Anda di halaman 1dari 11

GEOMETRI ANALITIK RUANG

MODUL 7
(KEGIATAN BELAJAR 1)
KOORDINAT KARTESIUS DAN VEKTOR DALAM RUANG DIMENSI TIGA

Dosen pengampu : Dr. Nyoman Sridana,M.Si.

Di Susun Oleh : Kelompok 1

Annafi Putra Aulia (E1R117001)

Baiq Rachmawatin Ramadhana (E1R117004)

Chausar Al Fasyah (E1R117005)

Ridha Wahidayatul Ilmi (E1R117023)

Yeyen Ermayani (E1R117029)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt., atas segala nikmat dan karunia-Nya,
makalah yang berjudul “Koordinat Kartesius, Vektor dan Persamaan Bidang Dalam Ruang
Dimensi Tiga” dengan sub tema “Geometri Analitik Ruang” ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarga,
kerabat, dan para sahabatnya.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras
penulis semata, melainkan berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Geometri Analitik Ruang. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pembahasan
mengenai Luasan Putaran.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun
kurang komprehensif. Di samping itu apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan
kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima
saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya.
Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah khasanah keilmuan dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa robbal ‘alamin.
Mataram, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PEMBAHASAN
A. Koordinat Kartesius Dan Vektor Dalam Ruang Dimensi Tiga
B. Jarak Dua Titik
C. Vektor Dalam Ruang Dimensi Tiga
D. Kosinus Arah Suatu Vektor
E. Hasil Kali Silang Dua Vektor
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PEMBAHASAN

A. Koordinat Kartesius Dan Vektor Dalam Ruang Dimensi Tiga

Untuk menentukan letak suatu titik dalam ruang tiga dimensi diperlukan patokan mula.
Salah satu patokan mula yang diambil adalah tiga garis lurus yang saling berpotongan tegak
lurus yang biasanya diberi nama sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. sistem ini dinamakan
system koordinat cartesius dalm ruang tiga dimensi. Dalam system ini suatu titik ditentukan
oleh pasangan tiga bilangan (tripel), misalnya P( x1 , y1 , z1 ). Disebut koordinat absis, y
disebut koordinat y atau ordinat dan z disebut koordinat z atau aplikat dari titik P. tiap dua
sumbu menentukan sebuah bidang yang dinamakan bidang koordinat. Tiga bidang koordinat
yaitu xy, yz, dan xz membagi ruang menjadi 8 ruang bagian yang masing-masing disebut
oktan.

Oktan-oktan I, II, III dan IV diatas bidang xy dan lainnnya dibawah bidang xy.
Oktan-oktan V, VI, VII, VIII berturut-turut berada tepat dibawah oktan oktan I, II, III dan IV
Pada gambar berikut berturut-turut adalah contoh letak titik P (2,3,4) dan Q (4,-2,3)
B. Jarak dua titik
Perhatikan gambar dibawah ini, kita akan menentukan jarak titik asal O ke
titik P (x1, y1, z1).

|OA| = x1
|AB| = y1
|BP| = z1
Perhatikan segitiga AOB yang siku-siku di A, maka :

|OB|2 = |OA|2 + |AB|2


|OB|2 = x12 + y12
Kemudian perhatikan pada segitiga OBP yang siku-siku di B berlaku bahwa :

|OP|2 = |OB|2 + |BP|2


|OP|2 = x12 + y12 + z12 (jika jarak O ke P (x1, y1, z1))

Sehingga kita dapatkan bahwa untuk mencari jarak dari titik asal ke suatu titik adalah

Mencari jarak suatu titik ke titik yang lain


Dimisalkan titik A(x1, y1, z1).dan titik B(x2, y2, z2).maka untuk mencari jarak AB kita gunakan
:
Jarak dua titik A( x1 , y1 , z1 ) dan B ( x 2 , y 2 , z 2 ) adalah
| AB| = ( x 2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2  ( z 2  z1 ) 2

C. Vektor dalam ruang dimensi tiga


Vector posisi titik P ( x1 , y1 , z1 ) terhadap titik asal O adalah OP=( x1 , y1 , z1 )=
x1i  y1 j  z1 k , i,j,k disebut vektor-vektor basis yang berturut-turut adalah vector-vektor
satuan yang searah dengan sumbu x positif, y positif dan z positif.

Rumus perbandingan vektor

Jika a =( x1 , y1 , z1 ) adalah vektor posisi dari titik A, dan b=( x 2 , y 2 , z 2 ) adalah vector posisi
titk B, serta titik C berada pada ruas garis AB sedemikian sehingga |AC| : |CB| = m : n , maka
vektor posisi titik C adalah

n a  mb
c
mn
Jika vector posisi titik C adalah c = ( x c , y c , z c ) diperoleh hubungan bahwa
nx  mx 2 ny  my 2 nz  mz 2
xc  1 ; yc  1 ; zc  1
mn mn mn


Jika a = ( a1 , a 2 , a3 ) maka panjang vector a adalah:
2 2 2
a  a1  a 2  a 3

Jika a =( a1 , a 2 , a3 ) adalah vector posisi A, dan b =( b1 , b2 , b3 ) vector posisi B, maka


| AB |= (b1  a1 ) 2  (b2  a 2 ) 2  (b3  a3 ) 2

Perkalian dua vector

Jika u = (u1 , u 2 , u 3 ) dan v = (v1 , v 2 , v3 ) maka perkalian titiknya adalah

u  v  u  v cos  dengan 0<  < 

Mengingat i  (1,0,0) , j  (0,1,0) dan k  (0,0,1)


Maka, mudah dimengerti dari sefinisi tersebut bahwa

i j  jk  ik  0 dan


i i  j  j  k  k  1

Sehingga dapat diturunkan

u  v  (u1 , u 2 , u 3 )  (v1 , v 2 , v3 )
u  v  u1v1  u 2 v 2  u 3 v3

Hasil kali kedua vector adalah suatu skalar.

Jika dua vektor saling tegak lurus, maka hasil kali titiknya sama dengan nol
u  v  0  u  v atau u  0 atau v  0
Untuk menentukan besarnya sudut yang dibentuk oleh dua vektor u  v1 , v2 , v3  dapat
digunakan rumus:

u v
cos  
u v
Atau

u1v1  u 2 v 2  u 3 v3
cos  
2 2 2 2 2 2
u1  u 2  u 3  v1  v 2  v3

D. Kosinus arah suatu vector

Misalkan a  (a1 , a 2 , a3 )  (a1 i  a 2 j  a3 k ) adalah vektor posisi titik A dengan A berimpit


dengan O, sudut-sudut antara vektor a dengan vektor satuan i, j , k maka sudut-sudut arah
vektor a . Sudut-sudut  ,  dan 
Maka cos  , cos  , dan cos 

a i a
cos    1
ai a
a j a2
cos   
a j a

ak a
cos    3
ak a
Dengan cos 2   cos 2   cos 2   1
E. Hasil kali silang dua vektor

dan b  b1 i  b 2 j  b 3 k
a  a 1 i  a 2 j  a3 k

 =sudut yang dibentuk oleh a dan b dengan 0<  < 

a  b  a  b  sin 

Dengan u = vektor satuan, maka

a  b  a  b  sin 

b  a  b  a  sin   ( u )

= - a  b sin  (u )
= -( a  b )
b  a = -( a  b ) sifat anti komutataif

Apabila a sejajar dengan b yaitu  =0 maka,

a  b  a  b  sin  u
ab= 0

Hasil kali silang dua vektor-vektor bersifat distributif terhadap penjumlahan vektor yaitu:
a  (b  c)  (a  b)  (a  c)

(a  b)  c  (a  c)  (b  c)

Untuk vektor i , j dan k :


i  j  i  j  sin k
2
i j  k

Dengan cara yang sama kita peroleh:


jk  i j  i  k ii  o
k i  j k  j  i j j  o

i  k  i kk  o

Selanjutnya dapat diturunkan teknik perhitungan dengan menggunakan determinan:

i j k
a  b  a1 a2 a3
b1 b2 b3

b  a  ( a  b)  Sifat determinan

Luas jajaran genjang

Luas jajaran genjang yang sisi-sisinya a dan b adalah;


a  b  a  b  sin 

Volume balok genjang

Volume balok genjang yang rusuknya a , b dan c adalah a bc


a1 a2 a3
a bc = b1 b2 b3
c1 c2 c3
DAFTAR PUSTAKA

https://adhityabee-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/adhityabee.wordpress.com/2013/05/29/cosinus-arah-suatu-
vektor/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQEKAFwAQ%3D
%3D#aoh15686457564172&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%25

https://fedraadi.wordpress.com/2013/05/31/matematika-vektor-pada-ruang-
dimensi-3/

http://helvitafcharolina.blogspot.com/2017/06/bab-vi-koordinat-kartesius-dan-
vektor.html

Sukirman.1997.GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. Jakarta :


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai