Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geometri analitik adalah suatu cabang ilmu matematika yang merupakan kombinasi
antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara persamaan matematika
secara aljabar dengan tempat kedudukan secara geometric diperoleh suatu metoda
pemecahan masalah geometri yang lebih sistematik dan lebih tegas. Masalah-masalah
geometri akan diselesaikan secara aljabar (atau secara analitik). Sebaliknya gambar geometri
sering memberikan pemahaman yang lebih jelas pada pengertian hasil secara aljabar. Dalam
hal ini juga memungkinkan menyelesaikan masalah aljabar secara geometri, tetapi model
bentuk geometri jauh lebih penting daripada sekedar penyelesaian, khususnya jika bilangan
dikaitkan dengan konsep pokok geometri. Sebagai contoh, panjang suatu segmen garis atau
sudut antara dua garis. Jika garis dan titik secara geometrik diketahui, maka bilangan yang
menyatakan panjang atau besar sudut antara dua garis pada hakekatnya hanyalah nilai
pendekatan dari suatu pengukuran. Tetapi metoda aljabar memandang bilangan itu sebagai
perhitungan yang eksak (bukan pendekatan).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana menghitung luas daerah?
2) Apakah yang dimaksud dengan gradient?
3) Bagaimana cara menghitung gradient?
4) Bagaimana cara menghitung sudut yang dibentuk oleh 2 garis
1.3 Maksud Penulisan Makalah
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah:
a) Untuk mengetahui cara menghitung luas daerah
b) Untuk mengetahui cara menghitung gradient
c) Untuk mengetahui cara menghitung sudut yang dibentuk oleh 2 garis

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 1


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Luas Daerah

Luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi (dwigatra) suatu bagian
permukaan yang dibatasi dengan jelas, biasanya suatu daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup.
Jadi luas daerah dapat diartikan area yang dibatasi oleh garis tertutup dalam suatu bidang. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai cara mencari luas daerah dari bidang datar segitiga.

Secara konsep, luas daerah segitiga adalah banyaknya persegi satuan yang menutupi
segitiga tersebut. Tetapi bila kita menggunakan definisi tersebut secara langsung, maka tentu
tidak mudah, banyak kesulitan. oleh karena itu, cara untuk menentukan luas daerah suatu segitiga
dapat menggunakan bantuan luas daerah persegi panjang atau persegi.

berikut ini prosesnya :

luas ABEF = luas segitiga AFC + luas segitiga ADC + luas segitiga BDC + luas segitiga BEC

karena luas segitiga AFC = luas segitiga ADC dan luas segitiga BDC = luas segitiga BEC, maka

luas ABEF = (2 x luas segitiga ADC) + (2 x luas segitiga BDC)

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 2


luas ABEF = 2 x (luas segitiga ADC + luas segitiga BDC)

luas ABEF = 2 x luas segitiga ABC

jadi, luas segitiga ABC = 1/2 x luas ABEF

Karena, luas ABEF = AB x BE, dan karena  BE = CD, maka luas segitiga ABC = 1/2 x AB x CD

tampak dari gambar, bahwa AB adalah panjang alas dari segitiga ABC,dan CD adalah tinggi dari
segitiga ABC, sehingga, luas segitiga ABC = 1/2 x alas x tinggi

Bagaimana menentukan luas segitiga OAB dengan titik pusat O ,A(x 1,y1) dan B(x2,y2).
Ingatlah kembali hubungan koordinat kartesius dengan koordinat kutub. Misalkan A dan B
memiliki koordinat kutub masing –masing (r1,ɵ1) dan (r2,ɵ2) Sehingga dapat diperoleh gambar
sebagai berikut:

B(r2,ɵ2)

(ɵ1-ɵ2)

A(r1,ɵ1)

ɵ2

( ɵ1

Perhatikan gambar diatas maka:

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 3


< AOB = ½ ǀOAǀǀOBǀSin (ɵ2- ɵ1)

= ½ r1r2Sin(ɵ2- ɵ1) rumus jumlah dan selisih 2 sudut Sin (ɵ2- ɵ1)= (Sinɵ2Cosɵ1- Cosɵ2Sinɵ1)

= ½ r1r2 (Sinɵ2Cosɵ1- Cosɵ2Sinɵ1)

=½ (r1r2Sinɵ2Cosɵ1- r1r2Cosɵ2Sinɵ1)

=½ (r1 Cosɵ1r2Sinɵ2- r2Cosɵ2 r1Sinɵ1) ingat r.Cosɵ = x dan r. Sinɵ= y

=½(x1y2-x2y1)

=ǀ½(x1y2-x2y1)ǀ

Maka luas segitiga OAB adalah ǀ½(x1y2-x2y1)ǀ

Lalu bagaimana menentukan luas daerah segitiga ABC dengan A(x1y1), B(x2y2) dan
C(x3y3) adalah titik sembarang. Untuk menetukan luas daerah segitiga tersebut kita dapat
melakukan perpanjangan dari titik tersebut sejajar dengan sumbu koordinat. Berikut langkah-
langkahnya:

Gambarkan Sumbu Koordinat dan tentukan ketiga titik sembarang A(x 1y1), B(x2y2) dan C
(x3y3)
Dari titik A, B, C tarik garis sejajar dengan sumbu- sumbu koordinat sehingga
membentuk bangun persegi panjang seperti gambar berikut ini:

R(x1,y3) C(x3,y3) P(x2,y3)

B(x2,y2)

A(x1,y1) Q(x2,y1)

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 4


Dari gambar diatas maka:
 L ABC= Luas persegi panjang AQPR- L AQB-L BPC-L CRA
= (AQ×QP)-( ½×AQ×QB)- ( ½×PC×BP)-(½×CR×AR)
= [(x2-x1)(y3-y1)]-[ ½(x2-x1)(y2-y1)]- [ ½(x2-x3)(y3-y2)]- [ ½(x3-x1)(y3-y1)]
Operasikan persamaan diatas hingga didapat persamaan berikut
 L ABC = ǀ½(x1y2 + x2y3 + x3y1)-( x2y1 + x3y2 + x1y3)ǀ

2.2 Garis Lurus

Persamaan garis lurus adalah persamaan linear dengan pangat tertinggi dari variabelnya
satu dan memiliki bentuk umum persamaan sebagai berikut:

y=mx+ c

dimana m adalah gradient dan c adalah konstanta.

2.2.1 Gradien

Gradien suatu garis lurus adalah : Perbandingan antara komponen y (ordinat)


dan komponen x(absis) antara dua titik pada garis itu. Gradien suatu garis biasanya
dinotasikan dengan huruf kecil m. Gradien juga dapat diartikan sebagai tingkat
kemiringan garis atau perbandingan antara garis vertical dan garis horizontal. Dengan
begitu maka gradien suatu garis merupakan nilai tangent dari sudut yang dibentuk oleh
kedua garis tersebut dengan sumbu x positif, dihitung mulai dari sumbu x positif dengan
arah berlawanan perputaran jarum jam. Contohnya gambar di bawah ini

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 5


Bagaimana kita dapat menentukan berapakah kemiringan garis dari gambar tersebut?

Dengan menggunakan besar sudut. Kita mengukur besarnya sudut yang dibuat
oleh garis tersebut terhadap garis horizontal. Kita anggap sumbu x sebagai garis
horizontalnya. Tentunya kita bebas memilih garis manapun asalkan garis tersebut adalah
garis horizontal.

Diukur sudutnya diperoleh  . Mencari besarnya kemiringan garis tersebut


adalah

jadi kemiringan garis tersebut adalah 1.

Kemiringan suatu garis juga dapat dicari dengan menggunakan rumus

 dengan m adalah kemiringan suatu garis.   dan   adalah titik pada garis
tersebut.

Misalnya dari gambar tersebut kita ambil sebarang dua titik yang melewati garis
yang akan dicari kemiringannya. Misalnya titik   dan  . Kedua titik tersebut
melewati garis yang akan kita cari kemiringannya. Kemudian kita masukkan ke rumus
yang sudah ada. Diperoleh

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 6


  kemiringan garis sama dengan 1.

Dari mana rumus tersebut didapatkan?

Perhatikan gambar berikut.

Titik A berada di   dan titik B berada di  .

Panjang BC adalah 

Panjang AC adalah 

Pengertian pertama bahwa kemiringan adalah tangen dari sudut yang dibentuk
terhadap garis horizontal.Dengan menggunakan tangent sudut BAC.

Karena  tan ∠BAC  adalah kemiringan garis  AB. Dan kemiringan dilambangkan
sebagai m. Maka dapat disimpulkan

Macam-macam gradien
Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 7
a. Gradien bernilai positif

Garis l condong ke kanan , maka ml bernilai positif

b. Gradien bernilai negatif

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 8


Garis k condong ke kiri , maka mk bernilai negatif. Jika sebuah garis
mempunyai persamaan ax + by = c, maka gradien persamaan garis itu
ialah : 

 c. Gradien garis melalui pangkal koordinat

Garis l melalui pangkal koordinat (0,0) maka 

d. Gradien dua garis yang sejajar

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 9


Dua garis yang sejajar mempunyai gradien yang sama, garis l dan garis k
sejajar, maka ml = mk

e. Gradien dua garis yang saling tegak lurus

Dua garis yang saling tegak lurus perkalian gradiennya adalah -1.Garis l


dan garis k saling tegak lurus, maka ml x mk = -1.

2.2.2 Sudut Antara Dua Garis

Sudut adalah bentuk yang terjadi dari dua sinar yang berpangkal pada suatu titik.
Titik pangkal itu disebut titik sudut dan kedua sinar tersebut adalah kaki sudut.

 Titik A sebagai titik sudut


 Sinar AB dan AC sebagai kaki sudut
 Satuan sudut adalah derajat

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 10


Jenis-jenis Sudut

 Sudut 0 derajat
Sudut 0 derajat, jika kaki-kakinya berimpit dengan jarak putar 0 derajat.
 Sudut lancip
Sudut lancip adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran yang kurang dari
seperempat lingkaran tetapi tidak sama dengan nol, sehingga besar sudut lancip
berkisar 0 derajat dan 90 derajat
 Sudut siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran sebesar
seperempat lingkaran, sehingga besar sudut siku-siku adalah 90 derajat.
 Sudut lurus
Sudut lurus adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran sebesar setengah
lingkaran, sehingga sudut lurus besarnya 180 derajat.
 Sudut tumpul
Sudut tumpul adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran diantara
seperempat lingkaran dan setengah lingkaran, sehingga sudut tumpul besarnya
berkisar antara 90 derajat dan 180 derajat.
 Sudut refleks
Sudut refleks adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran di antara
setengah lingkaran dan satu lingkaran, sehingga sudut refleks besarnya berkisar
antara 180 derajat dan 360 derajat.
 Sudut 360 derajat
Sudut 360 derajat, jika kaki-kakinya kembali berimpit setelah jarak putarnya satu
putaran penuh.

Kedudukan dua garis


1. Dua Garis sejajar, adalah dua garis yang tidak mempunyai titik persekutuan
2. Dua garis berpotongan, adalah dua garis yang mempunyai satu titik persekutuan
3. Dua garis berimpit. adalah dua garis yang mempunyai dua titik persekutuan
4. Dua garis bersilangan, adalah dua garis yang tidak terletak pada satu bidang

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 11


Dua garis yang berpotongan, l1 dan l2, akan membentuk sudut yang saling berpelurus
(suplemen), salah satu darinya diambil sebagai sudut antara dua garis.Untuk menghindari arti
ganda, kita definisikan :
Sudut antara garis l1 dan l2 dilambangkan dengan ∠(l1, l2) adalah
sudut terkecil dalam arah berlawanan dengan arah putar jarum jam
yang diperlukan untuk memutar garis l1 dengan pusat titik
potongnya sehingga berimpit dengan garis l2.
Gambar berikut memperlihatkan sudut antara dua garis l1 dan l2, yang dinotasikan
dengan θ.
BA θ B

􀂖!Suatu rumus sederhana untuk tangen sudut antara dua garis dapat diturunkan dalam bentuk
kemiringan dari kedua garis pembentuk sudut tersebut. Misalkan garis l1 dan l2 berturut-turut

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 12


mempunyai sudut inklinasi θ1 dan θ2 dan kemiringan m1 dan m2. Misalkan θ adalah sudut yang
dibentuk oleh garis l1 dan l2 seperti pada gambar berikut
l1
l2

BAB I Sistem Koordinat Cartesius θ1 θ1


2/24
/!Tvevu!Boubsb!Evb!Hbsjt!! 􀂖!!48!

Dengan menggunakan kenyataan bahwa sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah
dua sudut dalam lainnya maka diperoleh
θ = θ2 – θ1 atau θ = 180° + θ2 – θ1 (1)
Persamaan terkhir akan dipenuhi pada posisi relatif l1 terhadap l2 seperti pada gambar
diatas. Dalam kasus lain, berdasarkan rumus trigonometri diperoleh hubungan
tan θ = tan ( θ2 – θ1) = tan θ2 - tan θ1 (2)
1 + tan θ1.tan θ2
Atau

tan θ = m2-m1 (3)


1+ m1.m2
Tanda anak panah dalam arah putar berlawanan dengan arah putar jarum jam di atas
rumus (3) menandakan bahwa sudut θ diukur dari garis l1 ke l2 berlawanan arah dengan arah
putar jarum jam. Jika garis-garis adalah sejajar, yaitu m1 = m2 maka tan θ = 0, dan θ = 0° atau
180°. Jika garis-garis tersebut saling tegak lurus maka menurut teorema 1.3 penyebut persamaan
(3) menjadi nol, dan oleh karena itu menjadi tak berarti. Ini juga tak berarti jika salah satu garis
adalah tegak lurus dengan sumbu-x atau sejajar dengan sumbu-y.

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 13


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geometri analitik adalah suatu cabang ilmu matematika yang merupakan kombinasi antara
aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara persamaan matematika secara
aljabar dengan tempat kedudukan secara geometric diperoleh suatu metoda pemecahan masalah
geometri yang lebih sistematik dan lebih tegas. Dalam geometri kita dapat menentukan luas
daerah dan gradient menggunakan prinsip dari koordinat kartesius dan koordinat kutub. Dan dari
gradient kita dapat menentukan nilai sudut yang dibentuk oleh kedua garis yang saling
berpotongan.
Luas daerah suatu bidang sembarang dalam geometri dapat dihitung atau dicari dengan
menggunakan prinsip koordinat kutub bila diketahui 2 titik kartesiusnya dan menggunakan
prinsip koordinat kartesius bila diketahui 3 titik kartesiusnya.
Gradien adalah kemiringan dari garis. Dalam mencari nilai gradient dapat dihitung melalui
perbandingan antara garis vertical dan garis horizontal Adapun macam macam gradient adalah
sebagai berikut:
1) Gradien bernilai positif
2) Gradien bernilai negatif
3) Gradien garis melalui pangkal koordinat
4) Gradien dua garis yang sejajar
5) Gradien dua garis yang tegak lurus
Sudut adalah bentuk yang terjadi dari dua sinar yang berpangkal pada suatu titik. Titik
pangkal itu disebut titik sudut dan kedua sinar tersebut adalah kaki sudut. Dalam mencari sudut
diantara 2 garis dapat menggunakan perbandingan gradient atau tangent dari sudut yang dicari.
Adapun macam – macam sudut adalah sebagai berikut:
 Sudut 0 derajat
 Sudut lancip
 Sudut siku
 Sudut lurus
 Sudut tumpul

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 14


 Sudut refleks
 Sudut 360 derajat

Geometri Analitik Bidang “ Luas Daerah dan Garis Lurus” Page 15

Anda mungkin juga menyukai