Anda di halaman 1dari 14

SISTEM BILANGAN REAL

Eksistensi bilangan real dapat dilacak dari akibat Teorema Pythagoras. Pythagoras
dan pengikutnya berkeyakinan bahwa semua bilangan adalah rasional, yaitu dapat
𝑝
dinyatakan dalam bentuk dengan 𝑝 dan 𝑞 bilangan bulat dan 𝑞 ≠ 0. Sayangnya,
𝑞

keyakinan tersebut terbantahkan sendiri oleh teorema Pythagoras. Sebuah segitiga siku-
siku dengan panjang kedua sisi tegaknya 1, maka panjang sisi miringnya adalah √2.
𝑝
Bilangan √2 ternyata tidak dapat dinyatakan dalam bentuk dengan 𝑝 dan 𝑞 bilangan
𝑞

bulat dan 𝑞 ≠ 0. Ini berarti √2 bukan bilangan rasional. Bilangan seperti ini disebut
bilangan irasional. Himpunan bilangan real merupakan gabungan bilangan rasional dan
Irasional.
Bilangan real dapat dikonstruksi dari bilangan rasional dengan cara melengkapkan
(completion), baik dengan konsep barisan Cauchy maupun dengan Dedekind Cut. Cara
lain mengkonstruksi bilangan real adalah diberikan sejumlah sifat (aksioma) dan bilangan
yang memenuhi sifat-sifat itu disebut bilangan real. Sifat-sifat yang dimaksud adalah sifat
lapangan, sifat urutan, dan sifat kelengkapan. Bilangan rasional hanya memenuhi sifat
lapangan dan urutan, tetapi tidak memenuhi sifat kelengkapan. Jadi, bilangan real adalah
bilangan yang memenuhi sifat lapangan, urutan, dan kelengkapan. Dalam buku ini akan
dibahas mengkonstruksi bilangan real dengan cara kedua tersebut.

Sifat Lapangan Bilangan Real


Solusi persamaan 2𝑥 + 3 = 7, 𝑥 ∈ ℝ adalah 𝑥 = 2 karena 2.2 + 3 = 7 adalah
pernyataan yang benar. Langkah-langkah untuk mendapatkan solusi tersebut adalah
(2𝑥 + 3) + (−3) = 7 + (−3)

2𝑥 + (3 + (−3)) = 4

2𝑥 + 0 = 4

2𝑥 = 4
1 1
(2𝑥) = 4
2 2

1
1
( . 2) 𝑥 = 2
2
1. 𝑥 = 2

𝑥=2
Bagaimana menyelesaikan persamaan kuadrat? Misalnya akan dicari solusi atau
himpunan penyelesaian 𝑥 2 − 2𝑥 − 8 = 0, 𝑥 ∈ ℝ, maka cara penyelesaiannya adalah

𝑥 2 − 2𝑥 − 8 = 0

𝑥 2 − 4𝑥 + 2𝑥 − 8 = 0

𝑥(𝑥 − 4) + 2(𝑥 − 4) = 0
(𝑥 − 4)(𝑥 + 2) = 0

Agar menghasilkan nol, maka 𝑥 − 4 = 0 atau 𝑥 + 2 = 0 dan didapat 𝑥 = 4 atau 𝑥 = −2.


Semua langkah di atas dapat dilakukan karena dijamin oleh aksioma lapangan yang
dipenuhi oleh bilangan real dan teorema-teorama yang diturunkan dari aksioma tersebut.

Aksioma Lapangan 1.1


Himpunan bilangan real ℝ yang dilengkapi dengan operasi biner penjumlahan dan
perkalian memenuhi sifat:
1. 𝑎 + 𝑏 ∈ ℝ. (Sifat tertutup terhadap operasi penjumlahan)
2. 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎. (Sifat komutatif dalam penjumlahan)
3. (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐). (Sifat Asosiatif dalam penjumlahan)
4. Terdapat 0 ∈ ℝ sedemikian sehingga 𝑎 + 0 = 𝑎. (Unsur identitas pada
penjumlahan)
5. Untuk setiap 𝑎 ∈ ℝ, terdapat −𝑎 ∈ ℝ sedemikian sehingga 𝑎 + (−𝑎) = 0.
(Invers pada operasi penjumlahan)
6. 𝑎. 𝑏 ∈ ℝ. (Sifat tertutup terhadap operasi perkalian)
7. 𝑎. 𝑏 = 𝑏. 𝑎. (Sifat komutatif terhadap operasi perkalian)
8. (𝑎. 𝑏). 𝑐 = 𝑎. (𝑏. 𝑐). (Sifat asosiatif terhadap operasi perkalian)
9. Terdapat 1 ∈ ℝ yang berbeda dengan 0 sedemikian sehingga 𝑎. 1 = 𝑎. (Identitas
pada operasi perkalian).

2
1 1
10. Untuk setiap 0 ≠ 𝑎 ∈ ℝ, terdapat ∈ ℝ sedemikian sehingga 𝑎. = 1. (Invers
𝑎 𝑎

pada operasi perkalian)


11. 𝑎(𝑏 + 𝑐) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐. (Sifat distributif)

Operasi pengurangan dan pembagian bilangan real didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 1.2
Misalkan 𝑎 dan 𝑏 bilangan real, maka

1. 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏).
𝑎 1
2. = 𝑎. untuk 𝑏 ≠ 0.
𝑏 𝑏

Berdasarkan aksioma dan definisi di atas, diturunkan teorema-teorema yang berkaitan


dengan operasi aljabar bilangan real.

Teorema 1.3 (Aturan Pencoretan). Misalkan 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 ∈ ℝ.

a. Jika 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑐, maka 𝑏 = 𝑐.
b. Jika 𝑎 ≠ 0 dan 𝑎. 𝑏 = 𝑎. 𝑐, maka 𝑏 = 𝑐.
Bukti bagian a.
Tambahkan kedua ruas dengan −𝑎, kemudian gunakan AL3, AL5, dan AL4 secara
berturut-turut, maka diperoleh
(−𝑎) + (𝑎 + 𝑏) = −𝑎 + (𝑎 + 𝑐)

(−𝑎 + 𝑎) + 𝑏 = (−𝑎 + 𝑎) + 𝑐

0+𝑏 =0+𝑐

𝑏=𝑐
Bukti bagian b serupa dengan cara tersebut, tetapi menggunakan sifat pada operasi
perkalian.

Akibat 1.4.
a. Jika 𝑎 dan b merupakan bilangan real sedemikian sehingga 𝑎 + 𝑏 = 0, maka 𝑏 = −𝑎
1
b. Jika 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ∈ ℝ sedemikian sehingga 𝑎𝑏 = 1, maka 𝑏 = .
𝑎

3
Bukti bagian a. Tambahkan kedua ruas dengan −𝑎, kemudian berturut-turut gunakan sifat
asosiatif, komutatif, invers penjumlahan, dan identitas penjumlahan, sehingga diperoleh
(𝑎 + 𝑏) + (−𝑎) = 0 + (−𝑎)

𝑎 + (𝑏 + (−𝑎)) = −𝑎

𝑎 + (−𝑎 + 𝑏) = −𝑎

(𝑎 + (−𝑎)) + 𝑏 = −𝑎

0 + 𝑏 = −𝑎

𝑏 = −𝑎
1
Bukti bagian b. Perhatikan bahwa 𝑎 ≠ 0, sehingga ada.
𝑎

1 1
(𝑎. 𝑏) = . 1
𝑎 𝑎
1 1
( . 𝑎) 𝑏 =
𝑎 𝑎
1
1. 𝑏 =
𝑎
1
𝑏=
𝑎
Perhatikan baik-baik sifat yang digunakan untuk membuktikan pernyataan tersebut untuk
lebih memahami persoalan.
Contoh soal. Jika 𝑎 adalah bilangan real, maka

a. 𝑎. 0 = 0
b. −1. 𝑎 = −𝑎
c. −(−𝑎) = 𝑎
d. −1(−1) = 1
Penyelesaian
a. Menggunakan sifat identitas dan distributif, perhatikan bahwa 𝑎 + 𝑎. 0 = 𝑎. 1 +
𝑎. 0 = 𝑎(1 + 0) = 𝑎. 1 = 𝑎. Berdasarkan Teorema 1.3 (a) diperoleh 𝑎. 0 = 0.
b. Berdasarkan sifat identitas, distributif, dan invers penjumlahan, serta bagian a)
pada latihan soal ini, perhatikan bahwa
𝑎 + (−1)𝑎 = 1. 𝑎 + (−1)𝑎 = (1 + (−1))𝑎 = 0. 𝑎 = 0
Berdasarkan Akibat 1.4 (a) diperoleh −1. 𝑎 = −𝑎.

4
c. Berdasarkan invers penjumlahan, −𝑎 + 𝑎 = 0, untuk setiap bilangan real 𝑎.
Selanjutnya, berdasarkan Akibat 1.5 (a) diperoleh −(−𝑎) = 𝑎
d. Pada bagian b), pilih 𝑎 = −1. Maka −1. (−1) = −(−1). Berdasarkan bagian c),
−(−1) = 1. Oleh karena itu, −1. (−1) = 1.

Teorema 1.6. Misalkan 𝑎, 𝑏 dan 𝑐 ∈ ℝ:


1 1
a. Jika 𝑎 ≠ 0, maka ≠ 0 dan 1⁄ = 𝑎
𝑎 𝑎

b. Jika 𝑎. 𝑏 = 0, maka 𝑎 = 0 atau 𝑏 = 0.


Bukti bagian a.
1 1 1
Andaikan = 0, maka 𝑎. = 𝑎. 0 = 0. Tetapi menurut sifat invers pada perkalian, 𝑎. =
𝑎 𝑎 𝑎

1. Akibatnya 0 = 1. Ini bertentangan dengan AL yang menyatakan 1 berbeda dengan 0.


1
Oleh karena itu, pengandaian salah, sehingga ≠ 0.
𝑎

Bukti bagian b.
1 1 1
Asumsikan 𝑎 ≠ 0, maka ≠ 0. Perhatikan bahwa (𝑎𝑏) = ( 𝑎) 𝑏 = 1. 𝑏 = 𝑏. Karena
𝑎 𝑎 𝑎
1 1
𝑎. 𝑏 = 0, maka (𝑎. 𝑏) = . 0 = 0, sehingga 𝑏 = 0. Terbukti.
𝑎 𝑎

Penulisannya selanjutnya akan digunakan 𝑎𝑏 untuk menggantikan 𝑎. 𝑏. Beberapa


penulisan yang sudah dikenal akan digunakan, yaitu 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎. 𝑎 … 𝑎 untuk bilangan asli 𝑛.
𝑛 faktor
1
Jika 𝑎 ≠ 0, ditulis 𝑎0 = 1 dan 𝑎−𝑛 = .
𝑎𝑛

Beberapa Pembahasan
1 1 1
Masalah 1. Jika 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ≠ 0, maka = . . Penulisan lain, (𝑎. 𝑏)−1 = 𝑎−1 . 𝑏 −1 .
𝑎𝑏 𝑎 𝑏

Bukti.
1 1
Akan dibuktikan ( . ) (𝑎. 𝑏) = 1
𝑎 𝑏

Menggunakan sifat asosiatif, komutatif, invers, dan identitas perkalian diperoleh


1 1 1 1 1 1 1 1
( . ) (𝑎. 𝑏) = ( 𝑎) 𝑏 = (𝑎 ) 𝑏 = ( 𝑎) (𝑏 ) = 1.1 = 1. Berdasarkan Teorema
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
1 1 1
1.4 (b), diperoleh = . .
𝑎𝑏 𝑎 𝑏

5
Masalah 2. Jika 𝑥 ∈ ℚ dan 𝑦 ∈ ℚ𝑐 , maka 𝑥 + 𝑦 ∈ ℚ𝑐 .

Bukti dengan kontradiksi. Andaikan 𝑥 + 𝑦 ∈ ℚ. Maka terdapat bilangan bulat 𝑎 dan


𝑎
𝑏 ≠ 0, sedemikian sehingga 𝑥 + 𝑦 = . Akibatnya 𝑦 = ________________________
𝑏

Masalah 3. Tidak ada bilangan rasional 𝑟 sedemikian sehingga 𝑟 2 = 2.


Bukti.

LATIHAN
1. Buktikan bahwa jika 𝑎 dan 𝑏 ∈ ℝ, maka
a. −(𝑎 + 𝑏) = −𝑎 + (−𝑏)
b. −𝑎. (−𝑏) = 𝑎. 𝑏
1 1
c. = − , jika 𝑎 ≠ 0.
−𝑎 𝑎
−𝑎 𝑎
d. = − , jika b≠ 0.
𝑏 𝑏
𝑎 𝑎𝑐
2. Jika 𝑎 dan 𝑏 ∈ ℝ dengan 𝑏 ≠ 0, maka = dengan 𝑐 ≠ 0
𝑏 𝑏𝑐

3. Jika 𝑎 dan 𝑏 ∈ ℚ, maka 𝑎 + 𝑏 ∈ ℚ dan 𝑎. 𝑏 ∈ ℚ.


4. Jika 0 ≠ 𝑥 ∈ ℚ dan 𝑦 ∈ ℚ𝑐 , maka 𝑥. 𝑦 ∈ ℚ𝑐 .
5. Buktikan tidak ada bilangan rasional yang memenuhi 𝑥 2 = 3.

6
Aksioma Urutan Bilangan Real
Dalam Aksioma lapangan diatur operasi penjumlahan dan perkalian, serta eksistensi
bilangan 0 dan 1 yang berbeda. Aksioma urutan mengatur kemunculan bilangan positif
dan negatif, serta urutan bilangan. Pada mata kuliah kalkulus, telah dipelajari cara
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pertidaksamaan. Semua langkah
penyelesaian tersebut dapat dilakukan karena dijamin oleh sifat urutan bilangan real.
Aksioma Urutan 2.1
Terdapat ∅ ≠ 𝑃 ⊂ ℝ, disebut himpunan bilangan real positif, dengan sifat-sifat

a. jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃, maka 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑃 dan 𝑎. 𝑏 ∈ 𝑃.


b. Jika 𝑎 ∈ ℝ, maka hanya satu dari kondisi berikut berlaku, yaitu 𝑎 ∈ 𝑃, 𝑎 = 0, atau
−𝑎 ∈ 𝑃.
Berdasarkan Aksioma tersebut didefinisikan bilangan negatif dan hubungan ketaksamaan
bilangan real.

Definisi 2.2.
a. Suatu 𝑎 ∈ ℝ dikatakan bilangan positif jika 𝑎 ∈ 𝑃 dan ditulis 𝑎 > 0.
b. Suatu 𝑎 ∈ ℝ dikatakan bilangan negatif jika −𝑎 ∈ 𝑃 dan ditulis 𝑎 < 0.
c. 𝑎 > 𝑏 jika 𝑎 − 𝑏 > 0.
d. 𝑎 ≥ 𝑏 jika 𝑎 − 𝑏 ≥ 0.

Teorema 2.3. Misalkan 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 anggota ℝ.

a. Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐, maka 𝑎 > 𝑐.


b. Tepat salah satu dari pernyataan berikut berlaku: 𝑎 > 𝑏, 𝑎 = 𝑏, atau 𝑎 < 𝑏.
c. Jika 𝑎 ≥ 𝑏 dan 𝑏 ≥ 𝑎, maka 𝑎 = 𝑏.

Bukti
a. Perhatikan bahwa 𝑎 − 𝑐 = (𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐). Berdasarkan hipotesis, 𝑎 > 𝑏 dan
𝑏 − 𝑐 > 0, sehingga 𝑎 − 𝑏 > 0 dan (𝑏 − 𝑐) > 0. Oleh karena itu, 𝑎 − 𝑐 > 0. Ini
berarti 𝑐 > 𝑎. Terbukti.
b. Gunakan aksioma 2.1 bagian b.

7
c. Andaikan 𝑎 ≠ 𝑏. Maka menurut bagian b, 𝑎 < 𝑏 atau 𝑎 > 𝑏. Bertentangan
dengan hipotesis, yaitu 𝑎 ≥ 𝑏 dan 𝑏 ≥ 𝑎.

Teorema 2.4.

a. Jika 𝑎 ∈ ℝ dan 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎2 > 0.


b. 1 > 0
c. Jika 𝑛 ∈ ℕ, maka 𝑛 > 0.

Coba buktikan bagian a, bukti bagian b menggunakan bagian a, dan bukti bagian c dengan
induksi matematika dengan memanfaatkan bagian b.

Teorema 2.6. Misalkan 𝑎, 𝑏, 𝑐 dan 𝑑 anggota ℝ.

1. Jika 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐.


2. Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 𝑑, maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑑.
3. (a) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 0, maka 𝑎𝑐 > 𝑏𝑐.
(b) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 < 0, maka 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐.
1
4. (a) Jika 𝑎 > 0, maka > 0.
𝑎
1
(b) Jika 𝑎 < 0, maka < 0.
𝑎

Bukti.

(𝑎 + 𝑐) − (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑐) + (−(𝑏 + 𝑐))

(𝑎 + 𝑐) + (−𝑏 + (−𝑐))

Dengan sifat asosiatif dan komutatif, maka diperoleh


(𝑎 + 𝑐) − (𝑏 + 𝑐) = 𝑎 − 𝑏

Kita tahu dari hipotesis bahwa 𝑎 > 𝑏, sehingga 𝑎 − 𝑏 > 0. Ini berarti (𝑎 + 𝑐) −
(𝑏 + 𝑐) > 0. Berdasarkan definisi 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐.

8
1 1
Andaikan < 0, maka 𝑎. < 0. Akibatnya 1 < 0. Ini merupakan kontradiksi.
𝑎 𝑎
1
Pengandaian salah, maka haruslah > 0.
𝑎

𝑎+𝑏
Teorema 2.7. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ dan 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 < < 𝑏.
2

Akibat 2.8
Jika 𝑏 ∈ ℝ dan 𝑏 > 0, maka 0 < 12𝑏 < 𝑏.

Teorema 2.9.
Jika 𝑎 ∈ ℝ sedemikian sehingga 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0, maka 𝑎 = 0.

𝑎 𝑎
Bukti. Andaikan 𝑎 > 0. Pilih 𝜀0 = , jelas 𝜀0 > 0. Berdasarkan akibat 2.8, maka 0 < =
2 2

𝜀0 < 𝑎. Hal ini menimbulkan kontradiksi dengan hipotesis yang menyatakan 𝑎 < 𝜀 untuk
setiap 𝜀 > 0. Pengandaian salah, maka haruslah 𝑎 = 0.

Teorema 2.10
Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, dan misalkan pula 𝑎 − 𝜀 < 𝑏 untuk setiap 𝜀 > 0. Maka 𝑎 ≤ 𝑏.

Teorema 8
Jika 𝑎𝑏 > 0, maka:

1) 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0, atau


2) 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0.

Akibat 9
Jika 𝑎𝑏 < 0, maka:

1) 𝑎 > 0 dan 𝑏 < 0, atau


2) 𝑎 < 0 dan 𝑏 > 0.

9
LATIHAN TERBIMBING

Masalah 1. Misalkan 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0. Buktikan 𝑎 < 𝑏 jika dan hanya jika 𝑎2 < 𝑏 2 .
Jawab.

Bagian 1, diketahui 0 < 𝑎 < 𝑏, akan dibuktikan 𝑎2 < 𝑏 2 .

Bukti. Perhatikan bahwa 𝑏 2 − 𝑎2 = ________________________________

Bagian 2. Diketahui 𝑎2 < 𝑏 2 , akan dibuktikan 𝑎 < 𝑏.

Bukti. Berdasarkan hipotesis 𝑏 2 − 𝑎2 > 0. Lanjutkan dengan memfaktorkan ruas kiri.


Ingat 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0.

Masalah 2. Jika 𝑥 > −1, maka (1 + 𝑥)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑥 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.


Gunakan induksi matematika

10
Masalah 3.
2
1 1
Buktikan bahwa ( (𝑎 + 𝑏)) ≤ (𝑎2 + 𝑏 2 ) untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ
2 2

2
1 1
Jawab: Akan dibuktikan ( (𝑎 + 𝑏)) ≤ (𝑎2 + 𝑏 2 ) dengan menunjukkan
2 2

2
1 1
(𝑎2 + 𝑏 2 ) − ( (𝑎 + 𝑏)) ≥ 0.
2 2

Perhatikan bahwa
2
1 2 1
(𝑎 + 𝑏 2 ) − ( (𝑎 + 𝑏)) = _________________________________
2 2

= _________________________________

≥0

Masalah 4.
Jika 𝑛 ∈ ℕ dan 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛 , dan 𝑏1 , ⋯ , 𝑏𝑛 adalah anggota ℝ,

maka (𝑎1 𝑏1 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑏𝑛 )2 ≤ (𝑎1 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 2 )(𝑏1 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 2 ). (Ketaksamaan


Cauchy)

Bukti. Definiskan fungsi 𝑓(𝑡) = (𝑎1 − 𝑏1 𝑡)2 + (𝑎2 − 𝑏2 𝑡)2 + ⋯ + (𝑎𝑛 − 𝑏𝑛 𝑡)2 . Jelas
𝑓(𝑡) ≥ 0 untuk setiap 𝑡 ∈ ℝ.

Uraikan 𝑓(𝑡) sehingga menjadi fungsi kuadrat dalam 𝑡.

Karena 𝑓(𝑡) ≥ 0, maka diskriminan 𝐷 ≥ 0.

Masalah 5. Misalkan 𝑐𝑘 > 0 untuk 𝑘 = 1, ⋯ , 𝑛. Buktikan bahwa


1 1 1
𝑛2 ≤ (𝑐1 + 𝑐2 + ⋯ + 𝑐𝑛 ) ( + + ⋯+ )
𝑐1 𝑐2 𝑐𝑛
Jawab
1 1 1
Akan dibuktikan 𝑛2 ≤ (𝑐1 + 𝑐2 + ⋯ + 𝑐𝑛 ) ( + + ⋯+ )
𝑐1 𝑐2 𝑐𝑛

Dengan induksi matematika


1) Cek untuk 𝑛 = 1.

11
2) Misalkan Pernyataan tersebut benar untuk 𝑛 = 𝑘, maka
1 1 1
𝑘 2 ≤ (𝑐1 + 𝑐2 + ⋯ + 𝑐𝑘 ) ( + + ⋯+ )
𝑐1 𝑐2 𝑐𝑘

Akan dibuktikan pernyataan tersebut berlaku untuk 𝑛 = 𝑘 + 1.

1 1 1 1 1
(𝑐1 + ⋯ + 𝑐𝑘+1 ) ( + ⋯+ ) = ((𝑐1 + ⋯ + 𝑐𝑘 ) + 𝑐𝑘+1 ) (( + ⋯ + ) + )
𝑐1 𝑐𝑘+1 𝑐1 𝑐𝑘 𝑐𝑘+1

= ______________


𝑐𝑘+1 𝑐𝑘+1 𝑐𝑘+1 𝑐1 𝑐2 𝑐𝑘
= 𝑘2 + ( + + ⋯+ )+( + + ⋯+ )+1
𝑐1 𝑐2 𝑐𝑘 𝑐𝑘+1 𝑐𝑘+1 𝑐𝑘+1

LATIHAN
1. Cari bilangan 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan 𝑑 ∈ ℝ yang memenuhi 0 < 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 < 𝑑 < 0 dan
memenuhi:
a. 𝑎𝑐 < 𝑏𝑑
b. 𝑏𝑑 < 𝑎𝑐.
𝑎+𝑏
2. Jika 𝑎, 𝑏 > 0, buktikan √𝑎𝑏 ≤ .
2

3. Jika 0 < 𝑎 < 𝑏 dan 0 < 𝑐 < 𝑑, buktikan 0 < 𝑎𝑐 < 𝑏𝑑.
4. Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 < 𝑑, maka 𝑎𝑑 + 𝑏𝑐 < 𝑎𝑐 + 𝑏𝑑.
5. Jika 0 < 𝑎 < 𝑏 dan 0 ≤ 𝑐 ≤ 𝑑, buktikan 0 ≤ 𝑎𝑐 ≤ 𝑏𝑑. Tunjukkan pula tidak berlaku
𝑎𝑐 < 𝑏𝑑.
6. Jika 𝑐 > 1 dan 𝑚, 𝑛 ∈ ℕ, tunjukkan bahwa 𝑐 𝑚 > 𝑐 𝑛 jika dan hanya jika 𝑚 > 𝑛.
1
7. Jika 𝑎 > 0, buktikan 𝑎 + ≥ 2.
𝑎
1 1
8. Jika 0 < 𝑎 < 𝑏, buktikan 0 < < .
𝑏 𝑎

9. Jika 0 < 𝑎 < 𝑏, buktikan 𝑎 < √𝑎𝑏 < 𝑏.


10. a) Jika 0 < 𝑐 < 1, tunjukkan bahwa 0 < 𝑐 2 < 𝑐 < 1.
b) Jika 𝑐 > 1, tunjukkan bahwa 𝑐 2 > 𝑐 > 1.
11. Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ dan untuk setiap 𝜀 > 0 berlaku 𝑎 ≤ 𝑏 + 𝜀.
a. Tunjukkan 𝑎 ≤ 𝑏
b. Tunjukkan bahwa tidak berlaku 𝑎 < 𝑏.

12
Nilai Mutlak
Salah satu konsep penting dalam bilangan real nilai mutlak. Secara geometri nilai
mutlak suatu bilangan adalah jarak bilangan tersebut terhadap titik 0.
Definisi 3.2. Misalkan 𝑎 ∈ ℝ, nilai mutlak 𝑎, dinotasikan dengan |𝑎|, didefinisikan
sebagai
𝑎 jika 𝑎 ≥ 0
|𝑎| = {
−𝑎 jika 𝑎 < 0

Teorema 1. Misalkan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ .

a) |−𝑎| = |𝑎|
b) |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|
c) Untuk 𝑐 ≥ 0, |𝑎| ≤ 𝑐 jika dan hanya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐
d) Untuk semua 𝑎 berlaku −|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎|
Teorema 2 (Ketaksamaan Segitiga)
Untuk sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku |𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|.
Akibat 3.
Untuk sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku

a) ||𝑎| − |𝑏|| ≤ |𝑎 − 𝑏|
b) |𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|.
Akibat 4.
Untuk sembarang 𝑎1 , ⋯ , 𝑎𝑛 ∈ ℝ berlaku
|𝑎1 + 𝑎𝑛 + ⋯ + 𝑎𝑛 | ≤ |𝑎1 | + |𝑎2 | + ⋯ + |𝑎𝑛 |.

Definisi

Misalkan 𝑎 ∈ ℝ dan 𝜀 > 0. Maka Lingkungan- dari 𝑎 adalah himpunan

𝐿𝜀 (𝑎) = {𝑥 ∈ ℝ||𝑥 − 𝑎| < 𝜀}.


Teorema 5
Misalkan 𝑎 ∈ ℝ. Jika 𝑥 ∈ 𝐿𝜀 (𝑎) untuk setiap 𝜀 > 0, maka 𝑥 = 0.

13
Latihan

1. Misalkan 𝑎 ∈ ℝ, tunjukkan bahwa i) |𝑎2 | = 𝑎2 dan ii) |𝑎| = √𝑎2


𝑎 |𝑎|
2. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ dan 𝑏 ≠ 0, tunjukkan bahwa | | = |𝑏|.
𝑏

3. Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ. Tunjukkan |𝑎 + 𝑏| = |𝑎| + |𝑏| jika dan hanya jika 𝑎𝑏 ≥ 0.

Bagian 1. Diketahui |𝑎 + 𝑏| = |𝑎| + |𝑏|. Akan dibuktikan 𝑎𝑏 ≥ 0.

Mulai dengan menguraikan |𝑎 + 𝑏|2 = (|𝑎| + |𝑏|)2

𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2 = |𝑎|2 + 2|𝑎𝑏| + |𝑏|2

Bagian 2. Diketahui 𝑎𝑏 ≥ 0. Akan dibuktikan |𝑎 + 𝑏| = |𝑎| + |𝑏|

Mulai dengan menguraiakan |𝑎 + 𝑏|2 = __________

4. Misalkan 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℝ dan 𝑥 ≤ 𝑧. Tunjukkan bahawa 𝑥 < 𝑦 < 𝑧 jika dan hanya jika
|𝑥 − 𝑦| + |𝑦 − 𝑧| = |𝑥 − 𝑧|.
5. Jika 𝑎 < 𝑥 < 𝑏 dan 𝑎 < 𝑦 < 𝑏, tunjukkan bahwa |𝑥 − 𝑦| < 𝑏 − 𝑎. Interpretasikan
secara geometri!
6. Buatlah sketsa grafik pasangan terurut (𝑥, 𝑦) ∈ ℝ × ℝ yang memenuhi
a. |𝑥| = |𝑦| c. |𝑥| + |𝑦| = 1
b. |𝑥𝑦| = 2 d. |𝑥| − |𝑦| = 2
7. Bualah sketsa grafik pasangan terurut (𝑥, 𝑦) ∈ ℝ × ℝ yang memenuhi
pertidaksamaan berikut:
a. |𝑥| ≤ |𝑦| c. |𝑥| + |𝑦| ≤ 1
b. |𝑥𝑦| ≤ 2 d. |𝑥| − |𝑦| ≥ 2
8. Misalkan 𝜀 > 0, 𝛿 > 0, dan 𝑎 ∈ ℝ. Tunjukkan bahwa 𝐿𝜀 (𝑎) ∩ 𝐿𝛿 (𝑎) dan 𝐿𝜀 (𝑎) ∪
𝐿𝛿 (𝑎) adalah lingkungnan-𝛾 dari 𝑎 untuk nilai-nilai 𝛾.
9. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ dan 𝑎 ≠ 𝑏, maka terdapat 𝐿𝜀 (𝑎) dan 𝐿𝜀 (𝑏) sedemikian sehingga
𝐿𝜀 (𝑎) ∩ 𝐿𝜀 (𝑎) ≠ 0.

14

Anda mungkin juga menyukai