Anda di halaman 1dari 7

OPERASI BINER

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Grup

dosen pengampu : Hanifah, S.Si., M.Pd.

Oleh (kelas 4D)

 Harya Prasetyo (1710631050085)

 Muhammad Rijal Kamil (1710631050122)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ii
ISI MATERI ........................................................................................................................................ 1

A. Definisi Operasi Biner............................................................................................................. 1

B. Sifat – Sifat Operasi Biner ...................................................................................................... 1

1. Tertutup ............................................................................................................................... 1

2. Asosiatif ................................................................................................................................ 2

3. Identitas ................................................................................................................................ 3

4. invers .................................................................................................................................... 3

5. komutatif .............................................................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 5

ii
ISI MATERI

Kita telah mengenal bermacam – macam operasi pada himpinan bilangan, misalnya penjumlahan
(+), pengurangan (−), perkalian (×), dan pembagian (÷). Selain operasi – operasi tersebut, dapat
pula diciptakan operasi – operasi lain pada suatu himpunan tertentu. Misalnya pada semua himpunan
bilangan butal ℤ, didefinisikan operasi ⨀ dengan 𝑎 ⨀ 𝑏 = 𝑎2 𝑏 2 , ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ. Operasi tersebut disebut
operasi biner, akan tetapi suatu operasi dikatakan operasi biner jika memenusi syarat operasi biner.
Apakah operasi ⨀ dengan 𝑎 ⨀ 𝑏 = 𝑎2 𝑏 2 , ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ merupakan operasi biner? Kita akan bahas
dibawah ini.

A. Definisi Operasi Biner

Operasi biner merupakan operasi matematika terhadap elemen - elemen suatu himpunan, yang
akan menghasilkan elemen baru dimana elemen baru tersebut berada pada himpunan yang sama
dengan operasi – operasi elemennya. Dengan kata lain himpunan tersebut merupakan himpunan
tak kosong (memiliki anggota). Operasi biner dapat menggunakan simbol apapun misalnya ∗
, ° , ∆ , ⊚. Dalam matematika ditulis :

Dimana 𝑆 ≠ ∅

Atau menurut para ahli definisi biner

Misalkan 𝑆 suatu himpunan yang tidak kosong. Operasi ° pada elemen – elemen 𝑆 di sebut
operasi biner, apabila setiap dua elemen 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆, maka (𝑎 ° 𝑏) ∈ 𝑆.

Beberapa contoh operasi biner:

 operasi pembagian pada himpunan bilangan riil


 operasi ∗ yang didefinikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 2𝑎𝑏, ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℝ
B. Sifat – Sifat Operasi Biner
1. Tertutup
Definisi : ∀ 𝒂, 𝒃 ∈ 𝑹, 𝒎𝒂𝒌𝒂 (𝒂 ∗ 𝒃) ∈ 𝑺
Berdasarkan definisi operasi ∗ memenuhi sifat tertutup apabila terdapat 𝑆 himpunan
tak kosong dan operasi ∗ pada anggota – anggota himpunan 𝑆 akan menghasilkan anggota
himpunan 𝑆.

Contoh soal 1
Buktikan bahwa (ℤ , ∗) didefinisikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 2𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 memenuhi sifat tertutup!
pembuktian :
Ambil sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ

1
Akan dibuktikan (𝑎 ∗ 𝑏) ∈ ℤ
Karena 2𝑎𝑏 ∈ ℤ 𝑑𝑎𝑛 ℤ memenusi sifat tertutup pada operasi penjumlahan Sehingga
berdasarkan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 2𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 maka 2𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 ∈ ℤ
Jadi, terbukti bahwa (ℤ , ∗)

Contoh soal 2
2𝑎+𝑏
Tunjukan bahwa operasi ∗ bersifat tertutup jika (𝑎 ∗ 𝑏) = , dimana 𝑎, 𝑏 ∈ ℕ dan
3

ℕ merupakan bilangan asli!


jawab :
ambil sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℕ
akan dibuktikan (𝑎 ∗ 𝑏) ∈ ℕ
misalkan 𝑎 = 2, 𝑏 = 5
2(2)+(5)
maka (2 ∗ 5) = 3
= 3, dimana 3 ∈ ℕ

misalkan 𝑎 = 1, 𝑏 = 2
2(1)+(2) 4 4
maka (1 ∗ 2) = = , dimana ∉ ℕ
3 3 3

jadi, (ℕ , ∗) tidak bersifat tertutup

2. Asosiatif
Definisi : ∀ 𝒂, 𝒃, 𝒄 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 (𝒂 ∗ 𝒃) ∗ 𝒄 = 𝒂 ∗ (𝒃 ∗ 𝒄)
berdasarkan definisi operasi ∗ dikatakan operasi bersifat Asosiatif apabila 𝑎 ∗ 𝑏 ∗ 𝑐
jika di kelompokan akan menghasilkan hasil yang konstan.

contoh soal 1
buktikan bahwa (ℤ+ , ∗) dengan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 bersifat asosiatif!
pembuktian :
ambil sembarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ+
akan dibuktikan (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐)
berdasarkan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏
maka (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = (𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏) ∗ 𝑐
= (𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏)𝑐 + (𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏) + 𝑐
= 𝑎𝑏𝑐 + 𝑎𝑐 + 𝑏𝑐 + 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
= 𝑎(𝑏𝑐 + 𝑏 + 𝑐) + (𝑏𝑐 + 𝑏 + 𝑐) + 𝑎
= 𝑎(𝑏 ∗ 𝑐) + (𝑏 ∗ 𝑐) + 𝑎
= 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐)
sehingga ∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ+ maka (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐

2
jadi , terbukti bahwa (ℤ+ , ∗) dengan definisi 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏 + 𝑎 + 𝑏 bersifat asosiatif.

3. Identitas
Definisi : ∃𝒆 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒂 ∗ 𝒆 = 𝒆 ∗ 𝒂 = 𝒂, ∀𝒂 ∈ 𝑺
berdasarkan definisi Terdapat himpunan 𝑆 merupakan himpunan tak kosong, dimana
setiap anggota 𝑆 jika dioperasikan dengan elemen identitas maka akan menghasilkan
anggota itu sendiri.

contoh soal 1
Apakah ∗ memiliki unsur identitas jika (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞, ∀ p,q ∈ ℝ ?
jawab
ambil sembarang 𝑝 ∈ ℝ
akan dibuktikan ∃𝑒 ∈ ℝ maka 𝑝 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑝 = 𝑝, ∀𝑝 ∈ ℝ
berdasarkan definisi (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞
maka 𝑎∗𝑒 =𝑎 dan 𝑒∗𝑎 =𝑎
2𝑎𝑒 =𝑎 2𝑒𝑎 =𝑎
2𝑎𝑒 𝑎 2𝑒𝑞 𝑎
= =
2 2 2 2

𝑎𝑒 𝑎 𝑒𝑎 𝑎
𝑎
= 2𝑎 𝑎
= 2𝑎

1 1
𝑒 =2 𝑒 =2

sehingga ∃ 𝑒 ∈ ℝ maka 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎, ∀𝑎 ∈ ℝ
1
jadi ∃ 𝑒 ∈ ℝ dimana 𝑒 = 2

4. invers
Definisi : ∃𝒂−𝟏 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒂 ∗ 𝒂−𝟏 = 𝒂−𝟏 ∗ 𝒂 = 𝒆, ∀ 𝒂 ∈ 𝑺
Dikatakan suatu elemen memiliki invers, jika terdapat himpunan 𝑆 merupakan
himpunan tak kosong, dimana setiap anggota 𝑆 jika dioperasikan degan suatu Invers akan
menghasilkan elemen identitas.

Contoh soal 1
Apakah ∗ memiliki unsur invers jika (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞, ∀ p,q ∈ ℝ dan ∃ 𝑒 ∈ ℝ dimana
1
𝑒= ?
2

jawab
ambil sembarang 𝑝 ∈ ℝ
akan dibuktikan ∃𝑎−1 ∈ ℝ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝 ∗ 𝑝−1 = 𝑝−1 ∗ 𝑝 = 𝑒, ∀ 𝑝 ∈ ℝ

3
berdasarkan definisi (𝑝 ∗ 𝑞) = 2𝑝𝑞 dan

maka 𝑝−1 ∗ 𝑝 = 𝑒
1
2𝑝−1 𝑝 = 2
2𝑝−1 𝑝 1
2
= 2(2)

𝑝−1 𝑝 1
=
𝑝 4(𝑝)
1
𝑝−1 = 4𝑝

sehingga ∃𝑎−1 ∈ ℝ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝 ∗ 𝑝−1 = 𝑝−1 ∗ 𝑝 = 𝑒, ∀ 𝑝 ∈ ℝ


1
jadi ∃𝑎−1 ∈ ℝ dimana nilai 𝑝−1 =
4𝑝

5. komutatif
Definisi : ∀𝒂, 𝒃 ∈ 𝑺 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒂 ∗ 𝒃 = 𝒃 ∗ 𝒂
Operasi ∗ dikatakan operasi biner bersifat komutatif ketika 𝑎 ∗ 𝑏 memiliki hasil yang
sama dengan 𝑏 ∗ 𝑎, dimana 𝑎, 𝑏 anggota 𝑆.

Contoh soal 1
buktikan operasi ∗ pada (𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞 ; ∀ p,q ∈ ℤ+ bersifat komutatif!
pembuktian :
ambil sembarang 𝑝, 𝑞 ∈ ℤ+
akan dibuktikan 𝑝 ∗ 𝑞 = 𝑞 ∗ 𝑝
berdasarkan definisi(𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞
maka (𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞
= 𝑞𝑝 + 𝑞 + 𝑝
=𝑞∗𝑝
sehingga ∀𝑝, 𝑞 ∈ ℤ+ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝 ∗ 𝑞 = 𝑞 ∗ 𝑝
jadi, ∗ pada (𝑝 ∗ 𝑞) = 𝑝𝑞 + 𝑝 + 𝑞 ; ∀ p,q ∈ ℤ+ bersifat komutatif.

4
DAFTAR PUSTAKA

Aisah, I. (2017). Modul Struktur Aljabar 1. Bandung: Universitas Padjadjaran. Tersedia di


https://www.google.com/search?safe=strict&source=hp&ei=kDxTXLGXFYvpvgSC87-
wBw&q=bahan+ajar+struktur+aljabar&btnK=Google+Search&oq=&gs_l=psy-
ab.3.0.35i39l6.667.3209..5090...1.0..0.527.612.1j5-1....2..0....1..gws-
wiz.....6..0i131.Nax5DDbbw7k# [diakses pada tanggal 31 januari 2019 pukul 11:32]

Intan, E.R. (2012). Sifat Operasi Biner. SlideShare. Tersedia di


https://www.slideshare.net/mobile/erritaintan/sifat- operasi-biner [diakses pada tanggal 31
januari 2019 pukul 11:32]

Reky, Umar. 2006. Diktat kuliah Metode Diskrit. Kendari : Universitas Haluoleo.

Sukirman. (2014). Teori Grup (Aljabar Abstrak 1). Yogyakarta : UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai