Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GRUP

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Grup

Dosen pengampu : Heni Lilia Dewi, M.Pd

Oleh :

1. Almia Zalza Bila (2621014)


2. Indah Wijaya (2621057)
3. Adelia Putri Assyifa (2621090)

KELAS A
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ABDURRAHMAN
WAHID PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Grup
dalam bentuk makalah yang berjudul “Grup” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca dan penulis.

Tidak lupa selalu tersampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi membagi sebagian pengetahuannya dalam menyelesaikan makalah
ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat juga bagi
pembaca.

Penulis menyadari bahwasanya banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk melengkapi kekurangan dan kesalahan dari makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pekalongan, 14 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2

C. TUJUAN ...................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. GRUPOIDA, SEMIGRUP, DAN MONOIDA ............................................ 3

B. DEFINISI GRUP DAN SIFAT-SIFAT GRUP ........................................... 5

BAB III ................................................................................................................. 12

PENUTUP ............................................................................................................ 12

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 12

B. SARAN ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konsep grup, semigrup, dan monoid adalah bagian integral dari
matematika abstrak yang memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan rekayasa. Dalam pemahaman matematika dasar, grup
adalah struktur yang sangat penting. Namun, sebelum memahami grup, kita
perlu memahami dua struktur yang lebih sederhana: semigrup dan monoid.
Semigrup adalah struktur aljabar yang terdiri dari himpunan
bersama dengan operasi biner yang asosiatif, artinya urutan operasi tidak
memengaruhi hasil akhir. Dengan kata lain, semigrup adalah himpunan
objek dengan operasi yang menggabungkan dua objek untuk menghasilkan
objek ketiga, dan proses ini selalu asosiatif. Monoid, di sisi lain, adalah
semigrup yang memiliki elemen identitas, yaitu elemen khusus yang, jika
dioperasikan dengan elemen manapun dalam monoid, menghasilkan elemen
tersebut sendiri. Monoid adalah konsep yang lebih khusus daripada
semigrup.
Pentingnya memahami konsep semigrup dan monoid terletak pada
kemampuan mereka untuk menggambarkan berbagai struktur dan proses
dalam matematika, komputer, ilmu pengetahuan alam, dan bahkan dalam
pemodelan sistem rekayasa. Konsep semigrup dan monoid digunakan
dalam teori bahasa formal, pemrosesan bahasa alami, teori automata,
pemodelan sistem terdistribusi, dan bahkan dalam teori kode blok dalam
teori informasi.
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan secara rinci konsep
semigrup dan monoid, serta sifat-sifat penting yang mereka miliki. Kami
juga akan menyoroti aplikasi penting mereka dalam berbagai bidang,
termasuk matematika teoretis, komputer, sains alam, dan rekayasa.
Pemahaman yang mendalam tentang semigrup dan monoid memberikan

1
dasar yang kuat dalam memecahkan masalah yang melibatkan struktur,
komposisi, dan transformasi dalam berbagai konteks.
Dengan memahami dasar-dasar konsep semigrup dan monoid, kita
dapat mengembangkan intuisi yang lebih baik tentang bagaimana struktur
aljabar bekerja dan bagaimana kita dapat menerapkannya untuk memahami
dan memecahkan berbagai masalah dalam berbagai disiplin ilmu. Makalah
ini akan memberikan wawasan mendalam tentang peran penting semigrup
dan monoid dalam matematika dan ilmu pengetahuan terapan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, penulis merumuskan
masalah yang akan dibahas, antara lain:
1. Bagaimana konsep pada grupoida, semigrup, dan monoida?
2. Apa yang dimaksud dengan grup dan apa saja sifat-sifat dari Grup
tersebut?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui konsep pada grupoida. semigrup, dan monoida.
2. Untuk mengetahui definisi dari grup dan sifat-sifat pada grup.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. GRUPOIDA, SEMIGRUP, DAN MONOIDA


1. GRUPOIDA
Misalkan 𝐺 ≠ ∅ dan ∗ adalah operasi biner pada 𝐺, maka himpunan 𝐺
Bersama-sama dengan operasi biner ∗ ditulis (𝐺,∗) disebut grupoid.
Contoh 1:
a. Operasi penjumlahan (+) pada ℤ adalah operasi biner, maka (ℤ, +)
adalah grupoid
b. Operasi penjumlahan (+) pada ℚ adalah operasi biner, maka (ℚ, +)
adalah grupoid
c. Operasi perkalian (×) pada ℚ adalah operasi biner, maka (ℚ,×)
adalah grupoid
d. Operasi perkalian (×) pada ℕ adalah operasi biner, maka (ℕ,×)
adalah grupoid
e. Operasi penjumlahan (+) pada ℤ5 adalah operasi biner, maka
(ℤ5 , +) adalah grupoid
f. Operasi perkalian (×) pada 𝐼 = (1, −1. 𝑖. −1) dengan 𝑖 = √−1
adalah operasi biner, maka (𝐼,×) adalah grupoid
2. SEMIGRUP
Sebuah semigrup (𝑆,∗) adalah sebuah himpunan 𝑆 dengan operasi ∗
yang didefinisikan kepada 𝑆 sedemikian hingga memenuhi aksioma
berikut:
a. Himpunan 𝑆 tertutup di bawah operasi ∗
b. Operasi ∗ bersifat assosiatif

Contoh 2:

(ℤ, +) merupakan sebuah semigrup

3
Contoh 3:

Misalkan himpunan bilangan asli ℕ, didefinisikan operasi biner:

𝑎∗𝑏 =𝑎+𝑏−2

Tunjukkan bahwa (ℕ,∗) adalah suatu semigrup.

Penyelesaian:

a. Tertutup
Ambil sekarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℕ → 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 2 ∈ ℕ
Jadi, ℕ tertutup terhadap operasi biner ∗
b. Assosiatif
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℕ, maka
(𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = (𝑎 + 𝑏 − 2) ∗ 𝑐
= (𝑎 + 𝑏 − 2) + 𝑐 − 2
=𝑎+𝑏+𝑐−4
𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐) = 𝑎 ∗ (𝑏 + 𝑐 − 2)
= 𝑎 + (𝑏 + 𝑐 − 2) − 2
=𝑎+𝑏+𝑐−4
Maka ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℕ berlaku
(𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐)
Jadi, (ℕ,∗) merupakan suatu semigrup
3. MONOIDA
Sebuah monoid (𝑆,∗) adalah sebuah himpunan 𝑆 dengan operasi ∗ yang
didefinisikan terhadap 𝑆 sedemikian hingga memenuhi aksioma berikut:
a. Himpunan 𝑆 tertutup di bawah operasi ∗
b. Operasi ∗ bersifat assosiatif
c. Pada 𝑆 terdapat unsur identitas untuk operasi ∗

Dengan kata lain, semigrup yang mempunyai unsur identitas pada


operasi yang berlaku kepadanya disebut Monoid.

Contoh 4:

4
Himpunan bilangan bulat ℤ = {… , −2, −1,0,1,2, … } terdapat operasi
biner perkalian (∗)

Penyelesaian

𝑎, 𝑏 ∈ ℤ → 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ ℤ

=4∗2∈ℤ

= 8 ∈ ℤ (tertutup)

𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℤ → (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐) ∈ ℤ

(4 ∗ 2) ∗ 1 = 4 ∗ (2 ∗ 1) ∈ ℤ

8 = 8 ∈ ℤ (assosiatif)

𝑎, 𝑒 ∈ ℤ → 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∈ ℤ
4 ∗ 1 = 1 ∗ 4 = 4 ∈ ℤ (unsur identitas)

B. DEFINISI GRUP DAN SIFAT-SIFAT GRUP


1. Definisi Grup
Misalkan 𝐺 adalah sebuah himpunan dengan operasi biner (biasanya
disebut perkalian) yang menetapkan setiap pasangan terurut (𝑎, 𝑏) dari
elemen 𝐺 sebuah elemen dalam 𝐺 yang dinotasikan dengan 𝑎𝑏. Kita
katakan 𝐺 adalah grup pada operasi ini jika tiga sifat berikut terpenuhi.
a. Assosiatifitas, operasi ini bersifat assosiatif, yaitu
(𝑎𝑏)𝑐 = 𝑎(𝑏𝑐) ∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺
b. Identitas, ada sebuah elemen 𝑒 (identitas) di 𝐺 sedemikian hingga
𝑎𝑒 = 𝑒𝑎 = 𝑎∀𝑎 ∈ 𝐺
c. Invers (kebalikan), untuk setiap elemen 𝑎 di 𝐺, terdapat elemen 𝑏 di
𝐺 (disebut invers dari 𝑎) sehingga 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 𝑒

Contoh 5:

5
Himpunan bilangan rasional ℚ, dengan operasi perkalian (×)
merupakan grup.

Penyelesaian:

a. Operasi perkalian (×) adalah operasi biner di ℚ, karena


∀𝑎, 𝑏 ∈ ℚ, 𝑎 × 𝑏 ∈ ℚ
b. Assosiatif, karena ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℚ, 𝑎 × (𝑏 × 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) × 𝑐
c. Mempunyai elemen identitas yaitu 1 ∈ ℚ, sehingga berlaku
1 × 𝑎 = 𝑎 × 1 = 𝑎, ∀𝑎 ∈ ℚ
d. Setiap elemen di ℚ mempunyai invers
1 1 1
∀𝑎 ∈ ℚ, ∃𝑎−1 = 𝑎 ∈ ℚ sehingga berlaku 𝑎 × 𝑎 = 𝑎 × 𝑎 = 1

Contoh 6:
Himpunan bilangan bulat 𝑍 (dilambangkan demikian karena kata dalam
bahasa Jerman untuk bilangan adalah Zahlen), himpunan bilangan
rasional 𝑄 (untuk hasil bagi), dan himpunan bilangan real 𝑹 adalah grup
yang berada dalam penjumlahan biasa. Dalam setiap kasus, identitasnya
adalah 0 dan invers dari 𝑎 adalah −𝑎.
Contoh 7:
Himpunan bilangan bulat pada perkalian biasa bukanlah suatu grup.
Karena angka 1 adalah identitas, sifat 3 gagal. Misalnya, tidak ada
bilangan bulat 𝑏 sehingga 5𝑏 = 1.
Contoh 8:
Subset {1, −1, 𝑖, −𝑖} dari bilangan kompleks adalah grup dalam
perkalian kompleks. Perhatikan bahwa −1 adalah inersnya sendiri,
sedangkan invers dari 𝑖 adalah −𝑖, dan sebaliknya.
Contoh 9:
Himpunan ℚ+ rasional positif adalah grup dengan perkalian biasa.
1
invers dari sembarang 𝑎 adalah 𝑎 = 𝑎−1 .

Contoh 10:

6
Himpunan 𝑆 bilangan irasional positif dengan 1 pada perkalian
memenuhi ketiga sifat yang diberikan Dalam definisi suatu grup tetapi
bukan suatu grup. Tentunya, √2 ∙ √2 = 2, jadi 𝑆 tidak tertutup pada
perkalian.
Contoh 11:
𝑎 𝑏
Bentuk himpunan persegi panjang [ ] disebut matriks 2 × 2.
𝑐 𝑑
Himpunan semua matriks 2 × 2 yang bilangan real merupakan grup
dalam penjumlahan komponen. Yaitu,
𝑎1 𝑏1 𝑎 𝑏2 𝑎 + 𝑎2 𝑏1 + 𝑏2
[ ]+[ 2 ]=[ 1 ]
𝑐1 𝑑1 𝑐2 𝑑2 𝑐1 + 𝑐2 𝑑1 + 𝑑2
0 0 𝑎 𝑏 −𝑎 −𝑏
Identitasnya adalah [ ], dan invers [ ] adalah [ ]
0 0 𝑐 𝑑 −𝑐 −𝑑
Contoh 12:
Himpunan 𝑹 ∗ bilangan real bukan nol adalah grup dalam perkalian
1
biasa. Identitasnya adalah 1. Invers dari 𝑎 adalah .
𝑎

Contoh 13:
Himpunan {0,1,2,3} bukan merupakan grup pada modul perkalian 4.
Meskipun 1 dan 3 mempunyai invers, namun elemen 0 dan 2 tidak.
2. Sifat-sifat Grup
Teorema 4.1 Hukum Kanselasi
Dalam suatu grup 𝐺 dan 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐺 berlaku hukum pembatalan
(kanselasi)
a. Pembatalan kiri: 𝑥𝑦 = 𝑥𝑧 ⇒ 𝑦 = 𝑧
b. Pembatalan kanan: 𝑦𝑥 = 𝑧𝑥 ⇒ 𝑦 = 𝑧

Bukti:

𝑥𝑦 = 𝑥𝑧 (diketahui)

→ 𝑥 −1 (𝑥𝑦) = 𝑥 −1 (𝑥𝑧) eksistensi 𝑥 −1 ∈ 𝐺 (aksioma 3)

→ (𝑥 −1 𝑥)𝑦 = (𝑥 −1 𝑥)𝑧 asosiatif (aksioma 1)

→ 𝑒𝑦 = 𝑒𝑧 definisi → 𝑥 −1 ∙ 𝑥 = 𝑒

7
→ 𝑦 = 𝑧 definisi e

Dengan cara yang sama bagian kedua juga dapat dibuktikan, yaitu
dengan mengalikan ruas kiri dan kanan dengan 𝑥 −1 dari kanan.

Teorema 4.2

Setiap unsur grup 𝐺 mempunyai invers tunggal.

Bukti:

Misalkan 𝑎 ∈ 𝐺 dan 𝑎1−1 , 𝑎2−1 berturut-turut invers dari 𝑎. Maka


diperoleh

𝑎1−1 = 𝑒 sebab 𝑎1−1 invers 𝑎

𝑎2−1 = 𝑒 sebab 𝑎2−1 invers 𝑎

Berdasarkan teorema 4.3 bahwa 𝑒 adalah Tunggal, sehingga didapat


𝑎1−1 𝑎 = 𝑎2−1 𝑎. Dengan menggunakan hukum pencoretan kanan
diperoleh 𝑎1−1 = 𝑎2−1

Karena 𝑎1−1 = 𝑎2−1 , hal ini berarti bahwa invers dari suatu unsur di 𝐺
adalah Tunggal.

Teorema 4.3 Ketunggalan

Unsur identitas sifat grup 𝐺 adalah tunggal.

Bukti:

Misalkan ada 𝑒1 , 𝑒2 masing-masing unsur identitas dari 𝐺, maka berlaku


∀𝑥 ∈ 𝐺, 𝑒1 𝑥 = 𝑥 karena 𝑒1 unsur identitas di 𝐺, dan 𝑒2 𝑥 = 𝑥 karena 𝑒2
unsur identitas di 𝐺

Sehingga berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa


𝑒1 𝑥 = 𝑒2 𝑥 dan selanjutnya dengan menggunakan hukum pencoretan
kanan diperoleh 𝑒1 = 𝑒2

Karena 𝑒1 = 𝑒2 berarti bahwa unsur identitas 𝐺 adalah Tunggal.

8
Teorema 4.4

Jika 𝐺 suatu grup dan 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐺 maka berlaku (𝑥𝑦)−1 = 𝑦 −1 𝑥 −1

Bukti:

Karena 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐺 maka 𝑥𝑦 ∈ 𝐺, sehingga berlaku

→ (𝑥𝑦)−1 𝑥𝑦 = 𝑒 a

→ (𝑥𝑦)−1 (𝑥𝑦)𝑦 −1 = 𝑒𝑦 −1

→ (𝑥𝑦)−1 𝑥(𝑦𝑦 −1 ) = 𝑦 −1

→ (𝑥𝑦)−1 𝑥 ∙ 𝑒 = 𝑦 −1

→ (𝑥𝑦)−1 𝑥 = 𝑦 −1

→ (𝑥𝑦)−1 𝑥𝑥 −1 = 𝑦 −1 𝑥 −1

→ (𝑥𝑦)−1 𝑒 = 𝑦 −1 𝑥 −1

→ (𝑥𝑦)−1 = 𝑦 −1 𝑥 −1

Contoh 14:
Misalkan ℤ merupakan himpunan bilangan bulat yang dilengkapi
dengan operasi ∗ dengan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℤ. Elemen
identitas dari (ℤ,∗) adalah..
Penyelesaian:
Berdasarkan definisi, 𝑒 ∈ ℤ dikatakan sebagai elemen identitas dari
(ℤ,∗) jika 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∀𝑎 ∈ ℤ
Karena didefinisikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, diperoleh
𝑎∗𝑒 =𝑎
𝑎 + 𝑒 − 𝑎𝑒 = 𝑎
𝑒 − 𝑎𝑒 = 0
𝑒(1 − 𝑎) = 0
𝑒=0
dan

9
𝑒∗𝑎 =𝑎
𝑒 + 𝑎 − 𝑒𝑎 = 𝑎
𝑒 − 𝑒𝑎 = 0
𝑒(1 − 𝑎) = 0
𝑒=0
Oleh karena itu, 𝑒 = 0 ∈ ℤ merupakan elemen identitas yang dimaksud
karena 𝑎 ∗ 0 = 0 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∀𝑎 ∈ 𝐺

10
LATIHAN SOAL

1. ℤ adalah himpunan bilangan bulat didefinisikan ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎𝑏.


Buktikan (ℤ,∗) merupakan semigrup yang bukan monoid!
2. Apakah pernyataan tersebut termasuk keadalam grupoid, semigrup, dan
monoid!
𝑎 0
𝑀 = {( ) |𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℚ 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑐 = 1}, (𝑀, +)
𝑏 𝑐
3. Operasi ∗ pada himpunan bilangan asli ℕ yang didefinisikan dengan 𝑎 ∗ 𝑏 =
𝑎 + 𝑏 − 8, ∀𝑎, 𝑏 ∈ ℕ. Tunjukkan bahwa (ℕ,∗) memiliki elemen identitas!
(gunakan teorema 1)
4. Misalkan 𝐺 = {−1,1}. Buktikan bahwa 𝐺 adalah suatu grup terhadap
perkalian biasa (𝐺,∗)!
5. Buktikan apakah himpunan berikut termasuk grup atau bukan!
𝐴 = {2𝑚 , 𝑚 ∈ ℤ}(𝐴,×)

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Grupoida adalah himpunan bersama dengan operasi biner yang
memetakan dua elemen dari himpunan tersebut ke elemen ketiga yang
mungkin berbeda. Tidak ada batasan khusus pada sifat operasi dalam
grupoida, sehingga operasi binernya tidak harus asosiatif, dan elemen-
elemen tidak perlu memiliki invers. Semigrup adalah himpunan bersama
dengan operasi biner yang memenuhi sifat asosiatif serta tidak memiliki
elemen identitas atau elemen invers yang harus ada. Monoida adalah
semigrup yang memiliki elemen identitas. Elemen identitas dalam monoida
adalah elemen khusus 𝑒 sehingga untuk setiap elemen 𝑎 dalam monoida.
Semua tiga struktur ini penting dalam matematika dan memiliki berbagai
aplikasi dalam berbagai bidang.
Grup adalah struktur memiliki invers untuk setiap elemennya, tetapi
elemen invers tidak selalu ada dalam semigrup atau monoida. Sifat-sifat
grup memungkinkan pemodelan dan analisis yang kuat dalam berbagai
konteks. Dengan sifat-sifatnya yaitu pembatalan kiri dan kanan, invers,
identitas, dan lainnya.

B. SARAN
Dengan adanya pemaparan makalah ini, disarankan bagi pembaca
dapat memahami penjelasan mengenai materi struktur aljabar khusunya
dalam grupoida, semigrup, dan monoida serta grup dan sifat-sifat yang
terdapat didalamnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fadli. (2013). Struktur Aljabar. Jakarta: Akademia.


Gallian, J. A. (2017). Contemporary Abstract Algebra (9th Edition ed.). Boston,
USA: Cengage Learning.
Muniri. (2016). Struktur Aljabar. Yogyakarta: Kalimedia.

Anda mungkin juga menyukai