Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH USULAN PROJECT PEMBUATAN TERARIUM

Makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Media Tanam

Disusun oleh:

Kelompok 3
Kelas A

Camilla Salsabilla 150510170043


Dwiki Ramadhan R. 150510170223
Ferdy Firmansyah 150510170106
Islamy Hasan Hermawan 150510170093
Jihan Fitria Meilani 150510170052
M. Nurhasan Firdaus 150510170213

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, dan taufik-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam tak lupa disampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Media
Tanam. Makalah ini telah penulis susun secara maksimal dengan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat disusun secara lancar.
Oleh karena itu, izinkan penulis untuk menghaturkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini.


Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini membawa banyak manfaat bagi kita semua.

Sumedang, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................2

BAB II BAHAN DAN METODE


2.1.....................................................................................................................Alat dan Bahan........
3
2.2..................................................................................................................Metode Pengerjaan.....
3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Struktur dan Fungsi Terarium sebagai Miniatur Ekosistem.................................5
3.2 Jenis-Jenis Terarium..............................................................................................6
3.3 Pemilihan Jenis Tanaman dan Persyaratan Media Tanam.....................................7
3.4 Pemeliharaan Terarium.........................................................................................8
3.5 Potensi dan Manfaat Terarium...............................................................................8
3.6 Terarium Ekosistem Hutan Hujan Tropis..............................................................9

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terarium adalah media yang terbuat dari kaca atau plastik transparan berisi
tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan, seperti untuk penelitian,
metode bercocok tanam maupun dekorasi. Dapat dikatakan bahwa terarium
merupakan teknologi media tanam dalam bentuk biosfer buatan yang dapat
dibuat mengikuti lingkungan alami karena fungsi biologis yang terjadi dalam
terarium dapat dibuat mirip dengan yang terjadi di alam sehingga terarium dapat
juga dijadikan laboratorium biologi mini. Terarium akan menampilkan taman
miniatur dalam media kaca. Terarium dapat mensimulasikan kondisi di alam
yang sebenarnya dalam media kaca tersebut. Misalnya terarium dapat
mensimulasikan ekosistem gurun, ekosistem padang pasir, ekosistem hutan
hujan tropis serta ekosistem lainnya.
Mengingat terarium merupakan media kaca yang ukurannya terbatas dan
memiliki biosfer yang unik, maka pemilihan tanaman yang diletakkan di dalam
terarium juga haruslah disesuaikan dengan konsep atau tema terariumyang akan
dibuat. Beberapa tanaman yang biasa digunakan dalam terarium antara lainpaku-
pakuan, sukulen, anggrek, lumut dan tanaman hias lainnya. 
Terarium dapat dikatakan pula sebagai sebuah seni dalam teknologi media
tanam yang dapat mengubah dan menyatukan beberapa tanaman dan material
menjadi sebuah tampilan yang menarik dan unik untuk tujuan tertentu yang
dibuat untuk tujuan tertentu, salah satunya meningkatkan nilai jual ataupu
merekayasa ekosistem mini. Dalam makalah ini akan dijelaskan konsep terarium
kelompok 3 serta penjelasan singkat mengenai metode bahan serta penjelasan
singkat mengenai terarium.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu terarium?
2. Apa saja komponen terarium?
3. Apa saja jenis-jenis terarium?
4. Bagaimana usulan project pembuatan terarium oleh kelompok 3?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian terarium
2. Mengetahui komponen-komponen terarium
3. Mengetahui jenis-jenis terarium;
4. Memahami konsep usulan project terarium yang akan dibuat kelompok 3

2
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1. Alat dan Bahan
 Kayu untuk mengorek tanah
 Sumpit untuk menjepit tanaman
 Tisu yang sudah dililit pada sebatang kayu kecil, dan diberi alcohol 70%
 Sedotan untuk meniup kotoran di dinding wadah
 Corong untuk memasukkan media tanam
 Sendik plastic untuk meratakan media tanam
 Kuas untuk membersihkan tanaman yang terkena media tanam
 Sekop kecil untuk menuang media tanam dan batu hias
 Gunting
 Semprotan aor berujung lancip (jangan pilih yang spray), karena akan
merusak tanaman
 Media Tanam berupa moss dan kompos
 Tanaman: Paku-pakuan, Lumut, dan sekulen.
 Batu hias, ranting pohon, zeolite, dan arang

Gambar 1. Alat dan bahan

2.2. Metode Pengerjaan


Berikut ini merupakan tahapan pembuatan terarium sebagaimana
dijelaskan oleh Farida (2014):

3
1. Menyiapkan wadah kaca, kemudian membersihkannya dengan kayu yang
telah dililitkan tisu serta sudah diberi alkohol
2. Memasukan media arang ke bagian dasar wadah, lalu moss, kemudian
kompos
3. Memasukkan lumut, paku-pakuan, dan sekulen satu persatu ke dalam
wadah kaca. Jika akarnya panjang, potong sedikit, lalu cuci bersih.
4. Jika ada kotoran yang melekat di pinggir kaca, bersihkan dengan kuas
5. Memasukan zeolit dibeberapa bagian, dengan menggunakan corong.
Fungsi zeloit ini agar terarium terlihat lebih artistik.
6. Menambahkan batu hias dan ranting-ranting pohon yang kecil, sehingga
memberi kesan natural mengingat tema yang dipakai adalah ekosistem
hutan.
7. Jika ada kotoran menempel pada tanaman, tiup dengan sedotan atau
bersihkan dengan kuas.
8. Semprot kaca dengan air hingga zeolit basah dan berubah warna. Cara ini
sekaligus untuk menyiram tanaman.
9. Terarium siap diletakkan di tempat yang diinginkan.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Struktur dan Fungsi Terarium sebagai Miniatur Ekosistem


Menurut Dr. Ir. Nurhayati H. S. Arifin, MSc, pengajar Lansekap
Hortikultura dan Sejarah Pelestarian Lansekap IPB menjelaskan bahwa dalam
wadah terarium dapat membentuk siklus air sendiri sehingga mampu bertahan
sampai berminggu-minggu (Nurhayati, 2001 dalam Sugiyanto, 2010). Terarium
yang berperan sebagai miniatur ekosistem mempunyai konsep bahwa tanaman
yang kita tanam dalam terarium kita jaga agar tetap dalam keadaan kecil/mini.
Perlakuan ini bertujuan untuk menyesuaikan wadah terarium yang digunakan
yaitu wadah kaca yang berukuran kecil. Penggunaan wadah berbahan

kaca/transparan (aquarium, stoples, botol selai) bertujuan agar tanaman masih


dapat memperoleh cahaya yang membantu fungsi fisiologisnya.

Gambar 2. Wadah terarium Gambar 3. Terarium (miniatur ekosistem)

Struktur terarium yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik akan
saling berinteraksi sehingga membentuk suatu sistem yang saling
berkesinambungan. Masing-masing komponen akan menjalankan fungsinya demi
terbentuknya keseimbangan dalam ekosistem terarium tersebut. Terarium sebagai
miniatur ekosistem dapat dikembangkan lebih jauh dan disesuaikan fungsinya

5
dengan konsep ekosistem yang akan dibuat. Ekosistem merupakan sistem
hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik yang
mempengaruhinya, dalam hal ini terjadi interaksi diantara mereka (Odum, 1998
dalam Sugiyanto 2010). Dengan kata lain, ekosistem merupakan suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara seluruh unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi (Solomon, 2008). Interaksi yang terjadi dalam ekosistem
tersebut mengakibatkan terjadinya kebergantungan antar komponen biotik atau
antara komponen biotik dan abiotik, sehingga terarium harus dapat menjaga
keberlangsungan interaksi tersebut. Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan
ekosistem di dalam terarium yaitu dengan melakukan penyiraman.Selain dari segi
penyiraman, interaksi juga dapat dilihat dari media yang digunakan, dan berapa
macam media yang digunakan karena mempengaruhi pertumbuhan tanaman
sebagai nutrisi bagi tanaman dalam terarium. Tanaman dalam terarium tidak perlu
diberi pupuk, karena hal ini akan mempercepat proses pertumbuhan tanaman dan
tidak mengacu pada konsep terarium yaitu mengelola tanaman agar tetap dalam
keadaan mini/kecil.

3.2. Jenis-Jenis Terarium


Terarium secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu terarium
sistem tertutup dan terarium sistem terbuka.
a. Terarium Tertutup
Dalam terarium tertutup, kelembabannya cenderung konstan, sehingga
tanaman tidak perlu disiram untuk jangka waktu yang lama. Kelembaban
dalam terarium ini disebabkan adanya siklus air yang berputar secara kontinu.
Siklus air ini berputar mulai dari air yang diberikan ke tanaman akan masuk
ke media, kemudian diserap oleh tanaman untuk proses fotosintesis dan
respirasi. Penguapan air lewat tanaman dan penguapan air lewat media akan
terhalang oleh tutup dan dinding wadah, sehingga air akan terhalang oleh
tutup dan dinding wadah, sehingga air akan jatuh kembali ke media berupa
titik-titik air melalui dinding wadah. Adanya siklus air ini menyebabkan
kehilangan air sangat sedikit, sehingga kelembaban dalam wadah cukup
tinggi, untuk itu diperlukan kehati-hatian dalam memilih jenis tanaman.
b. Terarium Terbuka

6
Terarium terbuka merupakan terarium yang tidak memiliki penutup.
Terarium ini merupakan modifikasi jenis wadah terarium. Pada terarium jenis
terbuka, kehilangan air cukup besar karena tidak ada penutup yang
menghalangi penguapan air dari tanaman maupun penguapan air dari media,
sehingga perlu dilakukan penyiraman. Keuntungan terarium terbuka ini
adalah pilihan jenis tanaman lebih bervariasi, efek rumah kaca dapat
dikurangi, dan perawatan serta pembuatan juga dapat dilakukan lebih mudah.
Projek yang akan kami rancang menggunakan terarium dengan sistem
terbuka. Pada terarium terbuka, evapotransporasi dipengaruhi oleh
ketersediaan air media dan laju evaporasi. Laju evaporasi dipengaruhi oleh
kondisi iklim, terutama temperatur dan kelembaban ruang serta kandungan air
tanah/media. Terarium akan bertahan hingga berbulan hingga bertahun-tahun
jika perawatan dan pemeliharaannya dilakukan dengan tepat, termasuk dalam
penyiramannya. Briggs dan Calvin (1987) menyatakan bahwa penyiraman
merupakan aspek kritis terbesar dalam keberhasilan atau kegagalan terarium.
Penambahan air harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Kebutuhan air
tanaman akan berbeda antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain,
misalnya tMeanaman paku-pakuan relatif membutuhkan air yang cukup serta
kondisi lingkungan yang lembab agar dapat tumbuh dengan baik.

3.3. Pemilihan Jenis Tanaman dan Persyaratan Media Tanam


Tanaman merupakan salah satu faktor utama yang harus dipertimbangkan
dalam membuat terarium. Kristiani (2002) menyatakan bahwa tanaman yang
dapat tumbuh dalam terarium adalah tanaman yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Memiliki ukuran yang relatif kecil, tidak tumbuh tinggi
b. Pertumbuhannya relatif lambat, bentuk pertumbuhannya melingkar
c. Tahan kelembaban tinggi atau tahan keadaan kering
d. Dapat tumbuh pada suhu ruang
e. Memiliki toleransi terhadap kondisi kekurangan matahari
Selain itu, tanaman juga harus disesuaikan dengan jenis dan ukuran
wadah. Tanaman yang dapat digunakan dalam membuat terarium sangat

7
bervariasi, seperti kaktus, sukulen, paku-pakuan, sirih-sirihan, pakis, kuping
gajah, dan lain-lain.
Media tanam yang dapat digunakan dalam membuat terarium adalah
sebagai beikut.
a. Mampu menyimpan cadangan air dan menjaga kelembaban akar.
b. Mengandung unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
c. Memiliki pori-pori untuk pertukaran udara akar.
d. Memiliki drainase yang baik sehingga air siraman tidak tergenang.
Terdapat berbagai jenis media tanam yang dapat digunakan untuk
terarium, misalnya tanah, bahan organik, arang kayu, pakis, dan zeolit. Arang
kayu merupakan media yang berasal dari kayu atau batok kelapa. Media ini
banyak digunakan di daerah beriklim lembab, karena akar cenderung sukar
menyerap air. Arang berperan sebagai penyangga sehingga dapat menyesuaikan
diri jika terjadi kesulitan dengan pemberian hara. Bahan ini tidak mudah lapuk
dan sulit ditumbuhi jamur atau cendawan, selain itu arang kayu juga berfungsi
sebagai deodorize. Pada terarium, arang kayu berfungsi sebagai drainase dan
penyerap gas beracun.
Batang pakis juga dapat dimanfaatkan sebagai media tanam terarium.
Karakteristik batang pakis adalah sifatnya yang lunak sehingga mudah ditembus
akar, tetapi akan mengalami pelapukan sehingga perlu diganti. Mineral juga dapat
dimanfaatkan sebagai media tanam, yaitu zeolit. Pemilihan media tanam harus
dipertimbangkan dengan baik dan disesuaikan dengan karakteristik tanaman.

3.4 Pemeliharaan Terarium


Pemeliharaan terarium dapat dilakukan dengan mudah dan relatif
sederhana, misalnya dengan melakukan penyiraman 2-3 hari sekali menggunakan
sprayer dan mengurangi genangan pada bagian dasar media. Tanaman pada
terarium juga memerlukan nutrisi sehingga harus diberi pupuk secara berkala,
tetapi jangan memberi pupuk terlalu banyak agar pertumbuhan tanaman dapat
terkontrol dan tidak berlebihan. Jika ada tanaman yang sudah berukuran besar dan
ukurannya sudah tidak sesuai lagi dengan wadah, maka dapat dipotong atau
dipindahkan agar estetika terarium dapat terjaga. Jika ada daun yang terlihat layu
atau berpenyakit dapat dibuang. Terarium juga harus diletakkan di tempat yang

8
memiliki pengaturan cahaya dan sirkulasi udara yang baik untuk pertumbuhan
tanaman.

3.5 Potensi dan Manfaat Terarium


Terarium atau yang biasa disebut sebagai vivarium merupakan suatu
metode baru dalam bercocok tanam. Terarium dikenal sebagai tanaman yang
ditanam dalam wadah kaca, dan biasanya berupa tanaman yang biasanya
berukuran kecil. Pada awalnya tanaman yang digunakan dalam terarium terbatas
hanya kaktus dan pakis, namun demikian seiring dengan perjalanan waktu,
tanaman yang digunakan menjadi lebih bervariasi. Beberapa penelitian juga
dilakukan, misalnya oleh Ani Kristiani yang melakukan modifikasi terhadap
beberapa jenis tanaman yang akan digunakan. Selain tanaman, wadah dan media
pun mengalami modifikasi seiring dengan kebutuhan terarium (Kristiani, 2002).
Walaupun ukurannya yang relatif kecil, tapi terarium memiliki banyak
potensi dan cukup prospektif untuk dikembangkan. Pertama, potensi atau manfaat
dari terarium dapat ditinjau dari aspek ekologis atau lingkungan. Charina (2012)
menyatakan bahwa Terarium memenuhi prinsip 3 R, yaitu reduce, reuse, recycle.
Dengan bertanam terarium kita berarti menghemat air, hemat lahan, serta
mengurangi polusi udara (reduce), kita juga memanfaatkan kembali wadah-wadah
yang sudah tidak terpakai seperti toples bekas (reuse),serta memanfaatkan kotoran
hewan sebagai komposnya (recycle). Selain itu, manfaat dari terarium juga dapat
ditinjau dari aspek sosial ekonomi. Terarium memiliki nilai estetika yang dapat
dikembangkan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Hal ini
menunjukkan bahwa terarium memiliki potensi untuk dijadikan sebagai
komoditas bisnis. Lalu, terarium juga memiliki manfaat dari bidang sosial, karena
proses pembuatannya yang mudah dan bahannya dapat memanfaatkan sumber
daya alam lokal setempat, maka dapat digunakan sebagai peluang usaha bagi
masyarakat. Terarium juga dapat memberi manfaat secara edukatif. Terarium
dapat dijadikan sebagai media untuk penelitian, karena terarium merupakan
ekosistem buatan yang fungsi biologisnya hampir mirip dengan ekosistem alami
dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, seperti ekosistem gurun, rawa, hutan,
dan, berbagai ekosistem lainnya.

3.6 Terarium Ekosistem Hutan Hujan Tropis

9
Gambar 4. Terarium ekosistem hutan hujan tropis
Salah satu jenis terraium berdasarkan ekosistem yaitu terarium hutan hujan
tropis. Terarium ini tersusun dari elemen-elemen yang umumnya terdapat di hutan
seperti semak belukar yang terbuat dari lumut atau moss, kemudian terdapat
pepohonan yang terbuat dari tanaman sukulen/bonsai serta ditambahkan
komponen pelengkap sehingga miniatur ekosistem menjadi kesatuan yang utuh.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Terarium merupakan teknologi media tanam dalam bentuk biosfer buatan
yang dapat dibuat mengikuti lingkungan alami. Terarium terdiri atas komponen
biotik dan abiotik yang akan saling berinteraksi sehingga masing-masing
komponen dapat menjalankan fungsinya demi terbentuknya keseimbangan
dalam ekosistem terarium tersebut. Terdapat dua jenis terarium yaitu terarium
terbuka dan terarium tertutup.
Walaupun kecil, Terarium memiliki prospek bagus. Ditinjau dari segi
ekologi, terarium memenuhi 3r (reduce, reuse, recycle). Jika ditinjau dari segi
sosial ekonomi, terarium memiliki nilai estetika yang dapat disesuaikan dengan
pasar untuk komoditas bisnis.
Terdapat karakteristik tertentu dalam pemilihan jenis tanaman dan jenis
media tanam yang akan digunakan pada terarium dan nantinya disesuaikan
dengan ukuran wadah. Pemeliharaan terarium relatif sederhana, cukup dengan
disiram 2-3 hari sekali, tidak memerlukan banyak pupuk dan disimpan di
tempat cukup cahaya dan udara.
Salah satu jenis terarium berdasarkan ekosistem yaitu terarium hutan hujan
tropis yang tersusun dari elemen-elemen hutan seperti semak belukar terbuat
dari lumut atau moss, kemudian terdapat pepohonan dari tanaman
sukulen/bonsai serta komponen pelengkap agar miniatur ekosistem menjadi
kesatuan yang utuh.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dwi H, Oetami, dkk. 2010. Modifikasi Penyajian Tanaman Hias melalui


Pengembangan Terarium untuk Meningkatkan Nilai Jual dan Pendapatan
Petani Bunga di Baturraden Purwokerto. Purwokerto. Jurnal Dinamika
Sosial Ekonomi. Kopertis Jawa Tengah. Vol 6. Hal 145-156.
Farida, N. I. (2014, Januari 16). Cara Membuat Terarium. Retrieved Maret 17,
2020, from Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang: http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/747-cara-membuat-
terarium
Kristiani,A. 2002. Panduan Praktis Membuat Dan Merawat Terarium Agar
Tampil Unik Dan Menarik.
Sugiyarto,Lili. 2010. Struktur dan Fungsi Terarium sebagai Miniatur Ekosistem.
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
Solomon, EP, LR. Berg, dan DW. Martin. 2008. Biology.8th ed. Thomson
Brooks. USA.

12

Anda mungkin juga menyukai