Anda di halaman 1dari 174

PERAN UMKM DALAM RODA PERPUTARAN

PEREKONOMIAN DI DESA

Penulis :
Nama-nama penulis
Judul Buku
Copyright © Nama Penulis 2020
Hak cipta dilindungi undang-undang
All right reserved

Layout : ……………………………
Desain cover : …………………………
Penyelaras Akhir : ………………….
Jumlah halaman hlm: 14,8 x 21 cm
Cetakan Pertama, Februari , 2021 ISBN:

Diterbitkan oleh:
Nama Penerbit
Alamat Penerbit

Bekerjasama dengan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN


Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung
Telp/Fax: 0355-321513/321656
PENGANTAR
MUHAMMAD MUSTOFA LUDFI, S.Pd., M.Pd.I

i
Daftar Isi

Potensi UMKM “Sarung Tenun” di Desa Sumberduren...............1


Oleh : Iza Rohmawati Mahmudina...............................................1
Nilna Mukena Dari Binti Maspupah Desa Pandansari..................5
Oleh : Muhamad Faisol Arifin......................................................5
Bapak Imam Sholikin Peternak Ayam Di Desa Jabang................9
Oleh: Nina Ayu Kurniawati..........................................................9
Potensi Pengelolaan Media Baglog dalam Pengembangan Jamur
Kuping........................................................................................13
Oleh : Oktaviana Sri Rahayu......................................................13
UMKM Desa Tarokan Kediri.....................................................17
Oleh: Luqyana Ulfa....................................................................17
UMKM Desa Singkalanyar.........................................................21
Oleh : Dewi Iftahun Nikmatul....................................................21
Potensi UMKM untuk Perekonomian Desa................................25
Oleh : Khusnia Latifatul Mauna..................................................25
UMKM Desa Mronjo.................................................................29
Oleh: Jihan Wahida Rahma........................................................29
Usaha Kecil Menengah Tahu di Desa Talun Kulon....................33
Oleh : Chintya Eka......................................................................33
Potensi UMKM Desa Klampok Pandanarum Melalui Pesona
Kampung Sayur..........................................................................37

ii
Oleh : Arfiq Safitri Ningsih........................................................37
Umkm Kacang Goreng Pasir Desa Selorejo...............................43
Oleh : Mustofa Amin..................................................................43
Pemanfaatan Limbah Tepung Tapioka Untuk Kripik Lamuk di
Desa Bulusari..............................................................................47
Oleh : Zulrotul Mu'minin............................................................47
Perjuangan Dari Seorang Bapak Mohammad Sochib.................51
Oleh : Amada Herdianti..............................................................51
Menggali Lebih Dalam Potensi UMKM Ternak Ayam Petelur. .55
Oleh : Akmal Fais.......................................................................55
Potensi Umkm Mebel di Desa Wonorejo....................................59
Oleh : Rizka Bica Indriyani........................................................59
Pabrik Kerupuk Kotak di Desa Sembung Tulungagung..............63
Oleh : Cheesary Ratna Gumilang................................................63
UMKM di Desa Watudandang...................................................67
Oleh : Saiful Rohman.................................................................67
Potensi UMKM di Desa Karangrejo...........................................71
Oleh: Singgi Baharudin Moor.....................................................71
Potensi Umkm Sunduk Dan Pembatik Desa Parakan.................75
Oleh: Ulfa Awwaliya Nikmah....................................................75
Eksistensi UMKM Tas Obrok di Tengah Pandemi Covid-19.....79
Oleh : Elisa Erdhina....................................................................79
Potensi Umkm Konveksi di Desa Moropelang..........................83
Oleh : Khoirotus sa’adah............................................................83

iii
Ibu Jamiati Produsen Tahu di Desa Sambi..................................87
Oleh : Vivi Ni’matul Ula............................................................87
Sari Kedelai Bu Tika Sebagai Potensi UMKM di Desa Wonorejo
....................................................................................................91
Oleh: Putri Exzora Auratama......................................................91
Potensi Umkm Desa Trenceng....................................................95
Oleh : Kharisma Aditiya Lafida..................................................95
Potensi Sisa Plastik Pabrik Memperbaiki Perekonomian di
Kedungsari..................................................................................99
Oleh: Heny Waqinaka Jauharotin...............................................99
Potensi UMKM Rempeyek di Kampung Salila Banten di Masa
Pandemi....................................................................................103
Oleh: Ega Nur Dwi Jayanti.......................................................103
Potensi UMKM Milik Ibu Siti..................................................107
Oleh : Nada Aulya....................................................................107
Usaha Pemindangan di Desa Mbongris....................................111
Oleh : Nur Lailatul Maghfiroh..................................................111
Pengusaha Keripik Kletek di Desa Ringinpitu..........................115
Oleh : Riyanti Siska Damayanti................................................115
Kacang Sembunyi Jajanan Viral Hingga Negeri Tetangga.......119
Oleh: Anna Masruroh...............................................................119
Home Industri Keripik Pisang Desa Tunggulsari......................123
Oleh : Mohamad Irsyad Zakaria...............................................123
Home Industri Tahu “Pak Herman” di Desa Badas..................127

iv
Oleh: Lovina Imelda Yunita.....................................................127
Kerajinan Bonggol Jati Desa Bangunrejo Kidul.......................131
Oleh: Novera Resti Apriana......................................................131
UMKM di Masa Pandemi.........................................................135
Oleh : Niken Diah Ayu.............................................................135
Potensi Umkm di Desa Kunir...................................................139
Oleh : Dwi Mujayanti...............................................................139
Potensi UMKM di Desa Pucung Kidul.....................................143
Oleh : Kuni Zumrotus Sa'idah...................................................143

v
vi
Potensi UMKM “Sarung Tenun” di Desa
Sumberduren
Oleh : Iza Rohmawati Mahmudina

Desa Sumberduren terdapat potensi UMKM yaitu salah


satunya berupa pabrik sarung tenun. Pabrik sarung tenun yang
beralamatkan di Dusun Brambang, RT 02 RW 03, Desa
Sumberduren, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri didirikan
pada tahun 2015. Pabrik sarung tenun ini termasuk salah satu
cabang sarung tenun dari Gresik, Jawa Timur. Pabrik sarung
tenun ini merupakan salah satu sumber mata pencaharian
masyarakat pengrajin, dari masyarakat Desa Sumberduren sendiri
maupun dari masyarakat luar Desa Sumberduren. Mayoritas dari
pengrajin pabrik sarung tenun ini adalah sebagai seorang ibu
rumah tangga. Para pengrajin pabrik sarung tenun ini yang
memiliki inisiatif untuk ikut serta dalam bekerja dengan tujuan
menambah hasil pendapatan keluarga dan meningkatkan ekonomi
keluarga dalam kehidupan sehari-hari.

Pabrik ini banyak menghasilkan sarung tenun yang


berkualitas dan corak-coraknya pun sangat menarik. Para
pengrajin pabrik sarung tenun ini mencapai kurang lebih 50 orang
dalam satu lokasi. Syarat dan ketentuan yang berlaku pada pabrik
sarung tenun ini yang utama adalah ulet, tekun, dan bersungguh-
sungguh dalam bekerja. Sistem dan teknis pengrajin pabrik
sarung tenun ini yaitu bersifat individual dan borongan. Maksud
dari individual adalah pengrajin sarung tenun yang baru saja
bergabung dalam proses pembuatan sarung tenun ini akan dilatih
oleh mandor terlebih dahulu. Para pengrajin pemula biasanya
diadakan training selama 15 hari oleh mandor. Mandor akan
melatih bagaimana cara membuat sarung tenun yang berkualitas
dan bagaimana teknik-teknik dalam pembuatan sarung tenun ini.
Pada saat training, para pengrajin pemula diberi pesangon Rp
25.000 per hari. Jika sudah menguasai dan sudah mampu (mahir)
dalam proses pembuatan sarung tenun, para pengrajin sarung

1
tenun ini diberi kebebasan untuk memilih corak atau motif
sarung. Nah, para pengrajin sarung tenun ini yang bermula
bersifat individual kini berpindah menjadi bersifat borongan.
Pembuatan sarung tenun dengan sistem borongan, pastilah
mereka yang sudah ahli dalam bidangnya. Para pengrajin sarung
tenun yang sudah ahli atau mahir ini, jika sudah mampu membuat
satu sarung saja akan diberi upah yang berkisar Rp 150.000.
Sarung tenun ini dipasarkan hingga luar negeri dan dari harganya
pun hingga jutaan.

Sebelum melakukan proses pembuatan sarung tenun, mula-


mula pengrajin sarung tenun harus membuat benangnya terlebih
dahulu dengan mesin yang telah disediakan di dalam pabrik.
Setelah proses pembuatan benang selesai, proses pembuatan
sarung siap dimulai. Pertama, tahap pengelosan (dasar).
Maksudnya yaitu tahap dimana benang digulung atau dipintal
guna disiapkan sebagai bahan membuat sarung tenun. Untuk
membuat sarung tenun, pengrajin tidak menggunakan benang
gulung seperti yang biasa ditemukan dengan mudah di toko-toko
perlengkapan alat jahit. Pada tahap ini, benang dilakukan dengan
cara dilos. Setelah itu, benang akan dibuat dalam bentuk rol kecil
dengan menggunakan mesin yang telah disediakan di dalam
pabrik.

Kedua, tahap pemedangan. Setelah tahap pengelosan


(dasar) sudah selesai, selanjutnya pengrajin menyusun benang
yang sudah dilos pada tahap pengelosan (dasar) tadi ke dalam
tangga. Dalam satu tangga ini dapat memuat 80 rol benang.
Setelah benang dijadikan dalam satu tangga dengan bentuk rol,
pengrajin melakukan pemasangan alat pedang untuk memedang
benang hingga 3 putaran penuh dan diikat per sab menggunakan
tali rafia. Ketiga, tahap penggambaran sketsa. Pada tahap ini,
pengrajin harus menggambar terlebih dahulu sketsa motif sarung
apa yang ingin dijadikan pengrajin dalam pembuatan sarung
tenun dengan menggunakan tinta biasa. Setelah sketsa motif
sarung sudah selesai, pengrajin dapat masuk ke tahap selanjutnya

2
yaitu pewarnaan pada sketsa motif sarung. Keempat, tahap
pewarnaan sketsa. Tahap pewarnaan ini dimulai dengan
memanaskan air yang dicampur dengan pewarna yang diinginkan
untuk dibuat kain tenun. Pencampuran pewarna yang diinginkan
ini menggunakan takaran-takaran tertentu. Benang yang dibuat
pada sketsa gambar motif sarung kemudian diberi warna sesuai
sketsa gambar motif sarung pengrajin dengan menggunakan alat
kikir. Kelima, tahap pengikatan benang. Jika tahap pewarnaan
pada sketsa gambar motif sarung sudah selesai, benang yang
diberi warna pada tahap pewarnaan sketsa kemudian diikat
dengan tali dan dibentuk sesuai dengan pola. Jika sudah selesai
dibentuk sesuai dengan pola, benang diikat kecil-kecil dan
dilepaskan dari alat pedang.

Keenam, tahap pewarnaan benang. Tahap pewarnaan


benang kembali dilakukan untuk mewarnai benang dengan
menggunakan pewarna dalam takaran-takaran tertentu.
Pewarnaan benang kali ini dilakukan dengan cara mencelupkan
benang ke dalam campuran air panas dan pewarna tertentu yang
sama halnya telah dilakukan pada tahap keempat. Kemudian,
benang direndam selama kurang lebih 30 menit lalu benang dapat
diangkat dan dicuci bersih sebelum dijemur di bawah terik sinar
matahari. Ketujuh, tahap penjemuran. Pada tahap ini, benang
yang sudah diberi warna digantung lalu diangin-anginkan. Ketika
airnya sudah tidak lagi menetes atau airnya sudah menyusut,
benang dijemur dan diletakkan di bawah terik sinar matahari
langsung hingga benar-benar kering. Pengrajin harus selalu
mengecek kondisi benang dan membolak-balikkan berulang kali
benang tersebut untuk memastikan semua sisi benang yang sudah
diberi warna benar-benar sudah kering. Kedelapan, tahap
pelepasan ikatan benang. Benang warna yang sudah dikeringkan
pada tahap sebelumnya, dilepas ikatannya dengan menggunakan
pisau kecil. Jika sudah dilepas ikatannya, pengrajin masuk ke
tahap selanjutnya yaitu tahap pengelosan benang corak.
Kesembilan, tahap pengelosan benang corak. Pada tahap ini,
pengrajin akan mengelos atau menggulung benang yang akan

3
digunakan untuk membuat corak pada sarung tenun. Pengelosan
ini akan memudahkan pengrajin sarung tenun membuat corak
ketika melakukan penenunan sketsa motif sarung yang diinginkan
pada sarung tenun. Selanjutnya, pengrajin dapat berpindah pada
tahap penyekiran. Kesepuluh, tahap penyekiran. Pada tahap ini,
pengrajin sarung tenun harus diletakkan dalam tangga rol supaya
dapat memproses benang menjadi bom benang. Lapisan koran
yang dibuat dengan tujuan untuk memisahkan gulungan pada
tiap-tiap benang, dimana benang ini yang akan digunakan untuk
proses pembuatan sarung tenun yang merupakan bagian tahap
akhir pada proses pembuatan sarung tenun ini. Kesebelas, tahap
penenunan. Pada tahap terakhir ini, gulungan benang yang sudah
ditata pada tahap sebelumnya dengan menggunakan alat tenun
kemudian sudah dipastikan bahwa gulungan benang tersebut telah
siap digunakan untuk proses pembuatan sarung tenun. Jika terjadi
kehabisan pada benang dalam proses pembuatan sarung tenun,
dapat dilakukan dengan cara disambung dan dengan cara
memelintir ujung benang yang akan disambung dengan gulungan
benang baru. Ketika proses penenunan sarung sudah selesai,
sarung tenun yang sudah jadi akan digulung pada mesin rol tenun.
Setelah semua proses pembuatan sarung tenun telah dilakukan
oleh pengrajin, maka sarung tenun siap untuk dipasarkan.

Memang banyak dan rumit dalam proses pembuatan sarung


tenun ini. Namun, hal ini akan membuat pengrajin lebih menjaga
keuletan, ketekunan, dan semakin bersungguh-sungguh dalam
bekerja. Tentunya, pengrajin semakin mengerti akan karya seni.
Tidak hanya itu, sarung tenun dapat membuahkan hasil yang
sangat menakjubkan. Tak heran, jika harga sarung tenun
dipasarkan dalam harga yang mungkin sedikit berbeda dengan
barang-barang yang lain.

4
Nilna Mukena Dari Binti Maspupah Desa
Pandansari
Oleh : Muhamad Faisol Arifin

Desa Pandansari merupakan salah satu desa yang terletak


di Ngunut, Tulungagung. Mayoritas penduduk desa Pandansari
bekerja sebagai pembuat batu bata dan juga petani karena di desa
memiliki lahan persawahan yang cukup luas. Penduduk desa
Pandansari ada juga yang memiliki usaha lain, seperti peternak
ikan, ayam, toko kebutuhan dan lain-lain. Salah satu pengusaha
yang ada didesa kami adalah bu Binti, biasa orang memanggil
pengusaha gigih ini. Beliau merupakan owner Nilna Mukena
yaitu usaha pembuatan mukena yang cukup terkenal di desa kami.
Nama lengkap bu Binti adalah Binti Maspupah. Beliau memiliki
2 orang anak, dimana salah satu anak beliau dipondokkan dan
yang satunya masih dibangku sekolah dasar. Suami bu binti
bekerja sebagai panjual sayur keliling, jadi beliau memiliki
inisiatif untuk membantu suami. Apalagi anaknya ada yang
dipondok, mesti butuh biaya yang tidak sedikit.

Beliau merintis usahanya sudah sejak tahun 2015, sekitar 5


tahun yang lalu. Awal mula beliau merintis usahanya seorang
diri, belum memiliki karyawan. Beliau memulai usahanya yang
dari sekedar hoby menjadi sebuah usaha yang menjanjikan.

5
Beliau memang hoby dalam hal menjahit dan mendesain, itulah
yang membuat beliau terfikir untuk mendirikan usaha mukena,
karena di desa kami belum ada pengusaha mukena sebelumnya,
jadi menurut beliau ini merupakan sebuah peluang untuk
menciptakan usaha dan lapangan kerja baru.

Beliau merintis usahanya dengan modal sendiri dari


penjualan mukenanya. Dulu beliau masih belum bisa menjual
banyak-banyak karena tenaga kerjanya terbatas cuma beliau
sendiri, jadi pengerjaannya harus satu persatu. Dulu beliau
menjual mukenanya pada warga sekitar dan juga keliling untuk
memasarkan dagangannya. Namun seiring berjalannya waktu
beliau mulai mengenal sosial media, sehingga beliau
memanfaatkannya untuk jualan secara online. Motivasi beliau
merintis usaha ini sebenarnya memang niat beliau untuk
membuka usaha, lagi pula beliau juga sudah punya modal dalam
keterampilan menjahit jadi mempermudah beliau karena tidak
perlu kursus menjahit.

Beliau menjelaskan, membuat mukena itu tidak terlalu


susah, karena model mukena tidak terlalu banyak pada umumnya,
hanya motif, warna, dan kain saja yang membedakan. Sejauh ini
bu Binti menggunakan jenis kain polino, suterabis, semi sutra,
kain jepang, dan parasit. Proses pembuatannyapun hampir mirip
seperti membuat baju. Langkah pertama buat bagian dagu dulu
dengan memotong kain sesuai dengan pola yang sudah didesain,
lipat bagian yang lebih panjang sehingga panjangnya menjadi 6
cm. Langkah kedua membuat tali kepalanya, serta membuat
atasan mukena, langkah terakhir adalah membuat rok mukenanya.
Untuk bagian paling akhir adalah menghias mukenanya bisa
dengan dibordir dan diberi manik-manik agar lebih terlihat
menarik. Setelah mukena jadi biasanya langsung di packing dan
siap untuk dijual.

Sekarang bu Binti memiliki beberapa karyawan, ada yang


dari desa, ada juga yang dari luar desa. Karyawan bu Binti untuk

6
saat jni berjumlah 17 orang, yang dari desa ada 5 orang, dan yang
dari luar desa ada 12 orang. Dalam pembagian tugasnya, 5 orang
ditempatkan sebagai penjahit dan 12 lainnya sebagai pembordir.
Untuk hari kerjanya disesuaikan dengan hari kerja pada
umumnya, jadi setiap hari minggu libur. Untuk pembordir hari
kerja disesuaikan dengan individu masing-masing, karena untuk
bagian pembordir bisa dilakukan dirumah masing-masing tidak
harus ditempat kerja. Jika ada karyawan yang melakukan
kesalahan saat bekerja, biasanya beliau tegur dan diarahkan
supaya lebih teliti lagi.

Beliau menjual produknya secara online biasanya


menggunakan shopee, facebook, dan ada grup reseller juga di
whatsapp, tepatnya sudah ada 3 grup reseller untuk produknya.
Beliau menjelaskan “Yang namanya usaha pasti ada pasang
surutnya, tapi sampai saat ini alhamduliah orderan masih tetap
jalan”, bisanya paling banyak orderan itu menjelang atau sesudah
hari lebaran, pada hari itu orderan bisa mencapai 50-100 pcs
pesanan. Dan saat sepi biasanya 20-25 pcs pesanan. Menurut
beliau, berapapun haslinya harus tetap disukuri. Sampai saat ini,
produk beliau sudah sampai di luar kota bahkan luar pulau sampai
Bandung Jawa Barat. Jadi produk beliau sudah lumayan terkenal.
Karena dalam usahanya, beliau memilih untuk lebih
mementingkan kualitas, sehingga customer merasa puas dengan
produk yang dihasilkan. Makanya usaha beliau tetap lancar
sampai saat ini karena sudah mendapat kepercayaan dari para
customernya.

Kendala yang beliau alami selama menjalani usaha ini


biasanya dari proses pembuatannya, terkadang salah potong,
bordir tidak sesuai pesanan,kesalahan dalam menjahit, karyawan
yang eror, produksi ya g tidak sesuai waktu. Jika sudah terjadi
hal semacam itu, biasanya beliau menyuruh karyawannya untuk
memperbaiki sesuai dengan pesanan. Terkadang ada juga
customer yang tiba-tiba membatalkan pesanannya, padahal
barang sudah hampir jadi. Namun beliau tidak marah, “Ya

7
mungkin itu belum rejeki saya” ujar beliau. Biasanya beliau
langsung menjual dan mempromosikannya, ya mungkin ada yang
mau membeli.

Beliau berharap anak muda jaman sekarang lebih kreatif


lagi, karena jaman sekarang persaingan usaha semakin ketat, jika
kita tidak aktif dan kreatif maka akan sulit bekerja. Lagi pula
sekarangkan sudah jamannya serba online, jadi mempermudah
kita dalam membuka lapangan usaha baru. Banyak anak muda
sekarang khususnya di desa Pandansari tidak mau melanjutkan
pendidikan mereka seperti tidak tamat SMP dan SMA, dan lebih
memilih untuk bekerja, alhasil mereka menjadi pekerja kasar.
Menurut bu Binti, pendidikan itu penting, selain menambah ilmu
juga menambah pengalaman, serta teman. Pendidikan mengubah
pola pikir seseorang menjadi lebih rasional. Lagi pula sekarang
banyak beasiswa dari pemerintah, jadi tidak ada alasan untuk
putus sekolah. Karena beliau dulu juga berjuang mulai dari
sekolah dan kursus agar bisa menjadi sekarang ini.

Membuka usaha mukena ini juga sebagai wujud


keprihatinan bu Binti pada renaja pengangguran didesa kami
khususnya wanita, bu Binti berharap semoga dengan dibukanya
usaha ini bisa mengurangi tingkat pengangguran di desa kami,
tidak hanya anak muda tapi juga para ibu-ibu dan janda, yang
berniat ingin membantu perekonomian keluarganya. Jadi tidak
bergantung pada suami dan yang janda bisa memiliki
penghasilan.

8
Bapak Imam Sholikin Peternak Ayam Di Desa
Jabang
Oleh: Nina Ayu Kurniawati

Bapak Imam merupakan salah seorang peternak ayam di


desa Jabang. Beliau bernama lengkap Imam Sholikin. Beliau
dilahirkan di Kediri pada tahun 1977. Beliau telah menikah
dengan seorang wanita cantik yang kini bekerja untuk membantu
perekonomian keluarga. Pak Imam juga telah dikaruniai seorang
anak laki-laki yang bernama Haikal. Saat usia 41 tahun, beliau
merintis usaha ternak ayam karena melihat salah seorang
temannya sukses dibidang tersebut. Kemudian beliau
memberanikan diri untuk memulai usaha ternak ayam beliau
sendiri.

Pak Imam mengaku membutuhkan modal awal yang


lumayan besar untuk memulai usaha tersebut dimana modal itu
beliau peruntukan untuk membuat kandang ayam. Bersama
salah seorang teman, beliau membuat kandang ayam beliau
sendiri. Setelah kandang ayam tersebut selesai, beliau bergabung
dengan kemitraan. Hal tersebut beliau lakukan agar usaha beliau
tetap bisa berjalan lancar karena biaya operasional semuanya
ditanggung oleh kemitraan. Beliau mengatakan bahwa hasil
keuntungan yang beliau dapatkan dalam usaha ini akan dibagi
dengan kemitraan dengan sistem bagi hasil yang telah disepakati
bersama sebelumnya.

Setelah usaha tersebut berjalan kurang lebih satu tahun,


kendala dalam usaha satu persatu beliau rasakan. Yang pertama
beliau diharuskan membongkar kandang yang telah beliau bangun
sendiri dikarenakan bentuknya yang kurang proporsional.
Menurut beliau, bentuk kandang juga berpengaruh terhadap sehat
atau tidaknya ayam yang beliau ternak. Lalu beliau pun
memutuskan untuk membuat kandang baru dengan tetap
memanfaatkan material dari kandang yang lama. Beliau mengaku

9
bahwa pekerjaan membuat kandang baru tetap beliau lakukan
sendiri bersama dengan salah seorang teman karena menyewa
tukang bangunan hanya akan merugikan beliau.

Menurut beliau, dengan menyewa tukang bangunan, beliau


akan mengeluarkan lebih banyak biaya. Selain itu, tukang
bangunan mungkin tidak akan memanfaatkan seluruh material
yang ada di kandang lama. Terakhir, tukang bangunan tidak
mengetahui persisnya keinginan beliau. Dengan alasan-alasan
tersebut beliau mantap membangun kandang tersebut dengan
tangan beliau sendiri. Kendala yang selanjutnya, beliau sempat
mengalami kerugian, meskipun tidak terlalu besar namun
kerugian tersebut tetaplah memiliki dampak terhadap usaha yang
selama ini beliau bangun. Kemitraan juga hanya menanggung
kerugian tersebut dengan sistem utang piutang. Sehingga beliau
tetap harus membayar hutang tersebut. Namun, beliau tetap
bersyukur. Dengan adanya kerugian tersebut, beliau belajar
bagaimana caranya agar usaha ternak ayam beliau dapat berjalan
dengan lancar.

Ternak ayam ini merupakan usaha yang beliau lakukan


sendiri. Beliau pribadi tidak memiliki pegawai . Setiap kali panen,
beliau menyerahkan ayam-ayam yang sudah siap dijual ke
kemitraan. Lalu kemitraan yang akan menjual ayam tersebut ke
konsumen. Lalu hasil dari penjualan tersebut dibagi sesuai
kesepakatan. Jika ayam yang beliau setorkan ke kemitraan
memiliki kualitas yang bagus atau sehat, maka hasil penjualan
juga akan meningkat. Namun sebaliknya, jika ayam yang beliau
setorkan ke kemitraan memiliki kualitas yang kurang bagus atau
kurang sehat, maka hasil penjualan juga akan menurun. setiap kali
panen, beliau dapat menghasilkan uang sebesar Rp 15.000.000,-.

Selain menyetorkan ayam-ayam tersebut ke kemitraan,


beliau tak pernah lupa untuk membagikan beberapa ayam ke
warga desa Jabang yang kurang mampu. Hal tersebut beliau
lakukan rutin dan tidak pernah ketinggalan satu kali pun. Lalu,

10
beliau juga menjual kotoran ayam ke beberapa konsumen yang
ingin menjadikan kotoran tersebut sebagai pupuk. Hal ini beliau
lakukan saat musim kemarau atau saat cuaca kering. Karena
menurut beliau, kotoran ayam yang sudah terkena hujan akan
lembek dan tidak bisa dijadikan pupuk.

Seperti yang kita ketahui, banyak usaha yang terpaksa


gulung tikar atau pun mengalami penurunan omzet yang drastis
dikarenakan pandemi covid-19. Namun berbeda hal nya dengan
pak Imam. Menurut penuturan beliau, wabah covid-19 tidak
menghambat usaha beliau. Karena rugi tidaknya beliau itu
tergantung dari sehat atau tidaknya ayam yang beliau setor ke
kemitraan. Lalu beliau juga membagikan cara-cara yang beliau
lakukan agar ayam-ayam yang beliau ternak tetap sehat. Salah
satunya dengan mengisi ayam sesuai dengan kapasitas kandang
agar saat ayam-ayam tersebut mulai besar, kandang tidak menjadi
terlalu sempit yang menyebabkan ayam-ayam tersebut kepanasan.
Yang kedua dengan meletakkan kipas angin di dalam kandang
untuk menurunkan suhu. Karena ayam-ayam ternak juga bisa
merasa kepanasan, jadi meletakkan kipas angin di dalam kandang
dapat membantu ayam-ayam ternak merasa sejuk. Kipas angin
tersebut dinyalakan saat siang hari. Saat malam hari, kipas angin
hanya dinyalakan selama satu sampai dua jam saja tergantung
suhu di dalam kandang.

Lalu pak Imam juga memasang radio di dalam kandang.


Radio tersebut dibutuhkan agar ayam-ayam di dalam kandang
tidak kaget jika tiba-tiba ada suara keras dari luar kandang.
Menurut penuturan pak Imam sendiri, sebenarnya anak ayam
justru tidak akan kaget ketika ada suara keras dari luar kandang,
namun ketika ayam-ayam tersebut sudah besar, mereka akan jauh
lebih mudah kaget. Sehingga menyalakan radio dapat menjadi
solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dua hal tersebut yang
senantiasa beliau lakukan disamping memberikan makan ayam
dan membersihkan kandangnya secara rutin.

11
Saat ini jika dihitung dari pertama kali beliau mendirikan
usaha ternak ayam, berarti usaha tersebut telah berjalan selama
kurang lebih 2 tahun. Dengan usaha yang kini semakin sukses dan
nampak hasilnya, beliau memiliki beberapa harapan yang ingin
beliau capai kedepannya. Salah satunya adalah memiliki pegawai.
Dengan adanya pegawai yang bekerja untuk membantu beliau
mengurus ayam, pekerjaan ini akan terasa semakin mudah dan
ringan. Beliau sendiri menuturkan bahwa bekerja sendiri
mengurus ayam-ayam ternak tersebut menguras waktu dan tenaga
beliau. Dengan padatnya pekerjaan beliau, dikhawatirkan tidak
akan ada cukup waktu untuk keluarga di rumah.

Tapi meskipun begitu, sebagai seorang ayah, beliau tetap


mengutamakan keluarga dan berusaha semaksimal mungkin
untuk menyisihkan waktu beliau untuk keluarga tercinta. Lalu
dengan adanya pegawai, diharapkan pekerjaan beliau akan
semakin ringan. Beliau juga menuturkan bahwa beliau ingin
mencari pegawai yang benar-benar paham akan tugasnya dan
tahu bagaimana caranya mengurus ayam yang baik dan benar.
Lalu harapan beliau yang lain adalah membuat kandang baru agar
penghasilan semakin bertambah. Kemudian beliau juga
memberikan beberapa tips kepada siapapun yang ingin memulai
usaha ternak ayam, salah satunya adalah niat. Yang terpenting
adalah membangun niat agar rintangan seperti apapun tidak akan
bisa menghambat usaha yang sedang dirintis. Selain niat, harus
telaten. Usaha ternak ayam tidaklah sulit, namun butuh
ketelatenan yang tinggi. Dan yang terakhir jangan lupa berdoa
agar usaha yang sedang dijalani tetap berjalan lancar dan tidak
ada halangan yang berarti.

12
Potensi Pengelolaan Media Baglog dalam
Pengembangan Jamur Kuping
Oleh : Oktaviana Sri Rahayu

Seperti yang banyak diketahui oleh beberapa masyarakat


mengenai Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang disingkat
sebagai UMKM, merupakan badan usaha atau perseorangan yang
mengelola sebuah usaha perdagangan yang merujuk pada usaha
ekonomi produktif, hal tersebut sudah sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Adapun
dalam setiap pengertian masing-masing usaha tersebut memiliki
kriteria dalam pelaksanaannya.

Seperti usaha miko yang mana sebuah usaha produktif


miIik perseorangan atau badan usaha perseorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam undang-
undang. Kemudian usaha kecil yang memiliki pengertian sebagai
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil yang diatur dalam undang-undang.
Selanjutnya mengenai usaha menengah ialah Usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

13
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang.

Secara keseluruhan dalam pengertiannya telah diatur dalam


undang-undang yang memiliki kriteria masing-masing. Seperti
pembahasan mengenaai potensi UMKM yang berada di Dusun
Wates, Desa Jatiwarno, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten
Karanganyar ini. Namanya Bapak Joko Sutrisno yang beusia 31
tahun ini mengelola sebuah usaha pembuatan bag log media
jamur kuping. Seorang wirausahawan tersebut merupakan lulusan
SMP (Sekolah Menengah Pertama), selain sebagai seorang
wirausahawan ia juga sebagai seorang petani jamur kuping.

Ia merintis usaha sejak tahun 2012 hingga saat ini, yang


kurang lebih sudah 8 tahun berjalan. Sebuah ide menjalankan
usaha tersebut ia peroleh dari rekannya, yang mana ia terinspirasi
ketika temannya telah berhasil mengembangkan usaha tersebut.
Kemudian ia ingin pula mengikuti jejak kesuksesan dengan usaha
serta beberapa inovasi dari dirinya sendiri.Proses pengemasan
bibit jamur kuping tersebut dimulai dari percampuran serbuk
gergaji (emput), kalsit dan bekatul. Setelah bahan-bahan tersebut
tercampur kemudian difermentasi selama 3 hari lamanya, setelah
fermentasi selama 3 hari proses selanjutnya ialah pengemasan
kedalam sebuah wadah seperti sebuah botol yang berbahan
plastik. Proses selanjutnya ialah meng-oven selama 12 jam
dengan suhu 90 derajat celcius guna mensterilkan baglog tersebut.
Langkah selanjutnya ialah pembibitan (inokulasi) yang dilakukan
dengan penanaman bibit jamur ke media tanam (baglog). Dalam
proses ini diperlukan sebuah konsentrasi dan ketepatan. Yang
mana ketika terjadi sebuah kesalahan dalam proses inokulasi,
jamur kuping tersebut dapat terkontaminasi atau bahkan bisa
tidak dapat tumbuh sama sekali. Kemudian langkah terakhir ialah
inkubasi yang mana bertujuan untuk menumbuhkan bibit jamur
pada baglog. Proses inkubasi biasanya berada dalam ruangan

14
dengan suhu 23 s/d 28 derajat celcius dengan kelembaban 90 s/d
100% dan intensitas cahaya 500 s/d 1000 lux. Proses inkubasi ini
sedikit membutuhkan waktu yang cukup lama yakni kisaran 15
s/d 30 hari sesuai kondisi. Indikatornya adalah ketika miselium
sudah tumbuh sekitar separuh baglog, anda dapat memindahkan
baglog anda ke dalam kumbung jamur.

Dalam proses pengemasan tersebut ia dibantu oleh 6 orang


pekerja yang mana menyesuaikan ketika terdapat pesanan cukup
banyak maka sampai 7 orang pekerja. Setiap pekerja memiliki
tugas yang sama dalam proses pengemasannya. Pengemasan yang
dilakukan selama satu minggu lamanya menghasilkan 2.500
kantong. Yang mana dikerjakan bersama-sama karena tidak dapat
dilakukan secara satu-satu melainkan tahap per tahap secara
bersamaan. Dengan begitu waktu pengemasan dapat terselesaikan
secara bersamaan antara satu pekerja dengan pekerja yang lain.

Dalam sebuah usaha pembibitan jamur kuping tersebut


terdapat sebuah kendala yang dihadapi yaitu hama, cuaca dan
pemasaran. Jenis hama tersebut ialah krepes yang menyebabkan
media jamur atau baglog tesebut membusuk dan pada akhirnya
bibit jamur tidak bisa tumbuh, cara meminimalisir tumbuhnya
hama terseebut ialah dengan ferementasi selama 3 hari. Faktor
selanjutnya ialah cuaca yang mana ketika musim hujan
(rendheng) justru rentan penyakit, namun ketika musim kemarau
(ketigo) bibit sehat namun membutuhkan perawatan secara intens
yang mana ketika terlihat sudah kering dilakukan penyemprotan
secara berkala supaya tidak kekeringan yang dapat menjaga
kelembapannya.

Kendala ketiga ialah dalam pemasaran, ketika sebelum


terjadi pandemic seperti ini proses penjualan berjalan lancar dan
baik karena pemasaran jamurnya lebih mudah dan banyak
konsumen sehingga banyak para petani jamur yang memesan
baglog tersebut, namun karena situasi yang seperti ini pemasaran
jamur tidak berjalan dengan baik dan susah menjual produksi

15
jamur sehingga berpengaruh pada pemesanan baglog. Selain
beberapa kendala tersebut, tempat penyimpanan baglog juga
memengaruhi pertumbuhan jamur. Seperti ketika berada didekat
sebuah kandang hewan atau didekat sebuah sumber asap dari
pembakaran maka kualitas jamur menjadi kurang sempurna atau
dapat menjadikan jamur kerdil.

Adapun ketika jamur dapat tumbuh dengan baik setelah


melakukan proses pengemasan dan dapat mengatasi beberapa
kendala tersebut, panen pertama ialah ketika jamur berumur 2
bulan setelah log ditata dalam rak dan menghasilkan 65-70kg per
1000 baglog dalam panen pertama kemudian selang 25 hari
menghasilkan 1 kwintal per 1000 baglog. Dalam situasi normal
dapat dilakukan proses panen selama 6 sampai 7 kali. Panen
pertama hingga ketiga kualitas jamur dapat dikategorikan super
kemudian panen ke empat sampai seterusnya dikategorikan biasa.

Penjualan baglog yang berisi jamur kering kualitas rendah


tersebut kisaran harga per satu kilogram sebesar Rp. 40.000.
Tetapi jamur dengan kualitas super harga kering per kilogramnya
dapat mencapai harga Rp. 55.000. Dalam menentukan sebuah
kualitas jamur itu sendiri dapat dilihat keadaan jamur yang
berdaun lebar-lebar dan keadaan air yang bagus. Usaha yang
dilakukan tersebut sangat membantu dalam perekonomian
keluarga, memenuhi kebutuhan dan dapat bermanfaat bagi orang
lain pula.

Di Indonesia sendiri dukungan perbankan sangat


berpengaruh dalam mendukung perkembangan potensi UMKM
dalam proses penyaluran kredit kepada pelaku UMKM sendiri.
UMKM juga berperan penting dalam perekonomian Indonesia
yang dapat disebut sebagai tulang punggung. Dengan begitu
dalam pengembangan dan dalam usaha mempertahankan usaha
mikro, kecil dan menengah perlu diutamakan. Ketika pelaku
UMKM dapat memanfaatkan sebuah sarana teknologi, informasi,
dan komunikasi dengan baik maka bisnis yang dijalankan akan

16
berkembang dengan baik dan hasil memuaskan. Serta sudah
diberikan kemudahan dalam pemberian pinjaman modal oleh
bank Indonesia, guna mendorong pertumbuhan UMKM.

UMKM Desa Tarokan Kediri


Oleh: Luqyana Ulfa

Desa Tarokan merupakan desa yang terletak paling ujung


barat Kota Kediri. Desa ini berdekatan dengan julukan kota angin
yakni Nganjuk. Desa tarokan bisa dikatakan desa yang banyak
penduduk karena desa ini banyak warga yang menganut
kepercayaannya masing-masing dalam beragama. Seperti Islam,
Hindu, Budha, dan Katolik. Dari warga desa ini walaupun
berbeda dalam tatacara beribadah namun, tidak menjadi masalah
dalam menjalin tali silaturahmi antar sesama. Desa ini dipimpin
oleh seorang kepala desa yang bernama Bapak Supadi, S.E. Desa
ini mempunyai ciri khas yang cukup dikenal oleh kota tetangga
yakni dengan kerajinan yang terbuat dari tanah liat yang biasa
disebut oleh warga setempat dengan nama “Remikan”. Remikan
adalah kerajinan atau mainan masak memasak tradisional untuk

17
anak-anak misalnya wajan, kuali, cobek, serta peralatan masak-
masakan lainnya. Pembuatan remikan ini cukup menggunakan
alat tradisional seperti alat putar yang digunakan untuk memutar
saat pembuatan remikan serta alat putar ini juga agar
memudahkan untuk membentuk. Remikan ini berbahan dasar
tanah lempung (tanah merah), yang mana tanah lempung mudah
di aplikasikan dalam pembuatan remikan. Tanah lempung juga
memiliki teskstur yang lengket serta saat kondisi kering tanah
lempung akan memiliki tekstur yang padat, bahkan kondisinya
akan menjadi lebih kuat apabila sudah dibakar. Tanah liat atau
tanah lempung juga memiliki peran penting dalam kehidupan
manusia. Salah satunya tanah liat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar membuat keramik, batu bata, kuali dan lain sebagainya.

Pembuatan remikan pertama kali di Desa Tarokan ini


dipelopori oleh Mbah Tun. Saat masih muda, setiap hari Mbah
Boni bisa membuat hampir 100 buah kerajinan tanah liat. Namun
kini, dia hanya sanggup membuat paling banyak 30 buah dan itu
dikerjakan pagi hari selama kurang lebih dua jam. "Kalau sinar
mataharinya sudah kena pintu rumah saya berhenti capek,"
katanya sambil tertawa. Usahanya dalam membuat kerajinan dari
bahan tanah liat sudah banyak dikenal dan usaha ini diturunkan
oleh anak-anaknya serta menantunya. Anak dari Mbah Tun
bercerita bahwa membuat mainan dari tanah liat sudah beliau
lakoni sejak jaman Indonesia merdeka. Saat itu hasil karyanya
hanya dihargai lima ratus rupiah sampai seribu rupiah per
buahnya. Dan seiring berkembangnya jaman remikan ini dihargai
lima ribu rupiah per buahnya. Selain membuat mainan dari tanah
liat, Mbah Tun juga membuat kerajinan seperti cobek dan beliau
juga menerima pesanan dalam jumlah kecil maupun besar. Mbah
Tun membuat kerajinan dari tanah liat di halaman rumahnya
sendiri. Mbah tun memperoleh tanah liat dengan cara menggali
sebagian dari belakang karangan rumahnya lalu dibuat adonan
lempung yang akan dijadikan remikan ataupun cobek. Pertama
kali Mbah Tun memproduksi remikan beliau menjualnya dengan
berdagang keliling, gang demi gang di setiap desa beliau lewati

18
guna memperoleh pundi-pundi uang untuk kebutuhan hidup
sehari-hari. Beliau pertama kali berjualan dengan berjalan kaki
dan membawa wadah besar untuk tempat remikan atau dalam
bahasa jawa wadah itu biasa disebut dengan tumbu.

Mbah Tun menawarkan kerajinan remikan ini kepada anak-


anak warga setempat serta Mbah Tun juga menjelaskan
bagaimana cara memakai remikan ini. Bermain remikan ini
biasanya harus diawasi oleh orang desawa. Bermain remikan
identik dengan menyalakan sumbu api seolah-olah yang
memainkannya berasa memasak beneran. Remikan mbah tun
biasanya paling laku terjual pada hari ahad, karena pada hari ahad
itulah anak-anak kampung Desa Tarokan dan sekitarnya
berkumpul jadi satu di beberapa gang untuk bermain bersama.
Remikan ini mayoritas diminati oleh anak-anak perempuan.
Karena pada dasarnya remikan ini berguna untuk masak memasak
dan memasak adalah hobi sebagian besar perempuan. Motivasi
Mbah Tun menjual remikan adalah untuk mengenalkan kepada
generasi penerus agar tetap cinta kepada kerajinan tradisional dan
Mbah Tun berharap remikan ini tetap melegenda di era jaman
seterusnya yakni jaman milenial.

Modal pertama yang dikeluarkan Mbah Tun dalam menjual


remikan ini ialah uang sepuluh ribu, uang ini digunakan untuk
membeli alat putar untuk memutar saat pembuatan remikan.
Mbah Tun berkata “jaman ndisik duwet semono yo akeh banget
nduk, iso sampek tuku alat puter iki ae alhamdulillah” bahasa
indonesianya adalah “jaman dahulu uang seratus ribu itu banyak
banget nak, bisa sampai beli alat putar ini alhamdulillah”. Karya
Mbah Tun semakin hari semakin banyak dikenali tetangga desa
dan akhirnya banyak yang ingin sekedar menjualkan remikan dan
ada juga yang bekerja sama dengan Mbah Tun. Omset yang
diperoleh Mbah Tun tiap harinya bisa seratus ribu rupiah sampai
dengan seratus lima puluh ribu rupiah jika ada orderan, omset
bisa mencapai dua ratus ribu rupiah sampai tiga ratus ribu rupiah.

19
Kini usaha yang ditekuni Mbah Tun sejak dulu sudah
digantikan oleh anak perempuanya seiring bertambah usianya
Mbah Tun. Sebelum adanya virus covid 19 ini usaha remikan ini
dijual disekolah-sekolah oleh anaknya Mbah Tun. Dengan adanya
virus covid 19 pendapatan yang ditekuni Mbah Tun semakin
menurun drastis, karena tidak bisa berjualan secara langsung dan
selain itu anak-anak juga tidak diperbolehkan pemerintah untuk
keluar rumah jikalau dirasa tidak perlu untuk keluar, alhasil anak-
anak lebih memilih bermain game online daripada bermain
mainan tradisonal.

Kerajinan Mbah Tun ini sudah banyak membuka cabang.


Banyak tetangga sekitar yang ikut menekuni usaha kerajinan
remikan dan cobek serta uleg ini. Kerajinan remikan ini juga
biasa diambil oleh penjual remikan lainnya yang nantinya akan
dijual kembali di pasar maupun keliling di desa desa lainnya.
Remikan ini juga dijual mentahannya yakni remikan yang belum
dibakar, tentu dengan harga yang lebih murah dibanding dengan
harga yang sudah dibakar dan siap dijadikan mainan. Didalam
usaha yang dirintis Mbah Tun ini terdapat dua pekerja yang
bekerja sebagai tukang gali tanah liat, pekerjaan ini tidaklah
gampang karena banyak menguras tenaga. Karena untuk
menggali tanah liat atau tanah lempung ini cukup sulit dan tempat
untuk menggali juga sudah menjorok ke dalam.

Terimakasih Mbah Tun sudah menemani masa kecilku


bermain dengan mainan kerajinan tradisonal, dan semoga Mbah
Tun selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT Aamiiiin.

20
UMKM Desa Singkalanyar
Oleh : Dewi Iftahun Nikmatul

Perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor


UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjadi
fondasi bagi peningkatan perekonomian di tanah air. Pesatnya
pertumbuhan industri kreatif yang tergolong dalam sektor tersebut
setiap tahunya menimbulkan persaingan bisnis yang kompetitif.
UMKM yang awalnya hanya menciptakan produk atau jasa, kini
juga harus muncul di permukaan dan diakui oleh masyarakat
untuk tetap bertahan, berkembang dan memajukan usahanya.
Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dan
telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan negara.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah memegang peranan


yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.
Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah juga berperan dalam mendorong laju
pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat
perusahaan - perusahaan besar mengalami kesulitan dalam
mengembangkan usahanya. Saat ini, perlu dikembangkan sebuah
inovasi agar eksistensi dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah
dapat terjaga dan tetap bertahan di Indonesia. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi
pemberdayaan UMKM berbasis potensi lokal yang unggul
melalui pengembangan kemitraan yang superior dengan teknologi
mandiri dan kompetitif. Hal tersebut dimaksudkan selain untuk
mempertahankan eksistensi dari produk UMKM juga sebagai
upaya peningkatan ekonomi bangsa. Selain itu, melalui hadirnya
kemitraan yang superior diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas, jaminan kualitas dan kuantitas, serta meningkatkan
ketahanan ekonomi secara nasional.

21
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan
kekuatan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan. Oleh karena
itu, keberadaan UMKM harus dilindungi dan diberdayakan
pemerintah. Dalam UU No.20/2008 tentang UMKM,
didefinisikan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat
secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan
pengembangan usaha terhadap UMKM sehingga mampu tumbuh
dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Desa Singkalanyar merupakan salah satu desa yang berada


di kecamatan prambon kabupaten Nganjuk yang memiliki
beberapa UMKM sebagai usaha masyarakat untuk menuju
kesejahteraan. Beberapa UMKM yang ada di desa singkalanyar
antara lain pabrik plastik Brontoseno, pabrik ini merupakan salah
satu UMKM terbesar di desa Singkalanyar yang sudah berdiri
sejak lama, hingga memiliki beberapa cabang sebagai tempat
produksi dan distributor atau agen, memiliki belasan agen dan
puluhan pekerja baik di pabrik maupun di toko yang menampung
hasil produksi plastik. Pabrik plastic Brontoseno ini merupakan
salah satu penyedia lapangan pekerjaan bagi warga Desa
Singkalanyar dan sekitarnya, pabrik ini dikelola sebagai tempat
produksi berbagai macam produk olahan plastic seperti sedotan,
baskom, kantong plastic, tali raffia, botol, kotak makan, kresek
dan masih banyak lagi. Tempat yang strategis membuat pabrik
plastic Brontoseno ini mudah di temukan, berlokasi di tepi Jalan
Raya Kediri – Warujayeng dan sudah dikenal oleh masyarakat
dalam maupun luar Desa karena sudah berdiri sejak lama. Adanya
pabrik plastic brontoseno ini sangat mendukung adanya UMKM
di Desa Singkalanyar, membuka lapangan pekerjaan serta sebagai
penyedia kebutuhan masyarakat akan plastic yang saat ini sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari. Dampak positif adanya
pabrik plastic di Desa Singkalanyar ini tidak memungkiri adanya
dampak negatif bagi lingkungan maupun manusia, asap
pembakaran mengakibatkan polusi di sekitar pabrik tempat
produksi, limbah padatnya sulit terurai oleh tanah sehingga

22
menjadi sampah, limbah cair juga mengakibatkan menurunnya
kadar oksigen dalam tanah sehingga tanah yang terkena limbah
sulit untuk ditanami, ketika produksi plastic berlangsung juga
mengakibatkan suara berisik dari mesin yang mengganggu
tetangga di sekitar tempat produksi.

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Desa


Singkalanyar yang selanjutnya yaitu produksi olahan pangan,
tahu dan tempe. Kebutuhan pangan di Desa Singkalanyar dapat
dikatakan sudah tercukupi karena banyak masyarakat yang
membuat produk olahan pangan untuk dijual, banyaknya warung
yang dikelola oleh masyarakat membuat warga baik dari dalam
maupun luar desa sangat mudah untuk mencari produk olahan
pangan. Selain itu juga banyak warga yang memproduksi tahu
dan tempe, hampir setiap blok RT terdapat rumah produksi tahu
dan tempe, hal ini mempermudah warga untuk mencari tahu dan
tempe, mengingat bahwa laut tersebut sudah menjadi makanan
sehari- hari, tahu dan tempe dapat diolah dengan mudah sesuai
selera, dan harganya yang murah membuat lauk ini digemari oleh
hampir semua orang. Produksi tahu tempe biasanya dilakukan
oleh bapak- bapak karena prosesnya yang membutuhkan waktu
yang lama dan tenaga yang kuat. Tahu dan tempe berasal dari
kedelai pilihan yang telah melalui beberapa proses pengolahan,
mulai dari perendaman, perebusan, untuk pembuatan tahu
biasanya kedelai harus digiling halus dahulu kemudian disaring
lalu direbus, kemudian diberikan cuka khusus tahu hingga
kemudian mengalami proses pengepresan yang akan menjadi tahu
yang bisa dipotong agar mempermudah dalam pengemasan.
Tempe yang proses produksinya tidak melalui penggilingan
namun melalui proses perebusan yang cukup lama, pemberian
ragi tempe dan juga harus dilakukan proses fermentasi agar
kedelai yang telah diolah dapat menjadi tempe, seperti yang
biasanya kita ketahui terdapat beberapa jenis pembungkus tempe
yaitu dari daun pisang, plastic, daun jati, hingga kulit pohon
pisang.

23
Permasalahan yang terjadi di masyarakat mengenai
produksi tahu tempe ini tentu saja limbah yang dihasilkan oleh
hasil pembuatan tahu dan tempe, limbah cair biasanya dibuang di
sungai dan tanah begitu saja, ketika limbah menggenang maka
akan menimbulkan bau yang tidak sedap, pemandangan yang
kumuh biasanya juga dirasakan oleh warga yang melewati sekitar
tempat pembuangan limbah. Proses produksi tahu dan tempe yang
melalui perebusan biasanya menggunakan bahan bakar dari ban
bekas karena bahan ini dapat mudah sekali terbakar dan membuat
api awet menyala, namun polusi udara sangat mengganggu karena
asap yang dihasilkan berwarna hitam dan bau yang tidak sedap,
untuk hal ini masyarakat sebaiknya diberikan pengarahan untuk
mengolah limbah dengan baik.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang ada di Desa


Singkalanyar selain pabrik plastic Brontoseno, produksi olahan
pangan dan tahu tempe lainnya juga ada, seperti industri mebel,
industri bahan bangunan, dan banyak toko serba, hal ini dapat
mempengaruhi kualitas kesejahteraan masyarakat Desa
Singkalanyar. Saran untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah
yang ada di Desa Singkalanyar yaitu sebaiknya terdapat
pengolahan limbah yang dihasilkan dari beberapa tempat
produksi sehingga mendukung adanya kelestarian lingkungan
(udara, air, dan tanah). Pengolahan limbah industri harus
dilakukan oleh pemilik usaha produksi agar tidak mencemari
lingkungan

24
Potensi UMKM untuk Perekonomian Desa
Oleh : Khusnia Latifatul Mauna

Dalam perekonomian Indonesia UMKM sangat berperan


penting karena kelompok usaha ini memiliki jumlah paling besar
serta kelompok usaha ini terbukti tahan terhadap berbagai macam
goncangan krisis ekonomi seperti yang terjadi saat ini di
Indonesia karena pandemi Covid 19. Kemajuan UMKM
disejalankan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat
dalam perkembangannya. UMKM selain menghasilkan jasa dan
produk untuk saat ini juga sudah menyerap cukup banyak tenaga
kerja dan sudah berkontribusi besar pada pendapatan daerah
maupun pendapatan negara.

UMKM dapat menjadi garda terdepan dalam pencapaian


pilar ekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan, pencipta
kondisi kerja yang lebih layak, inovasi dalam berbisnis. Untuk
mencapai hal itu aksi kolektif berbagai sektor sangat dibutuhkan
untuk mendukung kebangkitan UMKM melalui teknologi,inovasi
serta investasi. UMKM mempunyai peran penting dalam
pembangunan ekonomi karena tingkat penyerapan tenaga yang
relatif tinggi dan memiliki kebutuhan modal investasinya yang
kecil, UMKM dapat menyesuaikan keadaan pasar yang terus
berubah sesuai permintaan konsumen. Hal ini membentuk
UMKM tidak rentan terhadap berbagai keadaan internal.

Dapat diakui tidak semua UMKM siap dengan adanya


protokol kesehatan dan tidak semua siap dengan pandemi covid
ini. Jadi di desa Badal Pandean ini ada berbagai UMKM yang
sedang berjalan tidak hanya milik desa tapi para warga yang
memiliki bisnis tersendiri seperti produk camilan, berbisnis
tanaman hias, dan juga ada bisnis ikan hias. Ikan hias sendiri
adalah komoditas andalan Indonesia sejak lama dan menjadi salah
satu andalan ekspor bagi Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir.

25
Di desa Badal Pandean sendiri peternak ikan hias ini
memiliki kelompok yang biasa disebut Pokdakan yaitu Kelompok
Pembudidaya Ikan. Untuk saat ini para pembudidaya ikan cupang
di desa Badal Pandean merasa ada kendala ketika ada system
karantina yang terlalu lama export, jika terlalu lama dikarantina
akan mengurangi kesehatan ikan. Untuk ikan hias cupang sendiri
Kabupaten Kediri memiliki keunggulan dibanding daerah lain.
Selain itu, bisnis budidaya ikan cupang ini memiliki nilai jual
yang tinggi dan juga tidak terlalu membutuhkan tempat begitu
luas untuk melakukan budidaya. Menurut anggota Pokdar di Desa
Badal Pandean banyak jenis Ikan Cupang yang di kembangkan
oleh petani lainnya, mulai dari ikan cupang jenis galaxy, galaxy
multi, Giant, dan blue rim memiliki nilai jual tinggi. Kalau untuk
saat ini yang paling memiliki trend adalah dari jenis galaxy multi.
Untuk harga di ambil dari harga tertinggi untuk semua kualitas
sudah full warna tegas seperti merah nyala bisa sampai harga
jutaan.

Untuk pemasaran produk sendiri para petani ikan cupang


disini lebih cenderung untuk menjual dengan sistem online.
Karena penjualan online di anggap dapat menjangkau cakupan
wilayah luas, bahkan ekspor ke Malaysia, Singapura, Jepang,
Korea, China dan Amerika Serikat. Untuk harga ekspor yang
sudah di ekspor oleh petani ikan cupang di desa Badal Pandean ke
USA per ekornya sekitar 4-6 juta untuk satu jenis ikan saja.

Untuk komunitas budidaya ikan di Desa Badal Pandean


terbagi menjadi empat kelompok yang sudah diakui dinas terkait.
Masing-masing kelompok beranggotakan 10 sampai 15 orang.
Untuk saat ini sekitar 60-70 persen petani ikan di Desa Badal
Pandean focus ke budidaya ikan Betta untuk yang lainnya banyak
yang bermacam-macam. Untuk ikan hias jenis Betta budidaya
petani desa Badal Pandean memiliki keunggulan ditinjau dari sisi
cara merawat, sehingga ikan lebih tinggi agresif dan memiliki
daya tahan terhadap penyakit. Meski demikian kendala yang
dialami oleh petani adalah ketersediaan cacing sutra sebagai

26
makanan ikan cupang. Para petani harus mendatangkan cacing
sutra ini dari Surabaya. Untuk saat ini harga cacing Sutra di jual
sekitar 10-12 ribu per kaleng susu. Untuk harga sebelumnya
sekitar 8-9 ribu.

Usaha bunga dan bibit tanaman saat ini sangat


menjanjikan. Perkembangan tanaman hias semakin meningkat
seiring pembangunan yang kian terus tumbuh. Tidak hanya
menjadi popular saja, tanaman hias juga telah merambat ke
bidang arsitektur. Untuk desain rumah sudah banyak yang
menempatkan tanaman hias sebagai nilai asri tersendiri dalam
sebuah rumah. Di Desa Badal Pandean ini selain budidaya ikan
cupang masih ada budidaya tanaman hias yang sangat membantu
perekonomian warga sekitar. Untuk tanaman yang di jual sendiri
para petani tanaman hias ini membeli satu jenis bunga untuk
dijadikan bibit, untuk jenis tanaman hias yang dijual pun
bermacam-macam jenis mulai dari pot kecil sampai pot besar.
Ada juga pada media polybag agar lebih enteng.

Ada beberapa jenis tanaman hias yang penjualannya


mengikuti trend atau jenis tanaman yang sedang diminati oleh
banyak konsumen. Untuk tanaman hias yang sedang trend sendiri
harga jualnya dapat sangat mahal. Untuk mengurangi kerugian
jika tanaman tertentu sudah masa lewat trend-nya untuk para
petani menyediakan jenis tanaman yang beragam.

Untuk pemasarannya sendiri di Desa Badal Pandean dulu


hanya para pedagang kios yang datang mencari ke para petani
tanaman hias terkadang ada juga memesan untuk pada hari berapa
karena banyaknya kebutuhan bunga. Untuk saat ini teknologi
sudah mumpuni banyak sekali petani tanaman hias yang
mempromosikan dan menjual barangnya melalui online. Tidak
sedikit para pembeli yang biasa membeli di kios langsung datang
ke para petani yang ada di Desa Badal Pandean. Ketika pandemi
ini permintaan akan bunga hias meningkat berlipat lipat.

27
Sejak dulu Kediri cukup terkenal dengan makanan khasnya
yaitu tahu. Sebab itu banyak pengusaha tahu bermunculan, seperti
di Desa Badal Pandean tahu diolah menjadi keripik tahu walik.
Tahu walik sendiri merupakan olahan tahu yang digoreng dengan
di balik setelah tahu di goreng lalu di belah dan di balik. Yang
membuat kripik tahu walik isi renyah karena kulit luarnya yang
dibalik menjadi di dalam. Usaha keripik tahu walik di Desa Badal
Pandean ini lebih banyak dikerjakan oleh ibu rumah tangga.
Kripik tahu walik ini biasanya diperjual belikan melalui online
maupun di titipkan di toko kelontong. Selain menjadi camilan
setiap hari kripik tahu walik ini juga banyak diminati sebagai
jajan pada saat hari raya idul fitri. Pada saat hari raya idul fitri
penjualan untuk kripik tahu walik ini meningkat karena pesanan.

28
UMKM Desa Mronjo
Oleh: Jihan Wahida Rahma

Desa yang terletak di daerah Blitar dan salah satu desa


berkecamatan Selopuro Kabupaten Blitar ini bernama desa
Mronjo. Desa ini memang hampir tidak dikenal di kota-kota besar
karena memang berada di daerah yang sulit dijangkau. Namun,
ada satu hal yang menarik dari desa ini sehingga banyak orang
dari luar Blitar singgah di desa ini. Walau lokasinya terpencil tapi
tetap masih eksis, menandakan ada sesuatu yang istimewa
memberikan kepuasan kepada orang yang singgah. Tepatnya ada
Di Desa Mronjo dusun Bendilmalang terdapat warung makan
bakso fresh yang menyediakan menu yang unik bernama bakso
kuah blendi, banyak varian menu bakso di warung ini. Ada bakso
biasa, bakso mercon, bakso beranak hingga bakso jumbo. Menu
baru di warung ini ada bakso pentol isian iga untuk kuah biasa
dengan diberi harga per porsinya 20.000 ribu rupiah dan dengan
harga 22.000 ribu rupiah untuk kuah blendi. Serta harga dari
bakso biasa disini mulai dari sepuluh ribuan saja udah ada isian
tahu, kuah segar, gorengan dan ada menu tambahan tetelan
dengan menambah 5000 rupiah per porsi. Dari setiap menu bakso
disini, nggak ada yang nggak enak. Semua bakso disini full
daging sapi bukan kaleng-kaleng cabenya pun beuh beneran harus
nyoba sendiri sih.

Pelanggan yang datang ke rumah makan bakso fresh ini


banyak yang dari luar Blitar, bahkan ada yang datang langsung
dari Surabaya hanya untuk menyantap bakso yang ada di warung
ini. Serta bagi warga luar Blitar yang ingin mengunjungi warung
ini bisa dilihat alamat lengkapnya dengan mengetik pencarian di
Google Maps “Bakso Fresh Selopuro”, karena kata Dwi, pemilik
warung banyak yang datang dengan menggunakan arahan dari
Google maps. Mungkin banyak yang nggak tau apa itu kuah
blendi, blendi adalah sebutan kuah yang isinya lombok atau cabe
merah, isian bakso di warung fresh ini berisi banyak lombok atau

29
cabe merah bagi bakso berukuran besar. Meski rasanya cukup
pedas, nyatanya pelanggan banyak yang kembali karena
ketagihan. Apa yang membuat bakso ini berbeda dari yang lain
adalah semangkuk porsi bakso yang diguyur dengan kuah yang
merupakan campuran 6 sampai 7 kilogram cabai. Kata Dwi,
pemilik warung yang membuat ide bakso dengan banyak cabai
seperti ini dimulai 3 tahun yang lalu, saat harga cabai menurun.
Dwi memutar otak untuk mengolah cabai dalam menu bakso
hingga jadilah bakso kuah blendi. Masyarakat desa sekitar banyak
yang antusias dan warung selalu rame, hingga akhirnya menu
bakso kuah blendi keterusan sampai sekarang hingga sampai
menambah banyak menu spesial. Dalam sehari kata Dwi ia bisa
menjual hingga ratusan porsi bakso dan warung bakso fresh mulai
dibuka pukul 11 siang hingga jam 10 malam. Bahkan pernah
sebelum jam tutup bakso sudah habis hingga akhirnya membuat
bakso kloter kedua karena masih banyak yang datang ke warung
makan.

Bakso fresh juga memiliki akun media sosial Facebook


untuk mengunggah kegiatan selama berjualan, dan informasi
menu baru serta informasi buka tutup warung bakso fresh. Karena
menurut pengakuan Dwi warungnya tidak menerima DO atau
Delivery Order, maka yang ingin merasakan bakso menu disini
harus menuju kesini. Saya sendiri juga sering ke warung rumah
makan bakso fresh karena cuma butuh dua menitan atau malah
satu menit bagi saya untuk kesana. Tapi saya biasanya hanya
membeli bakso yang biasa tapi dengan siraman kuah blendi, saya
memang suka makan pedas tapi bukan berarti saya doyan makan
cabai. Karena setiap saya lewat di depan warung makan bakso
fresh ini selalu membuat saya ketagihan dan rasa ingin mampir.
Setiap saya lewat juga nggak pernah sepi, selalu ada satu dua
mobil terparkir di pinggir jalan. Pernah teman saya sekampus
saya ajak ke warung bakso fresh ini dengan rela datang jauh-jauh
dari kampus IAIN Tulungagung menuju ke Blitar hanya untuk
merasakan rasa bakso yang enak banget ini, benar saja teman saya
yang satu ini sampai menghabiskan dua porsi bakso full blendi

30
atau cabai dan masih membeli untuk dibawa pulang. Seenak itu
sih bakso disini.

Selain hal menarik dari kuliner, Desa Mronjo memiliki


kerajinan yang diberi nama Cindayrella. Dilihat dari namanya
sendiri sudah unik. Cindayrella merupakan kerajinan berbahan
plastik, rajutan yang dibuat sebagai tas, dan cinderamata lainnya.

Potensi desa tas rajut ini sudah berjalan kurang lebih empat
tahun dengan nama produk Cindayrella Gemilang dengan nomor
ijin usaha :29/IUMK/409.58/IV/2017 dengan nama perusahaan
TINA’S PRODUCTION. Beralamat Dusun Sumberaden  RT.01
RW.05 Desa Mronjo Selopuro. Bahan Dasar dari tas rajut ini
awal mulanya tali rafia, benang siet, tali kur kecil/besar, nilon,
polycerry. Jumlah pekerja untuk saat ini kurang lebih ada 12
pekerja. Untuk pemasaran produk melayani pesanan dan
dititipkan dibeberapa toko dan sering mengikuti pameran yang
diadakan oleh Disperindag dan Koperasi.

Saat ini, Berbagai produk rajutan yang sudah dibuat yaitu,


tas, topi, dompet, blazer, taplak meja, tutup galon, tempat tisu dan
tempat botol. Kerajinan tas rajut disini bagi pemula untuk
membuatnya cukup lama, antara dua sampai tiga minggu, tapi
kalau sudah lancar bisa cukup 2 sampai 3 hari selesai untuk
merajut tas ibu-ibu. Hasilnya dari karya tersebut kemudian dijual
ke teman-teman dan desa sekitar. Bahkan sudah merambah ke
pasar luar jawa. Seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
“Produk-produk rajutan ini sudah dijual ke luar jawa. Dari murid-
murid sendiri dan disana terjual dengan laris,” kata ibu-ibu
perajut. “Hasilnya dapat menghasilkan pendapatan bagi anak-
anak terlantar, ibu-ibu komunitas yang ingin berwirausaha.
Sehingga bisa menambah usaha dan pendapatan bagi rumah
tangga,” imbuh wanita kelahiran Blitar, 1 Oktober 1975. Modal
dan pendapatannya hampir puluhan juta. Antara Rp 10 juta
sampai Rp 20 juta dalam sebulan.

31
Setiap Kegiatan yang selalu dilakukan dapat dilihat di akun
Media sosial Facebook Cindayrella Gumilang yang selalu di
update selama ada pembeli, kegiatan merajut, dan lain lain.
Pemesanan bisa dilakukan dengan mengontak nomor dari akun
media sosial Facebook dan bisa dikirim secara pesan antar.

32
33
Usaha Kecil Menengah Tahu di Desa Talun
Kulon
Oleh : Chintya Eka

Desa Talun Kulon merupakan salah satu desa yang terletak


di Kecamatan Bandung, Tulungagung. Mayoritas dari penduduk
desa ini bekerja sebagai petani karena memiliki lahan persawahan
yang cukup luas, ada juga yang memiliki usaha lain seperti ternak
ayam, ternak kambing dan sapi, dan lain-lain. Salah satu Usaha
kecil yang sukses dan terkenal di desa kami adalah usaha industri
tahu Bu Bandiyah. Industri tahu ini berdiri sejak tahun 2008
hingga saat ini, jadi sudah berjalan selama kurang lebih 13 tahun.
Tahu merupakan salah satu produk makanan favorit yang dibuat
oleh komoditas usaha kecil menengah yang berbahan baku
kacang kedelai. Proses produksi tahu cukup sederhana dengan
menggunakan metode tradisional, namun daya beli masyarakat
untuk produk tahu ini relatif tinggi.

Pada awalnya Bu Bandiyah menjalankan merintis usaha ini


bersama suaminya dengan modal seadanya. Semuanya dikerjakan
berdua, mulai dari proses pengolahan bahan baku sampai jadi
tahu yang siap dijual. Namun untuk proses pemasarannya Bu
Bandiyah melakukanya sendiri. Bu Bandiyah menjual tahunya ke
pasar Bandung dengan menggunakan sepeda, setiap hari beliau
berangkat selesai sholat subuh dan pulang siang hari. Jika sampai
siang dagangannya belum habis terjual, maka beliau akan
berkeliling di sekitar desa untuk menjajakan tahunya. Namun
terkadang, tahu jualannya tidak habis terjual dan harus dibawa
balik ke rumah. Keuntungan yang didapat dari hasil penjualan
tahu tersebut tidak terlalu besar, tapi baginya itu lebih dari cukup
untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung untuk modal
usaha yang lebih besar.

Berkat ketekunan dan kesabaran yang luar biasa, beliau


berhasil mengumpulkan modal sehingga mampu membuka pabrik

34
tahu sendiri. Usaha tahunya berjalan dengan cukup bagus,
sekarang beliau tidak perlu bersusah payah untuk menjual produk
tahunya, Bu Bandiyah sudah memliki karyawan yang siap
memasarkan hasil produksinya. Karyawan Bu Bandiyah untuk
saat ini berjumlah 9 orang, ada yang dari desa dan ada juga yang
dari tetangga desa. Untuk proses pengolahan bahan baku hingga
proses pemasaran hasil produksi dilakukan oleh para pekerja
secara bersama-sama. Untuk hari kerjanya disesuaikan dengan
hari kerja pada ummunya, jadi setiap hari minggu libur.

Kacang kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu.


Pasokan bahan baku berupa kacang kedelai diperoleh dari penjual
kedelai yang berada di desa Durenan, Trenggalek. Industri tahu
ini membutuhkan kurang lebih sekitar 1 ton kedelai yang bisa
menghasilkan sekitar 500 papan tahu setiap harinya. Proses
pembuatan produksi tahu memerlukan waktu kurang lebih satu
hari, mulai dari pengolahan bahan baku hingga menjadi tahu yang
siap dipasarkan.

Proses produksi tahu dimulai dari perendaman kedelai


selama kurang lebih 4 jam sampai kedelai terpisah dari kulitnya.
Setelelah proses perendaman, kemudian dicuci bersih untuk
memisahkan kulit ari dari kedelai yang sudah direndam tadi.
Tahap selanjutnya, kedelai yang sudah bersih lalu digiling dengan
menggunakan mesin penggiling dan selama proses penggilingan
berlangsung ditambahkan air untuk mempermudah penggilingan.
Hasil penggilingan diperas menggunakan mesin sampai semua
sarinya terambil. Dari hasil pemerasan tadi akan diperoleh ampas
tahu dan sari kacang kedelai yang digunakan untuk pembuatan
tahu. Tahap selanjutnya yaitu proses perebusan sari kacang
kedelai. Proses perebusan dilakukan dengan cara pembakaran
secara tradisional dengan tungku besar berbahan bakar serbuk
gergaji. Setelah dari kacang kedelai direbus selama 1 jam
kemudian ditaruh di dalam wadah. Selanjutnya yaitu tahap
penyaringan untuk memisahkan sari kedelai dengan air dan
ampasnya. Sari kedelai disaring secara manual menggunakan kain

35
yang tipis untuk membantu pemisahan air dengan ampasnya. Air
hasil pemisahan ampas tahu diendapkan dalam tong besar selama
kurang lebih 15 menit supaya sari tahu mengendap. Lalu diberi
cuka dan garam, cuka ini berfungsi untuk membantu proses
pengendapan pada sari kedelai. Endapan tersebut merupakan
bahan utama untuk mencetak tahu. Setelah itu sari tahu disendok,
dibungkus menggunakan kain dan diletakkan pada cetakan kotak
yang terbuat dari kayu, lalu dipadatkan sampai berbentuk kotak.
Setelah benar-benar padat, bungkus kain dibuka kemudian
ditiriskan, pada tahap ini bahan baku benar-benar sudah sah
menjadi tahu. Kemudian dipindahkan ke papan lalu dipotong-
potong sesuai pesanan. Selanjutnya, tahu siap untuk digoreng.
Untuk hasil limbah tahu, seperti ampas padat dan cair saat ini
sudah memiliki nilai ekonomis. Biasanya limbah padat
pembuatan tahu dipakai sendiri untuk pakan ternak sapi dan
sebagian lagi dijual ke peternak sapi untuk mengoptimalkan
penggemukan. Kalau dijual itungannya ember cat yang 20 kg
perember Rp. 8000. Limbah padat pembuatan tahu juga bisa
dolah menjadi makanan yaitu tempe gembos yang rasanya tidak
kalah enak dengan tahu itu sendiri.

Hasil produksi tahu dipasarkan di beberapa pasar di


Tulungagung. Untuk saat ini pangsa pasar, konsumen dari
industri tahu ini adalah pedagang sayur keliling, ibu rumah
tangga, dan pedagang pasar. Pemasaran tahu dilakukan oleh para
pekerja yang sebelumnya terlibat dalam proses produksi, ada
yang menjualnya ke pasar ada juga yang berkeliling dari desa ke
desa. Namun tidak hanya para pekerja yang memasarkannya, tahu
Bu Bandiyah biasanya juga dimabil oleh tengkulak. Tahu ini
biasanya dijual dalam dua macam yaitu tahu goreng dan tahu
putih. Produksi tahu Bu Bandiyah selalu habis terjual pada setiap
produksinya, sehingga tidak ada karyawan yang membawa
pulang sisa dagangan. Untuk harga tahunya sendiri dijual dengan
harga yang relatif murah yaitu tahu goreng Rp.1000 dan Rp.500
untuk tahu putih. Dari hasil penjualan itu, beliau mendapatkan
omset sekitar 2-3 juta dalam satu hari.

36
Pada saat awal pandemi covid-19 produksi tahu Bu
Bandiyah mengalami penurunan karena harga bahan baku naik.
Biasanya setiap hari memproduksi 6 kwintal tahu, saat pandemi
hanya berani mengolah bahan baku 7-8 kwintal saja. Pada saat
harga bahan baku naik tidak secara otomatis harga tahu juga ikut
naik. Harga tahu tetap sama, Bu Bandiyah hanya memangkas
produksinya saja untuk menghindari adanya kerugian. Jika
menaikkan harga jual tahu dirasa tidak mungkin karena hal ini
tentu tidak dikehendaki oleh konsumen, yang ada malah tahu
tidak akan laku dipasaran. Namun seiring berjalannya waktu,
harga bahan baku mulai kembali menurun sehingga produksi tahu
sudah kembali normal seperti biasanya.

Kunci keberhasilan Bu Bandiyah dalam mengembangkan


usaha adalah ketekunan. Dan kunci keberhasilan dalam berusaha
adalah kerja keras dan tidak kenal lelah. Kesabaran dan
ketekunan seseorang dalam menjalankan suatu usaha pasti akan
mencapai keberhasilan yang membanggakan. Jangan pernah
mengeluh, jangan pernah menyerah, dan jangan pernah
bergantung kepada orang lain untuk mencapai kesuksesan.

37
Potensi UMKM Desa Klampok Pandanarum
Melalui Pesona Kampung Sayur
Oleh : Arfiq Safitri Ningsih

Tinggal disuatu desa yang asri dan tenang adalah suatu


anugerah tersendiri bagi saya. Tempat tinggal yang nyaman jauh
dari kebisingan adalah idaman bagi manusia yang menginginkan
ketenangan. Tepatnya di Dusun Klampok Desa Pandanarum
Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar ini saya tinggal bersama
orang tua dan saudara-saudara saya. Sebuah Desa yang
mempunyai luas kurang lebih 1.149.00 Ha. Ini menyimpan
banyak cerita menarik, kenangan indah, serta pesona yang
mengagumkan yang belum banyak diketahui masyarakat luas.
Jika anda berkunjung ditempat ini, anda akan dimanjakan oleh
pemandangan hijau sepanjang ruas jalan serta perbukitan seluas
mata memandang. Sikap hangat dan keramah tamahan
masyarakat desa Klampok Pandanarum ini menambah rasa ingin
tinggal anda selagi melepas penat akan kerasnya kehidupan serta
memanjakan hati anda.

Selamat datang didesa kami, dimana gotong royong serta


rasa kepedulian tak akan pernah lepas dan selalu mengiringi
setiap langkah dalam kehidupan. Keharmonisan adalah kunci
kehidupan yang indah. Dengan kesadaran penuh serta rasa saling
berbagi dan tolong menolong yang tinggi, lahirlah "Kampung
Sayur" Di dalam sebuah dusun didesa ini. "Kampung Sayur? "
Adalah julukan bagi dusun ini yang baru saja diberikan pada
akhir 2019 lalu. Potensi bisa berkembangnya menjadi sebuah
dusun dengan profit yang tinggi semakin besar. Dahulu dusun ini
sangat terpencil, jauh dari kata "terkenal". Jika bertanya kepada
orang-orang tentang dusun Klampok ini, maka banyak yang tidak
akan mengerti dimana dan seperti apa tempat ini. Tapi seiring
berjalannya waktu, dusun ini, akhirnya bisa menjadi sarana wisata
dan pembelajaran bagi desa-desa lain yang ingin mengembangkan
desanya melalui potensi UMKMnya.

38
Awal mula adanya "Kampung Sayur" Ini adalah tentu saja
dengan semangat dari warga Masyarakat yang menjujung tinggi
solidaritas serta hasil kerja keras perangkat desa demi
membangun kesejahteraan bersama. Desa Pandanarum ditetapkan
sebagai desa pelopor Keluarga Berencana atau KB oleh negara
disalah satu desa yang ada dikecamatan Sutojayan Kabupaten
Blitar pada tahun 2017 lalu. Keberhasilan progam kampung KB
desa Pandanarum, mendatangkan banyak sekali manfaat bagi
warga masyarakat desa Pandanarum. Karena tugas dan tanggung
jawab yang diberikan berhasil dilaksanakan dengan baik,
Kampung KB akhirnya merambah kesuksesan dengan melahirkan
Kampung Sayur serta Komunitas Pandur (Pandanarum Nandur).
Hal ini tentu saja sangat bermanfaat bagi warga maupun
perangkat desa, tiada yang lebih indah selain kerja keras yang
membuahkan hasil yang bermanfaat.

Komunitas Pandur adalah sebuah komunitas yang terdiri


dari warga masyarakat desa Pandanarum yang menjalankan tugas
dalam hal kepengurusan kesuburan tanaman, seperti pembuatan
pupuk organik sendiri dan juga bertanggung jawab atas tanah
yang digunakan untuk menanam berbagai macam sayur.
Mengandalkan potensi dari alam karena desa ini berada dibawah
perbukitan nan luas, menjadikan tempat ini kaya akan sumber
daya alam yang melimpah. Meskipun begitu kami hanya
mengambil sebanyak yang dibutuhkan saja, diharapkan agar bisa
bermanfaat pada generasi berikutnya kelak. Selain itu ada juga
pihak-pihak penggerak lainnya seperti perangkat desa serta
organisasi pemuda yang tergabung dalam karang taruna yaitu
karang taruna Pandanwangi desa Pandanarum. Jika anda
berkunjung ke desa Pandanarum, tepat disepanjang jalan utama
Desa ini disebelah kanan maupun kiri jalan terdapat berbagai
keunikan yang akan memanjakan rasa keingintahuan anda. Yang
pertama ada banyak pot dari ban bekas yang ditaruh disepanjang
sisi jalan yang hanya berjarak antara 2-3 meter saja yang ditanami
pohon serai yang sangat rimbun yang dipercaya sebagai tanaman
kaya manfaat herbal untuk meredakan segala penyakit atas izin

39
Allah S. W. T. Selain itu tanaman ini akan menambah keindahan
penghijauan yang seperti kita tahu bumi sedang tidak baik-baik
saja, diharapkan hadirnya tanaman ini akan membantu sedikit
meringankan rasa sakit yang diderita bumi pertiwi. Selain itu
warga masyarakat yang didepan ruamhnya ditanami pohon serai
ini bisa memanfaatkan pohon ini sebaik mungkin secara gratis
sesuai dengan yang dibutuhkan. Karena tradisi didesa kami para
orang-orang terdahulu mengajari bahwa serai adalah bahan utama
untuk kunci masakan yang sedap dan kaya rasa, setiap hajatan
bahkan setiap hari jika ingin memasak warga masyarakat
menambahkan beberapa batang serai ini kedalam masakan yang
akan menambah cita rasa dan kenikmatan masakan mereka. Dan
juga serai-serai tersebut bisa dipanen lalu dijual dipasar
tradisional yang tidak jauh dari desa Pandanarum. Seperti yang
kita ketahui, serai adalah salah satu dari banyak nya ciptaan Allah
S. W. T. Yang dapat menjadi bahan untuk kesehatan badan
khususnya juga membantu mencegah dari penularan virus seperti
pandemi saat ini. Serai mengandung herbal yang baik untuk
kesehatan tubuh dan juga sangat bermanfaat bagi kesehatan,
masya Allah.

Selain serai, kami juga menanam Pohon kenanga


disepanjang jalan utama desa Pandanarum didalam pot besar
bekas roda kendaraan besar. Sama halnya seperti serai, kami
menanamnya berdekatan sekitar 4-5 meter jaraknya. Pohon
kenanga ini bukan semata-mata hanya untuk hiasan saja, tapi
banyak sekali makna yang terkadung dalam penanaman pohon
ini, yaitu yang pertama adalah, berharap semoga desa
Pandanarum senantiasa arum (wangi) seiring dengan banyaknya
bunga kenanga yang sudah bermekaran disepanjang jalan agar
menambah indah perjalanan anda, yang kedua penanaman bunga
ini juga mengingatkan kita bahwa ada kehidupan setelah dunia,
bahwa kita semua yang hidup karen izin Allah S. W. T. Juga akan
kembali kepada Allah. Karena bunga kenanga adalah bunga yang
mengiringi kepergian seseorang menghadap sang ilahi karena

40
selesainya kehidupan didunia ini, sehingga kita akan selalu sadar
dan selalu mendekatkn diri pada Yang Maha Esa.

Sama halnya dengan serai, bunga kenanga pun bisa diambil


dan juga bisa dimanfaatkan bagi siapapun. Sesekali setiap
seminggu sekali akan dipanen bunga kenanga tersebut lalu dijual
kepada pengepul. Dan profit dari penjualan serai atau kenanga
akan dimasukkan kedalam kas desa serta Kampung KB yang akan
diputar ulang untuk keperluan warga lainnya. Intinya berasal dari
warga juga akan kembali kepada kesejahteraan mereka. Selain itu
kami memliki pohon bunga tabebuya, yaitu pohon yang indah,
tinggi besar menyerupai bunga sakura yang terdapat dijepang
dengan kearifan lokal tentunya. Tujuan penanaman bunga ini
tentu saja untuk memperindah pemandangan desa Pandanarum
nantinya kemudian juga untuk menjaga lingkungan sekitar,
menyediakan oksigen murni yang sangat bermanfaat bagi
keberlangsungan kehidupan generasi penerus kelak. Derasnya
aliran air hujan akan mampu ditampung oleh pohon tabebuya ini
dan pohon lain yang di tanam di desa Pandanarum yang
bermanfaat mencegah adanya bencana alam dimulai dari desa
kami yang juga akan dirasakan manfaatnya oleh desa tetangga
lainnya. Kemudian ada juga tempat sampah yang selalu ada
disetiap tepi jalan seanjang desa Pandanarum. Tempat sampah ini
terdiri dari 2 tabung yang 1 isinya untuk sampah organik dan
yang satunya lagi untuk sampah anorganik, tentunya sampah-
sampah ini yang bisa didaur ulang akan dijadikan barang-barang
bermanfaat seperti tas, tempat duduk dan lain sebagainya. Yang
lainnya akan digunakan sebagai campuran pupuk tanaman.

Beralih dari sepanjang Desa Pandanarum kini saya akan


memperkenalkan "Kampung Sayur" yang saya maksud. Kampung
sayur terdiri dari 2 RT dan 2 RW di Dusun klampok yaitu RT 01
dan RT 02 bersama-sama di RW 03. Adanya kampung sayur ini
sangat memberikan rasa bangga tersendiri bagi masyarakat dusun
Klampok, karena salah satu bahan makanan penting yang
dikonsumsi memberikan jaminan kesehatan penuh, jauh dari

41
pestisida dan bahan beracun tentunya. Karena semua sayuran
disini organik dan sangat sehat asli dari pertanian lahan rumah
warga masyarakat dusun Klampok. Seperti yang banyak diketahui
banyak orang-orang yang melakukan tindak kecurangan
dipasaran hanya untuk meraih keuntungan tanpa memikirkan
kesehatan. Disetiap rumah warga dusun Klampok ini diberikan
media tanam berupa polibag dan ban bekas serta tanah dan juga
segala macam jenis bibit dan benih sayur mayur yang bisa
ditanam seluas lahan yang mereka miliki. Banyak sekali sayur
mayur yang bisa ditanam, antara lain ada berbagai macam jenis
sawi, mentimun, tomat, brokoli, labu, kangkung, cabai, bawang
putih dan merah, segala macam jenis terong, kubis, gambas, pare,
dan juga kentang. Banyak sekali tentunya yang bisa ditanam
dilahan warga. Warga bebas memilih sayur mana yang cocok
untuk ditanam dirumah masing-masing. Tetapi sebelum warga
bisa menanam dengan gratis sayur mayur ini, mereka terlebih
dahulu mengadakan kerja bakti. Untuk penempatan media tanam
ban dan pengemasan tanah dalam polibag, seluruh warga
masyarakat melakukan kerja bakti dengan senang hati dan
bersemangat. Sekali lagi nilai gotong royong yang tinggi akan
selalu senantiasa tertanam dalam kehidupan ini.

Setelah selesai kerja bakti, mereka bebas mengambil


seberapa banyak media tanam dan bibit sayur mayur yang akan
ditanam dirumah masing-masing, tentunya disesuaikan dengan
lahan mereka tinggal. Rasa berbagipun tak akan lepas dari diri
warga, jika salah satu warga tidak mempunyai tanaman seperti
tetangganya, tetanggapun akan membagi sedikit panennya untuk
bersama-sama bisa dinikmati, begitupun sebaliknya. Penanaman
hingga perawatan tanaman sendiripun menghadirkan rasa bahagia
serta bangga dalam diri sampai panenpun membawa berkah
tersendiri. Jika musim pengepul akan datang ke dusun Klampok
untuk membeli sayur mayur dari warga yang dipanen. Jika warga
ingin menjual bisa dijual kepada pengepul tersebut, sebagian ada
yang dikonsumsi sendiri untuk keluarga dan kerabat. Uang hasil
penjualan bisa dimiliki sendiri juga sebagian bisa dimasukkan

42
kedalam kas atau catatan penjualan dipos Kampung Sayur yang
sekaligus tempat pembibitan dan pusatnya Kampung Sayur.
Untuk kemudian profit tersebut bisa digunakan kembali untuk
membeli benih atau bisa digunakan untuk kepentingan warga lain.

Jika anda berwisata kesini, anda bebas untuk memanen


sendiri dari lahan langsung lalu dibawa pulang untuk oleh-oleh.
Banyak sekali desa-desa lain yang sudah datang ke desa kami
untuk berbagi dan bertukar ilmu serta menikmati pesona
"Kampung Sayur" Kami. Ibu Gubernur Jawa Timur pun Ibu
Khofifah turut datang ke Kampung Sayur kami untuk melihat
potensi yang ada dalam desa kami. Sungguh kebanggaan yang
luar biasa bagi kami semua. Saya berharap sekali saya bisa
membantu kampung saya untuk lebih maju kedepannya dengan
meningkatkan dan membantu perkembangan wisata Kampung
Sayur ini untuk menuju desa UMKM yang terbaik yang bisa
menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat dan
generasi penerus kelak. Aamiin

43
Umkm Kacang Goreng Pasir Desa Selorejo
Oleh : Mustofa Amin

Indonesia merupakan salah satu agraris terbesar di dunia,


terbentang dari sabang sampai merauke. Hal ini disebabkan
karena di Indonesia terdapat banyak gunung-gunung vulkanis
yang masih aktif sehingga membuat tanah disekitarnya menjadi
subur. Ini membuat mayoritas penduduk di Indonesia berprofesi
menjadi petani. Selain terkenal dengan ekspor hasil rempah-
rempahnya indonesia juga terkenal dengan hasil pertaniannya,
salah satu hasil pertaniannya yakni Kacang tanah. Besumber dari
economy.okezone.com per bulan januari samapi bulan mei 2019
Indonesia mengekspor kacang tanah ke berbagai negara mulai
dari Malaysia, Arab Saudi, Amerika Serikat, Inggris, Kanada,
hingga belanda dan kacang tanah yang diekspor dari Indonesia
mencapai lebih dari 1584 Ton serta meraup keuntungan sebesar $
3,8 juta dari ekspor kacang tanah.

Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan atau legum


anggota suku fabaceae yang memiliki nama latin Arachis
hypogaea L. Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang
berasal dari amerika khusus kawasan beriklim tropis. Sehingga
tanaman ini cocok ditanam di kawasan Indonesia karena juga
merupakan negara beriklim tropis. Di Indonesia terdapat banyak
sekali daerah yang menghasilkan kacang tanah dengan kualitas
yang baik dan berstandar internasional. Bersumber dari
panennews.com Jawa Timur merupakan provinsi dengan
penghasil kacang terbesar di Indonesia dengan total produksi
sebanyak 153.216 ton per tahun, sedangkan total produksi seluruh
indonesia dapat mencapai 512.198 ton per tahun 2018 dan terus
meningkat lebih dari 3,38 % dibandingkan tahun sebelumnya.

Tidak dapat dipungkiri Usaha Mikro, kecil dan Menengah


(UMKM) merupakan salah satu penggerak utama perekonomian
di Indonesia. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah

44
satu yang dipilih oleh pemerintah dalam upaya mengurangi
tingkat pengangguran, kemiskinan, dan pemerataan pendapat
penduduk. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa sektor mulai dari sektor
pertanian, sektor peternakan, sektor perkebunan dan sektor usaha
kreatif. Akan tetapi untuk saat ini pemerintah sedang gencar-
gencarnya melakukan upaya untuk mengoptimalisasikan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM )berbasis potensi lokal
yang unggul.

Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang


potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari sektor
pertanian yakni olahan dari bahan baku kacang tanah yang berupa
kacang goreng pasir. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) ini adalah milik Pak Suratman, warga Dusun Mlaten,
Desa Selorejo, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.
Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) ini merupakan usaha
yang sudah lama dijalan oleh keluarga pak surat yakni sejak tahun
1971 dan sekarang pak suratman ini adalah generasi dari UMKM
kacang goreng pasir yang telah dijalankan oleh keluarganya.
Dalam sehari pak suratman dibantu oleh 6 orang karyawannya
dalam memproduksi kacang goreng pasir, dalam sehari Usaha
Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) milik pak Suratman ini
dapat memproduksi sebanyak 400 kg atau 4 Kuintal Kacang
goreng pasir dan waktu pengerjaan terbilang singkat yakni mulai
pukul 07.00 WIB sampai pukul 14.00 saja.

Dan dalam proses pembuatan kacang goreng pasir tidak


perlu membutuhkan jenis kacang tertentu, pak Suratman
mengatakan bahwa semua jenis kacang tanah dapat dijadikan
kacang goreng pasir. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) milik pak Suratman tidak menanam kacang tanah
sendiri, melainkan pak Suratman membelinya dari Nganjuk,
Mojokerto, Malang hingga Bojonegoro. Alasan pak Suratman
tidak membeli karena kacang tanah jarang ada, kalau ada
kacangnya kecil-kecil. Di UMKM pak Suratman ini juga masih

45
menggunakan cara yang masih tradisional dengan menggunakan
tungku yang terbuat dari batu bata yang dilumuri oleh tanah
lumpur dan masih menggunakan kayu bakar untuk proses
mengsangrai kacang tanah.

Untuk proses pembuatan kacang goreng pasir terbilang


mudah, yakni langkah pertama bersihkan kacang tanah yang baru
dari sisa-sisa tanah yang masih menempel pada kacang tanah.
Kedua setelah benar-benar bersih kemudian kacang tanah dijemur
selama 1 hari jika sinar matahari sedang panas, ketiga kacang
tanah yang sudah dijemur kemudian digoreng menggunakan pasir
yang berada pada kuali besar serta menggunakan kayu bakar
sebagai bahan bakarnya dan kacang tanah cukup digoreng selama
20 – 25 menit dengan diaduk secara terus menerus agar tidak
gosong . Keempat setelah kacang tanah yang setelah digoreng
kemudian kacan tanah dipindahkan kedalam wadah bambu untuk
proses penapisan atau pendinginan dan menyortir mana kacang
yang tidak layak jual, kelima dan yang terakhir kacang tanah yang
sudah ditiriskan kemudian dikemas menggunakan plastik dengan
berbagai ukuran mulai dari yang 1 kilo gram sampai yang 5
kilogram. Penjualan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
kacang goreng pasir milik pak Suratman biasanya dijual dijual
keluar kota seperti mojokerto, kediri, malang, nganjuk hingga
gresik dan tak jarang orang dari luar kota lain datang langsung ke
tempat pak Suratman untuk membeli kacang goreng pasir. Harga
dari kacang goreng pasir berkisar mulai dari Rp. 25.000,. Sampai
Rp125.000,.

Dalam menjalankan suatu usaha pasti tidak terlepas dari


suatu kendala, pak Suratman pun pernah mengalami hal seperti
itu. Pada tahun 2000 an, ketika itu cuaca sedang tidak menentu
dan menghambat proses penjemuran sehingga memakan waktu 3-
4 hari, kemudian pak Suratman berinisiatif ingin menggunakan
oven untuk membantu proses penjemuran. Akan tetapi, hasil
penjemuran menggunakan oven membuat penjualan kacang
goreng pasir pak Suratman menjadi turun drastis sampai-sampai

46
membuat pak Suratman hampir gulung tikar. Karena kata pembeli
kacang yang dioven membuat kacang tidak gurih beda seperti
yang dijemur dibawah matahari langsung. Akan tetapi dengan
ketekunan dan kesabarannya beliau bangkit dan menggunakan
cara yang tradisional kembali membuat Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) milik pak Suratman dapat berkembang
sampai sekarang.

Dan dikala pandemi seperti juga sedikit mengganggu


proses pembuatan kacang goreng pasir sehingga Usaha Mikro,
kecil dan Menengah (UMKM) milik pak Suratman sedikit
mengalami naik turun karena susah mendapat bahan baku yang
dikarenakan setiap daerah penyuplai kacang tanah mengalami
Pembatasan secara besar berskala besar (PSBB) karena
penyebaran virus Covid-19. Dalam keadaan seperti pemerintah
diharapkan memberikan solusi bagi para pelaku usaha yang
bergantung pada transport antar kota agar para pelaku tidak
gulung tikar dikala pandemi ini. Dan semoga pandemi covid-19
ini cepat segera berakhir sehingga membuat perekonomian dapat
pulih kembali serta para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) dapat berjalan dengan lancar.

47
Pemanfaatan Limbah Tepung Tapioka Untuk
Kripik Lamuk di Desa Bulusari
Oleh : Zulrotul Mu'minin

Memasuki era indrustialisasi seperti sekarang ini banyak


dampak yang ditimbulkan bagi segala aspek kehidupan di dunia,
Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang
memadukan informasi dan kreativitas yang mengandalkan ide,
gagasan, dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai
faktor produksi. Salah satunya di desa Bulusari ini merujuk pada
pengelohan limbah tepung tapioka untuk kripik lamuk, pengusaha
yang memproduksi kripik lamuk ini merupakan para Ibu rumah
tangga sebagai upaya peningkatan kesejahteraan salah satunya
dengan meningkatkan pendapatan keluarga. Permasalahan awal
ini mengarah pada maraknya limbah tepung tapioka yang tidak di
manfaatkan dan mengganggu warga dengan bau yang tidak sedap,
dan diolah menjadi makanan sehingga bisa bernilai ekonomis.
Pemanfaatan limbah tepung tapioka untuk kripik lamuk ditinjau
ekonomi kreatif di Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten
Kediri.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan


masyarakat pedesaan, dapat dilihat dari sasaran pembangunan
ekonomi yang semula berorientasi pada pertumbuhan yang
berkelanjutan dari ekonomi skala besar dan kini menjadi prioritas
pengembangan untuk masa depan. Hal ini sesuai dengan instruksi
presiden No.6 Tahun 2009 tentang dukungan ekonomi kreatif.
Dukungan ini di harapkan untuk lebih berkembang kearah
pengrajin ekonomi kreatif, sehingga akan berpengaruh secara
nyata terhadap ekonomi Indonesia.

Tepung tapioka, tepung singkong, tepung kanji atau aci


adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau
dalam bahasa Indonesia disebut singkong. Tapioka memiliki sifat
sifat yang serupa dengan sagu, sehingga kegunaan keduanya

48
dapat di pertukarkan. Tepung ini sering digunakan untuk
membuat makanan, bahan perekat, dan banyak makanan
tradisional yang menggunakan tepung tapioka sebagai bahan
bakunya. Tapioka adalah nama yang diberikan untuk produk
olahan dari akar ubi kayu (cassava). Analisis terhadap akar ubi
kayu yang khas mengidentifikasikan kadar air 70%, pati 24%,
serat 2%, protein 1%, serta komponen lain (mineral, lemak, gula)
3%.

Rangkaian pengolahan Tepung tapioka yang awalnya dari


ketela, dikupas kulit ketelanya, lalu di ambil isinya. Kemudian
diolah dengan mesin. Setelah itu keluar serat dan air dari ketela
tersebut. Hasil sisa industri (limbah) karena melimpahnya limbah
hasil olahan, inovasi para pengrajin tepung tapioka bekerja sama
dengan warga untuk mengolah limbah tepung tapioka jadi
makanan ringan. Seperti kripik lamuk, cilok, krupuk, jenang
lamuk. Semua ide ini jelas meminimalisasi dan menghindari
ancaman limbah yang keberadaannya sangat mengganggu warga.

Salah satu cara mengurangi limbah agar tidak terlalu


tercemar dilingkungan sekitar, pada tahun 2012 pengolah tepung
tapioka di Desa Bulusari berinovasi untuk memanfaatkan limbah
menjadi makanan. Pemanfaatan limbah tepung tapioka terhitung
sudah 6 tahun berjalan. Awal mula pemanfaatan limbah jadi
makanan ini adalah salah satu dari masyarakat Bulusari yang
punya ide untuk melakukan percobaan, dan ternyata hasilnya bisa
diterima oleh indra perasa dan warga, kemudian dari situlah
banyak tetangga yang ingin melakukan atau membuat kripik
sendiri.

Berdirinya sebuah industri kreatif jadi sangat penting


karena industri merupakan bagian perekonomian suatu negara
atau daerah, terutama di Indonesia yang merupakan negara
berkembang dan membutuhkan orang orang kreatif menciptakan
usaha lapangan baru. Industri usaha kecil dan rumah tangga serta
industri menengah di Indonesia memberikan peranan penting

49
dalam upaya pemerintah mengurangi pengangguran, memerangi
kemiskinan dan peningkatan pendapatan. Oleh karena itu tidak
heran jika kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah
di Indonesia sering dianggap tidak langsung sebagai menciptakan
lapangan pekerjaan dan kebijakan anti kemiskinan atau kebijakan
redistribusi pendapatan.

Hingga saat ini di desa Bulusari ada 25 industri tepung


tapioka dan 11 usaha pemanfaatan limbah tepung tapioka untuk
lamuk, serta 3 usaha pemanfaatan limbah tepung tapioka untuk
cilok. Salah satu dari 11 usaha pemanfaatan limbah tepung
tapioka untuk keripik lamuk ada yang sudah memiliki PIRT
(Produk Industri Rumah Tangga) yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan. Usaha pemanfaatan limbah tepung tapioka untuk
keripik lamuk saat ini memiliki 7 karyawan, jumlah tersebut
mampu memberi peningkatan pendapatan penjualan keripik
lamuk dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2015 penjualan keripik lamuk memiliki total


pendapatan Rp. 228.125.000. Pada tahun 2016 penjualan keripik
lamuk memiliki total pendapatan Rp. 273.750.000, dan pada
tahun 2017 penjualan keripik lamuk memiliki pendapatan Rp.
319.375.000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha
keripik lamuk mengalami peningkatan dalam tiap tahunnya.

Saat ini limbah pun dapat menjadi sumber pendapatan dan


sebagai sarana peningkatan ekonomi masyarakat. Pengolahan
limbah tepung tapioka dimaksudkan untuk mengubah cara
pandang masyarakat terhadap limbah yang dianggap sampah,
tetapi limbah juga memiliki daya guna dan ekonomis. Paradigma
tentang limbah yang selalu berorientasi negatif sudah saatnya
ditinggalkan dan diganti. Limbah adalah sumber daya yang
memiliki nilai ekonomis dan bisa di manfaatkan, sehingga bisa
membuka lapangan pekerjaan serta ke kreatifan masyarakat yang
berada di sekitar desa untuk memproduksi hasil limbah tepung
tapioka.

50
Di Desa Bulusari, daerah yang memiliki sentra home
industri dengan besarnya penduduk mencapai 12.123 jiwa dari
4.065 kepala keluarga yang terdiri dari penduduk agama Islam,
Kristen, Hindu, dan yang di dominasi oleh penduduk beragama
Islam. Di Desa Bulusari banyak ibu ibu yang hanya menjadi ibu
rumah tangga dan pencari pakan sapi (kulit singkong), selain
pemasukan yang diberikan oleh suami untuk memenuhi
kehidupan sehari-hari. Dan dengan adanya inovasi warga tentang
pemanfaatan limbah tepung tapioka jadi makanan, yang telah
berdiri pada tahun 2012, telah berhasil mengajak warga menjadi
tambahan penghasilan dan menambah wawasan tentang
bagaimana mengolah limbah bisa menjadi makanan dan bernilai
ekonomis.

Pemanfaatan limbah tepung tapioka untuk keripik lamuk


ini merupakan salah satu kuliner yang menjadi terkenal disemua
kalangan. Bisnis keripik lamuk ini berkembang cukup pesat
dimulai pada tahun 2012 menjadi dikenal oleh warga disemua
kalangan pada tahun 2013 hingga mulai memiliki agen distibutor.
Seperti yang di ungkapkan oleh ibu Shopiatin selaku pemilik,
yaitu, "Kita pertama dikenal oleh masyarakat itu berawal dari
saya titipkan dari toko ke toko”. Nah, berawal dari situ kemudian
banyak orang yang membeli langsung, dan kebanyakan dari
mereka tahu itu dari teman ke teman soal keripik lamuk ini.
Kemudian pada tahun 2013 pertengahan kita sudah mempunyai
agen distributor kripik lamuk."

Syarat dan ketentukan menjadi agen distributor keripik


lamuk ini tidak lah sulit, yaitu harus datang langsung kerumah
dan mempunyai sasaran dalam penjualan nya, boleh memiliki
toko sendiri atau punya online shop. Namun penjualan saat ini
masih 80% di offline.

51
Perjuangan Dari Seorang Bapak Mohammad
Sochib
Oleh : Amada Herdianti

KKN Virtual Dari Rumah ini memang berbeda dengan


KKN seperti yang dilakukan sebelum-belumnya karena masa
pandemi covid-19 ini menyebabkan semua orang harus bekerja
belajar dari rumah agar memutus penularan covid-19 ini. Tapi ini
tahun kedua KKN VDR dilkakukan di Institut Agama Islam
Negeri Tulungagung (IAIN Tulungagung). KKN virtual ini cukup
menyulitkan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menjalankan
tidak bebas seperti saat sebelum pandemi. Namun, semua itu
tidak mengurangi semangat saya dan teman-teman yang lain
untuk melaksaan KKN Virtual Dari Rumah ini karena masih
bayak yang bisa dilakukan walaupun masa pandemi seperti ini.

Dikesempatan kali saya mewawancarai seorang pengusaha


mebel yang memproduksi semua barang dari kayu

UMKM Ana Mebel

Perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor


UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjadi
fondasi bagi peningkatan perekonomian di tanah air. Pesatnya
pertumbuhan industri kreatif yang tergolong dalam sektor tersebut
setiap tahunya menimbulkan persaingan bisnis yang kompetitif.

52
UMKM yang awalnya hanya menciptakan produk atau jasa, kini
harus muncul di permukaan dan diakui oleh masyarakat untuk
tetap bertahan, berkembang dan memajukan usahanya. Sektor ini
mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dan telah
berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan
negara.

UMKM memegang peranan yang sangat besar dalam


memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu
alternatif lapangan kerja baru, UMKM juga berperan dalam
mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun
1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan
dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, perlu dikembangkan
sebuah inovasi agar eksistensi dari UMKM dapat terjaga dan
tetap bertahan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi pemberdayaan
UMKM berbasis potensi lokal yang unggul melalui
pengembangan kemitraan yang superior dengan teknologi
mandiri dan kompetitif. Hal tersebut dimaksudkan selain untuk
mempertahankan eksistensi dari produk UMKM, juga sebagai
upaya peningkatan ekonomi bangsa. Selain itu, melalui hadirnya
kemitraan yang superior diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas, jaminan kualitas dan kuantitas, serta meningkatkan
ketahanan ekonomi secara nasional.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi


pengangguran yaitu dengan berwirausaha. Dengan kita
berwirausaha kita bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti
penting kehidupan secara tidak langsung kita sudah membantu
banyak orang. Bisnis adalah sebuah pembelajaran, dimana
dibutuhkan analisa yang sangat dalam tentang prospek dan
kelayakan dalam usaha itu. Oleh karena itu, bisnis itu harus
dimulai sejak dini sehingga kita memiliki banyak waktu untuk
dapat berpikir dan mengolah otak demi kesuksesan usaha
tersebut.

53
Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk memperoleh
informasi dari narasumber. Selain itu saya juga ingin menambah
pengalaman dan sebagai bekal masa depan. Hasil diskusi kami
memutuskan untuk melakukan wawancara di Anna Mebel. Saya
memutuskan untuk melakukan wawancara di tempat tersebut
karena Anna Mebel adalah salah satu usaha yang cukup terkenal
dan memiliki nama baik di kalangan masyarakat karena hasil
kerja mereka yang tergolong memuaskan.

Dari hasil wawancara yang saya lakukan di UMKM ANA


MEBEL yang di kenal oleh banyak masyarakat saya memperoleh
beberapa informasi dan jawaban yang saya tanyakan. Sejarah
berdirinya UMKM ANA MEBEL ini berawal dari bapak
Muhammad Sochib yang mengalami krisis moneter pada tahun
1998 yang menyebabkan beliau terkena phk. Sebelum mendirikan
usaha mebel ini beliau bekerja di salah satu proyek namun pada
saat terjadi krisis moneter pada tahun 1998 beliau terkena phk dan
disitu bapak Muhammad Sochib ini mendirikan bisnis UMKM
mebel ini. Sudah kurang lebih 22 tahun bapak Muhammad Sochib
ini mendirikan dan menjalankan usaha ini. Pak Sochib dibantu
oleh 4 karyawannya. Tujuan utama beliau mendirikan usaha ini
adalah untuk menghidupi istri dan anak-anaknya. Strategi
pemasaran yang dilakukan adalah mencari konsumen dengan cara
informasi dari teman ke teman yang lain, dari masyarakat sekitar,
dan tidak hanya itu beliau juga mendapatkan orderan atau
menjual hasil produksi kepada mebel-mebel besar yang lain. Dan
sekarang pak Muhammad Sochib ini melakukan pemasaran lewat
online juga. Barang yang di produksi adalah mulai dari reproantik
sampai semua model seperti kursi,almari, tempat tidur, rak, dll.
Reproantik dan kerajinan juga. Produk yang di produksi bisa
sesuai dengan pesanan maka dari itu beliau bisa bermacam-
macam memproduksi barang dari kayu tersebut jika beliau hanya
memproduksi 1 produk saja maka akan bangkrut (gulung tikar).
Jadi kalau produknya harus bisa mengelola, kadang-kadang juga
bahan limbah. Mengelola seperti dekorasi itu juga dari limbah.

54
Bahan-bahan yang digunakan pak Mohammad Sochib ini beli
dari jalanan ke pedagang bukan punya sendiri bahan kayu.

Dalam UMKM ini membutuhkan biaya operasional selama


sebulan itu tergantung banyak tidaknya orderan yang di dapatkan
walaupun pak Sochib ini selalu menyetok barang-barang seperti
meja, kursi, dll. Di ambil dari rata-rata menghabiskan 2 sampai 3
kubik kayu yang di butuhkan dan itu harganya sekitar 10 juta
kurang lebihnya. Rata-rata penjualannya kira-kira 30 juta jadi
biayanya sekitar 15 juta ongkos kerja 10 juta. Omset
keuntungannya kurang lebih 5 juta itu bisa keutungan kotor atau
keuntungan bersih di karenakan pandemi ini penghasilan UMKM
ini menurun padahal yang sebelumnya penghasilannya lumayan
besar dari sekarang yang melibihi dari jumlah rata-rata sekarang
kemungkinan yang dulunya 10 juta bisa jadi 35 juta keuntungan
kurang lebih 10 juta itu dulu pada tahun 2000 sampai 2005.
Keuntungan dulu bisa sampai sekitar 40% kalau sekarang itu 10%
sejak pandemi tapi sebelum pandemi keuntungannya 40% dan itu
sangat berdampak sekali terhadap UMKM ANA MEBEL ini
yang menyebabkan omset menurun drastis. Penyebab
menurunnya juga dari online karena kadang-kadang ada orang
yang iseng memasukkan hasil dagang orang tanpa izin yang bisa
disebut perdagangan bebas yang itu juga berdampak kepada
pengerajin. Faktor luar yang mempengaruhi UMKM ini adalah
perdagangan bebas penjualan di online, masa pandemi ini,
penjualan pesanan kurang apalagi kalau hari-hari. Jadi jika tidak
bisa mengelola dan tidak bisa bikin model ya sudah bangkrut
maka dari itu harus bisa memanfaatkan situasi sekarang.
Pengarajin harus bisa mengikuti perkembangan model. Pada
zaman sekarang harus bisa membuat banyak produk dan banyak
model yang selalu berbeda.

55
Menggali Lebih Dalam Potensi UMKM Ternak
Ayam Petelur
Oleh : Akmal Fais

Perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor


UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjadi
fondasi bagi peningkatan perekonomian di tanah air.
Pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah
salah satu upaya yang dipilih pemerintah Indonesia untuk
mengurangi pengangguran, kemiskinan dan pemerataan
pendapatan. Pesatnya pertumbuhan industri kreatif yang
tergolong dalam sektor tersebut setiap tahunya menimbulkan
persaingan bisnis yang kompetitif. UMKM yang awalnya hanya
menciptakan produk atau jasa, kini harus muncul di permukaan
dan diakui oleh masyarakat untuk tetap bertahan, berkembang dan
memajukan usahanya. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja
yang cukup banyak dan telah berkontribusi besar pada
pendapatan daerah maupun pendapatan negara. UMKM
memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan
perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif
lapangan kerja baru, UMKM perlu dikembangkan sebuah inovasi
agar eksistensi dari UMKM dapat terjaga dan tetap bertahan di
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan optimalisasi pemberdayaan UMKM berbasis potensi
lokal yang unggul melalui pengembangan kemitraan yang
superior dengan teknologi mandiri dan kompetitif. Hal tersebut
dimaksudkan selain untuk mempertahankan eksistensi dari
produk UMKM, juga sebagai upaya peningkatan ekonomi
bangsa. Selain itu, melalui hadirnya kemitraan yang superior
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, jaminan kualitas
dan kuantitas, serta meningkatkan ketahanan ekonomi secara
nasional.

UMKM dapat diklasifikasikan menjadi beberapa sektor


yaitu, sektor pertanian, peternakan,dan usaha kreatif. Dalam

56
sektor peternakan UMKM dapat berupa peternakan Bebek
Petelur, pengembang biakan ikan lele, dan peternakan ayam.
Mengenai pembahasan kali ini tentang potensi UMKM yaitu
mengarah pada peternakan ayam horen (Ayam Petelur) milik
Bapak Samul yang berada di Desa Tegalrejo, Kec Rejotangan,
Kab Tulungagung yang sudah lama menggeluti usaha peternakan
ayam tersebut. Beliau sudah menekuni usaha tersebut sejak 2004
sampai sekarang, awalnya beliau hanya TKI (Tenaga Kerja
Indonesia) di Bruneidarusslam karena mungkin sudah bosan kerja
di negara orang lain dan ingin bekerja dirumah agar bisa
berkumpul dengan keluarganya beliau mencoba suatu usaha yang
pada saat itu masih sedikit peternak ayam di desanya, namun
untuk saat ini sudah ada beberapa tetangganya yang juga berusaha
menjadi peternak ayam. Ketika memulai usaha tersebut beliau
sangat banyak menemui kendala, seperti sulintya bagaimana cara
beternak yang baik agar dapat menghasilkan kualitas telur yang
baik, karena menurut beliau waktu itu masih sulit mendapati
toko-toko yang menyediakan keperluan peternakan yang berbeda
dengan sekarang yang semua fasilitas ada seperti dokternya pun
juga tersedia.

Pertamanya beliau memulai usaha tersebut dengan istrinya


saja namun untuk sekarang ini beliau di bantu oleh beberapa
pekerja, karena lambat laun jumlah ayamnya yang bertambah
maka di perlukan pegawai untuk membantu melancarkan usaha
beliau. Proses usaha tersebut awalnya membuat tempat ayamnya
atau orang sini biasanya menyebutnya dengan kandang, untuk
ukuran dan sebagainya itu mengikuti kehendak masing-masing
dan kandang tersebut ada dua jenis, kandang untuk ayam yang
masih baru menetas dan kandang untuk ayam yang siap bertelur,
dan jumlah ayam yang ingin di ternakkan juga mengikuti
keinginann dari masing-masing peternak. Untuk selanjutnya ayam
yang baru menetas masih umur kurang lebih 2-3 hari di masukkan
ke kandang khusus ayam yang masih kecil, ukurannya hanya
beberapa meter dan di beri penghangat suhu agar ayam yang
masih kecil tidak kedinginan. Ayam yang masih kecil tersebut di

57
rawat dengan teliti agar ayam semuanya sehat juga perlu di
berikan beberapa vaksin, lama waktu yang di butuhkan agar ayam
siap untuk di pindah kandang memerlukan waktu kuang lebih 50-
60 hari. Ketika ayam sudah di pindah kandang belum pasti ayam
sudah siap bertelur biasanya masih menunggu rentang waktu satu
bulan, tujuan dari di pindah kan dari kandang yang pertama
adalah agar ayam tidak saling berdesakan dengan yang lain dan
proses bertelur tidak terganggu.

Seperti pada umumnya ketika kita memelihara peliharaan


pastinya di beri makan dan juga ada obat-obatan atau vaksin agar
ayam yang kita pelihara dapat menghasilkan telur yang bermutu.
Pakan ayam biasanya terdiri dari campuran jagung, bekatul,
pakan kosentrat dan biasanya di beri campuran premix agar hasil
telurnya bagus, untuk takarannya per ayam 1500 biasanya
campurannya terdiri dari jagung yang sudah di jadikan butiran
kecil 75k, kosentrat 50kg, bekatul 25kg yang di campur rata dan
bisa untuk makan sekitar 1500 ayam per hari. Telur yang
dihasilkan dari ayam 1500 rata-rata perhari 80-85% jika ayam
dalam kondisi sehat, tetapi jika ayam sedang sakit atau nafsu
makan kurang hanya sekitar 50-60% namun cuaca juga sangat
berpengaruh terhadap hasil telur. Harga telur untuk sekarang ini
Rp.20.000 per kg nya, namun karena situasi pandemi biasanya
harga telur naik turunnya sangat pesat, seperti kata beliau ketika
terjadi psbb pertama kali di indonesia harga telur sangat merosot
tajam yaitu hanya Rp.11.000 per kgnya dan juga harga kosentrat
yang tidak turun malah harganya semakin naik. Hal itu membuat
para peternak gulung tikar karena tidak mampu menutupi untuk
mencukupi kebutuhan membeli pakan dan sebagainya, harusnya
pemerintah ikut berperan dalam hal tersebut jika harga telur
menurun sebaiknya harga pakan juga mengikuti agar para
peternak tidak terpincang-pincang.

Ayam bertelur juga ada rentang waktunya, biasanya sekitar


2 tahun dari ketika ayam sudah pindah kandang. Ciri-ciri ayam
yang sudah siap afkir adalah jumlah telur per hari jauh dari rata-

58
rata ayam normal dan nafsu makannya sedikit serta telur yang di
hasilkan sudah tidak maksimal kualitasnya. Harga ayam afkir
untuk saat ini sekitar Rp.40,000 per ekornya dan per ekor
biasanya memiliki bobot sekitar 2 kg, namun harga tersebut
berbeda jauh ketika pandemi ini kian merebak di indonesia, yang
mana harga ayam afkir per ekornya hanya di hargai kurang dari
Rp.20,000 hal tersebut karena Psbb yang di terapkan pemerintah
yang mengakibatkan permintaan pasar menurut karena pandemi
ini.

Dalam sebuah usaha sudah pasti terjadi kenaikan dan


penurunan harga yang sangat cepat, menurut beliau kita jika ingin
berwirausaha tentang ayam ini kita juga harus siap segalanya,
karena modal yang di keluarkan juga cukup banyak. Untuk
sekarang harga ayam yang siap bertelur Rp.75,000,000 per seribu
ekor, harga tersebut hanya untuk ayam saja belum meliputi biaya
kandang dan pakan. Namun akan tetapi jika tekun dalam bisnis
ini hal yang di hasilkan juga cukup lumayan. Mengingat kejadian
jika harga telur yang sangat rendah tersebut berarti pelaku usaha
harus siap meutupi kekurangan yang ada. Pemerintah di harapkan
memberi dukungan agar pelaku usaha-usaha tetap mampu
menghadapi pandemi ini yang mengingat harga-harga telur dan
ayam afkir yang tidak stabil, semoga saja pandemi ini segera
berakhir agar ekonomi kembali pulih dan pelaku UMKM dapat
melanjutkan usahanya dengan lancar.

59
Potensi Umkm Mebel di Desa Wonorejo
Oleh : Rizka Bica Indriyani

Wonorejo adalah salah satu dusun yang berada di Desa


Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Dimana disana warganya mayoritas memiliki usaha dalam bidang
industri mebel. Mebel dari Wonorejo ini memiliki jenis beragam
dan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan mebel buatan
pabrik. Para produsen mebel disini mempunyai target pasar yang
berbeda-beda, ada yang target pasarnya dari dalam kota, luar
kota, bahkan luar pulau. Salah satu alasan mengapa banyak
UMKM mebel di Blitar dikarenakan hutan-hutan di Blitar yang
menghasilkan kayu yang melimpah yang dapat digunakan untuk
bahan dasar pembuatan mebel.

Pada beberapa waktu lalu saya berkesempatan


mengunjungi tempat produksi salah satu produsen mebel di
Wonorejo yang bernama Pak Nursaid atau biasa dikenal dengan
Pak Said dengan usaha mebelnya yang bernama UD. Nur
Mahligai yang terletak di RT 04/RW 02 Wonorejo. Saat saya
mengutarakan niat untuk bertanya-bertanya perihal usahanya,
beliau dengan senang hati memperbolehkan. Karena memang
kebetulan beliau dahulu adalah guru saya sewaktu SMA dan juga
teman baik ayah saya. Namun saya juga tidak bisa terlalu lama
mengobrol bersama beliau karena kebetulan pada saat saya
berkunjung kesana, beliau sedang menunggu tamunya yang akan
datang dari luar kota. Perbincangan kami dimulai dari beliau
menceritakan profil usahanya. Jadi menurut cerita beliau, usaha
milik beliau ini berawal dari beliau yang memang hobi membuat
ukiran dan dulunya beliau pernah bekerja di bidang industri
mebel sebagai pekerja ukir. Saat pertama mendirikan usaha mebel
ini pada tahun 2003, beliau menggunakan modal pribadi dan
mengerjakan pesanan secara mandiri dikarenakan belum memiliki
karyawan. Seiring berjalannya waktu usahanya mulai
berkembang, beliau merekrut 2 karyawan tetap dan 4 karyawan

60
tidak tetap. Tentunya karyawan-karyawan ini memiliki tugas
yang berbeda-beda, ada yang bertugas dibagian pembuatan, ukir,
serta perakitan dan finishing. Saat saya bertanya tentang
pengelolaan modal dalam usaha beliau, beliau menuturkan bahwa
untuk saat ini hanya difokuskan untuk menambah biaya produksi
saja. Belum ada rencana untuk melakukan pengembangan usaha
seperti pembukaan cabang, dikarenakan beliau juga khawatir
apabila tidak mampu menghandle mengingat pekerjaan utama
beliau sebagai seorang guru.

Proses pembuatan mebel sendiri dimulai dari penggergajian


kayu gelondongan menjadi papan-papan sesuai dengan yang
dibutuhkan agar tidak banyak kayu yang nantinya terbuang dan
menjadi limbah. Setelah dipotong menjadi papan, selanjutnya
kayu masuk dalam proses pengeringan sebelum di proses menjadi
produk jadi, proses ini memakan waktu 1-2 minggu. Jika papan-
papan kayu tersebut sudah kering, barulah masuk ke proses
produksi. Proses produksi dimulai dari membuat rancangan
desain yang akan dibuat, biasanya model desain ini sesuai dengan
permintaan customer. Setelah rancangan desain sudah jadi, proses
selanjutnya yaitu pembentukan kayu menjadi komponen mebel
yang diinginkan. Selanjutnya, masuk ke proses pengukiran.
Pengukiran ini membutuhkan ketelitian dan konsentrasi yang
tinggi untuk mengikuti pola ukir yang telah dibuat. Setelah
komponen-komponen mebel tadi diukir, selanjutnya akan dirakit
menjadi produk yang diinginkan. Karena dari mebel yang penting
tidak hanya sebagai hiasan namun juga fungsi dari mebel itu
sendiri. Lalu mebel memasuki proses yang terakhir yaitu
finishing. Dalam proses finishing ini mebel akan dicat, atau bisa
juga diplitur tergantung permintaan dari customer.

Mebel produksi dari UD. Nur Mahligai ini menggunakan


bahan dasar khusus kayu solid jenis kayu jati, tidak menggunakan
jenis kayu lain. Alasan hanya khusus menggunakan kayu jati
sebagai bahan dasar dikarenakan kuat dan tahan terhadap hama
rayap. Untuk bahan dasar sendiri beliau membeli kayu jati dari

61
hutan rakyat di daerah Blitar Selatan. Memang di daerah Blitar
Selatan ini banyak terdapat hutan-hutan rakyat yang berisi
berbagai macam jenis kayu sebagai penyupply bahan baku untuk
industri mebel.

UD. Nur Mahligai memproduksi berbagai jenis dan model


mebel, seperti almari, rak, pintu, kusen, dll. Untuk harganya
sendiri tergantung jenis, model, dan ukuran yang diminta oleh
customer. Berhubung UD. Nur Mahligai hanya menggunakan
bahan dasar dari kayu jati dan terdapat ornamen ukiran yang
dibuat secara manual, untuk pintu saja dibanderol dengan harga
mulai dari 1jutaan dan 200 ribu rupiah per meter untuk kusen.
Sedangkan untuk omset perbulannya, UD. Nur Mahligai dapat
menghasilkan 10 juta rupiah, saat pesanan berjumlah standar.
Biasanya para pengrajin mebel banjir pesanan disaat mendekati
hari raya. Saat saya menyinggung tentang dampak covid terhadap
usahanya, Pak Said bercerita bahwa pandemi ini memang
berdampak pada usahanya, namun juga tidak terlalu signifikan.

Hari selanjutnya setelah saya mengobrol bersama Pak Said,


saya berkunjung lagi ke tempat produksi beliau. Pada saat itu
terpantau disana hanya ada 2 pekerja yang sedang mengerjakan
beberapa pesanan dan terdapat banyak kayu jati untuk stok bahan
dasar. Pak Said menuturkan bahwa memang usaha mebelnya ini
tidak selalu ready stock, melainkan hanya akan berproduksi bila
ada pesanan. Beliau tidak terlalu ngoyo terhadap usaha mebelnya
ini, mengingat usaha mebel ini hanyalah pekerjaan sampingan
dan pekerjaan utama beliau sebenarnya adalah seorang guru seni
rupa di salah satu SMA Negeri di Blitar. Saat saya bertanya
mengenai kendala dalam usaha, Pak Said berkata bahwa
kendalanya saat ini ada dalam bidang pemasaran serta produksi.
Dalam bidang pemasaran usaha, pemasaran yang dilakukan oleh
beliau masih tergolong sangat minim, karena masih dipasarkan
melalui mulut kemulut saja. Untuk bidang produksi sendiri
kendalanya adalah dari faktor cuaca. Apabila cuaca hujan akan

62
memakan waktu lebih untuk proses pengeringan kayu dan
pengeringan cat atau plitur.

Menurut saya, sebenarnya Wonorejo memiliki potensi yang


besar apabila UMKM nya diolah dengan baik. Ada beberapa
UMKM mebel yang memang sudah modern dan bisa melakukan
pemasaran melalui media sosial sehingga produk mebelnya
dikenal sampai ke luar pulau, namun sayangnya juga masih ada
beberapa UMKM mebel yang masih minim dari segi pemasaran
sehingga kurang dikenal oleh orang. Mengingat bahwa sebuah
bisnis tidak hanya butuh modal berupa uang, melainkan teknik
produksi, pemasaran, serta cara menyiasati persaingan.

63
Pabrik Kerupuk Kotak di Desa Sembung
Tulungagung
Oleh : Cheesary Ratna Gumilang

Tulungagung, dipercaya berasal dari kata “pitulungan


Agung” (pertolongan yang agung). Nama ini berasal dari
peristiwa saat seseorang pemuda dari Gunung Wilis bernama
Joko Baru mengeringkan sumber air di Ngrowo (Kabupaten
Tulungagung tempo dulu) dengan menyumbat sumber air tersebut
dengan lidi dari sebuah pohon enau atau aren. Joko baru
dikisahkan dari seorang pemuda yang dikutuk menjadi ular oleh
ayahnya, orang sekitar kerap menyebutnya dengan Baru
Klinthing. Ayahnya mengatakan untuk kembali menjadi manusia
sejati , Joko Baru harus mampu melingkarkan tubuhnya di
Gunung wilis. Namun,malang menimpanya karena tubuhnya
hanya kurang sejengkal untuk dapat benar-benar melingkar
sempurna. Alhasil Joko Baru menjulurkan lidahnya. Disaat yang
bersamaan, ayah Joko Baru memotong lidahnya. Secara ajaib
lidahnya tersebut berubah menjadi tombak sakti yang hingga saat
ini dipercaya sebagai “gaman” atau “senjata sakti”. Tombak ini
masih disimpan dan dirawat hingga saat ini oleh masyarakan
sekitar. Tulungagung ini juga mempunyai banyak candi yang
bersejarah, ada 4 candi yang sangat terkenal di Tulungagung ini
yaitu candi Sanggrahan yang ada di kecamatan boyolangu, Candi
Dadi ini juga ada di kecamatan boyolangu,Candi Panampihan ini
berada di kecamtan sendang, dan yang terakhir adalah Candi
Boyolangu ini juga sama ada di Kecamatan Boyolangu.

Kabupaten Tulungagung mempunyai sarana pendidikan


dari TK sampai Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta.
Tulungagung juga sangat terkenal dnegan penghasil marmer
terbesar di Indonesia selain industri marmer, di Tulungagung
juga tumbuh dan berkembang berbagai industri kecil dan
menengah antara lain memproduksi alat-alat/perkakas rumah
tangga, batik, dan konveksi termasuk bordir . Tulungagung terdiri

64
dari 19 kecamatan, 14 kelurahan, dan 257 desa (dari total 666
kecamatan,777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur).
Termasuk Desa Sembung Tulungagung yaitu desa tempat
tinggalku, di desa sembung yang paling terkenal adalah kerupuk
rambak sapi dan kerbau. Tetapi kerupuk kotak di desaku juga
sangat favorit dan di gemari oleh masyarakat. Kerupuk
merupakan sajian panganan pelengkap hidangan segala macam
jenis makanan. Bahkan kerupuk kerap dijadikan sebagai cemilan
pengisi waktu luang. Tak heran pabrik rumahan penghasil
Kerupuk Kotak di desa Sembung Tulungagung sangat di gemari
oleh masyarakat. Pabrik Krupuk Kotak ini sudah berdiri sejak
tahun 1978 sampai sekarang ini, dulu di desa sembung masih
sangat jarang yang memproduksi krupuk kotak ini, kebanyakan
adalah kerupuk rambak.

Dengan keyakinan itu,tanpa ragu-ragu lagi Pak Supadi


seorang pemuda yang dikenal sebagai bos krupuk rambak itu ia
merintis usahanya untuk berjualan kerupuk. Pak Supadi ini awal
mulanya membuat kerupuk kotak ini dengan banyak lika-
likunya,ia membuat kerupuk ini bukan di rumahnya sendiri
melainkan di rumah kakaknya. Karena ia belum mempunyai
rumah,dan di situlah ia merintis,menciptakan rasa,menciptakan
resep-resepnya. Rasa optimis yang dimiliki ternyata tidak sia-sia
lagi. Supadi merintis usahanya ini ketika ia masih muda masih
belum menikah, dengan usahanya ini ia bisa membuahkan
hasil,seiring dengan berjalannya waktu ,omzet penjualan kerupuk
terus meningkat. Ia mempunyai sekitar 10 orang pegawai.
Dengan meluasnya penjualan kerupuk kotak ini pak Supadi
memberikan nama untuk kerupuknya dengan di beri nama “22
Udang”, kerupuk buatannya mudah di dapatkan dari warung
kelontongan,ataupun di pasar. Ia menjadi pengusaha atau bos
yang sangat di kenal di usianya yang sangat muda.

Dengan berjalannya waktu pak Supadi menemukan


dambatan hatinya, ia bertemu dengan seorang gadis dari Blitar.
Kemudian ia menikahlah dengan Bu Aminah ini nama istri dari

65
Pak Supadi. Pak Supadi dan Bu Aminah ini memiliki dua orang
putra yaitu Yono dan Ani. Setelah mempunyai dua oranga anak
usaha Pak supadi tetap jaya. Dengan berjalannya waktu Pak
Supadi ini mengalami sakit yang sedikit parah,yaitu sakit
kencing batu. Di waktu pak Supadi jatuh sakit anak-anaknya
masih sangat remaja, anak pertama masih duduk di bangku SMA
dan adiknya Ani yang masih kelas 3 SMP. Ketika pak di jatuh
sakit sementara yang meneruskan usahanya adalah istrinya Bu
Aminah, istrinya lah yang mengelola usaha kerupuk kotak dengan
di bantu pegawai-pegawainya dan sambil megajari anak
cowoknya cahyono untuk membuat kerupuk kotak itu. Pada tahun
2004 pak Supadi sakitnya sangat parah ia sudah tidak bisa
berjalan hanya di atas kasur. Hari ke hari panyakitnya itu sudah
tidak bisa di tangani lagi dan akhirnya pak Supadi meninggal
pada usia 50 tahun. Keluarganya sangat terpuruk sekali, istrinya
setelah kepergian suaminya itu ia terpukul setiap bertemu orang
dia selalu menangis sedih. Waktu berlalu, usaha yang di rintis
oleh suaminya itu lalu di teruskan olehnya dan anak pertamanya
sewaktu di kelola oleh Bu Aminah usahanya tidak seperti dahulu
selalu naik turun.

Pelanggan-pelanggannya tidak seramai waktu di kelola


oleh pak Supadi, dan pegawainya satu persatu juga keluar. Tetapi
Bu. Aminah tidak pantang menyerah, karena usahanya ini harus
di majukan bagaimanapun caranya,karena dengan usahanya ini
keluarga Bu Aminah bisa makan dan hidup. Anak pertamanya itu
sudah mulai beranjak dewasa, dan Bu aminahnya sendiri pun
beliau juga sudah semakin tua. Adiknya juga sudah mulai
beranjak dewasa, Yono ini sekarang ia yang meneruskan usaha
ayahnya. Ia yang menjadi tulang punggung keluarga,membiayai
adiknya sekolah. Yono ini berusaha keras untuk membantu agar
usahanya ini menjadi maju seperti dulu, ia mempromosikan
usahanya ini ke toko-toko ia juga menjualnya ke pasar dan ia juga
menjualnya secara online. Ada kerupuk yang mentah dan juga
matang,ia promosikan ke semua orang dan alhasil usahanya ini
pun mebuahkan hasil. Kerupuk kotaknya ini pun banyak yang

66
minat, banyak pedagang-pedagang yang mengambil kerupuk ini,
banyak perusahaan juga yang membelinya untuk acara-acara.
Usahanya ini pun berkembang pesat sampai sekarang,
pegawainya pun juga semakin banyak.

Sejak adanya pandemi ini omzetnya semakin turun tetapi


tidak turun terlalu jauh, hanya sedang saja. Tetapi tidak membuat
semangat Yono turun, ia setiap hari terus membuat kerupuk kotak
ini. Ia juga sudah menikah dan istrinya itu juga membantu usaha
suaminya ini, adiknya Ani ini juga sudah dewasa ia juga sudah
menikah dan bekerja di sutau perusahaan keuangan. Istrinya
Yono ini membantu usaha suaminya dengan cara membungkus
atau packing kerupuk kotak ini di plastik kecil-kecil untuk di
titipkan ke warung-warung. Alhasil banyak sekali warung-warung
yang berminat untuk mengambil kerupuk ini untuk dijual
kembali,karena rasa banyak pelanggan yang suka dengan kerupuk
ini. Alhamdulilla usaha yang ayahnya dulu bangun tidak jatuh
sia-sia di tangan anaknya ini.

67
UMKM di Desa Watudandang
Oleh : Saiful Rohman

Usaha Mikro Kecil dan Menengah memegang peranan


yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.
Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah juga berperan dalam mendorong laju
pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat
perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam
mengembangkan usahanya. Saat ini, perlu dikembangkan sebuah
inovasi agar eksistensi dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah
dapat terjaga dan tetap bertahan di Indonesia. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi
pemberdayaan UMKM berbasis potensi lokal yang unggul
melalui pengembangan kemitraan yang superior dengan teknologi
mandiri dan kompetitif. Hal tersebut dimaksudkan selain untuk
mempertahankan eksistensi dari produk UMKM juga sebagai
upaya peningkatan ekonomi bangsa.

UMKM yang ada di Dusun Nanggungan ini salah satu nya


yaitu Gethuk pisang. Gethuk pisang yang belum diketahui pasti
asal muasal pengolahannya, namun kebanggaan tersendiri bagi
warga Kediri. Karena gethuk pisang telah diyakini oleh warga
sekitar mengingat makanan tradisional ini telah ada sejak zaman
kerajanaan Kediri. Daerah yang mengawali memproduksi getuk
pisang adalah Kediri. Getuk pisang disajikan dengan dibungkus
daun pisang segar. Produk ini merupakan bentuk halus dari
pisang mengkal yang dikukus dan diawetkan. Produk getuk
pisang biasanya diberi warna merah. Pemberian warna ini
bertujuan untuk menyamarkan adanya perbedaan warna
seandainya bahan (buah pisang) tidak sama jenisnya (campuran)
atau tidak sama tingkat ketuaannya. Selain itu, warna merah juga
akan menyembunyikan bintik-bintik (biji) yang terdapat di bagian
tengah pisang. Apabila pengupasan menggunakan pisau dari besi,
akan terjadi reaksi antara besi dan kulit pisang membentuk

68
senyawa logam berwama biru tua. Apabila menempel pada
daging buah, warna ini akan sulit dihilangkan sehingga lebih baik
ditutup dengan warna lain yang lebih tua (Munadjim, 1993).

Buah pisang yang akan digunakan untuk membuat getuk


harus memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut antara
lain yaitu dalam kondisi matang mengkal, sudah manis tetapi
masih keras, tidak cacat fisik (diserang hama, memar), dan
berasal dari jenis atau varietas yang tidak berasa pahit ketika
masih mentah. Rendemen pada proses pembuatan getuk pisang
adalah sekitar 60% artinya dari bahan baku pisang berkulit
sebanyak 100 kg akan dihasilkan getuk pisang sekitar 60 kg
(Suprapti, 2003). Menurut Awang (1997), pembuatan getuk
pisang memiliki tujuan tertentu seperti memanfaatkan bahan
pangan bergizi semaksimal mungkin, menyelamatkan hasil panen
pisang, terutama pisang belum matang (masih mengkal).
Menganekaragamkan jenis produk olahan hasil pertanian yang
memiliki nilai guna tinggi, termasuk diantaranya buah pisang.
Menunjang upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat. Menyediakan dan mengangkat derajat produk-
produk olahan dari buah pisang. Menciptakan jenis produk olahan
baru dari bahan pisang (diversifikasi produk). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Getuk Pisang menurut Awang (1997),
beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas getuk pisang,
baik yang bersifat meningkatkan maupun yang menurunkan,
antara lai Penampilan produk menyangkut tiga hal, yaitu warna,
keseragaman bentuk dan ukuran, serta pengemasan. Getuk pisang
diberi warna merah tua untuk menyamarkan cacat fisik pisang.
Warna harus diusahakan agar tercampur merata. Getuk dibentuk
bulat panjang dan perlu dipotong-potong jika akan disajikan.
Ukuran getuk pisang biasanya diameter 5-6 cm dan panjang 20-
25 cm. Kemasan getuk yang berupa daun pisang justru menjadi
ciri khas dan daya tariknya.

Selanjutnya Awang (1997) menyatakan bahwa aneka bahan


pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi

69
makanan khas misal getuk pisang. Bahan pangan yang umumnya
dibuat getuk adalah singkong. Pisang dapat disajikan dalam
bentuk getuk melalui proses fermentasi, yaitu terjadinya
perubahan bahan-bahan organik dari senyawa-senyawa komplek
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan kerja
enzim. Ciri-ciri getuk yang baik dan bermutu yaitu harum, enak,
legit, dan tidak menyengat karena terlalu tinggi kadar alkoholnya.
Menurut Ahmadi (2012) Getuk pisang belum memiliki standar
mutu yang baku, namun pengujian produk makanan olahan
sudah terdaftar dengan nomor SNI 01-4299-1996 dimana
persyaratan mutu meliputi kadar air, jumlah gula,bahan tambahan
makanan, cemaran logam (Pb, Cu, Zn,Hg), arsen dan cemaran
mikroba (antara lain E Coli, Kapang dan Khamir). Komponen
mutu lainnya yang harus diperhatikan agar dapat memenuhi
standar baku mutu produk makanan olahan adalah mikroba
patogen negatif, aflatoksin tidak melebihi ambang batas 30 ppm,
tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna berbahaya
yang dilarang.

Makanan ini adalah juga makanan kesukaan Dewi


Sekartaji, putri dari Kerajaan Jenggala (Pecahan dari Kerajaan
Kediri). Bahkan mitos dari sebagian masyarakat, karena saking
lezatnya Gethuk Pisang ini, para dewa di khayangan sampai rela
turun ke bumi hanya untuk mencicipi si Gethuk Pisang. Jadi tak
khayal kalau getuk pisang menjadi makanan khas Kota Kediri.
Selain menguri-nguri makanan khas peninggalan nenek moyang
kita juga akan mengingat akan cerita Dewi Sekartaji yang
menjadi buah bibir banyak orang karena kecantikannya sampai
sekarang. Keistimewaan Gethuk Pisang ini tidak seperti gethuk
pada umumnya yang terbuat dari singkong atau ubi, karena
Gethuk Pisang ini terbuat dari bahan pisang. Pisang yang
digunakan pun merupakan jenis pisang khusus, sehingga
memiliki cita rasa yang khas. Selain itu Gethuk Pisang ini juga
dibungkus dengan daun pisang seperti lemper, sehingga
menghasilkan aroma yang sangat khas.

70
Gethuk Pisang ini terbuat dari bahan dasar pisang jenis
khusus yaitu pisang jenis raja nangka. Pisang raja nangka ini
memiliki aroma dan rasa yang khas, selain itu teksturnya juga
cocok untuk dijadikan gethuk. Proses pengolahan Gethuk Pisang
ini cukup sederhana. Pertama pisang dikupas dan dihaluskan
dengan cara ditumbuk hingga menjadi seperti adonan. Kemudian
ditambahkan gula pada adonan tersebut sebagai pemanis. Untuk
penyedap rasa ada juga yang menambahkan sedikit gula dan
vanili pada adonannya. Adonan tersebut lalu diaduk hingga rata.
Kemudian ditaruh pada daun pisang lalu dibungkus dengan cara
digulung dan disematkan dengan lidi agar tidak lepas. Dan yang
terakhir, adonan yang sudah dibungkus tersebut dikukus agar
adonan mengeras dan aroma daun pisangnya terasa. Perpaduan
rasa manis dan asam yang sangat khas dari pisangnya
memberikan cita rasa tersendiri pada Gethuk Pisang ini. Selain itu
aroma pisang dan daun pisangnya sangat terasa sehingga
memberikan sensasi tersendiri saat kita menyantapnya. Gethuk
Pisang ini sangat cocok dijadikan cemilan saat berkumpul
bersama keluarga atau sahabat. Selain rasanya yang khas, Gethuk
Pisang ini juga sehat untuk dikonsumsi karena bahannya sangat
alami dan tanpa bahan pengawet.

71
Potensi UMKM di Desa Karangrejo
Oleh: Singgi Baharudin Moor

Desa Karangrejo merupakan salah satu desa yang terletak


di Kecalamatan Boyolangu, Tulungagung. Di Desa tersebut
terdapat usaha mikro kecil menengah yang bergerak disektor
pembuatan home industry. Usaha tersebut berada di rumah Bapak
Mustain di RT 02 RW 05 Dusun Kedungsingkil, Desa Krangrejo,
Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Bapak Mustain
lahir pada tanggal 9 April 1976 di Tulungagung. Ibunya yang
bernama Puryanah dan ayahnya yang bernama Mudjito. Bapak
Mustain menggeluti usaha ini sejak tahun 2009 bersama istrinya.

Riwayat pendidikan Bapak Mustain yaitu, beliau memulai


pendidikan di Sekolah Dasar Karangrejo dan melanjutkan di ST
(Sekolah Teknik) yang sekarang menjadi SMPN 6 Tulungagung
dan melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Sore
Tulungagung, tetapi saat kelas 1 beliau tidak melanjukan sekolah
karena keterbatasan dana dan memutuskan untuk mulai merantau
di Malaysia.

Beliau memulai usaha pembuatan tahu ini mulai tahun


2009 bersama sang istri. Awalmula Pak Mustain membuat usaha
tahu karena sang mertua juga memiliki usaha pembuatan tahu,
maka Pak Mustain membantu proses penjualan tahu di pasar.
Kemudian beliau juga diajarkan cara membuat tahu oleh
mertuanya. Kemudian karena dirumah mertua tempat pembuatan
tahunya sempit dan beliau sudah mengerti cara-cara pembuatan
tahu serta sudah mengerti bagaimana cara pemasarannya, maka
Pak Mustain disuruh oleh mertua beliau untuk memulai membuat
tahu sendiri dan memasarkannya sendiri. Dan beliau memutuskan
untuk membuat usaha tahunya dirumahnya sendiri.

Awal mula beliau membuat tahu hanya bersama sang istri.


Untuk proses pembuatan tahu dimulai pukul 04.30 WIB dan

72
selesai pukul 16.00 WIB. Namun pada saat pandemi seperti saat
ini beliau memulai proses pembuatan tahu pada pukul 04.30 WIB
dan selesai pukul 11.00 WIB. Proses pembuatan tahu dimulai
dengan merendam kedelai selama 3 jam sampai 4 jam. Kemudian
dibersihkan, dari kedelai yang berkualitas tidak bagus dan
digiling, setelah proses penggilingan kemudian direbus sampai
mendidih. Setelah mendidih disaring lalu dikasih air tahu agar
sari kedelainya menggumpal, kemudian dipres atau dicetak
supaya memudahkan proses pemotongan. Untuk ukuran tahunya
1 cm dan 1,5 cm kemudian digoreng. Untuk proses penggorengan
melalui 2 tahap, yang pertama digoreng setengah matang
menggunakan api besar dan kemudian tahap kedua adalah tahap
pematangan menggunakan api sedang.

Limbah dari pembuatan tahu berupa ampas dan air tahu.


Ampas dan air tahu tersebut dijual ke peternak kambing atau sapi
untuk pakan dan minum ternak. Untuk ampasnya dibandrol
dengan harga Rp. 10.000/ember dan air tahunya dibagikan untuk
minum ternak.

Beliau mulai berjualan di kios pasar wage tepatnya


disebelah barat kantor PLN pada pukul 04.30 WIB sampai pukul
07.00 WIB karena khusus melayani penjual bakso dan cilok,
sebagian tahunya diambil dirumah. Awal mula berjualan beliau
menyewa kiosnya dengan 9 teman jualannya dengan harga 1 kios
Rp.27.000.000/tahun kepada pemilik kios. Namun setelah
lonjakan harga kios, beliau tidak menyewa kios, melainkan
berjualan di teras toko. Setelah berjalan selama 3 tahun, beliau
sudah mempunyai pelanggan yang cukup banyak dan beliau
mengangkat 3 karyawan untuk membantu proses pembuatan tahu.
3 karyawan tersebut digaji sebesar Rp.1.800.000/bulan.

Sedangkan untuk hambatan proses pembuatan tahu yaitu


pemadaman listrik karena jika terjadi pemadaman listrik tidak
bisa menggiling kedelai. Karena penggilingan kedelai
menggunakan mesin dinamo dan membutuhkan listrik. Mahalnya

73
bahan baku di masa pandemi ini juga merupakan kendala
pembuatan tahu. Untuk sekarang bahan baku kedelainya
menggunakan kedelai impor. Mahalnya kedelai lokal dan sulit
dicari di pasaran karena kurangnya minat petani lokal menanam
kedelai. Harga kedelai impor sebelum pandemi Rp.7000/kg
sekarang sudah mencapai Rp.10.000/kg. Untuk mencari kayu
bakar pun sulit dan mahal karena hutan sudah mulai gundul.
Untuk minyaknya sekarang juga mahal, harga minyak sebelum
pandemi Rp.8400 dan sekarang harganya Rp.13.700.

Dalam masa pandemi ini bahan baku naik dan pembuatan


tahu sangat menurun karena kebijakan sekolah dari rumah maka
banyak kantin sekolah yang tidak jualan maka permintaan tahu
sangat berkurang. Untuk omset bersih permasak mencapai
Rp.12.000, untuk sekali masak bisa menghasilkan 1000 potong
tahu, yang awal mula sehari bisa memasak 23000 sampai 27000
potong tahu dengan omset sekitar Rp.276.000 sampai Rp.324.000
perhari, sekarang hanya bisa memasak 13000 sampai 15000
potong tahu dengan omset Rp.156.000 sampai 180.000 perhari.

Cara beliau mempertahankan usaha pembuatan tahu dimasa


pandemi ini yang pertama dengan cara menaikkan harga jual,
yang harga awal Rp.1000 dinaikkan menjadi Rp.1200, yang dari
harga awal Rp.1200 dinaikkan menjadi Rp.1400. Yang kedua
memperkecil ukuran tahu. Cara tersebut beliau lakukan supaya
dapat memutarkan modal untuk hari berikutnya. Cara beliau
mempertahankan konsumen dengan cara menjaga komunikasi
agar tetap akrab dengan konsumen dan menjaga kualitas.

Rencana kedepan beliau untuk usaha ini setelah pandemi


yaitu, beliau ingin mengembang pemasaran atau memperluas
pemasaran agar banyak yang bisa merasakan atau menggunakan
tahu beliau sebagai pentol ataupun bakso. Namun untuk sekarang
ini beliau belum ada fikiran untuk mengembangkan
pemasarannya, karena pada masa pandemi ini beliau ingin
bertahan saja. Banyak dari teman-teman beliau yang sudah

74
gulung tikar akibat pandemi ini dan tidak bisa mengatur keuangan
untuk modal selanjutnya. Sebelum pandemi ini beliau sudah
memiliki 3 cabang penjualan, yang pertama di Pasar
Campurdarat, yang kedua di Pasar Ngantru dan yang ketiga di
Pasar Karangrejo. Namun setelah adanya pandemi ini semua
cabangnya tidak berjalan dikarenakan tidak ada pelanggan akibat
sistem belajar dari rumah yang mengakibatkan kantin-kantin
tutup sehingga tidak ada permintaan. Dan dari ketiga cabang
tersebut beliau saja yang tetap berjualan karena langganan beliau
ada yang berjualan pentol kelilingi. Namun permintaannya tidak
sebanyak dulu sebelum pandemi. Banyak dari teman-teman
beliau yang berprofesi sama dengan beliau yang menyiasati
pengurangan modal dengan cara bergabung proses pemasakannya
dengan temannya, jadi bergabung proses masaknya di 1 tempat
untuk memperkecil biaya karyawan.

Bapak Mustain memiliki harapan agar nantinya ada


kumpulan atau paguyuban pengusaha tahu, agar nantinya kalau
ada yang memiliki masalah bisa didiskusikan dengan para
anggota paguyuban tersebut dan bisa saling tolong menolong.
Beliau juga berharap agar pemerintah menetapkan harga kedelai
lokal supaya tidak menggunakan kedelai impor lagi dan dari segi
rasa kedelai lokal lebih unggul daripada kedelai impor.

75
Potensi Umkm Sunduk Dan Pembatik Desa
Parakan
Oleh: Ulfa Awwaliya Nikmah

Desa Parakan terletak Trenggalek tepatnya di sebelah utara


Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. Desa ini tidak
jauh dari terminal kota dan keramaian kota. Sedangkan jarak
Desa Parakan dengan alun-alun Trenggalek sekitar 3 km.
Walaupun tidak jauh dari pusat kota namun Desa Parakan
sangatlah asri. Luas Desa Parakan sendiri mencapai 827,85 (Ha)
dengan ketingian 120 Mdpl. Dengan luas desa itu maka jumlah
penduduk di Desa Parakan dikatakan tinggi. Dari perhitungan
tahun ke tahun jumlah penduduk di Desa Parakan selalu
meningkat.

Batas wilayah Desa Parakan adalah, sebelah utara


berbatasan dengan Desa Sukosari dan Desa Dawuhan Kecamatan
Trenggalek. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wonorejo
Kecamatan Wonorejo Kabupaten Tulungagung. Sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Pogalan Kecamatan Pogalan dan Desa
Rejowinangun Kecamatan Trenggalek. Sedangkan sebelah Barat
berbatasan dengan Kelurahan Surodakan Dan Desa Nagares
Kecamatan Trenggalek. Jumlah penduduk Desa Parakan kurang
lebih sekitar 2.200 Kartu Keluarga (KK).

Mayoritas agama warga Desa Parakan adalah muslim dan


terdapat beberapa warga yang beragama non muslim. Meskipun
terdapat perbedaan, namun warga Desa Parakan tetap rukun.
Untuk tempat ibadah muslim terdapat beberapa masjid dan
mushalla. Dan tempat ibadah non muslim di Desa Parakan tidak
ada. Namun warga Desa Parakan tetap melaksanakn ibadah di
pusat koa yang mana tidak jauh dari Desa Parakan.

Untuk bidang pendidikan, Desa Parakan sudah


menyediakan beberapa fasilitas sarana pendidikan. Diantaranya

76
gedung sekolah TK / RA, gedung sekolah SD / MI, gedung
sekolah SMP / MTs, Taman Pendidikan Al-Qur’an dan Pondok
Pesantren. Untuk gedung SMA/SMK/MA di Desa Parakan
sendiri belum terdapat. Dengan disediakannya sarana pendidikan,
warga Desa Parakan dapat menempuh pendidikan dengan baik.
Walaupun untuk menuju jenjang SMA/SMK/MA warga Desa
Parakan harus ke pusat kota.

Pada bidang ekonomi warga Desa Parakan biasanya


bermata pencaharian sebagai petani, buruh, pedagang atau
wirausaha dan PNS. Namun banyak diantara warga Desa Parakan
yang bekerja sebagai buruh. Buruh tani, karyawan toko, buruh
batik dan buruh sunduk sate. Diantara buruh-buruh diatas warga
Desa Parakan lebih banyak bekerja sebagai buruh batik dan buruh
sunduk sate untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Warga Desa Parakan sudah banyak yang menggeluti


pekerjaan Buruh Batik. Batik sendiri adalah kain khas Indonesia
yang bercorak. Cara pembuatan kain batik melalui proses yang
khusus yaitu dengan menuliskan malam atau dalam bahasa jawa
adalah lanceng pada kain putih polos. Malam atau lanceng di
tuliskna dengan suatu alat yang disebut canthing. Kain putih
polos biasa disebut dengan kain mori. Kain mori ini dibagi
menjadi 2 yaitu kain mori primis dan kain mori prima. Diantara
kain mori daitas menurut pembatik kain mori prima lah yang
lebih bagus. Perbedaan diantara 2 kain mori ini terletak pada
ketebalan dari masing-masing kain.

Sebelum kain mori polos di beri malam, kain mori polos ini
diberi gambar. Gambar ini biasanya diperoleh dengan cara
mengeblat dari pola yang disediakan. Pengeblatan di lakukan
menggunakan pensil dan tidak dianjurkan menggunakan pulpen.
Hal itu dikarenakan agar setelah menjadi kain batik, gambar dari
pengeblatan tidak terlihat. Sedangakan kegunaan dari pengeblatan
adalah agar saat pemberian malam pembatik lebih mudah
menggambarnya. Pemberian malam pada kain mori polos

77
dilakukan menggunakan canthing. Dan sebelum malam
digunakan, malam harus dipanaskan terlebih dahulu sampai
meleleh.

Kain batik Indonesia telah ditetapkan UNESCO menjadi


Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi
sejak 2 Oktober 2009. Kain batik tulis memiliki keragaman corak
dan motif. Untuk menjadi kain batik yang memikat hati, kain
batik harus melalui beberapa tahapan yang rumit. Hal itu
menyebabkan harga kain batik tulis melangit. Satu lembar kain
batik tulis dihargai dengan harga 250.000 ke atas. Namun
demikian peminat kain batik tulis tetap banyak dan merasa puas
dengan kain batik tulis. Sedangkan pembatik mendapat upah
sekita 17.000 samapi 25.000.

Dikarenakan tahapan kain batik tulis yang rumit dan


pemesan kain batik yang melambung, maka pengusaha kain batik
tulis membutuhkan pekerja yang banyak untuk membantu
memenuhi pesanan. Di Desa Parakan sendiri telah di dirikan
pengusaha kain batik tulis. Kain batik tulis ini adalah Batik Tulis
Alya dari Ibu Tiwi. Banyak warga Desa Parakan yang menjadi
buruh pembatik di Batik Tulis Alya. Banyak juga yang menjadi
buruh batik di Batik Tulis Sidomulyo. Terdapat juga yang mejadi
buruh batik di Batik Tulis Surabaya. Namun warga Desa Parakan
banyak juga yang menjadi buruh batik di Batik Tulis Rahayu.
Dimana Batik Tulis Rahayu adalah batik tulis legendaris. Batik
Tulis Rahayu sudah sangat lama didirikan, dan bekerja disana
sudah dilakukan warga Desa Parakan secara turun temurun.

Selain menjadi pembatik, warga Desa Parakan juga


membuat sunduk. Awal mulanya warga Desa Parakan hanya
membuat suduk sate ayam dan sunduk sate kambing. Namun
setelah berjalannya waktu yang cukup lama warga Desa Parakan
tidak hanya membuat sunduk sate ayam dan sunduk sate
kambing. Diantara mereka juga banyak yang membuat sunduk

78
sempol, sunduk sosis, sunduk pentol dan supit. Hal itu terjadi
karena perkembangan dunia bisnis yang semakin banyak.

Sunduk-sunduk ini terbuat dari bambu atau dalam bahasa


jawa disebut dengan ori dan pring. Ori berbeda dengan pring.
Perbedaanya terletak pada keuletan dan tidak gampang patah. Ori
bersifat ulet dan tidak gampang patah, sedangkan pring gampang
patah atau gapuk. Untuk mendapatkan ori atau pring pembuat
sunduk harus memesannya kepada penjual ori atau pring.
Seikatnya berisi 3 sampai 4 lonjor ori yang dihargai dengan
20.000 sampai 25.000.

Ori harus dipotong sesuai dengan ukuran jenis sunduk yang


sedang dibuat. Kemudian di eblek menjadi beberapa bagian agar
mudah untuk di rajang. Setelah pengrajangan selesai maka
sunduk-sunduk tersebut harus di jemur. Penjemuran dilakukan
sampai sunduk-sunduk kering. Setelah sunduk kering, sunduk
bisa di lincip menggunakan alat lincip. Jika penglicipan sudah
selesai, sunduk bisa di esek agar rapi. Pengesekan dilakukan
menggunakan mesin. Dimana perkilo pengesakan dihargai
dengan harga 500 rupiah.

Proses perhitungan sunduk dilakukan dengan mengikat


sunduk dengan jumlah 1000 sunduk perikat untuk sunduk sate.
Sedangkan untuk sunduk sempol dan supit diikat dengan jumlah
500 sunduk perikat. Harga sunduk sate per 1000 buah adalah
5500. Sunduk sempol dihagai dengan harga 7000 per 1000 buah.
Sedangkan supit dihargai dengan harga 6000 per 1000 buah. Dan
sunduk sosis dihargai dengan harga 5000 per 1000 buah. Harga
sunduk dapat berubah setiap saat sesuai dengan pemasarannya.

Para pembuat menjual sunduk sate di pemasok sunduk sate.


Di Desa Parakan sendiri ada beberapa pemasok sunduk. Masing-
masing pembuat sunduk memiliki pemasok sendiri-sendiri.
Tersedianya pemasok sunduk memudahkan pembuat sunduk sate
menjual sunduk-sunduk. Setelah sunduk-sunduk terkumpul di

79
pemasok, pemasok membawa sunduk-sunduk ke bos mereka
untuk di jual kembali.

Pembatik dan pembuat sunduk sudah dilakukan warga


Desa Parakan sejak lama dan sudah menjadi turun temurun di
warga Desa Parakan. Menjadi pembatik dan pembuat sunduk
sangat membantu warga Desa Parakan untuk meningkatkan
perekonomian mereka. Hal itu juga menjadikan Desa Parakan
dikenal dengan desa pembatik dan desa pembuat sunduk.

Eksistensi UMKM Tas Obrok di Tengah


Pandemi Covid-19
Oleh : Elisa Erdhina

Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau


memberikan dampak terhadap berbagai sektor. Pada tataran
ekonomi global, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang
sangat signifikan pada perekonomian domestik negara dan
keberadaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Sebagai
orang Indonesia tentu pemandangan dan aktivitas kita sehari-hari
tak lepas dari berbagai layanan dan barang hasil kreasi pelaku
UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah), seperti alat untuk
memasak, alas kaki, pakaian yang kita pakai setiap hari, serta
barang-barang lainnya yang menunjang kehidupan kita. Hal
tersebutlah yang menyebabkan usaha mikro, kecil dan menengah
menjadi ujung tombak perekonomian nasional. Banyak hal yang
bisa kita gunakan untuk memajukan UMKM di era digital saat
ini, salah satunya adalah dengan memasarkan barang kita pada
media sosial, sehingga ketika kita memproduksi sesuatu akan
tetapi belum bisa memasarkannya karena tidak memiliki toko
atau tempat berjualan lainnya kita bisa menggunakan media sosial
yang kita miliki untuk memasarkan dagangan kita disana.

UMKM ( Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) adalah suatu


istilah umum dalam khazanah ekonomi yang merujuk kepada

80
usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan
usaha. UMKM banyak kita jumpai di berbagai tempat, salah
satunya adalah di desa tempat saya tinggal. Dimana disitu banyak
ditemui pelaku usaha UMKM baik berupa tahu, pakaian, tas dan
produk-produk lainnya. Kebanyakan dari mereka lebih memilih
rumah dijadikan sebagai tempat untuk memproduksi barang
UMKM mereka dan yang lebih menakjubkan lagi beberapa
pelaku UMKM tersebut adalah anak muda desa yang memiliki
kreatifitas dalam mengembangkan suatu usaha.

Salah satu usaha yang akan saya bahas adalah tentang


kerajinan tas srandul atau lebih dikenal dengan tas kurir, tas pos,
tas obrok atau nama-nama lainnya menyesuaikan dengan tempat
dimana kita tinggal. Jika di tempat saya tinggal tas semacam ini
lebih dikenal dengan tas obrok, yaitu tas kotak yang berukuran
besar berkantong dua di bagian kanan dan kiri. Sesuai dengan
bentuk dan ukurannya, fungsi utama dari tas obrok adalah
digunakan untuk mengangkut barang berjumlah banyak.
Meskipun banyaknya persaingan diluar sana terhadap produksi
tas obrok, diantaranya dengan memakai mesin jahit yang canggih
tidak membuat tas obrok produksi desa melemah. Hal tersebut
karena pasar jangkauan dari tas obrok masih luas.

Sampel desa yang saya pilih adalah Desa Gilang


Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dimana di desa
tersebut banyak pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah) salah satunya adalah apa yang kita bahas yaitu
UMKM kerajinan tas obrok yang diproduksi oleh anak muda desa
yang kreatif dan mampu mengembangkan apa yang ia bisa
menjadi pundi-pundi rupiah untuk dirinya dan keluarga serta
orang-orang sekitarnya.

Sosok tersebut adalah Kevin Christianto atau lebih akrab


disapa dengan Kevin, pria kelahiran Tulungagung 17 Juli 2001 ini
sudah mampu menghidupi dirinya dan keluarga dengan usaha
kerajinan tas obrok. Usaha tersebut sudah dilakukan sejak tahun

81
2019 hingga saat ini. UMKM industri kerajinan tas obrok ini
beralamatkan di Desa Gilang RT 02/RW 02 Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung. Awal mula bisnis kerajinan industri ini
berjalan adalah saat mas kevin masih bekerja di industri kerajinan
yang sama sampai pada akhirnya mampu membuat kerajinan tas
sendiri dan memilih membuka usaha dirumah bersama kedua
orang tuanya. Promosi yang dilakukan Mas Kevin adalah dengan
memposting dagangannya pada media sosial dan promosi ke
pasar-pasar.

Dalam menjalankan usahanya mas kevin dibantu ayah, ibu,


kakak dan dua orang tetangganya. Mulai pemilihan kain yang
akan dipakai, pemotongan, penjahitan, hingga pengiriman barang
dilakukan bersama keluarga dan tetangganya. Proses penjahitan
tas tersebut dilakukan Mas Kevin, ibu, bapak dan satu tetangga,
sedangkan kakak dan satu tetangganya lagi membantu
menyiapkan dan memotong bahan-bahan yang akan dipakai untuk
memproduksi tas obrok. Terkadang setiap ada pesanan mas kevin
dan keluarganya lah yang mengirim barang tersebut langsung ke
tangan konsumen.Hal tersebut dikarenakan apabila menggunakan
jasa pengiriman maka biaya yang dikeluarkan akan lebih besar
dari pada mengirimnya sendiri langsung ke tangan konsumen dan
menurut Mas Kevin apabila dikirim sendiri maka rasanya ada
kepuasan dan ketentraman sendiri dihati.

Untuk saat ini tas obrok adalah tas dengan permintaan


tertinggi dikarenakan pada masa era digital dan masa pandemi
seperti ini banyak masyarakat yang lebih menyukai berbelanja
secara online dari pada memilih barang yang ingin dibeli
langsung ditempat. Hal tersebutlah yang menyebabkan tas obrok
masih memiliki permintaan produksi yang tinggi, karena hampir
semua ekspedisi, petugas catering, tukang pos , petugas laundry
dan pedagang lebih memilih menggunakan tas obrok karena
dinilai lebih mudah dan praktis.

82
Tas obrok buatan Mas kevin dan keluarganya ini juga
memiliki beberapa kelebihan selain dinilai lebih mudah dan
praktis sehingga menjadi primadona untuk pedagang, tukang pos,
petugas laundry dan kurir ekspedisi. Kelebihan tersebut adalah
bahwa dilihat dari segi bahannya, tas obrok memiliki kualitas
yang baik karena bagian dalam tas obrok terbuat dari kain kanvas,
lalu pada bagian luar tas obrok dibuat dari bahan yang anti air
sehingga dapat menjamin keamanan barang jika sedang terjadi
hujan. Tas obrok bisa diproduksi dengan berbagai ukuran, baik
ukuran kecil, sedang, hingga besar. Jadi, teman-teman bisa
melakukan pemesanan terlebih dahulu apabila ukuran dari tas
obrok menyesuaikan apa yang teman-teman inginkan. Selain
mengenai ukuran teman-teman juga bisa memesan warna tas
dengan apa yang teman-teman inginkan karena pada umumnya
warna tas obrok adalah hijau, hitam dan biru.

Meskipun tas obrok masih memiliki permintaan yang


tinggi di pasaran, penurunan nilai jual terhadap tas obrok yang
disebabkan oleh pandemi Covid-19 juga membawa pengaruh bagi
rumah industri tas obrok. Penurunan tersebut bisa dilihat dari
grafik penjualan setiap minggunya mulai dari omzet yang
didapatkan dan jumlah pesanan yang diterima. Jika, biasanya
setiap dua minggu sekali Mas Kevin bisa melakukan pengiriman
sebanyak 200 tas dan setelah adanya pandemi Covid-19 jumlah
tersebut merosot menjadi 150-an. Penurunan tersebut tidak terlalu
drastis jika dibandingkan dengan jenis UMKM lainnya.

83
Potensi Umkm Konveksi di Desa Moropelang
Oleh : Khoirotus sa’adah

Desa moropelang kecamatan Babat kabupaten Lamongan


ini merupakan salah satu desa yang terletak 73 KM, sebelah barat
dari kota Surabaya, desa moropelang ini juga merupakan sentra
industri konveksi yang memproduksi berbagai jenis produksi ,
mulai dari seragam sekolah, kaos, jaket, kostum bahkan kaos
partai, jumlah industri konveksi khusus desa moropelang ini dapat
dikatakan lebih dari 50 pengusaha konveksi dan mempekerjakan
100 bahkan 250 tenaga kerja. Dalam akses pemasarannya
khususnya industri konveksi ini juga tidak kalah saing dengan
desa desa lain, bisa dibilang sudah mengirim hasil produksinya di
berbagai kota-kota, diantaranya mulai dari surabaya, gresik,
paciran, jakarta, bahkan sampai kalimantan. Omzet dari industri
konveksi ini bisa diperkirakan mencapai dari 25 juta hingga 60
juta rupiah per UKM perbulan, omzet ini dapat dikatakan
meningkat tajam saat waktu menjelang pemilu maupun pilkada
serta anak anak sekolah ajaran baru. Namun permasalahan yang
dialami oleh usaha konveksi Desa Moropelang ialah dalam proses
produksinya masih menggunakan alat manual juga belum
digunakan teknologi komputer dalam pembuatan setiap desain
produk sehingga dalam proses produksi semua memakan waktu
yang sangat lama dan dirasa juga kurang efisien sehingga kurang
bersaing dari kompetitor. Dilihat dari teknologi desain sablon
dengan komputer dapat dinyatakan lebih canggih menggunakan
komputer untuk hasil corak dan warna lebih bagus dibandingkan
dengan sablon manual, mungkin ini juga menjadi salah satu
kendala yang dialami setiap pegawai belum mampu
mengoperasikan aplikasi tersebut. Maka dalam hal inilah juga
menjadikan produk konveksi yang dihasilkan kurang bisa
bersaing dengan pengusaha industri konveksi yang sejenis.

UD Miftahul Jaya Putri bertiga konveksi merupakan


sebuah Usaha Kecil Menengah yang Bertempat di Desa

84
Moropelang Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, usaha ini
juga dapat dikatakan bidang yang hanya memang khusus
konveksi yang memproduksi diantaranya mulai dari jaket, baju,
seragam sekolah namun demikian pula di dalam UD Miftahul
Khoiri juga memiliki sebuah toko yang juga dianggap memiliki,
perkembangan pesat pula hal ini dilihat dari kondisi toko setiap
hari yang ramai dikunjungi pembeli dalam usaha dagang toko
menjual mulai dari bahan pokok hingga kebutuhan rumah
tangga, namun jika analisis dari penghasilan keduanya maka
yang paling dominan di sini dapat dikatakan industri konveksi
yang banyak keuntungannya karena dari penghasilan konveksi
sendiri dapat mencapai dari 5 juta hingga 10 juta dari setiap
memproduksi belum juga, nantinya dari pelanggan lain saat
menjelang waktu pilkada maka peningkatan ini juga sangat
pesat, penghasilan dapat diperoleh mulai dari 10 juta hingga 15
juta setiap produksi pesanan yang digarap khususnya pada saat
menjelang pilkada serentak wilayah jawa timur, maka industri
konveksi ini banyak keuntungan yang diperoleh.

Dilihat hasil dari produksi konveksi UD Miftakul jaya putri


bertiga secara keseluruhan dapat melihat secara langsung garapan
yang dikerjakan pegawai mulai dari kerapian kaos, jahitannya
terlihat rapi, untuk potongan bajunya juga sesuai potongan,
sablonnya juga kualitas dan yang terakhir kombinasi baju juga
bagus dan sesuai keinginan konsumen. Namun hal ini juga
terdapat permasalahan yang terjadi pada UD Miftakul jaya dan
putri bertiga dan konveksi lainnya . Konveksi UD Miftakul Putri
bertiga adalah produk yang dihasilkan kurang dapat bersaing
dengan competitor ini disebabkan, pada saat memproses produksi
yang masih di anggap menggunakan masih dengan cara manual
serta masih belum digunakan teknologi modern dalam proses
produksi dan pemasaran sehingga produktivitas, rendah serta
akan menyebabkan banyak memakan waktu yang lama atau
kurang efisien. Selain itu juga metode untuk pemasaran yang
dipakai pengusaha. Miftakul jaya selama ini hanya mengandalkan
para sales dan disebarkan ke pelosok tanah air, maka

85
kemungkinan besar juga kurang bersaing dengan pengusaha
industry lain karena sales promotion membutuhkan biaya yang
cukup besar dan tidak efisien karena dirasa banyak memerlukan
biaya yang cukup besar sampai ditangan konsumen. Dengan
keadaan ini serba terbalik semua berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya yang mana saat proses kegiatan memproduksi
berjalan dengan baik namun kini kenyataannya harus berhenti
sementara karena di lihat saat ini Negara Indonesia sedang
dilanda virus yang sangat mematikan sehingga aktivitas manusia
hanya terbatas semenjak pandemi Covid 19 banyak
mengakibatkan kerugian per bulan mencapai jutaan rupiah karena
semua perusahaan industri khususnya Konveksi UD Miftakul jaya
ini juga harus berhenti sementara dikarenakan semua yang
melakukan baik transaksi, pengusaha konveksi bahkan pedagang
diharuskan mematuhi peraturan pemerintah dengan
memberlakukan PSBB dengan ini tujuannya untuk mengurangi
pencegahan Covid 19 maka dari itu salah satu yang menjadi
menurunnya hasil dari pengusaha konveksi ini adalah saat
pandemi atau Covid 19 dengan ini akan sangat mengurangi
pegawai karena dirasa tidak mampu membayar gaji pegawai
dibandingkan dengan pesanan yang diterima dan ini semua juga
disebabkan minimnya penghasilan yang didapat, sehingga mau
tidak mau harus menerima keadaan ini.

Mungkin itu tadi potensi UMKM di desa saya bisa


dikatakan meningkat jika menerima banyak pesanan dari
berbagai kalangan baik dari kalangan sekolah ajaran baru bahkan
kalangan pemerintah menjelang pemilu, namun juga bisa
dikatakan tidak meningkat jika tidak dapat memproduksi setiap
hari atau tidak mendapatkan pesanan , maka itu juga yang akan
menjadi pengurangan pegawai dan resiko kerugian juga di dapat
dari setiap konveksi ini sedang terjadi semenjak Indonesia di
serang pandemic Covid 19. Semoga untuk tahun ini semua
penyakit atau virus bisa dicegah atau tidak ada lagi dengan
semangat kita semua.

86
87
88
Ibu Jamiati Produsen Tahu di Desa Sambi
Oleh : Vivi Ni’matul Ula

Ibu Jamiati dan Bapak Widodo merupakan pasangan


suami-istri yang memiliki usaha pembuatan tahu berlokasi di
Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Usaha
tahu ini merupakan usaha turun temurun dari keluarga Ibu
Jamiati. Beliau belajar proses pembuatan tahu dari Ayahnya
sendiri yang merupakan pengusaha tahu juga. Ibu Jamiati dan
keluarga memulai usaha ini sejak tahun 1987 dimulai dengan
bekerja sama dengan kakak laki-lakinya, untuk pembuatan
tahunya beliau masih bergabung dengan kakaknya yang memiliki
tempat pengolahan tahu sendiri. Sedangkan alat-alat yang
digunakan merupakan alat peninggalan dari Ayahnya yang
kemudian di gunakan oleh kakaknya.

Dengan ketekunan dan kerja keras, Ibu Jamiati dan


keluarga sedikit demi sedikit menabung dan mulai menyicil untuk
membuat alat yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu.
Seperti tungku, alat penyaring, ceatakan dan lain sebagainya.
Kisaran pada tahun 1990-an Ibu Jamiati memulai proses
pembuatan tahu sendiri, tempat pembuatanya terletak di belakang
rumah beliau. Disana terlihat jelas bagaimana proses serta tempat
pemasakan tahunya. Wawancara dilakukan ditempat beliau
memasak tahu, sekitar pukul 15.00 WIB saat saya sampai dilokasi
pembuatan tahu, Ibu Jamiati dan keluarga sedang membuat tahu
dan sudah memasak sampai 5 masakan.

Proses pembuatan tahu sendiri dimulai dari merendam


kedelai, menggiling kedelai, kemudian dimasak ditungku yang
cukup besar, jika sudah matang kemudian disaring ditempat yang
luas, kemudian didapat sari-sari tahu, sari-sari tahu itu di diamkan
terlebih dahulu sampai nanti siap diambil bagian yang bisa dibuat
tahu. Setelah sari-sari kedelai tadi didiamkan kemudian
dimasukan ke cetakan berbentuk kotak besar lalu ditutup dengan

89
tutup kayu dan ditekan menggunakan beberapa batu yang cukup
besar. Untuk pencetakannya sendiri itu didiamkan sekitar 30
menit kemudian dibuka dan baru dipotong sesuai dengan ukuran
tahu yang diinginkan. Ampas dari penyaringan tahu digunakan
untuk makan lembu yang Ibu Jamiati dan suami punya, selain itu
juga biasanya diambil untuk digunakan sebagai pembuatan tempe
(Tempe Gembos).

Proses pembuatan tahu ini dilakukan oleh keluarga Ibu


Jamiati sendiri, yakni terdiri dari 3 orang, Ibu Jamiati, suami dan
putranya. Ibu Jamiati memiliki 4 anak yang semuanya laki-laki.
Namun yang masih ikut membantu dalam pembuatan tahu ini
adalah putra ke-4 nya. Ketiga putranya yang lain sudah
berkeluarga dan sudah memiliki pekerjaan sendiri. Ibu Jamiati
pun merasa ini sudah cukup, dan bisa menjalankan proses
produksi tahu ini, beliau mengatakan bahwa tidak ingin mencari
karyawan atau pegawai baru, karena memang dari 3 orang ini saja
sudah cukup dan takutnya nanti penyesuaian terhadap pegawai
barunya pun tidak sesuai dengan yang diharapkan, jadi beliau
belum ada niatan untuk menambah pegawai.

Keseharian beliau dan keluarga dalam pembuatan tahu ini


dimulai pada pukul 02.00 pagi, beliau dan suami menjual tahu
yang sudah di buat sebelumnya, beliau menjual tahu di Pasar
Sambi, lokasinya juga tidak begitu jauh dari rumah Ibu Jamiati.
Kemudian sebelum subuh beliau dan suami sudah kembali ke
rumah dan mulai memasak tahu. Proses memasak tahu ini
dilakukan setiap harinya dimulai pada pukul 05.00 WIB mulai
merendam kedelai, kemudian jam 09.00 WIB kedelai yang
direndam diangkat dan kemudian dimasak ditungku. Proses
produksi ini biasanya selesai pada pukul 16.00 WIB. Setelah
maghrib Ibu Jamiati dan keluarga dapat beristirahat.

Proses pembuatan tahu ini memang butuh waktu seperti


halnya pada saat mencetak itu memerlukan waktu kisaran 30
menit, begitu pula pada saat proses memasak pada tungku,

90
sembari menunggu proses pembuatan tahu Ibu Jamiati biasanya
mengantar tahu-tahu ke beberapa toko yang sudah memesan
sebelumnya. Dan diwaktu yang sama pada saat beliau proses
memasak banyak sekali para penjual sayur keliling yang
mengambil tahu di tempat Ibu Jamiati.

Ibu Jamiati dan keluarga memproduksi tahu dengan 2


ukuran yaitu ukuran kecil dan besar. Untuk yang dijual di Pasar
itu tahu yang berukuran kecil dan yang ukuran besar dijual ke
toko-toko, karena toko-toko tersebut memang meminta tahu yang
berukuran besar. Selain tahu putih mentah Ibu Jamiati juga
menjual tahu Goreng. Untuk tahu goreng ini biasanya dijual di
pasar dan juga biasanya diambil oleh para penjual sayur keliling.
Beliau menjual tahu putih untuk yang ukuran kecil dengan harga
Rp 250,- per biji dan yang ukuran besar Rp 400,- per biji.
Sedankan untuk tahu Goreng dijual dalam kemasan plastik berisi
10 biji tahu yang dijual dengan harga Rp 2.500,-.

Dimasa pandemi ini Ibu Jamiati mengalami beberapa


kesulitan. Karena Pasar Sambi tempat beliau berjualan sempat
ditutup dan baru dibuka beberapa bulan terkahir ini. Pendapatan
yang menurun mengakibatkan pengurangan produksi pembuatan
tahu. Dimasa pandemi ini Ibu Jamiati memproduksi tahu
sebanyak 6 kali masakan, sebelum pandemi beliau bisa sampai 10
kali masakan. Dengan 6 kali masakan beliau menggunakan 30 kg
kedelai, sedangkan dalam sekali masakan membutuhkan 5 kg
kedelai, sehingga dari 30 kg dapat mengahasilkan tahu kurang
lebih 250 biji. harga kedelai pun juga melonjak naik, yang
biasanya diharga Rp 7.000,- per Kg nya sekarang Rp 9.000,-
sampai Rp 9. 300,- per Kg nya. Keuntungan yang didapat Ibu
Jamiyati dan keluarga seharinya kisaran Rp 50.000,-. Perbulan
beliau bisa memperoleh keuntungan kisaran Rp 1.500.000,-
sampai Rp 1.800.000,-. Pendapat beliau selain digunakan sebagai
modal, arisan dan kebutuhan sehari-hari beliau juga menyisihkan
untuk ditabung dan dapat digunakan untuk membeli lembu. Maka
dari itu lembu milik beliau cukup banyak, ada 7 Lembu yang

91
beliau punya dan itu merupakan hasil dari penjualan tahu
tersebut. Semangat beliau ini lah yang perlu di contoh untuk para
generasi muda dalam berusaha.

Pesan yang diberikan beliau untuk para pemuda dalam


membangun usaha adalah “dak usah wedi mbak, seng penting
niat, usaha, lan yakin pokok dilakoni disik mengko nek ngerti
dalane , usaha se-isane disek”. Maknanya adalah jangan takut
yang penting niat, usaha dan yakin. Pastinya dijalani dulu nanti
pasti tahu alurnya, usaha sebisanya dulu. Seperti pengalaman
yang beliau alami, dulunya beliau memproduksi tahu hanya
membuat 2 kali masakan saja dan sekarang beliau bisa melakukan
6-10 kali masakan. Maka dari itu, tak ada yang tidak mungkin
selagi kita mau mencoba dan berusaha maka hasilpun tidak akan
menghianati.

92
Sari Kedelai Bu Tika Sebagai Potensi UMKM di
Desa Wonorejo
Oleh: Putri Exzora Auratama

Dari Kota Tulungagung menuju ke desa khususnya desa


Wonorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung
bisa ditempuh sekitar 20 menit. Perjalanannya melewati kampus
IAIN Tulungagung , itu ke timur sampai ada perempatan lampu
merah itu keselatan ada perempatan ketimur.

Ibu tika sapaanya di desa Wonorejo, lebih tepatnya yang


bernama lengkap Sartika, beliau yang memiliki UMKM yang
cukup maju di desa Wonorejo. Beliau memiliki 4 orang putri.
Wanita kelahiran Tulungagung tepatnya tanggal 25 September
1975 ini adalah putri ke enam dari 7 bersaudara. Usaha yang
dimilikinya diberi nama industri kecil "Sari Kedelai Bu tika".
Beliau menjual sangat banyak sekali produk olahan miliknya,
seperti macam-macam rasa. Sari Kedelainya sendiri terdapat 4
jenis rasa yaitu ada original, gula aren, melon dan strawberry.

Selain mempunyai usaha sari kedelai beliau dan suaminya


sudah memiliki usaha lain yaitu tahu dan tempe yang merupakan
salah satu home industri yang banyak ditekuni warga di Desa
Wonorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung
adalah kerajinan pembuatan tahu. Olahan produk kedelai ini
memang banyak diminati masyarakat. Tak hanya rasanya yang
lembut gurih, tapi juga mengandung protein yang cukup tinggi.
Tahu sudah menjadi makanan yang sangat familiar dikonsumsi
oleh masyaratkat kelas bawah maupun kelas atas, banyak
dijumpai di warung-warung sekelas warteg hingga restoran papan
atas. Selain sebagai menu masakan lauk pauk, tahu telah diolah
menjadi berbagai aneka produk makanan khas seperti; tahu bakso,
siomay, tahu goreng, gado-gado dan aneka camilan seperti
keripik tahu dan lain-lain.

93
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tahu terdiri
dari kacang kedelai, garam, air bersih dan air biang tahu. Biang
tahu merupakan air sisa pembuatan tahu yang sudah berumur 1-2
hari. Penggumpal yang digunakan adalah asam cuka (asam asetat)
pekat sekitar 98-99%.

Produk home industri tahu di Desa Wonorejo merupakan


industri skala rumahan dengan jumlah tenaga kerja sedikit kurang
lebih 2-6 orang dan investasi yang diperlukan tidak terlalu besar.
Teknologi proses pada industri tahu ini masih dibuat dengan cara
tradisional. Bahan dasar kedelai yang sudah dicuci bersih,
direndam dalam air bersih sekitar 4-10 jam. Proses selanjutnya
adalah penggilingan hingga menghasilkan tekstur yang halus
seperti bubur. Kedelai yang sudah halus tersebut selanjutnya
dimasak dalam tungku besar hingga mendidih. Setelah matang
kemudian disaring dengan kain saring tahu dan diperas. Tahu
yang sudah disaring ini berbentuk seperti sari kedelai dan
ditambahkan larutan asam cuka (asam asetat) sedikit demi sedikit
sambil diaduk perlahan. Setelah proses penggumpalan, air asam
dibuang dan adonan tahu bisa dicetak. Proses pencetakan
dilakukan menggunakan kain saringan tahu dan diproses agar
tahu padat.

Pemasaran produk tersebut masih terbatas di sekitar


wilayah Desa Wonorejo dan Kecamatan sumbergempol,
khususnya untuk mensuplai para pedagang tahu / sayur di
beberapa pasar daerah tersebut. Namun produksi tahu Desa
Wonorejo tersebut selalu terjual habis pada setiap produksinya.
Hal ini menunjukan bahwa home industri tahu memiliki pangsa
pasar yang perlu dikembangkan, seiring berjalanya waktu ibu
tika mempunyai inovasi baru untuk menjadikan kedelai menjadi
susu kedelai. Jadi beliau memulai usaha barunya lebih tepatnya
tanggal 25 September 2015. Yang artinya sudah sekitar 6 tahun
beliau menggeluti usahasari kedelai tersebut.

94
Awal beliau memasarkan sari kedelai nya menemui banyak
permasalahan pemasaran juga di laluinya dari tahap paling awal
dengan cara menjual per botol kepada kenalan – kenalannya
meskipun rugi biaya transportasi kemudian menjual nya ke pasar
Sumbergempol kemudian semakin lama semakin banyak
peminatnya dan Ibu Tika menitipkanya ke toko - toko dan penjual
sayur. Banyak kesulitan dan tantangan usaha yang dihadapinya
dan di atasi satu persatu hingga kini usahanya maju dan
memberikan pemasukan yang stabil bagi keluarganya.

Bahkan hingga kini usaha yang di gelar dirumahnya di


Desa Wonorejo,Sumbergempol Tulungagung, tidak pernah
mengendalikan modal pinjaman dari Bank, Koperasi apalagi
rentenir. Beliau juga berkata “ketika harga kedelai naik kadang
hingga 2 kali lipat, saya harus menaikkan harganya dan membuat
kemasan yang lebih besar agar tetap terjangkau pembeli”

Saat ini, bersama Anas sang suami, Bu Tika yang kini


sudah memiliki empat anak memiliki banyak pelanggan susu
kedelai dan reseller dengan sistem konsinyasi yang secara rutin
mendapat omset belasan juta rupiah perbulanya. Untuk saat ini
usaha susu kedelainya dikelola oleh dirinya bersama 4 orang
karyawannya. Karyawannya adalah adiknya, anak, keponakannya
dan tetangganya. Produksi susu kedelai dalam 1 hari ada
sebanyak 750 bungkus susu kedelai yang dijual dengan harga
Rp1500/bungkus, serta susu kedelai kemasan botol 1 liter yang
dijual dengan harga Rp8000/botol. Hal ini berarti setiap harinya
omset usaha dari bu tika adalah Rp.1.125..000. Berdasarkan
pendapatan kotor tersebut bu Tika mampu mengantongi
pendapatan bersih s.d. Rp600.000/hari. Angka ini menunjukkan
nilai pendapatan yang sangat menjanjikan untuk kesejahteraan
ekonomi, dimana usaha susu kedelai ini bisa memperoleh
Rp18.000.000/setiap bulannya. Dari pendapatan inilah Bu Tika
dan suaminya menghidupi keluarga dan karyawannya selama 7
tahun, memanfaatkan pendapatan tersebut untuk menyekolahkan
anaknya di Universitas Tulungagung.

95
Omset penjualan yang diambil sebelum pandemi ini bisa 18
juta perbulan, tetapi setelah terjadi pandemi sekitar 9-15 juta
perbulan. Beliau memaparkan belum pernah merasa gagal dalam
hal finansial, kegagalan hanya untuk pengalaman dan harus
dicoba sampai dapat. Beliau mengembangkan usaha dengan
modal 100 ribu dengan cara mengembangkan banyak macam
varian tetapi masih dalam satu lingkup dari produk awal. Jadi
setelah beliau mendapatkan edukasi yang tepat sudah tau aturan-
aturan untuk menjual suatu produk beliau tahu bahwa 1 brand
tidak bisa dimiliki beberapa orang.

Perencanaan beliau untuk usaha UMKMnya diusahakan 1


bulan harus nambah reseller. Beliau tidak memikirkan tentang
harga saingan di luaran sana beliau hanya berpesan rejeki sudah
ada yang mengatur, beliau juga mengatakan bahwa pembeli
biasanya lebih gencar ke merek, tulisan yang terang, glossy,
beliau mengatakan strategi penjualannya lebih ke blending.
Beliau mengatakan harapan kedepan tentang usahanya semoga
bisa membantu orang banyak, bermanfaat bagi daerah sekitar, 5-
10 tahun kedepan bisa mempunyai pabrik sendiri dan alat-alat
yang canggih.

96
Potensi Umkm Desa Trenceng
Oleh : Kharisma Aditiya Lafida

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan


sektor vital bagi perekonomian Indonesia, karena UMKM
menjadi salahsatu pilar dalam penghidupan sebagian besar
masyarakat di tanah air. Melalui pemberdayaan UMKM (Usaha
Mikro Kecil Menengah), pemerintah Indonesia berusaha
semaksimal mungkin untuk mengurangi tingkat pengangguran
masyarakat. Hal tersebut cukup masuk akal karena tingkat
pengawasan UMKM tergolong lebih mudah dibandingkan
pengawasan kepada BUMN yang notabene produk asli
pemerintah sendiri. Perlu diketahui sebelumnya bahwa UMKM
awalnya hanyalah suatu usaha untuk menciptakan produk
sederhana atau jasa, namun seiring perkembangan zaman kini
UMKM muncul di permukaan dan dengan cepat diakui oleh
masyarakat untuk dipertahankan dan dikembangkan karena
dianggap semakin menguntungkan bagi pelakunya, ditambah
dengan adanya kemandirian tersebut, pelaku UMKM bisa
menjadi lebih mandiri tanpa terlalu menggantungkan hidupnya
pada kebijaka-kebijakan ekonomi dari pemerintah.

Sektor UMKM mampu menyerap tenaga kerja dengan


kuantitas yang cukup banyak serta telah berkontribusi besar pada
perolehan pendapatan daerah maupun pendapatan negara.
UMKM seakan menjadi jawaban dan jalan keluar serta menjadi
salah satu alternatif lapangan kerja baru atas sulitnya
mendapatkan lapangan pekerjaan di perusahaan swasta besar
apalagi BUMN. Eksistensi UMKM perlu dikembangkan secara
terus menerus, dimana salahsatu caranya adalah dengan
memaksimalkan potensi-potensi peluang usaha yang sekiranya
dapat direalisasikan oleh masyarakat daerah sekitar baik dalam
bidang jasa, kuliner, barang, dsb. Keberadaan inovasi sangat
penting guna mempertahankan eksistensi UMKM itu sendiri

97
UMKM dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sektor
yakni, sektor pertanian, peternakan, kuliner, bisnis, dan lain
sebagainya. Setiap daerah pasti memiliki potensi UMKM yang
berbeda-beda tergantung kultur, potensi alam serta selera
masyarakat. Salahsatu contohnya eksistensi UMKM di daerah
penulis tepatnya di Desa Trenceng, Sumbergempol. Dilihat dari
potensi alamnya, Desa Trenceng memiliki wilayah persawahan
yang luas, alhasil mayoritas penduduknya adalah petani, sehingga
bisa dikatakan masyarakatnya mampu melakukan swasembada
pangan. Alhasil sangat jarang ditemui UMKM berbasis kuliner
disini karena selera masyarakat terhadap kuliner cukup rendah
sebagai akibat dari kemampuan swasembada pangan yang tinggi.

Tetapi, selera masyarakat terhadap budidaya perikanan


terbilang cukup tinggi dan diperkirakan akan semakin meningkat
di waktu mendatang. Hal tersebut terjadi ketika pada mulanya
beberapa kalangan dewasa yang memutuskan untuk menjadi
peternak ikan selepas pulang merantau dari luar negeri. Dan
ternyata hasilnya cukup sukses sehingga lambat laun banyak
masyarakat yang terinspirasi dan memutuskan untuk ikut
budidaya perikanan secara mandiri terutama kalangan yang
memiliki modal besar. Alhasil beberapa dekade kemudian sudah
cukup mudah menemui lahan perikanan di beberapa titik ruas
jalan Desa Trenceng, baik itu kolam budidaya lele, patin, hingga
gurame. Banyaknya masyarakat yang sukses berbisnis dalam
sektor perikanan membuat Desa Trenceng dinobatkan sebagai
salahsatu daerah penghasil ikan air tawar terbesar di tulungagung
bahkan pengirimannya bisa sampai jakarta dan Nusa Tenggara.

Beberapa dekade selanjutnya, mulai bermunculan


ketertarikan kalangan muda untuk mengeluti dunia bisnis
perikanan. Namun mereka terkendala dengan ketersediaan modal
karena dalam berwirausaha dan berbisnis budidaya perikanan
konsumsi membutuhkan modal yang tidak sedikit, terutama
dalam hal ketersediaan pakan. Untuk itu, dipilihlah ikan hias
sebagai alternatif dalam berbisnis sektor perikanan. Karena,

98
disamping tidak memerlukan modal dan biaya pakan yang besar,
bisnis ikan hias juga memiliki masa panen yang lebih singkat
dibanding ikan-ikan konsumsi. Sebagai perbandingan, untuk
menggeluti bisnis budidaya Ikan Gurame dibutuhkan modal
minimal Rp. 10.000.000,00 untuk benih 1000 ekor. Belum
ditambah biaya listik pompa air dan sebagainya. Berbanding
terbalik dengan budidaya ikan hias yang hanya memerlukan
modal tak seberapa, terutama dalam hal pembiayaan pakan. Masa
panennya pun juga terpaut jauh, dimana membutuhkan masa
tunggu panen selama kurang lebih satu tahun, bahkan bisa lebih
tergantung permintaan pasar dan kondisi ikan pra-panen.

Sementara bududaya ikan hias sebagai contoh budidaya


ikan cupang, tidak perlu memikirkan modal besar untuk
menggelutinya, karena dalam pemeliharaannya tidak
membutuhkan benih sampai beratus-ratus hingga ribuan benih
dalam 1 kolam terutama bagi pelaku usaha pemula. Selain itu,
masa panen ikan cupang sendiri tergolong singkat dimana tak
perlu menunggu sampai 3 bulan untuk memanen, sehingga dapat
diambil segi positifnya yakni perputaran uang dari modal sampai
perolehan keuntungan tergolong singkat.

Dari perolehan segi keuntungan, tentu bisnis budidaya ikan


konsumsi jauh mengungguli budidaya ikan hias. Karena indikator
perolehan keuntungan pun juga berbeda, dimana untuk budidaya
ikan konsumsi air tawar dihitung pertahun dalam artian karena
masa panen hanya dapat dilakukan 1 kali dalam setahun. Untuk
benih Sehingga, dalam sekali panen, keuntungan bersih maupun
kotor dapat dirasakan perolehannya. Namun tetap saja perolehan
keuntungan tergantung harga di pasar, misalnya untuk benih 1000
per kolam dengan estimasi berat 7-8 ons per ekor dan harga pasar
20.000/kilo, maka diperoleh laba kotor sebesar Rp. 14.000.000 –
Rp. 15.000.000 per panen (tahun). Meskipun belum termasuk
biaya modal pakan sebesar Rp. 9.000.000 – Rp. 10.000.000.

99
Sementara untuk pelaku bisnis ikan hias khususnya cupang,
perolehan keuntungan dihitung berdasarkan bulanan, karena
dalam setahun budidaya ikan hias bisa panen 3-4 kali. Dengan
estimasi modal awal untuk membeli benih sekitar Rp. 200.000-
300.000 untuk kategori bibit kelas bawah, dan pakan sebesar Rp
100.000, omset per panennya mencapai Rp. 700.000 bahkan
sampai puluhan juta jika bibit yang dibudidayakan adalah bibit
kelas unggulan / super, sehingga omset dalam budidaya ikan
cupang tergantung sasaran pasar yang dituju serta bibit yang
dibudidayakan. Untuk itulah kenapa golongan pemuda Desa
Trencengcukup antusias dalam menggeluti bisnis budidaya ikan
hias melihat peluang keuntungan yang cukup besar didapatkan.
Bahkan beberapa diantara pengusaha muda tersebut mampu
menjangkau pasar nasional ikan hias.

Berkaca dari situ, nampak sekali tren dalam berwirausaha


dari kalangan muda meningkat secara drastis. Hal tersebut cukup
wajar karena masyarakat mulai jenuh dalam menghadapi
persaingan lapangan pekerjaan selepas lulus dari dunia
pendidikan. Ahasil, daripada mengharap dan bergantung pada
pemerintah dalam urusan pekerjaan, mereka merasa lebih baik
memulai usaha secara mandiri dengan harapan untuk
meningkatkan kemandirian serta bukan tidak dimungkinkan
justru bakal menciptakan lapangan pekerjaan dari sektor budidaya
ikan hias.

100
Potensi Sisa Plastik Pabrik Memperbaiki
Perekonomian di Kedungsari
Oleh: Heny Waqinaka Jauharotin

Sisa plastik merupakan sebuah barang yang sudah tak lagi


bernilai, tak berharga bagi para pabrik dan tak jarang bila hanya
dibuang dan dibakar. Namun, berbeda di Desa Kedungsari,
plastik menjadi sebuah benda berharga dan bernilai. Masyarakat
desa paling ujung barat Kota Kediri ini mayoritas mengandalkan
perekonomian dari sisa plastik pabrik. Sisa plastik didapatkan
langsung dari pabrik-pabrik seperti pabrik snack, sabun dan jajan-
jajan lainnya, melalui pengepul desa. Dari pengepul desa inilah
akan menyebar luas dimasyarakat desa. Dari situlah plastik-
plastik akan dimanfaatkan. Masyarakat Desa Kedungsari
menjadikan sisa plastik pabrik ini sebagai usaha mencari makan
sejak tahun 2008 dan berjalan hingga saat ini. Sisa plastik pabrik
ini dimanfaatkan masyarakat Desa Kedungsari untuk dijadikan tas
belanja, tas untuk madrasah anak-anak, sebagai taplak meja
makan, sebagai alas duduk untuk sholawatan dan masih banyak
lagi. Berawal dari sisa plastik yang berbentuk glondongan bisa
menjadi barang yang bernilai meskipun persentasenya itu
tergolong barang murah. Barang sisa plastik ini banyak dicari
oleh warga-warga. Bahkan juga banyak yang dari luar desa ikut
bekerja dalam pembuatan alas duduk dan tas belanja dari sisa
plastik.

Pekerja yang membuat plastik menjadi barang yang


berharga ini bukan hanya orang dewasa, ibu rumah tangga namun
juga anak-anak sekolah. Pekerjaan ini bersistem borongan. Di
Desa Kedungsari ini sangat luas, warga yang memproduksi sisa
plastik dijadikan tas belanja, alas duduk, dll. Ini tergolong sesuai
komplek rumah masing-masing warga. Sisa plastik dari pabrik
yang kadang terdapat banyak kerusakan akan dimanfaatkan untuk
dijadikan alas duduk untuk sholawatan dan pengajian. Dengan
cara menambal, atau menggabung-gabungkan plastik dengan

101
lakban atau selotip yang berukuran besar. Lakban yang digunakan
juga demikian, lakban kiloan atau lakban yang sudah lama tak
laku dan lakban-lakban sisa dari pabrik. Sehingga modal yang
digunakan sangat minim. Sedangkan sisa plastik pabrik berupa
glondongan yang tidak mempunyai kerusakan akan dijadikan
kerajinan tas belanja dan tas-tas lainnya. Jika membuat tas, maka
bahan yang dibutuhkan bukan hanya sekedar lakban namun,
dengan menjahitnya. Sisa-sisa plastk dari pabrik pun juga
beragam ada yang tipis, ada yang tebal. Tingkat kesulitan
pembuatannya juga beragam ada yang susah dan ada yang
mudah.

Sisa plastik yang sudah jadi akan disetorkan kembali


kepada pengepul desa. Biasanya dari pengepul desa mengambil
barang dengan keliling dari satu rumah kerumah lain, dari
komplek satu ke kompleks lainnya. Sehingga memudahkan
masyarakat ketika setor barang tidak mengalami kesusahan. Dari
pengepul desa tersebut sisa pastik yang sudah dibuat tas, alas
duduk, dan taplak meja akan dipasarkan oleh pengepul desa atau
dari para pedagang-pedagang didesa. Plastik-plastik tersebut akan
dipasarkan disebuah acara-acara pengajian, sholawat dan dipasar-
pasar. Bahkan juga tak jarang bila sisa plastik yang sudah jadi
akan dikirimkan ke luar kota, bahkan juga luar jawa. Dengan
penghasilan yang bisa dibilang lumayan dapat membantu
perekonomian masyarakat Desa Kedungsari. Banyak ibu rumah
tangga yang mengatakan bahwa plastik adalah sebuah sumber
penghasilan yang menjanjikan. Bagaimana tidak sisa plastik
diperoleh dari pengepul desa secara gratis, kemudian mereka
ubah menjadi tas, taplak dan barang lainnya. Setelah barangpun
jadi mereka mendapatkan upah yang biasanya jika alas duduk per
pcs akan dihargai 100-200 rupiah oleh pengepul. Berbeda dengan
tas, satu buah tas akan diharga 2000 oleh pengepul. Memang,
meskipun secara rupiahnya itu hanya kecil tapi setiap harinya
mereka mampu memproduksi 1000 lebih plastik untuk taplak dan
alas duduk. Anak-anak desa ini mayoritas anak yang mandiri.
Bagaimana tidak setiap harinya mereka melihat orang tuanya

102
kerja keras memproduksi sisa plastik menjadi barang berharga
menjadikan mereka juga terbiasa dan bisa melakukan apa yang
orang tuanya kerjakan. Masyarakat disini biasanya membuat
barang ketika ada waktu senggang saja, ada juga yang selesai
melakukan kegiatan rumah. Pekerjaan ini bagi mereka bisa
dijadikan prioritas pertama kedua dan seterusnya untuk mencari
uang. Ketika sedang ada yang memesan banyak dan bertepatan
banyak acara-acara pengajian atau sholawatan yang besar, maka
masyarakat akan ditarget dalam proses produksinya oleh
pengepul. Sehingga sudah sudak tak asing lagi bahwa saat kondisi
seperti ini anak-anak kecilpun turut membantu dalam
mengerjakannya.

Tak jarang bila saat ada acara-acara sholawatan, pengajian


baik acara besar maupun tidak, banyak masyarakat Desa
Kedungsari ini berbondong-bondong menghadiri acara baik dari
kalangan orang yang sudah tua, dewasa maupun anak-anak juga
ikut berdagang. Mereka berdagang tas, alas duduk dan taplak
meja dengan tanpa modal dalam artian barang akan dibayar ketika
nanti barang yang terjual dan barang yang tidak terjual akan
dikembalikan lagi pada pengepul. Biasanya para pedagang
menjual tas dengan harga 5000-8000, dan mereka mengambil dari
pengepul dengan harga 3500. Sedangkan alas duduk harga
perbijinya dari pengepul ada yang 1000-2500 tergantung tebal
plastik dan lebarnya. Mereka menjualnya mulai dengan harga
3000-5000. Kata masyarakat desa, jika ada acara-acara luar jawa
plastik ini akan dijual dengan harga 10.000. Namun, omset
dagang setiap acaranya tidak menentu. Jika cuaca sebelum acara
hujan maka plastik alas duduk akan banyak yang habis, namun
apabila dalam acara panitia sudah menyiapkan maka plastik yang
terjualpun akan sedikit. Jika tidak dalam acara-acara sisa plastik
yang dijadikan alas duduk dapat kita temui di pasar-pasar terdekat
diwilayah Kota Kediri, Nganjuk, Tulungagung dan Blitar.

Desa kedungsari menjadi tempat dimana banyak para


pedagang atau dropsipher plastik, baik dari luar kota atau jawa

103
yang mengambil barang dari sini. Pengepul desa yang sudah
berkembang mempunyai banyak relasi ini memudahkan
pemasaran barang. Banyak kampus-kampus yang mempunyai
acara besar memesan plastik dari para pedagang di Desa
Kedungsari karena memang pusatnya sehingga harganya sangat
berbeda dari yang lain. Bahkan setiap minggunya pengepul akan
mengirim plastik ini ke Kalimantan dua kali dalam seminggu.
Disanapun juga sudah ada penjualnya. Namun sangat
disayangkan bahwa kondisi saat ini memang sangat berpengaruh
dengan perekonomian warga Desa Kedungsari. Bagaimana tidak
mereka yang terbiasa dengan kesehariannya memproduksi beribu-
ribu barang setiap orangnya. Saat ini barang yang diproduksi
setiap orang dibatasi. Jadi pandemi ini sangat berpengaruh bagi
perekonomian, apalagi bagi masyarakat yang menjadikan
pekerjaan ini sebagai prioritas utama dalam mencari nafkah.
Mereka yang biasanya berjualan diacara-acara pengajian dan
sholawatan juga harus berhenti dan hanya berdagang dipasar.
Plastik alas uduk yang biasanya dikirim ke Kalimantan seminggu
dua kali saat ini satu bulan sekalipun sudah sangat jarang. Hal ini
menjadi keresahan tersendiri bagi para warga masyarakat Desa
Kedungsari. Mereka dan kita semua berharap pandemi ini segera
berakhir agar perekonomian serta kegiatan mereka berjalan
seperti semula.

104
Potensi UMKM Rempeyek di Kampung Salila
Banten di Masa Pandemi
Oleh: Ega Nur Dwi Jayanti

Covid 19 telah menghebohkan banyak negara. Bukan


hanya sekedar bencana Kesehatan bagi seluruh masyarakat
Indonesia namun juga telah menimbulkan kekacauan di banyak
sektor seperti halnya sektor ekonomi. Banyak industri besar yang
mengalami krisis dan pandemi virus covid 19 juga membuat
pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia
Mengalami penurunan. Seperti sampel terdata di Kemenkop
UKM, dilaporkan bahwa sejumlah 56% UMKM mengaku
mengalami penurunan pada hasil omzet penjualan akibat pandemi
Covid-19, 22% lainnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan
pembiayaan/kredit, 15% mengalami kendala dalam distribusi
barang, dan 4% sisanya melaporkan kesulitan mendapatkan bahan
baku mentah. Dari seluruh UMKM yang terdata dalam penelitian.
Hal ini terjadi sejak awal pandemi virus covid 19. Secara tidak
langsung memberikan gambaran bahwa telah terjadi penurunan
daya beli atau konsumsi masyarakat terutama pada barang-barang
yang bukan kebutuhan primer. Serta dengan diberlakukannya
PSBB pada beberapa wilayah di Indonesia maka terjadi hambatan
distribusi produk barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan roda


penggerak bagi perekonomian Indonesia. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, UMKM menyumbangkan
57,65% dari perekonomian provinsi Banten. Berarti lebih dari 50
persen nilai barang dan jasa yang di produksi di provinsi Banten
pada tahun 2016 berasal dari sektor UMKM. Sejalan dengan ini
UMKM memegang peranan yang penting bagi kelangsungan
ekonomi masyarakat Banten. Di Era pandemi covid 19 yang tidak
ada kepastian kapan akan berakhir, krisis ekonomi bisa terjadi
kapan saja dan semakin tidak terprediksi. Dalam hal ini potensi
UMKM yang gulung tikar juga bisa saja terjadi jika UMKM tidak

105
menyesuaikan serta tidak melihat peluang usaha yang sedang
dibutuhkan saat pandemi. Misalkan saja dalam hal pemasaran,
semenjak pandemi ini banyak yang beralih ke pemasaran
menggunakan teknologi digital sedangkan minimnya UMKM
yang dapat bersaing dengan menggunakan teknologi digital juga
merupakan sebuah kendala. Pemasaran produknya hanya
bergantung pada penyaluran secara offline pada toko-toko kecil di
lingkungan sekitar serta sales yang datang untuk mengambil di
rumah. Hal tersebut juga terjadi pada UMKM rempeyek milik Bu
Rukayah yang berada di Kampung Salila, RT 002 RW 001,
Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten.

UMKM rempeyek milik bu Rukayah memiliki keunikan


yang berbeda dengan rempeyek yang sering terjual di toko
kelontong lainnya. Rempeyek yang renyah dan warna kuning
kecoklatan dengan toping yang berbeda-beda pada setip
kemasannya, ada toping udang rebon, kacang kedelai serta
kacang tanah yang menambah cita rasa rempeyek buatannya.
Rempeyek milik Bu Rukayah dengan merk “Rempeyek Kayah”
sudah berjalan sejak tahun 2017 hingga sekarang. Berawal dari
rempeyek dengan resep sendiri dan berbekal modal Rp.100,000
untuk membeli tepung, telur dan bahan lainnya seperti udang
rebon dan kacang. Hingga sekarang sudah menjadi UMKM dan
memiliki izin. Dibantu dengan 10 karyawannya Bu Rukayah
mampu memproduksi 500 bungkus rempeyek siap kemas.
Dikemas dengan kemasan kurang lebih 100 gram, dengan harga
yang dibanderol cukup murah yaitu Rp.5000 per kemasan.
Rempeyek milik Bu Rukayah mampu menembus pasar antar
daerah walaupun masih menggunakan sistem pemasaran
konvensional. Sejak adanya virus Covid 19, usaha Rempeyek
milik Bu Rukayah mengalami penurunan omset. Proses produksi
yang biasanya dilakukan setiap hari, sejak pandemi menjadi
seminggu hanya 3-4 kali produksi sehingga Bu Rukayah terpaksa
harus mengurangi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

106
Namun, sekarang usaha milik Bu Rukayah sudah mulai
bangkit dan omset mulai kembali naik. Rempeyek Bu Rukayah
mulai dipasarkan dengan cara online menggunkan aplikasi gojek.
Saya selaku anggota KKN-VDR IAIN Tulungagung ingin
membantu dalam proses produksi dan meningkatkan pemasaran
usaha rempeyek milik Bu Rukayah. Pada kegiatan tersebut, saya
membantu proses produksi yang dimulai pada pukul 08.00 WIB,
dengan 7 karyawan ibu rumah tangga yang juga berdomisili di
Kampung Salila. Tahap pertama yaitu menyiapkan adonan
rempeyek yang terdiri dari tepung beras, tepung kanji, air, kuning
telur agar renyah, toping udang dan bumbu-bumbu yang telah
dihaluskan serta irisan daun jeruk. Tambahkan air serta aduk
adonan hingga adonannya mengental. Lalu goreng hingga
warnanya kuning kecoklatan. Tahap selanjutnya yaitu tahap
pengemasan rempeyek untuk siap dipasarkan. Proses produksi
berlangsung selama 4 jam. Selain membantu proses produksi saya
juga ingin membantu dalam proses pemasaran dengan izin dari
Bu Rukayah akhirnya saya membuat media sosial facebook.
Dikarenakan facebook merupakan aplikasi yang terbilang mudah
pengoperasiaannya serta banyak penggunanya dari berbagai
kalangan maka media tersebut dipilih. Sebab rempeyek makanan
yang tergolong mudah remuk jika terkena benturan maka Bu
Rukayah hanya membatasi pengiriman dalam kota saja. Setelah
pembuatan akun facebook selesai selanjutnya proses
penguploadan produk, Bu Rukayah sudah memiliki foto produk
jadi kami tinggal memasukkan.

Memproduksi rempeyek bukanlah hal yang sulit untuk


dilakukan. Namun tantangan yang dihadapi UMKM milik Bu
Rukayah dalam memproduksi rempeyek adalah membuat
produksi berjalan dengan stabil serta mendapatkan konsumen
yang terus bertambah. Selain itu, usaha ini perlu adanya kreasi
dan inovasi agar terus berjalan dalam jangka Panjang dan dapat
mencukupi kebutuhan hidup mitra yang melakukan kegiatan
usaha tersebut. Dengan demikian, usaha rempeyek dapat
dijadikan sebagai potensi perputaran roda ekonomi bagi

107
masyarakat sekitar. Untuk melakukan produktifitas yang baik,
para pelaku UMKM rempeyek perlu bimbingan atau
pendampingan. Dikarenakan pada umumnya pelaku UMKM
masih kurang memiliki pengetahuan untuk menghasilkan produk
dengan kualitas yang baik dan memasarkan produknya. Dengan
meningkatnya UMKM rempeyek di daerah Serang, maka
produktivitas dari UMKM rempeyek turut meningkat. Walaupun
demikian, produktivitas yang tinggi harus diiringi dengan
distribusi pemasaran yang yang baik agar seimbang dengan
tingkat produksi yang ada. Harapan untuk selanjutnya dengan
inovasi proses produksi dan perluasan pemasaran secara online
terhadap usaha rempeyek milik Bu Rukayah, usaha mikro kecil
dan menengah tersebut dapat lebih berkembang khususnya di
tengah pandemi seperti sekarang. Walaupun sekarang dalam
kodisi pandemi covid 19 tetapi jangan dijadikan sebagai
hambatan namun carilah celah peluang untuk terus berkembang.

108
Potensi UMKM Milik Ibu Siti
Oleh : Nada Aulya

Perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor


UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjadi
fondasi bagi peningkatan perekonomian di tanah air. Ketika
berbicara tentang bisnis dan ekonomi, apalagi tentang dunia usaha
terkadang kita dihadapkan pada satu istilah yang sangat berperan
terhadap perekonomian yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Secara istilah UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria
sebagai usaha mikro. Kelompok UMKM ini terbukti tahan
terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Namun
siapa sangka, wabah Covid 19 telah menghebohkan banyak
Negara, termasuk Negara Indonesia. Bukan hanya sekedar
bencana kesehatan saja, bagi seluruh masyarakat Indonesia wabah
ini juga telah menimbulkan kekacauan di banyak sektor seperti
sektor perekonomian. Banyak industri besar yang mengalami
krisis hingga mengalami gulung tikar dan juga membuat pelaku
usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia Mengalami
penurunan seacara drastis.

Pemandangan dan aktivitas warga Indonesia sehari-hari tak


lepas dari berbagai layanan dan barang hasil kreasi pelaku
UMKM. Seperti penjual jajanan pasar, makanan di warung,
ataupun baju yang berada di toko. Adapun di era digital saat ini,
ada usaha yang tidak memiliki toko sehingga hanya memasarkan
produknya secara online, dan belum memiliki perizinan usaha.
Pelaku usaha dengan karakteristik tersebut dapat ditemukan
disekitar kita baik itu saudara, tetangga, teman atau kita sendiri.
Dari namanya UMKM memang memiliki kepanjangan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), namun jangan salah si
kecil ini memiliki kontribusi yang sangat besar dan krusial bagi
perekonomian kita secara makro. Seperti di Desa Jimbe, pelaku
UMKM saat ini telah banyak yang memanfaatkan media sosial

109
sebagai alat promosi. Salah satunya Ibu Siti Masitoh yang kerap
kita sapa dengan Ibu Itoh. Beliau anak ke enam dari bapak
Sungeb dan ibu Samiatun, dan menikah dengan bapak Nurohman
sampai pada tahun 2014 mereka dikaruniai anak satu yaitu
Ahmad Fatir Al Jabar. Ibu satu anak ini menjalankan usahanya
dengan bangun lebih awal dan menyiapkan keperluan
keluarganya terlebih dahulu, seperti memasak dan mengerjakan
pekerjaan rumah. Setelah semua kebutuhan rumah dan
keluarganya sudah terselesaikan, kemudian Ibu Siti Masitoh bisa
menjalankan kegiatanya membuat kue sembari menjaga anaknya.

Ibu Siti Masitoh memulai usahanya melalui media sosial


pada tahun 2016, yang beliau beri nama Pawone Mak Tun, karena
dahulu almarhum Ibu Samiatun suka membuat aneka jajanan atau
roti, jadi beliau jadikan nama usahanya untuk mengenang
almarhum Ibu Samiatun. Kebetulan sejak muda beliau memang
sudah gemar membuat kue dan aneka roti. Jadilah dengan modal
awal sekitar 200.000, Ibu Siti Masitoh membuka usaha rotinya,
beliau bisa menyulap usaha rotinya hinga omset atau keuntungan
setiap bulanya mencapai 6.000.000. Keuntungan yang didapat,
beliau tabung untuk membeli alat-alat dapur untuk membuat kue
dan sebagian beliau tabung. Bisnis roti Pawone Mak Tun bukan
tanpa kendala, beberapa kali beliau mengaku ada hambatan dalam
menjalankan usahanya salah satunya tidak adanya persediaan
bahan baku kue ditoko. Usaha roti milik Ibu Siti Masitoh ini
tergolong sudah menyebar ke berbagai kota, dari yang awalnya
hanya menerima pemesanan 5-7 pesanan dalam sehari sampai
puluhan pesanan. Tetapi, karna kondisi wabah Covid 19 saat ini,
beliau membatasi pemesanannya hanya dalam kota saja.

Roti adalah jenis makanan yang tergolong mudah sekali


diminati para pelanggan. Seperti roti ulang tahu, ataupun roti
yang sangat umum sebagai sugguhan bagi para tamu, terutama di
Indonesia. Bisnis kuliner ini memiliki peluang berkembang dari
waktu ke waktu. Jadi kata Ibu Siti Masitoh, usaha yang dijalani
beliau ini tergolong usaha yang bisa dikatakan tidak terdampak

110
dari penurunan ekonomi akibat wabah Covid 19, karena masih
banyak konsumen yang tetap saja ingin menikmati hidangan roti
dari beliau.

Memelihara hubungan pelanggan merupakan hal yang


sangat penting dalam sebuah bisnis saat ini khususnya bisnis
usaha roti. Kita dapat meningkatkn keuntungan seiring dengan
meningkatkan penjulan karena hubungan dengan pelanggan yang
sangat baik. Mereka akan menjadi pelanggan sejati dan dengan
senang hati menjadi pemasar gratis bagi bisnismu, di satu sisi
juga akan menghemat pengeluaran untuk melakukann promosi
berbayar. Seperti yang dilakukan Ibu Siti Masitoh ini, beliau
dikenal sosok yang baik hati dan ramah, sehingga pelanggannya
pun dari yang awalnya hanya ingin mencoba, sampai menjadi
pelanggan setia karna keramahanya dalam berjualan.

Saya selaku anggota KKN-VDR IAIN Tulungagung ingin


membantu dalam proses produksi dan meningkatkan pemasaran
usaha kue milik Ibu Siti Masitoh. Pada kegiatan tersebut, saya
membantu proses produksi yang dimulai pada pukul 09.00 WIB,
dengan Ibu Siti Masitoh saja. Pada Tahap pertama menyiapkan
adonan kue, dan mengoleskan Loyang dengan mentega dan
memanaskan kukusan dengan api sedang. Kemudian melelehhkan
dark coklat dengan minyak dan disisihkan terlebih dahulu. Tahap
selanjutnya mixer telur, gula pasir, garam dengan kecepatan
tinggi hingga mengembang, turunkan speed mixer lagi dan
campurkan tepung terigu, coklat bubuk, baking, powder yang
terakhir vanilla bubuk. Apabila sudah tercampur semua,
kemudian masukkan kedalam Loyang yang sudah di olesi metega.
Kukus adoan kurang lebih 30 menit, kemudian angkat dan sajikan
degan parutan keju. Selain membantu proses produksi, dengan
seizin Ibu Siti Masitoh saya juga membantu dalam proses
pemasaran dengan memasarkanya melalui media sosial yang saya
miliki.

111
Menurut saya ,akan selalu ada peluang yang hadir dalam
setiap kondisi, termasuk dalam kondisi ditengah wabah
sekalipun. Kuncinya berada pada kejelian pelaku usaha dalam
mengindentifikasi tren, perkembangan, kebutuhan, dan keinginan
pasar. Agar UMKM juga dapat terjaga dan tetap bertahan di
Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan penjualan secara online seperti yang dilakukan ibu Siti
Masitoh. Dalam keadaan wabah yang menyebar di Indonesia,
tentunya kita harus tetap waspada dengan menjaga jarak. Dengan
melakukan penjualan online kita dapat membatasi pelanggan dan
tidak membuat kerumunan di suatu tempat. Semoga dibalik
keuletan beliau dalam menekuni usahanya bisa mempermudah
beliau mengembangkan usahanya dan kedepanya beliau bisa
membuka toko roti, seperti yang beliu rencanakan untuk
kedepannya.

112
Usaha Pemindangan di Desa Mbongris
Oleh : Nur Lailatul Maghfiroh

Berawal dari kegiatan KKN yang dilakukan secara VDR


(Virtual Dari Rumah),saya mendapatkan tugas individu dan
kelompok, tugas individu yang berupa essay bertemakan potensi
UMKM di desa masing – masing yang telah disepakati oleh
kelompok saya. Berangkat dari sanalah saya menyusuri desa saya
sendiri, bisa dibilang saya tidak terlalu mengenal kampung
kelahiran saya, karena dari SMP saya sudah berkelana ke tempat
yang bukan kampung kelahiran saya sendiri sampai kuliah pun
saya tidak berada di desa saya sehingga saya tidak terlalu
mengenal apa saja yang ada di desa saya. Dengan adanya
kegiatan KKN VDR ini yang mengharuskan para peserta untuk
berada di desa masing-masing, maka saya sehari setelah
pelepasan peserta KKN VDR saya mulai mencari tau mengenai
desa saya. Setelah beberapa hari saya menemukan suatu tempat
usaha yang terbilang jarang di Desa Mbongris akhirnya saya
memutuskan untuk mengambil usaha ini sebagai tugas essay saya.

Bapak Dwi Amaluddin atau biasa dipanggil bapak udin


adalah seseorang yang mengawali usaha pemindangan di daerah
Mbongris. Karena kebanyakan yang memiliki usaha pemindangan
ikan berada di desa Brondong, disana kurang lebih 20 orang yang
memiliki tempat usaha pemindangan ikan. Sedangkan di daerah
saya tepatnya di mbongris baru bapak udin lah yang memulai
usaha pemindangan ikan tersebut. Alamat beliau di Desa
Mbongris ,kecamatan paciran, kabupaten lamongan. Awal usaha
beliau sudah dimulai kira- kira dari 8 tahun yang lalu, saat itu
beliau membuka usaha di desa Brondong dengan menyewa
tempat untuk usaha pemindangan tersebut. Setelah kurang lebih
4 1/2 tahun usaha bapak udin mengalami kebangkrutan
dikarenakan masalah keuangan yang menurun. Lalu bapak udin
berhenti dari usaha tersebut kurang lebih 1 tahun. Setelah itu
bapak udin bangkit lagi dari keterpurukan dan membuka usaha

113
pemindangan di tanah miliknya di desa Mbongris pada tanggal 13
juli tahun 2018. Dan memiliki karyawan 20 diantaranya 15
perempuan dan 5 laki-laki, alasan beliau bangkit adalah ingin
membuka lapangan pekerjaan bagi para warga disekitar agar
mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka.

Ketika saya mengunjungi tempat usaha beliau yang berada


di dekat gunung yang sudah tidak aktif lagi, bapak udin
memperkenalkan bahan-bahan dan proses pemindangan ikan.
Bahan-bahan untuk pemindangan diantaranya ikan beku
(biasanya memakai ikan jenis layang), garam, dan air, alat-alat
untuk pemindangan diantaranya ada besek (untuk wadah ikan),
tali rafia, bak, slangat (bahasa desa mbongris), reyeng,
ancak(untuk memasukkan ikan ke dalam tempat perebusan).

Proses pemindangan :

1. Bapak udin mengambil ikan beku dari pabrik penyimpanan


ikan beku
2. Setelah ikan datang, ikan dicairkan dulu.
3. Setelah mencair ikan di cuci agar bakteri yang ada di ikan
tersebut hilang
4. Penataan dan penggaraman, dengan menggunakan besek. Ikan
ditata dengan rapi lalu ditaburi garam kristal
5. Setelah itu , besek satu dengan besek lain disusun dan diikat
menjadi satu. Proses ini dilakukan untuk menghindari
melekatnya daging ikan atau kulit ikan saat proses pemasakan.
6. Perebusan, ikan direbus diatas tungku dengan suhu mencapai
100 % C sampai matang kira-kira dalam waktu kurang lebih
10 menit atau 15 menit.
7. Setelah selesai direbus, ikan diangkat dan diletakkan diatas
terpal(masih tetap keadaan diikat) untuk didinginkan dan agar
air yang masih menempel bisa keluar
8. Setelah selesai didinginkan, ikan diangkuta dan bisa dikirim ke
penjual.

114
Itulah beberapa proses pembuatan ikan pindang. Untuk saat
ini Bapak udin mengirim ikan tersebut ke kota Lamongan dan di
pasar Tradisional yang ada di desa Blimbing. bapak udin juga
menerima pesanan pembuatan ikan pindang. Dulu sebelum
mengalami kebangkrutan bapak udin bisa mengirim ikan
pindangnya keseluruh jawa timur, tetapi sekarang masih di satu
kota saja. Tempat usaha pemindangan ini akan memproses setiap
pasar membutuhkan, bisa dibilang setiap hari tapi kapasitasnya
yang tidak tentu kadang dalam satu hari ikan habis kadang masih
nyisa. Sisa ikan yang tidak habis terjual disimpan ditempat
penyimpan (kolsturit) dan bisa bertahan hingga satu minggu, bisa
juga sampai 1 bulan jika disimpan di alat pendingin. dan ikan bisa
bertahan hanya satu hari jika tidak disimpan di tempat pendingin.
Bapak udin juga memberi tau bagaimana cara memilih ikan yang
bagus untuk dijadikan pindang, kata beliau ikan yang bagus itu
ketika dijaring pada waktu fajar karena saat itu perut ikan sudah
kosong(sudah tidak ada kotorannya), jika dijaringnya pada malam
hari perut ikan itu masih ada kotorannya. Jika ingin tahu ikan itu
sudah kosong apa belum, dengan cara menekan perut ikan
tersebut jika keluarnya cairan kuning berarti ikan tersebut sudah
bersih, tapi jika ditekan perutnya keluar cairan hitam maka ikan
tersebut belum mengeluarkan kotorannya. Lalu saya bertanya
“apa bedanya pak?”, “soalnya pas nanti direbus kalau ikannya
belum mengeluarkan kotorannya , waktu di rebus perut ikan itu
akan pecah, beda dengan ikan yang perutnya sudah bersih saat
direbus perut ikan tidak akan pecah. Begitu mbak” jelas pak udin.

Ketika saya bertanya pada bapak udin mengenai peristiwa


yang menimpa seluruh masyarakat di dunia khusunya di tanah air
tercinta kita, tentu saja Indonesia, yaitu musibah pandemi yang
membuat perekonomian di Indonesia mengalami kelumpuhan,
ternyata juga berdampak pada usaha bapak udin yang mengalami
penurunan hasil sebesar 50%, karena tidak ada pengiriman ke
pasar yang juga sepi para pembeli dikarenakan adanya PPKM
yang membatasi aktifitas masyarakat diluar untuk mencegah
adanya penularan dan penyebaran virus corona yang masih belum

115
selasai. Dan ketika saya bertanya mengenai nasib karyawan bapak
udin, mengetahui bahwa banyak para pengusaha yang harus
merumahkan karyawannya dikarenakan berkurangnya
pemasukan, sedangkan pengeluaran yang terus bertambah.
“alhamdulilah karyawan masih tetap bekerja semua, karena
sistem yang saya pakai itu harian tidak bulanan, jadi
pendapatannya sesuai dengan banyaknya yang dikerjakan, dan
kalau masuk ya dapat bayaran kalau gak masuk ya gak dapat. Ini
sistemnya kayak borongan” jawab bapak udin mengenai
pertanyaan yang saya ajukan. Dari penjelasan pak udin ini ,
sedikit banyak yang bisa saya ketahui dari proses pemindangan
ikan.

Dan dengan adanya KKN VDR ini membuat saya lebih


mengenal desa kelahiran saya. Dan semoga pandemi ini cepat
berlalu dan bisa kembali seperti dulu lagi. Aamiin.

116
Pengusaha Keripik Kletek di Desa Ringinpitu
Oleh : Riyanti Siska Damayanti

Kabupaten Tulungagung  adalah salah satu Kabupaten


yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia Pusat
pemerintahan Kabupaten Tulungagung berada di Kecamatan
Tulungagung. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa
daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak
154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Ada beberapa makanan khas Tulungagung begitupun


camilannya. Di timur Tulungagung tepatnya di desa Ringinpitu
terdapat usaha cemilan khas Tulungagung yaitu keripik kletek.
Keripik kletek merupakan camilan yang laris diburu saat lebaran
datang. Karena keripik kletek menjadi cemilan rumah yang enak
dan murah. Di desa Ringinpitu yaitu dirumah mbah Yani pusat
pembuatan keripik kletek di Tulungagung. Usaha yang dirintis
sejak tahun 1985 merupakan usaha pertama yang di buat oleh
mbah Yani. Keripik kletek sangat digemari warga Ringinpitu.
Karena murah dan enak. Serta bisa menjadi lauk saat dirumah.

Modal awal perintisan yang dikeluarkan mbah Yani dahulu


hanya seratus ribu. Namun semua belum termasuk peralatan yang
digunakan untuk membuat keripik kletek. Dari 3 tahun setelah
membuat usaha mbah Yani bisa membeli peralatan lebih banyak
lagi dan bisa memperkerjakan 20 orang untuk membantu usaha.
Sampai saat ini usaha yang di jalankan mbah Yani sudah 35
tahun. Pendapatan yang diperoleh juga sangat banyak. Untuk
pendapatan yang di peroleh setiap bulan sebesar 20 juta. Keripik
yang di buat sudah bisa di kirim ke luar kota. Ada 50 kota yang
sudah dapat menikmati keripik mbah Yani.

Pada tahun 2001 mbah Yani sempat mengalami penurunan


omset. Karena tempat usaha nya mengalami musibah. Kebakaran
yang terjadi menyebabkan usaha mbah Yani berhenti semetara.

117
Mbah Yani pada saat itu mengalami kerugian sebesar 50 juta.
Peralatan untuk membuat keripik kletek terbakar habis. Setelah
mengalami musibah mbah Yani berhenti melakukan produksi
selama 2 tahun.

Selama usaha terhenti lama mbah Yani memulai kembali


usaha yang di rintis sejak tahun 1985 tersebut. Dimulai
membangun tempat usaha yang lebih besar dan bagus. Sekarang
peralatan nya pun lebih modern. Di tempat usahanya sekarang
terdapat alarm ketika ada asap api langsung berbunyi untuk
menandai adanya kebakaran. Sekarang mbah Yani memiliki
karyawan yang bertambah 30 orang.

Dari hasil usaha yang di lakukan mbah Yani bisa


membiayai anak – anaknya. Pada tahun 2015 mbah Yani
menjalankan umroh. Sekarang usaha yang di rintis di jalankan
oleh anaknya yang pertama. Mbah Yani memiliki tiga anak. Anak
yang ke dua dan ketiga mempunyai usaha yang sama yaitu
keripik namun keripik yang dibuat terbuat dari nangka dan buah
naga. Pada tahun 2017 mbah Yani kehilangan suami yang sangat
di cintainya.

Pada tahun 2020 mbah Yani mengalami penuruan usaha


kembali. Karena 2020 terdapat virus Corona -19. Usaha yang di
jalankan anak – anaknya juga mengalami penurunan. Dari
penurunan usaha. Mbah Yani sempat mengalami masalah dalam
pendapatan dan untuk pengirim keripik di luar kota.

Di tengah pandemi covid-19 yang melanda dunia seperti


saat ini berbagai usaha terkena imbas dan usaha yang di jalani
mbah Yani. Terutama usaha UMKM pembuatan cemilan
tradisional keripik kletek. Imbas covid-19 ini pengusaha keripik
kletek terpaksa mengurangi produksi pembuatan keripik kletek.
Pasal nya omset yang di dapat menurun hingga 50 persen.

118
Seperti pengalaman yang di tuturkan pembuatan keripik
kletek yang berada di Ringinpitu yaitu di rumah mbah Yani. Dari
sebuah rumah tempat usaha UMKM keripik kletek di produksi,
bagi warga Ringinpitu keripik kletek tidak asing di dengar.
Harganya terjangkau sehingga keripik kletek di minati warga
desa Ringinpitu maupun warga luar desa Ringinpitu dan luar
kabupaten Tulungagung. “ Sebelum pandemi dulu banyak yang
beli dan pesan keripik kletek ini. Tapi sejak pandemi turun agak
sepi pembeli.” Ungkap warga desa Ringinpitu.

Namun siapa sangka sejak wabah pandemi covid-19


melanda dan banyak nya pasien yang terkonfirmasi virus covid-
19 segala leading sector usaha menjadi tak menentu. Pengrajin
usaha keripik kletek yang berusia 70 tahun ini, mbah Yani
menuturkan jika selama pandemi covid-19 omset yang ia dapat
cenderung menurun, bahkan hingga 50 persen.

Pasalnya minat masyarakat untuk membeli keripik kletek


agak sepi pembeli. Akibat sepinya pembeli mbah Yani dan anak
terpaksa mengalami penurunan produksi. Selain itu, cerita mbah
Yani dan anak, selama pandemi covid-19 warga luar desa
Ringinpitu yang berasal dari luar kota maupun kabupaten
Tulungagung dan kabupaten lain nya, misalnya jadi turun cukup
drastis ke kota lain dan rata – rata pelanggan yang membeli
keripik kletek nya mereka yang berasal dari luar desa Ringinpitu
maupun dari luar kabupaten Tulungagung.

Dengan harga yang cukup murah 20 ribu perbungkus


dengan berat 500 gram, wajar jika keripik kletek kerap menjadi
oleh – oleh andalan bagi warga yang berkunjung ke kabupaten
Tulungagung dan harus menurunkan jumlah produksi agar tetap
bertahan di tengah hantaman pandemi.

Dari solusi mbah Yani dan anak nya selama pandemi cara
yang di lakukan yaitu dengan pengurangan jumlah produksi. Di
karenakan pengiriman ke luar kota pun juga terhambat dengan

119
ada nya covid-19. Selain pengurangan produksi mbah Yani dan
anak nya pun mengurangi jumlah karyawan 10 orang, di
karenakan omset yang semakin menurun. Dan terdapat cemilan
yang lebih inovatif yang beredar. Mengakibatkan cemilan
tradisional menjadi menurun.

Mbah Yani dan anak nya berharap pandemi covid-19


segera berakhir. Mulai dari UMKM yang mulai menurun
penghasilan nya dan serta peminat untuk cemilan keripik kletek
yang juga menurun. Karena mbah Yani dan anak tidak bisa
mengirim ke luar kota dikarenakan lockdown yang dilakukan di
berbagai kota. Serta di tahun awal sekarang 2021 mengalami
banyak bencana di berbagai desa dan kabupaten Tulungagung.
Banyak nya banjir di kabupaten Tulungagung mengakibat kan
UMKM yang terdapat pada desa tersebut menjadi terhenti
sementara. Semoga bencana yang ada pada saat ini segera
berakhir, agar hidup mulai kembali seperti sebelumnya.

Tips untuk pemula usaha yang di berikan mbah Yani dan


ananknya yaitu mas Anto agar anak muda jaman sekarang lebih
mengekspor makanan tradisional yang ada di kabupaten
Tulungagung agar lebih di kenal oleh luar kota kabupaten
Tulungagung. Dengan memberikan inovasi yang menarik
sehingga memudahkan penjualan.

120
Kacang Sembunyi Jajanan Viral Hingga Negeri
Tetangga
Oleh: Anna Masruroh

Pada tahun 2014 hingga 2016 ibu muda berusia tiga puluh
tahun ini memulai usaha dengan berjualan makanan ringan dan
pakaian-pakaian secara online tetapi karena adanya persaingan
dagang beliau memutuskan untuk berhenti. Beliau berasal dari
Dusun Gembes Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten
Trenggalek Berawal dari adanya persaingan dagang akhirnya
membuat seorang ibu muda bernama Sulis Narwati atau biasa
dijuluki Sulis membuat salah satu ide usaha yang saat ini sangat
digemari oleh banyak orang di Munjungan. Hingga pada tahun
2016 akhir beliau memulai uasahanya tersebut. Makanan ringan
ini terbuat dari kacang dan kulit pangsit atau biasa orang
menyebutnya kacang sembunyi. Pada pembuatan awal sebelum
terkenal. Awalnya beliau iseng-iseng melihat tutorial pembuatan
kacang sembunyi di youtube dan pada pembuatan pertama beliau
langsung berhasil. Customer pertama beliau adalah tetangga-
tetangga sekitar rumahnya dan menurut para tetangganya produk
olahannya ini enak sehingga beliau disuruh untuk
memasarkannya tetapi beliau belum berani karena belum
memiliki merek dagang. Pada awal penjualan beliau masih
menjual varian rasa manis. Dalam mengemas makanannya beliau
masih menggunakan plastik gula dengan penyumut lilin. Dan
masih menggunakan stiker yang dibuat oleh tetangganya.

Nah, selain itu beliau membuat kulit pangsit hingga


membuat permintaan kulit pangsit membludak. Sehingga, beliau
memutuskan untuk meminta bantuan modal dari sang suami yang
akan digunakan untuk membeli alat, tetapi sang suami tidak
menyetujuinya dengan alasan bahwa sang suami takut jika ini
tidak berhasil. Ketika beliau kurang mendapat dukungan sang

121
suami akhirnya beliau memutuskan untuk meminjam uang dari
koperasi simpan pinjam di daerahnya sebanyak limaratus ribu
rupiah. Dengan modal limaratus ribu ini beliau memutuskan
untuk membeli alat penggiling kulit pangsit dan stiker serta bahan
bahan yang digunakan untuk membuat kacang sembunyi.

Setelah beberapa bulan beliau memulai usaha ini ada


seorang temannya yang membeli produknya kemudian temannya
tersebut men tag beliau di facebook sehingga lambat laun
produknya mulai dikenal. Pada awal pemasaran beliau sangat
terinspirasi dari Bob Sadino dan juga tokoh-tokoh inspiratif
lainnya. Pada penjualan awal beliau masih menjual lewat online
di Facebook dengan nama pengguna Sulis Pessex dan pada
akhirnya setelah melewati proses panjang jajanannya ini mulai
dikenal dan mulai banyak pelanggan, dan ketika sudah ada
banyak pesanan melalui order secara online beliau sering
melakukan COD dengan para pelanggannya dan ketika pesanan
sudah terlalu banyak hingga membuat lelah karena para
pelanggannya memesan dengan porsi yang sedikit sehingga
beliau memutuskan untuk menempatkan jajanannya ditoko-toko
sekitar rumah atau di toko-toko besar tetapi masih ada yang
menolak. Pada akhirnya toko-toko yang menolaknya
menghubunginya kembali untuk meminta produknya dijual
ditoko tersebut. Hingga saat ini ada dua puluh toko yang
menampung produk dari beliau yang tersebar di beberapa tempat
dikotanya. Selain diletakkan di toko-toko beliau juga memiliki
reseller di beberapa kota seperti Trenggalek, Blitar, Malang dan
yang di luar negeri ada dua negara yaitu di Hongkong dan
Taiwan.

Nah, setelah beliau launching dengan menjualnya lewat


online akhirnya setelah 4 bulan launching beliau mencoba varian
rasa terbaru karena beliau sudah merasa bosan dengan varian rasa
yang ada. Untuk varian rasa yang kedua beliau memilih rasa
pedas manis. Untuk kedua kalinya beliau melihat tutorial
pembuatanya lewat youtube Pada percobaan pertama masih

122
mendapati kegagalan Begitupun dengan percobaan berikutnya.
Kegagalan ini disebabkan karena kacang yang sudah matang
tersebut tidak mau kering dan terus lengket. Dan ketika
takarannya tidak sesuai yang beliau harapkan maka beliau
memutuskan untuk menakar sendiri dan akhirnya beliau berhasil
membuatnya. Nah, untuk varian rasa pedas manis ini merupakan
salah satu varian yang paling digemari dan paling laris di beli
oleh masyarakat.

Tetapi dengan adanya keberhasilan itu tidak menutupi


suatu hambatan yang menimpanya. Salah satu hambatannya yaitu
modal yang masih sedikit dan tidak adanya dukungan dari sang
suami, pengemasan yang masih sangat sederhana sekali dan juga
adanya peniruan produk yang dilakukan orang lain dengan
menjual harga dibawah harga yang beliau jual dipasaran sempat
membuat produk beliau kurang diminati orang lagi dan ada juga
beberapa tempat yang tidak mau mengambil produk dari beliau,
tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat beliau untuk terus
berjuang walau ada banyak persaingan. Hingga pada akhirnya
beliau menambah jenis produk baru ditahun 2017 yaitu keripik
kentang yang diproduksi oleh beliau sendiri.

Dengan mengambil nama brand YESUKI yang diambil


dari singkatan Yesi, Sulis, dan Riski. Nama Yesi diambil dari
nama anaknya, nama Sulis diambil dari nama beliau seendiri
sedangkan nama Riski diambil dari nama sang suami. Nama ini
sudah digunakan pada awal munculnya produk ini. Nah ketika
beliau mengurus perizinan ke dinas beliau disarankan untuk
mempunyai nama brand untuk produk yaitu nama yang belu
pernah dipakai oleh orang sehingga beliau memutuskan untuk
memakai nama produk itu hingga sekarang ini.

Dalam proses produksinya beliau dibantu oleh lima orang


sampai tiga orang pegawai termasuk beliau dengan jumlah
produksi sebanyak delapan puluh kilo, seratus kilo, dan juga
seratus dua puluh kilo per dua hari produksi. Apalagi ketika sudah

123
masuk hari lebaran produksi akan semakin meningkat sesuai
dengan permintaan costumer yang sangat banyak. Bahkan beliau
juga mengatakan bahwa sempat menolak beberapa costumer
karena sudah kewalahan memproduksi. Beliau membeli sendiri
bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi. Beliau
membeli bahan produksi dari toko yang ada dikotanya dan
menjamin bahan yang digunakan sangat aman. Dengan hasil
produksi mencapai ratusan kilo dalam dua hari sekali beliau
berhasil memperoleeh keuntungan sebanyak tiga sampai empat
juta perharinya.

Pada tahun 2019 awal beliau masuk organiasi UMKM yang


ada dikotanya dengan nama OKM atau bisa disebut dengan Oleh-
Oleh Ko Munjungan. Nah diorganisasi tersebut beliau
mendapatkan pembinaan untuk memperoleh perizinan, branding,
dan juga pengemasan. Di tahun ini pula mengganti kemasannya
dengan kemasan yang terbaru, kekinian dan berkelas. Beliau
berkata ketika beliau sudah masuk organisasi ini sangat
menguntungkan dan sangat memberi beliau.

Namun setelah adanya pandemi ini beliau mengatakan


bahwa pandemi ini sangat berdampak bagi beliau. Karena pada
masa pandemi ini omset penjualannya dan hasil peroduksinya
mengalami sedikit penurunan dimana yang tadinya beliau mampu
memproduksi ratusan kilo kacang sembunyi, namun pada masa
sekarang ini beliau hanya mampu memproduksi sebanyak dua
puluh lima sampai tiga puluh kacang sembunyi dalam satu hari
saja. Itu pun, juga jika ada orang yang memesan produknya.
Selain itu juga mau tidak mau beliau harus mengurangi jumlah
pekerja. Omset yang beliau dapat pun juga ikut mengalami
penurunan yang tadinya memperoleh tiga samapi empat juta
dalam sehari, namun kini beliau hanya mendapat omset sebanyak
satu setengah sampai dua setengah juta dalam sehari. Namun
hingga saat ini beliau sudah memproduksi beberapa produk lain
selain kacang sembunyi seperti kripik singkong dan juga kripik

124
kentang selain itu juga beliau mau mengeluarkan produk baru
lagi.

Home Industri Keripik Pisang Desa Tunggulsari


Oleh : Mohamad Irsyad Zakaria

Saat ini sektor perkonomian di Indonesia sangat menurun


drastis dikarenakan musim pandemi yang membuat sejumlah
pengusaha memilih untuk tidak melanjutkan usahanya atau bisa
disebut juga bangkrut, mau tidak mau harus seperti itu.
Bayangkan saja yang semula satu bulan berpenghasilan sekitar 3-
4 juta sekarang menurun drastis hingga 1,5-1 juta bahkan bisa
kurang segitu. Pembatasan yang membuat sejumlah pertokoan
ataupun sektor usaha lain tidak bisa buka hingga larut malam
padahal mata pencahariannya berasal dari itu. Namun, dalam
pandemi ini banyak pengusaha yang tetap gigih menjalankan
usahanya walaupun itu tidak seberapa hasilnya.

Memang benar selama ini keadaan perekonomian di


Indonesia sudah berkembang cukup baik dan sayangnya pada saat
perekonomian membaik kita masih belum bisa menyediakan
lapangan pekerjaan yang layak bagi angkatan kerja
padaumumnya, baik ditinjau dari segitingkat pendapatan, ataupun
dari kesesuaian pekerjaan terhadap keahlian yang dimiliki
masing-masing angkatan kerjanya. Harapan bahwa pertumbuhan

125
yang pesat dari sektor industri modern akan dapat menyelesaikan
masalah kemiskinan dan pengangguran secara tuntas ternyata
hanya sebatas impian saja. Bertolak dari kenyataan inilah maka
eksistensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, telah mengambil
tempat penting dalam masalah kesempatan kerja dan
ketenagakerjaan. Saat ini di Indonesia, sumber penghidupa
nmasyarakatnya sangat bergantung pada sektorini. Kebanyakan
jenis usahanya terkonsentrasi pada sektor perdagangan, pangan,
olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu dan produk kayu, serta
produksi mineral non logam.

Wilayah  Desa  Tunggulsari  berada di ketinggian ± 85 m


di atas permukaan laut, terletak 3 km  arah timur  kota 
Tulungagung  dan 4 km arah barat daya dari kecamatan
Kedungwaru. Desa Tunggulsari dengan luas wilayah 147,72 Ha
di bagi menjadi tiga dusun yaitu Dusun Sekarsari, Dusun
Mekarsari, Dusun Sumbersari. Berada di seberang akses jalan
antar kecamatan, jalur Kota-Ngunut lewat Pulosari, Desa
Tunggulsari potensial sebagai kawasan pengembangan
permukiman komunal, seperti perumahan. Tak ayal, telah tumbuh
setidaknya ada 5 kawasan perumahan yang telah ada. Disamping
itu, topografi desa yang relatif datar dan subur dengan sungai
yang melingkar di tengah desa menjadi potensi pengembangan
pertanian yang potensial dan produktifitas hasil pertanian yang
baik. Pola pembangunan lahan di Desa Tunggulsari lebih
didominasi oleh kegiatan pertanian pangan dan hortikultura yaitu
tebu, padi, jagung, dan lain lain.

Fokus pada essay yang saya buat ini adalah menjabarkan


hasil observasi dan hasil wawancara dengan salah seorang pelaku
UMKM yang berada di Perumahan Bumi Mas Desa Tunggulsari
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Beliau Heru
Sumarsono. Salah satu pelaku UMKM dan pegiat komunitas
pangan usaha mikro menengah. Pak Heru begitulah sapaan warga
sekitar, beliau adalah pengusaha keripik pisang yang cukup
terkenal di Desa kami. Pak Heru dan istrinya merintis usaha

126
keripik pisang dan ketela sekitar tahun 2016. Pada saat itu kondisi
keuangannya sedang menipis. Berawal dari terdesak kebutuhan
ekonomi, beliau memutar orak bagaimana caranya agar bisa
memperoleh uang untuk bisa menutupi kebutuhan hidupnya. Pak
Heru mempunyai ide untuk membuat keripik pisang, selain
bahannya yang mudah untuk didaptkan cara pengolahannyapun
juga sangat sederhana. Awalnya, Pak Heru melakukan proses
produksi dilakukan bersama-sama dengan istrinya. Untuk bahan
bakunya Pak Heru menggunakan pisang tanduk yang memiliki
rasa berbeda dari pisang lainnya. Proses pembuatannya cukup
sederhana, tahap pertama pisang dikupas lalu diiris tipis seperti
logam koin sambil direndam dalam air supaya pisangnya tidak
berubah warna. Selanjutnya, masukkan kapur sirih, diaduk hingga
merata, dan direndam selama kurang lebih 1 jam. Jika sudah
direndam, pisang ditiriskan dan siap untuk digoreng. Setelah
tahap melalui tahap penggorengan selanjutnya kripik pisang siap
dikemas dalam wadah plastic.

Awalnya produksi keripik pisang itu dijual dalam bentuk


kemasan dengan harga Rp.2000/kemasan, hal itu untuk
menyesuaikan sasaran pasar. Beliau menitipkan produk keripik
pisangnya ke toko-toko kelontong di sekitar rumahnya, beliau
juga menitipkan ke toko-toko di desa tetangga. Produksi perdana
kemasan Rp.2000 itu ternyata sangat laris. Toko tempat penitipan
jualan keripiknya kembali meminta untuk dibawakan lagi.
Dengan seiring bertambahnya waktu, permintaan akan keripik
pisangnya semakin membeludak. Akhirnya, beliau membuat
kemasan baru yang lebih besar dan membuat desain kemasan agar
lebih menarik konsumen. banyaknya permintaan dari para
konsumen untuk dikirimkan keripik pisang ke beberapa daerah,
akhirnya usaha yang dirintis oleh Pak Heru ini merekrut beberapa
tetangganya untuk membantu produksinya. Dengan demikian,
usaha Pak Heru juga membantu memberikan pekerjaan bagi
tetangganya. Dengan merekrut karyawan, Pak Heru bisa
memenuhi pesanan reseller rata-rata 200 kg setiap bulan.

127
Di zaman milenial seperti ini, Pak Heru membuat inovasi
terhadap produksinya dengan menambahkan varian rasa ke dalam
keripik pisangnya supaya bisa bersaing dengan makanan ringan
anak muda zaman sekarang yang sangat beraneka ragam. Selain
menambah inovasi rasa, beliau juga membuat inovasi baru
kemasan yang lebih menarik. Hal itu dilakukan untuk menarik
kosnumen seperti pemuda milenial, supaya mereka tidak
menganggap remeh camilan tradisional ini. Dalam era pandemi
ini, Pak Heru mengalami penurunan dalam produksi keripiknya.
Hal ini terjadi karena bahan baku mengalami kenaikan harga,
sehingga Pak Heru tetap menjalankan produksi produknya sperti
biasanya untuk menghindari adanya hal negatif yang tidak
diinginkan seperti penutupan usaha. Namun, di satu sisi
permintaan akan produk malah semakin bertambah karena
banyaknya anak milenian yang berminat untuk mengonsumsi
makanan ringan di kala pandemi seperti ini. Pak Heru
mengurangi timbangan isi kemasan dan menjualnya dengan harga
tetap supaya tidak mengalami kerugian dalam penjualan.

Beliau juga menjelaskan ciri-ciri seorang wirausahawan


memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran
dan memiliki kejelian dalam bisnis, memiliki kemampuan untuk
mengambil resiko keuangan dan waktu, memiliki kemampuan di
bidang perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaannya.
Semangat Pak Heru dalam mengembangkan usahanya sangat
patut dicontoh agar kita sebagai pemuda generasi penerus bangsa
bisa menjadi pengusaha yang sukses dan dapat menciptakan
lapangan pekerjaan. Agar angka pengangguran pun bisa
berkurang.

128
Home Industri Tahu “Pak Herman” di Desa
Badas
Oleh: Lovina Imelda Yunita

Usaha home industri tahu sebagai usaha perorangan sudah


dikenal di daerah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Salah satu
pusat industri kecil pembuatan tahu terletak di Desa Badas,
Sumobito Jombang. Industri tahu sangat berkembang pesat
seiring bertambahnya jumlah penduduk. Salah satu industri tahu
yang terkenal di lokasi ini adalah Tahu Pak Herman yang berdiri
pada tahun 2013 dan kini sudah memiliki satu cabang yang
berdiri pada tahun 2014.

Banyaknya warga Desa Badas yang bergantung mata


pencahariannya pada penjualan tahu adalah salah satu alasan
pabrik Tahu Pak Herman berdiri dan membuka cabang. Sehingga,
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
dan mengurangi angka pengangguran yang berdampak pada
kehidupan sosialnya.

Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang


sangat digemari masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang enak,
tahu juga memiliki nilai gizi yang tinggi, dan harganya yang
relatif murah. Tahu adalah makanan yang terbuat dari kacang
kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya.

Proses produksi tahu seperti pada umumnya yang terdiri


dari pemilihan kedelai, penimbangan kedelai, perendaman
kedelai, pencucian kedelai, penggilingan kedelai, penyaringan,
pemasakan, penggumpalan, pemisahan air buangan sisa proses
penggumpalan tahu pada waktu pembuatannya atau biasa yang
disebut whey, pengepresan, dan pengemasan. Teknologi yang
digunakan pun sangat sederhana dan banyak mengandalkan
tenaga manusia. Pada proses pembuatan tahu Pak Herman ini
memiliki perbedaan dari industri tahu lainnya, yaitu pada proses

129
penggilingan sudah menggunakan mesin. Selain itu, terdapat
penambahan air rebusan gula jawa pada saat pencampuran cuka
sehingga menambahkan cita rasa yang khas dari produk tahunya

Berikut ini adalah proses pembuatan tahu :

1. Pemilihan Kedelai
Pada saat pembuatan tahu, pemilihan kedelai akan sangat
menentukan kualitas dari produksi tahu ini. Di industri tahu
ini, produsen menggunakan kedelai dengan kualitas yang
bagus yang ditandai dengan warna, dan ukuran kedelai
seragam, mengkilat serta kulitnya yang tidak berkerut.
2. Penimbangan Kedelai
Proses pembuatan tahu dilakukan secara bergantian dengan
kapasitas 15-20 kg sekali proses.
3. Pembakaran
Pembakaran dilakukan saat kedelai mulai direndam.
Pembakaran disini bertujuan untuk mendapatkan uap dari air
yang direbus sampai suhu yang dikehendaki. Pembakaran
dilakukan dengan menggunakan kayu. Uap tersebut dialirkan
melalui pipa. Uap dari air digunakan untuk merebus kedelai
yang sudah digiling.
4. Perendaman Kedelai
Perendaman kedelai bertujuan untuk mempermudah proses
penggilingan sehingga hasil bubur dari penggilingan tersebut
bisa kental. Perendaman kedelai hasil penimbangan kemudian
direndam dengan air sebanyak 45-60 L atau setara dengan tiga
kali berat kedelai selama 2-3 jam.
5. Pencucian Kedelai
Pencucian kedelai bertujuan untuk melunakkan struktur sel
kedelai sehingga mudah untuk digiling sehingga menghasilkan
bahan padat kedelai lebih baik pada waktu perebusan. Setelah
kedelai direndam, kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
6. Penggilingan Kedelai
Kedelai yang telah direndam dan dicuci kemudian digiling
dengan menggunakan mesin penggiling kedelai. Pada saat

130
penggilingan ditambah air sebanyak 30-40 L air atau setara
dengan dua kali berat kedelai. Kedelai yang telah digiling
kemudian direbus dengan air yang mendidih sebanyak 90-120
L atau setara dengan enam kali berat kedelai dan diaduk
selama 5-10 menit.
7. Penyaringan
Selanjutnya kedelai disaring terus menerus menggunakan kain
sifon sampai menghasilkan ampas tahu dan filtrat (cairan yang
bewarna putih susu). Ampas tersebut disisihkan dan
dimanfaatkan untuk makanan ternak atau pembuatan tempe
gembus.
8. Pemasakan
Pemasakan menggunakan uap bertekanan langsung ke dalam
filtrat selama 15-30 menit dan masakan yang dihasilkan
sekitar 420-560 L.
9. Penggumpalan
Setelah pemasakan sampai suhu 42-56 ℃ , ditambah dengan
asam cuka dan air rebusan gula jawa untuk mengendapkan dan
menggumpalkan protein sehingga dapat memisahkan whey
dengan gumpulan.
10.Pemisahan whey dan gumpalan protein
Masakan yang telah digumpalkan dengan cara memasukkan
saringan dari bambu. Kemudian air yang ada didalam saringan
diambil dengan gayung. Endapan tersebut merupakan bahan
utama untuk mencetak tahu.
11.Pembungkusan
Gumpalan protein kemudian dibungkus dengan kain. Tiap
bungkus berisi 72-96 gr, lalu dipadatkan sampai berbentuk
kotak.
12.Pengepresan
Setelah benar-benar padat, bungkus kain dibuka kemudian
ditiriskan. Kemudian dipindahkan ke papan lalu di potong
dengan 3 ukuran yang berbeda yakni kecil, sedang, dan besar.
13.Pengemasan
Selanjutnya, tahu dikemas ke beberapa plastik dan
dimasukkan ke box. Pada saat memproduksi tahu, juga

131
menghasilkan limbah cair dan limbah padat yang berupa
ampas. Sayangnya, untuk limbah cair sementara ini tidak
diolah lagi melainkan langsung dibuang ke sungai besar yang
airnya mengalir. Hal ini bisa berdampak negatif pada
lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil wawancara, sudah ada
rencana bantuan dari pemerintah setempat untuk mengolah
limbahnya namun masih belum terealisasikan. Sementara itu
untuk limbah padatnya yakni berupa ampas dimanfaatkan
untuk makanan ternak dan pembuatan dasar tempe gembus.

Pada usaha home industri tahu ini kendala yang dihadapi


dalam proses produksi yakni apabila harga bahan baku yaitu
kedelai mahal, ketersediaan bahan bakar yaitu kayu yang sulit
didapatkan jika musim hujan, serta tenaga pekerja yang tiba-tiba
izin atau sakit. Namun, dalam proses produksi yang perlu
diperhatikan yaitu penggunaan kualitas kedelai yang baik agar
tetap menjaga kualitas hasil produksi tahu juga baik.

Setelah diproduksi terdapat proses distribusi atau


penyaluran. Berdasarkan hasil wawancara, proses distribusi disini
tidak dilakukan secara online dan tidak dilakukan sendiri oleh
pemiliknya, melainkan mereka sudah memiliki pelanggan tetap
yang siap menjualkan tahunya. Para pelanggan tetap ini mayoritas
dari Desa Badas dan ada beberapa yang dari luar Desa Badas.
Untuk penjualan tahunya mereka sendiri ada yang sampai keluar
daerah Jombang yaitu Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, dan
Lamongan. Untuk harga tahunya sendiri dijual dengan harga yang
relatif murah yakni berkisar antara Rp 1.000 – Rp 3.000 per satu
tahu.

Berdasarkan hasil wawancara, proses konsumsi untuk


sasarannya adalah konsumen yang membeli tahu tersebut untuk
dijual kembali dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.
Para pedagang tersebut membeli tahu untuk dijual lagi dan ada
beberapa yang diolah menjadi tahu susu dan tahu pong untuk

132
dijual kembali. Sementara itu, ada juga yang membeli untuk
dikonsumsi sendiri tapi dalam jumlah sedikit.

Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa, usaha home


industri tahu ini berjalan lancar setiap harinya karena didukung
oleh bahan baku yang tidak pernah mengalami kelangkaan. Selain
itu proses distribusi juga lancar karena memiliki pelanggan yang
tetap untuk memasarkannya.

133
Kerajinan Bonggol Jati Desa Bangunrejo Kidul
Oleh: Novera Resti Apriana

Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan potensi


alamnya tak heran banyak negara-negara lain yang ingin
menjajah Indonesia. Kekayaan alam negara Indonesia yang
melimpah di berbagai sektor dimanfaatkan masyarakatnya
sebagai mata pencahariaan kesehariannya dan peningkatan
ekonomi mereka. Seperti yang terjadi di Kabupaten Ngawi.
Kabupaten Ngawi merupakan daerah yang memiliki hutan jati
yang sangat luas, hampir sebagian wilayahnya ditanami pohon
jati. Hal ini dilakukan karena banyaknya penggunaan dan
kebutuhan akan kayu yang sangat tinggi sehingga menimbulkan
limbah kayu yang sangat banyak seperti ranting, dahan, daun dan
bonggol atau akar pohon jati. Masyarakatnya pun harus berputar
otak untuk memanfaatkan limbah itu agar tidak terbuang sia-sia
apalagi menjadi sampah yang tidak ada gunanya.

Khususnya pada Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan


Kedunggalar Kabupaten Ngawi ini memiliki hutan jati yang
cukup luas. Hampir sepertiga bagian luas wilayahnya dipenuhi
dengan pohon jati. Letak Desa Bangunrejo Kidul yang berada
dipinggiran hutan dan berdekatan dengan KPH Ngawi ini
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam untuk meningkatkan
perekonomian mereka. Penduduk yang rata-rata bekerja sebagai
petani dan buruh tani ini memaksa mereka untuk mencari
pekerjaan sampingan seperti bekerja sebagai pengrajin ukiran
kayu. Mereka memanfaatkan bonggol atau akar pohon jati
sebagai barang mebel rumah tangga yang bernilai jual tinggi. Hal
ini menjadikan masyarakatnya berbondong-bondong mengolah
limbah pohon jati dijadikan sebagai barang jadi yang siap jual.

Bermula dari adanya berbagai faktor pendorong yang


menuntut mereka dalam memenuhi kebutuhannya mengharuskan
mereka mencari pekerjaan tambahan untuk bertahan hidup dan

134
meningkatkan perekonomian. Bekerja sebagai petani atau buruh
tani tidak dapat mencukupi kebutuhan apalagi mereka harus
dihadapkan pada musim paceklik yang memaksa mereka mencari
pekerjaan tambahan. Selain itu, mereka dituntut untuk bisa
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada dengan
memanfaatkan alam sekitar. Dikarenakan beberapa faktor itu
munculah sentra industri kerajinan bonggol kayu jati di Desa
Bangunrejo Kidul, tidak ada yang tahu pasti kapan mulai muncul
sentra industri ini. Menurut Bu Rupiati pemilik UD. Rahmat Jati
usaha kerajinan ini sudah berkembang sejak tahun 2004 yang
lalu. Cukup lama usaha ini dikembangkan dan berkembang pesat.

Kebanyakan pengrajinnya ini warga asli Desa Bangunrejo


Kidul. Mereka belajar secara otodidak tidak melalui keterampilan
atau pelatihan bahkan pendidikan khusus bagi pengrajinnya.
Mereka belajar dengan melihat cara dan produk yang dihasilkan
oleh pengrajin lainnya. Kemudian mereka mencoba mengolah
bonggol kayu jati itu sendiri sesuai kreasi mereka. Setelah mahir,
produk yang mereka hasilkan bisa mereka pasarkan. Mereka juga
menerima permintaan pesanan dari konsumen. Lambat laun
produknya pun semakin variatif. Banyak diminati warga lokal
maupun luar daerah. Konsumen nya pun tidak hanya datang dari
dalam daerah Ngawi saja, tetapi berbagai daerah bahkan sampai
dari luar jawa. Kerajinan itu juga diekspor sampai ke luar negeri.

Meskipun rumah mereka dekat dengan hutan jati, tetapi


mereka tidak mengambil pohon jati secara langsung. Karena
pohon jati itu milik Perhutani Ngawi. Mereka hanya mengambil
limbah kayu berupa bonggol kayu jati atau potongan-potongan
batang kayu jati kecil yang tidak diambil oleh pihak Perhutani
setelah kayu jati itu ditebang. Mereka mengambil limbah pastinya
dengan izin kepada pihak perhutani. Bermodal coba-coba saja
bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Pastinya itu sangat
menguntungkan.

135
Usaha kerajinan dari bonggol kayu jati ini mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Mengapa
demikian, karena keunikan produk yang dihasilkan dan semakin
banyak permintaan konsumen terhadap kerajinan bonggol kayu
jati ini. Tak hanya meja dan kursi saja yang dihasilkan, tetapi
sejauh ini kreativitas pengrajinnya pun mulai berkembang, seperti
membuat hiasan dan ukiran dinding yang tak kalah menarik
dengan meja dan kursi. Para pengrajin bonggol kayu jati ini dapat
menyesuaikan pekerjaannya dengan perkembangan zaman,
seperti memasarkan produk melalui media sosial dan lain
sebagainya. Hal ini dibutuhkan agar produk bisa dipasarkan
dengan jangkauan yang lebih luas.

Saat saya berbincang-bincang dengan sepasang suami istri


yang merupakan warga asli Desa Bangunrejo Kidul tentang awal
mula perintisan usaha kerajinan bonggol kayu jati ini, saya
melihat perjuangan yang sangat keras dalam mengembangkan
usahanya sampai sebesar ini. Mereka menceritakan awal mula
perintisan usaha kerajinan ini. Usaha yang tidak mudah dan
banyak mengalami rintangan pastinya. Setiap orang yang ingin
berada diatas pasti banyak halang rintang yang menghadang.
Semangat untuk bangkit lah yang selalu mereka pegang. Apabila
gagal coba lagi begitupun seterusnya. Karena tidak ada
kesuksesan tanpa adanya usaha yang kuat. Seperti salah satu
warga Desa Bangunrejo Kidul pemilik usaha kerajinan bonggol
kayu jati ini. Perlu adanya proses secara bertahap untuk
mengembangkan juga mempertahankan ke-eksisan kerajinan ini.

Sepasang suami istri ini merintis bersama usahanya mulai


dari nol. Pada masa awal perintisan usahanya mengalami
kesulitan. Mereka memasarkan produknya masih dengan
menggunakan cara yang tradisional yaitu dengan berkeliling dari
satu desa ke desa lainnya sambil membawa salah satu
dagangannya. Tentu saja itu sangat menyulitkan hasilnya pun
yang diperoleh tidak memenuhi target. Karena belum banyak
konsumen yang minat dan keadaan ekonomi warga desa pun

136
sama. Sehingga untuk membeli barang yang seperti itu dengan
harga yang lumayan mereka berfikir dua kali. Daripada membeli
mendingan membuat sendiri uangnya bisa digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Salah satu ungkapan dari warga desa.

Tidak hanya itu kesulitan yang mereka hadapi dalam


menjalankan usahanya. Keadaan yang pasang surut membuat
mereka untuk berputar otak lebih keras lagi. Seperti masalah
permodalan yang terbatas, kurangnya tenaga kerja yang bisa
membuat kerajinan dan terbatasnya tempat pemasaran produk
pada saat itu. Berbeda dengan zaman sekarang yang bisa dibilang
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Tidak perlu lagi
bersusah payah berkeliling menjajakan dagangan. Tinggal posting
atau share di berbagai sosial media, konsumen pun akan datang
menghampiri bukan sebaliknya. Namun, hal seperti itu juga
didasarkan pada pemahaman dan penggunaan teknologi secara
tepat.

Pemilik usaha kerajinan bonggol kayu jati kini menikmati


buah dari perjuangannya di masa lalu. Cara mereka memasarkan
produk dengan mengikuti perkembangan zaman tidak lagi
menggunakan cara yang tradisional. Usaha semakin besar dan
konsumennya pun tidak berasal dari warga lokal, bahkan produk
kerajinan bonggol kayu jati ini sudah dipasarkan ke luar negeri.
Warga Desa Bangunrejo Kidul pun tidak lagi kesulitan jika
musim paceklik tiba, mereka bisa bekerja menjadi pengrajin atau
bekerja sama menghasilkan produk untuk dipasarkan.

Warga Desa Bangunrejo Kidul sudah membuktikan tidak


serta merta limbah yang dibuang itu hanya akan menjadi sampah
yang tidak berguna. Selama kita mau mengolah dan
memanfaatkan hasil alam yang ada sampah yang tidak berguna
itupun bisa mengahasilkan rejeki yang berlimpah.

137
138
UMKM di Masa Pandemi
Oleh : Niken Diah Ayu

Di desa saya di Botoran Kecamatan Tulungagung terkenal


dengan UMKM nya yaitu konveksi. Banyak sekali usaha
konveksi yang berada di wilayah ini. Mulai dari konveksi baju
muslim anak sampai gamis dewasa. Dahulu rata-rata masyarakt
disini memiliki usaha konveksi sendiri tetapi karena ada kendala
dalam pemasarannya akhirnya konveksinya berhenti. Banyak dari
mereka yang memulai konveksinya kembali. Namun berbeda
yang dulunya konveksi sendiri sekarang hanya menjadi buruh
jahit. Bisa dikatakan mereka menjadi pengepul. Dengan cara
mengambil kain dari orang lain lalu diberikan kepada
penjahitnya. Usaha ini masih berjalan hingga sekarang di
lingkungan ini.

Sistem seperti ini berjalan hingga tahun 2019 akhir lalu


karena munculnya wabah virus covid-19, usaha seperti ini pun
terhenti dikarenakan berkurangnya peminat hingga lebih dari
50%, dan terkendala pemasaran juga dimusim pandemi seperti ini
banyak dari mereka yang menghentikan usahanya sebagai
pengepul dikarenakan berlakunya sistem lockdown yang
mengharuskan warga untuk diam dirumah.

Dikarenakan usaha yang terpaksa tutup dimasa pandemi,


namun kebutuhan hidup tetap harus terpenuhi, banyak dari
mereka yang berganti haluan dengan membuka usaha sampingan.
Contohnya menjual makanan, membuka olshop, dan lain
sebagainya. Dengan cara berjualan online, dapat membantu
mereka disaat pandemi seperti sekarang ini dengan tetap
mematuhi protokol kesehatan.

Pada pertengahan tahun 2020, banyak dari mereka yang


mencoba mengembangkan usaha konveksinya dengan menjadi
pengepul kembali. Mereka memulai usaha menjadi pengepul ini

139
dengan modal beberapa ratus ribu. Modal ini juga didapat dari
hasil penjualan olshopnya. Mereka mencoba menjadi pengepul
dengan mengambil dari konveksi besar dan diberikan ke penjahit
yang dulu pernah bekerja dengannya. Walaupun di masa pandemi
usaha konveksi mulai macet dan penghasilan pun menurun.

Namun tak kehabisan akal, melihat ada peluang dalam


menjalani bisnis APD. Akhirnya masyarakat didesa ini banyak
yang menjadi penjahit khusus APD dan masker. Mereka memulai
bisnis ini dengan modal seadanya. Dan karena tidak ada biaya
untuk memperkerjakan orang akhirnya bisnis ini di handle
sendiri. Untuk membeli kainnya biasanya mereka meminta DP
dulu ke temannya lalu setelah uang di transfer barulah mulai
membeli kain. Biasanya DP untuk membeli kain itu 1.000.000
karena ada 8 kain yang dipesan. Dan biasanya pesanannya ada
600 APD yang 1 packnya berisi 100 APD dengan 5 warna. Bisnis
ini memiliki keuntungan yang lumayan. Keuntungannya, mereka
bisa mengolah skill berbisnisnya untuk berbisnis di usaha ini.
Hanya saja pemasarannya masih lewat oranglain belum bisa
memasarkan sendiri. Dalam bisnis ini merek menjadi bagian
produksi dan di bagian pemasaran. Jadi penghasilannya
menggunakan sistem bagi hasil. Biasanya para anak di desa ini
yang tidak sekolah karena pandemi membantu dalam bagian
pengemasan. Tahap-tahap pengemasannya adalah setelah APD
jadi atau selesai dijahit langsung di kemas ke dalam plastik yang
berukuran 15x16. Dan setiap warna dalam 1 pack itu biasanya ada
yang 12, 13 dan 25. Ada warna kuning, oren, hijau, biru tua, pink
dan masih banyak lagi tergantung pemesanannya. Setelah
pengemasan lalu di packing ke plastik yang ukuran 60x100 dan 1
plastik ini berisi 100 APD. Setelah di packing di kemas kedalam
karung dan 1 karung berisi 2 pack. Jadi, setiap pengiriman ada 3
karung. Setelah dikemas ke dalam karung tahap terakhir yaitu
pengiriman. Biasanya pengirimannya lewat JNE. Tergantung
dimana pengirimannya. Selama ini warga desa mendapat orderan
(pesanan) dari kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.
Tetapi paling banyak pemesanannya di Jakarta. Karena yang

140
membutuhkan paling banyak dari tenaga medis. Bisnis ini
memiliki keuntungan dan kerugian. Untungnya karena di masa
pandemi seperti ini, banyak orang yang membutuhkan APD
terutama tenaga medis jadi, pemesanan APD pun meningkat
tetapi tidak setiap hari ada pesanan. Dan kerugiannya karena di
masa pandemi tidak setiap hari ada orderan jadi, penghasilannya
pun ikut menurun. Dari sekian banyak usaha yang dijalani bisnis
inilah yang paling banyak penghasilannya. Selain membuat APD
mereka juga membuat masker. Karena dimasa pandemi seperti ini
semua orang memerlukan masker, dan pemasarannya pun
tergolong mudah daripada APD, maka mereka biasanya membuat
masker setiap hari dengan motif beragam, dan juga pembutan
masker ini bisa menggunakan bahan sisa dari APD jadi bisa
meminimalkan modal dan mendapat untung lebih banyak.

Planning (rencana) warga desa Botoran untuk usaha


kedepannya semoga bisa membuka usaha dengan mempunyai
brand (merek) baju atau hijab sendiri dan di jual di market place
(toko online). Selain itu, bisa mengembangkan konveksinya
menjadi konveksi yang lebih besar lagi. Untuk warga
Tulungagung, mari kita bantu UMKM sekitar dengan membeli
produk lokal dan lebih cinta produk sendiri dimasa pandemi
seperti ini agar mereka tetap bisa melanjutkan usaha di tengah
sulitnya masa pandemi ini. Karena dengan begitu dapat
membantu para pejuang UMKM agar tetap ada dan terus
berkarya.

Di tengah pandemi seperti ini memang tidak mudah untuk


para pelaku UMKM. Tetapi kita tidak boleh putus asa walaupun
dengan keadaan sulit seperti ini. Banyak sekali usaha-usaha yang
dapat kita lakukan di tengah pandemi seperti ini seperti membuka
online shop kecil-kecilan meskipun dengan modal yang pas-
pasan. Jangan pernah terpuruk dengan keadaan dan terus bangkit
karena hidup terus berjalan dan tidak berhenti selama kita masih
hidup. Tetaplah berusaha yang penting halal, dan terus
bersemangat berjuang menjemput rezeki Allah.

141
Untuk para pejuang UMKM tetaplah semangat dan jangan
putus asa dan selalu optimis meski di tengah pandemi seperti ini.
Saya yakin jika kita terus berusaha pasti Tuhan akan memberikan
jalan. Tetap jaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan
agar mencegah penyebaran covid-19. Melakukan aktivitas dari
rumah dan meminimalkan aktivitas di luar rumah.

142
143
Potensi Umkm di Desa Kunir
Oleh : Dwi Mujayanti

Desa Kunir Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar


merupakan tempat tinggal asalku. Desa ku sangat asri. Mungkin
ini dikarenakan lahan pertanian yang masih lebar serta letaknya di
dekat sungai brantas. Fasilitas umum di desa ku sangat lengkap.
Satuan Pendidikan mulai dari sekolah umum, islami, negeri dan
swasta ada di desaku. PAUD, TK, SD, MI, MTs, SMP, MAN,
SMK. Selain itu di desaku juga terdapat 3 pondok pesantren.
Diantaranya Pondok Pesantren Al-Kamal, Pondok Pesantren
Mahyajatul Qurro’ dan Pondok Pesantren Al-Bahjah. Di desaku
juga terdapat fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola,
lapangan futsal beserta gedung serbaguna desa Kunir. Gedung
serba guna desa Kunir selain digunakan untuk olahraga
badminton, juga digunakan sebagai markas pemuda Kunir karang
taruna. Ukuran gedung yang luas, biasanya juga dimanfaatkan
untuk acara desa dan sekolah. Di desaku juga dilengkapi mini
market yaitu Indomaret dan Alfamart. Di desa Kunir juga
dilengkapi Bank BRI dan ATM Bersama yang mempermudah
masyarakat desa kunir untuk mengelola masalah perekonomian.
Selain itu, fasilitas kesehatan juga tidak ketinggalan. Di desaku
terdapat puskesmas serta apotik. Dengan fasilitas yang begitu
lengkap, membuat saya bangga karena tinggal di desa Kunir.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menulis tentang


potensi UMKM di desaku. Sebelumnya, UMKM merupakan
singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM
bergerak dalam bidang perdagangan dan aktivitas kewirausahaan.
Usaha dapat dikategorikan UMKM jika memenuhi kategori
berikut :

144
1. Usaha Mikro, yaitu Usaha yang memiliki kekayaan bersih atau
aset paling banyak lima puluh juta rupiah. Sementara itu, hasil
penjualan atau omzet paling banyak tiga ratus juta rupiah.
2. Usaha Kecil, yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih atau
aset lima puluh juta rupiah sampai dengan lima ratus juta
rupiah. Ini tentu tidak termasuk dengan harga tempat untuk
mendirikan usaha. Sementara itu, hasil penjualan atau omzet
berkisar 2,5 miliar rupiah.
3. Usaha UMKM, yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih
atau aset lima ratus juta sampai dengan sepuluh miliar rupiah.
Sementara itu, hasil penjualan atau omzet mulai dari dua koma
lima milyar rupiah sampai dengan lima puluh miliar rupiah.

Di desaku, terdapat banyak UMKM. Mulai dari usaha


Kuliner, fashion, kosmetik, otomotif, furniture, pertanian,
elektronik, dan bidang jasa. Usaha kuliner di desa Kunir sangatlah
banyak mulai dari orang berjualan makanan ringan, makanan
berat, katering, dan aneka minum-minuman. Kebanyakan dari
masyarakat Kunir menempatkan usaha kuliner mereka di dekat
sekolah dan pondok pesantren. Mereka ada juga yang menjual di
depan rumah ada pula lewat online. Usaha fashion di desa Kunir
juga ada banyak diantaranya Hadya Jaya Fashion, Upo Fashion,
She One Fashion, dan Melati Fashion. Mereka menjual berbagai
pakaian dari berbagai kalangan Hamper setiap hari, empat usaha
fashion ramai pembeli. Terlebih saat menjelang hari raya idul fitri
serta waktu dimana tahun ajaran baru akan dimulai. Selain itu,
juga terdapat penyewaaan kostum dayak yang biasanya
digunakan untuk acara tujuh belas agustus. Tempatnya bernama
Dugel Gallery. Tepatnya berada di utara Hadya Jaya Fashion.

Usaha kosmetik di desa Kunir terdapat 2 tempat usaha


yaitu UBIX dengan agung jaya. Toko-toko juga banyak yang
menjual kosmetik. Desa Kunir juga memiliki usaha otomotif yaitu
penjual motor di jalan raya umum kunir paling timur. Tetapi
usaha ini hanya menjual motor bekas. Tempat Usaha Furniture di
desaku terdapat dua yaitu Hayat bangunan dan Manggar

145
Bangunan. Kedua toko tersebut menjual perlengkapan dapur,
lukisan-lukisan, perlengkapan ruang tamu seperti kursi, meja,
lampu, material bangunan, dan lain sebagainya.

Mayoritas penduduk desa Kunir bekerja sebagai petani. Hal


ini, menjadi peluang bagi masyarakatnya untuk mendirikan usaha
agribisnis (pertanian). Salah satu usaha ini berada tepat di
perbatasan desa Kunir dengan gandekan. Mereka menjual bibit
sayuran dan buah-buahan. Usaha elektronik juga ada, toko
tersebut khusus menjual lampu-lampu, kabel-kabel. Toko ini
berada di selatan jalan raya kunir tepatnya di depan Bank BRI
Kunir.

Usaha Bidang Jasa juga banyak di desaku. Adapun


diantaranya jasa laundry, jasa jahit, jasa cuci motor, jasa
bimbingan belajar. Kebetulan disini saya akan membahas UMKM
yang saya memiliki. Saya memiliki usaha di bidang jasa
bimbingan belajar. Saya memulai usaha bidang ini saat saya
masih berada di bangku SMP. Saat itu saya memulainya dengan
mengajar pramuka di tempat dulu saya menimba ilmu sekolah
dasar di desa saya sendiri yaitu SDN Kunir 03. Mengajar
pramuka juga masih saya tekuni sampai saya duduk di bangku
kuliah. Dikarenakan musim pandemi covid-19 sekolah harus
mengadakan pembelajaran daring, kejadian ini menjadikan saya
tidak mengajar pramuka lagi dikarenakan hal tersebut. Pada saat
saya SMA, tetangga saya ada yang meminta bantuan untuk
membimbing belajar anaknya. Mulai dari situlah, usaha
bimbingan belajar saya mulai berjalan. Saya mengajar anak
jenjang SD dan SMP saja. Hampir semua anak kecil di daerah
saya menjadi les di rumah saya. Les merupakan sebutan dari
tambahan belajar di luar sekolah. Alhamdulillah, dengan saya
memulai hal tersebut, saya bisa menghasilkan uang sendiri. Untuk
di masa pandemi seperti ini, jumlah murid didikan saya menjadi
lebih banyak. Ini dikarenakan kebanyakan orang tua belum bisa
mendampingi anaknya dalam belajar. Ada yang tidak bisa

146
membagi waktu karena bekerja ada pula yang tidak paham
dengan pelajaran yang diajarkan ke anaknya.

Sistem bimbingan belajar dengan saya ada yang sistem


private, kelompok, dan juga biasa. Sistem private berarti saya
mengajar di rumah anak didik saya. Disini, saya mematok harga
pada umumnya yaitu dua puluh ribu rupiah satu kali pertemuan.
Ini berlaku untuk jenjang SD dan SMP. Sistem kelompok berarti
saya mengajar di rumah anak didik saya tetapi yang saya ajar
minimal 5 orang. Untuk sistem ini, saya mematok harga dua ribu
rupiah per hari untuk per anak. Sistem biasa berarti anak didik
saya belajar di rumah saya sendiri. Sama halnya dengan sistem
dapat menghasilkan uang sendiri, kita juga bisa mengamalkan
ilmu kita. Nabi Muhammad SAW bersabda “ barang siapa yang
berusaha mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya, maka Allah
akan menunjukkan apa yang belum diketahuinya”. SEMOGA
BERMANFAAT. SALAM PENDIDIKAN !!!!!

147
Potensi UMKM di Desa Pucung Kidul
Oleh : Kuni Zumrotus Sa'idah

Desa Pucungkidul ini adalah tempat kelahiranku. Ayah dan


ibuku membesarkan ku di Desa Pucungkidul. Desa Pucungkidul
merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung. Banyak sekali tempat wisata seperti
Green Park, Wisata Gunung Budeg dan masih banyak lagi. Lahan
persawahan juga sangat banyak sehingga memungkinkan untuk
para petani menanam apapun yang mereka inginkan dengan
mudah. Banyak juga para peternak di desa kami. Misalkan
beternak kambing, sapi, bebek, dan juga ayam. Secara geografis
Desa Pucungkidul merupakan kawasan yang potensial terbukti
keberadaan kawasan perkebunan dan area persawahan yang
subur, dengan curah hujan yang tinggi. Jumlah penduduk Desa
Pucungkidul sebanyak 3.144 jiwa yang tersebar di 2 Dusun, 5
RW dan 21 RT.

Di desa ku mayoritas penduduknya beragama Islam, mata


pencaharian kami kebayakan petani, namun masih ada yang
berprofesi sebagai guru, dosen, pertenak, pengusaha, perawat,
dokter hewan, dan masih banyak lagi. Perekonomian di desa ku
bisa di bilang stabil, jarang dijumpai warga yang kesusahan
dalam ekonomi. Karena memang di desaku semua warga saling
tolong-menolong, jadi kalau pun ada salah satu dari warga kami
yang kekurangan ekonomi segera diajukan bantuan kepada
pemerintah. Beberapa tahun terakhir ini program pembangunan
desa merupakan prioritas pemerintah pusat. Terutama untuk
memperbaiki sektor ekonomi, ini merupakan kesempatan baik
untuk lebih tahu peluang usaha di desa. Kembalinya para sarjana
ke desa kami menjadi sumber daya besar dalam menggerakkan
ekonomi di desa, dengan cara mendirikan usaha-usaha kecil di
Desa Pucungkidul.

148
Usaha-usaha yang ada di Desa Pucungkidul antara
lain :

1. Bisnis Pulsa
Jualan pulsa merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan di
desa karena usaha ini merupakan usaha yang bermodal kecil
tetapi keuntungannya juga lumayan. Tidak perlu bingung
untuk mencari agen karena jumlah mereka cukup banyak.
2. Penjualan Token Listrik
Saat ini masyarak di Desa Pucungkidul mulai beralih di sistem
listrik prabayar atau token listrik. Penjualan token listrik
merupakan bisnis di desa yang cukup menguntungkan juga.
3. Menjadi Pengusaha Galon
Usaha isi galon merupakan usaha yang mendapat keuntungan
lumayan juga. Karena desa kaya sumber mata air dan memiliki
kualitas yang baik. Untuk alatnya cukup mudah ditemukan.
4. Menjadi Tukang Pangkas Rambut
Usaha pangkas rambut juga sangat menjanjikan karena kita
juga bisa menjadikan usaha ini sampingan. Jadi bisa di sambi-
sambi dan tetap memperoleh uang setiap harinya.
5. Menjual Kue Tradisional
Usaha kue tradisional khas Desa Pucungkidul juga sangat
diminati oleh masyarakat luar desa maupun luar Kabupaten.
Karena kue nya sangat khas dan sangat enak. Jadi bisa
dijadikan usaha dan untuk omsetnya lumayan banyak juga.
Karena bahan-bahannya pun tidak terlalu mahal.
6. Usaha Ternak Ayam
Usaha ini juga menguntungkan bagi warga Desa Pucungkidul
karena di Desa Pucungkidul mempunyai lahan yang luas dan
memiliki lingkungan yang baik unyuk beternak ayam. Dan
modalnya juga tidak terlalu besar.
7. Usaha Jual Beli Ikan Hias
Usaha ini sangat menjanjikan bagi warga desa karena jika kita
mempunyai hobi dan kemauan pasti semua berjalan dengan
baik. Peminat ikan hias pun juga lumayan banyak karena ikan
hias sperti koi, molly sangat banyak diminati. Lahan yang

149
dibutuhkan juga tidak terlalu luas dan modalnya juga tidak
terlalu besar.
8. Beternak Lele
Warga Desa Pucungkidul sangat banyak yang beternak lele
karena usaha ini sangat menjanjikan dan bibit ikan lele pun
sangat mudah untuk di dapatkannya dan juga lahan yg
dibutuhkan tidak terlalu luas.

Berbicara soal potensi UMKM di Desa Pucungkidul ini,


banyak sekali potensi-potensi dari Desa Pucungkidul ini, perlu
kita ketahui bahwa Desa Pucungkidul merupakan salah satu
penduduk yang banyak berprofesi sebagai petani dan peternak.
Dalam dunia pertenakan ada pertenakan ayam petelur.
Tulungagung merupakan kota terbaik di jawa timur apalagi
tentang pertenakaan. Jadi tidak jarang kalau masyarakat
Pucungkidul menjadi pertenak ayam. Selain pertenakan yang
terkenal juga bisnis ikan hias. Namun sekarang yang saya amati
warga Pucungkidul banyak yang menjadi pedagang, yang perlu
kita tahu sekarang mau usaha apapun bisa hanya dengan
menonton dari youtube, jadi tidak sedikit dari warga Pucungkidul
yang memanfaatkan hal tersebut. Mulai dari pedagang minuman
kekinian sampai makanan kekinian.

Pucungkidul juga mempunyai kebudayaan yang masih di


lestarikan sampai sekarang yaitu genduren, genduren merupakan
perjamuan makanan untuk memperingati peristiwa tertentu dan
meminta berkah, kenduri diadakan ketika ada warga yang
saudaranya meninggal, atau memperingati kematian seseorang,
hanya sekedar syukuran, atau untuk keselamatan diri dan keluarga
pengundang, seperti yang di lakukan warga Pucungkidul pada
saat malam satu syuro mengadakan acara genduren, acara ini
bertujuan untuk keselamatan diri, acara ini biasanya diadakan di
perempatan jalan di lingkungan masing-masing, biasanya acara
ini di mulai habis magrib. Seperti yang kita tahu orang jawa
meyakinni bahwa bulan syuro merupakan bulan yang sakral
bahkan mistis, jadi untuk menjaga keselamatan warga Desa

150
Pucungkidul kami mengadakan genduren, selain genduren di
bulan syuro ini, warga Pucungkidul juga mengadakan pawai, hal
ini adalah hal yang paling di tunggu-tunggu oleh masyarakat
Bakung maupun dari luar Pucungkidul, karena dari sini lah kita
bisa bersenang-senang melupakan perkerjaan kita sejenak,
sebenarnya pawai ini diadakan dengan tujuan untuk meminta
sumbangan kepada masyarakat yang hadir, sumbangan tersebut
digunakan untuk santunan anak yatim piatu serta lansia. Ketika
musim kemarau warga Desa Pucungkidul juga mengadakan acara
sholat istisqa, yaitu sholat meminta hujan. Sholat ini di pandu
langsung oleh kiyai Pondok Pesantren, yang kebetulan
pelaksanaan sholat ini dihadiri juga dari warga Desa Pucungkidul,
serta santri dan santriwati. Biasanya shalat ini diadakan di Masjid
Jami' Baitussalam. Jaamaah berkumpul di Masjid sekitar pukul
17:00 dan selesai pukul 19:00 dan ditambah juga dengan ceramah
dari Kiai yang telah diundang untuk memberi pencerahan serta
mendoakan yang terbaik bagi desa kami. Warga Desa
Pucungkidul juga sangat aktif dalam segi organisasi, diantaranya
Ansor-Fatayat, Muslimat, yasinan laki-laki diadakan kamis
malam jumat, yasinan perempuan diadakan hari jumat, khataman
Al-Qur’an, dan ada juga Karang Taruna. Organisasi ini juga
berperan aktif dalam kemajuan Desa Bakung, mereka tidak hanya
membentuk organisasi saja, misalnya untuk acara perlombaan
17an itu di pegang oleh karang taruna, lomba yang biasa diadakan
yang lomba kebersihan dll. Kalau Ansor-Fatayat mengadakan
pengajian-pengajian dan masih banyak lagi. UMKM yang ada di
Desa Pucungkidul sudah berjalan baik dan warga Desa di
Pucungkidul juga selalu bergotong royong dalam mewujudkan
pembangunan desa yang lebih baik lagi. Warga desa juga selalu
tolong menolong jika ada warga yang kesulitan. Warga Desa
Pucungkidul selalu guyub rukun dan selalu tercipta perdamain. Di
musim covid-19 ini warga desa juga menerapkan protokol
kesehatan. Semua ini dilakukan agar kita semua sehat dan
terhindar dari wabah covid-19 ini. Semoga semuanya diberikan
kesehatan, kelancaran dalam bertugas dan jangan lupa untuk
minum vitamin agar imun tubuh kita tetap terjaga.

151
152
BIODATA PENULIS

Iza Rohmawati Mahmudina lahir di


Kediri, 19 Maret 2000. Saat ini sebagai
mahasiswi aktif semester enam di IAIN
Tulungagung. Penulis telah menyelesaikan
pendidikan di TK KM 1 Sumberduren
(2004-2006), SDN Sumberduren (2007-
2012), MTsN 4 Kediri (2013-2015), MAN
1 Kediri (2016-2018). Saat ini penulis
sedang melanjutkan studi S1 Jurusan Tadris
Bahasa Inggris pada Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan di IAIN Tulungagung. Dengan dukungan
keluarga, penulis aktif dalam kegiatan akademik dan non-
akademik. Penulis dapat terhubung melalui via-email,
izamahmudina@gmail.com, atau via-contact, +62 822-2827-
5446.

Muhamad Faisol Arifin lahir di Tulungagung,


14 Agustus 1998. Saat ini sebagai mahasiswa
aktif semester lima di IAIN Tulungagung.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di
SDN 02 Pandansari (2006-2012), SMPN 02
Ngunut (2012-2015), SMAN 01 Kalidawir
(2015-2018). Kemudian sekarang sedang
melanjutkan studi S1 di juruaan Tadris Bahasa
Inggris IAIN Tulungagung. Berkat dukungan
keluarga alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akamdemik
dan non akademik. Penulis dapat dihubungi
melalui email gomezfaisol@gmail.com atau
+62857-5554-4223.

Nina Ayu Kurniawati, lahir di Kediri, 08


September 1999. Saat ini sebagai mahasiswi
aktif semester 6 di IAIN Tulungagung. Penulis
pernah mengenyam pendidikan di TK Dharma

153
Wanita Mojosari (2004-2006), SDN Mojosari II (2006-2012),
MTsN Kanigoro (2012-2015), dan MAN Kandat (2015-2018).
Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di jurusan
Tadris Bahasa Inggris IAIN Tulungagung. Berkat dukungan
keluarga Alhamdulillah penulis aktif dalam
kegiatan akademik maupun non akademik.
Penulis dapat dihubungi melalui email
rukuyaanin@gmail.com atau melalui
085645557870.

Oktaviana Sri Rahayu, lahir di Karanganyar,


07 Oktober 2000. Saat ini sebagai mahasiswa
aktif semester lima di IAIN Tulungagung.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di SDN 03 Jatiwarno,
Karanganyar, SMP Negeri 5 Wonogiri, SMA Negeri Jumapolo.
Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan
Pendidikan Agama Islam IAIN Tulungagung. Berkat dukungan
keluarga Alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akademik
maupun non akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email,
oktavianasrirahayu@gmail.com atau 0815-1414-5309.

Luqyana Ulfa lahir di Nganjuk, 20 Agustus


2000. Saat ini ia aktif pada semester enam di
IAIN Tulungagung. Penulis pernah mengenyam
pendidikan di RA Sabilil Muttaqin Nganjuk
(2005-2006), SDN Kedungsari 1 (2006-2012),
MTsN 4 Kediri (2012-2015), MAN 1 Kediri
(2015-2018). Kemudian sekarang melanjutkan
studi S1 di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
IAIN Tulungagung. Penulis dapat dihubungi
melalui email luqyana.ula8@gmail.com atau 085 714 842 300.

Dewi Iftahun Nikmatul Azizah, lahir di Nganjuk,


22 Agustus 1999. Saat ini sebagai mahasiswa
aktif semester lima di IAIN Tulungagung.

154
Penulis pernah mengenyam pendidikan di TK Dharma Wanita
Plus Singkalanyar (2005-2006), SDN Singkalanyar 1 (2006-
2012), MTs Modern Sunan Ampel Singkalanyar (2012-2015),
MAN 3 Nganjuk (2015-2018). Kemudian sekarang sedang
melanjutkan studi S1 di jurusan Tadris Biologi. Berkat dukungan
keluarga Alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akademik
maupun non akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
dewiiftahunnikmatul@gmail.com atau +6285809859080.

Khusnia Latifatul Mauna lahir di Kediri, 14


November 1999. Saat ini sebagai mahasiswi
aktif semester enam di IAIN Tulungagung.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di
SDN BadalPandean (2007-2012), MTs
Raudlatut Thalabah (2012-2015), dan MAN 1
Kota Kediri (2015-2018). Kemudian sekarang
sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan
Manajemen Bisnis Syariah IAIN
Tulungagung. Penulis dapat di hubungi
melalui email khusnialatifatul4@gmail.com.

Jihan Wahida Rahma Salsabila, lahir di Blitar pada tanggal 25


Desember tahun 2000. Saat ini sedang mengenyam pendidikan
semester 6 Jurusan Komunikasi
Penyiaran islam fakultas ushuluddin adab
dan dakwah kampus IAIN
Tulungagung. Sedang riwayat
pendidikan penulis saat tk RA
Perwanida bendorejo, bendosewu
Talun, Blitar. Lalu melanjutkan
madrasah di MIN Rejotangan,
Tulungagung selama satu tahun dan

155
pindah di MI MWB Mronjo, selopuro Blitar dan melanjutkan ke
Pondok Pesantren MAMNU 2 Sutojayan lalu melanjutkan ke
pondok pesantren mamnu kota Blitar. Penulis dapat dihubungi
melalui e-mail jihanwahida475@gmail.com.

Chintya Eka Riskawati, lahir di Tulungagung, 22 Juli 2000. Saat


ini sebagai mahasiswi aktif semester enam di IAIN Tulungagung
Jurusan Ekonomi Syariah. Penulis pernah
mengenyam pendidikan di MI PSM Talun Kulon
(2007-2012), MTs Negeri Bandung (2013-2015),
dan SMKN Bandung (2016-2018). Berkat
dukungan keluarga dan teman-teman
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
tulisan ini. Penulis dapat dihubungi melalui
email chintyaeka17@gmail.com.

Arfiq Safitri Ningsih lahir di Blitar 27 Juni 1999.


Saat ini menjadi mahasiswi aktif semester enam di IAIN
Tulungagung. Penulis pernah mengenyam pendidikan di MI Al-
Huda 01 Pandanarum (2006-2012), SMPN 01 Sutojayan (2012-
2015), SMAN 01 Sutojayan (2015-2018) Kabupaten Blitar
Provinsi Jawa Timur. Sekarang sedang melanjutkan studi S1
jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Tulungagung. Berkat dukungan keluarga alhamdulillah
penulis aktif dalam kegiatan akademiakademik maupun non
akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
arfiqs1@gmail.com atau +6285608336027.

156
Mustofa amin lahir di Jombang, 16 April
2000. Saat ini masih sebagai mahasiswa aktif
semester 6 di IAIN Tulungagung. Penulis
memilki riwayat pendidikan di RA Darul
Uum di Mojowarno, Jombang (2004-2006),
Madrasah ibtidaiyah (MI) Darul Ulum di
Mojowarno, Jombang (2006-2012),
Madarasah Tsanawiyah (MTs) Raden Rahmat di Mojowarno,
Jombang (2012-2015), Madrasah Aliyah (MA) Hasyim Asy’ari
di Jogoroto, Jombang (2015-2018). Berkat
rahmat Tuhan yang Maha Esa dan dukungan
dari keluarga, alhamdulillah penulis dapat
mengikuti kegiatan yang bersifat akademis
maupun non akademis. Penulis dapat
dihubungi melalui E-mail
mustofaamin975@gmail.com atau +62 822-
4543-5513.

Zulrotul Mu'minin, lahir di Kediri, 23


Oktober 1999. Saat ini sebagai mahasiswa
aktif semester enam. Penulis pernah
mengenyam pendidikan pemdidikan di
TK. Kusuma Mulia (2004-2005), SDN
BULUSARI 1 (2006-2012), MTsN Grogol
(2012-2015), MAN 1 Kediri. (2015-2018),
Kemudian sekarang sedang melanjutkan
studi S1 di IAIN Tulungagung Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Alhamdulillah
atas dukungan keluarga penulis aktif dalam
akademik maupun non akademik. Penulis bisa dihubungi melalui
email zulrotul.muminin@gmail.com.

157
Amada Herdianti, lahir di Tulungagung, 16 Oktober 1999. Saat
ini sebagai mahasiswa aktif semester lima di IAIN Tulungagung.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di TK
Dharma Wanita (2004-2006), SDN Karangsentul
(2006-2012), SMPN 8 Pasuruan (2012-2015),
dan SMAN 4 Pasuruan (2015-2018). Kemudian
sekarang sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan
Manajemen Bisnis Syariah IAIN Tulungagung.
Berkat dukungan keluarga Alhamdulillah penulis
aktif dalam kegiatan akademik maupun non
akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
amadaherdianti18@gmail.com atau melalui 085 784 170 900.

Akmal fais, lahir di Ponorogo, 03 Agustus 2000. Saat ini sebagai


mahasiswa aktif semester 6 di IAIN TULUNGAGUNG jurusan
Pendidikan Agama Islam. Penulis pernah mengenyam pendidikan
di MIN Rejotangan (2007-2012) MTs Negri Aryojeding (2012-
2015) dan MAN 3 Tulungagung (2015-2018). Berkat dukungan
keluarga dan teman-teman Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan tulisan ini. Penulis dapat di hubungi melalui e-
mail Akmallfaiss@gmail.com atau 085-791-525-004.

Rizka Bica Indriyani, lahir di Blitar 10 September 1999. Saat ini


sebagai mahasiswi aktif semester lima di
IAIN Tulungagung. Penulis pernah
mengenyam pendidikan di TK Kartika
(2004-2006), SDN Kalipang 1 (2006-2009),
SDN Pacitan (2009-2012), SMP Negeri 1
Pacitan (2012-2015), SMA Negeri 1
Sutojayan (2015-2018). Kemudian sekarang
sedang melanjutkan studi di S1 Manejemen
Bisnis Syariah. Penulis dapat dihubungi
melalui email rizkabica6@gmail.com.

Cheesary Ratna Gumilang lahir di


Tulungagung, 03 Juli 1999. Saat ini sebagai

158
mahasiswa aktif semester 5 di IAIN
TULUNGAGUNG. Penulis pernah mengenyam
pendidikan di TK Dharma Wanita Sembung
(2006/2007), SDN Sembung ( 2007-2012),
SMPN 4 TULUNGAGUNG (2012-2014),
SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG
(2015-2017). Kemudian sekarang melanjutkan
studi S1 jurusan Perbankan Syariah di IAIN
TULUNGAGUNG. Berkat dukungan keluarga
alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akademik maupun non
akademik. Penulis dapat dihubungi melalui
cheesaryratnagumilang@gmail.com atau +6285935377885.

Saiful Rohman, lahir di Nganjuk, 24 November 1999. Saat ini


sebagai mahasiswa aktif semester lima di IAIN Tulungagung.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di TK Pertiwi 3
Nanggungan (2005-2006), SDN Watudandang 3 (2006-2012),
MTsN 3 Nganjuk (2012-2015), MAN 3 Nganjuk (2015-2018).
Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di jurusan
Psikologi Islam. Berkat dukungan keluarga Alhamdulillah penulis
aktif dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Penulis
dapat dihubungi melalui email saipulrohman325@gmail.com No
hp +62 812-3532-7599.

Singgi Baharudin Moor, lahir di Tulungagung,


9 Januari 2000. Saat ini sebagai mahasiswa
aktif semester enam di IAIN Tulungagung.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di SDN
2 Karangrejo (2006-2012), SMPN 2
Tulungagung (2012-2015), dan SMAN 1
Kauman (2015-2018). Kemudian sekarang
sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan
Manajemen Bisnis Syariah IAIN Tulungagung.
Berkat dukungan keluarga alhamdulillah penulis aktif dalam
kegiatan akademik maupun non akademik. Penulis dapat

159
dihubungi melalui email singgiaprocat33@gmail.com atau
melalui 085729207514.

Ulfa Awwaliya Nikmah, lahir di Trenggalek, 14


Juni 1999. Saat ini sebagai mahasiswi aktif
semester lima di IAIN Tulungagung. Penulis
pernah mengenyam pendidikan di RA Nurul-
Ulum Parakan (2004-2006), MI Nurul-Ulum
Parakan (2006-2012), MTsN 1 Trenggalek
(2012-2015), dan SMKN 1 Pogalan (2015-
2018). Kemudian sekarang sedang melanjutkan
studi S1 di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Tulungagung. Berkat dukungan keluarga
Alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan
akademik maupun non akademik. Penulis dapat
dihubungi melalui e-mail
ulfawwaliya@gmail.com atau 0813 3849 7452.

Elisa Erdhina, lahir di Tulungagung, 25 Oktober


1998. Saat ini sebagai mahasiswi aktif semester
enam di IAIN Tulungagung. Penulis pernah
mengenyam pendidikan di SD VI Ngunut (2006-
2012), SMPN 1 Ngunut (2013-2015), dan SMA Negeri 1 Ngunut
(2015-2018). Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di
Jurusan Perbankan Syariah IAIN Tulungagung. Berkat dukungan
keluarga alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan aademik
maupun non akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
erdhina25@gmail.com atau melalui +62 816 1544 2994.

Choirotus Sa’adah lahir di lamongan, 02 februari 2000. Saat ini


sebagai mahasiswa aktif semester enam di IAIN Tulungagung.

160
Penulis pernah mengenyam pendidikan di TK AL-WARDAH 7,
(2005-2006), SDN Moropelang ( 2006-20012), SMP Negeri 2
Babat (2012- 2016) dan MAN Negeri 2 Lamongan (2016-2018).
Kemudian sekarang sedang melajutkan studi SI
jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN
Tulungagung. Berkat dukungan keluarga
alhamdulilah penulis aktif dalam kegiatas
akademik maupun non akademik. Penulis dapat
dihubinggi melalui email
choirotussa’daah@gmail.com atau
085755831921.

Vivi Ni’matul Ula, lahir di Kediri, 18 Desember


1999. Saat ini sebagai mahasiswi aktif semester 6 di IAIN
Tulungagung. Penulis pernah mengenyam pendidikan di RA
Arrosyad Balong (2004-2006), MI Arrosyad Balong (2006-2012),
MTsN Kandat (2012-2015), dan MAN Kandat (2015-2018).
Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di jurusan
Tadris Matematika IAIN Tulungagung. Berkat dukungan
keluarga Alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akademik
maupun non akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
vieviiniemaa@gmail.com atau melalui 085816368449.

Putri Exzora Auratama lahir di Tulungagung, 18


Februari 2000. Saat ini sebagai mahasiswi aktif
semester tujuh di IAIN Tulungagung. Penulis
pernah mengeyam pendidikan SDN 03 Wonorejo
(2007-2012), SMPN 02 Sumbergempol (2012-
2014), dan SMK 1 Boyolangu (2015-2017)
kemudian sekarang melanjutkan S1 jurusan
Manajemen keuangan syariah di IAIN

161
Tulungagung. Penulis dapat dihubungi melalui email
exzoraputri@gmail.com.

Kharisma Aditiya Lafida, lahir di


Tulungagung, 30 mei 1999. Saat ini sebagai
mahasiswi aktif semester enam di IAIN
Tulungagung. Penulis pernah mengenyam
pendidikan di SDI AR-ROHMAH Balesono,
Tulungagung, SMPN 1 NGUNUT, SMAN 1
NGUNUT. Kemudian sekarang sedang
melanjutkan studi S1 di Jurusan PAI IAIN
Tulungagung. Penulis dapat dihubungi melalui
email adityakharisma0@gmail.com atau +62857-0670-5341.

Heny waqinaka jauharotin lahir di Kediri 22 juli


2000. Saat ini penulis menjadi mahasiswa aktif di
IAIN Tulungagung semester enam. Riwayat
pendidikan penulis pernah di TK darmawanita
kedungsari (2005-2006), SDN kedungsari II (2006-
2012), SMPN 2 Tarokan (2012-2015), dan MAN 1
Kediri (2015-2018). Dan saat ini penulis sedang
menuntaskan S1 di IAIN Tulungagung juruan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Berkat
dukungan dan suport dari orangtua dan orang-orang sekitar
Alhamdulilah penulis ikut aktif dalam kegiatan akademik dan nin
akademik. Penulis dapat dihubungi melalui
henywaqin@gmail.com tau 085785317283.

Ega Nur Dwi Jayanti lahir di Nganjuk, 23 Juni


1999. Saat ini sebagai mahasiswa aktif semester
lima di IAIN Tulungagung. Penulis pernah
mengenyam Pendidikan di MI Miftahul Huda
Nganjuk (2006-20012), MTsN 4 Nganjuk
(2012-2015), MA Al-Hidayah Nganjuk (2015-

162
2018). Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di
jurusan Perbankan Syariah IAIN Tulungagung. Berkat dukungan
keluarga alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akademik
dan non akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
egajayanti40@gmail.com atau +62821-3283-4830.

Nada Aulya lahir di Blitar, 08 Agustus 1999


saat ini sebagai mahasiswa smester enam di
IAIN Tulungagung. Penulis pernah
mengenyam pendidikan di MIN Sumberjati
(2007-2012), SMP Mamba’us Sholihin 2 Blitar
(2012-2015), dan SMA Mamba’us Sholihin 2
Blitar (2015-2018). Kemudian sekarang
sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan
Perbankan Syariah IAIN Tulungagung. Penulis
dapat dihubungi melalui email
nadaaulya88@gmail.com.

Nur Lailatul Maghfiroh, lahir di Lamongan, 31 Agustus 1999.


Saat ini sebagai mahasiswi aktif semester enam di IAIN
Tulungagung. Penulis pernah mengenyam pendidikan di TK
ABA Blimbing (2005-2006), MIM 04 Blimbing (2006-2012),
MTsN Babat (2012-2015), MA Al-Ishlah Sengangagung(2015-
2017). Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di
Jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Tulungagung. Penulis dapat
dihubungi melalui email lalamaghfiroh634@gmail.com atau
+6285804549983.

Riyanti Siska Damayanti lahir di


Tulungagung, 08 Mei 1999. Saat ini sebagai
mahasiswa aktif semester tujuh di IAIN
Tulungagung. Penulis pernah mengenyam

163
pendidikan di SDN Kepatihan 3 (2007-2012), SMPN 6
Tulungagung (2012-2015), dan SMKN 1 Boyolangu (2015-
2018). Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 di
Jurusan Manajemen Bisnis Syariah IAIN Tulungagung. Berkat
dukungan keluarga Alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan
akademik maupun non akademik. Penulis dapat di hubungi
melalui email riyantisiskadamayanti@gmail.com atau
085939450229.

Anna Masruroh, lahir di Trenggalek 12 Desember


1999. Saat ini sebagai mahasiswa aktif semester 6
di IAIN Tulungagung. Penulis pernah mengenyam
pendidikan di SDN 1 Munjungan (2007-2013),
MTSN 1 Munjungan (2013-2015), MA Nurul
Ulum Munjungan (2015-2018). Kemudian
sekarang melanjutkan studi S1 di Jurusan imingan
Konseling Islam IAIN Tulungagung. Berkat
dukungan keluarga alhamdulillah penulis dapat
aktif dalam kegiatan akademik dan non akademik. Penulis dapat
dihubungi melalui annamasruroh80@gmail.com atau
08228247076.

Mohamad Irsyad Zakaria, lahir di Tulungagung,


14 Agustus 1998. Saat ini sebagai mahasiswa
aktif semester 6 di IAIN Tulungagung. Penulis
pernah mengenyam pendidikan di SDI Al-
Azhaar (2005-2011), SMPN 2 Tulungagung
(2011-2014), SMAN 1 Boyolangu (2014-2017).
Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1
di Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Tulungagung.
Berkat dukungan keluarga alhamdulillah penulis
aktif dalam kegiatan akademik dan non akademik. Penulis dapat
dihubungi melalui email irsyadzakaria99@gmail.com atau
081249132382.

164
Lovina Imelda Yunita lahir di Jombang, 02
Juni 2000. Saat ini sebagai mahasiswa aktif
semester lima di IAIN Tulungagung.
Penulis pernah mengenyam Pendidikan di
SDN Badas (2006-2012), SMPN 01
Sumobito (2012-2015), SMAN Kesamben
(2015-2018). Kemudian sekarang
melanjutkan studi S1 jurusan Tadris Fisika di IAIN
TULUNGAGUNG.Berkat dukungan keluarga alhamdulillah
penulis aktif dalam kegiatan akademik maupun non
akademik. Penulis dapat di hubungi melalui
lovinaimel@gmail.com atau +62821-4549-0256.

Novera Resti Apriana Pratiwi lahir di Ngawi, 06


November 1999. Saat ini sebagai mahasiswa aktif
semester enam di IAIN Tulungagung. Penulis
pernah mengenyam pendidikan di TK Dharma
Wanita Gedangan (2004-2006), SDN Punggul II
Gedangan (2006-2012), SMP Negeri 1 Gedangan
(2012-2015), MAN 2 Ngawi (2015-2018).
Sekarang melanjutkan studi S1 jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Islam di IAIN
Tulungagung. Berkat dukungan dari keluarga, penulis aktif dalam
kegiatan akademik maupun non akademik. Penulis dapat
dihubungi melalui email noveraresti06@gmail.com.

Niken Diah Ayu Purbo Ningrum, lahir di


Samarinda, 28 Desember 1999, saat ini sebagai
mahasiswa aktif semester lima di IAIN
Tulungagung. Penulis pernah mengenyam
pendidikan di SDN 007 Wahau Baru (2006-
2012), SMPN 1 Kongbeng (2013-2015), dan
SMA Nabil Husein Samarinda (2015-2018).

165
Kemudian sekarang sedang melanjutkan studi S1 Jurusan
Psikologi Islam IAIN Tulungagung. Berkat dukungan keluarga
Alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akademik maupun
non-akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
nikendiahayu12@gmail.com atau +6282225553490

Dwi Mujayanti lahir di Blitar, 16 Juni 2000. Saat


ini sebagai mahasiswi aktif semester enam di
IAIN Tulungagung. Penulis pernah mengenyam
pendidikan di TK Dharma Wanita 01 Kunir
(2004-2006), SDN Kunir 03 (2006-2012), MTsN
Kunir (2012-2015), dan MAN 3 Blitar (2015-
2018). Kemudian sekarang sedang melanjutkan
studi S1 di Jurusan Tadris Matematika IAIN
Tulungagung. Berkat dukungan keluarga
Alhamdulillah penulis aktif dalam kegiatan akademik maupun
non akademik. Penulis dapat dihubungi melalui email
dwimuja7@gmail.com atau +62815-5441-5191.

Kuni Zumrotus Sa'idah, lahir 18 Maret 2000.


Saat ini sebagai mahasiswa aktif semester
lima di IAIN Tulungagung. Penulis pernah
mengeyam pendidikan menyelesaikan
pendidikan Taman Kanak-kanak di
TK.Dharma, pendidikan Sckolah Dasar di
Pucungkidul Il pada tahun 2006 dan lulus
pada tahun 2012, MTs Al-Ma'arif pada tahun
2012 dan lulus pada tahun 2015, dan untuk
saat ini saya sedang menempuh pendidikan di IAIN Tulungagung.
Penulis dihubungi melalui alamat e-mail
naynayfatara@gmail.com.

166

Anda mungkin juga menyukai