STRUKTUR ALJABAR
Dosen Pengampu :
NIP. 197112311999031010
KELOMPOK 4
JURUSAN MATEMATIKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat, karunia, taufik dan hidayah yang diberikan-Nya, kami dapat
menyelesaikan CJR ini tepat pada waktunya. Serta shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad saw. yang telah membawa umat manusia ke alam yang penuh
ilmu pengetahuan.
CJR ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas KKNI mata kuliah
Struktur Aljabar . Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Mulyono, S.Si, M.Si selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam
pembuatan tugas ini.
Harapan kami agar CJR ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan pembaca mengenai Keberlakuan Teorema pada Beberapa
Struktur Aljabar. Karena keterbatasan pengetahuan, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam CJR ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat membantu untuk perbaikan CJR ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
TEORI PENUNJANG JURNAL
1. Grup
a. Definisi 1 (Definisi Grup)
Misalkan G himpunan tak kosong dan operasi ∗ merupakan operasi biner
pada G. Himpunan G dilengkapi dengan operasi * ditulis <�,∗> dikatakan grup
apabila memenuhi:
i. Operasi ∗ pada himpunan G bersifat assosiatif.
ii. Himpunan G memiliki elemen netral terhadap operasi ∗.
iii. Setiap elemen di G memiliki invers terhadap operasi ∗.
b. Definisi 2 (Definisi Grup Abelian)
Grup <�,∗> dinamakan grup abelian (komutatif) apabila 𝑎∗�=�∗𝑎 untuk
setiap 𝑎,�∈�
c. Teorema 1 (Teorema Kanselasi pada Grup)
Diketahui <�,∗> grup dan 𝑎,�,𝑐∈�.
i. Jika 𝑎∗�=𝑎∗𝑐 maka �=𝑐. (Hukum kanselasi kiri)
ii. Jika �∗𝑎=𝑐∗𝑎 maka �=𝑐. (Hukum kanselasi kanan)
d. Definisi 3 (Definisi Subgrup)
Misalkan G grup, H himpunan tak kosong dan H subset G. H dinamakan subgrup
dari G apabila H merupakan grup terhadap operasi yang didefinisikan pada G.
e. Teorema 2
Diketahui G grup dan H subset G. H subgrup dari G jika dan hanya jika
𝑎�−1∈� untuk setiap 𝑎.�∈�.
f. Definisi 4 (Definisi Koset)
Misalkan G grup, H subgrup dari G dan 𝑎∈�.
i. 𝑎�={𝑎ℎ|ℎ∈�} dinamakan koset kiri dari H yang memuat 𝑎,
ii. �𝑎={ℎ𝑎|ℎ∈�} dinamakan koset kanan dari H yang memuat 𝑎.
Apabila 𝑎�=�𝑎 atau koset kiri sama dengan koset kanan maka H
dinamakan subgrup normal.
g. Grup Faktor
2
Teorema 5: Misalkan G grup dan H subgrup normal dari G. Operasi (aH)
(bH)=abH terdefinisi dengan baik jika dan hanya jika 𝑔�=�𝑔 untuk setiap 𝑔∈�.
Teorema 6: Jika G grup dan H subgrup normal dari G maka G/H dengan operasi
(aH)(bH)=abH membentuk grup.
Definisi: Grup G/H terhadaap operasi (aH)(bH)=abH dinamakan grup faktor dari
G modulo H.
h. Definisi 5 (Definisi Homomorfisma Grup)
Misalkan G dan G’ grup. Pemetaan �:�→�′ dinamakan homomorfisma
grup apabila �(𝑎�)=�(𝑎)�(�) untuk setiap 𝑎,�∈�.
i. Definisi 6 (Definisi Macam-macam Homomorfisma pada Grup)
Misalkan �:�→�′ homomorfisma grup.
i. � dinamakan monomorfisma apabila � injektif
ii. � dinamakan epimorfisma apabila � surjektif
iii. � dinamakan isomorfisma apabila � bijektif
iv. � dinamakan endomorfisma apabila �=�′
v. � dinamakan automorfisma apabila �=�′ dan � bijektif.
j. Teorema 7 (Teorema pada Homomorfisma Grup)
Misalkan �:�→�′ homomorfisma grup.
i. Jika � elemen netral di G maka �(�)=�′ dengan �′ elemen netral di G
ii. Jika 𝑎∈� maka �(𝑎−1)=[�(𝑎)]−1
iii. Jika H subgrup dari G maka �(�) subgrup dari G’
iv. Jika K’ subgrup dari G’ maka �−1(�′) subgrup dari G.
k. Definisi 6 (Definisi Kernel)
Jika �:�→�′ homomorfisma grup maka �−1({�′})={𝑥∈�|�(𝑥)=�′}
dinamakan kernel dari � dan disimbolkan dengan Ker(�).
l. Teorema 8 (Teorema Kernel pada Grup)
Misalkan �:�→�′ homomorfisma grup. Diperoleh � injektif jika dan
hanya jika Ker(�)={�}.
m. Teorema 9 (Teorema Utama Homomorfisma Grup)
Jika �:�→�′ homomorfisma ring dengan Ker(�)=� maka R/H ≅�(�).
2. Ring
3
a. Definisi 7 (Definisi Ring)
Misalkan R himpunan tak kosong, operasi penjumlahan (+) dan operasi
pergandaan (.) merupakan opersi biner pada R. Himpunan R bersama-sama dua
operasi tersebut <�,+,.> dikatakan ring apabila memenuhi:
i. <�,+> grup abelian
ii. Operasi pergandaan bersifat assosiatif pada R
iii. Berlaku hukum distributif kanan dan kiri
Hukum distributif kanan: 𝑎(�+𝑐)=𝑎�+𝑎𝑐 untuk setiap 𝑎,�,𝑐∈�
Hukum distributif kiri: (𝑎+�)𝑐=𝑎𝑐+�𝑐 untuk setiap 𝑎,�,𝑐∈�
b. Definisi 8 (Definisi Ring Abelian)
Ring <�,+,.> dinamakan ring abelian (komutatif) apabila operasi
pergandaan bersifat komutatif pada R yaitu 𝑎.�=�.𝑎 untuk setiap 𝑎,�∈�.
c. Teorema 10 (Teorema Kanselasi pada Ring)
Diketahui � daerah integral dan 𝑎,�,𝑐∈� dengan 𝑎≠0.
i. Jika 𝑎�=𝑎𝑐 maka �=𝑐. (Hukum kanselasi kiri)
ii. Jika �𝑎=𝑐𝑎 maka �=𝑐. (Hukum kanselasi kanan)
d. Definisi 9 (Definisi Subring)
Misalkan R ring, H himpunan tak kosong dan H subset R. H dinamakan
subring dari R apabila H merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan
pergandaan yang didefinisikan pada R.
e. Teorema 11 (Teorema pada Subring)
Diketahui R ring dan H subset R. H subring dari R jika dan hanya jika
𝑎�∈� dan 𝑎−�∈� untuk setiap 𝑎.�∈�.
f. Definisi 10 (Definisi Ideal)
Misalkan R ring, dan I subset R. I dinamakan ideal dari R apabila:
i. <�,+> merupakan subgrup dari <�,+>
ii. 𝑟�⊂� untuk setiap 𝑟∈�
iii. �𝑟⊂� untuk setiap 𝑟∈�.
Apabila I memenuhi i), dan ii), I dinamakan ideal kiri. Apabila I
memenuhi i), dan iii), I dinamakan ideal kanan.
g. Ring Faktor
4
Teorema 12: Misalkan H subring dari R dan 𝑎,�∈�. Operasi (a+H)(b+H)=ab+H
terdefinisi dengan baik jika dan hanya jika H ideal dari R.
h. Teorema 13: Jika R ring dan I ideal dari R maka R/I={𝑟+�|𝑟∈�} dengan operasi
(a+H)+(b+H)=(a+b)+H dan (a+H)(b+H)=ab+H untuk setiap a,b∈� membentuk
ring.
i. Definisi 11: Ring R/I terhadap operasi (a+H)+(b+H)=(a+b)+H dan (a+H)
(b+H)=ab+H untuk setiap a,b∈� dinamakan ring faktor dari R modulo I.
j. . Definisi 12 (Definisi Homomorfisma Ring)
Misalkan R dan R’ ring. Pemetaan �:�→�′ dinamakan homomorfisma
ring apabila untuk setiap 𝑎,�∈� berlaku:
i. �(𝑎+�)=�(𝑎)+�(�)
ii. �(𝑎�)=�(𝑎)�(�).
i. Definisi 13 (Definisi Macam-macam Homomorfisma pada Ring)
Misalkan �:�→�′ homomorfisma ring.
1. � dinamakan monomorfisma apabila � injektif
2. � dinamakan epimorfisma apabila � surjektif
3. � dinamakan isomorfisma apabila � bijektif
4. � dinamakan endomorfisma apabila �=�′
5. � dinamakan automorfisma apabila �=�′ dan � bijektif.
k. Teorema 14 (Teorema pada Homomorfisma Ring)
Misalkan �:�→�′ homomorfisma ring.
1. Jika 0 elemen netral di R maka �(0)=0′ dengan 0′ elemen netral di R’
2. Jika 𝑎∈� maka �(−𝑎)=−�(𝑎)
3. Jika H subring dari R maka �(�) subring dari R’
4. Jika K’ subring dari R’ maka �−1(�′) subring dari R.
l. Definisi 14 (Definisi Kernel Ring)
Jika �:�→�′ homomorfisma ring maka �−1({�′})={𝑥∈�|�(𝑥)=�′}
dinamakan kernel dari � dan disimbolkan dengan Ker(�).
m. Teorema 15 (Teorema Kernel pada Ring)
Misalkan �:�→�′ homomorfisma ring. Diperoleh � injektif jika dan
hanya jika Ker(�)={�}.
n. Teorema 16 (Teorema Utama Homomorfisma Ring)
5
Jika �:�→�′ homomorfisma ring dengan Ker(�)=� maka R/H ≅�(�).
3. Ring Armendariz
Suatu syarat dapat ditambahkan dalam definisi suatu struktur aljabar
sehingga diperoleh struktur yang baru. Demikian pula dengan syarat yang ada
dalam definisi ring. Armendariz (1974) mengemukakan lemma sebagai berikut,
n
misalkan R ring tereduksi, �(𝑥),𝑔(𝑥)∈�[𝑥] dengan f ( x ) a i x i , dan
i 0
m
g ( x) b j x j maka �(𝑥)𝑔(𝑥)=0 jika dan hanya jika a i b j 0 untuk setiap i,j
j 0
6
BAB III
7
Definisi 17
Suatu homomorfisma ring yang injektif disebut monomorfisma ring
sedangkan homomorfisma dari suatu ring ke dalam dirinya sendiri disebut
Endomorfisma ring. (Fraleigh, 1989)
Lemma 1
Misalkan R adalah ring tereduksi dan �(𝑥),𝑔(𝑥)∈�[𝑥] dengan
n n
f ( x) a i xi dan g ( x) b j x j maka berlaku �(𝑥)𝑔(𝑥)=0 jika dan hanya jika
i 0 j 0
Bukti
Misalkan �(𝑥)𝑔(𝑥)=0 dan �=�. Diperoleh persamaan sebagai berikut
a 0 b0 0; a1 b0 a 0 b1 0; ; a n b0 a 0 bn 0 . Oleh sebab R tereduksi
diperoleh a 0 b0 0 jika dan hanya jika b0 a 0 0 . Apabila persamaan
a1b0 a0b1 0 dikalikan dengan b0 dari kiri, maka diperoleh b0 a1 b0 0 . Oleh
8
n
f ( x) a i x i , 𝑎𝑖∈� untuk semua 𝑖 yang memenuhi aturan perkalian
i 0
n n
apabila setiap polinomial f ( x) a i x i , g ( x ) b j x j R x dengan
i 0 i 0
a i ti b j sj
elemen di �[𝑥] dengan 𝑝�=0 dimana Ai dan B 0 untuk 0
0 a i
j
b j
≤ 𝑖 ≤ � dan 0 ≤ 𝑗 ≤ �.
a i ti
Andaikan ada Ai dengan a i 0 dan A0 A1 Al 1 0
0 a i
a l t l b0 s 0 a l b0 a l s 0 t l b0
A1 B0 0 . Ini berarti bahwa 0.
0 a l 0 b0 0 a l b0
9
b sk
Analog apabila terdapat Bk k dengan bk 0 dan
0 bk
B0 B1 B k 1 0 dimana 0 ≤ 𝑘 ≤ �. Diperoleh A0 A1 Am 0
0 t i 0 s j
Jelas Ai 0 0 0 . Diperoleh Ai B j 0 untuk 0 ≤ 𝑖 ≤ � dan 0 ≤ 𝑗 ≤ �.
0 0
Jadi � merupakan ring Armendariz.
Teorema 18.
Setiap daerah integral merupakan ring tereduksi.
Bukti
Pernyataan tersebut akan dibuktikan dengan kontraposisinya, yaitu setiap
ring tak tereduksi bukan daerah integral. Misalkan D ring tak tereduksi. Ring D
tak tereduksi maka D memiliki elemen nilpoten selain nol, artinya terdapat 𝑎∈�
dan 𝑎≠0 tetapi a n 0 untuk suatu bilangan bulat positif n. Misalkan m adalah
bilangan bulat positif terkecil sehingga a m 0 . Diperoleh a m 0 a.a m 1 0 .
Oleh sebab m adalah bilangan bulat terkecil sehingga a m 0 , maka haruslah
a m 1 0 .
Oleh sebab 𝑎∈� dan � suatu ring, maka a m 1 D . Jadi tedapat
a.a m 1 D dengan 𝑎≠0 dan a m 1 0 tetapi a.a m 1 0 . Ring D memuat
pembagi nol, sehingga ring D bukan daerah integral. Jadi kontraposisi dari
Teorema 18 benar, , sehingga terbukti bahwa setiap daerah integral merupakan
ring tereduksi.
Akibat 1 :Setiap daerah integral merupakan ring Armendariz.
Bukti : Ambil sebarang daerah integral D, berdasarkan Proposisi 1 diperoleh
bahwa D ring tereduksi. Oleh sebab D ring tereduksi, maka D memenuhi Lemma
Armendariz. Jadi setiap daerah integral merupakan ring Armendariz.
Akibat 2 :Setiap field merupakan ring Armendariz.
Bukti :Ambil sebarang field F, karena F field maka F daerah integral. Berdasarkan
Akibat 1 diperoleh F ring Armendariz. Jadi setiap field merupakan ring
10
Armendariz. Dari Akibat 1 disimpulkan bahwa struktur aljabar merupakan ring
armendariz. Contohnya adalah field.
BAB IV
KESIMPULAN JURNAL
(2) ada beberapa teorema dalam grup yang secara implisit berlaku pula
dalam ring. Dengan kata lain ada torema dalam ring yang keberlakuaanya
dikarenakan suatu ring memenuhi aksioma grup abelian terhadap operasi
penjumlahan,
11
DAFTAR PUSTAKA
Antoine, R. 2008. Nilpoten Elemen dan Armendariz R ings. Jurnal Aljabar 319:
3128- 3140.
Armendariz, E. 1974. Sebuah catatan tentang perluasan cincin Baer dan PP. J.
Austra. Matematika. Soc 18: 470-473.
Kwak, KT, Y. Lee & SJ Yun. 2012. Properti Armendariz di Cita-cita. Jurnal
aljabar 354: 121-135.
Nam, BS, SJ Ryu & SJ Yun. 2013. Pada Koefisien Polinomial Nilpoten pada
Cincin Polinomial Skewin. Korea J. Matematika, 21 (4): 421-428.
Rege, MB & S. Chhawchharia. 1997. Armendariz Rings. Proc. Jepang Acad. Ser.
Sebuah matematika Sci. 73 (1997) 14-17.
12