BILANGAN REAL
sudah sangat akrab dengan sistem bilangan real yang diperoleh pada
mempunyai tiga sifat penting, yaitu: sifat aljabar, sifat urutan dan
selanjutnya.
penjumlahan.
terhadap penjumlahan.
perkalian.
terhadap perkalian.
1 1
(M5) Untuk setiap 𝑎 ∈ℝ,𝑎 ≠ 0 selalu terdapat (𝑎) ∈ℝ sehingga 𝑎 ∙ (𝑎) =
1 1
(𝑎) ∙ 𝑎 = 1. Elemen (𝑎) ini disebut kebalikan dari 𝑎.
terhadap penjumlahan.
Kesebelas sifat ini disebut sifat aljabar atau aksioma bilangan real
Teorema 1.1.1
𝑎 + 𝑏 = 0 ⇔ (−𝑎) + (𝑎 + 𝑏) = (−𝑎) + 0
⇔ ((−𝑎) + 𝑎) + 𝑏 = −𝑎
⇔ 0 + 𝑏 = −𝑎
⇔ 𝑏 = −𝑎
𝑏 =0+𝑏
= (−𝑎 + 𝑎) + 𝑏
= −𝑎 + (𝑎 + 𝑏)
= −𝑎 + 𝑎
= 0.
1 yang telah diberikan pada sifat (A4) dan (M4) di atas. Juga akan
Teorema 1.1.2.
1
(ii). Jika 𝑎 ≠ 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ∈ ℝ 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎 ∙ 𝑏 = 1, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = 𝑎
(i). Diketahui 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑏
𝑎 =𝑎∙1
1
= 𝑎 ∙ (𝑏 ∙ (𝑏))
1
= (𝑎 ∙ 𝑏) ∙ (𝑏)
1
=𝑏∙( )
𝑏
= 1.
1 1
𝑎∙𝑏 =1 ⇔ ( ) (𝑎 ∙ 𝑏) = ∙ 1
𝑎 𝑎
1 1
⇔ (𝑎 ∙ 𝑎) (𝑏) = 𝑎
1
⇔1∙𝑏 =
𝑎
1
⇔𝑏=𝑎
(i). a∙0 =0
(ii). (−1) ∙ a = −a
(iii). −(−a) = a
0 = 0.
𝑎 + (−1) ∙ 𝑎 = 1 ∙ 𝑎 + (−1) ∙ 𝑎
= (1 + (−1)) ∙ 𝑎
=0∙𝑎
=0
−𝑎
Teorema 1.1.4.
1 1
(i). Jika a ≠ 0 maka ≠ 0 dan 1 =a.
a
a
Bukti.
1
(i). Karena 𝑎 ≠ 0 maka menurut (M4) selalu ada ∈ℝ .
𝑎
1
Andaikan = 0 maka diperoleh
𝑎
1 1
karena ≠ 0 dan karena (𝑎) . 𝑎 = 1 maka dengan Teorema
𝑎
1
(1.1.2) bagian (ii) maka diperoleh 𝑎 = 1 .
𝑎
1
(ii). Kedua ruas pada 𝑎. 𝑏 = 𝑎. 𝑐 dikalikan dengan (𝑎) disertai
1 1
(( ) . 𝑎) . 𝑏 = (( ) . 𝑎) . 𝑐
𝑎 𝑎
⇔ 1 .𝑏 = 1 .𝑐
⇔𝑏=𝑐
1 1
𝑎∙𝑏 =0 ⇔ ( ) ∙ (𝑎 ∙ 𝑏) = ( ) ∙ 0
𝑎 𝑎
1
⇔ ( ∙ 𝑎) (𝑏) = 0
𝑎
⇔1∙𝑏 =0
⇔𝑏=0
1
Dengan cara yang sama kedua ruas dikalikan dengan 𝑏 ,
maka diperoleh 𝑎 = 0.
𝑎 1
(division), untuk 𝑎, 𝑏 𝜖 ℝ dengan 𝑏 ≠ 0 didefinisikan 𝑏 ≔ 𝑎 ∙ (𝑏).
𝑎2 untuk 𝑎𝑎, 𝑎3 untuk (𝑎2 )𝑎, dan secara umum didefinisikan 𝑎𝑛+1 ≔
1
ditulis 𝑎0 = 1 dan 𝑎−1 untuk 𝑎 , dan jika 𝑛 ∈ ℕ, dapat ditulis 𝑎−𝑛 untuk
1 𝑛
(𝑎) .
sifat lapangan juga berlaku untuk ℚ. Akan tetapi, tidak semua elemen
𝑏
dalam bentuk . Elemen ℝ yang bukan elemen ℚ disebut bilangan
𝑎
genap dan ganjil. Suatu bilangan asli disebut genap apabila bilangan
2.
Bukti
𝑚2
𝑟2 = = 2 ⇒ 𝑚2 = 2𝑛2 ,
𝑛2
berikut:
r sehingga r2 = 2.
Latihan 1.1
(b) (−a)(−b) = ab
1 1
(c) = − (𝑎) jika a ≠ 0
(−𝑎)
𝑎 −𝑎
(d) − (𝑏) = ( 𝑏 ) jika b ≠ 0
a = 1.
(a) x + 6 = 3 x + 9
(b) x 2 = 2 x
(c) ( x − 1)( x + 2) = 0
berikut:
𝑎 ∈ ℙ, 𝑎 = 0, −𝑎 ∈ ℙ.
Sifat (a) dan (b) pada definisi di atas menjelaskan tentang sifat
himpunan
{−𝑎: 𝑎 ∈ ℙ}.
Jadi himpunan bilangan real terbagi atas tiga himpunan saling asing
ℝ = ℙ ∪ {−𝑎: 𝑎 ∈ ℙ} ∪ {0}
elemen-elemen pada ℝ:
𝑎.
maka artinya bahwa 𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐. Begitu juga jika a ≤ b dan b ≤ c,
maka ditulis a ≤ b ≤ c
(𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐) ∈ ℙ ⟺ 𝑎 − 𝑏 + 𝑏 − 𝑐 ∈ ℙ
⟺ (𝑎 − 𝑐) + (−𝑏 + 𝑏) ∈ ℙ
⟺ (𝑎 − 𝑐) + 0 ∈ ℙ
⟺𝑎−𝑐 ∈ℙ
⟺𝑎>𝑐
Teorema 1.2.5.
(ii). 1>0
Bukti
0, maka 𝑎2 > 0.
𝑎+𝑏
Teorema 1.2.6. Jika 𝑎,𝑏 ∈ ℝ dan 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 < < 𝑏.
2
Bukti
(𝑎+𝑏)
. Karena 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 + 𝑏 < 𝑏 + 𝑏 ⟺ 𝑎 + 𝑏 < 2𝑏, diperoleh
2
(𝑎+𝑏)
< 𝑏. Akibatnya, dari kedua pernyataan di atas diperoleh
2
𝑎+𝑏
bahwa 𝑎 < < 𝑏.
2
𝜀 > 0, maka 𝑎 = 0.
Bukti
𝑎 𝑎
Andaikan 𝑎 > 0, maka 𝑎 > > 0. Diambil 𝜀𝑜 = (𝜀0 bilangan real
2 2
Bukti
1
Untuk a > 0 maka 𝑎 > 0 dan
1 1
b = 1 b = (𝑎 ∙ 𝑎) 𝑏 = (𝑎) (𝑎𝑏) > 0
a < 0.
ketidaksamaan.
(i). a<b
(ii). a2 < b2
(iii). √𝑎 < √𝑏
Bukti
𝑎2 − 𝑏 2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏) < 0
Sehingga 𝑎2 < 𝑏 2
1
maka berlaku √𝑎𝑏 ≤ 2 (𝑎 + 𝑏).
Bukti.
dikuadratkan diperoleh
2 1
0 < (√𝑎 − √𝑏) = a - 2√𝑎𝑏 + b √𝑎𝑏 > 2 (𝑎 + 𝑏).
(1 + 𝑥)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑥 .
Bukti.
Untuk 𝑛 = 1, maka
(1 + 𝑥)1 ≥ 1 + 1. 𝑥 ⟺ 1 + 𝑥 ≥ 1 + 𝑥 (pernyataan
benar).
= 1 + 𝑘𝑥 + 𝑥 + 𝑘𝑥 2
untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
𝑎1 , … , 𝑎𝑛 , 𝑏1 , … , 𝑏𝑛 ∈ ℝ, maka
atau
𝑛 2 𝑛 𝑛
(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖2 ) (∑ 𝑏𝑖2 )
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
Bukti.
𝑛 𝑛 𝑛
= (∑ 𝑎𝑖2 ) − 2𝑡 (∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) + 𝑡 (∑ 𝑏𝑖2 ) ≥ 0
2
𝑛 2 𝑛 𝑛
(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖2 ) (∑ 𝑏𝑖2 ).
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
Latihan 1.2
2. Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd.
4. Cari bilangan real a, b, c, dan d yang memenuhi 0 < a < b dan c < d
< 0 dan juga memenuhi salah satu (i) ac < bd atau (ii) bd < ac.
=0
1 1
8. Tunjukkan bahwa jika 0 ≤ a < b, maka a < √𝑎𝑏 < b dan 0 < b < 𝑎.
𝑎 𝑎+𝑐
9. Tunjukkan jika b < 0 dan c < 0, maka 𝑏 < .
𝑏
𝑎 𝑐
10. Untuk a, b, c dan d bilangan real positif, tunjukkan < 𝑑 jika dan
𝑏
1 2 1
13. Buktikan bahwa [2 (𝑎 + 𝑏)] ≤ 2 (𝑎2 + 𝑏 2 ) , untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ.
ab + bc + ca
c3 3abc
tersebut.
Definisi 1.3.1. Nilai mutlak (absolute value) dari suatu bilangan real
a jika a>0,
{ -a jika a<0.
mutlak dari bilangan real bersifat dikotomi, yaitu nol atau positif.
disederhanakan menjadi
a jika a ≥ 0,
|a|= {
−a jika a < 0.
(ii). |−𝑎| = 𝑎
(iv). |𝑎|2 = 𝑎2
Bukti
digabungkan diperoleh –c ≤ a ≤ c.
disimpulkan |a |< c.
berlaku
|𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|.
|𝑎 + 𝑏|2 = (𝑎 + 𝑏)2
= (|𝑎| + |𝑏|)2 .
|𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|
Bukti
|𝑥 + 1|.
Penyelesaian
diperoleh
𝑥 − 1 > 𝑥 + 1 ⇔ −1 > 1
⇔ 𝑥 2 − 2𝑥 + 1 > 𝑥 2 + 2𝑥 + 1
⇔ 4𝑥 < 0
⇔𝑥<0
real (real line). Pada garis real, nilai mutlak |𝑎| dari suatu elemen 𝑎 ∈
| − 1 − (2)| = 3
𝑉𝜀 (𝑎)
𝑎-𝜀 𝑎 𝑎+𝜀
Dapat dilihat bahwa 𝑥 ∈ 𝑉𝜀 (𝑎) jika dan hanya jika 𝑎 − 𝜀 < 𝑥 <
Bukti
berakibat 𝑥 = 𝑎. ◼
Latihan 1.3
(a) a = a 2 .
(b) a 2 = a 2 .
𝑎 𝑎
2. Jika a, b ℝ dan b ≠ 0,Tunjukkan bahwa |𝑏| = |𝑏|
ab 0.
x− y + y−z = x−z .
(a) 2 x − 5 10 (b) x 2 − 9 3
(c) x − 1 x + 1 (d) x + x + 2 2
(a) x − y x − y (b) x − y x + y