2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ii
ISI MATERI ........................................................................................................................................ 1
1. Tertutup ............................................................................................................................... 1
2. Asosiatif ................................................................................................................................ 2
3. Identitas ................................................................................................................................ 3
4. invers .................................................................................................................................... 3
5. komutatif .............................................................................................................................. 4
ii
ISI MATERI
Kita telah mengenal bermacam – macam operasi pada himpinan bilangan, misalnya penjumlahan
(+), pengurangan (−), perkalian (×), dan pembagian (÷). Selain operasi – operasi tersebut, dapat
pula diciptakan operasi – operasi lain pada suatu himpunan tertentu. Misalnya pada semua himpunan
bilangan butal ℤ, didefinisikan operasi ⨀ dengan 𝑎 ⨀ 𝑏 = 𝑎2 𝑏 2 , ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ. Operasi tersebut disebut
operasi biner, akan tetapi suatu operasi dikatakan operasi biner jika memenusi syarat operasi biner.
Apakah operasi ⨀ dengan 𝑎 ⨀ 𝑏 = 𝑎2 𝑏 2 , ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ merupakan operasi biner? Kita akan bahas
dibawah ini.
Operasi biner merupakan operasi matematika terhadap elemen - elemen suatu himpunan, yang
akan menghasilkan elemen baru dimana elemen baru tersebut berada pada himpunan yang sama
dengan operasi – operasi elemennya. Dengan kata lain himpunan tersebut merupakan himpunan
tak kosong (memiliki anggota). Operasi biner dapat menggunakan simbol apapun misalnya ∗
, ° , ∆ , ⊚. Dalam matematika ditulis :
Dimana 𝑆 ≠ ∅
Misalkan 𝑆 suatu himpunan yang tidak kosong. Operasi ° pada elemen – elemen 𝑆 di sebut
operasi biner, apabila setiap dua elemen 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆, maka (𝑎 ° 𝑏) ∈ 𝑆.
Contoh soal 1
Buktikan bahwa (ℤ , ∗) didefinisikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 2𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 memenuhi sifat tertutup!
pembuktian :
Ambil sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ
1
Akan dibuktikan (𝑎 ∗ 𝑏) ∈ ℤ
Karena 2𝑎𝑏 ∈ ℤ 𝑑𝑎𝑛 ℤ memenusi sifat tertutup pada operasi penjumlahan Sehingga
berdasarkan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 2𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 maka 2𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 ∈ ℤ
Jadi, terbukti bahwa (ℤ , ∗)
Contoh soal 2
2𝑎+𝑏
Tunjukan bahwa operasi ∗ bersifat tertutup jika (𝑎 ∗ 𝑏) = , dimana 𝑎, 𝑏 ∈ ℕ dan
3
misalkan 𝑎 = 1, 𝑏 = 2
2(1)+(2) 4 4
maka (1 ∗ 2) = = , dimana ∉ ℕ
3 3 3
2. Asosiatif
Definisi : ∀ 𝒂, 𝒃, 𝒄 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 (𝒂 ∗ 𝒃) ∗ 𝒄 = 𝒂 ∗ (𝒃 ∗ 𝒄)
berdasarkan definisi operasi ∗ dikatakan operasi bersifat Asosiatif apabila 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
jika di kelompokan akan menghasilkan hasil yang konstan.
contoh soal 1
buktikan bahwa (ℤ+ , ∗) dengan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 bersifat asosiatif!
pembuktian :
ambil sembarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ+
akan dibuktikan (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐)
berdasarkan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏
maka (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = (𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏) ∗ 𝑐
= (𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏)𝑐 + (𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏) + 𝑐
= 𝑎𝑏𝑐 + 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
= 𝑎(𝑏𝑐 + 𝑏 + 𝑐) + (𝑏𝑐 + 𝑏 + 𝑐) + 𝑎
= 𝑎(𝑏 ∗ 𝑐) + (𝑏 ∗ 𝑐) + 𝑎
= 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐)
sehingga ∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ+ maka (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐
2
jadi , terbukti bahwa (ℤ+ , ∗) dengan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 bersifat asosiatif.
3. Identitas
Definisi : ∃𝒆 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒂 ∗ 𝒆 = 𝒆 ∗ 𝒂 = 𝒂, ∀𝒂 ∈ 𝑺
berdasarkan definisi Terdapat himpunan 𝑆 merupakan himpunan tak kosong, dimana
setiap anggota 𝑆 jika dioperasikan dengan elemen identitas maka akan menghasilkan
anggota itu sendiri.
contoh soal 1
Apakah ∗ memiliki unsur identitas jika (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞, ∀ p,q ∈ ℝ ?
jawab
ambil sembarang 𝑝 ∈ ℝ
akan dibuktikan ∃𝑒 ∈ ℝ maka 𝑝 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑝 = 𝑝, ∀𝑝 ∈ ℝ
berdasarkan definisi (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞
maka 𝑎∗𝑒 =𝑎 dan 𝑒∗𝑎 =𝑎
2𝑎𝑒 =𝑎 2𝑒𝑎 =𝑎
2𝑎𝑒 𝑎 2𝑒𝑞 𝑎
= =
2 2 2 2
𝑎𝑒 𝑎 𝑒𝑎 𝑎
𝑎
= 2𝑎 𝑎
= 2𝑎
1 1
𝑒 =2 𝑒 =2
sehingga ∃ 𝑒 ∈ ℝ maka 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎, ∀𝑎 ∈ ℝ
1
jadi ∃ 𝑒 ∈ ℝ dimana 𝑒 = 2
4. invers
Definisi : ∃𝒂−𝟏 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒂 ∗ 𝒂−𝟏 = 𝒂−𝟏 ∗ 𝒂 = 𝒆, ∀ 𝒂 ∈ 𝑺
Dikatakan suatu elemen memiliki invers, jika terdapat himpunan 𝑆 merupakan
himpunan tak kosong, dimana setiap anggota 𝑆 jika dioperasikan degan suatu Invers akan
menghasilkan elemen identitas.
Contoh soal 1
Apakah ∗ memiliki unsur invers jika (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞, ∀ p,q ∈ ℝ dan ∃ 𝑒 ∈ ℝ dimana
1
𝑒= ?
2
jawab
ambil sembarang 𝑝 ∈ ℝ
akan dibuktikan ∃𝑎−1 ∈ ℝ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝 ∗ 𝑝−1 = 𝑝−1 ∗ 𝑝 = 𝑒, ∀ 𝑝 ∈ ℝ
3
berdasarkan definisi (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞 dan
maka 𝑝−1 ∗ 𝑝 = 𝑒
1
2𝑝−1 𝑝 = 2
2𝑝−1 𝑝 1
2
= 2(2)
𝑝−1 𝑝 1
=
𝑝 4(𝑝)
1
𝑝−1 = 4𝑝
5. komutatif
Definisi : ∀𝒂, 𝒃 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒂 ∗ 𝒃 = 𝒃 ∗ 𝒂
Operasi ∗ dikatakan operasi biner bersifat komutatif ketika 𝑎 ∗ 𝑏 memiliki hasil yang
sama dengan 𝑏 ∗ 𝑎, dimana 𝑎, 𝑏 anggota 𝑆.
Contoh soal 1
buktikan operasi ∗ pada (𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞 ; ∀ p,q ∈ ℤ+ bersifat komutatif!
pembuktian :
ambil sembarang 𝑝, 𝑞 ∈ ℤ+
akan dibuktikan 𝑝 ∗ 𝑞 = 𝑞 ∗ 𝑝
berdasarkan definisi(𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞
maka (𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞
= 𝑞𝑝 + 𝑞 + 𝑝
=𝑞∗𝑝
sehingga ∀𝑝, 𝑞 ∈ ℤ+ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝 ∗ 𝑞 = 𝑞 ∗ 𝑝
jadi, ∗ pada (𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞 ; ∀ p,q ∈ ℤ+ bersifat komutatif.
4
DAFTAR PUSTAKA
Reky, Umar. 2006. Diktat kuliah Metode Diskrit. Kendari : Universitas Haluoleo.
Sukirman. (2014). Teori Grup (Aljabar Abstrak 1). Yogyakarta : UNY Press.