Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep vektor dalam ruang 2 dan 3 dimensi. Dan
dapat melakukan operasi-operasi berhubungan dengan vektor dan dapat menggambarkan
vektor.
3.1 Pendahuluan
3.2 Panjang vektor & Aritmatika Vektor
3.3 Perkalian Vektor
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 55
3.1 Pendahuluan
Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. Sebuah vektor digambarkan
dengan sebuah tanda panah, dimana besar vektor dinyatakan oleh panjang panah, sedangkan
arah ujung panah menunjukkan arah vektor. Suatu vektor umumnya dinyatakan sebagai
sebuah huruf tunggal besar dengan bold (huruf tebal), atau dengan tanda panah diatasnya.
A -A
Dalam sistem koordinat ruang 2 dimensi, bila vektor v berpangkal di titik (0,0), dan berujung
di titik (v1,v2), maka vektor v=(v1,v2) . Dua vektor disebut sama jika dan hanya jika besar dan
arahnya sama. Jika vektor v=(v1,v2) sama dengan vektor w=(w1,w2), maka v1=w1, dan v2=w2.
(v1,v2)
V
(0,0)
Dalam sistem koordinat ruang 3 dimensi, bila vektor v berpangkal di titik (0,0,0), dan
berujung di titik (v1,v2,v3), maka vektor v=(v1,v,v3). Jika vektor v=(v1,v2,v3) sama dengan
vektor w=(w1,w2,w3), maka v1=w1, v2=w2, dan v3=w3.
V3
(v1,v2,v3)
V
(0,0,0) V2
V1
Bila vektor v menghubungkan dua titik P(p1,p2,p3) dan Q(q1,q2,q3), maka v= PQ , P adalah
pangkal vektor v dan Q adalah ujungnya, sehingga v1=q1-p1, v2=q2-p2, dan v3=q3-p3.
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 56
P(p1,p2,p3) Q(q1,q2,q3)
A B
B
A
C
Sesilih dua vektor A dan B atau C=A-B=A+(-B) diberikan oleh gambar berikut.
B
C A
Vektor nol(O) adalah vektor yang panjangnya nol dan arahnya tidak tentu. Vektor nol adalah
vektor identitas dalam penjumlahan atau pengurangan (selisih).
A+0 = A atau A-0 =A
Penjumlahan kedua vektor A+B = (a1+b1,a2+b2,a3+b3) dan selisih dari kedua vektor A-B = (a1-
b1,a2-b2,a3-b3).
Contoh 3.1.
Diberikan dua vektor v=(1,-3,2) dan w=(4,2,1). Tentukanlah (a) V+W, (b) 2V dan (c) V-2W.
Jawab.
(a) V+W = (1+4, -3+2, 2+1) = (5,-1,3)
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 57
Berikut ini diberikan sifat-sifat operasi aritmatika yang berlaku pada vektor:
a. U + V = V + U
b. (U+V)+W = U+(V+W)
c. U+0 = 0+U = U
d. U+(-U) = 0
e. k(lU) = (kl)U
f. k(U+V)=kU+kV
g. (k+l)U=kU+lU
Panjang d yang dinyatakan pada rumus di atas juga merupakan jarak antara dua titik P 1 dan
P2 .
Contoh 3.3.
Tentukan:
a. panjang dari vektor u=(-3,2,1)
Jawab
a. u (3)2 22 12 14
b. (U+V)+W = U+(V+W)
c. U+0 = 0+U = U
d. U+(-U) = 0
e. k(lU) = (kl)U
f. k(U+V)=kU+kV
g. (k+l)U=kU+lU
Jawab:
a. (2+(-1),1+2,3+(-1)) = (-1+2,2+1,-1+3)
(1,3,2) = (1,3,2)
b. ((2+(-1))+3,(1+2)+4,(3+(-1))+1)=(2+(-1+3),1+(2+4),3+(-1+1))
(4,7,3)=(4,7,3)
c. (2+0,1+0,3+0)=(0+2,0+1,0+3)=(2,1,3)
(2,1,3) = (2,1,3) = (2,1,3)
d. (2+(-2),1+(-1),3+(-3)) = (0,0,0)
(0,0,0) = (0,0,0)
e. 2(3(2),3(1),3(3)) =(2.3)(2,1,3)
(12,6,18) = (12,6,18)
f. 2(2+(-1),1+2,3+(-1)) = 2(2,1,3)+2(-1,2,-1)
(2,6,4) = 2,6,4)
g. (2+3)(2,1,3) = 2(2,1,3)+3(2,1,3)
(10,5,15) = (10,5,15)
Perkalian dot adalah perkalian secara skalar antara dua vektor. Jika U dan V adalah dua
vektor dalam ruang 2 atau 3 dimensi dan adalah sudut yang diapit kedua vektor maka:
Jika yang diketahui adalah koordinatnya, bukan sudutnya, maka perkalian dot antara vektor
U=(u1,u2,u3) dan V=(v1,v2,v3) adalah:
U.V= u1v1+u2v2+u3v3
U.V
cos
UV
Contoh 3.5.
Tentukan sudut antara dua vektor u=(2,-1,1) dan v=(1,1,2).
Jawab
u.v = (2)(1)+(-1)(1)+(1)(2)=3, |u|=|v| = 6
Sehingga =60o.
Jika u dan v adalah vektor bukan nol dan adalah sudut antara kedua vektor, maka:
disebut lancip (acute) jika dan hanya jika u.v > 0
disebut tumpul (obtuse) jika dan hanya jika u.v < 0
= 90o (ortogonal) jika dan hanya jika u.v = 0
v v
v
u
u u
Lancip, u.v>0 Tumpul, u.v<0 Orthogonal, u.v=0
Contoh 3.6.
Jika u=(1,-2,3), v=(-3,4,2), dan w=(3,6,3), maka
v.w=(-3)(3)+4(6)+2(3) = 21
u.w=1(3)+(-2)(6)+3(3) = 0
Dengan demikian vektor u dan v membentuk sudut tumpul, v dan w membentuk sudut lancip,
sedangkan u dan w membentuk sudut siku-siku (ortogonal).
5
Sudut antara u dan v: cos , =104º,
14 29
21
Sudut antara v dan w: cos , =58º,
29 54
0
Sudut antara u dan w: cos , =90o.
14 54
Contoh 3.7.
Tunjukkan dalam ruang 2 dimensi bahwa vektor bukan nol n=(a,b) tegak lurus dengan garis
ax+by+c=0
Jawab
Misalkan P1(x1,y1) dan P2(x2,y2) adalah dua titik pada garis sehingga:
ax1+by1+c=0
ax2+by2+c=0
Karena P1P2 =(x2-x1,y2-y1) terletak pada garis. Dengan mengurangkan kedua persamaan di
atas, didapat:
a(x2-x1)+b(y2-y1)=0
Maka kita perlu membuktikan bahwa vektor tersebut tegak lurus dengan n, dengan kata lain
n. P1P2 =(a,b).(x2-x1,y2-y1)=0.
a(x2-x1)+b(y2-y1)=0,
persamaan ini sesuai dengan persamaan di atas.
a. u.v=v.u
b. u.(v+w)=u.v+u.w
c. k(u.v)=(ku).v=u.(kv)
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 61
Proyeksi ortogonal.
Perkalian dot berguna dalam menentukan proyeksi ortogonal suatu vektor terhadap vektor
yang lain. Jika u dan v adalah vektor bukan nol dalam ruang 2 atau 3 dimensi, maka mungkin
menjabarkan vektor u sebagai:
u = w1 + w2
dimana w1 adalah perkalian skalar vektor v, dan w2 adalah vektor yang tegak lurus terhadap
v.
u
w2
w1 v
Vektor w1 disebut vektor proyeksi ortogonal vektor u terhadap v, dan w2 adalah komponen
vektor u yang ortogonal terhadap v. Jika w1=kv dimana k adalah sebuah skalar, maka
u=kv+w2. Sehingga perkalian dot u dan v memberikan:
u.v = (kv+w2).v=k|v|2+w2.v
Karna w2v maka w2.v=0, sehingga k dapat ditentukan sebagai:
u.v
k
| v |2
u.v
w2 u v (komponen u yang ortogonal terhadap v)
| v |2
Contoh 3.8.
Diberikan vektor u=(2,-1,3) dan v=(4,-1,2)
Tentukan vektor proyeksi ortogonal u terhadap v, dan vektor komponen u yang ortogonal
terhadap v.
Jawab:
u.v=2(4)+(-1)(-1)+3(2)=15
|v|2= 42+(-1)2+22=21
Maka:
u.v
w1 v =(20/7,-5/7,10/7)
| v |2
u.v
w2 u v =(-6/7,-2/7,11/7)
| v |2
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 62
n(a,b)
Q(x1,y1)
D
Po(x0,y0)
D
ax+by+c=0
QPo .n
D=
projn QPo
n
Tetapi
QPo =(x0-x1,y0-y1)
QPo .n = a(x0-x1)+b(y0-y1)
n a2 b 2
Sehingga
a(x 0 x 1 ) b(y 0 y 1 )
D=
a2 b 2
Karena Q(x1,y1) terletak pada garis, maka koordinatnya memenuhi persamaan, sehingga:
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 63
Pada pembahasan di atas telah dibahas perkalian dot antara vektor yang menghasilkan skalar.
Pada bagian ini dibahas perkalian cross antara vektor. Perkalian cross (x) adalah perkalian
antara dua vektor menghasilkan sebuah vektor. Jika u=(u1,u2,u3) dan v=(v1,v2,v3), maka
perkalian cross vektor u dan v adalah:
u x v= (u2v3-u3v2,u3v1-u1v3,u1v2-u2v1)
u u3 u1 u3 u1 u2
u x v 2 , ,
v2 v 3 v1 v 3 v1 v 2
Untuk mengingat prinsip determinan di atas, maka bentuklah matriks 2x3 sebagai berikut:
u1 u2 u3
v1 v 2 v 3
Elemen pertama ditentukan dengan mencari determinan matrik di atas dengan kolom ketiga
dihilangkan, elemen kedua ditentukan dengan determinan dari matriks dengan menghilangkan
kolom kedua, dst untuk elemen ketiga.
Contoh 3.10.
Tentukan u x v dari vektor u = (1,2,-3) dan v = (3,0,1).
Jawab:
u x v = (2(1)-(-3)(0),-((-3)(3)-(1)(1)),(1)(0)-(3)(2))
= (2,10,-6)
d. u x (v x w) = (u.w)v-(u.v)w
e. (u x v) x w = (u.w)v-(v.w)u
f. u x v= -(v x u)
g. u x(v + w) = (u x v) + (u x w)
h. (u + v) x w = (u x w) + (v x w)
j. u x 0 = 0 x u = 0
k. u x u = 0
Contoh 3.11.
Buktikan operasi (a) di atas.
Jawab
u.(u x v)=0
= (u1,u2,u3).(u2v3-u3v2,u3v1-u1v3,u1v2-u2v1)
= u1u2v3-u1u3v2+u2u3v1-u2u1v3+u3u1v2-u3u2v1
= u1u2v3-u2u1v3+u3u1v2-u1u3v2+u2u3v1-u3u2v1
=0+0+0=0
Contoh 3.12.
Buktikan bahwa u x v tegak lurus terhadap u maupun v.
Jawab
Misalkan vektor u=(1,2,-2) dan v=(3,0,1)
u x v = (2,-7,-6)
Karena u.(u x v) = 0
Dan v.(u x v) = 0
Maka u x v tegak lurus terhadap u maupun v.
Vektor satuan
Misalkan diberikan suatu vektor i=(1,0,0), j=(0,1,0) dan k=(0,0,1), maka vektor i, j, k disebut
vektor satuan (unit vektor) dalam ruang tiga dimensi (x,y,z). Bila diberikan suatu vektor
u=(2,-3,4), maka secara vektor dapat dituliskan sebagai u=2i-3j+4k. Perhatikan gambar
berikut.
k
j y
i
Membuktikan identitas di atas anda boleh menggunakan koordinat vektor satuan, dimana
i=(1,0,0), j=(0,1,0) dan k=(0,0,1). Contohnya:
0 0 1 0 1 0
ix j , , (0 ,0,1) k
1 0 0 0 0 1
Hasil kali dua vektor secara determinan dapat ditentukan. Misalkan ada dua vektor
u=(u1,u2,u3) dan v=(v1,v2,v3), maka u x v diberikan secara determinan sbb:
i j k
u x v u1 u2 u3
v1 v2 v3
Sebagai contoh. Misalkan u=(1,2,-2), dan v=(3,0,1), maka anda dapat buktikan bahwa u x v
=(2,-7,-6) = 2i-7j-6k.
i x (j x j) = i x 0 = 0
sedangkan:
(i x j) x j = k x j = -(j x k) = -i
Sehingga i x (j x j) (i x j) x j.
= |u|2|v|2-|u|2|v|2cos2
= |u|2|v|2(1-cos2)
= |u|2|v|2sin2
Maka |u x v| = |u||v|sin
|v|sin adalah tinggi dari jajaran genjang yang dibentuk vektor u dan v. Sehingga magnitudo
dari u x v atau |u x v| adalah luas jajaran genjang yang dibentuk u dan v. Perhatikan gambar
berikut ini.
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 66
|v| |v|sin
|u|
2. Orientasi dari u x v ditentukan melalaui kaidah tangan kanan, atau putaran sekrup.
Contoh 3.13.
Tentukan luas segitiga yang dibentuk titik-titik P1(2,2,0), P2(-1,0,2) dan P3(0,4,3).
Jawab:
Luas segitiga adalah ½ dari luas jajaran genjang yang dibentuk oleh vektor P1P2 dan P1P3
.
P1P2 =(-3,-2,2)
P1P3 =(-2,2,3).
u1 u2 u3
u.(vxw) v 1 v2 v3
w1 w2 w3
Contoh 3.14.
Hitunglah produk triple skalar u.(vxw) dari vektor: u=3i-2j-5k, v=i+4j-4k, w=3j+2k.
Jawab.
3 2 5
u.(vxw) 1 4 4 = 60+4-15 = 49
0 3 2
Misalkan kita menginginkan persamaan dari bidang yang melalui titik Po(xo,yo,zo) dan
memiliki vektor bukan nol n=(a,b,c) sebagai normal. Maka jika ada titik lain P(x,y,z) pada
bidang maka vektor PoP akan tegak lurus terhadap n.
z
P(x,y,z)
n
Po(xo,yo,zo) y
x
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 68
Maka
n. PoP =0
Karena PoP =(x-xo,y-yo,z-zo), maka persamaan bidang tersebut adalah:
a(x-xo)+b(y-yo)+c(z-zo)=0
Contoh 3.15.
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik (3,-1,7) dan tegak lurus terhadap vektor
n=(4,2,-5).
Jawab:
Persamaan bidang tersebut adalah: 4(x-3)+2(y+1)-5(z-7)=0 atau 4x+2y-5z = -25.
Jika a,b,c dan d adalah konstanta dan a,b dan c semuanya bukan nol, maka persamaan grafik:
ax+by+cz+d=0
adalah sebuah bidang yang memiliki vektor n=(a,b,c) sebagai normal.
Contoh 3.16.
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik-titik P1(1,2,-1), P2(2,3,1) dan P3(3,-1,2).
Jawab.
Karena ketiga koordinat harus memenuhi persamaan bidang di atas, maka titik-titik tersebut
dimasukan ke persamaan bidang tersebut.
a+2b-c+d=0
2a+3b+c+d=0
3a-b+2c+d=0
Dimisalkan d=t, maka a=-9t/16, b=-t/16 dan c=5t/16. Bila dimisalkan d=-16, maka persamaan
bidang tsb adalah 9x+y-5z-16=0.
Ruang n-Euclidean.
Jika u=(u1,u2,u3) dan v=(v1,v2,v3) adalah sembarang vektor dalam ruang Rn, maka u.v
(Euclidean inner product) didefinisikan sebagai:
u.v = u1v1+u2v2+u3v3
Secara analogi untuk ruang R2 dab R3 kita mendefinisikan magnitudo (panjang Euclidean)
dari vektor u=(u1,u2,...,un) dalam ruang Rn dengan:
|u|=(u.u)1/2 = u12 u22 ... un2
Dengan cara yang sama jarak Euclidean antara titik u=(u1,u2,...,un) dan v=(v1,v2,...,vn) dalam
ruang Rn didefinisikan sebagai:
Contoh 3.17.
Jika u=(1,3,-2,7) dan v=(0,7,2,2), maka panjang euclidean untuk u adalah:
|u|= 12 32 (2)2 72 = 63
Dan
d(u,v)= (1 0) 2 (3 7)2 (7 2) 2 58
Pada ruang Rn berlaku prinsip operasi vektor seperti pada ruang R2 dan R3. Himpunan bagian
W dari vektor ruang V disebut sub-ruang V jika W adalah sebuah ruang vektor dalam proses
penjumlahan dan perkalian skalar mendefinisikan V.
Jika W adalah himpunan dari satu atau lebih vektor dari sebuah vektor ruang V, maka W
adalah su-ruang dari V jika dan hanya jika syarat-syarat berikut terpenuhi:
a. Jika u dan v vektor dalam W, maka u + v ada dalam W.
b. Jika k adalah sembarang skalar dan u adalah sembarang vektor dalam W, maka ku ada
dalam W.
Sebuah vektor w disebut kombinasi linier dari vektor-vektor v 1, v2,...,vr jika dapat dinyatakan
dalam bentuk:
w=k1v1+k2v2+...krvr
dimana k1, k2,...,kr adalah skalar.
Contoh 3.18.
Misalkan u=(1,2,-1) dan v=(6,4,2) dalam ruang3. Tunjukkan bahwa w=(9,2,7) adalah sebuah
kombinasi linier dari u dan v dan bahwa w’=(4,-1,8) bukan kombinasi linier u dan v.
Jawab:
Agar w sebuah kombinasi linier dari u dan v, maka harus ada skalar k 1 dan k2 sehingga
w=k1u+k2v; yaitu
(9,2,7)=k1(1,2,-1)+k2(6,4,2)
dari persamaan di atas didapat: k1=-3 dan k2=2, sehingga w=-3u+2v. Dengan cara yang sama
akan dapat dibuktikan bahwa w’ bukanlah kombinasi linier dari u dan v.
Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. Sebuah vektor digambarkan
dengan sebuah tanda panah, dimana besar vektor dinyatakan oleh panjang panah,
sedangkan arah ujung panah menunjukkan arah vektor.
Bila vektor v menghubungkan dua titik P(p1,p2,p3) dan Q(q1,q2,q3), maka v= PQ , P adalah
pangkal vektor v dan Q adalah ujungnya, sehingga v1=q1-p1, v2=q2-p2, dan v3=q3-p3.
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 70
Penjumlahan antara dua vektor A dan B yang menghasilkan vektor C dalam gambar
dilakukan dengan cara menghubungkan awal vektor B ke ujung vektor A, kemudian
vektor C adalah menarik garis dari awal vektor A ke ujung vektor B.
Vektor yang menghubungkan titik P1 (x1,y1,z1) dan titik P2 (x2,y2,z2) adalah:
P1P2 ( x 2 x1 ,y 2 y1 , z 2 z1 )
Perkalian dot adalah perkalian secara skalar antara dua vektor u dan v, yang membentuk
sudut :
u v cos jika u 0 dan v 0
u.v
0 jika u 0 atau v 0
u1 u2 u3
u.(vxw) v 1 v2 v3
w1 w2 w3
Jika u=(u1,u2,u3) dan v=(v1,v2,v3) adalah sembarang vektor dalam ruang Rn, maka u.v
(Euclidean inner product) didefinisikan sebagai:
u.v = u1v1+u2v2+u3v3
Soal-soal latihan
Latihan 3.1
1. Gambarkan vektor-vektor berikut.
a. V=(-3,6) b. W=(3,4,5) c. P=(1,3,0)
3. Tentukan sebuah vektor bukan nol u dengan titik awal P(-1,3,-5) sehingga:
a. u memiliki arah yang sama dengan v=(6,7-3)
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 71
4. Tentukan sebuah vektor bukan nol u dengan titik ujung Q(3,0,-5) sehingga:
a. u memiliki arah yang sama dengan v=(4,-2-1)
b. u berlawanan arah dengan v=(4,-2,-1)
6. Misalkan u, v dan w adalah vektor pada soal 5, tentukanlah vektor x yang memenuhi
persamaan berikut:
2u-v+x=7x+w
7. Misalkan u, v dan w adalah vektor pada soal 5, tentukanlah c1, c2, dan c3, yang memenuhi
persamaan vektor berikut:
c1u+c2v+c3w=(2,0,4)
1 1
d. 3u 5 v w e. w f. w
w w
2. Tentukan apakah vektor u dan v berikut membentuk sudut lancip, tumpul atau siku-siku.
a. u=(6,1,4), v=(2,0,-3) b. u=(0,0,-1), v=(1,1,1)
Bab 3. Vektor dalam Ruang 2 dan 3 dimensi 72
c. u ( v.w ) d. u v .w
2. Tentukan sebuah vektor dengan titik awal P(2,-1,4) yang memiliki arah yang sama seperti
v=(7,6,-3)
4. Misalkan u, v dan w adalah vektor pada soal 3, tentukan vektor x sehingga memenuhi
persamaan: 2u-v+x=7x+w.
5. Berhubungan dengan vektor pada soal 3, tentukan skalar c 1, c2, dan c3 sehingga
c1u+c2v+c3w=(6,14,-2)
10. Tentukan apakah jika u dan v membuat sudut lancip, tumpul atau ortogonal.
a. u=(7,3,5), v=(-8,4,2) b. u=(6,1,3), v=(4,0,-6)
c. u=(1,1,1), v=(-1,0,0) d. u=(4,1,6), v=(-3,0,2)
14. Berhubungan dengan soal 13, tentukan komponen u yang ortogonal terhadap v.
15. Tentukan dua vektor dengan panjang 1 yang ortogonal terhadap (3,-2).
17. Dalam masing-masing bagian, tentukan sebuah vektor yang ortogonal kepada keduanya u
dan v.
a. u=(-7,3,1), v=(2,0,4)
b. u=(-1,-1,-1), v=(2,0,2)
19. Misalkan u=(-1,3,2) dan w=(1,1,-1). Tentukan semua vektor x yang memenuhi u x x=w.
21. Berhubungan dengan soal 20, hitunglah u.(v x w) untuk u=(-1,4,7), v=(6,-7,3),
w=(4,0,1).
22. Pada masing-masing soal berikut tentukan bentuk normal titik persamaan dari bidang
yang melalui titik P dan memiliki n sebagai normal.
a. P(2,6,1); n=(1,4,2) b. P(-1,-1,2); n=(-1,7,6)
c. P(1,0,0); n=(0,0,1) d. P(0,0,0); n=(2,3,4)
23. Berhubungan dengan soal 22, tuliskanlah persamaan bidang dalam bentuk umum.