Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan


Evaluasi Pembelajaran Matematika

OLEH
KELOMPOK 4
OFIS LIMOSIN DAMANIK 22205023
SEPRI YENSI 22205024
DIAH MAYA FITRIH HRP 22205028

DOSEN PENGMPU
Dr. ALI ASMAR, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Sejalan dengan dinamika bangsa yang terus mencari bentuk
yang lebih baik demi menghasilkan generasi cerdas dan budiman, maka penulis membuat
makalah ini yang berjudul “Kemampuan Penalaran Matematis” Untuk memenuhi tugas
perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Penulis berharap agar semua orang dapat memperoleh berbagai informasi yang berguna
untuk pembaca dari karya tulis ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
tulisan ini. Penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dalam tulisan ini. Demi
kesempurnaan makalah ini dan untuk perbaikan makalah yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan, bantuan dan bimbingan yang
telah diberikan oleh Bapak Dr. Ali Asmar, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, serta rekan-rekan yang ikut membantu
terselesainya makalah ini.

Padang, April 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemampuan Penalaran Matematis ................................... 2
B. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis ...................................... 4
C. Macam-macam Kemampuan Penalaran Matematis ........................... 5
D. Rubrik Penilaian Penalaran Matematis .............................................. 8
E. Contoh Soal Penalaran Matematis ...................................................... 10
F. Faktor-faktor yang mempengarui Penalaran Matematis ..................... 20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia
dituntutmemiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, bernalar, dan
bekerjasama secara efektif sehingga dapat berkembang maju di masa globalisasi ini. Dalam
upaya mengantisipasi perkembangan yang semakin maju tersebut, pembelajaran matematika
dikelas perlu direformasi, (Tandaliling, 2011).
Dalam pembelajaran matematika, terdapat beberapa kemampuan yang merupakan
kemampuan matematis, baik itu kemampuan dalam hal konten materi ataupun dalam hal proses
matematis, salah satu kemampuan matematis berdasarkan proses matematis adalah
kemampuan penalaran. Sampai saat ini peran guru dalam membangun kemampuan penalaran
matematis siswa khususnya dalam pembelajaran matematika masih sangat terbatas. Tugas dan
peran bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer of know ledge), tetapi sebagai pendorong
siswa belajar (stimulation of learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan
yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih
melalui belajar materi matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kemampuan penalaran matematis?
2. Bagaimana indikator kemampuan penalaran matematis?
3. Bagaimana jenis kemampuan penalaran matematis?
4. Bagaimana rubrik penilaian dan contoh kemampuan penalaran matematis?
5. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penalaran matematis?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian kemampuan penalaran matematis
2. Untuk mengetahui indikator kemampuan penalaran matematis
3. Untuk mengetahui jenis kemampuan penalaran matematis
4. Untuk mengetahui rubrik penilaian dan contoh kemampuan penalaran matematis
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi kemampuan penalaran
matematis.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemampuan Penalaran Matematis


Kemampuan penalaran dalam matematika adalah suatu kemampuan menggunakan
aturan-aturan, sifat-sifat atau logika matematika untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang
benar. Penalaran tidak terlepas dari realitas, sebab yang difikirkan adalah realitas, yaitu
hokum realitas yang sejalan dengan aturan berfikir dan dengan dasar realitas yang jelas serta
menggunakan hukum-hukum berfikir.Menurut Shurter dan Pierce (dalam Sumarmo, 1987)
memberikan pengertian penalaran adalah sebagai proses pencapaian kesimpulan logis
berdasarkan fakta dan sumber yang relevan.
Penalaran merupakan proses berpikir untuk menarik kesimpulan yang berdasarkan
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.
Menurut Shurter dan Pierce (Dahlan, 2011) istilah penalaran diterjemahkan dari reasoning
yang didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan
sumber yang relevan. Dengan demilian, penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses
atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru
berdasarkan pada pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan sebelumnya dengan cara
mengaitkan fakta-fakta yang ada.
Menurut Fajar Shadiq (2004: 2) ”Penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses,
atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru
yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Coffey (Shadiq, 2004)
menyatakan bahwa penalaran adalah bagian khusus dari berfikir dalam pengambilan
kesimpulan, di mana konklusi digambarkan dari premis. Penalaran matematis merupakan
salah satu kemampuan yang diharapkan untuk dimiliki siswa dalam mempelajari
matematika (NCTM, 2000). Ditambahkan oleh Jones (1999) dan NCTM (2000) bahwa
penalaran matematis merupakan fondasi dalam memahami dan doing matematika.
Penalaran matematika (Ahmad Thontowi, 1993: 78) adalah proses berpikir secara
logis dalam menghadapi problema dengan mengikuti ketentuan ketentuan yang ada. Proses
penalaran matematika diakhiri dengan memperoleh kesimpulan. Sedangkan menurut Jujun
S. Suriasumantri (1999:42) menyatakan bahwa penalaran merupakan suatu proses berpikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan dan mempunyai karakteristik
2
tertentu dalam menemukan kebenaran. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu
mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara
tertentu sehingga penarikan kesimpulan baru tersebut dianggap sahih (valid). Kemampuan
penalaran adalah kemampuan siswa untuk berpikir logis menurut alur kerangka berpikir
tertentu.
Selanjutnya, kemampuan penalaran matematis merupakan tahapan berpikir
matematik tingkat tinggi yang mencakup kapasitas berpikir secara logik dan sistematik.
Menurut Ball & Bass (Lithner, 2012)” Mathematical reasoning is no less than a basic skil”
yang artinya "Penalaran matematika tidak kurang dari keterampilan dasar" dan menurut
Umay (Gunhan, 2014)’’ Reasoning is a skill that is demonstrated during the advanced stages
of thought yag diartikan dengan penalaran adalah keterampilan yang ditunjukkan selama
tahap lanjutan dari pemikiran, dengan kata lain, selama proses penalaran matematis dan
yang merupakan pemikiran matematika. Webster (Gunhan, 2014)’’ the ability to think
coherently and logically and draw inferences or conclusions from facts known or
assumed” yang diartikan penalaran sebagai "kemampuan berpikir runtut dan logis dalam
menarik kesimpulan atau kesimpulan dari fakta-fakta yang diketahui atau diasumsikan.
SelanjutnyaRizky (2017) menyatakan bahwa penalaran adalah tindakan atau proses berfikir
untuk menyimpulkan sesuatu. Matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
bernalar dan merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang
berhubungan dengan bilangan. Penalaran atau kemampuan untuk berpikir melalui ide-ide
yang logis merupakan dasar dari matematika. Dengan demikian, penalaran matematis
adalah suatu aktivitas atau proses penarikan kesimpulan yang ditandai dengan adanya
langkah-langkah proses berpikir.
Menurut Subanidro (2012) kemampuan penalaran matematik adalah kemampuan
untuk menghubungkan antara ide-ide atau objek-objek matematika, membuat, menyelidiki
dan mengevaluasi dugaan matematik, dan mengembangkan argumen-argumen dan
buktibukti matematika untuk meyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa dugaan yang
dikemukakan adalah benar. Senada dengan hal itu Hartati (2017) menyatakan bahwa
kemampuan penalaran matematis merupakan salah satu bagian yang utama yang hendak
dicapai dalam tujuan pembelajaran matematika.

3
B. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis
Indikator-indikator penalaran dalam matematika dalam istilah yang dinyatakan
Sumarmo (2004) adalah sebagai berikut:
a. Menarik kesimpulan logik
b. Memberikan penjelasan dengan mengunakan model, fakta, sifat, dan hubungan
c. Memperkirakan jawaban dan proses solusi
d. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematik, menarik
analogi dan generalisasi.
e. Menyusun dan menguji konjektur
f. Memberikan lawan contoh (counter examples)
g. Menyusun argumen yang valid

Peraturan Dirjen Dikdasmen No.506/C/PP/2004 (Wardhani,2008) tentang indikator-


indikator penalaran yang harus dicapai siswa. Indikator yang menunjukkan penalaran antara
lain adalah:
a. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan
diagram.
b. Kemampuan mengajukan dugaan.
c. Kemampuan melakukan manipulasi matematika.
d. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan /bukti terhadap kebenaran solusi.
e. Kemamapuan menarik kesimpulan dari pernyataan.
f. Memeriksa kesahihan suatu argument.
g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

Indikator kemampuan penalaran matematis menurut NCTM (2000: 56) adalah


sebagai berikut:
1. Mengenali dan meyakini bahwa memberikan alasan yang masuk akal (bernalar) dan
bentuk pembuktian adalah aspek yang mendasar di dalam belajar matematika.
2. Membuat dan memeriksa kembali perkiraan matematika yang telah diduga sebelumnya.
3. Mengembangkan dan mengevaluasi pernyataan matematika dan pembuktiannya.
4. Memilih dan menggunakan berbagai macam bentuk penalaran dan metode pembuktian.

4
C. Macam-macam Penalaran Matematis
a. Penalaran Logis
• Penalaran kondisional
• Penalaran Silogisme Contohnya:
Tiga orang berjalan ke motel meminta kamar. Petugas mengatakan sewa kamar
adalah$ 30 sehingga masing-masing orang membayar $10 untuk biaya. Kemudian,
petugas itu meyadari bahwa dia melakukan kesalahan, bahwa sewa kamar seharusnya
$25. Dia menyuruh bellboy untuk mengembalikan sisa $5 untuk tiga orang. Bellboy tidak
ingin berantakan dengan banyak perubahan membagi $5 dengan tiga orang. Ia
memutuskan untuk berbohong tentang harga, dan mengembalikan kepada setiap orang
$1 dan menyimpan untuk dirinya $2. Akhirnya setiap orang membayar $9 terhadap
ruangan dan pelayan yang mendapat $ 2, dengan jumlah total $ 29.Tapi biaya asli $ 30,
dimana tambahan $1 pergi ?

b. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan
kesimpulan umum (berlaku untuk semua) atas dasar pengetahuan tentang hal yang
khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta diturunkan suatu kesimpulan. Penalaran induktif
melibatkan tentang keteraturan, misalnya kesamaan dari contoh-contoh yang berbeda
atau kesamaan pola gambar. Penalaran induktif juga dapat dilakukan dalam kegiatan
nyata, contohnya melalui suatu permainan atau melakukan sesuatu secara terbatas
dengan mencoba-coba, contohnya pada permainan menara hanoi. Oleh karena itu,
penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual
nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Aktivitas yang termasuk pada penalaran induktif (Maulana, 2017) meliputi :
a. Bekerja dengan pola
Bekerja dengan pola merupakan menggunakan pola-pola atau sifat dalam matematika
untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
b. Membuat dugaan (Conjecture) Mengajukan dugaan atau konjektur pada saat meneliti
pola, mendiskusikan ide matematik, mengajukan model, menguji kumpulan data, dan
membuat spesifikasi tentang suatu hasil yang didapatkan dari suatu percobaan.
c. Pembentukan generalisasi Generalisasi adalah proses menarik kesimpulan secara
5
umum berdasarkan pada beberapa data yang telah diamati. Generalisasi dilakukan
ketika adanya model atau pola yang mendasari, bahkan ketika kita tidak dapat
membuat kesimpulan.

Kesimpulan umum dari suatu penalaran induktif tidak merupakan bukti. Hal
tersebut dapat dipahami karena aturan umum yang diperoleh ditarik dari pemeriksaan
beberapa contoh khusus yang benar, tetapi belum tentu berlaku untuk semua kasus.
Kesimpulan tersebut boleh jadi valid (sah) pada contoh yang diperiksa, tetapi bisa jadi
tidak dapat diterapkan pada keseluruhan contoh. Dengan demikian dalam penalaran
induktif dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang benar berkenaan dengan contoh khusus
yang dipelajari, tetapi kesimpulan tersebut tidak terjamin untuk generalisasi. Contohnya:
tuliskan berikutnya tiga angka di urutan 5, 7, 11, 17, 25, …

c. Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari
sesuatu proposisi yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan. Penalaran deduktif juga merupakan proses penalaran untuk menarik
kesimpulan dari hal-hal atau fakta-fakta yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat
khusus.
Deduktif atau deduksi adalah salah satu bentuk pemikiran yang biasanya digunakan
untuk menentukan pernyataan-pernyataan yang terungkap atau bisa juga untuk menyatakan
ide yang sama dengan bentuk sebaliknya. Ini adalah bentuk pemikiran yang kesimpulannya
muncul secara signifikan setelah ada pernyataan-pernyataan. Pernyataan dalam pemikiran
tersebut disebut premis-premis. Jika hubungan antara premis-premis menghasilkan
kesimpulan (konklusi) maka hubungan tersebut dikatakan valid/sah. Validitas suatu
kesimpulan timbul dari bentuk argumen dan bukan dari kebenaran premis-premis.
Argumen deduksi disebut valid/sah, bila premis-premisnya benar maka kesimpulannya
benar dan bila premisnya salah maka kesimpulannya salah. Contoh penalaran deduktif:
Persamaan (a2 - b2) = (a + b) (a - b) adalah persamaan benar.
Penalaran deduktif dapat dilakukan secara :

6
1) Aturan inferensial
Contohnya: Semua bilangan imajiner adalah bilangan kompleks.
2) Bukti langsung
Buktikan bahwa diskriminan persamaan kuadrat lebih besar dari nol mempunyai akar
real berbeda.
3) Bukti tidak langsung
Buktikan bahwa jika hasil kali dua bilangan asli x dan y adalah ganjil, maka x dan y
kedua-duanya ganjil.

Dalam pembelajaran penalaran, Glade dan Citron juga memberikan 4 tahapan


program pembelajaran penalaran yaitu:
1. Tahap I
Bertujuan untuk membangun kemampuan metakognisi dengan pengembangan
pengetahuan anak dari enam dasar keterampilan berpikir dan bagaimana mereka
menggunakan keterampilan tersebut untuk berkomunikasi, belajar, menalar dan
menyelesaikan masalah. Fokus pada tahap ini adalah membangun kesadaran siswa
sehingga proses berpikir siswa secara sistematis turut serta menggunakan enam
keterampilan berpikir dan juga mereka dapat belajar untuk menjadi pemikir yang
baik.
2. Tahap 2
Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan level dari kecakapan kognisis siswa
melalui pelatihan dalam setiap enam dasar kemampuan berpikir sebagai alat untuk
berkomunikasi, belajar, bernalar, dan memecahkan masalah. Fokusnya adalah
pengembangan kemampuan siswa sehingga melakukan setiap enam kemampuan
berpikir ketika dia menyelesaikan suatu masalah.
3. Tahap 3
Tahap ini bertujuan mengembangkan siswa untuk mentransfer dan menggunakan
ketrampilan berpikir anak untuk belajar, memahami, menganalisis, berkomunikasi
dan memecahkan masalah secara sadar. Karena kesadaran penggunaan dan
pentranfseran ketrampilan berpikir untuk mempelajari teori tidak muncul secara
intuitif atau otomatis, maka perlu dikembangkan aspek materi untuk strategi
penalarannya.

7
4. Tahap 4
Tahap ini sebagai refleksi sejauh mana kemampuan berpikir anak dapat
diaplikasikan dalam menganalisis, memahami, mengkomunikasikan pemecahan
masalah baik yang berkaitan dengan konsep matematika masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

Kegiatan yang termasuk dalam penalaran deduktif antara lain :


a) Menyajikan pernyataan matematika
b) Melakukan manipulasi matematik
c) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memeriksa validitas argumen, dan menyusun
argumen yang valid
d) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tidak langsung, dan pembuktian dengan
induksi matematika.

D. Rubrik Penalaran Matematis Siswa


Untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa, penelitian ini
menggunakan rubrik analitik skala 4. ”Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai
berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan”. Dengan menggunakan rubrik ini dapat
dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada kriteria yang mana. Jadi kita
dapat mengetahui di indikator penalaran yang mana siswa yang banyak rendah, sehingga
dapat dijadikan evaluasi bagi guru.

No Indikator Penalaran Rincian Skor


1 Mengamati pola atau keteraturan Tidak ada jawaban atau tidak 0
dapat menemukan pola
Menemukan pola tetapi tidak 1
dapat melakukan generalisasi
Menemukan pola dan membuat 2
generalisasi dengan tepat
2 Memberikan penjelasan Tidak ada jawaban atau tidak 0
menggunakan fakta dan menggunakan fakta yang ada
sifatsifatnya Menggunakan fakta yang ada 1
tapi tanpa ada penjelasan
selanjutnya

8
Menggunakan fakta yang ada 2
dengan penjelasan, tapi kurang
lengkap
Menggunakan fakta yang ada 3
dengan penjelasan dan
penghitungannya lengkap dan
tepat.
3 Memberikan penjelasan dengan Tidak ada jawaban atau tidak 0
menggunakan konsep dan memberikan penjelasan
sifatsifatnya.

Memberikan penjelasan tetapi 1


menggunakan konsep
yangsalah.

Memberikan penjelasan dengan 2


menggunakan konsep tetapi
generalisasinya salah

Memberikan penjelasan dengan 3


menggunakan konsep dan
membuat generalisasi dengan
tepat
4 Mengkonstruk atau menilai Tidak ada jawaban atau tidak 0
konjektur/argumen matematika dapat menilai argumen
matematika
Mengkonstruk atau menilai 1
argumen tetapi jawaban salah
Dapat mengkonstruk dan 2
menilai argumen matematika
dengan tepat
5 Menggambarkan konklusi logis Tidak dapat menjawab atau 0
tentang sejumlah ide dan tidak menggambarkan konklusi
keterkaitanya
Menggambarkan konklusi 1
tetapi tidak logis.
Mengaitkan sejumlah ide dan 2
menggambarkan konklusi yang
salah.
Menggambarkan konklusi logis 3
tentang sejumlah ide dan
keterkaitanya dengan tepat
9
E. Contoh Soal dan Rubrik Penilaian Penalaran Matematis
No Indikator SOAL JAWABAN SKOR
Penalaran
1 Mengamati Diagram berikut menunjukkan hasil penjualan sepeda motormerk A Hasil penjualan sepeda motor 1
Pola atau di kota X Tujuh bulan terakhir. dari bulan april-Juli mengalami
keteraturan kenaikan secara teratur yaitu;
400 600 .... 1000
Ditemukan selisih kenaikan
setiap bulanya adalah 200,
1500
sehingga hasil penjualan bulan
Mei = 600 + 200 = 800 Hasil
1000
Penjualan sepeda motor dari
bulan Juni-September
Merk A mengalami penurunan secara
500
teratur yaitu: 1000 950 ...
0
800
Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept
Ditemukan selisih penurunan
setiap bulanya yaitu 50
Hasil Penjualan Sepeda Motor Sehingga hasil penjualan bulan
Agustus = 950-50 = 900
Merk A di Kota X Hasil penjualan sepeda motor 2
dari bulan april-Juli mengalami
Manajemen perusahaan sepeda motor merk A belum melaporkan kenaikan secara teratur yaitu;
hasil penjualan pada bulan Juni dan Bulan Agustus. Jika hasil 400 600 .... 1000
penjualan sepeda motor merk A mengalami kenaikan dan penurunan Ditemukan selisih kenaikan
secara teratur, tentukanlah total penjualan sepeda motor Merk A pada setiap bulanya adalah 200,
bulan Mei dan Agustus? sehingga hasil penjualan
bulan Mei = 600 + 200 = 800
Hasil Penjualan sepeda motor
dari bulan Juni-September
10
mengalami penurunan secara
teratur yaitu: 1000 900 ...
700
Ditemukan selisih penurunan
setiap bulanya yaitu 100
Sehingga hasil penjualan bulan
Agustus = 900-100 = 800
Maka, total penjualan bulan
Mei dan agustus = 800 + 800

No Indikator SOAL JAWABAN SKOR


Penalaran
2 Memberikan Modus dari data hasil seleksi masuk tes mandiri MTsN Salido dalam Karena diketahui modus data 1
penjelasan tabel berikut masing-masing adalah 8 dan 6. adalah satu yaitu 8 maka yang
menggunakan Nilai 4 5 6 7 10 tidak mungkin adalah p≥70.
fakta dan Frekuensi 20 p 50 70 10
sifatsifatnya.
Tentukan Nilai P yang tidak mungkin dari data di atas? Dan berikan
penjelasanmu?

11
Modus adalah datum dengan 2
frekuensi tertinggi. Karena
diketahui modus data adalah
satu yaitu 8 maka yang tidak
mungkin adalah
p≥70,frekuensi kumulatif data
diatas 6 adalah 80 sedangkan
frekuensi kumulatif data
dibawah 6 adalah 20+p+49 = 69
+p, maka p yang tidak mungkin
adalah p < 11
Jadi p yang tidak mungkin
adalah 𝑝 < 11 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑝 ≥ 70
Modus adalah datum dengan 3
frekuensi tertinggi. Karena
diketahui modus data adalah
satu yaitu 8 maka yang tidak
mungkin adalah p≥70,.
Sedangkan median atau nilai
tengahnya adalah 6, artinya
frekuansi data dibawah 6 harus
sama dengan frekuensi data
diatas 6, frekuensi kumulatif
data diatas 6 adalah 80
sedangkan frekuensi kumulatif
data dibawah 6 adalah 20+p+49
= 69 +p, maka p yang tidak
mungkin adalah p < 11 Jadi p
yang tidak mungkin adalah 𝑝 <
11 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑝 ≥ 70
12
No Indikator SOAL JAWABAN SKOR
Penalaran

3 Memberikan Suatu Hari Annisa menemukan sobekan koran yang memuat data Diketahui = 345 1
penjelasan kecelakaan yang terjadi selama lima tahun belakang, berupa gambar
dengan diagram batang berikut:
menggunakan
konsep dan Berdasarkan konsepnya
sifatsifatnya.

Jadi banyak kecelakaan yang


Annisa penasaran tentang banyaknya kecelakaan yang terjadi pada tahun terjadi pada Tahun 2013 adalah
2013. Menurutmu, Berapa banyak kecelakaan yang terjadi pada tahun sebanyak 325 kasus
2013? Berikan alasanmu!

13
No Indikator SOAL JAWABAN SKOR
Penalaran
Diketahui = 345 2
Berdasarkan konsepnya
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑢𝑚
=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑑𝑎𝑡𝑢𝑚

Jadi banyak kecelakaan yang


terjadi pada Tahun 2012 adalah
sebanyak 525 kasus
Diketahui = 345 3

Berdasarkan konsepnya

Jadi banyak kecelakaan yang


terjadi pada Tahun 2013 adalah
sebanyak 525 kasus

14
4 Mengkonstruk Dalam sebuah kelas, diketahui nilai rata-rata ulangan matematika 1
atau menilai kelompok putri adalah 8,5 sedangkan kelompok putra 7,7. Jika rata-
konjektur/argumen rata kelas 7,9. Tunjukkan bahwa siswa putra lebih banyak dari pada
matematika siswa putri!
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑝𝑢𝑡𝑟𝑎 𝑋

Jadi, perbandingan banyak


siswa putri dan siswa putra
adalah 1 : 2 artinyasiswa putri
lebih sedikit dari siswa putra.

15
2

Jadi, perbandingan banyak siswa putri dan


siswa putra adalah 1 : 3 artinya siswa putri
lebih sedikit dari siswa putra.

16
No Indikator SOAL JAWABAN SKOR
Penalaran
5 Menggambarkan Pak Agus dan Pak Harif masing-masing memiliki lima ekor kambing. ̅̅̅ 𝑘 1
konklusi logis Berat rata-rata kambing Pak Agus 40 kg, sedangkan berat rata-rata 𝑋 = 5.40 = 200 𝑘
𝑎
tentang sejumlah kambing Pak Harif hanya 38 kg. Seekor kambing Pak Harif ditukarkan
ide dan dengan seekor kambing Pak Agus sehingga berat rata-rata kambing Pak ̅̅̅ 𝑘
keterkaitanya Harif sama dengan berat rata-rata kambing Pak Agus. Tentukanlah
𝑋𝑏 = 5.38 = 180 𝑘
Selisih berat kambing pak Agus dan Pak Harif yang ditukarkan? Kambing mereka
dipertukarkan m dengan n
sehingga rata-rata kambing
mereka sama;

Jadi,selisih kambing pak


agus dan pak harif adalah 10
kg

17
No Indikator SOAL JAWABAN SKOR
Penalaran
2

𝑋𝑏 = 5.38 = 190 𝑘
Kambing mereka
dipertukarkan m dengan n
sehingga rata-rata kambing
mereka sama;

2𝑚 − 2𝑛 = 200 − 190
= 10 𝑘

18
No Indikator SOAL JAWABAN SKOR
Penalaran
3

𝑋𝑏 = 5.38 = 190 𝑘

Kambing mereka
dipertukarkan m dengan n
sehingga rata-rata kambing
mereka sama.
𝑟𝑎𝑡𝑎-rata 𝑘𝑎𝑚𝑏𝑖𝑛 𝐴= rata-rata
kambing B

Jadi, selisih kambing pak agus


dan pak harif adalah 5 kg

19
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penalaran Matematis Siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penalaran matematika siswa rendah adalah sebagai
berikut:
a. Siswa mudah lupa dengan materi yang sudah diajarkan.
b. Siswa tidak memiliki ide dalam menyelesaikan soal.
c. Siswa kurang teliti dalam memahami permasalahan pada soal.
d. Siswa kurang paham terhadap rumus mana yang akan digunakan dalam
menyelesaikan soal.
e. Siswa kurang paham terhadap konsep materi Segiempat dan segitiga

Penalaran Matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir secara logis dan
sistematis merupakan ranah kognitif matematik yang paling tinggi. Sumarmo (2002)
memberikan indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran
matematika, yaitu sebagai berikut:
 Membuat analogi dan generalisasi
 Memberikan penjelasan dengan menggunakan model
 Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika
 Menyusun dan menguji konjektur
 Memeriksa validitas argumen
 Menyusun pembuktian langsung
 Menyusun pembuktian tidak langsung
 Memberikan contoh penyangkal
 Mengikuti aturan enferensi

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penalaran matematis merupakan salah satu jantung dalam pembelajaran, sehingga
perlu menumbuh kembangkan dalam aktivitas pembelajaran matematika. Penalaran
matematis adalah suatu aktivitas atau proses penarikan kesimpulan yang ditandai dengan
adanya langkah-langkah proses berpikir.

Dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis, guru dituntut agar memilih


suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam
pengalaman belajarnya, baik dalam membangun konsep, mengemukakan ide atau gagasan
mereka. Selain itu, agar kemampuan penalaran matemais siswa berkembang secara optimal,
siswa harus memiliki kesempatan yang sangat terbuka untuk berpikir dan beraktifitas dalam
memecahkan berbagai permasalahan. Dengan demikian pemberian kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa dalam menyelesaikan permasalahan dapat menumbuhkembangkan
kemampuan penalaran matematis siswa secara optimal.

B. Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan kami atau
kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan pada makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi para pembacanya dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita
semua.Aamiin.

21
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Ririn Dwi. 2016. Kemampuan Penalaran Matematika Mahasiswa Melalui


Pendekatan Problem Solving. Jurnal Pedagogia ISSN 2089-3833, 5 (2).

Depdiknas. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.
Emilya, Devi. 2010. Pengembangan Soal-Soal Open-Ended Materi Lingkaran untuk
Meningkatkan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 10 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 4 (1). hal. 8-18.

Irwan. 2011. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan Berpikir matematis


Mahasiswa Melalui Pendekatan Problem Possing Model Search, Solve, Create and
Share (SSCS). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (Disertasi Tidak Diterbitkan)
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2000. Principles and Standards for
school Mathematics, Restron, VA: NCTM.
Nurma, Widayanti. 2010. Peningkatan Kemampuan Penalaran MatematisSiswa Kelas
VIIISMP Negeri 3 BanguntapanDalam Pembelajaran Matematika MelaluiPendekatan
Pendidikan Matematika RealistikIndonesia (PMRI) (diakses tanggal 9 September 2016)
Rosnawati, R. 2013. Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada TIMSS
2011. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

Shadiq, Fajar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah disampaikan
Pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar di PPPG
Matematika. Yogyakarta.
Sumarmo, Utari. 2013. Berpikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajaran. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumartini, Tina Sri. 2015. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, 5 (1), hlm 1-10.

Suriasumantri, Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan
Thontowi, Ahmad. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa
Wibowo, Aji. 2017. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Saintifik
terhadap Prestasi Belajar, Kemampuan Penalaran Matematis dan Minat Belajar.
Jurnal Riset Pendidikan Matematika 4 (1), hal. 1-10.
Yusdiana, Bentang Indria dan Wahyu Hidayat. 2018. Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMA pada Materi Limit Fungsi. Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif, 1(3), DOI 10.22460/jpmi.v1i3.409-414.

22

Anda mungkin juga menyukai