BAB VIII
SISTEM BILANGAN REAL DAN PERPANGKATAN
dan , 𝑏 ≠ 0 denganℤ merupakan himpunan bilangan bulat yang terdiri dari bilangan bulat
positif, bilangan bulat negatif dan bilangan bulat nol. himpunan bilangan bulat dinotasikan
sebagai
𝑎
ℚ = {𝑟⎹ 𝑟 = , dengan 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, 𝑏 ≠ 0}
𝑏
Perhatikan bahwa setiap bilangan real dapat ditulis sebagai bentuk desimal dan bilangan
rasional dapat ditulis sebagai bentuk desimal yang berhenti atau berulang, sebagai contoh
2 = 2,0000 …
1
= 0,2500 …
4
1
1
= 0,3333 …
3
1
= 0,0833 …
12
1
Bentuk-bentuk seperti 2 = 2,0000 … dan = 0,2500 … merupakan bentuk desimal yang
4
1 1
berhenti. Sedangkan, = 0,3333 … dan = 0,00833 … merupakan bentuk desimal yang
3 12
berulang. Jadi, bilangan rasional bisa berbentuk bilangan bulat, pecahan dan campurannya.
𝑎
Pecahan didefinisikan sebagai bilangan yang dapat dinyatakan sebagai , 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ , 𝑏 ≠ 0 dan
𝑏
𝑎
𝑎 ≠ 𝑘𝑏 untuk setiap 𝑘 ∈ ℤ. Pada pecahan yang berbentuk , disini 𝑎 disebut sebagai pembilang
𝑏
dan 𝑏 disebut sebagai penyebut.Bentuk desimal yang tidak berhenti atau tidak berulang disebut
sebagai bilangan irasional misalnya √2 = 1,4142 …. , 𝜋 = 3,14159.....
1) Sifat Tertutup
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ ℝ.
2) Sifat Komutatif
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎
3) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ berlaku (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐)
4) Terdapat 0 ∈ ℝ sehingga untuk setiap 𝑎 ∈ ℝ berlaku 𝑎 + 0 = 𝑎
5) Setiap 𝑎 ∈ ℝ terdapat −𝑎 ∈ ℝ sehingga 𝑎 + (−𝑎)=0
NOTASI
2
TERHADAP OPERASI PERKALIAN (×)
1) Sifat Tertutup
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 × 𝑏 ∈ ℝ.
2) Sifat Komutatif
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎
3) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ berlaku (𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐)
4) Terdapat 1 ∈ ℝ sehingga untuk setiap 𝑎 ∈ ℝ berlaku 𝑎 × 1 = 𝑎
1 1
5) Setiap 𝑎 ∈ ℝ , 𝑎 ≠ 0 terdapat 𝑎 ∈ ℝ sehingga 𝑎 × (𝑎)=1
Penjumlahan sebanyak 𝑛
CATATAN:
1 𝑎
1) Untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, 𝑏 ≠ 0 ⇒ 𝑎 × ( ) = .
𝑏 𝑏
𝑎
2) Untuk setiap 𝑎 ∈ ℝ, tidak didefinisikan (Pembagian dengan nol tidak didefinisikan)
0
SIFAT DISTRIBUTIF:
1). 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐).
2). 𝑎 × (𝑏 − 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) − (𝑎 × 𝑐).
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasi hitung pada sistem bilangan real:
a. Penjumlahan dan pengurangan berada pada tingkat yang sama.
b. Perkalian dan pembagian berada pada tingkat yang sama.
3
c. Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya daripada operasi penjumlahan dan
pengurangan sehingga harus dikerjakan terlebih dahulu.
d. Apabila terdapat operasi hitung campuran setingkat, maka yang harus dikerjakan terlebih
dahulu adalah yang terletak sebelah kiri.
e. Apabila dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung, maka yang terlebih dahulu
dikerjakan adalah operasi hitung yang terletak pada tanda kurung.
Contoh:
1. Hitunglah nilai dari 10 × 3 ∶ 5 + 6 × 4 ∶ 2 − 7 × 2 ∶ 1 = ⋯
Jawab:
10 × 3 ∶ 5 + 6 × 4 ∶ 2 − 7 × 2 ∶ 1 = (10 × 3): 5 + (6 × 4): 2 − (7 × 2): 1
= 30: 5 + 24: 2 − 14: 1
= (30: 5) + (24: 2) − (14: 1)
= 6 + 12 − 14 = 18 − 14 = 4.
2. Hitunglah nilai dari 6: 3 + 7 × 5 − 3: (2 + 1) = ⋯
Jawab:
6: 3 + 7 × 5 − 3: (2 + 1) = 6: 3 + 7 × 5 − 3: 3
= (6: 3) + (7 × 5) − (3: 3)
= 2 + 35 − 1 = 36.
1) (−𝑎) × (−𝑏) = 𝑎 × 𝑏.
2) (−𝑎) × (𝑏 ) = (𝑎) × (−𝑏) = −(𝑎 × 𝑏).
3) (−1) × (𝑎) = −𝑎.
𝑎 𝑐
4) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku 𝑏
= 𝑑 ⇔ (𝑎) × (𝑑) = (𝑏) × (𝑐).
𝑎 𝑐 (𝑎×𝑑)+(𝑏×𝑐)
5) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku 𝑏
+𝑑 = (𝑏×𝑑)
.
𝑎 𝑐 (𝑎×𝑑)−(𝑏×𝑐)
6) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku − = .
𝑏 𝑑 (𝑏×𝑑)
𝑎 𝑐 (𝑎×𝑐)
7) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku ቀ𝑏 ቁ × ቀ𝑑ቁ = (𝑏×𝑑)
𝑎 𝑐 𝑎 𝑑
8) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku ቀ𝑏 ቁ : ቀ𝑑ቁ = ቀ𝑏 ቁ × ቀ 𝑐 ቁ
4
Contoh:
1 4 (1×3)+(2×4) 3+8 11
1). 2 + 3 = = = .
(2×3) 6 6
2).(−2) × 5 = −10.
3). (−3) × (−7) = 21
1 4 1 3 3
4).2 : 3 = 2 × 4 = 8.
1 1 1 3 (2×5)+3 10+3 13
5). 2 + 2 =2+ 3+2 = 2+ 5 =2+ = = = .
1+ 5 5 5 5
3 3 3
1 1 1 2𝑦+3
6). Tentukan nilai 𝑦 ∈ ℝ sehingga ቀ ቀ ቀ + 8ቁ + 16ቁ + 8ቁ = 1
10 9 5 3
Jawab:
Perhatikan bahwa
1 1 1 2𝑦 + 3
( ( ( + 8) + 16) + 8) = 1
10 9 5 3
1 1 2𝑦 + 3
⟹ ( ( + 8) + 16) = 2
9 5 3
1 2𝑦 + 3
⇒ ( + 8) = 2
5 3
2𝑦 + 3
⇒ =2
3
3
⇒ 2𝑦 + 3 = 6 ⇒ 𝑦 =
2
Misalkan 𝑎, 𝑏 bilangan bulat positif berlaku
1 1 1
1) . 𝑎×(𝑎+1) = 𝑎 − 𝑎+1
1 1 1 1
2).𝑎×(𝑎+𝑏) = 𝑏 × ቀ𝑎 − 𝑎+𝑏ቁ
1 1 1 1
3).𝑎×(𝑎+1)×(𝑎+2) = 2 ቀ𝑎×(𝑎+1) − (𝑎+1)×(𝑎+2)ቁ
Contoh
1 1 1 1
Hitunglah nilai dari 3 + 15 + 35 + 63 =
Jawab
1 1 1 1
Untuk setiap 𝑎 bilangan bulat positif berlaku 2×(𝑎+1) = 2 × ቀ𝑎 − 𝑎+2ቁ jadi diperoleh
5
1 1 1 1 1 1 1 1
+ + + = + + +
3 15 35 63 1 × 3 3 × 5 5 × 7 7 × 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
= × ቀ1 − 3ቁ + 2 × ቀ3 − 5ቁ + 2 × ቀ5 − 7ቁ + 2 × ቀ7 − 9ቁ
2
1 1 1 1 1 1 1 1 1
= × [( − ) + ( − ) + ( − ) + ( − )]
2 1 3 3 5 5 7 7 9
1 1 1 1 8 4
= 2 × [1 − 9 ] = 2 × 9 = 9
3. Persen
Persen disebut sebagai “perseratus” yaitu pecahan yang berpenyebut 100 yang dinotasikan
dengan %.Jadi, persen menyajikan hubungan dengan bilangan 100.
Contoh:
35
1). 35% = 100
27
2). 27% = 100
Dengan demikian, mengubah suatu pecahan biasa kedalam bentuk persen cukup dengan cara
mengubah penyebutnya menjadi 100 atau dengan mengalikan pecahan tersebut dengan 100%
Contoh Soal:
2 2×20 40 2
1). 5 = 5×20 = 100 = 40% atau 5 × 100% = 40%.
18%.
6
4. Bilangan Berpangkat
Perhatikan bahwa
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎 = 𝑎𝑛 . [dibaca: 𝑎 pangkat 𝑛]
Perkalian sebanyak 𝑛
𝑎 disebut sebagai bilangan pokok dan 𝑛 merupakan pangkat.
1). 𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛
3). (𝑎 × 𝑏)𝑚 = 𝑎𝑚 × 𝑏 𝑚
1
4). 𝑎−𝑚 = 𝑎𝑚 ,𝑎 ≠ 0
𝑎𝑚
1). 𝑎𝑛
= 𝑎𝑚−𝑛 untuk 𝑚 > 𝑛.
𝑎𝑚
2). =1 untuk 𝑚 = 𝑛.
𝑎𝑛
𝑎𝑚 1
3). 𝑎𝑛
= 𝑎𝑛−𝑚 untuk 𝑚 < 𝑛.
1 , untuk 𝑛 genap
4). (−1)𝑛 = ൜
−1, untuk 𝑛 ganjil
7
Contoh:
27
1). 24 = 27−4 = 23 = 8.
32
2). 32 = 1.
47
3). 45 = 42 = 16.
BENTUK AKAR
1
Untuk 𝑚 = 1 dan 𝑛 = 2 , 𝑎 > 0 dinotasikan sebagai 𝑎2 = √𝑎
Contoh:
√5+2√6
Carilah bentuk sederhana dari 2√2+2√3
Jawab:
8
MERASIONALKAN PENYEBUT BENTUK AKAR
𝑎 𝑎 √𝑏 𝑎
1). = × = 𝑏 √𝑏 , 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ , 𝑏 > 0
√𝑏 √𝑏 √𝑏
𝑎 𝑎 √𝑏−√𝑐 𝑎√𝑏−𝑎√𝑐
2). = × = 𝑏−𝑐
, 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ,, 𝑏, 𝑐 > 0
√𝑏+√𝑐 √𝑏+√𝑐 √𝑏−√𝑐
𝑎 𝑎 √𝑏+√𝑐 𝑎√𝑏+𝑎√𝑐
3). = × = , 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ,, 𝑏, 𝑐 > 0
√𝑏−√𝑐 √𝑏−√𝑐 √𝑏+√𝑐 𝑏+𝑐
9
DAFTAR PUSTAKA
Bello, Ignacio and Britton, Jack R (1982). Contemporary College Algebra. New York: Harper& row
Publisher.
Jiagu, Xu (2010). Lecture Notes On Mathematical Olympiad Courses For Junior Section (Volume I).
Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
Ridon, Purcell and Ridon (2007). Calculus: Ninth Edition. Prentice Hall. Inc
10