Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MATA KULIAH MATEMATIKA KOMPUTER

HIMPUNAN

Oleh:

M. FADHIL MUHAIMIN
(60200118008)

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

TEKNIK INFORMATIKA

2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik.Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen terkait dengan konsep
dasar matematika 1 yang berisi tentang uraian secara singkat mengenai Himpunan yang meliputi
pengertian himpunan, teori himpunan, diagram himpinan, objek himpunan, operasi pada
himpunan,dan aljabar himpunan.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
kamimengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan tugas ini.
Semoga apa yang kami susun dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami mohon
maaf bila banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Makalah ini memuat tentang
“Matematika Komputer” yang menjelaskan tentang materi Himpunan. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Matematika Komputer yang telah
membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.

Gowa, 8 November 2018


    
                                                            
Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A.Latar belakang...................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................................6
TEORI DASAR...........................................................................................................................................6
A.Pengertian Himpunan.......................................................................................................................6
Notasi Himpunan...................................................................................................................................9
Cara menyatakan himpunan:.............................................................................................................11
Relasi Antar Himpunan......................................................................................................................12
Himpunan Kuasa.................................................................................................................................13
Kardinalitas...........................................................................................................................................14
Himpunan Tercacah............................................................................................................................16
Diagram Venn.......................................................................................................................................16
Representasi Biner...............................................................................................................................16
Operasi dasar.......................................................................................................................................17
Aljabar Pada Himpunan.....................................................................................................................20
BAB 3.........................................................................................................................................................23
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................................23
BAB 4.........................................................................................................................................................26
PENUTUP...................................................................................................................................................26
A. KESIMPULAN........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................27
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar belakang

Teori himpunan dikenalkan di sekolah pada tahun 1960-an setelah era Sputnik. Pada tahun
1970-an banyak orang merasa bahwa simbol-simbol yang ada pada teori himpunan ini
mengakibatkan kebingungan pada dan anak-anak, maupun orang dewasa, khususnya bagi
mereka yang baru mengenalsimbol-simbol itu. Himpunan merupakan salah satu dasar dari
matematika. Konsep dalam matematika dapat dikembalikan pada konsep himpunan, misalnya
garis adalah himpunan titik. Sebetulnya pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat
diterima secara intuitif. Mengingat demikian pentingnya teori himpunan, maka dalam
kesempatan ini akan dijabarkan beberapa konsep mengenai teori himpunan.

Modul ini merupakan bahan ajar pertama dari mata kuliah konsep dasar matematika. Modul ini
terbagi ke dalam dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 memuat tentang pengertian himpunan,
dan kegiatan belajar 2 memuat tentang operasi dan sifat himpunan. Materi yang dibahas di dalam
modul ini merupakan dasar untuk mempelajari materi-materi lain dalam matematika dan bidang
kajian lain. Dengan Mengusai materi ini kita akan terbantu dalam mempelajari dan mencerna
materi-materi lain, baik yang berhubungan dengan logika matematika, matematika secara umum,
maupun materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Secara umum, setelah anda menyelesaikan modul ini diharapkan anda mampu memahami teori
himpunan dan operasi-oerasinya serta dapat memanfaatkannya dalam menyelesaikan masalah-
masalah matematika maupun masalah-masalah di uar matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Himpunan?
2. Apa itu diagram venn?
3. Cara penulisan himpunan?
4. Macam macam operasi himpunan?
5. Operasi aljabar himpunn?
6. Manfaat mempelajari himpunan di pengemplementasian sehari hari?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan definisi himpunan
2. Mampu mengetahui apa itu diagram venn
3. Mampu mengerjakan berbagai operasi dan aljabar himpunan
4. Mengimplementasikan himpunan dalam kehidupan.
BAB 2

TEORI DASAR
A.Pengertian Himpunan

Himpunan adalah sekelompok atau sekumpulan benda atau objek-objek tertentu yang
tercakup di dalam suatu kesatuan dan dapat di definisikan secara jelas. Objek –objek pembentuk
himpunan disebut anggota himpunan.
Aturan – aturan penulisan himpunan :
1. Nama suatu himpunan harus dituliskan dengan menggunakan huruf capital
2. Penulisan anggota-anggota suatu himpunan harus di batasi oleh dua kurung kurawal.
Bentuk huruf kurawal adalah ({ }).
3. Untuk memisahkan anggota satu dengan anggota lainnya digunakan tanda koma (,)
4. Untuk menuliskan anggota himpunan yang berlanjut harus digunakan tanda titik
sebanyak 3 buah (…).
5. Banyaknya anggota himpunan A dinotasikan dengan n(A).

Irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn

Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang
tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah
dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan
dapat dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan
merupakan sumber dari mana semua matematika diturunkan.

Sebuah himpunan (set) adalah sekumpulan objek-objek yang dinamakan elemen-elemen


(elements) dari himpunan itu. Simbol yang dipergunakan untuk set adalah {}
Contoh: A = {1,3,5,7,9}
Element of

Jika A adalah suatu himpunan dan a adalah suatu elemen dari A, maka notasi matematika yang
dipergunakan adalah a∈A

Contoh: 3 ∈ A

Not Element of

Jika A adalah suatu himpunan dan a bukan merupakan elemen dari A, maka notasi matematika
yang dipergunakan adalah a∉A

Contoh: 6 ∉ A

Intersection

Jika elements dari dua buah set memiliki nilai yang sama

Contoh: A={2,3,5,7}, B={2,4,6,8}

A∩B ={2}

Union

Gabungan elements dari dua buah set

Contoh: A={2,3,5,7}, B={2,4,6,8}

A∪B ={2,3,4,5,6,7,8}

Subset

Himpunan A disebut himpunan bagian (subset)


dari himpunan B, jika setiap unsur himpunan A merupakan unsur himpunan B.

Contoh: {9,14,28} ⊆ {9,14,28}

Strict Subset

Subset yang memiliki element yang lebih sedikit dari sebuah set
Contoh: {9,14} ⊂ {9,14,28}

Super Subset

Subset yang memiliki element sama atau lebih banyak dari sebuah set

Contoh: {9,14,28} ⊇ {9,14,28}

Strict Super Subset

Subset yang memiliki element lebih banyak dari sebuah set

Contoh: {9,14,28} ⊃ {9,14}

Power Set

Semua Subset yang dimiliki dari sebuah set

Contoh: P(A) atau 2

Notasi Himpunan

sebuah himpunan biasanya dinyatakan dengan simbol simbol tertentu, biasanya sebuah
himpunan dinyatakan dengan menggunakan huruf besar/kapital seperti A, B, C, D, E, dst. atau
bisa juga ditandai dengan adanya kurung kurawal, {…} sedangkan anggota dari himpunan
tersebut biasanya ditandai dengan menggunakan huruf alfabet kecil seperti a,b,c,d,e, dst. 

Untuk menyatakan sebuah himpunan, ada 4 buah cara yang bisa dilakukan. yaitu:

Enumerasi

Enumerasi adalah cara menyatakan himpunan dengan menuliskan seluruh anggota himpunan di
dalam kurung kurawal. Setiap anggota di dalamnya dipisahkan dengan tanda koma. Misalnya: x
= {s,a,p,i}

Simbol baku

Ada beberapa simbol tertentu yang sudah disepakati untuk menyatakan sebuah himpunan.
sebagai contoh, simbol P biasanya digunakan utnuk menyatakan himpunan bilangan bulat
positif, sedangkan huruf R digunakan untuk menyatakan sebuah himpunan yang berisi bilangan
riil.

Notasi pembentukan himpunan


himpunan juga bis dinyatakan dengan cara menulis ciri-ciri umum dari anggota yang ada di
dalam himpunan tersebut. misalnya: A = {x|x adalah himpunan bilangan riil}

Notasi Himpunan

Nama Notasi Contoh

Himpunan Huruf besar S

Huruf kecil (jika merupakan


Anggota himpunan a
huruf)

Kelas Huruf tulisan tangan C

Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan
sebagainya, menggunakan notasi yang khusus.

Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks

Notasi N Z Q R C

Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:

Simbol Arti

{} atau ø Himpunan kosong


∪ Operasi gabungan dua himpunan

∩ Operasi irisan dua himpunan

⊆, ⊂ , ⊇ ,⊃⊆ Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati

ACa Komplemen

P(A) Himpunan kuasa

Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:

 Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi
mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...).

B = { apel, jeruk, manga, pisang}


A = {a, b, c, …, y, z}
N = {1, 2, 3, 4}

 Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat


yang harus dipenuhi oleh setiap anggota himpunan tersebut.

O = { u | u adalah bilangan ganjil}

E = { x | x € Z ∧ (x mod 2 = 0)}

P= {p | p adalah orang yang pernah menjabat sebagai Presiden RI}

Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan


berikut:

A = { x | x ∉ A}
Himpunan A tidak mungkin ada, karena jika A ada, berarti harus mengandung anggota yang
bukan merupakan anggotanya. Namun jika bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin A
bisa mengandung anggota tersebut.

Cara menyatakan himpunan:

1. Deskripsi, dengan kata-kata.


2. Tabulasi, dengan mendaftarkan semua anggota.
3. Rule, dengan notasi pembentuk himpunan.
Contoh:
A adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 10.
Deskripsi: A = { bilangan cacah kurang dari 10 }
Tabulasi: A = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Rule: A = { x | x bilangan cacah kurang dari 10}
atau
Rule: A = { x | x < 10, x bilangan cacah}
• Kedua contoh Rule diatas dibaca: "A adalah himpunan anggota x, dimana x adalah bilangan
cacah kurang dari 10.

Himpunan Kosong

Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-anggota apel, jeruk, mangga,


dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6} memiliki dua anggota, yaitu bilangan 5 dan 6. Kita
boleh mendefinisikan sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun. Himpunan ini
disebut sebagai himpunan kosong.

Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai:

∅ = {}
Relasi Antar Himpunan
Himpunan bagian

Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat himpunan-
himpunan lain yang anggotanya adalah diambil dari himpunan tersebut.

 {apel, jeruk}
 {jeruk, pisang}
 {apel, mangga, pisang}

Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu adalah juga
anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai himpunan bagian dari A. Jadi
dapat dirumuskan:

B adalah himpunan bagian dari A jika setiap anggota B juga terdapat dalam A.

B ⊆ A≡∀ x X∈B→ x∈ A
Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka  juga subhimpunan dari A.

Untuk sembarang himpunan A,

∅⊆A

Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A adalah A sendiri.

Untuk sembarang himpunan A,

A⊆A

Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai himpunan bagiannya sendiri.
Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut himpunan bagian dari A, tetapi bukan A
sendiri. Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas dari konteksnya.

Himpunan bagian sejati dari A menunjuk pada himpunan bagian dari A, tetapi tidak mencakup A
sendiri.

B ⊂ A≡B⊆A∧B≠ A
Superhimpunan
Kebalikan dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih besar yang
mencakup himpunan tersebut.

A ⊇ B≡ B ⊆ A

Kesamaan dua himpunan


Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap
anggota B adalah anggota A.

A = B ≡∀ x X∈ A ⟷ x∈B

Atau

A = B ≡ A ⊆ B ∧ B⊆ A
Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan B adalah sama.
Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian buktikan bahwa Badalah
subhimpunan A.

Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa atau himpunan pangkat (power set) dari A adalah himpunan yang
terdiri dari seluruh himpunan bagian dari A. Notasinya adalah .

Jika A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, maka P(A):

{ { },

{apel}, {jeruk}, {mangga}, {pisang},

{apel, jeruk}, {apel, mangga}, {apel, pisang},

{jeruk, mangga}, {jeruk, pisang}, {mangga, pisang},


{apel, jeruk, mangga}, {apel, jeruk, pisang}, {apel, mangga, pisang}, {jeruk, mangga,
pisang},

{apel, jeruk, mangga, pisang} }

Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2 pangkat banyaknya
anggota A.

|P(A)| = 2|A|

Kardinalitas

Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya anggota yang
dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya anggota himpunan {apel, jeruk, manga, pisang}
adalah 4. Himpunan {p, q, r, s}  juga memiliki anggota sejumlah 4. Berarti kedua himpunan
tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang sama.

Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi


korespondensi satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita membuat fungsi 

{(apel, p), (jeruk, q), (manga, r), (pisang, s)}  yang memetakan satu-satu dan kepada
himpunan A ke B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama.

Himpunan Denumerabel
Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan  N , yaitu himpunan bilangan asli, maka
himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai
kardinalitas a.

Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki
korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang
dinyatakan oleh  2n.

A = {2, 4, 6, 8 …}
Himpunan Berhingga

Jika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas a, maka himpunan
tersebut adalah himpunan berhingga.

Perhatikan himpunan-himpunan berikut.

P adalah himpunann nama-nama hari, dapat ditulis P = {senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu,
minggu}.

Himpunan bilangan cacah, dapat ditulis C = {0, 1, 2, 3, 4, …} dengan anggotanya 0, 1, 2, 3, 4,


dan seterusnya.

Himpunan bilangan ganjil, dapat ditulis G = {1, 3, 5, 7, …} dengan anggotanya 1, 3, 5, 7, … dan


seterusnya.

S adalah himpunan bilangan asli kurang dari 100, dapat ditulis S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 99}.

Pada himpunan P di atas, semua anggota himpunan P sudah didaftar, yaitu senin, selasa, rabu,
kamis, jumat, sabtu, dan minggu. Jadi, banyaknya anggota himpunan P ada 7.

Perhatikan himpunan S. Tidak semua anggota himpunannya didaftar di antara dua kurung
kurawal. Namun, kamu bisa menentukan bilangan yang paling besar anggotanya, yaitu 99. Jika
diurutkan mulai dari 1, 2, 3, 4, …, 99 lalu dihitung maka banyak anggotanya ada 99.

Himpunan seperti P dan S disebut himpunan berhingga. Sekarang, perhatikan himpunan C dan G
di atas. Tidak semua anggotanya didaftar dan juga tidak dapat ditentukan, berapakah bilangan
terbesar yang merupakan anggota himpunan. Karena tidak diketahui anggota yang terbesar maka
tidak dapat dihitung banyaknya anggota pada himpunan C dan G. Himpunan seperti C dan G
disebut himpunan tak berhingga.
Himpunan Tercacah
Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel.

Himpunan Non-Denumerabel

Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini
adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai
kardinalitas c. Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan
pembuktian diagonal.

Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas c, karena terdapat
korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang
1
salah satunya adalah y = tan ( πx− π ).
2

Diagram Venn
Diagram Venn adalah cara menyatakan sebuah himpunan dengan menggambarkannnya dalam
bentuk grafis. Masing-masing himpunan digambarkan dalam sebuah lingkaran dan dilingkupi
olah himpunan semesta yang dinyatakan dalam bentuk persegi empat

Representasi Biner

Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap himpunan
bagian dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk
biner. Bilangan biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit
dikaitkan dengan masing-masing anggota S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa anggota
tersebut ada, dan nilai 0 menunjukkan bahwa anggota tersebut tidak ada. Dengan kata lain,
masing-masing bit merupakan fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika
himpunan S = {a, b, c, d, e, f, g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka:
Himpunan Representasi Biner
---------------------------- -------------------
a b c d e f g
S = { a, b, c, d, e, f, g } --> 1 1 1 1 1 1 1
A = { a, c, e, f } --> 1 0 1 0 1 1 0
B = { b, c, d, f } --> 0 1 1 1 0 1 0

Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi
himpunan, seperti union (gabungan), interseksi (irisan), dan komplemen(pelengkap), karena kita
tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya. Representasi himpunan dalam bentuk
biner dipakai oleh kompiler-kompiler Pascal dan juga Delphi.

Operasi dasar
Gabungan]

Gabungan antara himpunan A dan B.

Dua himpunan atau lebih yang digabungkan bersama-sama. Operasi gabungan A ∪ B setara


dengan A atau B, dan anggota himpunannya adalah semua anggota yang termasuk
himpunan A ataupun B.
Contoh:

 {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.


 {1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.
 {Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}.
Beberapa sifat dasar gabungan:

 A ∪ B = B ∪ A.
 A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.
 A ⊆ (A ∪ B).
 A ∪ A = A.
 A ∪ ∅ = A.
 A ⊆ B jika dan hanya jika A ∪ B = B
Irisan

Operasi irisan A ∩ B setara dengan A dan B. Irisan merupakan himpunan baru yang anggotanya


terdiri dari anggota yang dimiliki bersama antara dua atau lebih himpunan yang terhubung.
Jika A ∩ B = ∅, maka A dan B dapat dikatakan disjoint (terpisah).
Contoh:

 {1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.


 {1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
 {Budi, Cici} ∩ {Dani, Cici} = {Cici}.
 {Budi} ∩ {Dani} = ∅.
Beberapa sifat dasar irisan:

 A ∩ B = B ∩ A.

 A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C.


 A ∩ B ⊆ A.
 A ∩ A = A.
 A ∩ ∅ = ∅.
 A ⊂ B jika dan hanya jika A ∩ B = A.

Komplemen

Operasi pelengkap A^C setara dengan bukan A atau A'. Operasi komplemen merupakan operasi


yang anggotanya terdiri dari anggota di luar himpunan tersebut.
Contoh:

 {1, 2} \ {1, 2} = ∅.
 {1, 2, 3, 4} \ {1, 3} = {2, 4}.
Beberapa sifat dasar komplemen:

 A \ B ≠ B \ A untuk A ≠ B.
 A ∪ A′ = U.
 A ∩ A′ = ∅.
 (A′)′ = A.
 A \ A = ∅.
 U′ = ∅ dan ∅′ = U.
 A \ B = A ∩ B′.

Ekstensi dari komplemen adalah diferensi simetris (pengurangan himpunan), jika diterapkan


untuk himpunan A dan B atau A - B menghasilkan

Diferensi simetris himpunan Adan B.


Contohnya, diferensi simetris antara:

 {7, 8, 9, 10} dan {9, 10, 11, 12} adalah {7, 8, 11, 12}.
 {Ana, Budi, Dedi, Felix} dan {Budi, Cici, Dedi, Ela} adalah {Ana, Cici, Ela, Felix}.

Hukum himpunan

1. Hukum komutatif
 p∩q≡q∩p
 p∪q≡q∪p
2. Hukum asosiatif
 (p ∩ q) ∩ r ≡ p ∩ (q ∩ r)
 (p ∪ q) ∪ r ≡ p ∪ (q ∪ r)
3. Hukum distributif
 p ∩ (q ∪ r) ≡ (p ∩ q) ∪ (p ∩ r)
 p ∪ (q ∩ r) ≡ (p ∪ q) ∩ (p ∪ r)
4. Hukum identitas
 p∩S≡p
 p∪∅≡p
5. Hukum ikatan
 p∩∅≡∅
 p∪S≡S
6. Hukum negasi
 p ∩ p' ≡ ∅
 p ∪ p' ≡ S
7. Hukum negasi ganda
 (p')' ≡ p
8. Hukum idempotent
 p∩p≡p
 p∪p≡p
9. Hukum De Morgan
 (p ∩ q)' ≡ p' ∪ q'
 (p ∪ q)' ≡ p' ∩ q'
10.Hukum penyerapan
 p ∩ (p ∪ q) ≡ p
 p ∪ (p ∩ q) ≡ p
11.Negasi S dan ∅
 S' ≡ ∅
 ∅' ≡ S
Aljabar Pada Himpunan

1. Variabel, konstanta, faktor

Variabel/peubah adalah lambang pengganti suatu bilangan yang nilainya belum diketahui dengan
jelas, biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, …, z.

Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar dan berupa bilangan serta tidak memuat
variabel.

Jika terdapat suatu bilangan a dan dapat diubah menjadi a=p.q dimana a, p, dan q bilangan bulat
maka p dan q disebut faktor-faktor dari a.

contoh : 7x+3y+8x-5y+6

variabel : x dan y

konstanta : 6

7x dapat diuraikan menjadi 7x=7x.1 atau 7x=7.x sehingga faktor dari7x yaitu 1, 7, x, 7x

2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis


Suku merupakan variabel koefisien atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan dengan
operasi jumlah atau selisih.

Suku-suku sejenis merupakan suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing
variabel yang sama. contoh : 5x dan -3x, 2a² dan a², y dan 6y

Suku-suku tak sejenis merupakan suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing
variabel yang tidak sama.

contoh : 2x dan 3x², -7y dan -x²

Suku satu merupakan bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah dan selisih.
contoh : 2x, 4y, …

Suku dua merupakan bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih.
contoh : 2x-4y, a²-5, …

Suku tiga merupakan bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.
contoh : 2x²+3×-1, 3x+4y-xy, …

Operasi Hitung Pada Aljabar


1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar

Operasi ini hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis.

2. Perkalian

Pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif a(b+c)=ab+ac dan a(b-c)=ab-ac. Sifat ini
juga berlaku untuk bentuk aljabar.
3. Perpangkatan

Dalam bilangan bulat Operasi perpangkatan dapat diartikan sebagai perkalian berulang dengan


bilangan yang sama. Hal yang sama berlaku untuk aljabar, pada perpangkatan aljabar koefisien
tiap suku ditentukan menurut segitiga pascal.
4. Pembagian

Hasil dari pembagian dua buah bentuk aljabar diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan
faktor sekutu dari masing-masing selanjutnya melakukan pembagian pada pembilang dan
penyebutnya.

5. Substitusi Pada Bentuk Aljabar


Nilai dari suatu bentuk aljabar dapat diperoleh dengan mensubstitusikan sembarang bilangan
pada variabel bentuk aljabar tersebut.

6. KPK dan FPB Bentuk Aljabar

Dalam menentukan KPK dan FPB bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menyatakan bentuk-
bentuk aljabar menjadi perkalian faktor-faktor primanya.
BAB 3
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
CONTOH

1, A gabungan B ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}


Contoh :    A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5, 7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 11}
2. Gambarkan garis diagram cartes jika
A={x:1≤x<5}
Pembahasan :
A={x:1≤x<5}
→→→→→→→
0 1 2 3 4 5 6 7
2. Dari soal nomor 2, terdapat tiga himpunan yang berbeda yaitu yang gemar membaca,
menulis dan melukis. Untuk menyelesaikan soal tersebut, terlebih dahulu kita cari irisan
ketiganya. Sehingga dapat disimpulkan :
Misal : B = Membaca, N = Menulis, L = Melukis
a) Orang yang gemar melukis dan menulis saja: 40 – 30 = 10 orang
b) Orang yang gemar membaca dan menulis saja: 35 – 30 = 5 orang
c) Orang gemar membaca saja: 60 – 30 – 5 = 25 orang
d) Orang yang gemar menulis saja: 50 – 30 – 10 = 10 orang
e) Orang yang gemar melukis saja: 45 – 45 = 0, maka orang yang gemar melukis saja
merupakan himpunan kosong
f) Orang yang tidak suka ketiganya: 100 – 25 – 30 – 5 – 10 – 10 = 20 orang.
3. Di antara bilangan bulat antara 101 – 600 (termasuk 101 dan 600 itu sendiri), berapa banyak
bilangan yang tidak habis dibagi oleh 4 atau 5 namun tidak keduanya?
Penyelesaian:

Diketahui:

 U = 500

 A = 600/4 – 100/4 = 150 – 25 = 125

 B = 600/5 – 100/5 = 120 – 20 = 100

 A  B  = 600/20 – 100/20 = 30 – 5 = 25

yang ditanyakan  A ⊕B  = ?

Hitung terlebih dahulu

 A  B =  A +  B – 2 A  B  = 125 + 100 – 50 = 175

untuk mendapatkan

 A ⊕B  = U – A  B = 500 – 175 = 325


4.Misalkan A adalah himpunan. Periksalah apakah setiap pernyataan di bawah ini benar atau
salah dan jika salah, bagaimana seharusnya:

(a) A∩P( A )=P( A )

(b) {A}∪P ( A )=P ( A )

(c) A−P( A )= A

(d) {A}∈ P( A )

(e) A ⊆P ( A )
Jawaban:

(a) A∩P( A )=P( A )  salah, seharusnya A∩P( A )=∅

(b) {A}∪P ( A )=P ( A )  benar

(c) A−P( A )= A  benar

(d) {A}∈ P( A )  salah, seharusnya {A}⊆ P( A )

(e) A ⊆P ( A )  ) salah, seharusnya A ∈ P( A )


BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa himpunan adalah sekelompok objek
yang dapat didefinisikan dengan jelas. Himpunan dapat berupa himpunan semesta , himpunan
kosong, himpunan terhingga, dan tidak terhingga. Himpunan merupakan dasar dari sebuah
matematika modern. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang
yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota
himpunan dan mana bukan anggota himpunan. Jenis-jenis terdiri dari himpunan bagian,
himpunan kosong, himpunan semesta, himpunan sama, himpunan lepas, himpunan komplement,
dan himpunan ekuivalent.

Pembelajaran mengenai himpunan selalu di identikkan dengan diagram venn karena


diagram venn ini memang diciptakan untuk membantu dalam menjelaskan mengenai hubungan
antar-himpunan dan operasi-operasi pada himpunan tersebut.

Manfaat mempelajari himpunan adalah membantu setiap orang yang mempelajari logika
untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren, meningkatkan
kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif, menambah kecerdasan dan
meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri, memaksa dan mendorong orang
untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis, meningkatkan cinta akan
kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan, mampu
melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

B. SARAN

Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam berbagai disiplin
ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita lebih seius dalam mempelajari
matematika dan jangan dijadikan matematika sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk
dipelajari karena matematika adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan
kita.

Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami materi matriks ini
terutama pengaplikasiannya di kehidupan sehari hari. Jika ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini penulis mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
 https://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_(matematika)
 https://suryana900.wordpress.com/2017/03/22/pengertian-himpunan/
 https://www.belajarmtk.com/pengertian-himpunan-dan-contohnya/
 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir-sugiyono-mkes/09-teori-
himpunan.pdf
 https://www.wardayacollege.com/matematika/logika/himpunan/
 https://www.pinterpandai.com/rumus-himpunan-matematika-soal-jawaban/

Anda mungkin juga menyukai