Anda di halaman 1dari 4

AKSIOMA URUTAN BILANGAN REAL

Pada sistem bilangan real dikenal relasi urutan. Relasi urutan ini berkaitan
dengan aspek positifitas dan ketaksamaan antara dua buah bilangan real. Sifat-
sifat urutan ini akan banyak kita gunakan ketika mencari solusi pertidaksamaan di
bilangan real (Sumanag Mukhtar: 2010). Sifat urutan menjelaskan tentang
kepositifan (positivity) dan ketaksamaan (inequalities) di antara bilangan-bilangan
real. (Zaki Riyanto: 2011).

Definisi: Bilangan real x dikatakan positif, ditulis x > 0, apabila terdapat


bilangan asli N sedemikian sehingga untuk setiap barisan Cauchy (xk) yang
mewakili x terdapat m sedemikian sehingga xk ≥ 1/N Untuk setiapk ≥ m.
Bilangan real x dikatakannegatif, ditulis x < 0, Apabila –x > 0. (Hendra
Gunawan: 2015)

ILUSTRASI BILANGAN REAL POSITIF

(Hendra Gunawan: 2015)


Sifat 1.4 (Sifat Kepositifan). Terdapat himpunan bagian tak kosong dari R ,
yang dinamakan himpunan bilangan real positif R+ , yang memenuhi sifat-sifat
a. Jika a,b ∈ R+ maka a + b ∈ R+ .
b. Jika a,b ∈ R+ maka a × b ∈ R+ .
c. Jika a ∈ R maka salah satu diantara tiga hal, yaitu a ∈ R+ , a = 0 , dan
-a ∈ R+ , pasti terpenuhi.

Sifat 1.4.c. disebut juga sebagai sifat Trichotomy.


Sifat ini mengatakan bahwa R dibangun oleh tiga buah himpunan yang
disjoin. Tiga buah himpunan tersebut adalah himpunan {−𝑎 : 𝑎 ∈ R+} yang
merupakan himpunan bilangan real negatif, himpunan {0} , dan himpunan
bilangan real positif R+ . Himpunan {−𝑎 : 𝑎 ∈ R+} bisa juga dituliskan dengan
 R- . (Bambang Hendriya, dkk: 2011)

 Jika 𝑎 ∈ R+ maka 𝑎 > 0 dan a dikatakan sebagai bilangan real


positif.
 Jika 𝑎 ∈ R+ ∪ {𝟎} maka 𝑎 > 0 dan a dikatakan sebagai bilangan real
nonnegative.
 Jika 𝑎 ∈ R- maka 𝑎 < 0 dan a dikatakan sebagai bilangan real
negative.
 Jika 𝑎 ∈ R- ∪ {𝟎} maka 𝑎 ≤ 0 dan a dikatakan sebagai bilangan real
nonpositif.

Definisi 1.5. Misalkan a,b ∈ R .


a. Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ R+ maka a > b atau b < a .

b. Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ R+U{0} maka a ≥b atau b ≤ a .


Teorema 1.6. Misalkan a,b, c ∈ R .
a. Jika a > b dan b > c maka a > c .
b. Jika a > b maka a + c > b + c .
c. Jika a > b dan c > 0 maka ac > bc . Jika a > b dan c < 0 maka ac < bc .
d. Jika ab > 0 maka a > 0 dan b > 0, atau a < 0 dan b < 0.
e. Jika ab < 0 maka a > 0 dan b < 0, atau a < 0 dan b > 0. (Bambang
Hendriya: 2011)
Bukti:
a. Diketahui a > b dan b> a, b, c ∈ ℝ. Karena a > b , maka a b − ∈P .
Karena b > c , maka b - c ∈ P . Menurut sifat urutan, maka a b + ∈P ,
sehingga diperoleh:
(a – b) + (b – c) ∈ P ↔ 𝑎 − 𝑏 + 𝑏 − 𝜖𝑃
↔ (𝑎 − 𝑐) + (−𝑏 + 𝑏)𝜖𝑃
↔ (𝑎 − 𝑐) + 0 𝜖 𝑃

a c ⇔ − ∈P
.a c ⇔ >
(b) Jika a b − ∈P , maka ( ) ( ) a c b c a b + − − = − ∈P . Sehingga diperoleh
bahwa
acbc+>+.
(c) Jika a b − ∈P dan c∈P, maka ( ) ca cb c a b − = − ∈P. Akibatnya ca cb >
untuk
0c > . Gunakan langkah yang sama untuk 0 c <

Teorema 1.7. Jika a∈R dan 0 ≤ a <𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0 maka a = 0 .
1
Bukti. Andaikan a > 0 . Pilih 𝜀 = 𝑎. Kita peroleh 0 <𝜀 < a . Pernyataan ini
2

kontradiksi dengan hipotesis bahwa 0 ≤ a <𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0 . Dengan


demikian, haruslah bahwa a = 0 . (Bambang Hendriya, dkk: 2011)
Sebelumnya kita telah dikenalkan dengan bilangan real nonnegatif, yaitu
elemen dari himpunan R+ ∪ {0} . Jika a > 0 atau a = 0 maka jelas bahwa a
∈R+ ∪{0}. Jika a < 0 tentunya −a > 0 , sehingga -a ∈R+ ∪{0}.. Berdasarkan
hal tersebut, akan didefinisikan apa yang disebut sebagai nilai mutlak dari
suatu bilangan real. Nilai mutlak ini akan “me-nonnegatif-kan” bilangan-
bilangan real. (Bambang Hendriya: dkk: 2011)

DAFTAR PUSTAKA
Gozali, S. M. (2010). Analisis real 1. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gunawan, H. (2015). Pengantar analisis real. Bandung: Institut Teknologi


Bandung.

Guswanto, B. H., & Nurshiami, S. R. (2006). Analisisi riil 1. Purwokerto:


Universitas Jendral Soedirman.

Riyanto, Z. (2011). Pengantar analisis real 1. Yogyakarta: Universitas Ahmad


Dahlan.

Anda mungkin juga menyukai