Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

BILANGAN REAL

“Demi yang genap dan yang ganjil”. (Q.S. al-Fajr : 3)

Di dalam bab ini kita akan membahas obyek matematika yang

mendasari semua analisis, yaitu bilangan real. Walaupun, pembaca

sudah sangat akrab dengan sistem bilangan real yang diperoleh pada

kuliah kalkulus, setidaknya pengertian secara intuisi, disini akan

dipelajari sistem bilangan real lebih mendalam.

Sistem bilangan real yang akan dinotasikan dengan ℝ

mempunyai tiga sifat penting, yaitu: sifat aljabar, sifat urutan dan

sifat kelengkapan (dibahas pada bab 2). Kita akan memberikan

beberapa aksioma untuk menjelaskan sistem bilangan real. Aksioma

akan dibagi menjadi tiga kelompok: berkaitan dengan sifat aljabar,

sifat urutan dan sifat kelengkapan.

Tujuan umum dari sekelompok aksioma itu adalah untuk

meletakkan sifat-sifat dasar dari sekelompok objek yang akan

dipelajari. Aksioma ini merupakan titik awal untuk diskusi

selanjutnya.

Pengantar Analisis Real | 26


1.1. SIFAT ALJABAR

Kita dapat memperoleh suatu bilangan dengan cara

mengoperasikan suatu bilangan dengan bilangan yang lain. Secara

formal, hal ini mengarah kepada pengertian operasi biner pada

himpunan A yang didefinisikan sebagai fungsi dari A  A ke A.

Pada himpunan semua bilangan real ℝ terdapat dua operasi

biner, dinotasikan dengan “+” disebut dengan penjumlahan

(addition) dan “.” disebut dengan perkalian (multiplication). Operasi

biner tersebut memenuhi sifat-sifat berikut:

(A1) 𝑎 + 𝑏 ∈ ℝ untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, (tertutup terhadap penjumlahan)

(A2) 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, yaitu komutatif terhadap

penjumlahan.

(A3) (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑎) untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ, yaitu asosiatif

terhadap penjumlahan.

(A4) Terhadap elemen 0 ∈ ℝ sehingga 𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎 untuk setiap

𝑎 ∈ℝ. Elemen 0 ini disebut elemen nol.

(A5) Untuk setiap 𝑎 ∈ℝ selalu terdapat (−𝑎) ∈ ℝ sehingga 𝑎 + (−𝑎) =

(−𝑎) + 𝑎 = 0. Elemen (−𝑎)ini disebut negatif dari 𝑎.

(M1) 𝑎 ∙ 𝑏 ∈ ℝ untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, (tertutup terhadap perkalian)

(M2) 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑏 ∙ 𝑎 untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, yaitu komutatif terhadap

perkalian.

Pengantar Analisis Real | 27


(M3) (𝑎 ∙ 𝑏) ∙ 𝑐 = 𝑎 ∙ (𝑏 ∙ 𝑎) untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ, yaitu asosiatif

terhadap perkalian.

(M4) Terhadap elemen 1∈ ℝ sehingga 𝑎 + 1 = 1 + 𝑎 = 𝑎 untuk setiap

𝑎 ∈ℝ. Elemen 1 ini disebut elemen satuan.

1 1
(M5) Untuk setiap 𝑎 ∈ℝ,𝑎 ≠ 0 selalu terdapat (𝑎) ∈ℝ sehingga 𝑎 ∙ (𝑎) =

1 1
(𝑎) ∙ 𝑎 = 1. Elemen (𝑎) ini disebut kebalikan dari 𝑎.

(D) 𝑎 ∙ (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 ∙ 𝑏) + (𝑎 ∙ 𝑏)(𝑎 ∙ 𝑐) dan (𝑏 + 𝑐) ∙ 𝑎) = (𝑏 ∙ 𝑎) + (𝑐 ∙ 𝑎)

untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ. Sifat ini disebut distributif perkalian

terhadap penjumlahan.

Sifat-sifat diatas telah umum diketahui. Sifat (A1)-(A5)

menjelaskan sifat penjumlahan, sifat (M1)-(M5) menjelaskan sifat

perkalian, dan sifat terakhir menggabungkan kedua operasi.

Kesebelas sifat ini disebut sifat aljabar atau aksioma bilangan real

atau dikenal pula sebagai sifat lapangan/ field ℝ.

Selanjutnya, diberikan dua sifat penting dari operasi

penjumlahan dan perkalian, yaitu sifat ketunggalan elemen inversnya.

Teorema 1.1.1

(i). Jika (𝑎, 𝑏 ∈ ℝ) 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎 + 𝑏 = 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = −𝑎

(ii). Jika (𝑎, 𝑏 ∈ ℝ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎 + 𝑏 = 𝑎, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = 0

Pengantar Analisis Real | 28


Bukti:

(i). Karena 𝑎 + 𝑏 = 0, maka

𝑎 + 𝑏 = 0 ⇔ (−𝑎) + (𝑎 + 𝑏) = (−𝑎) + 0

⇔ ((−𝑎) + 𝑎) + 𝑏 = −𝑎

⇔ 0 + 𝑏 = −𝑎

⇔ 𝑏 = −𝑎

(ii). Diketahui 𝑎 + 𝑏 = 𝑎, diperoleh

𝑏 =0+𝑏

= (−𝑎 + 𝑎) + 𝑏

= −𝑎 + (𝑎 + 𝑏)

= −𝑎 + 𝑎

= 0. 

Selanjutnya, diberikan beberapa teorema tentang elemen 0 dan

1 yang telah diberikan pada sifat (A4) dan (M4) di atas. Juga akan

ditunjukkan bahwa perkalian dengan 0 akan selalu menghasilkan 0.

Teorema 1.1.2.

(i). Jika (𝑎, 𝑏 ∈ ℝ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏 ≠ 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑏, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 = 1

1
(ii). Jika 𝑎 ≠ 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ∈ ℝ 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎 ∙ 𝑏 = 1, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = 𝑎

Pengantar Analisis Real | 29


Bukti.

(i). Diketahui 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑏

𝑎 =𝑎∙1

1
= 𝑎 ∙ (𝑏 ∙ (𝑏))

1
= (𝑎 ∙ 𝑏) ∙ (𝑏)

1
=𝑏∙( )
𝑏

= 1.

(ii). Karena 𝑎 ∙ 𝑏 = 1, maka

1 1
𝑎∙𝑏 =1 ⇔ ( ) (𝑎 ∙ 𝑏) = ∙ 1
𝑎 𝑎
1 1
⇔ (𝑎 ∙ 𝑎) (𝑏) = 𝑎

1
⇔1∙𝑏 =
𝑎
1
⇔𝑏=𝑎 

Teorema 1.1.3. Jika 𝑎 ∈ ℝ, 𝑚𝑎𝑘𝑎

(i). a∙0 =0

(ii). (−1) ∙ a = −a

(iii). −(−a) = a

(iv). (−1) ∙ (−1) = 1

Pengantar Analisis Real | 30


Bukti:

(i). Karena 𝑎 + 𝑎 ∙ 0 = 𝑎 ∙ 1 + 𝑎 ∙= 𝑎 ∙ (1 + 0) = 𝑎 ∙ 1 = 𝑎, maka 𝑎 ∙

0 = 0.

(ii). Dari (M3) kita mempunyai 𝑎 = 1 ∙ 𝑎. Tambahkan kedua ruas

dengan (−1) ∙ 𝑎, diperoleh

𝑎 + (−1) ∙ 𝑎 = 1 ∙ 𝑎 + (−1) ∙ 𝑎

= (1 + (−1)) ∙ 𝑎

=0∙𝑎

=0

Selanjutnya dengan menggunakan Teorema 1.1.1.(i) dan

kemudian menggunakan (A3) diperoleh (−1) ∙ 𝑎 = (−𝑎) + 0 =

−𝑎

(iii). dan (iv). coba Anda buktikan sendiri sebagai latihan. 

Teorema 1.1.4.

1 1
(i). Jika a ≠ 0 maka ≠ 0 dan 1 =a.
a
a

(ii). Jika a∙b = a∙c dan a ≠ 0 maka b = c .

(iii). Jika a∙b = 0, maka a = 0 atau b = 0

Bukti.

1
(i). Karena 𝑎 ≠ 0 maka menurut (M4) selalu ada ∈ℝ .
𝑎

1
Andaikan = 0 maka diperoleh
𝑎

Pengantar Analisis Real | 31


1
1 = 𝑎 ∙ (𝑎) = 𝑎 ∙ 0 = 0

Hasil ini berlawanan atau kontradiksi dengan (M3). Jadi

pengandaian ini salah, dan haruslah 1/𝑎 ≠ 0. Selanjutnya

1 1
karena ≠ 0 dan karena (𝑎) . 𝑎 = 1 maka dengan Teorema
𝑎

1
(1.1.2) bagian (ii) maka diperoleh 𝑎 = 1 .
𝑎

1
(ii). Kedua ruas pada 𝑎. 𝑏 = 𝑎. 𝑐 dikalikan dengan (𝑎) disertai

dengan menggunakan (M2), diperoleh

1 1
(( ) . 𝑎) . 𝑏 = (( ) . 𝑎) . 𝑐
𝑎 𝑎

⇔ 1 .𝑏 = 1 .𝑐

⇔𝑏=𝑐

(iii). Diketahui 𝑎 ∙ 𝑏 = 0, maka

1 1
𝑎∙𝑏 =0 ⇔ ( ) ∙ (𝑎 ∙ 𝑏) = ( ) ∙ 0
𝑎 𝑎

1
⇔ ( ∙ 𝑎) (𝑏) = 0
𝑎

⇔1∙𝑏 =0

⇔𝑏=0
1
Dengan cara yang sama kedua ruas dikalikan dengan 𝑏 ,

maka diperoleh 𝑎 = 0. 

Teorema tersebut diatas menjelaskan beberapa sifat aljabar

sederhana dari sistem bilangan real.

Pengantar Analisis Real | 32


Operasi pengurangan (substraction) didefinisikan dengan 𝑎 −

𝑏 = 𝑎 + (−𝑏) untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ. Sama halnya dengan operasi pembagian

𝑎 1
(division), untuk 𝑎, 𝑏 𝜖 ℝ dengan 𝑏 ≠ 0 didefinisikan 𝑏 ≔ 𝑎 ∙ (𝑏).

Untuk selanjutnya, 𝑎 ∙ 𝑏 cukup ditulis dengan 𝑎𝑏, dan penulisan

𝑎2 untuk 𝑎𝑎, 𝑎3 untuk (𝑎2 )𝑎, dan secara umum didefinisikan 𝑎𝑛+1 ≔

(𝑎𝑛 )𝑎 untuk 𝑛 ∈ ℕ . Lebih lanjut, 𝑎1 = 𝑎, dan jika 𝑎 ≠ 0, maka dapat

1
ditulis 𝑎0 = 1 dan 𝑎−1 untuk 𝑎 , dan jika 𝑛 ∈ ℕ, dapat ditulis 𝑎−𝑛 untuk

1 𝑛
(𝑎) .

Bilangan Rasional dan Irrasional

Telah dibahas sebelumnya bahwahimpunan ℕ, ℤ, dan ℚ adalah

subset dari ℝ. Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan dan perkalian

dua bilangan rasional adalah bilangan rasional. Lebih lanjut, sifat-

sifat lapangan juga berlaku untuk ℚ. Akan tetapi, tidak semua elemen

ℝ merupakan elemen ℚ, seperti √2 yang tidak dapat dinyatakan ke

𝑏
dalam bentuk . Elemen ℝ yang bukan elemen ℚ disebut bilangan
𝑎

irrasional (irrational numbers).

Akan ditunjukkan bahwa tidak terdapat bilangan rasional yang

kuadratnya adalah 2. Untuk membuktikannya digunakan istilah

genap dan ganjil. Suatu bilangan asli disebut genap apabila bilangan

Pengantar Analisis Real | 33


itu mempunyai bentuk 2𝑛 untuk suatu 𝑛 𝜖 ℕ , dan disebut ganjil

apabila bilangan itu mempunyai bentuk 2𝑛 − 1 untuk satuan 𝑛 ∈ ℕ.

Teorema 1.1.5. Tidak ada bilangan rasional r sedemikian hingga 𝑟 2 =

2.

Bukti

Andai ada bilangan rasional yang kudratnya sama dengan dua


𝑚
yaitu r2 = 2, untuk itu dapat ditulis 𝑟 = dengan m dan n tidak
𝑛

mempunyai faktor persekutuan selain 1. Diperoleh

𝑚2
𝑟2 = = 2 ⇒ 𝑚2 = 2𝑛2 ,
𝑛2

berarti 𝑚2 bilangan genap. Karena itu m juga genap, karena m

bilangan genap maka dapat ditulis 𝑚 = 2𝑝. Subtitusi m ini ke

kesamaan sebelumnya diperoleh

(2𝑝)2 = 2𝑛2 ⇒ 4𝑝2 = 2𝑛2 ⇒ 𝑛2 = 2𝑝2 .

Ini berarti 𝑛2 bilanagn genap, akibatnya n juga bilangan genap.

Berangkat dari pengandaian tadi diperoleh dua pernyataan

berikut:

a. m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1,

berarti m dan n tidak mungkin keduanya genap.

b. m dan n bilangan genap.

Pengantar Analisis Real | 34


Kedua pernyatan ini bertentangan (kontradiksi), sehingga

pengandaian salah. Kesimpulannya tidak ada bilangan rasional

r sehingga r2 = 2. 

Latihan 1.1

1. Buktikan Teorema 1.1.3 bagian (iii) dan (iv).

2. Buktikan jika a, b   maka

(a) −(a + b) = (−a) + (−b)

(b) (−a)(−b) = ab

1 1
(c) = − (𝑎) jika a ≠ 0
(−𝑎)

𝑎 −𝑎
(d) − (𝑏) = ( 𝑏 ) jika b ≠ 0

3. Jika a  ℝ memenuhi aa = a , maka buktikan bahwa a = 0 atau

a = 1.

4. Jika a = −a buktikan bahwa a = 0 .

5. Jika a, b  ℝ sehingga aa = bb , buktikan bahwa a = b atau a = −b .

6. Selesaikan persamaan-persamaan berikut, dan berikan alasan

pada setiap langkah yang anda ambil.

(a) x + 6 = 3 x + 9

(b) x 2 = 2 x

(c) ( x − 1)( x + 2) = 0

Pengantar Analisis Real | 35


7. Gunakan argumen seperti Teorema 1.1.4 untuk menunjukkan

bahwa tidak ada bilangan rasional s sehingga s 2 = 8 .

8. Jika a irrasional, r dan s rasional, tunjukkan

(a) r + s dan r.s rasional

(b) a + r dan as + r irrasional.

9. Jika u dan v bilangan irrasional, tunjukkan bahwa u + v dan uv

tidak perlu irrasional.

10. Buktikan bahwa 7 bilangan irrasional.

1.2. SIFAT URUTAN

Selain memenuhi Sifat Lapangan, ℝ juga diasumsikan

memenuhi Sifat Urutan, yang berkaitan dengan ketaksamaan di

antara dua bilangan real. Sebelum didefinisikan urutan terlebih dulu

didefinisikan bilangan positif.

Definisi 1.2.1 (Bilangan Positif). Pada ℝ terdapat himpunan bagian

takkosong ℙ disebut himpunan bilangan positif yang

memenuhi sifat-sifat berikut:

(a). Jika 𝑎, 𝑏 ∈ ℙ, maka 𝑎 + 𝑏 ∈ ℙ.

(b). Jika 𝑎, 𝑏 ∈ ℙ, maka 𝑎 ∙ 𝑏 ∈ ℙ.

Pengantar Analisis Real | 36


(c). Jika 𝑎 ∈ ℝ, maka memenuhi tepat satu kondisi

berikut:

𝑎 ∈ ℙ, 𝑎 = 0, −𝑎 ∈ ℙ.

Sifat (a) dan (b) pada definisi di atas menjelaskan tentang sifat

tertutup ℙ terhadap operasi penjumlahan dan perkalian. Sifat yang (c)

sering disebut Sifat Trikotomi (Trichotomy property), sebab membagi

ℝ ke dalam tiga jenis elemen yang berbeda.

Selanjutnya himpunan bilangan negatif didefinisikan sebagai

himpunan

{−𝑎: 𝑎 ∈ ℙ}.

Jadi himpunan bilangan real terbagi atas tiga himpunan saling asing

yaitu bilangan positif, bilangan negatif dan nol.

Lebih lanjut, ℝ merupakan gabungan tiga himpunan saling

asing tersebut, yaitu

ℝ = ℙ ∪ {−𝑎: 𝑎 ∈ ℙ} ∪ {0}

Definisi 1.2.2 (Urutan). Berikut ini definisi ketidaksamaan antara

elemen-elemen pada ℝ:

(a). Jika 𝑎 ∈ ℙ , ditulis 𝑎 > 0 , artinya 𝑎 adalah

bilangan real positif.

(b). Jika 𝑎 ∈ ℙ ∪ {0} , ditulis 𝑎 ≥ 0 , artinya 𝑎 adalah

bilangan real taknegatif.

Pengantar Analisis Real | 37


(c). Jika −𝑎 ∈ ℙ , ditulis 𝑎 < 0 , artinya 𝑎 adalah

bilangan real negatif.

(d). Jika −𝑎 ∈ ℙ ∪ {0}, ditulis 𝑎 ≤ 0, artinya 𝑎 adalah

bilangan real takpositif.

Definisi 1.2.3. Diberikan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ

(a). Jika a − b ∈ ℙ, maka ditulis a > 𝑏 atau b < 𝑎.

(b). Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ ∪ {0}, maka ditulis 𝑎 ≥ 𝑏 atau 𝑏 ≤

𝑎.

Selanjutnya, jika 𝑎 ≤ 𝑏 dan 𝑏 ≤ 𝑎 , maka 𝑎 = 𝑏 . Jika 𝑎 < 𝑏 < 𝑐 ,

maka artinya bahwa 𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐. Begitu juga jika a ≤ b dan b ≤ c,

maka ditulis a ≤ b ≤ c

Teorema 1.2.4 Misalkan a, b, c  ℝ .

(i). Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐, maka 𝑎 > 𝑐.

(ii). Jika 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐.

(iii). Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 0, maka 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏.

Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 < 0, maka 𝑐𝑎 < 𝑐𝑏.

Pengantar Analisis Real | 38


Bukti

(i). Diketahui 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐 , 𝑎 , 𝑏 , 𝑐 ∈ ℝ. Karena 𝑎 > 𝑏 , maka

𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ . Karena 𝑏 > 𝑐 , maka 𝑏 − 𝑐 ∈ ℙ . Menurut sifat

urutan, maka 𝑎 + 𝑏 ∈ ℙ, sehingga diperoleh

(𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐) ∈ ℙ ⟺ 𝑎 − 𝑏 + 𝑏 − 𝑐 ∈ ℙ

⟺ (𝑎 − 𝑐) + (−𝑏 + 𝑏) ∈ ℙ

⟺ (𝑎 − 𝑐) + 0 ∈ ℙ

⟺𝑎−𝑐 ∈ℙ

⟺𝑎>𝑐

(ii). Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ, maka (𝑎 + 𝑐) − (𝑏 − 𝑐) = 𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ. Sehingga

diperoleh bahwa 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐.

(iii). Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ dan 𝑐 ∈ ℙ , maka 𝑐𝑎 − 𝑐𝑏 = 𝑐(𝑎 − 𝑏) ∈ ℙ .

Akibatnya 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏 untuk 𝑐 > 0 . Gunakan langkah yang

sama untuk 𝑐 < 0. 

Teorema 1.2.5.

(i). Jika 𝑎 ∈ ℝ dan 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎2 > 0.

(ii). 1>0

Bukti

(i). Berdasarkan sifat trikotomi jika 𝑎 ≠ 0, maka a  ℙ atau –a

 ℙ. Jika a  ℙ maka a.a = a2  ℙ. Begitu juga, jika –a  ℙ,

Pengantar Analisis Real | 39


maka (–a) (–a) = a2  ℙ. Sehingga dapat simpulkan jika 𝑎 ≠

0, maka 𝑎2 > 0.

(ii). Buktikan sendiri sebagai latihan. 

𝑎+𝑏
Teorema 1.2.6. Jika 𝑎,𝑏 ∈ ℝ dan 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 < < 𝑏.
2

Bukti

Karena 𝑎 < 𝑏 , maka 𝑎 + 𝑎 < 𝑎 + 𝑏 ⟺ 2𝑎 < 𝑎 + 𝑏 , diperoleh 𝑎 <

(𝑎+𝑏)
. Karena 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎 + 𝑏 < 𝑏 + 𝑏 ⟺ 𝑎 + 𝑏 < 2𝑏, diperoleh
2

(𝑎+𝑏)
< 𝑏. Akibatnya, dari kedua pernyataan di atas diperoleh
2

𝑎+𝑏
bahwa 𝑎 < < 𝑏. 
2

Teorema berikut menjamin bahwa suatu bilangan tak negatif

yang kurang dari bilangan positif apaun adalah nol.

Teorema 1.2.7. Jika 𝑎 ∈ ℝ sedemikian hingga 0 ≤ 𝑎 ≤ 𝜀 untuk setiap

𝜀 > 0, maka 𝑎 = 0.

Bukti
𝑎 𝑎
Andaikan 𝑎 > 0, maka 𝑎 > > 0. Diambil 𝜀𝑜 = (𝜀0 bilangan real
2 2

positif tegas), maka 𝑎 > 𝜀0 > 0. Kontradiksi dengan pernyataan

0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0.

Jadi, pengandaian salah, yang benar adalah 𝑎 = 0. 

Pengantar Analisis Real | 40


Dari definisi 1.2.1. perkalian antara dua bilangan positif

hasilnya adalah bilangan positif. Akan tetapi, hasil perkalian bilangan

positif belum tentu setiap faktornya positif.

Teorema 1.2.8. Jika 𝑎𝑏 > 0, maka berlaku

(i). 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0 atau

(ii). 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0.

Bukti

(i). Karena ab > 0 maka a ≠ 0 dan b ≠ 0, sebab jika salah satu

diantara a atau b bernilai nol maka ab = 0. Karena sifat

trikotomi sekarang kemungkinannya a < 0 atau a < 0.

1
Untuk a > 0 maka 𝑎 > 0 dan

1 1
b = 1  b = (𝑎 ∙ 𝑎) 𝑏 = (𝑎) (𝑎𝑏) > 0

(ii). Dengan argumen yang sama, dapat dibuktikan untuk kasus

a < 0. 

Akibat 1.2.9. Jika 𝑎𝑏 < 0, maka berlaku

(i). 𝑎 > 0 dan 𝑏 < 0 atau

(ii). 𝑎 < 0 dan 𝑏 > 0.

Berikut ini di berikan beberapa teorema penting tentang

ketidaksamaan.

Pengantar Analisis Real | 41


Teorema 1.2.10. Misalkan a ≥ 0 dan b ≥ 0. Maka pernyataaan-

pernyataan berikut equivalen:

(i). a<b

(ii). a2 < b2

(iii). √𝑎 < √𝑏

Bukti

Untuk a = 0 diperoleh pernyataan

b > 0  b2 > 0  √𝑏 > 0.

Fakta ini mudah dibuktikan sendiri. Sekarang diasumsikan a >

0 dan b > 0, maka a + b > 0.

(i)  (ii) Diketahui a < b , atau a – b < 0. Jadi diperoleh

𝑎2 − 𝑏 2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏) < 0

Sehingga 𝑎2 < 𝑏 2

(ii)  (i) Diketahui 𝑎2 − 𝑏 2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏) < 0 . Karena

diketahui a + b > 0, maka haruslah a – b < 0, atau a < b.

(i)  (iii) Sebelumnya sudah dibuktikan bahwa jika a, b > 0 maka

√𝑎 > 0 dan √𝑏 > 0, berdasarkan pembuktian sebelumnya

√𝑎 < √𝑏  (√𝑎)2 < (√𝑏)2 maka diperoleh √𝑎 < √𝑏  𝑎 < 𝑏.

Jadi lengkapnya bukti ini karena telah ditunjukkan berlakunya

equivalensi (iii)  (i)  (ii) 

Pengantar Analisis Real | 42


Teorema 1.2.11. Rata-rata Aritmatika-Geometri. Jika a, b > 0

1
maka berlaku √𝑎𝑏 ≤ 2 (𝑎 + 𝑏).

Bukti.

Bila a = b maka di peroleh relasi pada menjadi kesamaan.

Sekarang diasumsikan a ≠ b . Karena a > 0 dan b > 0 maka √𝑎

> 0 dan √𝑏 > 0. Perhatikan bahwa

0  𝑎 − 𝑏 = (√𝑎 − √𝑏)(√𝑎 + √𝑏).

Karena (√𝑎 + √𝑏) > 0 , maka (√𝑎 − √𝑏)  0, dan selanjutnya

dikuadratkan diperoleh

2 1
0 < (√𝑎 − √𝑏) = a - 2√𝑎𝑏 + b  √𝑎𝑏 > 2 (𝑎 + 𝑏). 

Teorema 1.2.12. Ketaksamaan Bernoulli. Jika 𝑥 > −1 maka

(1 + 𝑥)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑥 .

Bukti.

Akan dibuktikan menggunakan induksi matematika.

Untuk 𝑛 = 1, maka

(1 + 𝑥)1 ≥ 1 + 1. 𝑥 ⟺ 1 + 𝑥 ≥ 1 + 𝑥 (pernyataan

benar).

Misalkan benar untuk 𝑛 = 𝑘 , yaitu (1 + 𝑥)𝑘 ≥ 1 + 𝑘𝑥 . Akan

dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1, yaitu

(1 + 𝑥)𝑘+1 = (1 + 𝑥)𝑘 (1 + 𝑥) ≥ (1 + 𝑘𝑥)(1 + 𝑥)

= 1 + 𝑘𝑥 + 𝑥 + 𝑘𝑥 2

Pengantar Analisis Real | 43


= 1 + (𝑘 + 1)𝑥 + 𝑘𝑥 2 .

Karena 𝑘𝑥 2 ≥ 0 , maka (1 + 𝑥)𝑘+1 ≥ 1 + (𝑘 + 1)𝑥 , yang berarti

benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1 . Jadi, terbukti bahwa (1 + 𝑥)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑥

untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.

Teorema 1.2.13. Ketaksamaan Cauchy. Jika n  ℕ dan

𝑎1 , … , 𝑎𝑛 , 𝑏1 , … , 𝑏𝑛 ∈ ℝ, maka

(𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + ⋯ 𝑎𝑛 𝑏𝑛 )2 ≤ (𝑎12 +𝑎22 + ⋯ + 𝑎𝑛2 )(𝑏12 +𝑏22 + ⋯ + 𝑏𝑛2 )

atau

𝑛 2 𝑛 𝑛

(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖2 ) (∑ 𝑏𝑖2 )
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Bukti.

Didefinisikan fungsi 𝐹: ℝ ⟶ ℝ sebagai berikut:


𝑛

𝐹(𝑡) = ∑(𝑎𝑖 − 𝑡𝑏𝑖 )2 , 𝑡 ∈ ℝ


𝑖=1

.Jelas bahwa 𝐹(𝑡) ≥ 0 untuk setiap 𝑡 ∈ ℝ. Selanjutnya,

𝐹(𝑡) = ∑(𝑎𝑘 − 𝑡𝑏𝑖 )2 , 𝑡 ∈ ℝ


𝑖=1

= ∑(𝑎𝑖2 − 2𝑡𝑎𝑖 𝑏𝑖 + 𝑡 2 𝑏𝑖2 )


𝑖=1

𝑛 𝑛 𝑛

= (∑ 𝑎𝑖2 ) − 2𝑡 (∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) + 𝑡 (∑ 𝑏𝑖2 ) ≥ 0
2

𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Pengantar Analisis Real | 44


Ingat bahwa 𝐴 + 2𝐵𝑡 + 𝐶𝑡 2 ≥ 0 jika dan hanya jika (2𝐵)2 −

4𝐴𝐶 ≤ 0, yang berakibat 𝐵 2 ≤ 𝐴𝐶. Sehingga diperoleh bahwa

𝑛 2 𝑛 𝑛

(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖2 ) (∑ 𝑏𝑖2 ).
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Dengan demikian teorema terbukti. 

Latihan 1.2

1. Buktikan Teorema 1.2.2.bagian (ii)

2. Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd.

3. Jika a < b dan c < d, buktikan bahwa ad + bc < ac + bd.

4. Cari bilangan real a, b, c, dan d yang memenuhi 0 < a < b dan c < d

< 0 dan juga memenuhi salah satu (i) ac < bd atau (ii) bd < ac.

5. Jika a ≤ b ≤ d dan a ≤ c ≤ d buktikan bahwa c – b < d – a.

6. Jika a, b  ℝ, buktikan bahwa a2 + b2 = 0 jika dan hanya jika a = b

=0

7. Jika 0 ≤ a < b, buktikan bahwa a2 ≤ ab < b2. Tunjukkan dengan

contoh bahwa hal ini tidak mengakibatkan a2 < ab < b2.

1 1
8. Tunjukkan bahwa jika 0 ≤ a < b, maka a < √𝑎𝑏 < b dan 0 < b < 𝑎.

𝑎 𝑎+𝑐
9. Tunjukkan jika b < 0 dan c < 0, maka 𝑏 < .
𝑏

𝑎 𝑐
10. Untuk a, b, c dan d bilangan real positif, tunjukkan < 𝑑 jika dan
𝑏

hanya jika ad < bc.

Pengantar Analisis Real | 45


11. Misalkan a, b  ℝ dan untuk setiap   0 berlaku a ≤ b + .

(a) Tunjukkan bahwa a  b .

(b) Tunjukkan bahwa tidak mungkin a  b .

12. (a) Jika 0 < c < 1, tunjukkan 0 < c2 < c < 1.

(b) Jika c > 1, tunjukkan 1 < c < c2.

1 2 1
13. Buktikan bahwa [2 (𝑎 + 𝑏)] ≤ 2 (𝑎2 + 𝑏 2 ) , untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ.

14. Tunjukkan bahwa untuk bilangan real a, b, c berlaku a2 + b2 + c2 

ab + bc + ca

15. Tunjukkan untuk bilangan real nonnegatif a, b, c, berlaku a3 + b3 +

c3  3abc

1.3. NILAI MUTLAK

Dari sifat trikotomi, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika 𝑎 ∈

ℝ dan 𝑎 ≠ 0, maka a atau – 𝑎 merupakan bilangan real positif. Nilai

mutlak dari 𝑎 ≠ 0 didefinisikan sebagai nilai positif dari dua bilangan

tersebut.

Definisi 1.3.1. Nilai mutlak (absolute value) dari suatu bilangan real

𝑎, dinotasikan dengan |𝑎|, didefinisikan sebagai

a jika a>0,

|a|= 0 jika a=0,

{ -a jika a<0.

Pengantar Analisis Real | 46


Sebagai contohnya, |2| = 2 dan |−5| = 5. Dengan kata lain, nilai

mutlak dari bilangan real bersifat dikotomi, yaitu nol atau positif.

Perhatikan tiga cabang pada definisi nilai mutlak dapat

disederhanakan menjadi

a jika a ≥ 0,
|a|= {
−a jika a < 0.

Teorema 1.3.2. Jika a, b, c ∈ ℝ

(i). |a|= 0 jika dan hanya jika a = 0

(ii). |−𝑎| = 𝑎

(iii). |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|

(iv). |𝑎|2 = 𝑎2

(v). jika c ≥0, maka |a| ≤ c jika dan hanya jika –c ≤ a ≤ c

(vi). – |𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎|

Bukti

(i) (  ) langsung dari definisi.

(  ) dibuktikan melalui kontraposisip, yaitu jika a ≠ 0 maka

|a| ≠ 0, juga langsung dari definisi.

(ii) Jika a = 0 maka diperoleh |a| = |0|= 0 = |−0| = |−a|. Jika

a > 0 maka –a < 0 sehingga diperoleh |a|= a = −(−a) = |−a|.

Jika a < 0 maka –a > 0 sehingga diperoleh |a| = −a = |a|.

Pengantar Analisis Real | 47


(iii) Jika minimal salah satu dari a atau b bernilai nol maka

kedua ruas bernila nol.

Jika keduanya tidak ada yang nol, ada 4 kemungkinan nilai

a, b yang perlu diselidiki yaitu a > 0, b > 0; a > 0, b < 0; a <

0, b > 0 dan a < 0 , b< 0.

Untuk a > 0, b < 0 maka ab < 0, |a|= a, |b|= −b dan

|ab |= − (ab) = (a) (−b) = |a ||b |

(iv) karena 𝑎 ≥ 0 , maka 𝑎2 = |𝑎2 | = |𝑎𝑎| = |𝑎||𝑎| = |𝑎|2

(v) () karena |a | ≤ c maka a ≤ c dan –a ≤ c atau a ≥ –c,

digabungkan diperoleh –c ≤ a ≤ c.

() jila –c ≤ a ≤ c maka kita mempunyai a ≤ c dan –c ≤ a,

atau –a < c. Karena |a | bernilai |a | atau |–a | maka

disimpulkan |a |< c.

(vi) Buktikan sendiri sebagai latihan. 

Berikut ini diberikan sebuah teorema yang disebut dengan

ketaksamaan segitiga (Triangle Inequality) dan sangat sering

digunakan dalam analisis.

Teorema 1.3.3. (Ketaksamaan Segitiga) Untuk setiap a, b  ℝ

berlaku

|𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|.

Pengantar Analisis Real | 48


Bukti

Perhatikan bahwa untuk setiap a, b  ℝ berlaku

|𝑎 + 𝑏|2 = (𝑎 + 𝑏)2

= |𝑎|2 + 2𝑎𝑏 + |𝑏|2

≤ |𝑎|2 + 2|𝑎| |𝑏| + |𝑏|2

= (|𝑎| + |𝑏|)2 .

Berdasarkan teorema 2.1.7, kita peroleh

|𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏| 

Akibat 1.3.4. jika a, b  ℝ maka

(i). ||𝑎| − |𝑏|| ≤ |𝑎 − 𝑏|.

(ii). |𝑎 − 𝑏| ≤ ||𝑎| + |𝑏||.

Bukti

(i). Tulis 𝑎 = 𝑎 − 𝑏 + 𝑏 dan masukan kedalam ketaksamaan

segitiga. Sehingga |𝑎| = |(𝑎 − 𝑏) + 𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏| + |𝑏|

kurangkan kedua ruas dengan |𝑏| , diperoleh

|𝑎| − |𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏|. Gunakan cara yang sama untuk 𝑏 = 𝑏 −

𝑎 + 𝑎 , diperoleh −|𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| − |𝑏|. Kombinasikan kedua

ketaksamaan tersebut, diperoleh

−|𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| − |𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏|.

Pengantar Analisis Real | 49


Menggunakan Teorema 1.3.1. bagian (iv) diperoleh bahwa

||𝑎| − |𝑏|| ≤ |𝑎 − 𝑏|.

(ii). Gantilah 𝑏 pada Ketaksamaan Segitiga dengan −𝑏, sehingga

diperoleh |𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| + |−𝑏| .Karena |−𝑏| =𝑏 , maka

diperoleh bahwa |𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|. ◼

Ketaksamaan segitiga di atas dapat diperluas sehingga berlaku

untuk sebarang bilangan real yang banyaknya berhingga.

Akibat 1.3.5. Jika 𝑎1 ,𝑎2 ,…..𝑎𝑛 adalah sebarang bilangan real,maka

|𝑎1+ 𝑎2 + ⋯ 𝑎𝑛 | ≤ |𝑎1 | + |𝑎2 | + ⋯ + |𝑎𝑛 | .

Contoh 1.1. Tentukan semua bilangan real 𝑥 memenuhi |𝑥 − 1| >

|𝑥 + 1|.

Penyelesaian

Perhatikan untuk 𝑥 = −1 dan 𝑥 = 1 merupakan titik transisi yaitu,

pembatasan dimana nilai mutlak berlainan nilai.

Untuk 𝑥 < −1 , maka 𝑥 − 1 < 0 dan 𝑥 + 1 > 0 sehingga |𝑥 − 1| =

−(𝑥 − 1) dan |𝑥 + 1| = −(𝑥 + 1) . Subtitusi kedalam ketidaksamaan

diperoleh

−(𝑥 − 1) > −(𝑥 + 1) ⇔ 1 > −1

suatu pernyataan yang benar untuk setiap 𝑥 < −1.

Pengantar Analisis Real | 50


Untuk −1 < 𝑥 < 1 berlaku |𝑥 − 1| = −(𝑥 − 1) dan |𝑥 + 1| = (𝑥 + 1) .

Subtitusi kadalam ketidaksamaan diperoleh

−(𝑥 − 1) > (𝑥 + 1) ⇔ 2𝑥 < 0 ⇔ 𝑥 < 0.

Untuk 𝑥 > 1 berlaku |𝑥 − 1| = 𝑥 − 1 dan |𝑥 + 1| = 𝑥 + 1 . Subtitusi

kedalam ketidaksamaan diperoleh

𝑥 − 1 > 𝑥 + 1 ⇔ −1 > 1

suatu pernyataan yang salah untuk setiap 𝑥 > 1 . Dengan

menggabungkan ketiga hasil ini diperoleh himpunan penyelesaian

untuk 𝑥 sebagai berikut

{𝑥: 𝑥 < −1} ∪ {𝑥: 𝑥 < 0} = {𝑥: 𝑥 < 0}.

Cara lain adalah dengan menggunakan Teorema 1.2.6, yaitu

|𝑥 − 1| > |𝑥 + 1| ⇔ (𝑥 − 1)2 > (𝑥 + 1)2

⇔ 𝑥 2 − 2𝑥 + 1 > 𝑥 2 + 2𝑥 + 1

⇔ 4𝑥 < 0

⇔𝑥<0

Garis Bilangan Real (The Real Line)

Interpetasi geometri yang dikenal di antaranya garis bilangan

real (real line). Pada garis real, nilai mutlak |𝑎| dari suatu elemen 𝑎 ∈

ℝ adalah jarak 𝑎 ke 0. Secara umum, jarak (distance) antara elemen 𝑎

dan 𝑏 di ℝ adalah |𝑎 − 𝑏|. Perhatikan gambar berikut.

Pengantar Analisis Real | 51


-3 -2 -1 0 1 2 3

| − 1 − (2)| = 3

Gambar 1.1. Jarak antara 𝑎= −1 dan = 2

Definisi 1.3.6. Diberikan 𝑎 ∈ ℝ dan 𝜀 > 0 . Persekitaran 𝜀 (𝜀 -

neighborhood) dari 𝑎 didefinisikan sebagai himpunan

𝑉𝜀 (𝑎) = {𝑥 ∈ ℝ: |𝑥 − 𝑎| < 𝜀} = (𝑎 − 𝜀, 𝑎 + 𝜀).

𝑉𝜀 (𝑎)

𝑎-𝜀 𝑎 𝑎+𝜀

Gambar 1.2. Persekitaran 𝑉𝜀 (𝑎).

Dapat dilihat bahwa 𝑥 ∈ 𝑉𝜀 (𝑎) jika dan hanya jika 𝑎 − 𝜀 < 𝑥 <

𝑎 + 𝜀. Persekitaran juga sering disebut dengan kitaran.

Teorema 1.3.7. Diberikan 𝑎 ∈ ℝ. Jika x berada dalam persekitaran

𝑉𝜀 (𝑎) untuk setiap 𝜀 > 0, maka x = a.

Bukti

Pengantar Analisis Real | 52


Jika 𝑥 memenuhi |𝑥 − 𝑎| < 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0 , maka

berdasarkan Teorema 1.2.4 diperoleh bahwa |𝑥 − 𝑎| = 0, yang

berakibat 𝑥 = 𝑎. ◼

Latihan 1.3

1. Misalkan a  ℝ Tunjukkan bahwa

(a) a = a 2 .

(b) a 2 = a 2 .

𝑎 𝑎
2. Jika a, b  ℝ dan b ≠ 0,Tunjukkan bahwa |𝑏| = |𝑏|

3. Jika a, b  ℝ, tunjukkan bahwa a + b = a + b jika dan hanya jika

ab  0.

4. Jika x, y, z  ℝ, x ≤ z, tunjukkan x  y  z jika dan hanya jika

x− y + y−z = x−z .

5. Tentukan semua x  ℝ yang memenuhi ketaksamaan berikut

(a) 2 x − 5  10 (b) x 2 − 9  3

(c) x − 1  x + 1 (d) x + x + 2  2

6. Gunakan Ketaksamaan Segitiga untuk menunjukkan bahwa

(a) x − y  x − y (b) x − y  x + y

7. Jika a − m  1 tunjukkan bahwa a  m + 1

Pengantar Analisis Real | 53


8. Jika a − m  m / 2 tunjukkan bahwa m / 2  a

9. Jika   0 dan x − 3   buktikan bahwa x 2 − 9   (6 +  ) .

10. Tunjukkan bahwa jika a, b  ℝ dan a  b, maka terdapat

persekitaran- U dari a dan V dari b sedemikian hingga UV = .

Type equation here.

Pengantar Analisis Real | 54

Anda mungkin juga menyukai