Anda di halaman 1dari 16

RESUME MATERI ANALISIS REAL

Dibuat Untuk Memenuhi UAS

Mata Kuliah Analisis Real

Dosen Pengampu :

Nisvu Nanda Saputra, M.Pd

Oleh :

Siska Mustikawati

NIM. 2084202018

5B1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH TANGERANG

2023
Materi I :

SIFAT-SIFAT ALJABAR DARI R

Tahapan dalam membangun sistem bilangan real dimulai dari suatu himpunan bilangan yang
anggotanya belum diketahui secara pasti dan belum ada aturn yang berlaku di dalamnya.
Kemudian di dalam himpunan ini diberikan dua operasi biner, yakni penjumlahan (+) dan
perkalian (.). Dengan dua operasi ini disusun beberapa aksioma pada bilangan R sbb (dikenal
sifat aljabar bilangan real ) :

1. 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅. Sifat ini disebut sifat komutatif penjumlahan.


2. (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅. Sifat ini disebut sifat asosiatif
terhadap penjumlahan.
3. Terdapat elemen ∈ 𝑅 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎 ∈ 𝑅. Eleen ini
disebut elemen 0
4. Untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑅 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 (−𝑎) ∈ 𝑅𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎 + (−) = (−𝑎) + 𝑎 = 0
Elemen (-a) ini disebut negatif dari a.
5. 𝑎. 𝑏 = 𝑏. 𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 sifat ini disebut sifat komutatif terhadap perkalian.
6. (𝑎. 𝑏). 𝑐 = 𝑎. (𝑏. 𝑐)𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅. Sifat asosiatif perkalian.
7. Terdapat elemen 1 ∈ 𝑅 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎. 1 = 1. 𝑎 = 𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎 ∈ 𝑅. Eleme 1 ini
disebut elemen satun.
1 1 1
8. Untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑅, 𝑎 ≠ 0 selalu terdapat (𝑎) ∈ 𝑅 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎. (𝑎) = (𝑎) . 𝑎 = 1

9. 𝑎. (𝑏 + 𝑐) = (𝑎. 𝑏) + (𝑎. 𝑐) 𝑑𝑎𝑛 (𝑏 + 𝑐). 𝑎 = (𝑏. 𝑎) + (𝑐. 𝑎)𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈


𝑅. Sifat ini disebut sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan.

Teorema-teorema :

Teorema 1.1

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑧 ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 𝑧 + 𝑎 = 𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑧 = 0 .

Bukti :

Dengan sifat ke-3 diperoleeh z = z + 0. Selanjutnya dengan sifat ke-4, terdapat (-a) sehingga a
+ (-a) = 0 Jadi :

𝑧 =𝑧+0

= 𝑧 + (𝑎 + (−𝑎))
= (𝑧 + 𝑎) + (−𝑎)

= 𝑎 + (−𝑎)

=0

Teorema 1.2

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑢 ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ≠ 0 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 𝑢. 𝑏 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑢 = 1

Bukti :

𝑢 = 𝑢. 1 (𝑆3)

1
= 𝑢 . (𝑏. (𝑏)) (𝑆4)

1
= (𝑢. 𝑏) (𝑏) (𝑆2)

1
= 𝑏. (𝑏) 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝑢. 𝑏 = 𝑏

= 1 (S4) Terbukti

Teorema 1.3

𝐵𝑖𝑙𝑎 𝑎 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑎𝑑𝑎 𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑎. 0 = 0

Bukti :

𝑎. 0 + 𝑎 = 𝑎. 0 + 𝑎. 1

= 𝑎. (0 + 1)(𝑠9)

= 𝑎. 1 (𝑠3)

=𝑎

Pada brntuk terakhr a.0 + a = a diterapkan teorema 1.1 dengan z = a . 0 ma disimpulkan a .0 =


0

Teorema 1.4

𝐵𝑖𝑙𝑎 𝑎 ∈ 𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 ∶

• (−1). 𝑎 = −𝑎
• −(−𝑎) = 𝑎
• (−1). (−1) = 1

Materi II

SIFAT TERURUTT DARI R

1) Sifat-Sifat Urutan dari R


Sebuah subset tak kosong P dari R disebut bilangan real positif jika memenuhi sifa-
sifat berikut:
i. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃, maka 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑃
ii. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃, maka 𝑎𝑏 ∈ 𝑃
iii. Jika 𝑎 ∈ 𝑃, 𝑎 = 0, −𝑎 ∈ 𝑃

2) Definisi
Definisi 2.1
Jika 𝑎 ∈ 𝑃, kita katakan 𝑎 adalah bilangan positif (positif murni) dan kita tulis 𝑎 > 0,
jika 𝑎 ∈ 𝑃 ∪ {0}, kita katakan bahawa 𝑎 bilangan tak negatif dan kita tulis 𝑎 ≥ 0. Jika
−𝑎 ∈ 𝑃, kita katakan 𝑎 adalah bilangan negatif (negatif murni) dan kita tulis 𝑎 < 0,
jika −𝑎 ∈ 𝑃 ∪ {0} kita katakan 𝑎 bukan bilangan positif dan kita tulis 𝑎 ≤ 0.
Definisi 2.2
Misalkan 𝑎, 𝑏 adalah elemen-elemen di ℝ, maka:
i. 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃, maka 𝑎 > 𝑏 atau 𝑏 < 𝑎
ii. 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃, maka 𝑎 > 𝑏 atau 𝑏 < 𝑎
Notasi 𝑎 < 𝑏 < 𝑐 bearti 𝑎, 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐. Demikian juga 𝑎 ≤ 𝑐 dan 𝑏 < 𝑑 maka 𝑎 ≤
𝑏 < 𝑑.

3) Teorema-teorema
▪ Teorema 1
Misalkan 𝑎, 𝑏, 𝑐 adalah elemen di ℝ, maka
a) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐 maka 𝑎 > 𝑐
b) Tepat satu pernyataan berikut terpenuhi : 𝑎 > 𝑏, 𝑎 = 𝑏, 𝑎 < 𝑏
c) Jika 𝑎 ≥ 𝑏 dan 𝑏 ≥ 𝑎 maka 𝑎 = 𝑏
Bukti:
a) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃, maka menurut teeorema 2.2.1 (i)
(𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐) = 𝑎 − 𝑐 ∈ 𝑃. Jadi 𝑎 > 𝑐
b) Menurut sifat trikotomi, maka tepat satu pernyataakn berikut terprnuhi
:
𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃, 𝑎 − 𝑏 = 0, −(𝑎 − 𝑏) = 𝑏 − 𝑎 ∈ 𝑃
c) Jika 𝑎 ≠ 𝑏 maka 𝑎 − 𝑏 ≠ 0, maka menurut (b) kita punya 𝑎 − 𝑏 atau
𝑏 − 𝑎 ∈ 𝑃, yakni 𝑎 > 𝑏 atau 𝑏 > 𝑎 dalam kedua kasus bertentangan
dengan hipotesis, jadi haruslah 𝑎 = 𝑏

▪ Teorema 2
a) Jika 𝑎 ∈ ℝ dan 𝑎 ≠ 0 maka 𝑎2 > 0
b) 1 > 0
c) Jika 𝑛 ∈ ℕ, maka 𝑛 > 0
Bukti
a) Dengan sifat trikotomi juga ≠ 0, maka 𝑎 ∈ 𝑃 atau −𝑎 ∈ 𝑃, jika 𝑎 ∈ 𝑃
maka dengan 2.2.1 (ii) kita punya 𝑎2 = 𝑎, 𝑎 ∈ 𝑃. Dengan cara yang
sama, jika −𝑎 ∈ 𝑃 maka (−𝑎). (−𝑎) ∈ 𝑃. Jadi (−𝑎)(−𝑎) =
((−1)𝑎) = (−1)(−1). 𝑎2
Jadi kita simpulkan jika 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎2 > 0
b) Karena 1 = (1)2 , maka dengan (𝑎) dipunyai 1 > 0
c) Dengan induksi matematika, dari (b) 1 ∈ 𝑃, asumsikan 𝑘 ∈ 𝑃, karena
1 ∈ 𝑃, maka 𝑘 + 1 ∈ 𝑃, kita simpulkan jika ∈ ℕ, maka 𝑛 > 0

▪ Teorema 3
Misalkan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 adalah elemen-elemen dari ℝ, maka :
a) Jika 𝑎 > 𝑏 maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐
b) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 𝑑 maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑑
c) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 0, maka 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏.
Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 < 0, maka 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏
1
d) Jika 𝑎 > 0, maka 𝑎 > 0
1
Jika 𝑎 < 0, maka 𝑎 > 0
Bukti
a) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃 maka(𝑎 + 𝑐) − (𝑏 + 𝑐) = 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃. Jadi 𝑎 + 𝑐 >
𝑏 + 𝑐.
b) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃 dan 𝑐 − 𝑑 ∈ 𝑃 maka (𝑎 + 𝑐) − (𝑏 − 𝑑) = (𝑎 − 𝑏) +
(𝑐 − 𝑑) ∈ 𝑃
c) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃 dan 𝑐 ∈ 𝑃, maka 𝑐𝑎 − 𝑐𝑏 = 𝑐(𝑎 − 𝑏) ∈ 𝑃. Jadi 𝑐𝑎 >
𝑐𝑏 jika 𝑐 > 0
Sebaliknya jika 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃 dan −𝑐 ∈ 𝑃, maka 𝑐𝑏 − 𝑐𝑎 =
(−𝑐)(𝑎 − 𝑏) ∈ 𝑃. Jadi 𝑐𝑏 > 𝑐𝑎 jika 𝑐 < 0
1
d) Jika 𝑎 > 0, maka 𝑎 ≠ 0 (dengan sifat trikotomi), menurut 2.1.6 (a) 𝑎 ≠

0.
1 1
Jika 𝑎 < 0, maka menurut ( c ) dengan 𝑐 = 𝑎 menyebabkan 1 =
1 1
𝑎 (𝑎) < 0. Hal ini kontradiksi dengan 2.2.5 (b). Haruslah 𝑎 > 0.
1
Dengan cara yang sama jika 𝑎 < 0 maka kemungkinan 𝑎 > 0 akn
1
menghasilkan suatu kontradiksi 1 = 𝑎 (𝑎) < 0

▪ Teorema 4
1
Jika 𝑎 dan 𝑏 di ℝ dan jika 𝑎 < 𝑏, maka 𝑎, 2 (𝑎 + 𝑏) < 𝑏

Bukti:
𝑎 < 𝑏 → 𝑎 + 𝑎 < 𝑎 + 𝑏 → 2𝑎 < 𝑎 + 𝑏 … . . (1)
𝑎 < 𝑏 → 𝑎 + 𝑏 < 𝑏 + 𝑏 → 𝑎 + 𝑏 < 2𝑏 … . . (2)
Maka diperoleh:
1
2𝑎 < 𝑎 + 𝑏 < 2𝑏 ( dikalikan 2)
1
𝑎< (𝑎 + 𝑏) < 𝑏
2

▪ Teorema 5
1
Jika 𝑏 ∈ ℝ dan 𝑏 > 0 maka 0 < 2 𝑏 < 𝑏

Bukti:
Kita ambil dari teorema 2.2.7
1
𝑎< (𝑎 + 𝑏) < 𝑏
2
1
Ambilah 𝑎 = 0 maka 0 < 2 𝑏 < 𝑏

▪ Teorema 6
Jika 𝑎 ∈ ℝ sedemikian sehingga 𝑎 ≤ 𝑎 < 𝑎 ∈ untuk setiap ∈> 0, maka 𝑎 = 0
Bukti:
Misalkan dengan kontradiksi yakni 𝑎 > 0. Maka dengan akibat 2.2.8 kita
1 1
punyai 0 < 2 𝑎 < 𝑎. Sekarang dengan mengambil ∈0 = 2 𝑎, maka kita punya

𝑎, ∈0 < 0. Ini bertentangan dengan 𝑎 <∈ utuk setiap ∈> 0. Jadi haruslah 𝑎 =
0.

▪ Teorema 7
Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ , dan misalkan 𝑎−∈< 𝑏 untuk setiap ∈> 0 maka 𝑎 ≤ 𝑏
Bukti:
1
Misalkan dengan kontradiksi jika 𝑏 < 𝑎 dan ambil ∈0 = 2 (𝑎 − 𝑏). Maka ∈0 >
1 1 1 1 1 1
0, sehingga 2 𝑏 < 2 𝑎 ↔ 𝑏 − 2 𝑏 < 𝑎 − 2 𝑎 ↔ 𝑏 < 𝑎 − 2 𝑎 + 2 𝑏 ↔ 𝑏 < 𝑎 −
1
(𝑎 − 𝑏)
2

▪ Teorema 8
Jika 𝑎𝑏 > 0 maka
i. 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0
ii. 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0
Bukti:
Untuk 𝑎 = 0 maka 𝑎𝑏 = 0, bearti 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ≠ 0. Sifat trikotomi 𝑎 ≠ 0
maka 𝑎 > 0 atau 𝑎<0

▪ Teorema 9
1
Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan real positif , maka rata-rata aritmatika adalah 2 (𝑎 + 𝑏)

dab rata-rata geometri diberikan dengan √𝑎𝑏


Bukti:
1
i. 𝑎 = 𝑏 maka√𝑎𝑏 = 𝑎 dan 2 (𝑎 + 𝑏) = 𝑎
1
Hasilnya adalah sebuah kesamaan yaitu √𝑎𝑏 = 2 (𝑎 + 𝑏)

ii. 𝑎 ≠ 𝑏, 𝑎 > 0, 𝑏 > 0 maka diperoleh √𝑎 > 0 dan √𝑏 > 0


𝑎 − 𝑏 = (√𝑎 + √𝑏)((√𝑎 − √𝑏) ≠ 0. 𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎(√𝑎 + √𝑏) >

0 maka haruslah(√𝑎 − √𝑏) ≠ 0 → (√𝑎 − √𝑏) > 0 → 𝑎 − 2√𝑎𝑏 +

𝑏 > 0𝑎 + 𝑏 > 2√𝑎𝑏


Maka dari 1 dan 2 diperoleh:
1
√𝑎𝑏 ≤ 2 (𝑎 + 𝑏)

▪ Teorema 10
Misalkan 𝑎 ≥ 0 dan 𝑏 ≥ 0, maka
𝑎 < 𝑏 ↔ 𝑎2 < 𝑏 2 ↔ √𝑎 < √𝑏
Bukti:
𝑎 ≥ 0, artinya 𝑎 = 0 atau 𝑎 > 0
i. 𝑎 = 0 maka berlaku 𝑏 2 > 0 ↔ √𝑏 > 0
ii. 𝑎 > 0, 𝑏 > 0 maka 𝑎 + 𝑏 > 0
𝑎2 < 𝑏 2 ↔ 𝑎 < 𝑏
Diketahui 𝑎2 < 𝑏 2 maka 𝑎2 − 𝑏 2 < 0
𝑎2 − 𝑏 2 = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏) < 0, karena 𝑎 + 𝑏 > 0 maka haruslah 𝑎 −
𝑏 < 0 atau 𝑎 < 𝑏.
Diketahui 𝑎 < 𝑏 maka 𝑎 − 𝑏 < 0.
𝑎2 − 𝑏 2 = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏) < 0. Atau 𝑎2 − 𝑏 2 < 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎2 < 𝑏 2 .
𝑎 < 𝑏 ↔ √𝑎 < √𝑏

▪ Ketidaksamaan Bernoully
Jika 𝑥 > −1 maka ∀𝑛 𝜖 ℕ berlaku (1 + 𝑥)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑥
Bukti:
Induksi Matematika
Untuk 𝑛 = 1, maka (1 + 𝑥)1 = 1 + 𝑥, dan 1 + 1. 𝑥 = 1 + 𝑥. Maka
(1 + 𝑥)𝑛 = 1 + 𝑛𝑥.
Asumsikan berlaku untuk 𝑛 = 𝑘, yaitu (1 + 𝑥)𝑘 ≥ 1 + 𝑘𝑥
Akan dibuktikan berlaku benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
(1 + 𝑥)𝑘+1 = (1 + 𝑥)𝑘 (1 + x) ≥ (1 + kx)(1 + x)
= 1 +x + kx +𝑘𝑥 2
= 1 + ( k + 1 ) x + 𝑘𝑥 2 > 1 + ( k + 1 )x

Materi III

NILAI MUTLAK

Definisi 1

Nilai mutlak bilangan real a ditulus |a|, didefinisikan :

𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑎 > 0
|a| ={ 0 𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑎 = 0 }
−𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑎 < 0

Contoh :

|3 | = 3

|0| = 0

|-3| = -(-3) = 3

Teorema 1.1

Misal a,b,c bilangan real, maka berlaku :

1) |a| = 0 Jika dan hanya jika a = 0


2) |-a| = |a|
3) |ab| = |a| |b|
4) Untuk c ≥ 0, |𝑎| ≤ 𝑐 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐
5) −|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎|

Bukti teorema 1.1

1) Dibuktikan langsung melalui kontraposisi 𝑎 ≠ 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 |𝑎| ≠ 0


2) Jika a = 0 maka berlaku -0 = 0
Sehingga diperoleh |a| = |0| = |-0| = |-a|
Jika a > 0 maka -a < 0 sehingga diperoleh |a|= a = -(-a) = |-a|
Jika a < 0 maka -a > 0 sehingga diperoleh |-a| = -a = |a|
3) Bila a dan b bernilai 0 maka kedua ruas menjadi 0. Jika keduanya bukan nol maka ada
4 kemungkinan :
a>0 , b >0
a > 0 , b <0
a < 0 , b >0
a<0,b<0
Pembktian ambil a > 0 , b < 0 maka ab < 0
Sehingga |a| = a dan |b| = -b
|ab| = -ab = a(-b) = |a| |b|
4) Misal |a| ≤ c . Maka 𝑎 ≤ 𝑐 𝑑𝑎𝑛 − 𝑐 ≤ 𝑎.
Karena 𝑎 ≤ 𝑐 ⇔ −𝑐 ≤ 𝑎 diperoleh −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐 .
Sebaliknya −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐 berarti 𝑎 ≤ 𝑐𝑑𝑎 − 𝑎 ≤ 𝑐 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 |𝑎| ≤ 𝑐.
5) Dengan mengambil c: |a|≥ 0 pada nomor 4 maka |a|≤ |a| adalah pernyataa yang benar.
Implikasinya adalah -|a|≤ 𝑎 ≤ |a|

Definisi 2

Jarak antara dua bilangan real a dan b, didefinisikan :

d(a,b) = |a-b|

Untuk b = 0 , d(a,0) = |a-0| = |a| diiterpretasikan sebagai jarak a terhadap titik asal 0.

Teorema 1.2

Ketidaksamaan Segitiga

Untuk sebarang bilangan real a dan b berlaku :

|a+b| ≤|a| + |b|

Jumlahkan teorema 1.1 No. 5

−|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎| 𝑑𝑎𝑛 − |𝑏| ≤ 𝑏 ≤ |𝑏|

Diperoleh : −(|𝒂| + |𝒃|) ≤ 𝒂 + 𝒃 ≤ (|𝒂| + |𝒃|)


Misalkan c = (|a|+|b|) lalu kaitkan dengan terorema 1.1 No.4

Menjadi −𝒄 ≤ 𝒂 + 𝒃 ≤ 𝒄 jika dan hanya jika |a+b|≤ 𝒄 dimana c (|a|+|b|)

Teorema 1.3

Untuk semarang bilangan real a dan b berlaku :

▪ | |a| - |b| | ≤ |a-b|


Tulis 𝑎 = (𝑎 − 𝑏) + 𝑏 dengan KS berlaku
|𝑎| = |(𝑎 − 𝑏) + 𝑏| ≤ |(𝑎 − 𝑏)| + |𝑏|
Tulis 𝑏 = (𝑏 − 𝑎) 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
|𝑏| = |(𝑏 − 𝑎) + 𝑎| ≤ |(𝑏 − 𝑎)| + |𝑎|
Dari kedua hasil tersebut diperoleh : |𝑎| − |𝑏| ≥ −|𝑎 − 𝑏|
Dengan meggunakan sifat nilai mutlak maka kedua hasil dapat ditulis seagai ||a|-|b||≤
|𝑎 − 𝑏|
▪ |a-b| ≤ |a| + |b|
Tulis a-b = a+(-b) , dengan KS diperoleh |𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| + |−𝑏| = |𝑎| + |𝑏|

Contoh Soal

1. Tentukan semua bilangan real x yang memeuhi pertidaksamaan |x − 1| > |x + 1| !


Penyelesaian :
|x − 1| > |x + 1|
(x − 1)2 > (x + 1)2
x 2 − 2x + 1 > x 2 + 2x − 1
4x < 0
x<0

2. Tentukan himpunan penyelesaian 1 − |x| < |x + 1| !


Penyelesaian :
❑ Untuk 𝑥 < −1 diperoleh 1— (−𝑥) < −1 → 1 + 𝑥 < −𝑥 − 1 → 2𝑥 < −2 →
𝑥 < −1
❑ Untuk −1 ≤ 𝑥 < 0 diperoleh 1— (−𝑥) < 𝑥 + 1 → 1 + 𝑥 < 1 + 𝑥 → 𝑥 < 𝑥.
Ini berarti tida ada 𝑥 dalam dominan ini yang memenuhi.
❑ Untuk 𝑥 ≥ 0 diperoleh 1 − 𝑥 < 𝑥 + 1 → 2𝑥 > 0 → 𝑥 > 0. Jadi, pada dominan
ini di penuhi oleh 𝑥 > 0.
❑ Berdasarkan penyelidikan ini maka disimpulkan himpunan penyelesaiannya
adalah:
{𝑥 ∊ ℝ ∣ 𝑥 < −1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 0}

Materi IV

SIFAT LENGKAP DARAI R

Definisi 1.3.1. Diberikan subset tak kosong 𝑆 ⊂ ℝ

a) Himpunan 𝑆 dikatakan terbatas ke atas (bounded above) jika terdapat suatu bilangan
𝑢 ∈ ℝ sedemikian hingga 𝑠 ≤ 𝑢 untuk semua 𝑠 ∈ 𝑆. Setiap bilangan 𝑢 seperti ini
disebut dengan batas atas (upper bound) dari 𝑆.
b) Himpunan 𝑆 dikatakan terbatas ke bawah (bounded below) jika terdapat suatu
bilangan 𝑤 ∈ ℝ sedemikian hingga 𝑤 ≤ 𝑠 untuk semua 𝑠 ∈ 𝑆. Setiap bilangan 𝑤
seperti ini disebut dengan batas bawah (lower bound) dari 𝑆.
c) Suatu himpunan dikatakan terbatas (bounded) jika terbatas ke atas dan terbatas ke
bawah. Jika tidak, maka dikatakan tidak terbatas (unbounded).

Sebagai contoh, himpunan 𝑆 ≔ {𝑥𝜖ℝ: 𝑥 < 2} ini terbatas ke atas, sebab bilangan 2 dan
sebarang bilangan lebih dari 2 merupakan batas atas dari S. Himpunan ini tidak mempunyai
batas bawah, jadi himpunan ini tidak terbatas ke bawah. Jadi, S merupakan himpunan yang
tidak terbatas.

Suatu subset tak kosong 𝑆 ⊂ ℝ mempunyai empat kemungkinan, yaitu

i. Mempunyai supremum dan infimum,


ii. Hanya mempunyai supremum,
iii. Hanya mempunyai infimum,
iv. Tidak mempunyai infimum dan supremum.
Setiap bilangan real 𝒶 ∈ ℝ merupakan batas atas dan sekaligus juga merupakan
batas bawah himpunan kosong ∅. Jadi, himpunan ∅ tidak mempunyai supremum dan
infimum.

Lemma 1.3.3

Suatu bilangan u merupakan supremum dari subset tak kosong 𝑆 ⊂ ℝ jika dan hanya jika 𝑢
memenuhi kondisi berikut:

1) 𝑠 ≤ 𝑢 untuk semua 𝑠 ∈ 𝑆,
2) Jika 𝑣 < 𝑢, maka terdapat 𝑠′ ∈ 𝑆 sedemikian hingga 𝑣 < 𝑠′ .

Lemma 1.3.4

Diberikan subset tak kosong 𝑆 ⊂ ℝ

a) 𝑢 = sup 𝑆 jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝑠1 ∈ 𝑆 sedemikian hingga
𝑢 − 𝜀 < 𝑠1
b) 𝑤 = inf 𝑆 jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝑠2 ∈ 𝑆 sedemikian hingga
𝑢 − 𝜀 < 𝑠2 .

Sifat Lengkap ℝ
Akan ditunjukkan bahwa subset tak kosong ℝ yang terbatas ke atas pasti mempunyai batas
atas terkecil. Sifat seperti ini disebut Sifat Lengkap ℝ . Sifat Lengkap juga sering disebut
dengan Aksioma Supremum ℝ.

1.3.6. Sifat Lengkap ℝ Jika subset tak kosong 𝑆 ⊂ ℝ terbatas ke atas, maka supremumnya
ada, yaitu terdapat 𝑢 ∈ ℝ sedemikian hingga 𝑢 = sup 𝑆.

Akibat 1.3.7. Jika subset tak kosong 𝑆 ⊂ ℝ terbatas ke bawah, maka infimumnya ada, yaitu
terdapat 𝑤 ∈ ℝ sedemikian hingga 𝑤 = inf 𝑆.

Contoh :

a) Jika suatu himpunan tak kosong 𝑆1 mempunyai elemen sebanyak berhingga, maka
dapat dilihat bahwa 𝑆1 mempunyai elemen terbesar, namakan 𝑢, dan elemen terkecil
namakan 𝑤. Maka 𝑢 = sup 𝑆1 dan 𝑤 = inf 𝑆1 , dan keduanya merupakan elemen 𝑆1.
b) Himpunan 𝑆2 ≔ {𝑥: 0 ≤ 𝑥 ≤ 1} mempunyai batas atas 1. Akan dibuktikan bahwa
1 merupakan supremumnya. Jika 𝑣 < 1, maka terdapat 𝑠′ ∈ 𝑆2 sedemikian hingga
𝑣 < 𝑠′. Oleh karena itu, 𝑣 bukan merupakan batas atas 𝑆2 dan karena 𝑣 merupakan
sebarang 𝑣 < 1, maka dapat disimpulkan bahwa sup 𝑆2 = 1. Dengan cara yang sama
dapat ditunjukkan bahwa inf 𝑆2 = 0.

Materi V

PENGGUNAN AKSIOMA SUPREMUM

Teorema 1.4.1

Diberikan subset tak kosong S ⊂ ℝ yang terbatas ke atas dan sebarang 𝑎 ∈ ℝ. Didefinisikan
himpunan 𝑎 + 𝑠 ≔ {𝑎 + 𝑠: 𝑠 ∈ 𝑆}, maka berlaku sup(𝑎 + 𝑆) = 𝑎 + sup(𝑆)

Bukti:

Jika diberikan 𝑢: 𝑠𝑢𝑝𝑆 ,

Maka 𝑥 ≤ 𝑢 untuk semua 𝑥 ∈ 𝑆, sehingga 𝑎 + 𝑥 ≤ 𝑎 + 𝑢. Oleh karena itu 𝑎 + 𝑢 merupakan


batas atas dari himpunan 𝑎 + 𝑆. Akibatnya sup(𝑎 + 𝑆) ≤ 𝑎 + 𝑢 .

Selanjutnya, misalkan 𝑣 adalah sebarang batas atas 𝑎 + 𝑆

Maka 𝑎 + 𝑥 ≤ 𝑣 untuk semua 𝑥 ∈ 𝑆. Akibatnya 𝑥 ≤ 𝑣 − 𝑎 untuk semua 𝑥 ∈ 𝑆, sehingga


𝑣 − 𝑎 merupakan batas atas 𝑆. Oleh karena itu 𝑢 = sup 𝑆 ≤ 𝑣 − 𝑎.

Karena 𝑣 adalah sebarang atas 𝑎 + 𝑆, maka dengan mengganti 𝑣 dengan 𝑢=


sup 𝑆, diperoleh 𝑎 + 𝑢 ≤ sup 𝑆, diperoleh 𝑎 + 𝑢 ≤ sup(𝑎 + 𝑆) dilain pihak diketahui
sup(𝑎 + 𝑆) ≤ 𝑎 + 𝑢. Akibatnya terbukti bahwa sup(𝑎 + 𝑆) = 𝑎 + sup(𝑆)

Teorema 1.4.2

Diberikan subset tak kosong 𝑆⊂ R yang terbatas dan sebarang bilangan real 𝑎 > 0,
Didefinisikan himpunan 𝑎𝑆 ≔ {𝑎𝑠: 𝑠 ∈ 𝑆}, maka berlaku inf(𝑎𝑆) = 𝑎 inf(𝑆)

Bukti:

𝑢 = inf 𝑎𝑆 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = inf 𝑆 Akan dibuktikan bahwa 𝑢 = 𝑎𝑣. Karena 𝑢 = inf 𝑎𝑆 , maka 𝑢 ≤ 𝑎𝑆,
untuk setiap 𝑠 ∈ 𝑆. Karena 𝑣 = inf 𝑆, maka 𝑣 ≤ 𝑠 untuk setiap 𝑠 ∈ 𝑆.

Akibatnya 𝑎𝑣 ≤ 𝑎𝑠 untuk setiap 𝑠 ∈ 𝑆. Berarti 𝑎𝑣 merupakan batas bawah 𝑎𝑠.

Karena 𝑢 batas bawah terbesar 𝑎𝑆, Maka 𝑎𝑣 ≤ 𝑢.


𝑢
Karena 𝑢 ≤ 𝑎𝑠 untuk setiap 𝑠 ∈ 𝑆, maka diperoleh ≤ 𝑠 untuk setiap 𝑠 ∈ 𝑆 (sebab 𝑎 > 0).
𝑎

𝑢
Karena 𝑣 = inf 𝑆, maka 𝑎 ≤ 𝑣 yang berakibat 𝑢 ≤ 𝑎𝑣.

Di lain pihak diketahui 𝑎𝑣 ≤ 𝑢. Akibatnya 𝑢 = 𝑎𝑣. Jadi, terbukti bahwa inf(𝑎𝑆) = 𝑎 inf(𝑆)

Teorema 1.4.3

Jika 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵 subset tak kosong ℝ dan memenuhi 𝑎 ≤ 𝑏 untuk semua 𝑎 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ∈ 𝐵 , maka
sup 𝐴 ≤ inf 𝐵 .

Bukti:

Diambil sebarang 𝑏 ∈ 𝐵 , maka 𝑎 ≤ 𝑏 untuk semua 𝑎 ∈ 𝐴 . Artinya bahwa 𝑏 merupakan batas


atas 𝐴 , sehingga sup 𝐴 ≤ 𝑏.. Selanjutnya, karena berlaku untuk semua 𝑏 ∈ 𝐵 , maka sup 𝐴
merupakan batas bawah 𝐵 . Akibatnya diperoleh bahwa sup 𝐴 ≤ inf 𝐵 .

▪ Jika A mempunyai supremum maka tunggal


▪ 𝐴 ⊂ ℝ,
Bilangan 𝑠 ∈ ℝ disebut batas atas terkecil (supremum) A, dinotasikan dengan 𝑠 ∈ 𝐴
Jika: untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐴 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑎 ≤ 𝑠
untuk setiap 𝜀 > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑎𝜀 𝜖 𝐴 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑠 − 𝜀 < 𝑎𝜀

Contoh Soal:

1. Buktikan supremum dari himpunan 𝐴 {𝑥 ∈ ℝ : −1 < 𝑥 < 5 } adalah 5

Jawaban : Anggota A
Batas Bawah Batas atas
𝜀
5-𝜀 a𝜀

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
2. Buktikan supremum dari humpunan 𝐴 {𝑥 ∈ ℝ : −1 < 𝑥 ≤ 5 } adalah 5!
Anggota A
Jawaban:
Batas Bawah Batas atas
𝜀
5-𝜀 a𝜀

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Supremum

3. Buktikan supremum dari humpunan 𝐵 {𝑥 ∈ ℝ : 𝑥 > 2 } adalah

Jawaban:

Anggota B dan tak terbatas

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 . . .

Anda mungkin juga menyukai