Anda di halaman 1dari 21

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Evaluasi Pembelajaran Matematika

Disusun Oleh:
Kelompok 3
FITRI NOVRIYENI (2310246271)
TANIA AFLAH (2310246264)

Dosen Pengampu:
Dr. Sehatta Saragih, M.Pd
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kemampuan Penalaran Matematik” ini.
Pada makalah ini penulis membahas mengenai pengertian hingga arti penting
kemampuan penalaran matematik bagi guru dalam pembelajaran. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematik. Terima
kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Sehatta Saragih, M.Pd dan Dr. Nahor Murani
Hutapea, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan bimbingan
dan saran dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 07 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Rasional Kemampuan Penalaran Matematis....................................................3
B. Pengertian Kemampuan Penalaran
Matematis…………………………………………….3
1. Penalaran Deduktif……………………………………………………….. 4
2. Penalaran Induktif………………………………………………………… 5
C. Aspek Pengukuran Kemampuan Penalaran Matematik.................................. 6
D. Contoh Penerapan Aspek Pengukuran Kemampuan Penalaran Matematik.....8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................16
A. Kesimpulan.....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hadirnya Kurikulum Merdeka menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dalam Kurikulum Merdeka,
siswa tidak hanya dibentuk menjadi cerdas namun juga berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila atau yang disebut sebagai wujud Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila
merupakan sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta
didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Salah sau dimensi Profil Pelajar
Pancasila adalah bernalar kritis. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Dalam perkembangannya matematika tidak terlepas dari penalaran. Sesuai dengan
pendapat Widyasari & Nurlaelah (2019) bahwa antara matematika dan penalaran tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Hal ini dikarenakan untuk memahami matematika diperlukan
penalaran dan kemampuan penalaran dilatih melalui materi matematika. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa penalaran matematis sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam
mempelajari materi matematika.
Dalam makalah ini, kami akan mengkaji terkait kemampuan penalaran matematik untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep ini, serta bagaimana
penerapannya dapat memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan terutama guru dalam
proses pembelajaran.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang Kemampuan Penalaran Matematk ini,
diharapkan pembaca, khususnya para pendidik, akan lebih siap dalam menghadapi dinamika
pendidikan saat ini dan memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi kognitif siswa
terutama dalam penalaran matematis siswa.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang kemampuan penalaran matematik siswa. Berikut
adalah rumusan masalah dalam makalah ini:
1. Bagaimana rasional penerapan kemampuan penalaran matematik?
2. Apa yang dimaksud dengan kemampuan penalaran matematik?
3. Apa saja indikator pengukuran kemampuan penalaran matematik?

1
4. Apa saja contoh dari setiap aspek pengukuran kemampuan penalaran matematik?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui rasional penerapan kemampuan penalaran matematik
2. Untuk mengetahui pengertian kemampuan penalaran matematik.
3. Untuk mengetahui indikator pengukuran kemampuan penalaran matematik.
4. Untuk memahami lebih komprehensif indikator pengukuran melalui contoh-contoh setiap
aspeknya.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, makalah ini diharapkan dapat memberikan panduan
yang berharga kepada pembaca, terutama guru dan praktisi pendidikan dalam meningkatkan
pemahaman tentang Kemampuan Penalaran Matematik siswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rasional Penerapan Kemampuan Penalaran Matematis


Penalaran matematis merupakan satu kemampuan matematis yang perlu dan penting
dimiliki oleh siswa Sekolah Menengah. Rasional pentingnya pemilikan kemampuan penalaran
matematik pada siswa dasarnya sejalan dengan visi matematika khususnya untuk memenuhi
kebutuhan masa datang. Sehubungan dengan itu, Sumarmo (2010) mengemukakan bahwa
pembelajaran matematika diarahkan untuk memberi peluang berkembangnya kemampuan
bernalar, kesadaran terhadap kebermanfaatan matematika, menumbuhkan rasa percaya diri,
sikap objektif dan terbuka untuk menghadapi masa depan yang selalu berubah. Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa penalaran dibutuhkan untuk membangun suatu gagasan
matematika dan untuk menunjukkan bukti kebenaran dari gagasan tersebut.
Pentingnya pemilikan kemampuan penalaran matematik juga dikemukakan oleh Baroody
(1993) dan Nasoetion (2004) bahwa penalaran matematis sangat penting dalam membantu
individu sekedar mengingat fakta, aturan, dan langkah-langkah penyelesaian masalah, tetapi
menggunakan keterampilan bernalarnya dalam melakukan pendugaan atas dasar pengalamanya
sehingga yang bersangkutan akan memperoleh pemahaman konsep matematika yang saling
berkaitan. Dalam menyelesaikan soal berbentuk HOTS (High Other Thingking Skill), siswa
juga membutuhkan atau memiliki kemampuan bernalar yang baik. Mulai dari pemahaman
dalam mengartikan soal, membuat dugaan dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Rasional lain pentingnya kepemilikan kemampuan penalaran matematis pada siswa adalah
karena kemampuan tersebut merupakan sebagian dari tujuan pembelajaran matematika (KTSP,
2006, Kurikulum 2013) antara lain : mampu menggunakan penalaran terhadap pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam menarik generalisasi, menyusun bukti serta
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 1

B. Pengertian Kemampuan Penalaran Matematik


Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan
ide, proses, dan penalaran. Tujuan Pendidikan matematika di sekolah lebih ditekankan
pada penataan nalar, dasar pembentuk sikap, serta keterampilan dalam penerapan
matematika. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat
1
Heris Hendriana, Euis Eti Rohaeti, dan Utari Sumarmo. 2017. Hardskill dan Softskill Matematik Siswa.
Refika. Bandung

3
dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan
dilatihkan melalui belajar materi matematika (Depdiknas 2002: 6). Penalaran merupakan alat
untuk memahami matematika dalam pemecahan masalah (Berqvist dkk:2006, Minarni:2010).
Penalaran merupakan komponen utama dalam matematika khususnya dalam pemecahan masalah
(Bergqvist dkk, 2006). Berdasarkan pendapat tersebut, disimpulkan bahwa salah satu
aspek yang menjadi perhatian penting dalam proses pembelajaran adalah bernalar.
Penalaran adalah suatu kegiatan berpikir khusus, di mana terjadi suatu penarikan
kesimpulan, di mana pernyataan disimpulkan dari beberapa premis.

Siswa yang memiliki kemampuan penalaran matematis akan mudah dalam menelaah suatu
permasalahan yang dihadapi dengan informasi yang diperoleh. Melalui penalaran, siswa dapat
lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri, bukan hanya sebagai hafalan.

Penalaran matematis adalah proses berpikir secara logis dalam menghadapi


problema dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada. Proses penalaran matematis
diakhiri dengan memperoleh kesimpulan. The traditional view of mathematical
reasoning as superior computational and analytical skill has been revised to
accomodate processes that are important ini today’s era. These include gathering
evidence, analyzing data, making conjectures, contructing argument, drawing and
validating logical conclusion and proving assertions (Lyn D English, 2004), yang
berarti penalaran matematis tidak hanya kemampuan untuk berhitung dan analisis,
melainkan juga mencakup beberapa proses, antara lain: mengumpulkan bukti, analisis
data, membuat dugaan, membangun argumen, menarik kesimpulan yang logis, serta
membuktikan kebenaran pernyataan. Dengan kata lain, k emampuan penalaran matematika
adalah kemampuan yang dibutuhkan siswa untuk menganalisis situasi baru, membuat asumsi
yang logis, menjelaskan ide dan membuat kesimpulan (Mufidi dkk, 2012). Menurut Gardner et
al (Lestari dan Yudhanegara, 2015) kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan
menganalis, menggeneralisasi, mensintetis, atau mengintegrasikan, memberikan alasan yang
tepat, dan menyelesaikan masalah tidak rutin.
Menurut Subanidro (2012) kemampuan penalaran matematik adalah kemampuan untuk
menghubungkan antara ide-ide atau objek-objek matematika, membuat, menyelidiki dan
mengevaluasi dugaan matematik, dan mengembangkan argumen-argumen dan bukti-bukti
matematika untuk meyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa dugaan yang dikemukakan
adalah benar. Secara umum, kemampuan penalaran matematika melibatkan berbagai aspek

4
seperti analisis, sintesis, generalisasi, pemberian alasan yang tepat, dan pemecahan masalah
tidak rutin. Kemampuan ini juga mencakup kemampuan untuk menghubungkan dan
mengembangkan ide-ide matematika serta menyusun bukti-bukti yang meyakinkan.
Kemudian berdasarkan penarikan kesimpulan, Sumarmo (2012) mengemukakan, penalaran
matematis diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan deduktif.

Secara garis besar digambarkan melalui skema berikut.

Gambar 1. Pendekatan Penalaran Indukif dan Deduktif

1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari hal yang khusus
yang didasarkan pada hal umum atau hal yang telah dibuktikan kebenarannya. Menurut
Sumarmo dan Hendriana (2014) penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan
aturan yang disepakati. Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif adalah
sebagai berikut:
 Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu
 Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi berdasarkan proporsi yang
sesuai, berdasarkan peluang, korelasi antara dua variabel, menetapkan kombinasi
beberapa variabel
 Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan pembuktian dengaN
induksi matematika
 Menyusun analisis dan sintesis beberapa kasus
Penalaran deduktif menjamin kesimpulan yang benar jika premis dari argumennya benar,dan
argumennya valid (logis). Adapun jenis-jenis penalaran deduktif yaitu modus ponens, modus
tollens, dan silogisme.

5
2. Penalaran Indukif
Penalaran induktif adalah proses berpikir yang menghubungkan fakta-fakta khusus yang
diketahui menuju kepada kesimpulan yang bersifat umum. Beberapa penalaran induktif
diantaranya adalah melakukan operasi hitung, menarik kesimpulan logis, memberi penjelasan,
terhadap model, fakta, sifat, hubungan atau pola. Sumarmo dan Hendriana (2014)
mengemukakan beberapa kegiatan yang tergolong penalaran induktif yaitu sebagai berikut
 Transduktif yaitu menarik kesimpulan dari suatu kasus atau sifat khusus yang satu
diterapkan pada kasus yang khusus lainnya
 Analogi yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses
 Generalisasi yaitu penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati.
 Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan, interpolasi, dan ekstrapolasi.
 Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada.
 Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan menyusun konjektur
Indikator yang digunakan dalam penalaran induktif dan dedukif disajikan dalam Tabel 1 sebagai
berikut2
Tabel 1. Indikator Penalaran Induktif dan Deduktif

Penalaran Induktif Penalaran Deduktif


1. Menarik kesimpulan 1. Mengajukan dugaan
a. Induksi Mengandaikan 2. Melakukan Manipulasi Matematika
b. Transduktif 3. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, dan
c. Analogi Proses memberikan alasan
d. Generalisasi 4. Menarik kesimpulan dari pernyataan
2. Memperkirakan jawaban, solusi, atau 5. Memeriksa kesahihan suatu argument
kecenderungan 6. Menemukan pola atau sifat dari gejala
3. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, matematis untuk membuat generalisas
sifat, hubungan atau pola yang ada
4.Menggunakan pola hubungan untuk
menganalisis situasi, dan menyusun konjektur

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif adalah penarikan

2
Utari Sumarmo, Hand Out Matakuliah Evaluasi Pengajaran Matematika, (Sps UPI : -,2010), hal. 46.

6
kesimpulan yang prosesnya melibatkan teori atau rumus matematika lainnya yang sebelumnya
sudah dibuktikan kebenarannya. indikator penalaran penalaran deduktif yang dapat digunakan
yaitu, (1) Menyusun bukti terhadap kebenaran solusi (2) Mampu memeriksa kesahihan suatu
argument (3) Mampu menarik kesimpulan dari pernyataan matematika dalam soal matematika
sedangkan penalaran induktif merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas
berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang bersifat umum
berdasarkan pada beberapa pernyataan khusus yang diketahui benar. Indikator yang dapat
digunakan yaitu, (1) Mampu mengajukan dugaan (2) Mampu melakukan manipulasi matematika
(3) Mampu menemukan pola atau sifat untuk menganalisis situasi matematika.

C. Aspek Pengukuran Kemampuan Matematik


Dalam pengukuran kemampuan matematik perlu memperhatikan beberapa aspek yang akan
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pengukuran. Berikut disajikan beberapa aspek
pengukuran kemampuan matematik dari berbagai sumber.

Tabel 2. Aspek Pengukuran Kemampuan Penalaran Matematik


No Sumber Aspek Pengukuran
1 Peraturan Dirjen 1) Mengajukan dugaan
Dikdasmen 2) Melakukan manipulasi matematika,
Depdiknas Nomor 3) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan
506/C/Kep/PP/2004 atau bukti terhadap kebenaran solusi,
4) Memeriksa kesahihan suatu argumen,
5) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk
membuat generalisasi
2 Napitupulu, Suryadi, 1) Buat kesimpulan logis
& Kusumah (2016) 2) Berikan penjelasan tentang model, fakta, properti,
hubungan, atau pola yang ada
3) Buatlah dugaan dan bukti
4) Penggunaan pola hubungan untuk menganalisa situasi,
membuat analogi, atau menggeneralisasikan.
4 Permendikbud 1) Mengajukan dugaan.
Nomor 58 tahun 2) Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan.
2014 3) Memberikan alternatif bagi suatu argumen.

7
4) Menemukan pola pada suatu gejala.
5 NCTM (2000) 1) Mengenal penalaran sebagai aspek mendasar matematika.
2) Membuat dan menyelidiki dugaan matematika.
3) Mengembangkan dan mengevaluasi argumen matematika.
4) Memilih dan menggunakan berbagai tipe penalaran.

NCTM (2000) tidak menjelaskan indikator penalaran matemais secara rinci. Butir-butir
pada NCTM (2000) belum dapat dijadikan arahan dalam menyusun butir-butir tes penalaran
matematis. Berdasarkan pengertian istilah penalaran matematis yang telah diuraikan, beberapa
penulis merinci aspek pengukuran penalaran matematis yang kemudian menjadi rujukan penulis
dalam menyusun instrument yaitu (1) Mengajukan dugaan, (2) Kemampuan melakukan
manipulasi matematika (3) Menyusun bukti terhadap kebenaran solusi (4) Menarik kesimpulan
dari suatu pernyataan yang ada (5) Kemampuan memberikan argumen atau memeriksa
kesahihan suatu argumen (6) Kemampuan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis
untuk membuat generalisasi. Berikut indikator berdasarkan masing-masing aspek pengukuran
kemampuan penalaran matematis yang penulis gunakan :

Tabel 3. Indikator Penilaian dari Setiap Aspek


Aspek Indikator
Mengajukan dugaan Siswa dapat memikirkan atau merumuskan suatu kebenaran
sebelum dilakukan analisis
Kemampuan melakukan Siswa dapat melakukan proses rekayasa matematika, untuk
manipulasi matematika memudahkan suatu perhitungan
Menyusun bukti terhadap Siswa dapat menyusun bukti dari suatu kebenaran berupa
kebenaran solusi rumus atau persamaan
Menarik kesimpulan dari suatu Siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil akhir yang
pernyataan yang ada. diperoleh, yang dijadikan sebagai kesimpulan tersebut
Kemampuan memberikan Siswa dapat memberikan argumen atau menyelidiki tentang
argumen atau memeriksa kebenaran dari suatu pernyataan yang ada
kesahihan suatu argumen
Kemampuan menemukan pola Siswa dapat menentukan pola atau cara dari suatu
atau sifat dari gejala matematis pernyataan yang ada, kemudian mampu menggunakan pola-
untuk membuat pola yang sudah ditemukan untuk menyelesaikan
generalisasi permasalahan sehingga tercapainya tujuan yang akan

8
dicapai
Dari indikator inilah yang menjadi acuan penulis untuk membuat kisi-kisi soal untuk
mengukur kemampuan penalaran matematik siswa

9
D. Contoh Aspek Pengukuran Kemampuan Penalaran Matematik
Berikut disajikan contoh pengukuran kemampuan penalaran matematik materi Trigonometri
Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Penalaran Matematik
Jenis Aspek kemampuan Indikator
Nomor
Penalaran penalaran kemampuan penalaran Soal
soal
matematis matematis
Deduktif Menarik kesimpulan Siswa dapat menarik Pak Badu mempunyai permukaan sebidang tanah yang berbentuk segitiga 1
dari suatu kesimpulan dari hasil akhir denganmasing-masing panjang sisinya 13 meter, 20 meter, dan 23 meter.
pernyataan yang yang diperoleh , yang dijadikan Dikarenakan ada saudara yang ingin membuat rumah dan membutuhkan
ada. sebagai kesimpulan tersebut sebidang tanah maka pak Badu menjual tanah tersebut dengan harga
500.000/m2. Berapa uang yang diterima pak Badu setelah menjual tanah?
Kesimpulan apa yang didapatkan dari pertanyaan matematika diatas ?
Kemampuan Siswa dapat menyelidiki Jika luas sebuah segitiga = 6√6 cm2 , maka panjang sisi a = 5 cm, panjang 2
memeriksa tentang kebenara ndari suatu sisi b = 6 cm, dan panjang sisi c = 7 cm. Periksalah kebenaran pernyataan
kesahihan suatu pernyataan yang ada tersebut
argumen.
Menyusun bukti Siswa dapat menyusun bukti Diketahui bahwa aturan sinus seperti dibawah ini 3
terhadap kebenaran dari suatu kebenaran berupa
solusi rumus atau persamaan
Buktikan aturan sinus tersebut!
Induktif Mengajukan dugaan Siswa dapat memikirkan atau Sebuah segitiga lancip sebarang diketahui ketiga sisinya, unsur yang 4
merumuskan suatu kebenaran diketahui adalah ketiga panjang sisi (sisi, sisi, sisi) seperti gambar disamping
sebelum dilakukan analisis ini.

1
Menurut pendapatmu, dapatkah kita mencari besar
sudut-sudut segitiga tersebut ?Jelaskan Pendapatmu

Mampu melakukan Siswa dapat melakukan proses Diketahui segiempat ABCD seperti tampak pada gambar. 5
manipulasi rekayasa matematika, untuk Panjang AD adalah …
matematika memudahkan suatu perhitungan

Kemampuan Siswa dapat menentukan pola Pada suatu lingkaran didalamnya terdapat sebuah segi n-beraturan, jari-jari 6
menemukan pola atau cara dari suatu pernyataan lingkarannya adalah 14 cm, dan ujung-ujung busur tembereng membentuk
atau sifat dari gejala yang ada, kemudian mampu sudut 60 derajat terhadap titik tengah lingkaran busur. Apa yang dapat
matematis untuk menggunakan pola-pola yang disimpulkan dari pertanyaan tersebut ?
membuat sudah ditemukan untuk
generalisasi menyelesaikan permasalahan
sehingga tercapainya tujuan
yang akan dicapai

2
Tabel Alernatif Jawaban Kemampuan Penalaran Matematis
No Alternatif Jawaban
1 Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan yang ada.
Diketahui : panjang sisi a = 13
Panjang sisi b = 20
Panjang sisi c = 23
Ditanya : kesimpulan apa yang didapatkan dari pertanyaan matematika diatas ?
Jawab :
𝑙 = √(𝑠)(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)

L ∆ ABC=√ (s)( s−a)(s−b)(s−c )


L ∆ ABC=√ (28)(28−13)(28−20)(28−23)
L ∆ ABC=√ 28.15 .8.5
L ∆ ABC=√ 420.40
L ∆ ABC=√ 16800
2
L ∆ ABC=129,615 m
Uang yang dibayar untuk membeli tanah
2
129,615 m x 500.000=64.807 .500
Jadi, kesimpulan yang didapatkan yaitu pak badu mempunyai tanah seluas 129,615 m2
dan uang yang diterima pak badu adalah Rp. 64.807.500,00 dari panjang sisi-sisi tanah
yang telah diketahui
2 Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen.
Diketahui : panjang sisi a = 5
Panjang sisi b = 6
Panjang sisi c = 7
Luas segitiga ABC = 6√6
Ditanya : kebenaran (keshahihan) pernyataan matematika diatas ?
Jawab :

1
l=√( s)( s−a)(s−b)(s−c)

L ∆ 𝐴𝐵𝐶 = √(𝑠)(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)


L∆ 𝐴𝐵𝐶 = √(9)(9 − 5)(9 − 6)(9 − 7)
L∆ 𝐴𝐵𝐶 = √9.4.3.2
L∆ 𝐴𝐵𝐶 = √32. 22. 3.2
L∆ 𝐴𝐵𝐶 = 3.2√3.2
L∆ 𝐴𝐵𝐶 = 6√6
Jadi, luas ∆ 𝐴𝐵𝐶 adalah 6√6 𝑐𝑚2maka pernyataan matematika diatas benar.
3 Menyusun bukti terhadap kebenaran solusi
Perhatikan segitiga ACD ⊥ D
CD
Sin A =
AC
CD = AC. sin A
CD = b. sin A ........................(i)
Perhatikan segitiga BCD ⊥ D
CD
Sin B =
BC
CD = BC. sin B
CD = a. sin B ........................(ii)
Dari (i) dan (ii)
b. sin A = a. sin B
atau dapat ditulis
𝑎
sin 𝐴 = 𝑏
sin 𝐵 … (1)
Perhatikan segitiga ABE ⊥ E
Sin B = 𝐴𝐵
𝐴𝐸

2
AE = AB. sin B
AE = c. sin B ........................(i)
Perhatikan segitiga ACE ⊥ E
Sin C = 𝐴𝐸
𝐴𝐶
AE = AC. sin C
AE = b. sin C ........................(ii)
Dari (i) dan (ii)
c. sin B = b. sin C
atau dapat ditulis
𝑏
sin 𝐵 = 𝑐
sin 𝐶 … (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh hubungan

4 Mengajukan Dugaan
Dapat diselesaikan dengan menggunakan aturan kosinus
Perhatikan segitiga ABC diatas dengan t adalah garis bagi pada sisi AB
(sisi c).
Pada Segitiga BCP :
a2 = t2 + (BP)2 ........(1)
Pada segitiga ACP :
Sin A = 𝑡
𝐴𝐶 , maka t = AC. Sin A .......(2)
Cos A = 𝐴𝑃
𝐴𝐶 , maka AP = AC. Cos A ......(3)
Substitusikan persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1), diperoleh :

3
5 Mampu melakukan manipulasi matematika
Perhatikan segitiga BCD dalam segiempat ABCD pada soal di atas. Segitiga BCD adalah
segitiga siku-siku sehingga panjang BD dapat dicari dengan teorema Pythagoras

perhatikan segitiga ABD


Karena panjang BD sudah diketahui maka panjang AD dapat dicari dengan
aturan kosinus.

6 Mampu menemukan pola atau sifat untuk menganalisis situasi matematika


Lingkaran didalamnya terdapat sebuah segi-n beraturan.
Segi-n beraturan : segi-3, segi-4, segi-5...
Misalkan ambil segi-3 beraturan didalam lingkaran, jari-jari lingkaran 14 cm, dan ujung-
ujung tembereng membentuk sudut 120 derajat.
Jari-jari (r) = 14
Sudutnya = 120°

4
Maka bisa didapatkan panjang tali busur dengan menggunakan aturan sinus.

Jadi nilai tali busur pada segi-3 beraturan adalah 14√4 kemudian cari segi-4, segi-5 dan seterusnya
kemudian akan didapatkan sebuah pola

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika dan penalaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal ini dikarenakan untuk
memahami matematika diperlukan penalaran dan kemampuan penalaran dilatih melalui materi
matematika. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran matematis sangat penting dan
sangat dibutuhkan dalam mempelajari materi matematika. Penalaran matematis merupakan
salah satu jantung dalam pembelajaran, sehingga perlu menumbuh kembangkan dalam aktivitas
pembelajaran matematika. Penalaran matematis adalah suatu aktivitas atau proses penarikan
kesimpulan yang ditandai dengan adanya langkah-langkah proses berpikir. Dengan demikian
kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan siswa dalam menganalisa dan
menghubungkan antara ide-ide atau objek matematika dengan memberikan alasan yang tepat
sehingga ditarik kesimpulan.
Dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis, guru dituntut agar memilih suatu
model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam pengalaman
belajarnya, baik dalam membangun konsep, mengemukakan ide atau gagasan mereka. Selain itu,
agar kemampuan penalaran matemais siswa berkembang secara optimal, siswa harus memiliki
kesempatan yang sangat terbuka untuk berpikir dan beraktifitas dalam memecahkan berbagai
permasalahan. Dengan demikian pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam
menyelesaikan permasalahn dapat menumbuhkembangkan kemampuan penalaran matematis
siswa secara optimal

B. Saran
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, oleh karena itu penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis menerima
kritikan dan saran yang membangun untuk kebaikan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ardi, dkk. 2021. Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Materi Dimensi Tiga. Vol 4 No.1
Fajar Shadiq.2017. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi.Yogyakarta: Widyaiswara
PPPG Matematika
Heris Hendriana, Euis Eti Rohaeti, dan Utari Sumarmo. 2017. Hardskill dan Softskill Matematik
Siswa. Refika. Bandung
Mita K, dkk. 2019. Kemampuan Penalaran Matematis dalam Model Pembelajaran Connecting,
Organizing, Reflecting, Extending (CORE). PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika. PRISMA 2 (2019): 611-615.
NCTM (2000). Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics. Reston
VA:NCTM
Nurmanita & Edy Surya. 2017. Membangun Kemampuan Penalaran Matematis (Reasoning
Mathematics Ability ) dalam Pembelajaran Matematika.
Sulistiawati, S., Suryadi, D., & Fatimah, S. 2015. Desain Didaktis Penalaran Matematis untuk
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMP pada Luas dan Volume Limas. Vol 4 No 1.
Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 6(2), 135-146.
https://doi.org/10.15294/kreano.v6i2.4833
Tuti Setiawati, dkk. 2019. Kemampuan penalaran matematis siswa pada soal aplikasi. Prosiding
Seminar Nasional & Call For Papers Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Universitas Siliwang. ISBN: 978-602-9250-39-8
Thompson, J. 2006. Assessing Mathematical Reason-ing: An Action Research Project. Michigan
State. University Official Website.
https://www.msu.edu/~thomp603/assess%20reasoning.pdf

Anda mungkin juga menyukai