwa SPL tidak konsisten.

b. x – y = 2
x+y=2
Grafiknya :

Grafik tersebut menunjukan bahwa himpunan penyelesaian dari SPL adalah titik potong
antara x – y = 2 dan x + y = 2 yaitu titik (2,0). Jadi penyelesaian dari SPL adalah tunggal
yaitu x = 2 y = 0.

c. x + y = 2
2x + 2y = 4

Grafiknya :

Grafik diatas bahwa x + y =2 dan 2x + 2y =4 saling berhimpitan sehingga hanya terlihat


seperti satu garis saja. Himpunan penyelesaian dari SPL semua titik yang terletak
disepanjang garis tersebut. Misalkan diambil x = 0 maka didapatkan y =2 yang memenuhi
persamaan, jika x = 1 maka nilai y = 1 adalah nilai yang memenuhi. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai :

Untuk kasus sistem persamaan linier dengan menggunakan dua peubah, pembuatan grafik
untuk menentukan himpunan penyelesaian seperti ini masih memungkinkan, hanya saja
untuk jumlah peubah yang lebih banyak hal ini sulit dilakukan.

Operasi Baris Elementer

Ketika dihadapi masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tertama yang
menggunakan banyak peubah, maka hal pertama yang dapat digunakan untuk
menyederhanakan permasalahan adalah dengan mengubah sistem persamaan linier yang
ada ke dalam bentuk matriks. Suatu persamaan linier biasnya juga tidak didapatkan secara
langsung akan tetapi melalui penyederhanaan dari masalah yang akan terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Setelah diubah ke bentuk matriks, maka matriks tersebut diubah
ke bentuk matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi untuk mendapatkan penyelesaian
dari SPL. Prosedur untuk mendapatkan matriks eselon baris tereduksi biasa disebut
sebagai eliminasi Gauss-jordan. Pada proses eliminasi tersebut operasi-operasi yang
digunakan diseut operasi baris elemter. Dalam operasi baris elementer ini ada beberapa
operasi yang dapat digunakan, yaitu :

a. mengalikan suatu baris dengan konstanta bukan nol


b. mempertukarkan dua buah baris
c. menambahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya

dengan menggunakan operasi baris elementer, maka matriks eselon baris tereduksi yang
didapatkan akan ekuivalenkan dengan matriks awalnya sehingga penyelesaian untuk
matriks eselon baris tereduksi juga merupakan penyelesaian untuk matriks awalnya.
Matriks awalnya yang dimaksud adalah matriks diperbesar. Untuk melihat secara lebih
mudah definisi dari matriks diperbesar akan ditunjukan berikut ini :

diketahui SPL dengan m buah persamaan linier dan n peubah

a11x1 + a12x2 +.....+a1nxn =b1

a21x1 + a22x2 +.....+a2nxn =b2

: am1x1 + am2x2 +.....+amnxn = bm

Sistem persamaan linier diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks AX = B dengan A =

Matriks yang memiliki berukuran nx1 atau 1xn biasa disebut vektor. Penulisan vektor
sedikit berbeda dengan penulisan matriks, yaitu menggunakan huruf kecil dengan cetak
tebal atau garis atasnya. Jadi matriks X dan B diatas biasa dituliskan sebagai x dan b atau
x dan b sehingga SPL dapat dituliskan sebagai Ax = b. pada SPL yang berbentuk seperti
ini, matriks A juga biasa disebut sebagai matriks konstanta.

Untuk menyelesaikan persamaan linier diatas maka dibuat matriksdiperbesar dari A dan
b yang elemen-elemennya merupakan gabungan element matriks A dan vektor b yang
dinotasikan [A|b] yaitu :
Untuk menyelesaikan persamaan linier tersebut dilakukan eliminasi Gauss-jordan seperti
yang ditunjukan dalam contoh berikut ini :

Contoh :

a. x + 2y +3z =1
2x + 5y +3z = 6
x + 8z = -6

Contoh Soal dan Pembahasan

Contoh Soal Program Linear 1


Luas daerah parkir . Luas rata-rata sebuah mobil dan luas rata-rata bus .
Daerah parkir tersebut dapat memuat paling banyak 30 kendaraan roda empat (mobil dan
bus). Jika tarif parkir mobil Rp2000,00 dan tarif parkir bus Rp5000,00 maka pendapatan
terbesar yang dapat diperoleh adalah …. (Soal Ujian Nasional)

A. Rp40.000,00
B. Rp50.000,00
C. Rp60.000,00
D. Rp75.000,00
E. Rp90.000,00

Pembahasan:

Misalkan:

x = banyak mobil
y = banyak bus

Perhatikan tabel di bawah!


Diperoleh dua persamaan:

Menentukan daerah yang memenuhi pertidaksamaan:

Akan ditentukan nilai maksimum dengan metode titik sudut.

Titik koordinat O, A, dan C dapat diperoleh dengan melihat gambar, yaitu O(0,0), A(0, 15),
dan C(30,0). Untuk koordinat B dapat diperoleh dengan menggunakan eliminasi dan
substitusi.
Substitusi nilai y = 10 pada persamaan x + y = 30 untuk mendapatkan nilai x.

Koordinat titik B adalah (20, 10)

Perhitungan keuntungan maksimal yang dapat diperoleh:

Jawaban: E

Contoh Soal Program Linear 2

Biaya produksi satu buah payung jenis A adalah Rp20.000,00 per buah, sedangkan biaya
satu buah produksi payung jenis B adalah Rp30.000,00. Seorang pengusaha akan
membuat payung A dengan jumlah tidak kurang dari 40 buah. Sedangkan banyaknya
payung jenis B yang akan diproduksi minimal adalah dari 50 buah. Jumlah maksimal
produksi kedua payung tersebut adalah 100 buah. Biaya minimum yang dikeluarkan untuk
melakukan produksi kedua payung sesuai ketentuan tersebut adalah ….

A. Rp2.000.000,00
B. Rp2.300.000,00
C. Rp2.200.000,00
D. Rp2.100.000,00
E. Rp2.000.000,00

Pembahasan:

Pemisalan:

x = banyak payung A
y = banyak payung B
Model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Fungsi tujuan: meminimumkan

Fungsi kendala:

Daerah penyelesaian yang memenuhi permasalahan:

Nilai minimim akan diperoleh melalui titik koordinat yang dilalui garis selidik yang pertama
kali, yaitu titik A(40, 50). Sehingga, biaya produksi minimum adalah

Jawaban: B
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34626912/Tugas_Makalah_Aljabar_Linier.docx

https://bocahkampus.com/contoh-kata-pengantar

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=matriks

https://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_linear

Anda mungkin juga menyukai