TUGAS KELOMPOK
Kelompok 11:
ANISA SONIA
2210246966
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur al-hamdulillah yang setulusnya penulis aturkan kehadirat Allah Swt, atas
segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini secara baik. Berikutnya shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, begitu juga kepada keluarga dan para
sahabatnya serta orang-orang yang konsisten menjalankan sunnahnya sampai akhir
zaman, amiin.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas penulis pada mata kuliah
Filsafat Pendidikan Matematika, dengan memilih judul: “Hakikat dan Karakteristik
Filsafat Matematika Sekolah (I)”. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.
Nahor Murani Hutapea, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan belum
sempurna, untuk itu segala bentuk kritikan dan saran yang konstruktif demi
kesempurnaan tulisan ini, sangat penulis harapkan. Terimakasih.
Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi wabarakatuh,
Pekanbaru, 10 November
2022
Penulis,
ANISA SONIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...............................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
D. Manfaat Penulisan................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari semua yang ada di dunia ini
dengan cakupan yang sangat luas. Mempelajari filsafat adalah belajar tentang
hidup, bagaimana kehidupan seseorang bisa berguna untuk diri sendiri dan juga
orang lain. Kesadaran untuk mempelajari filsafat harus muncul dalam dunia
pendidikan yang didalamnya terdapat proses pengajaran dan pembelajaran. Salah
satu cabang ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan adalah matematika.
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia
dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
Matematika dengan hakikatnya sebagai suatu kegiatan manusia melalui proses
yang aktif, dinamis, dan generatif, serta sebagai pengetahuan yang terstruktur,
mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif dan terbuka menjadi sangat penting
untuk dimiliki peserta didik dalam menghadapi perkembangan iptek yang terus
berkembang. Dengan demikian diperlukan penguasaan matematika yang kuat
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan logis, analitis, sistematis,
kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Kemendikbud, 2016).
Matematika yang diajarkan di jenjang persekolahan yaitu Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
disebut matematika sekolah. Sering juga dikatakan bahwa matematika sekolah
merupakan unsur-unsur atau bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan
atau berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Fakta di lapangan menunjukkan masih banyak peserta
didik temasuk guru yang kurang mengetahui peranan dan kegunaan matematika
dalam pengembangan iptek, bidang kehidupan dan dalam membentuk pola pikir
serta kepribadian, serta tidak atau kurang memahami tentang hakikat (apa,
mengapa dan bagaimana) matematika khususnya matematika sekolah.
Filsafat matematika sekolah dapat mempengaruhi pola pikir seorang guru
dalam memandang matematika sehingga mempengaruhi cara guru membelajarkan
matematika. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika sekolah diharapkan
peserta didik dapat merasakan kegunaan belajar matematika. Pemahaman konsep
pada pembelajaran matematika sekolah sering diawali secara induktif melalui
pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses
induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa matematika sekolah
mempunyai peran penting bagi bagi peserta didik agar memiliki bekal
pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, maupun untuk
matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan mengembangkannya.
Sehingga perlu bagi kita memahami dengan baik tentang hakikat dan
karakteristik filsafat matematika sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah:
1. Apa saja faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat matematika sekolah?
2. Bagaimana hakikat dan karakteristik filsafat matematika sekolah?
3. Apa tujuan pendidikan matematika sekolah?
4. Apa yang dimaksud dengan pola berpikir deduktif dan induktif?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah:
1. Mengetahui faktor-faktor pendorong timbulnya filsafat matematika
sekolah
2. Memahami hakikat dan karakteristik filsafat matematika sekolah
3. Mengetahui tujuan pendidikan matematika sekolah
4. Memahami pola berpikir deduktif dan induktif
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis
maupun pembaca mengenai hakikat dan karakterstik matematika sekolah. Selain
itu penulisan makalah ini diharapkan dapat mendorong penulis atau pembaca
untuk dapat memahami cara bepikir seorang filsuf.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat matematika sekolah merupakan cabang dari filsafat matematika yang
telah disesuaikan dan dikembangkan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik yang digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik pada tingkatan pendidikan yang terdapat di sekolah.
Matematika sekolah jelas berkaitan dengan peserta didik yang yang menjalani
proses perkembangan kognitif dan emosional masing-masing. Secara khusus,
dapat dikatakan bahwa dalam matematika sekolah perlu memperhatikan aspek
teori psikologi khususnya teori psikologi perkembangan. Mereka memerlukan
tahapan belajar sesuai dengan perkembangan jiwa dan kognitifnya. Potensi yang
ada pada diri anak pun berkembang dari tingkat rendah ke tingkat tinggi, dari
sederhana ke kompleks
Tujuan pendidikan matematika sekolah yang dimaksudkan adalah tujuan
pembelajaran matematika yang secara umum diajarkan di sekolah. selain itu
dikemukakan kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat
tercapai dalam belajar matematika mulai dari sekolah dasar sampai dengan
sekolah menengah. Selain itu dalam matematika sekolah memerlukan pola
berpikir deduktif (umum ke khusus) dan pola berpikir infuktif (khusus ke umum).
B. Saran
Demikianlah dalam hal ini penulis mengakhiri makalah ini, tak lupa mohon
maaf kepada semua pihak, kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan
penulisan makalah ini selanjutnya
Hasil Diskusi:
1. Endang Sri Sartika
Manakah yang lebih penting pola berpikir induktif atau deduktif jika
pembelajaran dalam bentuk pemecahan masalah? Berikan contoh
penerapannya!
Penjelasan:
Menurut Susanah (2007), meskipun pola pikir deduktif sangat penting dalam
pembelajaran matematika guna memberi tekanan kepada penataan nalar,
namun dalam pembelajaran matematika sekolah masih memerlukan pola pikir
induktif dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pengalaman
anak sehari-hari. Sebagai contoh untuk membuktikan jumlah ukuran semua
sudut dalam segitiga adalah 180 ° , siswa diminta menggunting segitiga dari
kertas dan menggunting daerah sudut-sudutnya, kemudian ketiga sudut
ditempelkan sedemikian sehingga membentuk sudut lurus.
2. Masrianti Fadhillah
Bagaimana cara seorang guru mengaplikasikan tujuan pendidikan matematika
sekolah dalam pembelajaran? Apakah tujuan tersebut selalu terdapat di semua
pembelajaran matematika?
Penjelasan:
Menurut Susanah (2007), hal yang harus diperhatikan dalam praktek
pembelajaran di kelas adalah guru lebih menekankan pada tujuan yang bersifat
material sepeti tujuan pembelajaran yang telah disusun oleh satuan pendidikan
yang domainnya kognitif saja. Sedangkan tujuan yang bersifat formal
dianggap akan dicapai dengan sendirinya. Jadi tujuan yang selalu terdapat di
semua pembelajaran matematika adalah tujuan material.
3. Atika Farhana
Bagaimana implementasi dari pola berpikir deduktif tiap tingkatan sekolah?
berikan contohnya!
Penjelasan:
Menurut Sumardyono (2004), implementasi dari pola berpikir deduktif tiap
tingkatan sekolah diantaranya:
a. Tingkat SD: seorang siswa telah memahami konsep dari lingkaran. Ketika
berada di dapur, ia dapat menggolongkan mana peralatan dapur yang
berbentuk lingkaran dan mana yang bukan.
b. Tingkat SMP: banyak teorema dalam matematika yang ditemukan melalui
pengamatan atau percobaan, seperti Teorema Phytagoras.
c. Tingkat SMA: pola jumlah bilangan-bilangan ganjil
4. Annisa Hasna
Apakah tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2013 disusun
secara umum atau berdasarkan tingkatan? Bagaimana contoh kegiatan motorik
dalam matematika?
Penjelasan:
Menurut Kemendikbud (2016), tujuan pembelajaran matematika tersebut
disusun secara umum untuk semua tingkatan sekolah, baik SD, SMP maupun
SMA. Kegiatan motorik yang dilakukan siswa melibatkan anggota badan
mereka secara tidak langsung terdapat proses pembelajaran matematika
didalamnya, seperti permainan rubrik, puzzle, sempoa dan alat belajar
matematika lainnya.
5. Cici Ayu Chintya
Apakah yang dimaksud dengan korelasional? Bagaimana perbedaan
karakteristik matematika sebagai ilmu dengan matematika sekolah?
Penjelasan:
Menurut Susanah (2007), korelasional adalah hubungan atau keterkaitan antar
materi setiap tingkatan sekolah, karena pada matematika sekolah materi yang
diajarkan mulai dari dasar terlebih dahulu hingga kompleks sesuai tingkat
kemampuan siswa yang saling berlanjut tiap tingkatan sekolah. sedangkan
perbedaan karakteristik matematika sebagai ilmu dengan matematika sekolah
menurut Sumardyono (2004) adalah terletak dalam hal penyajian, pola pikir,
semesta pembicaraan, dan tingkat keabstrakan.
DAFTAR PUSTAKA