Anda di halaman 1dari 15

1.

Bilangan Berpangkat Sederhana


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui perkalian bilangan-bilangan dengan faktor-
faktor yang sama. Misalkan kita temui perkalian bilangan-bilangan sebagai berikut.

Perkalian bilangan-bilangan dengan faktor-faktor yang sama seperti di atas, disebut sebagai
perkalian berulang. Setiap perkalian berulang dapat dituliskan secara ringkas dengan
menggunakan notasi bilangan berpangkat. Perkalian bilanganbilangan di atas dapat kita
tuliskan dengan :

Bilangan 23, 35, 66 disebut bilangan berpangkat sebenarnya karena bilangan-


bilangan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk perkalian berulang. Bilangan
berpangkat an dengan n bilangan bulat positif didefinisikan sebagai berikut.

2. Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan dari variabel yang mempunyai pangkat tertinggi
dua. Bentuk umumnya adalah:
Dengan a, b, merupakan koefisien, dan c adalah konstanta,  serta  

Penyelesaian atau pemecahan dari sebuah persamaan ini disebut sebagai akar-akar persamaan
kuadrat. Akar-akar merupakan nilai dari variabel x yang memenuhi persamaan tersebut. Ketika
nilai tersebut disubstitusikan ke dalam persamaan akan menghasilkan nilai nol.
Akar-akar Persamaan Kuadrat
Ada tiga metode dalam mencari akar-akar persamaan kuadrat   yaitu:
Pemfaktoran
Metode ini mudah digunakan jika akar-akarnya merupakan bilangan rasional. Berikut ini
tabel model persamaan kuadrat (PK) dan berbagai cara pemfaktorannya:

Saat menggunakan metode ini, pertama harus mengetahui terlebih dahulu model PK
yang akan diselesaikan. Jika model PK sudah diketahui, maka pemfaktoran bisa
dilakukan dalam bentuk sesuai dengan yang ada di kolom tabel di atas. Untuk
mendapatkan nilai p, q, m dan n kalian harus memahami cara memfaktorkan suatu
bilangan.

3. Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat merupakan salah satu materi yang diujikan pada Matematika Dasar SBMPTN.
Untuk bisa lebih memahami apa itu fungsi kuadrat, bagaimana bentuk grafiknya, apa saja
sifatnya, dan bagaimana cara membentuk fungsi kuadrat, simak langsung penjabaran berikut,
Grafik dan Sifat Fungsi Kuadrat

Secara geometri, fungsi kuadrat memiliki bentuk berupa parabola. Arah parabola bisa ke atas
atau ke bawah bergantung pada nilai konstanta a dari fungsi tersebut. Salah satu cara
termudah untuk menggambar fungsi kuadrat adalah dengan membuat beberapa pasangan titik
dan memindahkannya ke dalam diagram Cartesius. Namun sebelum membuat grafik, terlebih
dahulu definisikan domain dan range fungsi kuadrat sebagai berikut:

Pada diagram Cartesius, nilai f(x) sering kali dianalogikan dengan variabel lain bernama Y.
Contoh: Buatlah gambar fungsi kuadrat f(x)=x2!
Tentukan beberapa pasangan titik. Misalkan:
Jika penentuan pasangan titik dilanjutkan, diperoleh grafik fungsi kuadrat pada diagram
Cartesius sebagai berikut:

Secara umum, mengenai koordinat titik puncak, titik balik, atau titik ekstrem parabola:

Di sisi lain, sifat fungsi kuadrat dapat diturunkan dari nilai konstanta dan diskriminannya seperti
berikut:
1. Berdasarkan nilai a
 Jika a > 0 maka nilai ekstremnya minimum dan grafik parabola terbuka ke atas.
 Jika a < 0 maka nilai ekstremnya maksimum dan grafik parabola terbuka ke atas.
2. Berdasarkan nilai b
 Jika a dan b bertanda sama maka sumbu simetri berada di sisi kiri sumbu Y.
 Jika a dan b berlainan tanda maka sumbu simetri berada di sisi kanan sumbu Y.
 Jika b = 0 maka sumbu simetri berada tepat di sumbu Y.
3. Berdasarkan nilai c
 Jika c > 0 maka grafik parabola memotong sumbu Y positif.
 Jika c = 0 maka grafik parabola memotong sumbu Y di titik (0,0).
 Jika c < 0 maka grafik parabola memotong sumbu Y negatif.
4. Berdasarkan nilai D
 Jika D > 0 maka grafik parabola memotong sumbu X di titik (x1,0) dan (x2,0).
Nilai x1 dan x2 dapat ditentukan dengan rumus kuadratis berikut:
Jika D = 0 maka grafik parabola menyinggung sumbu X di titik –b/2a,0.

4. Transformasi Geometri
Transformasi geometri adalah suatu perubahan posisi (perpindahan) dari suatu posisi
awal (x , y) menuju ke posisi lain (x’ , y’).

Transformasi geometri terbagi menjadi empat jenis, antara lain:

Jenis-jenis Transformasi Geometri

Translasi (pergeseran)

Refleksi (pencerminan)

Rotasi (perputaran)

Dilatasi (perkalian)

Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dari transformasi geometri di atas, yuk simak
ulasannya berikut ini.

Jenis-jenis Transformasi Geometri

1. Translasi (Pergeseran)

Translasi adalah salah satu jenis transformasi yang berguna untuk memindahkan suatu
titik sepanjang garis lurus dengan arah dan jarak.

Yang berarti, translasi tersebut hanya akan mengalami perpindahan titik ya guys.

Penentuan hasil objek lewat translasi cukup mudah. Caranya hanya dengan cara
menambahkan absis serta ordinat dengan jarak tertentu sesuai dengan ketentuan tertentu.
Untuk lebih jelasnya tentang proses translasi bisa dilihat pada gambar di bawah.
Sebagai contoh:
Jika kalian perhatikan baik-baik, apabila kita sedang naik perosotan, perosotan itu hanya akan
mengubah titik awal (puncak perosotan), menuju titik akhir (ujung perosotan).
Berikut adalah gambaran dari translasi:

Dari gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa translasi hanya dapat berubah posisinya saja.
Ukuran akan tetap sama.

Adapun rumus dari translasi, yaitu:

(x’ , y’) = (a , b) + (x , y)
Keterangan:

 (x’ , y’) = titik bayangan


 (a , b) = vektor translasi
 (x , y) = titik asal

Kesebangunan dan Kekongruenan

Kesebangunan dan kekongruenan merupakan bagian dari ilmu geometri. Pada kesempatan kali
ini, materi yang akan disampaikan meliputi kesebangunan dan kekongruenan. Dua bangun
datar dapat dikatakan sebangun apabila setiap sisi-sisi dari kedua bangun tersebut memiliki
nilai perbandingan yang sama. Sedangkan dua bangun datar dapat dikatakan kongruen apabila
diantara kedua bangun datar tersebut memiliki bentuk, ukuran dan besar sudut yang sama.
Perhatikan  gambar berikut.

5. Kesebangunan

Kesebangunan dilambangkan dengan ≈. Hubungan dua bangun datar dapat dikatakan sebangun
apabila memenuhi syarat seperti berikut.

Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar


Panjang sisi-sisi sudut yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama
1. Dua bangun datar yang sebangun

Dua bangun datar diatas adalah sebangun. Oleh karena itu dua bangun datar diatas memiliki
sifat-sifat sebagai berikut.

a. Pasangan sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan nilai yang sama. Berikut dapat
dibuktikan:

 Sisi AD dan KN = 

 Sisi AB dan KL = 

 Sisi BC dan LM = 

 Sisi CD dan MN = 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa = 

b. Besar Sudut yang bersesuaian sama yaitu;


2. Dua segitiga yang sebangun

Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat seperti berikut.

a. Perbandingan sisi yang sama besar bersesuaian sama besar, yaitu;

AC bersesuaian dengan PR = 

AB bersesuaian dengan PQ = 

BC bersesuaian dengan QR = 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa : 

b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu;


Perhatikan segitiga berikut!

ΔABC dan ΔADE sebangun, maka:

Perhatikan segitiga siku-siku berikut!

Apabila pada segitiga siku-siku diatas dibuat garis dari sudut A ke sisi miring BC maka akan
diperoleh rumus:

AB2 = BD x BC
AC2 = CD x CB
AD2 = BD x CD

B. Kekongruenan

Kekongruenan dilambangkan dengan ≅. Kedua benda dikatakan kongruen jika memiliki bentuk
dan ukuran yang sama.
1. Dua bangun datar yang kongruen

Pada kedua bangun di atas, panjang KL = PQ, Panjang LM = QR, panjang MN = RS, panjang NK =


SP dan oleh karena itu, pada bangun KLMN dan PQRS adalah kongruen karena memiliki bentuk
dan ukuran yang sama.

2. Dua segitiga yang kongruen

Secara geometris dua segitiga yang kongruen adalah dua segitiga yang saling menutupi dengan
tepat. Sifat dua segitiga kongruen yaitu;

a. Pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang


b. Sudut yang bersesuaian sama besar

Syarat dua segitiga yang kongruen adalah sebagai berikut.

a. Tiga sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sisi, sisi)

Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas, bahwa panjang AB = PQ, panjang AC = PR, dan


panjang BC = QR. 
b. Sudut dan dua sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)

Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas, bahwa sisi AB = PQ, ∠B =  ∠Q, dan sisi BC = QR

c. Satu sisi apit dan dua sudut yang bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)

Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas bahwa, ∠A =  ∠P, sisi AC = PR, dan ∠Q =  ∠R

Bangun Ruang Sisi Lengkung

Selain bangun ruang sisi datar, dalam pembahasan bangun ruang juga terdapat bangun ruang
sisi lengkung. Perbedaan antara bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung
terletak pada bentuk sisi yang menyusunnya. Pada bangun ruang sisi datar, semua sisinya lurus
dan tidak ada yang melengkung. Sedangkan pada bangun ruang sisi lengkung memiliki sisi yang
melengkung.

Bangun ruang merupakan dimensi tiga. Artinya, benda tersebut mempunyai ruang yang bisa
ditempati. Sisi lengkung dicirikan dengan permukaan yang tidak datar. Contoh bangun ruang
sisi lengkung adalah tabung, kerucut, dan bola.
Dalam bahasan bangun ruang sisi lengkung biasa dipelajari bagaimana cara mencari isi/volume
suatu bangun dan luas permukaan dari suatu bangun ruang sisi lengkung. Bagaimana caranya?
Simak ulasan lebih lengkapnya pada masing – masing bahasan berikut.

Tabung

Bangun ruang sisi lengkung pertama yang diulas adalah tabung. Bentuk tabung dengan bagian
lengkap meliputi dua buah lingkaran sebagai alas tabung dan tutup tabung. Serta bagian
selimut tabung yang menghubungkan bagian alas dan tutup tabung. Berikut ini adalah
keterangan bagian – bagian tabung.
Karakteristik Tabung:

Anda mungkin juga menyukai