Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Bayangan Konsep (Concept Image)

Ketika nama-nama yang berkaitan dengan konsep matematika didengar atau dilihat,

mereka bertindak sebagai stimulan (rangsangan) dan menimbulkan beberapa hal dalam

pikiran seseorang. Meskipun konsep umumnya memiliki definisi, namun apa yang muncul

dalam pikiran seseorang bukanlah definisi konsep (Vinner, 2002). Situasi seperti ini

dijelaskan oleh Tall & Vinner (1981) dengan istilah bayangan konsep (concept image). Tall

& Vinner (1981) menggunakan istilah bayangan konsep untuk mendeskripsikan struktur

kognitif total yang terkait dengan konsep, termasuk semua gambaran mental, proses-proses

dan sifat-sifat yang terkait.

Menurut Vinner (1983) gambar mental adalah mencakup segala jenis representasi

dalam pikiran mahasiswa tentang konsep matematika yang dapat berupa gambar, grafik,

diagram, tabel, atau simbol-simbol tertentu. Ada beberapa konsep matematika yang memiliki

aspek grafik yang kuat sedangkan konsep yang lain tidak, konsep matematika yang tidak

memiliki aspek grafik yang kuat, maka bayangan konsep bisa hanya mencakup representasi

simbolik, formula, dan sifat-sifat yang terkait dengan konsep tersebut (Vinner & Dreyfus,

1989). Menurut Gray & Tall (1994), istilah proses mempunyai pengertian sebagai proses

matematika seperti pada proses penjumlahan, proses perkalian, dan sebagai proses mental

(proses kognitif) sebagaimana seperti pada proses pemecahan masalah. Proses-proses dalam

bayangan konsep adalah proses mental yang dilakukan seseorang untuk memahami konsep

atau memecahkan masalah yang terkait konsep. Menurut Tall (2005), sifat-sifat di antaranya

sebagai aksioma dan definisi, kemudian dari hubungan aksioma-aksioma ataupun definisi-

definisi, maka dengan menggunakan dideduksi dari aksioma dan definisi tersebut dapat

diperoleh teorema-teorema ataupun prinsip-prinsip. Sifat-sifat dalam bayangan konsep adalah

ciri-ciri yang melekat dalam konsep tersebut atau syarat perlu dan syarat cukup (prinsip,

rumus ataupun teorema) yang terkait dengan konsep.


Para peneliti menggunakan pengertian tentang bayangan konsep sangat bevariasi,

namun semuanya merujuk pada gagasan Tall dan Vinner (1981). Mukono (2015)

menggunakan istilah bayangan konsep untuk menyatakan kumpulan dari konsepsi-konsepsi

di dalam pikiran tentang konsep tersebut, dengan atau tanpa mengkaitkan pada definisi

konsep formalnya yang dapat berupa gambar mental atau interpretasi-interpretasi berdasarkan

pada representasi-representasi atau sifat-sifat atau proses-proses terkait dengan konsep

tersebut. Begitu juga Amatangelo (2013) menggunakan istilah bayangan konsep sebagai

konsepsi, definisi konsep pribadi untuk suatu topik dan pengetahuan lain yang berkaitan

dengan konsep tersebut, seperti gambar mental atau koneksi ke konsep lain.

Edwards & Ward (2004) menggunakan istilah bayangan konsep sebagai suatu

representasi non verbal dari suatu pemahaman seseorang terhadap suatu konsep, yaitu

termasuk representasi-representasi visual, gambar-gambar mental termasuk kesan dan

pengalaman yang terkait dengan konsep. Sedangkan Harel (1997) menyatakan bahwa

bayangan konsep sebagai suatu skema mental, yang berbentuk suatu sistem jaringan yang

terdiri atas apa saja yang ada dalam pikiran individu yang berkaitan dengan konsep dan apa

saja yang dilakukan individu dalam hal yang berkaitan dengan konsep tersebut.

Menurut Kavousian (2008), bayangan konsep adalah keseluruhan struktur kognitif

yang terkait konsep dalam bentuk representasi, rumus-rumus dan contoh-contoh, termasuk

semua gambar mental, sifat-sifat dan proses-prosesnya serta hubungan konsep tersebut

dengan konsep lain. Begitu juga menurut Juter (2009, 2012) bayangan konsep adalah seluruh

representasi kognitif individu tentang konsep tersebut. Sedangkan Tossavainen (2016)

menggunakan istilah bayangan konsep untuk merepresentasikan konsepsi dan keyakinan

tentang konsep yang digunakan oleh seseorang ketika menyelesaikan tugas matematika.
Dalam penelitian ini, bayangan konsep merupakan struktur kognitif yang terkait

konsep yang memuat gambar-gambar mental beserta dengan proses-proses dan sifat-sifat

terkait yang ada dalam pikiran mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal kekontinuan.

Bayangan konsep sebagai struktur kognitif tidak hanya hadir secara pasif ke dalam

pikiran, namun dibentuk melalui aktivitas mental dan argumen internal dalam pikiran

mahasiswa yang merupakan hasil dari proses berpikir. Para peneliti sangat bervariasi dalam

menjelaskan bagaimana bayangan konsep terbentuk dalam pikiran seseorang. Menurut

Mukono (2015), bayangan konsep dapat dibentuk melalui proses refleksi mahasiswa pada

objek fisik atau obyek mental yang dilihat sebelumnya terkait dengan konsep. Sedangkan

menurut Thomas, dkk. (2002), bayangan konsep harus dibentuk oleh mahasiswa sendiri

melalui kegiatan yang dirancang untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam

konsep daripada menghafal definisi konsep.

Wilson (1990) secara khusus menyatakan bahwa contoh, contoh penyangkal (counter

example) dan pengalaman sangat penting untuk pembentukan bayangan konsep mahasiswa.

Sedangkan menurut Vinner & Dreyfus (1989) bayangan konsep tidak harus dibentuk oleh

definisi konsep, tapi secara esensial dibentuk dari pengalaman mahasiswa dengan contoh dan

bukan contoh yang sangat khusus, baik contoh aktif (contoh yang dibuat mahasiswa) ataupun

contoh pasif (contoh dari buku atau guru). Tsamir, dkk. (2015) mengidentifikasi bahwa

contoh dan bukan contoh merupakan sebagai langkah awal yang penting dalam membangun

bayangan konsep. Penelitian Tall & Bakar (1992) mengemukakan bahwa mahasiswa

umumnya mengandalkan contoh-contoh khusus yang disebut prototipe dari konsep

matematika ketika mempelajari konsep baru. Hasil penelitian Mukono (2015) menyarankan

bahwa dosen perlu memfasilitasi pembentukan bayangan konsep mahasiswa yaitu dengan

memberi para mahasiswa contoh-contoh solusi yang tepat untuk suatu masalah, dengan

harapan bahwa salah satu contoh akan digunakan sebagai bayangan konsep mahasiswa.
Penelitian lain menunjukkan bahwa bayangan konsep mahasiswa dipengaruhi oleh

praktik dalam pembelajaran (Bingolbali & Monaghan, 2008). Begitu juga penelitian Harel,

dkk. (2006) menunjukkan buku teks dan pembelajaran di kelas memiliki pengaruh pada

pembentukan bayangan konsep mahasiswa. Yanik (2014) menemukan bahwa selain buku

teks dan contoh-contoh, pengajaran di kelas dan bahasa sehari-hari adalah sumber utama

untuk pembentukan bayangan konsep. Sedangkan menurut Juter (2009) kesan dari kegiatan

pembelajaran, diskusi, menyelesaikan tugas dan membaca, yang semuanya mengarah pada

pemikiran matematika, memiliki dampak pada pembentukan bayangan konsep.

Anda mungkin juga menyukai