Anda di halaman 1dari 9

Pengantar Analisis Real I

1
Dengan cara yang sama, kedua ruas dikalikan dengan , maka
𝑏
diperoleh 𝑎 = 0. Dengan demikian teorema terbukti.

Teorema tersebut di atas menjelaskan beberapa sifat


aljabar sederhana dari sistem bilangan real. Beberapa akibat dari
teorema tersebut diberikan sebagai bahan latihan soal di bagian
akhir subbab ini.

Operasi pengurangan (substraction) didefinisikan dengan


𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏) untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ. Sama halnya dengan operasi
𝑎
pembagian (division), untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ dengan 𝑏 ≠ 0 didefinisikan
𝑏
1
= 𝑎 ⋅ ( ).
𝑏

Untuk selanjutnya, 𝑎 ⋅ 𝑏 cukup dituliskan 𝑎𝑏, dan


penulisan 𝑎2 untuk 𝑎𝑎, 𝑎3 untuk (𝑎2 )𝑎, dan secara umum
didefinisikan 𝑎𝑛 + 1 = (𝑎𝑛 )𝑎 untuk 𝑛 ∊ ℕ. Lebih lanjut, 𝑎1 = 𝑎,
1
dan jika 𝑎 ≠ 0, maka dapat ditulis 𝑎0 = 1 dan 𝑎−1 untuk , dan jika
𝑎
1 𝑛
𝑛 ∊ ℕ, dapat ditulis 𝑎−𝑛 untuk ( ) .
𝑎

Bilangan Rasional dan Irrasional


Telah diketahui bahwa himpunan ℕ dan ℤ adalah subset dari ℝ.
𝑏
Elemen ℝ yang dapat dituliskan dalam bentuk dimana 𝑎, 𝑏 ∊ ℤ
𝑎
dan 𝑎 ≠ 0 disebut dengan bilangan rasional (rational numbers).
Himpunan semua bilangan rasional di ℝ dinotasikan dengan ℚ.
Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan dan perkalian dua bilangan
rasional adalah bilangan rasional. Lebih lanjut, sifat-sifat lapangan
juga berlaku untuk ℚ.

Akan tetapi, tidak semua elemen ℝ merupakan elemen ℚ,


𝑏
seperti √2 yang tidak dapat dinyatakan ke dalam bentuk . Elemen
𝑎

5
Pengantar Analisis Real I

ℝ yang bukan elemen ℚ disebut bilangan irrasional (irrational


numbers).

Akan ditunjukkan bahwa tidak terdapat bilangan rasional


yang kuadratnya adalah 2. Untuk membuktikannya digunakan
istilah genap dan ganjil. Suatu bilangan asli disebut genap apabila
bilangan itu mempunyai bentuk 2𝑛 untuk suatu 𝑛 ∈ ℕ, dan disebut
ganjil apabila bilangan itu mempunyai bentuk 2𝑛 − 1 untuk suatu
𝑛 ∈ ℕ.

Teorema 1.1.4.
𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑟 ∈ ℚ 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑟 2 = 2.

Bukti. Andaikan ada 𝑟 ∈ ℚ sedemikian hingga 𝑟 2 = 2. Karena


𝑝
𝑟 ∈ ℚ, maka 𝑟 dapat dituliskan sebagai dengan 𝑝 dan 𝑞 tidak
𝑞
𝑝 2
mempunyai faktor berserikat selain 1, sehingga diperoleh ( ) = 2
𝑞
2 2 2 2
atau 𝑝 = 2𝑞 . Karena 2𝑞 genap, maka 𝑝 genap. Akibatnya 𝑝 juga
genap, sebab jika ganjil, maka 𝑝 = 2𝑚 − 1 untuk suatu 𝑚 ∈ ℕ, atau
𝑝2 = (2𝑚 – 1)2 = 4𝑚2 – 4𝑚 + 1 = 2(2𝑚2 – 2𝑚) + 1 yang
berarti bahwa 𝑝2 ganjil. Jadi, 𝑝 haruslah genap. Karena 𝑝 genap,
maka 𝑝 = 2𝑘 untuk suatu 𝑘 ∈ ℕ, sehingga 𝑝2 = (2𝑘 )2 = 4𝑘 2 . Di
lain pihak diketahui 𝑝2 = 2𝑞2 dan 𝑝 genap, akibatnya 𝑞 ganjil, sebab
jika 𝑞 genap, maka faktor berserikat 𝑝 dan 𝑞 bukan 1. Jadi, 𝑞
haruslah ganjil. Sehingga diperoleh 𝑝2 = 2𝑞2 ⟺ 4𝑘 2 = 2𝑞2 ⟺
2𝑘 2 = 𝑞2 yang berarti 𝑞 genap. Timbul kontradiksi bahwa 𝑞 ganjil.
Jadi, pengandaian salah, yang benar adalah tidak ada 𝑟 ∈ ℚ
sedemikian hingga 𝑟 2 = 2.

Sifat-sifat Urutan pada ℝ


Sifat urutan menjelaskan tentang kepositifan (positivity) dan
ketaksamaan (inequalities) diantara bilangan-bilangan real.

6
Pengantar Analisis Real I

Ada subset tak kosong ℙ ⊂ ℝ, yang disebut himpunan


bilangan-bilangan real positif tegas, yang memenuhi sifat-sifat
berikut:
(i) Jika 𝑎, 𝑏 ∊ ℙ, maka 𝑎 + 𝑏 ∊ ℙ
(ii) Jika 𝑎, 𝑏 ∊ ℙ, maka 𝑎𝑏 ∊ ℙ
(iii) Jika 𝑎 ∊ ℙ, maka memenuhi tepat satu kondisi
berikut:
𝑎 ∊ ℙ, 𝑎 = 0, − 𝑎 ∊ ℙ.
Sifat pertama dan kedua padateorema di atas menjelaskan
tentang sifat tertutup ℙ terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian. Sifat yang ketiga (iii) sering disebut Sifat Trikotomi
(Trichotomy Property), sebab akan membagi ℝ ke dalam tiga jenis
elemen yang berbeda. Hal ini menjelaskan bahwa himpunan {−𝑎 ∶
𝑎 ∈ ℙ} dari bilangan real negative tidak mempunyai elemen yang
sama dengan himpunan bilangan real positif. Lebih lanjut, ℝ
merupakan gabungan tiga himpunan saling asing tersebut, yaitu
ℝ = ℙ ∪ {−𝑎 ∶ 𝑎 ∈ ℙ} ∪ {0}.

Definisi 1.1.5.

(i) Jika 𝑎 ∈ 𝑃, ditulis 𝑎 > 0, artinya 𝑎 adalah bilangan


real positif
(ii) Jika 𝑎 ∈ ℙ ∪ {0}, ditulis 𝑎 ≥ 0, artinya 𝑎 adalah
bilangan real nonnegatif
(iii) Jika – 𝑎 ∈ ℙ, ditulis a < 0, artinya 𝑎 adalah bilangan
real negatif
(iv) Jika −𝑎 ∈ ℙ ∪ {0}, ditulis 𝑎 ≤ 0, artinya 𝑎 adalah
bilangan real nonpositif

Definisi 1.1.6. Diberikan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ.


(a) Jika 𝑎 – 𝑏 ∈ ℙ, maka ditulis 𝑎 > 𝑏 atau 𝑏 < 𝑎.
(b) Jika 𝑎 – 𝑏 ∈ ℙ ∪ {0}, maka ditulis 𝑎 ≥ 0 atau
𝑏 ≤ 𝑎.
7
Pengantar Analisis Real I

Sifat Trikotomi di atas berakibat bahwa untuk a,b ∊ ℝ


memenuhi tepat satu kondisi berikut:
𝑎 > 𝑏, 𝑎 = 𝑏, 𝑎 < 𝑏.

Selanjutnya, jika 𝑎 ≤ 𝑏 dan 𝑏 ≤ 𝑎, maka 𝑎 = 𝑏. Jika


𝑎 < 𝑏 < 𝑐, maka artinya bahwa 𝑎 < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑏 < 𝑐.

Teorema 1.1.7. Diberikan sebarang a,b,c ∊ ℝ.

(a) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐, maka 𝑎 > 𝑐.


(b) Jika 𝑎 > 𝑏, maka a + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐.
(c) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 0, maka 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏.
Jika a > b dan c < 0, maka ca < cb.
1
(d) Jika a > 0, maka > 0.
𝑎
1
Jika a < 0, maka < 0.
𝑎
Bukti.
(a) Diketahui a > b dan b > c, a,b,c ∊ ℝ. Karena a > b, maka a – b ∊
ℙ. Karena b > c, maka b – c ∊ ℙ. Menurut sifat urutan, maka a
+ b ∊ ℙ, sehingga diperoleh
(𝑎 – 𝑏) + (𝑏 + 𝑐) ∈ ℙ ⟺ 𝑎 – 𝑏 + 𝑏 – 𝑐 ∊ ℙ
⟺ (𝑎 – 𝑐 ) + (−𝑏 + 𝑏) ∊ ℙ
⟺ (𝑎 – 𝑐) + 0 ∊ ℙ
⟺𝑎– 𝑐 ∊ ℙ
⟺ 𝑎 > 𝑐.
(b) Jika 𝑎 – 𝑏 ∈ ℙ, maka (𝑎 + 𝑐) – (𝑏 – 𝑐) = 𝑎 – 𝑏 ∈ ℙ.
Sehingga diperoleh bahwa 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐.
(c) Jika 𝑎 – 𝑏 ∈ ℙ 𝑑𝑎𝑛 𝑐 ∈ ℙ, maka 𝑐𝑎 – 𝑐𝑏 = 𝑐(𝑎 − 𝑏) ∈ ℙ.
Akibatnya 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏 untuk 𝑐 > 0. Gunakan langkah yang sama
untuk 𝑐 < 0
(d) Cobalah Anda buktikan sendiri.

8
Pengantar Analisis Real I

Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa bilangan asli juga


merupakan bilangan real positif. Sifat ini diperoleh dari sifat dasar
urutan, berikut ini diberikan teoremanya.
Teorema 1.1.8.
(a) Jika 𝑎 ∈ ℝ dan 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎2 > 0
(b) 1 > 0
(c) Jika 𝑛 ∈ ℕ, maka 𝑛 > 0
𝑎+𝑏
Teorema 1.1.9. Jika 𝑎, 𝑏 ∊ ℝ dan 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 < 2
< 𝑏.

Bukti. Karena 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 + 𝑎 < 𝑎 + 𝑏 ⟺ 2𝑎 < 𝑎 + 𝑏,


𝑎+𝑏
diperoleh 𝑎 < . Karena 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 + 𝑏 < 𝑏 + 𝑏 ⟺
2
𝑎+𝑏
𝑎 + 𝑏 < 2𝑏, diperoleh < b. akibatnya, dari kedua pernyataan
2
𝑎+𝑏
di atasa diperoleh bahwa 𝑎 < < 𝑏.
2
Dapat ditunjukkan bahwa tidak ada bilangan real posititf
1
yang terkecil, sebab jika diberikan 𝑎 > 0, dan karena > 0, maka
2
diperoleh
1
0 < 𝑎 < 𝑎
2
Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa suatu himpunan
𝑎 ≥ 0 adalah sama dengan nol, maka harus ditunjukkan bahwa 𝑎
selalu lebih kecil dari sebarang bilangan positif yang diberikan.
Teorema 1.1.10. Jika 𝑎 ∊ ℝ sedemikian hingga 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk
setiap 𝜀 > 0, maka 𝑎 = 0.
𝑎 𝑎
Bukti. Andaikan a > 0, maka 𝑎 >
2
> 0. Diambil 𝜀0 =
2
(𝜀0
bilangan real positif tegas), maka 𝑎 > 𝜀0 > 0. Kontradiksi dengan
pernyataan 0 ≤ 𝑎 ≤ 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0. Jadi, pengandaian
salah, yang benar adalah 𝑎 = 0.

9
Pengantar Analisis Real I

Perkalian antara dua bilangan positif hasilnya adalah


positif. Akan tetapi, hasil perkalian yang positif belum tentu setiap
faktornya positif.
Teorema 1.1.11. jika 𝑎𝑏 > 0, maka berlaku
(i) 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0, atau
(ii) 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0.

Akibat 1.1.12. Jika 𝑎𝑏 < 0, maka berlaku


(i) 𝑎 < 0 dan 𝑏 > 0, atau
(ii) 𝑎 > 0 dan 𝑏 < 0.

Ketaksamaan (Inequalities)
Selanjutnya, akan ditunjukkan bagaimana sifat urutan dapat
digunakan menyelesaikan suatu ketaksamaan. Perhatikan contoh di
bawah ini.
Contoh 1.1.13.
(a) Tentukan himpunan A dari bilangan real 𝓍 sedemikian
hingga 2𝓍 + 3 ≤ 6.

Jawab.
Diketahui 𝓍 ∈ 𝐴 dan 2𝓍 + 3 ≤ 6, maka
3
2𝓍 + 3 ≤ 6 ⟺ 2𝓍 ≤ 3 ⟺ 𝓍 ≤ .
2
3
Jadi, 𝐴 = {𝓍 ∈ ℝ: 𝓍 ≤ }.
2

(b) Diberikan 𝐵 = {𝓍 ∈ ℝ: 𝓍 2 + 𝓍 > 2}. Tentukan bentuk lain


dari 𝐵.
Jawab.
Diketahui 𝓍 ∈ 𝐵 dan 𝓍 2 + 𝓍 > 2 atau 𝓍 2 + 𝓍 − 2 > 0
atau (𝓍 − 1)( 𝓍 − 2) > 0. Sehingga diperoleh bahwa
10
Pengantar Analisis Real I

(i) 𝓍 − 1 > 0 dan 𝓍 + 2 > 0,


(ii) atau 𝓍 − 1 < 0 dan 𝓍 + 2 < 0.
Untuk kasus
(i) diperoleh bahwa 𝑥 > 1 dan 𝑥 > −2, yang berarti 𝑥 > 1.
(ii) diperoleh bahwa 𝑥 < 1 dan 𝑥 < −2, yang berarti 𝑥 < −2.
Jadi, himpunannnya adalah 𝐵 = { 𝓍 ∈ ℝ ∶ 𝓍 > 1} ∪
{ 𝑥 ∈ ℝ ∶ 𝓍 < −2}.

Teorema 1.1.14. Jika 𝑎 ≥ 0 dan 𝑏 ≥ 0, maka


(a) 𝑎 < 𝑏 ⟺ 𝑎2 < 𝑏2 ⟺ √𝑎 < √𝑏
(b) 𝑎 ≤ 𝑏 ⟺ 𝑎2 ≤ 𝑏2 ⟺ √𝑎 ≤ √𝑏

Ketaksamaan Bernoulli 1.1.15. Jika 𝓍 > −1, maka (1 + 𝓍)𝑛 ≥


1 + 𝑛𝓍 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.

Bukti. Akan dibuktikan menggunakan induksi matematika.


Untuk 𝑛 = 1, maka
(1 + 𝓍)1 ≥ 1 + 1 ⋅ 𝓍 ⟺ 1 + 𝓍 ≥ 1 + 𝓍 (pernyataan benar).

Misalkan benar untuk 𝑛 = 𝑘, yaitu (1 + 𝓍)𝑘 ≥ 1 + 𝑘𝓍.


Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1, yaitu
(1 + 𝓍)𝑘+1 = (1 + 𝓍)𝑘 (1 + 𝓍 )1 ≥ (1 + 𝑘𝓍)(1 + 𝓍)
= 1 + 𝑘𝓍 + 𝓍 + 𝑘𝓍 2
= 1 + (𝑘 + 1)𝓍 + 𝑘𝓍 2 .
Karena 𝑘𝓍 2 ≥ 0, maka (1 + 𝓍)𝑘+1 ≥ 1 + (𝑘 + 1)𝓍, yang
berarti benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1. Jadi, terbukti bahwa (1 + 𝓍)𝑛 ≥
1 + 𝑛𝓍 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.

Ketaksamaan Cauchy 1.1.16.


Jika 𝑛 ∊ ℕ dan 𝑎1, … , 𝑎𝑛, 𝑏1, … , 𝑏𝑛 ∈ 𝑅, maka

11
Pengantar Analisis Real I

(𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑏𝑛 )2 ≤ (𝑎1 2 + 𝑎2 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 2 ) (𝑏1 2 + 𝑏2 2 +


⋯ + 𝑏𝑛 2 )
atau
𝑛 2 𝑛 𝑛

(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖 ) (∑ 𝑏𝑖 ).
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Selanjutnya, jika tidak semua 𝑏𝑖 = 0, maka (∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 𝑏𝑖 )2 =


(∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 2 )(∑𝑛𝑖=1 𝑏2 ) jika dan hanya jika terdapat 𝑠 ∈ ℝ sedemikian
hingga 𝑎1 = 𝑠𝑏1 , 𝑎2 = 𝑠𝑏2 , … , 𝑎𝑛 = 𝑠𝑏𝑛 .

Bukti. Didefinisikan fungsi F : ℝ → ℝ sebagai berikut:


𝐹 (𝑡 ) = (𝑎1 − 𝑡𝑏1 )2 + (𝑎2 − 𝑡𝑏2 )2 + ⋯ + (𝑎𝑛 − 𝑡𝑏𝑛 )2 , 𝑡 ∈ ℝ
Jelas bahwa F (t) ≥ 0, untuk setiap t ∊ ℝ. Selanjutnya,

𝐹(𝑡) = (𝑎1 2 − 2𝑡𝑎1 𝑏1 + 𝑡 2 𝑏1 2 ) + (𝑎2 2 − 2𝑡𝑎2 𝑏2 + 𝑡 2 𝑏2 2 ) + ⋯ + (𝑎𝑛 2 − 2𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑛 + 𝑡 2 𝑏𝑛 2 )


= (𝑎1 2 + 𝑎2 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 2 ) − 2𝑡(𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑏𝑛 ) + 𝑡 2 (𝑏1 2 + 𝑏2 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 2 )
= (∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 2 ) − 2𝑡(∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) + 𝑡 2 (∑𝑛𝑖=1 𝑏𝑖 2 )

Ingat bahwa 𝐴 + 2𝐵𝑡 + 𝐶𝑡 2 ≥ 0 jika dan hanya jika (2𝐵)2 −


4𝐴𝐶 ≤ 0, yang berakibat 𝐵2 ≤ 𝐴𝐶 . Sehingga diperoleh bahwa
𝑛 2 𝑛 𝑛

(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖 ) (∑ 𝑏𝑖 ).
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Dengan demikian teorema terbukti.

SOAL LATIHAN SUBBAB 1.1


1. Jika a,b ∊ ℝ, tunjukkan bahwa:
(a) − (𝑎 + 𝑏) = (−𝑎) + (−𝑏).
(b) (−𝑎)(−𝑏) = 𝑎𝑏.
−𝑎
(c) − (𝑎⁄𝑏) = jika b ≠0.
𝑏
2. Selesaikan persamaan berikut.
(a) 2𝑥 + 5 = 8

12
Pengantar Analisis Real I

(b) 𝑥 2 = 2𝑥
1 1 1
3. Jika 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ≠ 0, tunjukkan bahwa (𝑎𝑏) = ( ) ( ).
𝑎 𝑏
4. Buktikan bahwa tidak ada bilangan rasional t sedemikian
hingga t2 = 3.
1
5. Buktikan bahwa jika 𝑎 > 0, maka 1 = 𝑎.
( ⁄𝑎)
6. Jika a,b ∊ ℝ, tunjukkan bahwa 𝑎2 + 𝑏2 = 0 jika dan hanya jika
𝑎 = 𝑏 = 0.
1 2 1
7. Buktikan bahwa [ (𝑎 + 𝑏)] ≤ (𝑎2 + 𝑏2 ), untuk semua a,b ∊
2 2
ℝ.
8. Tunjukkan bahwa jika a ∊ ℝ dan m,n ∊ ℕ, maka am+n = aman dan
(am)n = amn.
1.2 Nilai Mutlak dan Garis Bilangan Real

Dari sifat Trikotomi, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika 𝑎 ∊ ℝ dan


𝑎 ≠ 0, maka 𝑎 atau – 𝑎 merupakan bilangan real positif. Nilai mutlak
dari 𝑎 ≠ 0 didefinisikan sebagai nilai positif dari dua bilangan
tersebut.

Definisi 1.2.1 Nilai mutlak (absolute value) dari suatu bilangan


real 𝑎, dinotasikan dengan |𝑎|, didefinisikan sebagai

𝑎 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎 > 0.
|𝑎| = { 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎 = 0.
−𝑎 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎 < 0.

Sebagai contohnya, |3| = 3 dan |−9| = 9. Dapat dilihat


dari definisi di atas bahwa |𝑎| ≥ 0 untuk semua 𝑎 ∊ ℝ, dan bahwa
|𝑎| = 0 jika dan hanya jika 𝑎 = 0. Juga bahwa |−𝑎| = 𝑎 untuk
semua 𝑎 ∊ ℝ. Berikut ini diberikan beberapa sifat nilai mutlak.

Teorema 1.2.2.
(a) |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏| 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑎 ∊ ℝ
(b) |𝑎|2 = 𝑎2 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑎 ∊ ℝ
13

Anda mungkin juga menyukai