A. Fungsi Eksponen
Bentuk perpangkatan yang pangkatnya merupakan suatu fungsi disebut fungsi
eksponen. Fungsi eksponen adalah fungsi yang memuat pangkat berupa variabel. Bentuk
dasarnya adalah sebagai berikut:
𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 dengan 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 1, 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝑅
Keunikan dari fungsi eksponen antara lain 𝑎 𝑥 tidak pernah bernilai nol, hanya
mendekati nol pada 𝑥 = −∞. Jika 𝑥 = 0, nilai fungsi selalu satu karena (𝑓(0) = 𝑎0 = 1).
Fungsi eksponen 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 dengan 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 1, 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝑅 mempunyai sifat-
sifat:
Kurva terletak di atas sumbu 𝑥 (definit positif)
memotong sumbu 𝑦 di titik (0,1)
mempunyai asimtot datar 𝑦 = 0 (sumbu 𝑥)
grafik monoton naik untuk 𝑥 > 1
grafik berbentuk monoton turun untuk 0 < 𝑥 < 1
1. Eksponen
Eksponen adalah angka yang dituls di sebelah kanan atas. Angka tersebut disebut
sebagai pangkat. Eskponen juga disebut sebagai bilangan berpangkat. Bentuk an (baca: a
pangkat n) disebut bentuk eksponensial atau perpangkatan, a disebut dengan bilangan
pokok (basis) dan n disebut eksponennya. Pangkat bilangan dapat berupa bilangan bulat
positif, nol, maupun bilangan bulat negatif. Contoh: 34 , 4−2 𝑎𝑡𝑎𝑢 70 .
2. Jenis-Jenis Eksponen
a. Pangkat Bulat Positif
1) Pengertian dan Bentuk Umum Pangkat Bulat Positif
Menurut Ayres Frank, and Philip A. Schmidt. (2004:3) jika diberikan bilangan
real 𝑎 dan bilangan positif 𝑛, berlaku:
𝑎𝑛 = 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎
n faktor
Bentuk an (baca: a pangkat n) disebut bentuk eksponensial atau perpangkatan, a
disebut dengan bilangan pokok (basis) dan n disebut eksponennya.
Contoh: 34 = 3 x 3 x 3 x 3 = 81
2) Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat Bulat Positif
a) 𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛 dengan 𝑚, 𝑛 bilangan bulat positif dan 𝑎 bilangan real.
𝑎𝑚
b) = 𝑎𝑚−𝑛 , 𝑎 ≠ 0
𝑎𝑛
c) (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚×𝑛
d) (𝑎. 𝑏)𝑛 = 𝑎𝑛 . 𝑏 𝑛
𝑎 𝑛 𝑎𝑛
e) (𝑏) = 𝑏𝑛
3. Bentuk Akar
a. Pengertian Bentuk Akar
Bentuk akar adalah akar dari bilangan-bilangan yang dihasilkan bukan termasuk
bilangan rasional (bilangan yang melengkapi bilangan cacah, bilangan prima, dan
bilangan-bilangan lain yang termasuk) atau bilangan irasional (bilangan yang
dihasilkan hasilnya tidak pernah terhenti).
Bentuk akar untuk bentuk bilangan yang berpangkat. Bentuk akar termasuk
bilangan irasional yang mana bilangan irasional tidak dapat dinyatakan dengan
pecahan a / b, dan b bilangan bulat a dan b ≠ 0. Bilangan bentuk akar adalah bilangan
yang tersedia dalam tanda√ yang disebut sebagai tanda akar. Beberapa contoh
bilangan irasional di dalam bentuk akar yaitu √2, √6, √7, √11 dan lain-lain.
3) Bentuk √𝑎 + 𝑏 ± 2√𝑎𝑏
Perhatikan bahwa (𝑝 ± 𝑞)2 = 𝑝2 ± 2𝑝𝑞 + 𝑞 2
Misal 𝑝 = √𝑎 dan 𝑞 = √𝑏,
2
maka: (√𝑎 ± √𝑏) = 𝑎 ± 2√𝑎𝑏 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 ± 2√𝑎𝑏
Akibatnya, √𝑎 ± √𝑏 = √𝑎 + 𝑏 ± 2√𝑎𝑏
Jadi, untuk 𝑎 > 𝑏 ≥ 0 berlaku:
√𝑎 + √𝑏 = √𝑎 + 𝑏 + 2√𝑎𝑏
√𝑎 − √𝑏 = √𝑎 + 𝑏 − 2√𝑎𝑏
Contoh soal:
√5 + √3 = √5 + 3 + 2√5 × 3
= √8 + 2√15
√𝑏
dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan .
√𝑏
Contoh soal:
2
Rasionalkan pecahan berikut !
√3
Jawab:
2 2 √3
= ×
√3 √3 √3
2√3 2
= = 3 √3
3
𝑐 𝑐 𝑎+√𝑏 𝑐(𝑎+√𝑏)
b) = 𝑎−√𝑏 ∙ 𝑎+√𝑏 =
𝑎−√𝑏 𝑎2 −𝑏
Contoh soal:
4
Rasionalkan penyebut pecahan !
√3−1
Jawab:
4 4 √3 + 1
= ×
√3 − 1 √3 − 1 √3 + 1
4(√3+1)
= 3−1
4(√3+1)
= 2
= 2(√3 + 1)
𝑐 𝑐 √𝑎+√𝑏 𝑐(√𝑎+√𝑏)
b) = 𝑎−√𝑏 ∙ =
𝑎−√𝑏 √𝑎+√𝑏 𝑎−𝑏
Contoh soal:
2
Rasionalkan penyebut pecahan !
√5−√3
Jawab:
2 2 √5 + √3
= ×
√5 − √3 √5 − √3 √5 + √3
2(√5+√3)
= = √5 + √3
5−3
4. Pangkat Pecahan
𝟏
a. Pangkat Pecahan Berbentuk 𝒂𝒏
Untuk bilangan bulat 𝑛 sembarang dan bilangan real 𝑎 berlaku:
1
𝑎
𝑎 𝑛 = √𝑎
𝑎
√𝑎 dibaca “akar pangkat 𝑛 dari 𝑎”.
1
2
Untuk 𝑛 = 2, maka𝑎2 = √𝑎 = √𝑎 .
Contoh:
3
√−27 = −3
𝒎
b. Pangkat Pecahan Berbentuk 𝒂 𝒏
Untuk bilangan real tak nol 𝑎, bilangan bulat 𝑚 dan bilangan asli 𝑛 dengan 𝑛 ≥ 2
berlaku:
𝑚 𝑛
𝑎 𝑛 = √𝑎𝑚
Contoh soal:
4
1 3 𝑛
Nyatakan bilangan (125) dalam bentuk √𝑎𝑚 !
Jawab:
4
1 3 3 1 4
( √
) = ( )
125 125
c) (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚×𝑛
d) (𝑎. 𝑏)𝑛 = 𝑎𝑛 . 𝑏 𝑛
𝑎 𝑛 𝑎𝑛
e) (𝑏) = 𝑏𝑛
Contoh soal:
Sederhanakan dan nyatakan hasilnya dalam bentuk akar!
1 1
a. 𝑎3 × 𝑎2
1 6
𝑎3
b. ( 3 )
𝑏4
Jawab:
1 1 1 1 2+3
6
a. 𝑎3 × 𝑎2 = 𝑎3+2 = 𝑎 6 = √𝑎5
1 6
1 6
(𝑎3 )
𝑎3 𝑎2 𝑎2
b. ( ) =
3 3 6
= 9 = 2
𝑏4 𝑏2 √𝑏9
(𝑏3 )
5. Persamaan Eksponen
Persamaan eksponen adalah persamaan yang pangkatnya atau bilangan pokoknya
memuat variabel 𝑥. Persamaan eksponen memiliki tiga bentuk dasar, yaitu memiliki
bilangan pokok sama, bilangan pangkat sama, dan membentuk persamaan kuadrat.
a. Persamaan Eksponen dengan Bilangan Pokok Sama
Persamaan eksponen dengan bilangan pokok sama menggunakan dasar seperti
contoh-contoh di bawah ini:
Jika 2𝑝 = 2𝑞 , 𝑝 = 𝑞
Jika 4𝑝 = 4𝑞 , 𝑝 = 𝑞
Jika 𝑎𝑝 = 𝑎𝑞 , 𝑝 = 𝑞 dengan 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 0
Dari bentuk-bentuk di atas dapat diperoleh sifat eksponensial berikut:
𝑎𝑝 = 𝑎𝑞 jika dan hanya jika 𝑝 = 𝑞, dengan 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 0
Untuk bentuk-bentuk persamaan eksponen yang memiliki bilangan pokok sama dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Bentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛
Penyelesaian persamaan eksponen bentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 adalah:
Jika 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 , dengan 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑛.
Contoh soal:
Carilah himpunan penyelesaian dari persamaan 4−𝑥 = 32√2!
Jawab:
4−𝑥 = 32√2
1
(22)−𝑥 = 252
1
−2𝑥 = 5
2
3
𝑥 = −2
4
3
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah{−2 4}
5. Pertidaksamaan Eksponen
Pertidaksamaan eksponen adalah pertidaksamaan yang eksponennya mengandung
variabel. Tanda pertidaksamaan yang sering dipakai meliputi >, <, ≥, 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≤.
Sebelumnya anda telah mengetahui sifat-sifat eksponen, sebagai berikut:
1. Untuk 𝑎 > 1, fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 merupakan fungsi naik. Artinya untuk setiap 𝑥1 , 𝑥2 ∈
𝑅 berlaku 𝑥1 < 𝑥2 jika dan hanya jika 𝑓(𝑥1 ) < 𝑓(𝑥2 ).
2. Untuk 0 < 𝑎 < 1, fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 merupakan fungsi naik. Artinya untuk setiap
𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝑅 berlaku 𝑥1 < 𝑥2 jika dan hanya jika 𝑓(𝑥1 ) > 𝑓(𝑥2 ).
Contoh soal:
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan √62𝑥−1 ≤ 36𝑥−4
Jawab:
√62𝑥−1 ≤ 36𝑥−4
2𝑥−1
6 2 ≤ 62(𝑥−4)
2𝑥 − 1
≤ 2(𝑥 − 4)
2
2𝑥 − 1 ≤ 4𝑥 − 16
2𝑥 ≥ 15
1
x≥7
2
1
Jadi, HP = {x|x ≥ 7 2}
Perhatikan bahwa
Sumbu-x merupakan asimtot fungsi eksponensial f(x) = ax. Hal ini dikarenakan jika a > 1,
kita mendapatkan ax akan mendekati nol ketika x mendekati –∞, dan jika 0 < a < 1, kita
mendapatkan ax akan mendekati 0 ketika x mendekati ∞. Selain itu, ax > 0 untuk
setiap x bilangan real, sehingga fungsi f(x) = ax memiliki domain bilangan real dan range
(0, ∞). Pengamatan ini dapat kita rangkum seperti berikut.
memiliki domain bilangan real dan range (0, ∞). Garis y = 0 (sumbu-x) merupakan
asimtot horizontal dari f. Grafik f berbentuk salah satu dari grafik-grafik pada Gambar 3
berikut ini.
2. Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2010 sekitar 2.300.000 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,4%.
a. Tulis persamaan untuk memodelkan jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara!
b. Gunakan persamaan pada soal bagian a untuk menentukan perkiraan jumlah
penduduk Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2025!
Jawab:
a. Bentuk umum fungsi eksponensial adalah 𝑦 = 𝑏 ∙ 𝑎 𝑥 .
Diketahui pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk b = 2,3 juta jiwa, laju
pertumbuhan r = 1,4% per tahun = 0,014 per tahun, yang berarti 𝑎 = 1 + 𝑟 =
1 + 0,014 = 1,014.
Dengan demikian, jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara bisa dimodelkan
sebagai 𝑦 = 2,3 ∙ (1,014)𝑥 juta jiwa.
b. Pada tahun 2025 berarti 𝑥 = 2025 − 2010 = 15
𝑦 = 2,3 ∙ (1,014)15 = 2,833330006 = 2,83
Jadi, perkiraan jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2025
adalah 2,83 juta jiwa.
3. Intensitas suatu cahaya untuk setiap meternya di bawah permukaan air laut berkurang
3,5%, dengan kedalaman k. Tulis bentuk persamaannya!
Penyelesaian :
Persentase cahaya di permukaan yang menembus ke dalam laut dapat kita tulis
sebagai fungsi dari kedalaman k dengan satuan meter dalam bentuk persamaan :
p = 100(1 - 0,035)k atau p = 100(0,965)k
5. Jika seseorang menabung uang di suatu Bank sebesar Rp. 200.000,- untuk jangka
waktu tertentu dengan bunga majemuk 40% per tahun. Maka jumlah uangnya setelah
t tahun adalah … (Tulis bentuk persamaannya)!
Penyelesaian :
Misalkan jumlah tabungan adalah M dengan suku bunga majemuk I pertahun, maka
jumlah uangnya setelah t tahun (Mt) adalah
Mt = M(1 + I)t.
Hal ini berarti setiap bunga yang didapat pada setiap akhir tahun digabungkan pada
tabungan semula (modal), sehingga pada akhir tahun berikutnya memberikan bunga
pula. Hal ini berarti, bahwa nilai simpanan orang tersebut dalam ribuan rupiah, pada
akhir
Tahun 1 adalah 200(1 + 0,40) = 200(194) = 280
Tahun 2 adalah 280(1,40) = 200(1,40)(1,40) = 200(1,14)2 = 3,92
Tahun 3 adalah 392(1,40) = 200(1,40)(1,40)(1,40) = 200(1,40)3 = 548,8
Tahun n adalah 200(1,40)(1,40) … (1,40) = 200(1,40)n.
Jadi secara umum tabungan orang tersebut dapat kita tulis dalam bentuk fungsi lama
simpanan n tahun dengan persamaan :
n = 200(1 + 0,40)n = 200(1,40)n