Anda di halaman 1dari 21

Bab 1 : Program Linear

Program linear yaitu suatu metode untuk mencari nilai maksimum atau nilai minimum dari
bentuk linear pada daerah yang dibatasi grafik - grafik fungsi linear.

Himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua peubah merupakan suatu
himpunan titik-titik (pasangan berurut (x,y)) dalam bidang cartesius yang memenuhi semua
pertidaksamaan linear dalam sistem tersebut. Sehingga daerah himpunan penyelesaiannya
merupakan irisan himpunan-himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan dalam sistem
pertidaksamaan linear dua peubah itu. Untuk lebih mudah dalam memahami daerah
penyelesaian dari sistem pertidak-samaan linear dua peubah, perhatikan contoh berikut.

Contoh:
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut!
3x + 5y 15
x 0
y 0
Penyelesaian:
Gambar garis 3x + 5y =15, x = 0, dan y =0
Untuk 3x + 5y 15
Pilih titik (0,0), kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
3 0 + 5 0 15
0 15 (benar), artinya dipenuhi
Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (0,0)
Untuk x 0, pilih titik (1,1) kemudian disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 0 (benar), artinya dipenuhi.
Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1)
Untuk y 0, pilih titik (1,1) kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 0 (benar), artinya dipenuhi.
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1).
Selanjutnya arsir daerah yang memenuhi persamaan, seperti gambar dibawah ini.
Daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan merupakan irisan dari ketiga himpunan
penyelesaian pertidaksamaan di atas, yaitu seperti terlihat pada gambar berikut ini (daerah
yang diarsir).

Pertidaksamaan Linear juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan memodelkan masalah menjadi model matematika.
Jadi, Model matematikamerupakan suatu cara sederhana untuk menerjemahkan suatu
masalah ke dalam bahasa matematika dengan menggunakan persamaan, pertidaksamaan,
atau fungsi.
Perhatikan contoh berikut :

Pak Adi merupakan seorang pedagang roti. Beliau menjual roti menggunakan gerobak yang
dapat memuat 600 bungkus roti. Roti yang dijualnya yaitu roti manis dan roti tawar dengan
harga masing-masing Rp 5.500,00 untuk roti manis dan Rp 4.500,00 untuk roti tawar per
bungkusnya. Dari penjualan roti tersebut, beliau memperoleh keuntungan Rp 500,00 dari
sebungkus roti manis dan Rp 600,00 dari sebungkus roti tawar. Apabila modal yang dimiliki
oleh Pak Budi adalah Rp 600.000, buatlah model matematika agar beliau dapat memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya!

Penyelesaian :

Permasalahan Pak Adi diatas dapat dimodelkan dalam bentuk matematika dengan
menggunakan sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Dengan memisalkan banyaknya
roti manis sebgai x dan roti tawar sebagai y sehingga diperoleh tabel sebagai berikut.

Berdasarkan tabel diatas jika kita tuliskan dalam bentuk pertidaksamaan linear menjadi

x + y 600,
5.500x + 4.500y 600.000,
Untuk x, y anggota bilangan cacah, x 0, y 0
Dua pertidaksamaan terakhir (baris ketiga) menunjukkan syarat dari nilai x dan y.
Dikarena x dan ymerupakan pernyataan yang menyatakan banyaknya roti, maka tidak
mungkin nilai x dan y bernilai negatif.
Perhatikan kolom keempat dari tabel di atas yang menyatakan fungsi yang akan ditentukan
nilai maksimumnya (nilai optimum). Fungsi tersebut dapat dituliskan dalam persamaan
matematika sebagai berikut.

f(x,y) = 500x + 600y

untuk menyelesaikan sistem pertidaksamaan diatas kita dapat mengikuti langkah berikut :

1. Ubah masalah tersebut ke dalam model matematika yaitu dengan membuat tabel, fungsi
pembatas dan fungsi tujuan. Tabel di sini untuk mempermudah membaca data. Fungsi
pembatas/kendala yaitu beberapa pertidaksamaan linier yang berhubungan dengan
permasalahan tersebut. Fungsi tujuan/objektif yaitu suatu fungsi yang berhubungan dengan
tujuan yang akan dicapai. Biasanya fungsi tujuan dinyatakan dengan f(x,y) = ax + by atau z =
ax + by
2. Lukislah daerah penyelesaian dari fungsi pembatasnya
3. Tentukan koordinat-koordinat titik ujung daerah penyelesaian. Jika belum ada gunakan
bantuan eliminasi dari perpotongan 2 garis
4. Ujilah masing-masing titik ujung daerah penyelesaian
5. Tentukan nilai terbesar/terkecilnya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Bab 2 : Matriks
A. Pengertian Matriks
Matrik adalah kumpulan elemen elemen yang disususn dalam baris kolom
yang berbentuk persegi atau persegi panjang. Matriks dicirikan oleh tanda
kurung siku [ ] atau tanda ( ).Ukuran sebuah matriks
dinyatakan dalam satuan ordo, yaitu banyaknya baris dan kolom dari
matriks tersebut.

Ordo merupakan karakteristik matriks yang menjadi patokan operasi antar


matriks. Memahami ordo dalam matriks sangat penting karena apabila
tertukar dalam menentukan ordo secara terbalik ( kolom dikali baris )
maka dalam opersai penjumlahan akan terjadi kesalahan.

Amxn

Keterangan :

A : Nama Matriks

m : banyak baris

n : banyak kolom

m x n : ordo matriks
Bentuk matriks

Contoh :

A = [ 5
3
2 5
4 1 ] maka matriks A berorodo 2 x 3 ditulis A2x3

1. Transpose Matriks

Matriks baru yang diperoleh dari mengubah baris ( matriks asal)


menjadi Kolom atau kolom ( matriks asal) menjadi baris ( Amxn Atm x n)
Contoh :

Bila matriks A = [ 3 1 4
2 3 5 ] , maka tentukan transpose matriks A !

Jawab :

[ ]
3 2
Matriks A = [ 3 1 4
2 3 5 ] , maka A t 1 3
4 5

Sifat transpose matriks


1. (At)t = A
2. (A + B)t = At + Bt
3. (kA)t = kAt, k skalar
4. (AB)t = Bt At
5. Jika A = At, maka A, disebut matriks simetri
6. Jika A t = -A, maka A disebut matriks simetri miring atau matriks
antisimetri
2. Kesamaan Matriks
Dua matriks dikatakan sama ( A = B) jika kedua matriks tersebut
berordo sama dan ekemen yang seletak ( bersesuaian ) pada kedua
matriks tersewbut sama (aij = bij)
Contoh :
Tentukan nilai p, q , r dari :

[ 2 p+1 q+ 2 = 9
4 3 r ][ pq
4 2 p+r + 4 ]
Penyelesaian :

[ 2 p+1 q+ 2 = 9
4 3 r ][ pq
4 2 p+r + 4 ]
2 p+1=9
p=8
p=4

q+2=pq
2q = 4-2
2
q= =1
2

-3r = 2p +r + 4
-3r r = 2 (4) + 4
-4r =8+4
12
r = 4 = -3

1. Perkalian Matriks

a). Perkalian Skalar Pada Matriks


Untuk Rumus Perkalian Skalar Matriks dilakukan dengan cara
konstanta yang artinya nilai matriks bisa dikalikan dengan cara
mengalikan setiap elemen atau komponen nilai matriks dengan skalar.
Misalnya nilai Matriks A dikalikan dg skalar K maka setiap elemen atau
komponen Matriks A dikali dengan K.

Contoh soal:



C. Determinan dan Invers Matriks

A. Determinan

Misalkan A = adalah matriks yang berordo 2 2 dengan elemen a


dan d terletak pada diagonal utama pertama, sedangkan b dan c terletak
pada diagonal kedua. Determinan matriks A dinotasikan det A atau |A|
adalah suatu bilangan yang diperoleh dengan mengurangi hasil kali
elemen-elemen pada diagonal utama dengan hasil kali elemen-elemen
diagonal kedua.


Dengan demikian, dapat diperoleh rumus det A sebagai berikut.

det A = = ad bc

B. Invers

Syarat matriks yang mempunyai invers

a. Merupakan matriks persegi


b. Determinan matriks tidak sama dengan 0
Matriks ordo 2 x 2
Bila A = [ ]a b
c d , maka invers A dapat ditulis sebagai berikut

A-1 =
1
[
d b
adbc c a ]

Jika det A = 0 maka A : matriks singular

Jika det A 0 maka, A : matriks non singular

Sifat invers sebagai berikut

1. (A-1)1 = A
2. (A.B) = B-1. A-1
3. (At) = (A-1)t
4. A-1.A = I

D. Aplikasi Matriks
Data data atau informasi banyak yang ditampilkan dalam bentuk
tabel

Fungis matriks dalam kehidupan sehari hari misal :

Matriks banyak dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai


permasalahan matematika misalnya dalam menemukan solusi
masalah persamaan linear, transformasi linear yakni bentuk umum
dari fungsi linear contohnya rotasi dalam 3 dimensi. Matriks juga
seperti variabel biasa, sehingga matrikspun dapat dimanipulasi
misalnya dikalikan, dijumlah, dikurangkan, serta didekomposisikan.
Menggunakan representasi matriks, perhitungan dapat dilakukan
dengan lebih terstruktur.
Memudahkan dalam membuat analisis mengenai suatu masalah
ekonomi yang mengandung bermacam macam variable.
Digunakan dalam memecahkan masalah operasi penyelidikan ,
misalnya masalah operasi penyelidikan sumber sumber minyak
bumi dan sebagainya.Dikaitkan dengan penggunaan program
linear, analisis input output baik dalam ekonomi, statistic, maupun
dalam bidang pendidikan, manajemen, kimia, dan bidang bidang
teknologi yang lainnya.

Bab 3 : Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers


A. Fungsi
Fungsi dalam istilah matematika merupakan pemetaan setiap
anggota sebuah himpunan (dinamakan sebagai domain) kepada
anggota himpunan yang lain (dinamakan sebagai kodomain).
Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang
dipakai sehari-hari, seperti alatnya berfungsi dengan
baik. Konsep fungsi adalah salah satu konsep dasar
dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif. Istilah "fungsi",
"pemetaan", "peta", "transformasi", dan "operator" biasanya
dipakai secara sinonim.

Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang,
atau objek lain), namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika
seperti bilangan riil. Contohnya adalah sebuah fungsi dengan domain dan
kodomain himpunan bilangan riil adalah y=f(2x), yang menghubungkan
suatu bilangan riil dengan bilangan riil lain yang dua kali lebih besar. Dalam
hal ini kita dapat menulis f(5)=10.


B. Komposisi Fungsi
1. Nilai fungsi komposisi
Nilai fungsi komposisi untuk berubah x tertentu, misalnya untuk x =
a, a e R dapat ditentukan dengan rumus
(fog) (a) = f (g(a)) dan (gof) (a) = g ( f(a))
Contoh :
f : R R ; f (x) = x2 +2
g : R R; g(x) = x-1
h : R R; h(x) = 2x + 4
Maka tentukan :
a. (fog)(x)
b. (gof) (x)
c. (fogoh) (x)
d. (hogof) (x)

Penyelesaian :

a. (fog)(x) = f (g(x))
= f (x-1)
= (x-1)2 + 2
= x2 2x +3
b. (gof) (x) = g (f(x))
= g ( x2 + 2 )
= ( x2 + 2) -1
= x2 + 1
c. (fogoh) (x) = (( fog)oh) ( x)
= (fog) (h(x))
= (fog) (2x + 4)
= (2x + 4)2 2 ((2x + 4)+ 3
= 4x2 + 12x + 11
d. (hogof) (x) = (ho(gof)) (x)
= h (( gof) (x))
= h ( x2 + 1)
= 2 ( x2 + 1)
= 2x2 + 6

Bab 4 : Barisan dan deret tak hingga

A. Pengertian Barisan dan Deret

1.Pengertian Barisan

- Barisan bilangan adalah urutan bilangan yang mengikuti pola-pola


tertentu.

- Bilangan-bilangan dari barisan disebut suku-suku (U 1, U2, U3, , Un-1,


Un)

Contoh :

Tuliskanlah dua suku selanjutnya dari barisan bilanga berikut!

a.) 2, 5, 8, 11, 14, .., ..,

Jawaban = 17, 20

b.) 3, 6, 12, 24, ,

Jawaban = 48, 96

2. Pengertian Deret

Deret adalah barisan bilangan yang setiap bilangan setelah suku


pertamanya diperoleh dengan menambahkan atau mengalikan bilangan
sebelumnya dengan sebuah bilangan konstan yang bukan nol

- Dapat ditulis dengan = U1 + U2 + U3 + + Un-1 + Un = Sn =


n

Uk
k=1

Contoh :

Tuliskan jumlah dari deret bilangan berikut!


a.) 1 + 3 + 5 + 7 + +

Jawaban = 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 = 36

Tentukan rumus dari barisan bilangan berikut!

a.) 2, 6, 10, 14,

Jawaban = Un = 2+(n-1)4

= 2+4n-4

= 4n-2

B. Barisan dan Deret Tak Hingga

1.Barisan Geometri

- Barisan geometri adalah sebuah barisan bilangan yang mempunyai


rasio/perbandingan dua suku berurutan tetap

- Rumus barisan geometri = Un = arn-1, dengan n1

Contoh :

Suku ke 10 dari barisan 2, 4, 8, 16, 32, adalah.

Jawaban =
Un = a . r n1
U10 = 2 . 2101
= 2 . 29
= 210 = 1.024

2. Deret Geometri

- Deret geometri adalah bentuk penjumlahan dari suku-suku pada


sebuah barisan geometri
n
a( r 1)
- Rumus deret geometri = S n= ,dengan r>1
r 1

a(1r n )
= S n= ,dengan 0<r<1
1r

Contoh :
Tentukan jumlah dari deret geometri berikut

2 + 4 + 8 + 16 + ... (8 Suku Pertama)


8
2( 2 1)
Jawaban = S8 = 21

= S8 = 2(256 1)

= S8 = 510

3. Deret Geometri Tak Hingga

Deret geometri tak hingga merupakan deret geometri yang banyak


sukunya (n) tak hingga. Oleh karena yang dipelajari adalah deret geometri
tak hingga maka akan ditinjau setiap nilai dari r untuk n sebagai berikut
n
a(1r ) a ar n
Sn = =
1r 1r 1r

a.) Untuk r > 1 atau r < -1 Oleh karena r > 1 atau r < -1 maka nilai r n
akan semakin besar jika n makin besar. Dalam hal ini,
- Untuk r > 1 dan n maka rn
- Untuk r < -1 dan n maka rn -.
Sehingga diperoleh :

a a( )
S = =
1r 1r

Deret geometri tak hingga dengan r > 1 atau r < -1 disebut deret divergen
(menyebar) karena deret ini tidak memiliki kecendrungan pada suatu nilai
tertentu. Oleh karena itu deret ini tidah memilik limit jumlah

b.) Untuk -1 <>n akan semakin kecil dan mendekati nol. Dalam hal ini
untuk n maka rn 0. Sehingga diperoleh:

a a(0) a
S = =
1r 1r 1r

Deret geometri tak hingga dengan -1 <>


Contoh :

Tentukan jumlah deret geometri tak hingga berikut.

2 2
2+ + +
3 9

Berdasarkan deret tersebut dapat kita ketahui a = 2 dan r = 1/3.


Dengan demikian,

a 2 2
S = = = =3
1r 1 2 . Jadi jumlah deret geometri tersebut adalah
1
3 3
3

Bab 5 : Hubungan dua garis


Hubungan dua garis lurus sangat penting untuk kita pelajari karena
biasanya untuk menentukan besarnya gradien (kemiringan) suatu garis
bergantung dari garis lain. Dengan mengetahui hubungan kedua garis, maka
kita pasti bisa menentukan gradien masing-masing. Selain penerapannya
pada garis lurus secara langsung, hubungan dua garis khususnya gradiennya
juga berguna ketika kita mempelajari materi garis singgung kurva dan garis
singgung lingkaran serta garis singgung pada irisan kerucut.

Hubungan Dua Garis Yang Sejajar


Dua garis saling sejajar terjadi apabila garis tersebut memiliki gradien
yang sama atau kita rumuskan dengan m1 = m2 , dengan m1 adalah garis
yang pertama dan m2 adalah garis yang ke 2
Perhatikan gambar berikut :

Dari gambar di atas terdapat garis berwarna merah yang di
lambangkan dengan l dan garis berwarna biru yang dilambangkan dengan k.
kita buktikan garis di atas apakah saling sejajar atau tidak dengan melakukan
percobaan.
Kita ambil dua titik yang dilalui oleh garis merah
Kita ambil titik (-3,0) dan (-2,1)
Kemudian kita cari gradiennya :
Dengan rumus gradien m = (y2 y1)/(x2 x1),maka :
x1 = -3
x2 = -2
y1 = 0
y2 = 1

m = (1 0)/(-2 (-3))
m = 1/1
m=1
Maka gradien garis merah adalah 1

Kemudian kita ambil dua titik yang dilalui oleh garis biru
Kita ambil titik (1,1) dan (2,2)
Kemudian kita cari gradiennya :
Dengan rumus gradien m = (y2 y1)/(x2 x1), maka :
x1 = 1
x2 = 2
y1 = 1
y2 = 2
m = (2 1)/(2 1)
m = 1/1
m=1
Maka gradien garis biru ialah 1

Dari percobaan di atas gradien garis biru ialah 1 dan gradien garis merah
juga 1. Maka terbukti dua garis tersebut sejajar karena memiliki gradien yang
sama.

2. Hubungan Dua Garis Saling Tegak Lurus


Dua garis saling tegak lurus terjadi apabila gradien dari kedua garis tersebut
apa bila di kalikan hasilnya menjadi -1, atau kita rumus kan
dengan m1 x m2 = -1, dengan m1 adalah garis yang pertama dan m2 adalah
garis yang ke 2
Perhatikan gambar berikut :


Perhatikan garis biru dan merah secara mata kosong pun kita sudah
bisa lihat ke dua garis tersebut saling tegak lurus. Akan tetapi sebagai
seorang matematikawan kita harus mendeskripsikan berdasarkan fakta.
yo kita mulai teliti dangan melakukan percobaan.
Ambil titik (0,-3) dan (3,0) yang di lalui garis merah untuk mencari
gradiennya
kemudian kita cari gradiennya :
x1 = 0
x2 = 3
y1 =- 3
y2 = 0
m = (y2 y1)/(x2 x1)
m = (0 (-3))/(3 0)
m = 3/3
m=1

Gradien garis merah adalah 1

Kemudian kita cari gradien pada garis biru dengan titik (-1,1) dan (-2,2)
x1 = -1
x2 = -2
y1 =1
y2 = 2
m = (y2 y1)/(x2 x1)
m = (2 - 1)/(- 2 - (-1))
m = 1/-1
m = -1

Gradien garis biru adalah -1


Maka apabila kita kalikan gradien garis warna merah dan gradien garis warna
biru menjadi :
1 x -1 = -1, maka terbukti benar bahwa kedua garis tersebut saling tegak
lurus karena apabila gradien kedua garis tersebut di kalikan maka hasilnya
menjadi -1

Kemudian kita masuk ke contoh soal yang biasa di ulangankan untuk


persamaan garis yang sejajar :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,2) yang sejajar dengan garis y
=x+4
Jawab :
karena garis yang melalui titik (2,2) sejajar dengan garis y = x + 4, Maka
gradiennya sama dengan garis y = x + 4.
Gradien persamaan garisn y = x + 4 adalah 1 karena bentuk umum dari
sebuah persamaan garis ialah y = mx + c dengan m adalah gradiennya.
maka persamaan garis yang melalui titik (2,2) dengan gradien 1 dapat di
cari dengan rumus :
y - y1 = m ( x - x1)
y - 2 = 1 ( x - 2)
y - 2 = x - 2 , untuk menyederhanakan persamaan kita kurangi ke dua ruas
dengan -2
y-2-2= x-2-2
y=x
Maka persamaan yang melewati titik (2,2) dan sejajar dengan garis y
= x + 4 adalah y = x

Kemudian kita masuk juga ke contoh soal yang biasa di ulangankan untuk
persamaan garis yang saling tegak lurus
tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,2) yang tegak lurus dengan
garis y = 2x + 3
Untuk menyelesaikan soal seperti ini kita cari terlebih dahulu gradien dari
garis yang melalui titik (2,2) yang tegak lurus dengan garis y = 2x + 3.
Karena apa bila kedua gradien saling tegak lurus, hasil kali kedua gradien itu
adalah -1
Karena gradien dari garis y = 2x + 3 adalah 2 dan kita lambangkan dengan
m2 = 2, maka kita gunakan ketentuan dua garis saling tegak lurus :m 1 x m2 = -1
m1 x 2 = -1
(m1 x 2)/2 = -1/2, untuk menyederhanakan persamaan kita bagi dengan 2
m1 = -1/2
m1 adalah gradien dari garis yang melalui titik (2,2)
Maka persamaannya adalah :
y - y1 = m ( x - x1)
y - 2 = -1/2 ( x - 2 )
y - 2 = -1/2x +1, untuk menyederhankan kurangi persamaan dengan -2
y - 2 - (-2) = -1/2x +1 - (-2)
y = -1/2x + 3
Maka persamaan garis yang melewati titik (2,2) dan tegak lurus
dengan garis y = 2x + 3 adalah
y = -1/2x + 3.

Anda mungkin juga menyukai