Anda di halaman 1dari 16

BTM (Bahan Tambahan Makanan)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pangan

Dosen Pembimbing :
Arya Ulilalbab S.ST. , M.Kes.

Oleh:
Olivia Claudia 2013.05.025
M. Irfan 2013.05.026
Putri sapta 2013.05.027
Renzi Galuh 2013.05.028
Rizka Rosa 2013.05.029

AKADEMI GIZI KARYA HUSADA KEDIRI


Jalan Soekarno-Hatta Telp: ( 0354 ) 394909
Pare- Kediri, Jawa Timur.
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
dietetika dasar ini dengan tepat waktunya tanpa ada hambatan yang berarti.
Laporan ini disusun untuk mengetahui Bahan Tambahan Makanan pada
Taro. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Arya Ulilalbab S.ST. , M,Kes. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingaN selama penyusunan makalah ini.
2. Teman- teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada dalam makalah ini. Kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama dalam dunia pendidikan. Semoga Tuhan
Yang Mahakuasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kita semua.

Kediri, 22 April 2015

Penyusun
Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 6
2.1 Bahan Tambahan Makanan ............................................................................... 6
2.1 1 BTM (Bahan Tambahan Makanan) .............................................................. 6
2.1 2 TARO............................................................................................................ 7
2.1 3 informasi nilai gizi ........................................................................................ 8
2.1 4 Fungsi Zat Aditif Taro .................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-
bahan alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dsb. Karena manusia tidak
hanya puas dengan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan
kualitas hidupnya, maka dibuatlah bahan sintesis.
Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman
penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang
Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake),
yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar
perhitungan yaitu perkilogram berat badan. Zat aditif makanan atau bahan
tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke
dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki
penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.
Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan
aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan
atau sintetis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi BTM?
2. Apa fungsi BTM?
3. Apa saja jenis zat aditif pada sneck taro?
4. Bagaimana pengaruh BTM bagi kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi BTM?
2. Mengetahui fungsi BTM?
3. Mengetahui jenis zat aditif pada sneck taro?
4. Mengetahui pengaruh zat aditif pada sneck taro bagi kesehatan?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Tambahan Makanan

2.1 1 BTM (Bahan Tambahan Makanan)


Aditif makanan atau Bahan Tambahan Makanan adalah
bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke
dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk
memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan
memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan
nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif
makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif
makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan
atau sintetis.

Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara


alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat
dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat
pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih
menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka
sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang
sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Adakalanya
makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik
meskipun kandungan gizinya tinggi.
Diperkirakan organ pencernaan manusia semasa hidupnya
mengolah makanan sebanyak 100 ton (100.000kg). Jumlah
tersebut tidak semuanya merupakan zat-zat yang bermanfaat bagi
tubuh akan tetapi juga ikut serta zat-zat berbahaya terutama Food
Additive atau Bahan Tambahan Makanan (BTM).
BTM adalah semua yang bukan bagian dari bahan makanan yang
diolah seperti pemanis, penyedap rasa dan aroma, penguat rasa,
pewarna, pengawet, pengental/pengemulsi, anti bakteri, pemutih,
pengeras, pengatur keasaman dan lainnya. Saat ini hampir semua
jenis makanan dan minuman yang diproses dari pabrik dan juga
yang tersedia di restoran-restoran menggunakan BTM untuk
meningkatkan kepuasan konsumen.

2.1 2 TARO
Taro adalah merk makanan ringan dari unilever. Taro
merupakan salah satu merk makanan ringan yang paling terkenal
di Indonesia. Taro mulai diproduksi pada tahun 1984. Pada bulan
Juni 2003 merk Taro dibeli oleh Unilever. Taro memiliki
beberapa variasi rasa. Taro memiliki 3 pabrik produksi di
Indonesia yaitu Bogor, Medan, dan Sidoarjo.
Taro tersedia dalam berbagai variasi rasa, yaitu:

a. Taro Italian Pizza


b. Taro Pottato Barbeque
c. Taro seaweed
d. Taro curly fries
e. Taro Cheesy Blast
f. Taro Cowboy Stick
g. Taro Balado
h. Taro Jumping Cheese
Taro pernah memperoleh penghargaan Branding Award
yaitu tentang Packaging Consumer Branding Award (perunggu)
pada tahun 2005.
Adapun komposisi dari Taro Snack Jumping Cheese adalah:
1. Tepung terigu
2. Minyak nabati
3. Tepung tapioka
4. Tepung kentang
5. Tepung beras
6. Pengembang
7. Vitamin C
8. Bumbu rasa keju
9. Gula
10. garam

2.1 3 informasi nilai gizi


Takaran saji : 10 gram / jumlah sajian per kemasan : 1
 energi total : 45 kkal
 energy dari lemak : 15 kkal
 lemak total : 1,5 gram / 3%
 protein : 1 gram / 2%
 karbohidrat total : 7 gram / 2%
 natrium :85 mg / 4%
 vitamin C : 4%
2.1 4 Fungsi Zat Aditif Taro

A. MSG (Monosodium Glutamat)


Penguat rasa mononatrium Glutamate berfungsi
sebgai penyedap rasa sebagai asam amino glutamate
termasuk dalam kelompok non essensial yang artinya
tubuh mampu memproduksi sendiri.Apabila terlalu
banyak mengonsumsi makanan yang mengandung
mononatrium glutamate ini dapat menyebabkan kanker,
dapat menurunkan kinerja otak, dan juga dapat
menyebabkan hipertensi.Sedangkan Minyak nabati pada
makanan berkemasan sejenis minyak yang terbuat dari
tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan untuk
memasak.
Meskipun diperkenankan sebagai penyedap
masakan, penggunaan MSG yang berlebihan bisa
mengakibatkan rasa pusing dan sedikit mual. Gejala itu
disebut Chinese Restaurant Syndrome (Indriasari, 2006;
Syarifah, 2006).
Penggunaan MSG pada makanan yang dikonsumsi
sering mengganggu kesehatan karena MSG ketika
dimakan akan terurai menjadi sodium dan glutamat
sehingga MSG merupakan sumber natrium yang tinggi.
Hidrolisis secara enzimatis lebih menguntungkan
dibanding secara kimiawi, karena dapat menghasilkan
asam-asam amino bebas dan peptida dengan rantai
pendek yang bervariasi.
B. Natrium benzoat
Natrium benzoat adalah suatu pengawet. Senyawa
ini bersifat bakteriostatik dan fungstatik di bawah kondisi
asam.
Konsentrasi sebagai pengawet dibatasi oleh FDA
di AS menjadi 0,1% berat. Program Internasional untuk
Keamanan Bahan Kimia tidak menemukan efek yang
merugikan pada manusia pada dosis 647-825 mg / kg
berat badan per hari.
Dalam kombinasinya bersama asam askorbat
(Vitamin C, E300), natrium benzoat dan kalium benzoat
membentuk benzena, suatu karsinogen yang terkenal.
Namun, dalam kebanyakan minuman ringan itu
mengandung keduanya, kadar benzenanya yang rendah
dianggap berbahaya untuk konsumsi. Panas, cahaya dan
daya hidup dapat memicu laju terbentuknya benzena.
Professor Peter W. Piper dari Universitas Sheffield
mengaku bahwa natrium benzoat itu sendiri dapat
merusak dan meng-non-aktifkan bagian vital dari DNA
dalam mitokondria sel. Mitokondria mengonsumsi
oksigen untuk menghasilkan ATP, sumber energi tubuh.
Bila DNA rusak karena penyakit, malfungsi sel dan dapat
memasukkan apoptosis.
C. Natrium Sitrat
Pengatur keasaman, atau zat pemantau pH,
merupakan aditif makanan yang ditambahkan untuk
mengubah atau mem-pertahankan pH (keasaman atau
kebasaan). Zat ini dapat berupa asam atau basa organik,
mineral, zat penetral, atau zat pembuffer.
Pengatur keasaman ditunjukkan oleh E number
mereka, seperti E260 (asam asetat), atau yang tercantum
sederhana sebagai “food acid”.
Pengatur keasamanan yang digunakan secara
umum adalah asam sitrat, asam asetat dan asam laktat.
Natrium sitrat mengacu pada setiap garam natrium
dari asam sitrat: Mononatrium sitrat, Dinatrium sitrat dan
Trinatrium sitrat—ketiga bentuk garam ini juga secara
kolektif dikenal sebagai aditif makanan dengan E-
number-nya E331.
D. Natrium Bikarbonat (bahan pengembang)
Natrium bikarbonat atau hydrogen karbonat atau
asam karbonat adalah bahan kimia berbentuk Kristal
putih yang larut dalam air, yang banyak dipergunakan di
dalam industry makanan/biscuit (sebagai baking powder).
E. Asam askorbat (Vitamin C) ADI 200 mg/kg
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam
air. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen
interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang
banyak terdapat dalam tulang rawan kulit bagian dalam
tulang dan dentin. Dalam penggunaan vitamin C menurut
ADI tidak dibatasi, menurut Widya Karya Pangan
Nasional NAS-LIPI,1978, menyarankan konsumsi
vitamin C per hari untuk anak dan orang dewasa
Indonesia antara 20 – 30 mg, sedangkan untuk ibu
mengandung dan menyusui perlu ditambah 20 mg. fungsi
dan manfaat vitamin C dalam makanan dan minuman
adalah apabila dalam jumlah besar dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya pilek (flu) dan berperan dalam
pembentukan hormone steroid dan kolesterol.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas
aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan
ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika
dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat
badan.
Aditif makanan atau Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan
tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan
memperpanjang daya simpan.
BTM adalah semua yang bukan bagian dari bahan makanan yang diolah
seperti pemanis, penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, pewarna, pengawet,
pengental/pengemulsi, anti bakteri, pemutih, pengeras, pengatur keasaman
dan lainnya.
3.2 Saran
Setiap orang harus memperhatikan komposisi makanan yang dibeli dan
mengetahui batas aman bahan tambahan makanan yang dikonsumsinya agar
terhindar dari bahaya yang ditimbulkan dari bahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.merdeka.com/sehat/9-zat-aditif-yang-ditemukan-dalam-makanan-
kemasan.html

http://andy2dsd.wordpress.com-macam-macam-zat-adiktif-alami- dan-buatan/

http://www.psychologymania.com-bahan-pemanis-makanan.html

http://www.berita-315-berbagai-macam-zat-aditif-makanan-dan-bahayanya-bagi-
kesehatan-.html

http://www.identifikasi-pemanis-makanan-alami-and.html

http://www.ligagame.com/forum/index.php?topic=51852.0;wap2

Anda mungkin juga menyukai