Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Mutiara Arlisyah Putri Utami, M.Pd

Disusun oleh :

1. Wildan Franditazano E.R. (220108110027)


2. Indhira Febrianti Aqilla (220108110034)
3. Shinfin Nabilah (220108110036)
4. M. Ferdian Syah (220108110040)
5. Nurdini Ayuni (220108110042)

KELAS B

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan dan
rintangan dalam proses pengerjaannya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Mutiara Arlisyah Putri Utami, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena kita sebagai manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 25 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Hakikat Matematika...............................................................................................................6
2.2 Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, dan Indikator Kompetensi Matematika..................8
2.3 Daya Matematika.................................................................................................................11
2.4 Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Pembelajaran Matematika...................................14
2.5 Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika..........................................................................17
2.6 Contoh Pembelajaran Matematika.......................................................................................23
BAB III................................................................................................................................................27
PENUTUP...........................................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran matematika yang dilaksanakan mulai dari sekolah dasar (SD/MI)


hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK) sederajat mempunyai karakteristik
trersendiri. Karakteristik pembelajaran matematika mempunyai ciri-ciri khas, yang
berbeda dengan pembelajaran yang lain. Menurut Suherman (2003) karaktersitik
pembelajaran matematika di sekolah meliputi pembelajaran matematika secara langsung
(bertahap), pembelajaran matematika menggunakan metode spiral, pembelajaran
matematika menitikberatkan pola pikir deduktif, dan pembelajaran matematika menganti
kebenaran konsistensi.
Demikian pula ruang lingkup cakupan materi yang menjadi inti pembahasan dalam
kurikulum yang sudah jelas adalah standar minimum yang perlu dicapai, sebagaimana
tercantum dalam undang-undang nomor 22 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan
nasional mencakup 8 standar antara lain standar isi, standar proses, standar kompotensi,
standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, standar penilaian.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa hakikat matematika?


b. Apa saja standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi
matematika?
c. Apa daya matematika?
d. Apa saja peran, fungsi, tujuan, dan karakteristik pembelajaran matematika?
e. Apa saja ruang lingkup pembelajaran matematika?
f. Bagaimana contoh pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui hakikat matematika.


b. Untuk mengetahui standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi
matematika.
c. Untuk mengetahui daya matematika.

4
d. Untuk mengetahui peran, fungsi, tujuan, dan karakteristik pembelajaran matematika.
e. Untuk mengetahui ruang lingkup pembelajaran matematika.
f. Untuk mengetahui contoh pembelajaran matematika.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Hakikat Matematika

Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematica yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal
katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge or science). Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein
atau mathenein yang artinya belajar atau berpikir. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka
perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan
menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena
pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris.
Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diperbaiki secara analisis
dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep
matematika agar konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh
orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau
notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena
proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.
Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung,
Aljabar, Geometri, setelah itu ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar
Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor, dll.
Dari beberapa para ahli mendefinisikan mengenai matematika itu sebagai berikut,
diantaranya:
1. Russefendi (1988)

Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,


definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering
disebut ilmu deduktif.

2. James dan James (1976).

Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran,


dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi

6
dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Tetapi ada pendapat
yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika,
aljabar, geometris, dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan
statistika.

3. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972)

Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang


logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas, akurat representasinya dengan simbol dan padat, dan lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika itu
pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara
deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori
yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide,
dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan
keharmonisannya.

4. Reys-dkk (1984)

Matematika adalah pemahaman tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau
pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.

5. Kline (1973)

Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena


dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia
dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika tidak


hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga
unsur ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukan kuantitas seperti itu belum
memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yang ditujukan kepada hubungan pola,
bentuk, dan struktur. Sasaran atau obyek pemahaman matematika adalah fakta, konsep,
operasi, dan prinsip. Obyek pemahaman tersebut menggunakan simbol-simbol yang
kosong dalam arti dan ciri ini yang memungkinkan dapat memasuki wilayah bidang
studi atau cabang lain.

7
Pemahaman matematika tidak sekedar kuantitas, tetapi lebih di titik beratkan kepada
hubungan pola, bentuk, struktur, fakta, operasi, dan prinsip. Sasaran kuantitas tidak
banyak artinya dalam matematika. Hal ini berarti bahwa matematika itu berkenaan
dengan gagasan yang berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis, di
mana konsep-konsepnya abstrak dan penalarannya deduktif.

2.2 Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, dan Indikator Kompetensi Matematika

A. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada mata pelajaran tertentu.
Standar kompetensi matematika adalah standar kemampuan yang harus dikuasai
siswa untuk menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil
mempelajari matematika tertentu telah dicapai. Sedangkan Standar kompetensi dan
kompetensi dasar ini dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan matematika dan
tuntutatn kompetensi lulusan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan
dan disebarkan secara sistematis. Selanjutnya kompetensi dasar dijabarkan menjadi
sejumlah indikator dan tujuan pembelajaran yang perumusannya diserahkan kepada
guru masing-masing. Tujuan pembelajaran adalah tujuan operasional pembelajaran
matematika dalam setiap kali pertemuan, sedangkan indikator adalah tolok ukur
keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Contoh:
Sesuai dengan kewenangannya, Depdiknas telah merumuskan standar kompetensi
dan kompetensi dasar ini di dalam kurikulum. Berikut ini adalah contoh standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika Sekolah Dasar kelas V
semester 2 seperti tertuang dalam Kurikulum 2006.
Standar Kompetensi dasar
kompetensi

Bilangan 5.1 Mengubah pecahan ke


bentuk persen dan
5. Menggunakan
desimal serta sebaliknya
pecahan dalam

8
pemecahan
masalah

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusun indikator kompetensi.
kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus
dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi
yang telah ditetapkan. Kompetensi dasar ini merupakan rincian dari standar
kompetensi. Perumusan kompetensi dasar atau prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam merumuskan KD diantaranya antara lain:
1. Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan yang luas untuk
mengembangkan pengalaman tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai
yang berkaitan pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Seimbang, artinya di mana setiap pesrta Kompetensi perlu dapat dicapai melalui
alokasi waktu yang cukup untuk pembelajaran yang efektif.
3. Relefan, maksudnya adalah di mana setiap kompetensi terkait dengan penyiapan
peserta didikuntuk meningkatkan mutu kehidupan melalui kesempatan
pengalaman.
4. Perbedaan, merupakan upaya pelayanan individual dimana peserta didik perlu
memahami apa yang perlu untuk dipelajari,bagaimana berpikir,bagaimana berbuat
untuk mengembangkan kompetensi serta kebutuhan individu masing-masing.
[yulaewati 2004:20].
Beberapa pertimbangan yang harus di perhatikan dalam menentukan materi pokok
adalah:
1. Potensi peserta didik
2. Relevan dengan karakteristik daerah
3. Tingkat perkembangan, intelektual, emosional, social, dan spiritual peserta didik
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik
5. Struktur keilmuwan
6. Aktualitas, kedalaman, keluasan materi pembelajaran
7. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
8. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

9
9. Merumuskan kegiatan pembelajaran.

Contoh:

Kompetensi Materi
Dasar Pembelajaran

5.1 Mengubah - Bilangan


pecahan ke bentuk persen
bentuk persen
- Bilangan
dan desimal serta
bentuk desimal
sebaliknya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator dimaksudkan sebagai indikator pencapaian kompetensi. Indikator
pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian KD tertentu. Indikator merupakan ciri-ciri atau tanda-
tanda yang menunjukkan penguasaan KD oleh peserta didik. Indikator dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasaional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Langkah-langkah penyusunan
indikator sebelum melakukn penyusunan indikator, maka harus diperhatikan terlebih
dahulu komponen-komponen sebagai berikut:
1. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda,
perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
2. Rumusan indicator menggunkan kerja operasional yang terukur atau dapat
diobservasi.
3. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian.
Berikut ini urutan cara penyusunan indikator:
1. Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan rumuskan
indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan urutannya lebih dahulu
juga tentukan indicator-indikator yang relevan dan tuliskan sesuai urutannya.
2. Kajilah apakah semua indicator tersebut telah mempresentasikan KD nya, apabila
belum lakukanlah analisis lanjut untuk menemukan indicator-indikator lain yang
kemungkinan belum teridentifikasi.

10
3. Tambahkan indikator lain sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang tepat
dengan lebih akurat dan pertimbangkan urutannya.
Contoh:
(1) mengubah pecahan ke bentuk persen
(2) mengubah desimal ke bentuk desimal
(3) mengubah persen ke bentuk pecahan
(4) mengubah desimal ke bentuk pecahan

1.3 Daya Matematika

Daya matematika didefinisikan oleh NCTM (dalam Mumun, 2008: 2) bahwa,


"Mathematical power includes the ability to explore, conjecture, and reason logically; to
solve non-routine problems; to communicate about and through mathematics; and to
connect ideas within mathematics and between mathematics and other intellectual
activity”. (Kekuatan matematis mencakup kemampuan mengeksplorasi, menduga, dan
menalar secara logis; untuk memecahkan masalah non-rutin; untuk berkomunikasi melalui
matematika; dan untuk menghubungkan berbagai ide-ide dalam matematika dan antara
matematika dan aktivitas intelektual lainnya). Daya matematika juga meliputi
pengembangan kepercayaan diri dan disposisi untuk mencari, mengevaluasi,
menggunakan informasi kuantitatif, spasial dalam menyelesaikan masalah, dan mengambil
keputusan. Mengacu pada The Massachusetts Mathematics Framework 1996 dan
Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Tahun 2006 tentang penilaian perkembangan
siswa di SMP, maka daya matematis (mathematical power) dalam penelitian ini adalah
pengembangan:

1. Kemampuan Penalaran dan Komunikasi


Penalaran dan komunikasi merupakan suatu proses berpikir dalam menarik
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakekatnya merupakan
makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakan tersebut
bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir.

Manusia mampu menalar, artinya mampu berpikir secara logis dan analitik.
Karena kemampuan menalarnya dan karena mempunyai bahasa untuk
mengkomunikasikan hasil pikiran yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai
pengetahuan melainkan juga mampu mengembangkannya. Penalaran menghasilkan

11
pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan.
Meskipun demikian patut disadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir merupakan
penalaran. Jadi dengan demikian, penalaran merupakan kegiatan berpikir yang
mempunyai ciri-ciri tertentu dalam menemukan kebenaran.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penalaran dan


komunikasi adalah suatu proses berpikir logis dengan logika ilmiah untuk menarik
kesimpulan berupa pernyataan baru yang nilai kebenarannya telah disepakati.
Sedangkan berpikir adalah kegiatan mental yang menggunakan akal budi untuk
menemukan kenyataan baru, tetapi tidak selalu menggunakan logika dan tidak bersifat
analitis.

2. Kemampuan Koneksi

Salah satu standar kurikulum yang dikemukakan NCTM (dalam Asdar, 2007:
6) adalah “connection” atau “mathematical connection” yang bertujuan untuk
membantu pembentukan persepsi siswa, dengan cara melihat matematika sebagai
bagian terintegrasi dengan kehidupan. Demikian pula dalam kurikulum 2006 KTSP
menyatakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat
tercapai dalam belajar matematika di sekolah adalah menunjukan pemahaman konsep
matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah (Depdiknas, 2006: 28).

Selanjutnya dalam NCTM (Poppy, 2002: 5) membagi koneksi matematika


menjadi dua jenis. Pembagian ini masih sejalan dengan pembagian di atas karena dua
jenis terakhir seperti yang diungkapkan di atas dilebur menjadi satu. Untuk
menyelesaikan masalah dalam dunia nyata dan dalam disiplin ilmu lain, siswa terlebih
dahulu membuat model koneksi dalam dua bidang metematika yang berbeda. Setelah
itu, penyelasaiannya dilakukan dengan cara masing–masing sesuai dengan bidangnya.

Dari beberapa keterangan di atas, nampak bahwa menguasai matematika


sangat penting artinya untuk mempelajari bidang lainnya. Itulah arti pengtingnya
matematika dalam kancah pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, siswa
diberi kesempatan yang seluas–luasnya untuk menggali materi yang berkaitan dengan
bidang selain matematika agar mereka dapat menyadari akan manfaat matematika.

12
3. Kemampuan Pemacahan Masalah

Pemecahan masalah dalam matematika adalah penyelesaian dari suatu situasi


dalam matematika yang dianggap masalah bagi orang yang menyelesaikannya.
Meyelesaikan suatu masalah merupakan suatu proses untuk menerima tantangan dan
menjawab masalah. Karena itu, mengajar bagaimana menyelesaikan masalah
merupakan kegitan guru untuk memberikan motivasi kepada siswa agar bersedia
menerima pertanyaan yang menantang itu. Teknik pemecahan masalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan penyelesaiannya dan apabila siswa dapat
menemukannya sendiri ada kesenangan atau kepuasan dalam penemuan itu, sehingga
siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari prinsip-prinsip atau konsep-konsep
matematika yang diberikan.

Masalah adalah suatu kondisi yang sulit dan tidak dapat diselesaikan dengan
cara-cara yang rutin, tetapi penyelesaiannya memerlukan penerapan berbagai
kemampuan seperti aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh karena itu, guru
dalam memberikan soal-soal kepada siswa harus dapat menyeleksi dan memilih soal-
soal yang benar-benar dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual para
siswa.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang


sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah dalam
proses pembelajaran matematika belum dijadikan sebagai kegiatan utama.

Dengan memperhatikan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, penulis


dapat menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah itu merupakan suatu
usaha yang dilakukan untuk menemukan suatu jalan keluar dari masalah yang
dihadapi yang berupa langkah-langkah penyelesaian yang dibuat sedemikian,
sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan. Dengan itu, langkah-langkah
penyelesaian masalah tersebut disusun sebagai kemampuan-kemampuan yang akan
diukur untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah.

13
2.4 Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Pembelajaran Matematika

A. Peran Pembelajaran Matematika


Matematika dipelajari untuk perkembangan matematika itu sendiri. Jika
matematika tidak dipelajari di sekolah maka matematika bisa punah. Siswa
memerlukan matematika untuk:
 Memenuhi kebutuhan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
misalnya berhitung, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data, dan
menggunakan komputer.
 Belajar matematika dapat membantu memahami mata pelajaran yang lain, seperti
kimia, fisika, arsitektur, farmasi, ekonomi, geografi, dan lainnya. Dan agar siswa
dapat berfikir kreatif dan bersikap positif.
 Dapat berkomunikasi melalui tulisan dan gambar seperti membaca grafik, diagram
dan persentase.
 Matematika sangat berperan penting dalam perkembangan teknologi. Tanpa
bantuan dari matematika teknologi tidak akan berkembang seperti sekarang ini.

B. Fungsi Pembelajaran Matematika


Fungsi pembelajaran matematika adalah sebagai media untuk mencapai
kompetensi. Dengan mempelajari matematika siswa diharapkan bisa menguasai
seperangkat kompetensi yag telah ditetapkan. Penguasaan materi bukanlah tujuan
akhir. Tetapi, penguasaan materi hanyalah jalan mencapai kompetensi.
Berikut adalah fungsi pembelajaran matematika:
1. Matematika sebagai Suatu Alat
Sangat diharapkan dengan belajar matematika dapat menjadikan matematika
sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam pelajaran lain dan dalam
kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari.
2. Matematika sebagai Pola Pikir
Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk
memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-
persamaan, atau tabel-tabel dalam model matematika yang merupakan
penyederhanaan dari soal-soal cerita.
3. Matematika sebagai Ilmu Pengetahuan

14
Sebagai ilmu pengetahuan pembelajaran matematika harus diwarnai oleh fungsi
yang ketiga ini. Seorang guru harus mampu menunjukkan matematika selalu
mencari kebenaran dan mengikuti pola pikir yang sah.

C. Tujuan Pembelajaran Matematika


Pentingnya pembelajaran matematika tidak lepas peran matematika dalam
semua aspek kehidupan oleh karena itu matematika tidak lepas dari pembelajaran.
Menurut Ruseffendi (dalam Dani Firmansyah 2015:36) “Belajar metematika adalah
belajar konsep di mulai dari benda-benda real kongrit secara intuitif, kemudian pada
tahap-tahap yang lebih tinggi konsep tersebut diajarkan lagi dalam bentuk yang lebih
abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika”.
Tujuan pembelajaran matematika, Permendiknas Nomer 22 Thabun 2006
menyatakan, siswa mampu:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika. Penalaran adalah suatu proses berfikir untuk
mendapatkan suatu kesimpulan baru yang benar berdasarkan beberapa pernyataan.
Materi matematika dan penalaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Materi dipahami dengan proses penalaran, dan penalaran dapat dilatih dengan
belajar matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Salah satu kemampuan yang diharapakan dalam pembelajaran matematika adalah
mampu memecahkan masalah. Tujuan tersebut dikatakan berhasil jika siswa
mampu memecahkan masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah. Cockroft (1986) dalam fadjar shadiq
(2003) menyatakan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat
kuat, teliti dan tidak membingungkan. Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi
atau pembuktian metematika banyak melibatkan kata-kata, lambang metematis,

15
dan bilangan. Banyak persoalan atau masalah kedalam model matematika yang
dapat berupa diagram, persamaan, grafik, ataupun tabel.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pencapaian tujuan kelima ini lebih
banyak ditentukan oleh bagaimana caranya guru mengelola pembelajaran dari
pada bagaimana siswa belajar. Siswa akan memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan sehingga muncul rasa ingin tahu, perhatian, dan
berminat dalam mempelajari matematika bila guru dapat menghadirkan suasana
PAKEM (pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan).
Sedangkan tujuan pendidikan matematika secara khusus adalah:
1. Melatih cara berfikir dan menalar dalam membuat kesimpulan. Misalnya, melalui
kegiatan penyelidikan dan eksperimen.
2. Mengembangkan kreatifitas yang melibatkan imajinasi dan rasa ingin tahu, dan
membuat prediksi.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dan menyampaikan suatu
gagasan melalui lisan, grafik, dan diagram.

D. Karakteristik Matematika

Menurut soejadi (1999: 13-14) secara umum karakteristik matematika adalah:

1. Memiliki objek kajian yang abstrak.

Objek matematika meliputi:

 Fakta, adalah lesepakatan dalam matematika. Fakta matematika meliputi


istilah (nama) dan simbol atau notasi atau lambang.
 Konsep, adalah ide yang dapat digunakan dalam seseorang untuk
mengelompokkan suatu objek.
 Operasi, adalah aturan pengerjaan (hitung, aljabar, matematika, dll.)
 Prinsip, adalah hubungan antara beberapa objek dasar matematika sehingga
terdiri dari beberapa fakta, konsep dan dikaitkan dengan beberapa operasi.
2. Bertumpu pada kesepakatan.

16
Istilah, simbol, notasi atau lambang merupakan kesepakatan. Kesepakatan
matematika dapat menjadikan pembahasan matematika mudah untuk
dikomunikasikan.

3. Berpola fikir yang deduktif.

Pernyataan-pernyataan matematika diperoleh melalui cara berfikir deduktif,


artinya kebenaran suatu pernyataan matematika harus didasari oleh pembuktian.

4. Selalu konsisten dalam sistemnya.

Dalam suatu sistem tidak boleh terjadi kontaradiksi di dalamnya. Konsisten ini
mencakup dalam hal makna maupun nilai kebenarannya.

5. Memiliki simbol yang kosong dari arti.

Matematika memiliki banyak simbol. Gabungan simbol dapat membentuk kalimat


matematika. Simbol matematika sebenarnya kosong dari arti ( tidak ada artinya )
jika tidak dikaitkan dengan konteks tertentu.

6. Memperhatikan semesta pembicara.

Pernyataan matematika perlu ada lingkup yang dibicarakan, dalam matematika hal
tersebut dinamakan dengan semesta pembicara.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa matematika mempunyai


katakteristik yang sanagat luas. Karakteristik matematika adalah suatu ilmu yang
penting dalam kehidupan dan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

2.5 Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika

Penyusunan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar semua mata pelajaran yang
terdapat pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, disusun dan dibagi oleh dinas
pendidikan sesuai pada ruang lingkup mata pelajaran itu. Contohnya pada mata pelajaran
matematika, pengelompokan materi pada setiap aspek yang akan di ajarkan pada murid,
harus mengacu terhadap tujuan yang ingin dicapai dalam setiap pembelajaran.

Standar dari mata pelajaran ini memuat kompetensi dasar, indikator, serta materi
pokok dalam setiap aspeknya. Mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
menurut Nasaruddin (2013: 68) ruang lingkup materi matematika sebagai berikut:

17
 Kompetensi aljabar, dititikberatkan pada kemampuan mengerjakan dan memakai
operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan dan fungsi.
 Pengukuran dan geometri dititikberatkan pada kemampuan memakai sifat dan aturan
dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volume, dan tranfrormasi.
 Peluang dan statistika dititikberatkan pada menyajikan dan meringkas data
menggunakan berbagai cara.
 Trigonometri dititikberatkan pada menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan,
dan identitas trigonometri.
 Kalkulus dititikberatkan pada memakai konsep limit laju perubahan fungsi.

Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika Sekolah

Kecakapan atau kemahiran pada bidang matematika yang diinginkan bisa tercapai
dalam belajar matematika mulai SD atau MI sampai SMA atau MA, adalah sebagai
berikut:
a. Memperlihatkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, pada pemecahan masalah.
b. Mempunyai kemampuan mengkomunikasikan gagasan menggunakan simbol, tabel,
grafik atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
c. Memakai penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
d. Memperlihatkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan), menafsirkan,
dan menyelesaikan model matematika pada pemecahan masalah.
e. Mempunyai sikap menghargai kegunaan matematika pada kehidupan.

Kemahiran di atas diinginkan bisa dicapai murid dengan memilih materi matematika
melalui aspek berikut:
1. Bilangan
a. Mengerjakan dan memakai sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
b. Menafsirkan hasil operasi hitung

18
c. Pengukuran dan Geometri
2. Mengidentifikasi bangun datar dan ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunan
a. Mengerjakan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan
pengukuran
b. Memperkirakan ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun
geometri
c. Menerapkan konsep geometri dalam menentukan posisi, jarak, sudut, dan
transformasi, dalam pemecaham masalah
3. Peluang dan Statistika
a. Mengumpulkan, menyajikan, dan mengartikan data
b. Menentukan dan mengartikan peluang pada suatu kejadian dan ketidakpastian
4. Trigonometri
a. Memakai perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam
pemecahan masalah
5. Aljabar
a. Mengerjakan operasi hitung dan manipulasi aljabar pada persamaan,
pertidaksamaan, dan fungsi, yang meliputi: bentuk linear, kuadrat, suku banyak,
eksponen dan logaritma, barisan dan deret, matriks, dan vektor, dalam pemecahan
masalah.
6. Kalkulus
a. Memakai konsep laju limit perubahan fungsi (diferensial dan integral) dalam
pemecahan masalah

Standar Kompetensi Matematika Sekolah

Standar kompetensi disusun secara berdiversifikasi, guna melayani setiap kelompok


murid (normal, sedang, tinggi). Pada hal ini, guru harus mengetahui dan mengenali
kelompok-kelompok itu. Kelompok normal adalah kelompok yang membutuhkan waktu
belajar relatif lebih lama dari kelompok sedang, jadi harus diberikan pelayanan dalam
bentuk menambah waktu belajar atau memberikan remidiasi. Adapun kelompok tinggi
ialah kelompok yang mempunyai kecepatan belajar lebih cepat dari kelompok sedang,
jadi guru bisa memberikan layanan dalam bentuk akselerasi (percepatan) belajar atau
memberikan materi pengayaan.

19
Kemampuan matematika yang dipilih dalam standar kompetensi disusun sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan murid supaya bisa berkembang secara optimal, serta
memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Supaya
mencapai standar kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan
memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat-sifat esensial
materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang lingkup matematika di atas sesuai pada standar kompetensi kurikulum 2004
mata pelajaran matematika, dimana standar dibagi dalam kecakapakan matematika
bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, statistika dan peluang, trigonometri, dan
kalkulus. Kurikulum 2004 ini, standar kompetensi mata pelajaran matematika sekolah
dasar dan madrasah ibtidaiyah, dipilih dan di susun sesuai pada kemampuan dan
kebutuhan murid, menurut pada karakteristik murid. Hal tersebutlah yang menyebabkan
hanya terdapat tiga ruang lingkup matematika yang di ajarkan dan dijadikan aspek dalam
standar kompetensi.
Standar kompetensi yang diberikan pada murid sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah
sesuai kurikulum 2004 adalah :
1. Bilangan
a. Memakai bilangan dalam pemecahan masalah.
b. Memakai operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
c. Memakai konsep bilangan cacah dan pecahan dalam pemecahan masalah.
d. Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat dan
pecahan serta memakainya dalam pemecahan masalah.
e. Mengerjakan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan,serta memakainya dalam
pemecahan masalah.

2. Geometri dan pengukuran


a. Mengerjakan pengukuran, mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang, serta
memakainya dalam pemecahan masalah sehari-hari.
b. Mengerjakan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan memakainya pada
pemecahan masalah.
c. Mengerjakan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan memakainya pada
pemecahan masalah.
d. Mengerjakan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan
kesimetrian bangun datar serta memakainya pada pemecahan masalah.

20
e. Mengidentifikasi sistem koordinat pada bidang datar.

3. Pengolahan data
a. Mengumpulkan, menyajikan, dan mengartikan data

Ruang lingkup pada mata pelajaran matematika pada sekolah menengah pertama
adalah sebagai berikut:
1. Bilangan
a. Mengerjakan dan memakai sifat-sifat operasi hitung bilangan pada pemecahan
masalah
b. Mengirakan hasil operasi hitung

2. Pengukuran dan Geometri


 Mengenali bangun datar dan bangun ruang menurut sifat, unsur, atau
kesebangunannya
 Mengerjakan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan
pengukuran
 Mengira ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri
 Mengenali sifat garis dan sudut pada pemecahan masalah

3. Peluang dan statistika

 Mengumpulkan, menyajikan, dan mengartikan data (ukuran pemusatan data)

 Menentukan dan mengartikan peluang pada suatu kejadian

4. Aljabar
 Mengerjakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan, dan fungsi.
Meliputi: bentuk linear, kuadrat, barisan dan deret, dalam pemecahan masalah.

Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada Sekolah Menengah Atas dan
Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran dan geometri

21
 Memakai sifat dan aturan dalam menentukan posisi, jarak, sudut, volume, dan
transformasi pada pemecahan masalah

2. Peluang dan Statistika


 Merancang dan memakai kaidah pencacahan dalam menentukan banyak
kemungkinan
 Menentukan dan mengartikan peluang kejadian majemuk
 Menyajikan dan meringkas data menggunakan macam-macam cara dan memberi
pengartian

3. Trigonometri
 Memakai perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri pada
pemecahan masalah
 Memakai manipulasi aljabar guna merancang atau menyusun bukti

4. Aljabar
 Memakai operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang
berhubungan dengan: bentuk pangkat, akar, logaritma, persamaan dan fungsi
komposisi dan fungsi invers
 Merancang atau memakai persamaan lingkaran dan garis singgungnya
 Memakai algoritma pembagian, teorema sisa, dan teorema faktor pada pemecahan
masalah
 Menyusun dan memakai model matematika program linear
 Memakai sifat dan aturan yang berhubungan dengan barisan, deret, matriks,
vektor, transformasi, fungsi eksponen, dan logaritma dalam pemecahan masalah

5. Kalkulus
 Memakai konsep limit fungsi, turunan, dan integral pada pemecahan masalah

Berdasarkan ruang lingkup matematika yang di jelaskan diatas, dapat dilihat bahwa
ruang lingkup matematika diberikan pada murid, harus sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik murid pada jenjang pendidikannya, jadi tujuan pembelajaran bisa tercapai

22
secara optimal. Semua aspek dalam materi pembelajaran matematika yang diberikan
saling berkelanjutan jadi jika mempelajari materi selanjutnya tidak mengalami hambatan.

2.6 Contoh Pembelajaran Matematika

Berikut diperlihatkan contoh penyelesaian soal aljabar dengan pendekatan visual.

Contoh: Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel dengan metode


eliminasi dan substitusi (pada materi matematika kelas VII SMP/MTS)

Dalam kasus menyelesaikan kejadian dalam kehidupan sehari-hari, seperti


menghitung harga pokok suatu barang, membangdingkan harga barang, bahkan mencari
keuntungan atau laba, seringkali kita menggunakan ilmu matematika khususnya Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel atau yang biasa disebut dengan SPLDV.

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel adalah dua persamaan matematika yang linier
memiliki dua variabel dengan pangkat satu, mempunyai hubungan diantara keduanya dan
mempunyai satu penyelesaian. Sebelum mengetahui rumus dan langkah-langkah
penyelesaian, kita harus paham terlebih dahulu tentang unsur-unsur yang ada pada Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel, yaitu:

 Variabel: Suatu peubah atau pengganti suatu bilangan yang biasanya dilambangkan
dengan huruf atau simbol, seperti a, b, c, …….., y, z.
Misal: Rena mempunyai 2 boneka dan 3 bando.
 Jika ditulis dengan memisalkan bahwa x= boneka dan y= bando, maka
2x+3y, dengan x dan y merupakan variabel
 Koefisien: Sebuah bilangan yang menyatakan banyaknya jumlah variabel yang
sejenis dan penulisannya berada di depan variabel.
Misal: Rena mempunyai 2 boneka dan 3 bando.
 Jika model matematika ditulis 2x+3y, maka 2 dan 3 merupakan
konstanta.
 Konstanta: Suatu bilangan yang tidak diikutu oleh variabel, sehingga nilainya tetap
(konstan).
Misal: Ada persamaan 2x+3y-6= 0. Dari persamaan tersebut yang termasuk
konstanta adalah bilangan -6, karena tidak ada variabel lain yang mengikuti -6.

23
 Suku: Bagian-bagian dari suatu bentuk persamaan dalam aljabar yang terdiri dari
koefisien, variabel, dan konstanta yang tiap suku dipisahkan dengan tanda operasi
bilangan.
Misal: Ada persamaan 2x+3y-6= 0, maka suku-suku dari persamaan tersebut
adalah 2x, 3y, dan -6

Terdapat beberapa cara dalam menyelesaikan permasalahan Sistem Persamaan Linier


Dua Variabel, yaitu metode eliminasi dan substitusi. Untuk memahami kedua metode
tersebut, dapat dilakukan dengan mengerjakan soal SPLDV berikut ini:

Soal:

Saka membeli 4 buku tulis dan 3 pensil, ia membayar sebesar Rp 19.500,00. Jika ia
membeli 2 buku tulis dan 4 pensil, maka ia harus membayar sebesar Rp 16.000,00.
Tentukan harga sebuah buku tulis dan sebuah pensil!

Pembahasan:

Untuk memudahkan dalam menemukan model matematika, kita menggunakan


bantuan tabel dalam meringkas dan menyederhanakan hal-hal yang diketahui dalam soal,
sebagai berikut:

Gambar Nama Jumlah


Buku Tulis 4

Pensil 3

Harga Rp 19.500,00

Buku Tulis 2

Pensil 4

24
Harga Rp 16.000,00

Dari soal dengan pendekatan visual di atas, untuk memudahkan kita dalam
menentukan harga setiap buku tulis dan pensil dapat kita melakukan permisalan dengan x
adalah buku tulis dan y adalah pensil. Sehingga dapat ditentukan model matematika
sebagai berikut:

Harga 4 buku tulis dan 3 pensil adalah Rp 19.500,00, sehingga 4x+3y = 19.500

Harga 2 buku tulis dan 4 pensil adalah Rp 16.000,00, sehingga 2x+4y = 16.000

Dalam menyelesaikan permasalahan ini, kita dapat menggunakan metode eliminasi,


susbstitusi, dan eliminasi-substitusi. Di sini kita menggunakan metode eliminasi-
substitusi, maka penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah sebagai berikut:

Eliminasi

Untuk mengeliminasi variabel x, maka kalikan persamaan pertama dengan 1 dan


kalikan persamaan kedua dengan 2. Sehingga kita dapat memperoleh nilai y sebagai
berikut:

4x+3y = 19.500 [x1] 4x+3y = 19.500

2x+4y = 16.000 [x2] 4x+8y = 32.000

-5y = -12.500

y = 2.500

Substitusi

Untuk mengetahui nilai dari variabel x, maka susbstitusikan nilai y ke dalam variabel
y di salah satu dari kedua persamaan tersebut. Di sini kita memilih persamaan yang
kedua. Sehingga kita dapat memperoleh nilai x sebagai berikut:

2x+4y = 16.000  2x+4 (2.500) = 16.000

 2x+10.000 = 16.000

 2x = 16.000-10.000

25
 2x = 6.000

x = 3.000

Jadi, penyelesaian dari persamaan tersebut adalah x=3.000 dan y=2.500. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa harga sebuah buku tulis adalah Rp 3.000,00 dan harga
sebuah pensil adalah Rp 2.500,00.

26
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris.


Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diperbaiki secara analisis dengan
penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep
matematika agar konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh
orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau
notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena
proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.

Standar kompetensi matematika adalah standar kemampuan yang harus dikuasai


siswa untuk menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil
mempelajari matematika tertentu telah dicapai. Fungsi pembelajaran matematika adalah
sebagai media untuk mencapai kompetensi. Dengan mempelajari matematika siswa
diharapkan bisa menguasai seperangkat kompetensi yag telah ditetapkan. Penguasaan
materi bukanlah tujuan akhir. Tetapi, penguasaan materi hanyalah jalan mencapai
kompetensi. Tujuan pendidikan matematika secara khusus adalah: 1) Melatih cara berfikir
dan menalar dalam membuat kesimpulan. Misalnya, melalui kegiatan penyelidikan dan
eksperimen, 2) Mengembangkan kreatifitas yang melibatkan imajinasi dan rasa ingin tahu,
dan membuat prediksi, 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan 4)
Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dan menyampaikan suatu gagasan
melalui lisan, grafik, dan diagram. Matematika mempunyai katakteristik yang sanagat
luas. Karakteristik matematika adalah suatu ilmu yang penting dalam kehidupan dan
dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Standar dari mata pelajaran matematika memuat kompetensi dasar, indikator, serta
materi pokok dalam setiap aspeknya. Mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, menurut Nasaruddin (2013:68) ruang lingkup materi matematika adalah
Kompetensi aljabar, Pengukuran dan geometri, Peluang dan statistika, Trigonometri,
Kalkulus

27
DAFTAR PUSTAKA

“Karakteristik Pembelajaran Matematika.” PSYCHOLOGYMANIA, December 9, 2012.


Accessed March 25, 2023. https://www.psychologymania.com/2012/12/karakteristik-
pembelajaran-matematika.html.

“Pengertian SPLDV.” GeoGebra. Last modified February 17, 2017. Accessed March 24,
2023. https://www.geogebra.org/m/SaX9rwF4.

“Persamaan Linear Dua Variabel: Metode Eliminasi & Substitusi,” July 12, 2022. Accessed
March 24, 2023. https://www.zenius.net/blog/persamaan-linear-2-substitusi-eliminasi.

Aisyah, Nyimas. "Pengembangan pembelajaran matematika SD." Jakarta: Dirjen Dikti


Depdiknas (2007).

Dewi, Muliati. “TELAAH MATEMATIKA SL II”. Accessed March 25, 2023.


https://osf.io/s7gjn/download

Hatip, A., & Mardina, N. (2017). HIPERSEMIOTIKA BAHASA OPERASIONAL


MATEMATIKA DALAM MEME DI MEDIA SOSIAL. Jurnal Ilmiah Fonema, 274-
347.

Jainuri, Muhammad. “Hakikat Matematika” (n.d.). Accessed March 23, 2023.


https://www.academia.edu/7216165/Hakikat_Matematika.

Mufidah, L., Ridhowati, Y., & Rifai, M. (2014). Karakteristik matematika. Docplayer, 6-7

Nasaruddin, Nasaruddin. "Karakterisik dan ruang lingkup pembelajaran matematika di


sekolah." Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam 1.2 (2013): 63-76.

Priatna, Nanang. “Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Untuk


Sekolah Dasar”. Accessed March 24, 2023.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19630331198803
1-NANANG_PRIATNA/Pengembangan_RPP.pdf

Rahmah, Nur. "Hakikat pendidikan matematika." Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1 (2). (2013): 1-10.

28
Umar, Rusli. (2013). Student Mathematic Daya After Learning Contextual Based
Cooperative. Jurnal Daya Matematis 1 (2).

Wardhani, S. (2008). Analisis SI dan SKL mata pelajaran matematika SMP/MTs untuk
optimalisasi tujuan mata pelajaran matematika. Yogyakarta: PPPPTK.

29

Anda mungkin juga menyukai