Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT NATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dosen Pengampun: Afifah Nur Aini, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 6:

1.Lailatul Qodariya Nim: 221101070010


2. Dwi Tri Fresti Firnanda Nim: 221101070002
3 .Sesilya Ainun Warda Nim: 221101070015

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TADRIS MATEMATIKA
JEMBER 2022
PRAKATA

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT atas rahmat Allah-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Hakikat Matematika dan
Pembelajaran Matematika”. Penulisan makalah adalah salah satu tugas mata kuliah
teori belajar dan pembelajaran. Dalam penulisan ini penulis masih banyak kekurangan
baik pada Teknik penulisan maupun materi, mengigat akan kemampuan penulis
belum maksimal. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak dapat diharapkan demi
menyempurnakan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak- pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini
khususnya kepda dosen pengampuan yang telah membimbing dan mengarahkan
bagaimana seharusnya makalah ini dibuat.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan bantuan
ini sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Amiin Yaa
Robbal Alamiin.

Jember,10 September 2022


Penulis

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Cover ..........................................................................................................................................

Kata Pengantar ...........................................................................................................................ii

Daftar isi ....................................................................................................................................iii

BAB I PEDAHULUAN ...........................................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2

A. Pengertian hakikat matematika .....................................................................................3


B. Pengertian pembelajaran matematika ............................................................................4
C. Teori pembelajaran matematika ....................................................................................4
D. Pembelajaran matematika berlandasan konstruktivistik ...............................................7

PENUTUP ................................................................................................................................10

A. Kesimpulan ..................................................................................................................10
B. Saran .............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah bidang ilmu, yang menyangkup studi tentang topik topik
seperti bilangan, rumusan dan struktur terkait, bangun dan tempat mereka berada, dan
besaran serta perubahannya. Tidak ada kesepakan umum tentang ruang linkup yang
tepat atau status epistemologisnya.
Dalam kehidupan sehari- hari, manusia tidak akan pernah lepas dari matematika.
Bila sudah menyangkut “ matematika”, secara umum, orientasi kita pasti sudah
mengarah ke rumus-rumus, bilangan dan lain lain
Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari- hari tanpa kecuali
dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Oleh karena itu, banyak disiplin ilmu lain yang
menggunakan matematika sebagai ilmu penunjang yang terjadi pijakan
berkembangnya disiplin disiplin ilmu tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat pesat terutama dalam informasi begitu cepat, sehingga informasi
yang terjadi didunia dapat kita ketahui dengan segera yang mengakibatkan batas
negara dan wakru sudah tidak ada perbedaan lagi. Berdasarkan hal- hal yang
dikemukakan diatas, maka kami Menyusun makalah tentang HAKIKAT
MATEMATIKA DAN PEMBELAJAR MATEMATIKA.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian hakikat matematika?
2. Pengertian belajar matematika?
3. Teori pembelajaran matematika?
4. Pembelajaran matematika berdasarkan konstruktiv?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian matematika
2. Untuk mengetahui pengertian belajar matematika
3. Untuk mengetahui teori pembelajaran matematika
4. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran matematika berdasarkan kontruktiv

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hakikat matematika


Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani Mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal katanya msthema yang berarti pengetahuan dan ilmu(knowledge,
science). Kata mathematike artinya belajar. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka
perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpiki.
Matematika lebih menekannkan kegiatan dalam dunia rasio atau penalaran.
Matematika dibentuk dengan pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris.
Kemudian pengalam itu di prosesdidalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan
penalaran di dalam stuktur sehingga sampai terbentuk konsep konsep matematika
supaya konsep- konsep matematikayang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang
lain. Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau
berhitung, Aljabar,Geomitri setelah itu ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi,
Aljabar Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan, Geometri Linear, Analisis Vektor,dll.
Menurut Johnson dan Rising(1972) dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang
logis,matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilahyang didefinisikan agar
cermat, jelas, dan akurat referensinya dengan symbol
Kemudian Klien (1973) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu
bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri.
Tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami
dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
Karakteristik matematika ada beberapa yaitu memiliki objek kajian abstrak,
bertumpu pada kesepakatan, berpola piker deduktif, memiliki simbol yang kosong
dari artian dapat dimanfaatkan oleh yang memerlukan matematika sebagai alat
penempatan matematika sebagai Bahasa simbol.

2
Matematika yang diajarkan di jenjang persekolahan yaitu matematika dasar,
sekolah lanjutan tinggat pertama, sekolah lanjutan tinggkat atas disebut matematika
sekolah. Matematika sekolah sajian matematika dalam buku sekolah tidak selalu
diawali dengan teorema atau definisi. Melainkan disesuaikan antara lain dengan
perkembangan intelektual peserta didik, dengan mengaitkan butir butir matematika
yang akan disampaikan dengan realitas disekitar siswa. Hal tersebut akan terasa
matematika informal yang biasa diterapkan di jenjang taman kanak-kanak dengan
bentuk permainan atau nyayian. Pola pikir matematika sebagai ilmu adalah deduktif,
sifat yang ditemukan secara induktif ataupun empirikharus kemudian dibuktikan
kebenarannya dalam langkah -langkah deduktif sesuai dengan strukturnya.
Dalam matematika disekolah dasar terlihat secara bertahab diperkenalkan
bilangan bulat positif, demikian pula pecahan dan bilangan negative semestanya
menyempit dan kemudian meluas
Seorang guru matematika harus berusaha untuk mengurangisifat abstrak dari
objek matematika itu hingga memudahkan siswa menangkappelajaran matematika
disekolah. Sesuai dengan perkembangan penalaran siswanya, harus mengusahakan
agar, fakta, operasi, ataupun prinsip dalam matematika itu terlihat konkret.
B. Pengertian pembelajaran matematika
Pembelajarn matematika menurut Muhsetyo(2008;26) adalah proses pemberian
pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga
siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Pembelajaran matematika, merurut Bruner( Hudojo,2000;56) adalah belajar tentang
konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta
mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya.
Belajar matematika berarti belajar tentang konsep- konsep dan struktur yang
terdapat dalam bahasan yng dipelajari serta mencari hubungan hubungan antara
konsep-konsep dan struktur tersebut. Dari sejak perkembangannya matematika
sampai sekarang, matematika diakui sebagai tolak ukur pertama untuk mengukur
tinggat kecerdasan seseorang.
Anak anak dalam belajar matematika mempunyai karakter- karakter masing-
masing. Masing- masing karakter tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
 Deduktif adalah didalam matematika selalu ada kesimpulan yang berlaku
umum, yaitu disetiap waktu dan setiap kondisi

3
 Logis artinya masuk akal atau sesuai dengan logika. Logika itu sendiri adalah
pengetahuan tentang kaidah- kaidah berpikir, yaitu cara untuk menemukan
benar atau salah
 Formal artinya sesuai dengan aturan. Konsep matematika disusun berdasarkan
aturan yang telah disepakati
 Aksiomatik artinya proses matematika yang dibentuk bermula dari konsep
yang tak terdefinisi, definisi dan aksioma yang berlaku lewat kesepakatan
secara umum dan dikembangkan menjadi konsep baru.
 Simbolik artinya konsep yang dinyatakan dengan simbol- simbol atau notasi
unik yang padat dengan arti.
 Hierarkis- sistematis artinya matematika dipelajari yang paling sederhana
untuk kemudian dikembangkan pada konsep yang lebih kompleks.
 Abstrak artinya pada tingkat yang lebih tinggi yang dikembangkan lewat
pikiran dan imajinasi. Misalnya seorang anak yang dapat menentukan sebuah
bangun dengan Digambar terlebih dahulu

Tanpa memperhatikan kesiapan intelektual anak, pelajaran yang diberikan kepada


anak akan sia-sia. Misalnya pelajaran yang diberikan terlalu tinggi tanpa melihat
tingkat kecerdasan anak, pelajaran itu tidak akan dimengerti anak. Tingkat
intelektual anak seiring dengan usia tersebut mempunyai empat tahap yaitu:

 Tahap sensori motorik, ini terjadi pada anak dari lahir hingga usia 2 tahun
 Tahap operasional awal, yaitu dari usia 2 sampai 7 tahun.
 Tahap operasi konkret, terjadi pada usia 7 sampai 11 atau 12 tahun
 Tahap operasi formal, yaitu usia 11 atau 12 ke atas
Menurut Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul Teori Kecerdasan
Makemuk (Frames of mind ; The Theory of Multiple Intelligence;1983),kecerdasan
seseorang dapat diklarifikasikan kedalam Sembilan macam, yaitu kecerdasan berpikir
logis, kecerdasan daya bayang ruang,kecerdasan ritmis, kecerdasan bahasa,kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan jasmani, kecerdasan alami, dan
kecerdasan spiritual. Diantara senbilan kecerdasan yang berkaitan dengan matematika
ada dua yaitu kecerdasan berpikir logis dan daya bayang ruang .Oleh sebab itu, dalam
setiap proses seleksi (siwa,mahasiswa, karyawan)untuk mendapatkan kualitas

4
terbaik,matematika selalu ada didalamnya.Begitu pula dalam setiap pesikotes untuk
mengetahui minat dan bakat seseorang,matematika pun selalu ada didalamnya.
C. Teori pembelajaran matematika
1 Teori ini dikemukakan oleh Jerome S. Bruner dari Universitas Harvard.Ia
mengatakan bahwa proses belajar anak terbagi menjadi 3(tiga) tahapan, yaitu sebagai
berikut.
 Tahap Enaktif ( tahap kegiatan), yaitu tahap dimana anak belajar tentang
sesuatu konsep dai benda-benda nyata atau peristiwa yang dia alami di suatu
sekelilingnya.
 Tahap Ikonik (tahap gambar bayangan),yaitu tahap dimana anak belajar
mngubah, menandai, dan menyimpan benda atau peristiwa dalam bentuk
bayangan.
 Tahap Simbolik, yaitu tahap dimana anak dapat menyampaikan bayangan
yang ada dipikirannya dalam bentuk kata-kata dan simbol.
2.Teori belajar dienes

Zaiton P.Dienes(1916-2014) adalaha seorang guru matematika. Menurut


pengalamannya, umumnya anak anak hanya menyenangi matematika pada permulaan
saja, yaitu pada saat mereka baru berkenalan dengan matematika dan baru
mempelajari matematika yang sederhana. Namun, setelah mereka menemui hal yang
tidak diketahui atau dipahami, mulailah mereka menganggap matematika sebagai
ilmu yang sukar dan membingungkan. Menurut Dienes agar konsep matematika bisa
dipahami oleh anak, matematika harus diajarkan secara berurutan, yaitu mulaia
dengana konsep murni, konsep notasi dan diakhiri dengan konsep terapan.

Dienes mengurutkan tahapan belajar anak ke dalam enam tahap, yaitu sebagai berikut

 Tahap bermain bebas


Ini adalah tahap yang palaing awal darai proses belajar anak. Pada tahap ini,
anak- anak bermain tanpa diarahkan dengan menggunakan benda- benda
konkret.
 Tahap permainan
Anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang terdapat dalam suatu
konsep. Mereka memperhatikan bahwa dalam suatu konsep terdapat aturan
tertentu yang tidak dimiliki konsep lain.

5
 Tahap penelaahan kesamaan sifat
Pada tahap ini anaka mulai diarahkan keoada kegiatan menemukan sifat-sifat
yang sama dalam suatu permainan yang mereka ikuti. Contohnya dari
berbagai bentuk segitika anak menyimpulkan bahwa segitika adalah benda
yang sisinya lurus, ada tiga buah, dan titik sudutnya juga ada tiga buah. Dari
kesimpulan ii anak dapat membedakan mana mana yang bukan segitiga.
 Tahap representasi
Pada tahap ini anak belajar tentang cara menjelaskan dan membuat pernyataan
tentang sifat-sifat yang ditemukan pada tahap penelahan kesamaan sifat.
Penjelasannya bisa dalam bentuk gambar,diagram,atu lewat kata-kata.
 Tahap Simbolisasi
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap 4 yaitu dimana anak-anak
menjelaskan apa yang diketahui lewat simbol matematika yang sesuai.
Contohnya anak dapat memberi nama segitiga yang dibuatnya sesuai dengan
nama titik-titik sudutnya dan menggunakan lambang untuk menyatakan
sebuah segitiga
 Tahap Formalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir anak dalam mempelajari dan memahami
matematika.Anak juga dapat mengelompokkan kesimpulannya, apakah
termasuk kedalam definisi, aksioma, atau sifat. Dengan demikian, artinya
sudah dapat memahami matematika sebagai suatu struktur yang utuh beserta
hubungan antar konsepnya.
 Tahap Teori Dienes ini menyarankan bahwa dalam mengajarkan matematika
kepada anak sebaiknya pada permulaannya dilakukan dengan cara
menyanengkan.Misalnya lewat permainan atau dengan menggunakan alat
peraga yang menarik.
5. Teori Belajar Van Hiele
Van Hiele adalah guru matematika asal Belanda. Ia melakukan penelitian khusus
tentang cara mengajar geometri atau ilmu ukur kepada anak. Menurut Van Hiele,
dalam mengajarkan geometri kepada anak ada tiga unsur yang harus diperhatikan,
yaitu waktu, materi dan metode pembelajaran. Ketiga unsur tersebut harus
dikombinasikan scara terpadu sehingga pemahaman dan kemampuan berpikir
anak akan lebih optimal. Belajar geometri ada lima tahap yaitu sebagai berikut

6
 Tahap 1 pengenalan
Pada tahap ini , anak mulai mengenal beberapa bangun geometri beserta
namanya, tetapi belum mengenal sifat- sifatnya khusus dari bangun geometri
tersebut
 Tahap 2 analisis
Pada tahap ini, anak mulai mempelajari sifat-sifat dari suatu bilangan geometri
sehingga ia mampu membedakan antara suatu bangun geometri dengan
bangun geometri yang lain secara lebih jelas.
 Tahap 3 pengurutan
Pada tahap ini anak mulai mengelompokkan bangun bangun geometri sesuai
dengan sifat-sifatnya. Misalnya anak mulai memahami bahwa semua persegi
Panjang itu adalah jajaran genjang, tetapi tidak semua jajaran genjang adalah
persegi Panjang. Hal ini diketahui anak lewat kenyataan bahwa semua sifat
jajaran genjang dimiliki oleh persegi Panjang, tetapi ada sifat persegi Panjang
yang tidak dimiliki oleh jajaran genjang, yaitu semua sudutnya adalah sudut
siku siku
 Tahap 4 deduksi
Pada tahap ini anak telah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu
menarik kesimpulan secara umum kemudian dapat diterapkan pada kasus
kasus yang bersifat khusus
 Tahap 5 akurasi
Tahap ini merupakan tahap berpikir yang paling tinggi di dalam mempelajari
geometri. Pada tahap ini anak sudah memahami prinsip-prinsip dasar dari
geometri seperti definisi dan aksioma untuk dipakai dalam membuktikan suatu
sifat.selain itu untuk mengerjakan geometri haruslah dilakukan dengan konsep
yang kuat dan dengan penuh rasa kesadaran, dan harus dapat memancing rasa
penasaran anak. Rasa penasaran anak ini sangat penting karena melalui
pernyataan dari anak kita dapat mengetahui sampai mana konsep yang
dipahami anak. Hal ini baru diketahui lewat pertanyaan anak atau lewat
kesulitan yang dihadapi anak saat diberikan masalah yang melibatkan sudut
pada suatu segitiga samakaki.
D. Pembelajaran matematika berlandasan konstruktivistik

7
Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivistik pendapat
Nickson(Grouws 1992: 106) adalah membantu siswa untuk mebangun konsep-
konsep matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi
sehingga konsep itu terbangun Kembali. Trasformasi tersebut mudah terjadi bila
pemahaman terjadi karena terbentuknya skemata dalam benak siswa. Pengetahuan
harus dibangun oleh siswa sendiri berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya. Agar lebih spesifik mengemukakan pembelajaran matematika
dalam pandangan konstruktivistik antara lain sebagai berikut:
1. Siswa terlibat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi matematika
secara bermakna dengan berkerja dan berfikir.
2. Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu
dengan skema yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi
kompleks terjadi.
3. Orienteasi pembelajaran adalah investigasi dan penumuan yang pada
dasarnya adalah pemecahan masalah

Ciri- ciri pembelajaran dalam pandangan konstruktivistik terhadap


pembelajaran matematika, maka lingkungan belajar perlu diupayakan sebagai
berikut:

1. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang


telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses
pembentukan pengetahuan.
2. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua
mengerjakan tugas yang sama, misalkan suatu masalah dapat diselesaikan
dengan berbagai cara penyelesain
3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic
4. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika terjadi
menarik dan siswa mau belajar.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif

Kelas dikembangan melalui hubungan antara sswa dan guru menjadi system
komunikasi yang interaktif. Dengan demikian peran guru matematika konstruktivis
adalah sebagai berikut.

8
1. Guru perlu berkesempatan untuk mengobservasi siswa sehingga guru dapat
melihat bagaimana menyelesaikan bantuannya ketinggat pemahaman siswa.
Dengan maksud mendapatkan intersubjektivitas, guru harus mampu melihat
dari sudut pandang siswa dan mencoba untuk memahami makna budaya atau
keluarhga siswa. Hal ini mengidentifikasikan matematika yang
dipikirkannya.
2. Peran guru sebagai pembimbing dan memberi sugerti, memfasilitasi
lingkungan agar siswa menemukan, memberikan penilaian berkelanjutan
terhadap perkembangan belajar siswa, mengklarifikasi konflik kognitif untuk
membangkitkan berfikir matematika yang interaksional. Ini mengindikasikan
perhatian guru terhadap faktor pengembangan berfikir matematika siswa.
3. Dalam pendekatan konstruktivistik, peran guru menilai keberhasilan belajar
siswa, tidak cukup hanya sekadar dari hasil tes saja melainkan juga
monitoring secara berkelanjutan dan komprehensif dari semua kegiatan yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Agar interaksi guru dan siswa efektif, kolaborasi antara guru dengan siswa
akan lebih meningkatkan keterampilan siswa dari pada bekerja sendiri. Oleh
karena itu, siswa akan memperoleh perkembangan kompetensi keterampilan,
siswa mendapat bantuan dari supervise dari guru yang berpengetahuan
5. Dalam kerja kolaborasi di SD, guru perlu berpartisipasi aktif dengan siswa
secara berkelanjutan, terutama pada awal penanaman konsep matematika.
Tetapi tidak begitu penting keterlibatan guru bagi siswa yang dewasa dalam
kelompok yang lebih berpengetahuan.

9
PENUTUP

A. Kesimpulan

Matematika adalah bidang ilmu, yang menyangkup studi tentang topik topik
seperti bilangan, rumusan dan struktur terkait, bangun dan tempat mereka berada, dan
besaran serta perubahannya. Tidak ada kesepakan umum tentang ruang lingkup yang tepat
atau status epistemologisnya. Dalam kehidupan sehari- hari, manusia tidak akan pernah
lepas dari matematika. Bila sudah menyangkut “ matematika”, secara umum, orientasi kita
pasti sudah mengarah ke rumus-rumus, bilangan dan lain lain. Menurut Johnson dan
Rising(1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logis,matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilahyang didefinisikan agar cermat, jelas, dan akurat referensinya dengan
symbol

Kemudian Klien (1973) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu bukan
pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri. Tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi dan alam

Pembelajaran matematika konstrutivistik adalah membangun pemahaman. Proses


pemahaman lebih penting dari pada hasil belajar. Guru berkolaborasi dengan siswa berupa
konsep awal, agar membangkitkan minat siswa dalam belajar matematika. Penilaian yang
dilakukan oleh guru dapat berupa kelancaran siswa dalam berpikir metematika untuk
menyelesaikan masalah. Berapa banyak solusi atau berapa cara menyelesaikan masalah yang
dapat dihasilkan oleh setiap siswa.

B. Saran

Mengigat pentinya pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari- hari yang tak
lepas, dari maka dari itu anak harus rajin berlatih untuk mendapatkan nilai yang
maksimal, berlatih menjawab pertanyaan, menyelesaikan tugas yang diberikan dan

10
belajar dengan giat.karena kita tidak ada ruginya dalam belajar matematika dan juga
untuk mendapatkan nilai yang kita inginkan.

DAFTAR PUSTAKA
 Hasratuddin, Pembelajaran Matematika Sekarang dan Yang Akan Datang
Berbasis Karakter, Jurnal didaktik Matematika, ISSN: 2355- 4185, Jurusan
Matematika Universitas Negeri Medan, 2004, hal.30
 Andi Hakim, N. (1980). Landasan Matematika, Bharata Aksara
 Dr. Wati Susilawati, M.Pd . Belajar dan Pembelajaran Matematika, ISBN.
978-602-7755-10-9 CV Insan Mandiri
 Prof. Dr.H, Nanang Priatna, M.Pd.. dan Ricki Yuliardi, M.Pd. Pembelajaran
Matematika. PT REMAJA ROSDAKARYA. 2019

11
12

Anda mungkin juga menyukai