Anda di halaman 1dari 31

PERAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP

PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Matematika
Dosen Pengampu: Witri Lestari, M.Pd. M.Pd.

Disusun Oleh:

Annisa Nur Fadia 202113500245


Rajasa Hartastro 202113500246
Zakiah aliffiani 202113500249
Diana Ragil Safitri 202113500255
Shinta Dewi Dwiyanti 202113500258
Auralia ZahraNugraha 202113500267

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I.......................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Identifikasi...............................................................................................
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................
1.4 Tujuan......................................................................................................
1.5 Manfaat....................................................................................................
BAB II.....................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................
2.1 Landasan Teori........................................................................................
2.1.1 Etnomatematika.............................................................................
2.1.2 Pembelajaran Matematika............................................................
2.1.3 Etnomatematika Dalam Pembelajaran Matematika.....................
2.1.4 Etnomatematika Yang Sudah Di Terapakan Di Indonesia..........
2.2 Kerangka Berfikir..................................................................................
BAB III..................................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................
3.1 Peran Etnomatematika Terhadap Minat Dan Pemahaman Siswa
Pada Matematika...................................................................................
3.2 Permasalahan Pembelajaran..................................................................
3.3 Hubungan Etnomatematika dengan Kurikulum....................................
BAB IV..................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................
4.1 Simpulan................................................................................................
4.2 Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu pondasi dalam ilmu di bidang pendidikan adalah mata
pelajaran matematika yang diajarkan sejak dini hingga perguruan
tinggi. Melalui matematika, manusia dapat mengembangkan
keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan kooperatif yang diterapkan dalam kehidupan sehari – hari
(Bernard, 2019). Kemampuan pemahaman matematika dalam
pembelajaran memiliki peran penting dan harus dimiliki oleh setiap
peserta didik. Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran
matematika adalah kemampuan pemahaman secara matematis, yang
bahwasanya setiap materi yang diberikan bukan hanya sekedar hafalan
melainkan perihal pemahaman peserta didik mampu lebih mengerti
perihal materi konsep pembelajaran. Berdasarkan pemaparan tersebut,
kemampuan pemahaman sangat diperlukan bagi siswa. Sesuai dengan
standar sekolah sesuai prinsip matematika NCTM(2000) yaitu tujuan
siswa mempelajari matematika adalah hal untuk membangun serta
memperdalam pemahaman konsep disertai keterkaitan matematika saat
mereka membuat, membandingkan, dan menggunakan berbagai
representasi (Minarni, Napitupulu, & Husein, 2019:45). Namun, secara
umum proses pembelajaran matematika yang dilakukan saat ini
cenderung bersifat formal, teoritis, kurang kontekstual, dan bersifat
semu. Hal ini tentu berdampak pada kesenjangan antara matematika
yang ditemukan anak di sekolah dan matematika yang ditemukan anak
di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran
matematika sangat perlu menjembatani antara matematika dalam dunia
sehari-hari dengan matematika formal di sekolah.

1
Pada hakekatnya pembelajaran secara umum memiliki dua
karakteristik yaitu: pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan
proses mental siswa yang mana bukan hanya mendengar, dan mencatat
namun mental siswa secara maksimal untuk berpikir kritis. Kedua,
membangun suasana dialogis dalam proses pembelajaran sehingga
menimbulkan proses tanya jawab yang aktif sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir yang dapat membantu siswa dalam
memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Dalam dua
karakteristik tersebut memiliki relasi dasar pada hakekat pembelajaran
matematika, yang mana siswa harus memiliki proses berpikir kritis juga
rasa ingin tahu yang lebih dalam (Jihad, 2018). Rendahnya kemampuan
pemahaman matematis siswa terhadap konsep – konsep materi
pembelajaran matematika menjadi kendala bagi peserta didik untuk
mencapai proses berpikir kritis. Karena untuk mencapai proses berpikir
kritis dibutuhkan kemampuan pemahaman matematis yang baik.
Anggapan tersebut menjadi tolak ukur bahwasanya kemampuan
pemahaman matematis sangat berperan penting dalam proses
pembelajaran matematika. Hal ini ditegaskan melalui pernyataan
NCTM bahwasannya pemahaman matematis ialah very important
aspect for principles of learning mathematics, and 3
mathematicalunderstandingismoremeaningfulifbuiltbystudentsthemselv
es. Sebab kemampuan pemahaman konsep tidak bisa diberikan dengan
paksaan, artinya konsep-konsep dan logika-logika matematika harus
diberikan oleh guru bidang dengan sistem serta metode yang sesuai
situasi dan kondisi siswa di kelas, jadi saat siswa lengah dengan rumus
yang telah dipelajari, siswa mampu mengkaji ulang hal tersebut dari
pemahaman dasar tentang konsep materi yang telah dimiliki sehingga
siswa dapat mengidentifikasi dan mengklarifikasi persoalan matematika
dengan konsep yang mereka pahami.
Dalam kurikulum matematika modern terdapat dua cara
mengajarkan matematika. Pertama, matematika informal yang diajarkan

2
sejak Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Dasar kelas 3. Matematika
ini berisi matematika yang sering ditemukan siswa pada lingkungan
yang diterapkan oleh masyarakat setempat. Matematika ini dapat
dikatakan sebagai matematika yang mengandung muatan lokal. Kedua,
matematika formal diajarkan sejak kelas 4 Sekolah Dasar ke atas.
Matematika jenis ini berisi matematika yang tidak terlalu menekankan
muatan lokal, tetapi menuju kepada matematika abstrak.
Pada pembelajaran maupun kehidupan nyata, memecahkan
masalah matematika dapat dilakukan setelah siswa telah memiliki
konsep pemahaman dari masalah matematika itu sendiri. Pengetahuan
yang dipelajari dengan pemahaman akan memberikan dasar dalam
pembentukan pengetahuan baru sehingga dapat digunakan dalam
memecahkan masalah-masalah baru sehingga terbentuknya pemahaman
dari sebuah konsep dan siswa dapat memberikan pendapat dalam
menjelaskan suatu konsep (Lestari, 2014). Idealnya belajar dan
pembelajaran matematika menghasilkan suatu hal baru yang membuat
siswa merasa senang dan memaknai setiap ilmu yang dipelajari.
Dengan sering terjadinya kendala siswa yang merasa takut serta jenuh
dalam belajar matematika telah membuat self confidence siswa agar
mampu mengembani ilmu matematika pun goyah. Dengan hal ini siswa
harus memiliki dasar kepercayaan dan mindset yang baik tentang ilmu
matematika.
Dengan merencanakan serta memanfaatkan pendekatan yang
memiliki pengaruh baik. Kami peneliti mencoba menelaah dan akan
mengambil salah satu solusi agar proses pembelajaran yang inovatif dan
kreatif. Banyak metode pembelajaran yang digunakan pendidik untuk
menemukan solusi yang tepat dalam permasalahan tersebut, salah
satunya dengan menggunakan peran Etnomatematika yang di harapkan
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa,
Etnomatematika memiliki arti matematika dalam budaya. Budaya yang
di maksud ialah aktivitas perilaku manusia di lingkungan sekitarnya.

3
Halnya perilaku masyarakat pedesaan, perkotaan, pekerja profesi,
maupun kelompok tertentu. Menilik pada realita, Indonesia merupakan
salah satu negara yang terdiri atas beragam suku dan budaya, dimana
setiap suku dan budaya ini memiliki cara tersendiri dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Seringkali tanpa disadari,
masyarakat menerapkan konsep matematika dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut, misalkan konsep membilang, konsep geometri,
konsep aljabar (hitungan) dan sebagainya dengan istilah khas
masyarakat itu sendiri. Dengan diberikannya ilmu matematika melalui
peran Etnomatematika diharapkan siswa akan memiliki daya tarik lebih
tentang matematika yang mana dalam budaya nya akan berkaitan
dengan pola – pola geometri, bilangan, hitungan dan sebagainya, yang
mana tanpa mereka sadari dalam kehidupan sehari – hari mereka
berdampingan dengan matematika melalui peran Etnomatematika
(Sarwoedi, Marinka, Febriani, & Wirne, 2018, pp. 171-172).
Pembelajaran matematika memiliki keterkaitan fenomena – fenomena
sosial, budaya, dan kognitif yang saling mengisi satu sama lain dan
tidak bisa dipisahkan. Maka dari itu keterkaitan antara matematika dan
budaya begitu erat.
Hal yang menjadi tolak ukur serta ketertarikan peneliti tentang
Pembelajaran matematika berbasis Etnomatematika ini karena pernah
diteliliti oleh beberapa peneliti diantaranya penelitian Pembelajaran
Matematika Berbasis Etnomatematika Melalui Permainan Engklek
yang diteliti oleh Siti Halimatul Maulidah dari Universitas Nusantara
PGRI Mandiri, yang mana hasil penelitiannya mengungkap dengan
permainan engklek dapat mempermudah siswa dalam menguasai
pemahaman materi geometri konsep bangun datar dalam
mathematicallearning. Dalam penelitian tersebut permainan engklek
merupakan salah satu permainan tradisional yang termasuk dalam
Etnomatematika. Selanjutnya penelitian Peran Model Pembelajaran
Problem Based Learning Berbasis Etnomatematika Dengan

4
DescriptiveFeedback Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika yang diteliti oleh Friantianisafitri dari Universitas Negeri
Semarang. 5 Hasil dari penelitiannya mengungkapkan model problem
basedlearning berbasis etnomatematika dengan descriptivefeedback
memiliki peran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa, dengan catatan nuansa etnomatemtika yang diberikan adalah
budaya yang berkaitan langsung dengan siswa. Penelitian Ratna
Sariningsih (2016) yang melakukan sebuah penelitian mengenai
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pendekatan Saintifik Berbasis
Etnomatematika. Researchmethods menggunakan experimentmethods
disertai design pretest, posttest, control group design. Pada hasil
penelitiannya siswa mendapatkan perbedaan peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematisnya namun sama untuk kemandirian
belajarnya. Selanjutnya penelitian Rino Richardo (2016) melakukan
sebuah penelitian Peran Etnomatematika dalam Penerapan
Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013. Metode penelitian ini
menggunakan metode Library Research. Pada penelitiannya
menunjukkan hasil tentang dampak positif ketika penerapan
pembelajaran etnomatematikadapat diterapkan pada kurikulum 2013,
serta penelitian yang dilakukan oleh Gergious Rocki agasi (2015)
melakukan sebuah penelitian Kajian Etnomatematika : Studi Kasus
Penggunaan Bahasa Lokal Untuk Penyajian Dan Penyelesaian Masalah
Lokal Matematika. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Yang mana dalam penelitian ini memiliki
kesamaan mengkaji tentang Etnomatematika. Penelitiannya
menghasilkan pentingnya penggunaan budaya lokal guna mengenalkan
serta membuat siswa lebih mudah memahami matematika. Dengan
demikian dilihat dari beberapa penelitian yang melakukan pembelajaran
matematika berbasis Etnomatematika memiliki hasil yang sesuai
dengan harapan terutama dalam kemampuan matematisnya. Dimulai

5
dari traditional games yang memiliki keikutsertaan dengan
mathematicaltheory yakni pola bilangan, bangun datar dan lain
sebagainya juga model 6 pembelajaran matematika yang berbasis
etnomatematika memiliki peran dalam kemampuan matematisnya.
Dari berbagai uraian tersebut dapat dilihat jikalau peran
Etnomatematika memiliki pengaruh yang menarik minat siswa sehingga
tanpa sadar mampu memudahkan siswa mengembani kemampuan
matematis siswa. Disini peneliti tertarik untuk kembali mengkaji
tentang peran etnomatematika, telah dilihat dari beberapa kemampuan
matematis yang berhasil di capai sesuai dengan tujuan para peneliti,
maka dari itu untuk lebih spesifik tentang peran Etnomatematika,
peneliti akan mengkaji hal tersebut lebih dalam pada peningkatan
kemampuan pemahaman matematis siswa yang akan dilihat dari segi
lintasan pembelajaran dan bagaimana pengaruh Etnomatematika dalam
pembelajaran matematika tersebut. Maka dari itu peneliti berencana
akan mengkaji penelitian tersebut agar mengetahui konkrit atau benar
tidaknya peran Etnomatematika, dimana peneliti akan mencoba
melaksanakan penelitian menggunakan LibraryResearch dengan judul
“Peran Etnomatematika Terhadap Pembelajaran Matematika”.
Yang diharapkan dengan penelitian ini dapat mengetahui lebih jauh
peran Etnomatematika dalam ranah peningkatan kemampuan
pemahaman matematis pada siswa dalam pembelajaran matematika.

1.2 Identifikasi
Identifikasi permasalahan dalam proposal ini, antara lain;
1. Salah satu cara agar pembelajaran matematika dapat bermutu
adalah memanfaatkan pendekatan etnomatematika sebagai awal
dari pengajaran matematika formal, sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa yang berada pada tahapan operasional
konkret. Pendekatan etnomatematika ini dimaksudkan untuk
membuat materi pelajaran matematika sekolah menjadi lebih

6
relevan dan berarti bagi kehidupan para siswa. Menurut
D’Ambrosio, seorang matematikawan Brasil yang
memperkenalkan konsep etnomatematika ini, etnomatematika
adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang matematika yang
dipraktikkan oleh beberapa kelompok budaya tertentu seperti
masyarakat pribumi, kelompok-kelompok pekerja, anak-anak
golongan usia tertentu, pekerja profesional, dan lainnya. Hal yang
sama dikemukakan bahwa kehadiran matematika yang bernuansa
budaya lokal dapat memberikan konstribusi yang besar terhadap
matematika sekolah karena sekolah merupakan institusi sosial
sebagai akibat terjadinya sosialisasi antara beberapa budaya.
2. Etnomatematika dianalogikan sebagai lensa untuk memandang dan
memahami matematika sebagai suatu hasil budaya atau produk
budaya. Etnomatematika seringkali ditemukan pada permainan
tradisional, motif pakaian adat, tarian tradisional, bangunan
bersejarah, pola hidup masyarakat, dan lain-lain. Pada setiap
kegiatan ini biasanya ditemukan aktivitas membilang, mengukur,
menghitung, jarak, dan sebagainya. Sebagai contoh guru dapat
memperlihatkan atap rumah adat masyarakat Manggarai yang
berbentuk kerucut saat hendak mengajarkan materi bangun ruang
kerucut kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut, perlu sekiranya
dilakukan penelitian mengenai peranan etnomatematika terhadap
pembelajaran matematika untuk mengulik lebih dalam mengenai
hal itu.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam penelitian ini penulis telah merumuskan masalah yang
menjadi pokok bahasan, antara lain :
1. Bagaimana Peranan Etnomatematika dalam Pembelaharan
Matematika?

7
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini antara
lain :
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Perananan Etnomatematika dalam
Pembelajarn Matematika

1.5 Manfaat
Berdasarkan dari tujuan penelitian tersebut, diharapkan penelitian
ini dapat memberikan manfaat teoris dan praktis.
1. Manfaat Teoris
Manfaat penelitian ini secara teoris adalah sebagai
pengetahuan tambahan tentang etnomatematika dan peranan
etnomatematika terhadap pembelajaran matematika
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan refrensi untuk
menganalisis tentang peranan etnomatematika terhadap
pembelajaran matematika.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LandasanTeori
2.1.1 Etnomatematika
Etnomatematika pertama kali diperkenalkan oleh seorang
ahli matematika Brasil, D'Ambrosio, pada tahun 1977. Menurut
D’Ambrosio, etnomatematika merupakan istilah yang digunakan
untuk mengekspresikan hubungan antarabudaya dan
matematika. D'Ambrosio juga mendefinisikan Etnomatematika
dengan menggunakan etimologi akar Yunani, ethno, mathema,
tics, sehingga etnomatematika sering juga disebut sebagai
ethnomatematics.
Istilah "ethno" sendiri diartikan sebagai sesuatu yang
sangat luas yang mengacu pada konteks social budaya, termasuk
bahasa, jargon, kode perilaku, mitos, dan simbol. Kata dasar
"mathema" cenderung berarti menjelaskan, mengetahui,
memahami, dan melakukan kegiatan seperti pengkodean,
pengukuran, pengklasifikasian, penyimpulan, dan pemodelan.
Akhiran “tics" berasaldari techne, dan bermakna teknik
(D’Ambrosio, 2001).
Etnomatematika secara istilah dapat diartikan sebagai
matematika yang dipraktekkan di antara kelompok budaya
diidentifikasi seperti masyarakat nasional suku, kelompok
buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu dan kelas
professional (D’Ambrosio, 1985). Definisi tersebut sama seperti
yang diungkapkan oleh Gerdes (Gerdes, 1994) bahwa
etnomatematika adalah matematika yang diterapkan oleh
kelompok budaya tertentu, kelompok buruh/petani, anak-anak
dari masyarakat kelas tertentu, kelas-kelas profesional, dan lain

9
sebagainya. Beberapa pengertian etnomatematika oleh
beberapa ahli diantaranya :
1) Menurut Supriadi (2017:22) etttnomatematika merupakan
studi matematika yang didalamnya mempelajari mengenai
hubungan antara budaya dan penerapan matematika di
dalamnya.
2) Menurut D’Ambrosio (Dominikus, 2018:7) Etnomatematika
merupakan matematika yang dipraktekkan di antara kelompok
budaya yang diidentifikasi dalam kelompok buruh, kelompok
anakanak usia tertentu, serta anak-anak dari kelas profesional.
3) Menurut Mirloy (Dominikus, 2018:8) etnomatematika adalah
studi tentang berbagai pengetahuan matematika yang ada dalam
berbagai kelompok budaya.
Berdasarkan beberapa pengertian dari etnomatematika adalah
sebuah studi matematika yang didalamnya mempelajari
mengenai penerapan matematika dan budaya yang ada pada
kelompok-kelompok tertentu. Etnomatematika mengacu pada
penerapan matematika pada kebudayaan yang berkembang
dalam masyarakat. Dominikus (2018:9) mengungkapkan bahwa
etnomatematika telah menjadi suatu program penelitian dan
bidang penelitian yang berkontribusi pada penelitian
matematika. Tujuan dari penelitian etnomatematika tidak hanya
untuk memahami budaya dan matematika tetapi juga untuk
menghargai hubungan antara matematika dan budaya,
menghargai dan memelihara budaya dari mana kita berasal dan
di mana kita berada.
2.1.2 Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan
yang mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu maupun
dalam pengembangan matematika (Siagian, 2016: 60).
Sedangkan Irawan & Daeka (2015: 7) berrpendapat bahwa
belajar matematika lebih mengarah ke penalaran dan logika

10
tidak hanya belajar hitung menghitung maupun belajar angka.
Liberna (2018: 99) mengatakan bahwa matematika merupakan
salah satu mata pelajaran wajib pada setiap jenjang pendidikan
dari Sekolah Dasar.
Mata pelajaran matematika berarti mata pelajaran
dengan materi yang penuh dengan masalah, sehingga
membutuhkan keahlian dan ketenangan dalam penyelesaiannya
(Marliani dan Hakim, 2015: 138). Menurut Maryati dan Priatna
(2017: 336), matematika adalah ilmu deduktif karena dalam
proses mencari kebenararn harus dibuktikan dengan teorema,
sifat, dan dalil setelah dibuktikan. Matematika juga merupakan
ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan nalar yang
menggunakan istilah definisi dengan cermat, jelas dan akurat.
Berdasarkan definisi-definisi matematika menurut para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan salah satu 9 ilmu pengetahuan wajib karena
matematika adalah ilmu deduktif yang pembelajarannya
mengarah ke penalaran dan logika.

2.1.3 Etnomatematika Dalam Pembelajaran Matematika


Etnomatematika sebagai salah satu cara pendekatan
pembelajaran juga sering digunakan pada hal-hal yang merujuk
pada kajian budaya yang ada pada matematika. Pembelajaran
yang bernuansa etnomatematika mendukung siswa untuk
memahami penerapan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu siswa juga akan memahami bahwa budaya terkait
dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa, yang tentu saja akan
berdampak pada pendidikan karakter siswa tersebut. Dengan
pembelajaran bernuansa etnomatematika, para siswa terlatih
untuk lebih menajamkan sensitivitasnya, mampu menggali
konsep-konsep matematika yang ada di lingkunga nbudaya
mereka, serta membuat siswa lebih menghargai dan
mengapresiasi budaya mereka. Proses pembelajaran matematika
berbasis etnomatematika, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Belajar tentang budaya, menempatkan budaya sebagai ilmu.
Proses belajar tentang budaya telah dipelajari secara
langsung oleh siswa melalui mata pelajaran seni dan

11
kerajinan, seni dan sastra, melukis dan menggambar.
Produk budaya yang berlaku dalam masyarakat dapat
digunakan sebagai metode pemecahan masalah matematika.
2. Belajar dengan budaya. Pembelajaran oleh budaya untuk
siswa termasuk manfaat dari berbagai bentuk manifestasi
budaya yang menjadi media pembelajaran atau konteks
dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Belajar melalui budaya. Belajar melalui budaya bagi siswa
diberikan kesempatan untuk menunjukkan pencapaian
pemahaman atau makna yang diciptakan dalam suatu mata
pelajaran melalui berbagai manifestasi budaya.
Pendekatan etnomatematika dalam pembelajaran dapat
bertujuan untuk membuat materi atau topik pelajaran
matematika sekolah lebih relevan dan bermakna bagi siswa.
Etnomatematika juga bertujuan mempelajari bagaimana peserta
didik untuk memahami, mengartikulasikan, mengolah, dan
akhirnya menggunakan ide-ide matematika, konsep, dan
praktek-praktek tersebut sehingga pada akhirnya diharapkan
akan dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari mereka.
2.1.4 Etnomatematika Yang Sudah Di Terapakan Di Indonesia
Penelitian tentang etnomatematika sudah banyak di
lakukan di berbagai daerah dan negara, salah satunya Indonesia.
Di Indonesia, Edy Tandiling (2013) melakukan penelitan
terhadap suku Dayak Kanayat’n dan mendapatkan gambaran
rinci kegiatan dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat
Dayak Kanayatn yang bernuansa matematika. Kegiatan tersebut
dapat dikelompokkan dalam membilang, mengukur,
menentukan lokasi, merancang bangun, bermain dan
menjelaskan. Selain itu, IndaRachmawati (2012) juga
melakukan penelitian etnomatematika di Sidoarjo dan

12
mendapatkan hasil bahwa ada banyak bentuk etnomatematika
berupa berbagai hasil aktivitas matematika yang dimiliki atau
berkembang di masyarakat Sidoarjo, meliputi konsep-konsep
matematika dapat dikelompokkan pada peninggalan budaya (1)
candi dan prasasti, (2) gerabah dan peralatan tradisional,(3)
satuan lokal, (4) motif kain batik dan bordir,(5) permainan
tradisional.

2.2 Kerangka Berfikir


Pada pembahasan ini Permasalahan utama dan pokok yang
dibahas mengenai peran etnomatematika dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan perkembangan matematika siswa.
Peran etnomatematika pada umumnya merupakan sebagai inovasi
pembelajaran matematika berbasis kebudayaan etnomatematika
dianalogikan sebagai lensa untuk memandang dan memahami
matematika sebagai suatu hasil budaya atau produk budaya.
Etnomatematika seringkali ditemukan pada permainan tradisional,
motif pakaian adat, tarian tradisional, bangunan bersejarah, pola hidup
masyarakat, dan lain-lain. Pada setiap kegiatan ini biasanya ditemukan
aktivitas membilang, mengukur, menghitung, jarak.
Kajian mengenai etnomatematika ini mengarah pada cara-cara
yang berbeda dalam melakukan matematika salah satunya dengan
mempertimbangkan pengetahuan matematika akademik yang
dikembangkan oleh berbagai sektor masyarakat serta dengan
mempertimbangkan modus yang berbeda di mana budaya yang berbeda
merundingkan praktek matematika mereka (cara mengelompokkan,
berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, bermain dan
lainnya) (D’Ambrosio, 1985).
Strategi yang dapat digunakan oleh para guru untuk mengajarkan
matematika berbasis etnomatematika ini yaitu dengan melakukan
penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan

13
RealisticMathematicsEducation (RME) yang mulai dikembangkan di
Belanda pada tahun 1970an. Teori ini sangat dicetuskan oleh Hans
Freudenthal dimana konsep utamanya “Matematika sebagai aktivitas
manusia” (Shanty, 2016). Pendekatan seperti Realistic Mathematics
Education (RME) dapat membantu guru menggabungkan antara materi
pembelajaran dengan situasi nyata siswa dan pendekatan tersebut juga
dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan menerapkannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota masyarakat.
Dengan demikian,etnomatematika diharapkan dapat
meningkatkan perkembangan matematika siswa dan membuat
matematika semakin mudah untuk dipelajari siswa. Para pendidik dapat
meningkatkan belajar siswa dengan memanfaatkan pengetahuan
etnomatematika dalam pembelajaran di sekolah dengan menjadikan
pengetahuan tentang etnomatematika tersebut sebagai bahan rujukan
dalam penyampaian materi maupun pembuatan soal-soal pemecahan
masalah kontekstual yang sesuai dengan latar belakang budaya siswa.

14
BAB III
METODOLOGI

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian studi kepustakaan dengan


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah
kualitatif deskriptif karena dalam penelitian ini menghasilkan
kesimpulan berupa data yang menggambarkan secara rinci, bukan
data yang berupa angka-angka. Hal ini karena pendekatan
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis. Data dikumpulkan dengan
studi dokumen dan dianalisis dengan teknis analisis deskriptif.
Penelitian studi kepustakaan (library research) merupakan
suatu studi atau teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan melakukan penelaahan
terhadap catatan, literatur, buku serta berbagai laporan yang
berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Menurut ahli,
Penelitian studi kepustakaan adalah penelitian yang datanya
bersumber dari buku, kamus, dokumen, majalah, jurnal dan lain
sebagainya. (Harahap, 2014).

3.2 Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data


utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain.
Secara garis besar data dalam penelitian kualitatif dapat
dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu: data yang diperoleh dari
hasil observasi, data interwiew serta data berupa dokumen, teks
atau karya seni yang dinarasikan (Pawito2007 : 96).
Untuk mendapatkan data yang lengkap, peneliti perlu
menentukan sumber data penelitiannya karena data tidak akan

15
dapat di peroleh tanpa adanya sumber data yang baik.
Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
purposive sampling yaitu Teknik pengambilan sampel dengan
menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008).
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder. Sumber data sekunder merupakan sumber dari berbagai
infomasi yang telah ada sebelumnya dan dikumpulkan oleh
peneliti yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan data
penelitian. Dimana data tersebut diperoleh darijurnal-jurnal,
dokumen, dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
Adapun sumber data ini diperolah dari:
a) Artikel
Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber (website yang bersangkutan) disebut sebagai
sumber literatur. Data yang diperoleh secara langsung
kami seleksi dan kami kembangkan lagi menjadi versi
kami.
b) Jurnal
Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber (website yang bersangkutan) dan buku jurnal
yang berada di perpustakaan. Sumber data ini disebut juga
kajian literature. Kami mengutip beberapa kalimat agar
menjadi kutipan baru tetapi tidak menghilangkan inti sari
awal.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

16
Pada penelitian ini kami menggunakan metode studi
literature, yaitu menggunakan sumber data berupa jurnal dan
artikel. Danial dan Warsiah (2009:80) mengemukakan bahwa
studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku dan dokumen yang
berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Metode studi literature dilakukan dengan tujuan untuk
mengungkapkan teori-teori yang relevan serta permasalahan yang
dihadapi sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil
penelitian ini.
Melakukan studi literature ini dilakukan oleh peneliti
setelah menentukan topik penelitian dan rumusan permasalahan
untuk mengumpulkan data.

3.4 Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong, teknik analisis data adalah


kegiatan analisis di penelitian dengan memeriksa
seluruh data dari berbagai instrumen penelitian, seperti catatan,
dokumen, hasil penelitian, dan sebagainya.
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a)
reduksi data; b) penyajian data; dan c) penarikan kesimpulan.
Pada tahapan ini peneliti juga menyusun data yang telah
terkumpul secara sistematis dan terinci sehingga data tersebut
mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada pihak lain
secara jelas.
Peneliti menggunakan Teknik analisis data jenis penelitian
kepustakaan. Penelitian kepustakaan dimana sumber datanya
berupa dokumen, buku, maupun literatur dalam bentuk yang lain.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peran Etnomatematika Terhadap Pemahaman Siswa Dalam


Pembelajaran Matematika

Etnomatematika dapat menjembatani antara budaya dan


pendidikan, khususnya pendidikan matematika. (Fajriyah E. , 2018)
Dalam bidang matematika, etnomatematika didefinisikan sebagai carak
husus yang dipakai suatu kelompok budaya atau social tertentu dalam
aktivitas matematika. Dimana aktivitas matematika adalah kegiatan
yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dalam kehidupan
sehari-hari untuk matematika atau sebaliknya, meliputi aktivitas
mengelompokkan, menghitung, mengukur, merancang bangunan atau
alat, membuat pola, bermain, menjelaskan, dan lain sebagainya.
sehingga bidang etnomatematika dapat digunakan sebagai pusat
proses pembelajaran dan metode pengajaran, walaupun masih
relatif baru dalam dunia pendidikan.
Dari paparan diatas, dapat didefinisikan bahwa etnomatematika
merupakan cara belajar matematika termasuk kegiatan atau budaya
daerah agar lebih mudah dipahami oleh seseorang. Etnomatematika
dapat digunakan sebagai metode alternatif bagi guru dan siswa sehingga
pembelajaran matematika mudah dipahami. Etnomatematika
diharapkan dapat memberikan manfaat lebih bagi siswa untuk berpikir
kritis dan kemampuan pemecahan mereka masing-masing.
Peran penting dalam pembelajaran matematika adalah
kemampuan pemahaman secara sistematis, artinya semua materi yang

18
diberikan tidak hanya hafalan, tetapi pemahaman siswa lebih mampu
memahami materi konsep pembelajaran. Dapat dilihat bahwa
kandungan dan bahasan mata pelajaran matematika, kemampuan
pemahaman sangat penting dan diperlukan bagi siswa.
Dengan menerapkan etnomatematika, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam belajar
matematika menjadi lebih maksimal. Hal ini dikarenakan selama proses
pembelajaran siswa diberikan pertanyaan atau topik yang berkaitan
dengan budaya mereka sehari-hari.
The National Council of Teacher of Mathematics atau NCTM
menyatakan bahwa proses pembelajaran matematika sebaiknya
memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah (problem solving),
kemampuan koneksi (connection), kemampuankomunikasi
(communication), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan
representasi (representation).
Menurut (NCTM, 2000) siswa yang belajar matematika bertujuan
untuk menciptakan dan memperdalam konsep dan hubungan
matematika saat mereka membuat, membandingkan, dan menggunakan
representasi yang berbeda. Mengacu kepada tujuan pembelajaran
matematika dan NCTM, salah satu kemampuan yang harus
dikembangkan ialah kemampuan pemahaman atau pemahaman
matematis.
Hal ini didukung oleh pernyataan NCTM, bahwa pemahaman
matematis merupakan aspek yang sangat penting dari prinsip-prinsip
pembelajaran matematika dan bahwa pemahaman matematis lebih
bermakna ketika siswa mengkontruksinya sendiri. Karena, kemampuan
memahami konsep tidak dapat diberikan secara paksa, maka konsep
matematika dan logika harus diajarkan oleh guru pada bidangnya
masing-masing melalui sistem dan metode yang tepat.
Lestari, K.E & Yudhanegara, M.R 2015. mengemukakan bahwa
indikator kemampuan pemahaman matematis diantaranya yaitu:

19
a. Memahami dan menerapkan ide matematis.
b. Membuat suatu eksplorasi atau perkiraan.
c. Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh.
d. Menerjemahkan dan menafsirkan makna simbol, diagram,
tabel, gambar, grafik, dan kalimat matematis.

Peran etnomatematika memiliki pengaruh yang menarik sehingga


secara tidak sadar dapat memfasilitasi terwujudnya kemampuan
matematis siswa. Etnomatematika sebagai pembelajaran sering
digunakan dalam soal-soal yang berhubungan dengan kajian budaya
yang ada dalam matematika.
Melalui pembelajaran bernuansa etnomatematika, siswa dilatih
untuk mengasah kepekaannya, mampu menggali konsep-konsep
matematika yang ada di lingkungan budayanya, serta menjadikan siswa
lebih menghargai budayanya sendiri.

20
Etnomatematika juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana
siswa memahami, mengartikulasikan, mengolah dan pada akhirnya
menggunakan ide, konsep, dan praktik matematika sehingga pada
akhirnya diharapkan mampu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan aktivitasnya sehari-hari.

4.2 Permasalahan Pembelajaran

Strategi yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan


matematika berbasis etnomatematika adalah dengan menerapkan
pembelajaran matematika melalui pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) yang dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh
Institut Fruedenthal.
Realistic Mathematics Education (RME) merupakan teori
pembelajaran yang digunakan dalam matematika. Realistic
Mathematics Education (RME) merupakan pendekatan dalam
pembelajaran matematika yang menekankan terhadap konseptual
pengajaran serta memiliki kecenderungan siswa yang aktif (Afriansyah,
2016).
Pendekatan seperti Realistic Mathematics Education (RME) dapat
membantu guru menghubungkan materi pembelajaran dengan situasi
nyata siswa, dan pendekatan ini juga dapat mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan mereka dan menerapkannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

Secara umum, teori RME terdiridari lima karakteristik


diantaranya yaitu: (1) Penggunaan model penyelesaian secara informal
sebelum menggunakan cara formal atau rumus. (2) Penggunaan konteks
nyata sebagai titik awal pembelajaran matematika. (3) Melekatkan
topik dalam pembelajaran matematika. (4) Menggunakan metode

21
interaktif dalam pembelajaran matematika. (5) Menghargai beragam
jawaban dan kontribusi siswa.

4.3 Hubungan Etnomatematika dengan Pembelajaran Berbasis


Kurikulum 2013

Etnomatematika merupakan matematika yang digunakan oleh


budaya tertentu. Artinya, etnomatematika tidak hanya tentang suku atau
etnis. Karena pembelajaran matematika di sekolah dan perjumpaan
matematika anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda,
pembelajaran matematika harus benar-benar membentuk konten atau
jembatan antara matematika sehari-hari yang dipengaruhi budaya dan
matematika sekolah.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan
pembelajaran secara interaktif, inspiratif, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik sesuai dengan yang tersurat didalam
standar proses.
Berdasarkan kurikulum 2013, pendekatan saintifik memiliki 5
langkah pembelajaran diantaranya yaitu mengamati, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Peran
etnomatematika pada pendekatan pembelajaran saintifik.
Pendekatan saintifik atau disebut dengan pendekatan ilmiah
merupakan pendekatan pembelajaran yang menjadi dasar terbentuknya
kurikulum 2013. Scientific yang artinya ilmiah. Keilmiahan yang
merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) adanya
analisa, dan (4) sifat objektif.
Dalam kurikulum 2013, pembelajaran matematika bertujuan
untuk memfasilitasi peserta didik agar memiliki kemampuan penalaran,
pemecahan masalah, koneksi matematis, komunikasi matematis, literasi

22
matematis, dan representasi matematis. Oleh sebab itu, sangat
diperlukan pendekatan pembelajaran yang mampu menerapkan minimal
salah satu dari kemampuan tersebut.
Ada beberapa pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran
matematika yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Pendekatan
pembelajaran tersebut diantaranya adalah pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah, pendekatan, pembelajaran kontekstual, pendekatan
pembelajaran berbasis masalah, pendekatan berbasis proyek,
pendekatan pembelajaran komunikatif, dan pendekatan pembelajaran
kooperatif.
Para peneliti terus berusaha meneliti etnomatematika. Menurut
Richardo (2016),beliau melakukan sebuah penelitian mengenai peran
etnomatematika terhadap pembelajaran matematika pada kurikulum
2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnomatematika terhadap
pembelajaran matematika memberikan sensasi baru bahwa belajar
matematika tidak hanya berada didalam kelas saja tetapi dunia luar
dengan mengunjungi atau berinteraksi dengan kebudayaan setempat
dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika. Hal ini dapat
dilakukan juga untuk kurikulum-kurikulum baru yang akan datang di
masa depan.

4.4 Kelebihan dan Kekurangan Etnomatematika terhadap


Pembelajaran

Setiap pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan,


begitu juga dengan pengaruh etnomatematika terhadap pembelajaran
matematika. Salah satu kelebihan dari etnomatematika yaitu membantu
siswa untuk mengembangkan pembelajaran sosial, emosional, dan
politik intelektual siswa dengan acuan budaya mereka sendiri
(Emmanuel, 2007). Dengan adanya pendekatan etnomatematika dalam

23
sebuah pembelajaran, siswa yang memiliki berbagai budaya dapat
belajar sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki
sebelumnya. Hal tersebut sesuai jika diterapkan dalam pembelajaran
matematika di Indonesia yang memiliki berbagai ragam budaya lokal.
Namun, pembelajaran berbasis etnomatematika memiliki beberapa
kekurangan untuk diterpkan dalam pembelajaran. Menurut Orey &
Rosa (2004), kekhawatiran terkait penerapan etnomatematika di dalam
pembelajaran yaitu sedikitnya bahan ajar tentang matematika yang
berbasis kebudayaan di dalam kelas, sedikitnya instrumen penilaian
yang tepat untuk pendekatan ini, dan banyak terjadi kebingungan antara
pembelajaran multikultural dan etnomatematika.

24
BAB V
PENUTUP

4.1 Simpulan
Pembelajaran matematika memberikan siswa pengalaman belajar
melalui kegiatan yang direncanakan sehingga siswa memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Etnomatematika
secara harfiah dapat diartikan sebagai matematika yang dipraktekkan di
antara kelompok budaya yang diidentifikasikan seperti masyarakat
nasional suku, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu
dan kelas professional. Etnomatematika dalam pembelajaran
matematika sebagai salah satu cara pendekatan pembelajaran yang
sering digunakan pada hal-hal yang berkaitan pada kajian budaya dalam
matematika. Etnomatematika dan Matematika memiliki perbedaan.
Namun, perbedaan dalam pelatihan akademik etnomatematika
digunakan membantu siswa belajar matematika akademisi untuk
membantu siswa lebih memahami dan untuk memahami ajaran guru.
Etnomatematika dengan segala keterbatasannya merupakan upaya yang
dapat dilakukan dalam mengatasi problematika pembelajaran
matematika pada saat ini.

4.2 Saran
Untuk guru etnomatematika sebaiknya digunakan untuk
meningkatkan perkembangan matematika terhadap siswa dan membuat
matematika semakin mudah untuk dipelajari oleh siswa. Dengan
menerapkan etnomatematika, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman siswa dalam belajar matematika menjadi lebih
maksimal. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran siswa
diberikan pertanyaan atau topik yang berkaitan dengan budaya mereka
sehari-hari. Bagi siswa dengan diberikannya ilmu matematika melalui

25
peran etnomatematika seharusnya mereka memiliki daya tarik lebih
tentang matematika, dimana dalam budayanya berkaitan dengan pola-
pola geometri, bilangan, hitungan, dan lain sebagainya dalam
kehidupan sehari-hari. Serta bagi sekolah yang ingin menerapkan
Etnomatematika dalam pembelajarannya sebaiknya sekolah
menyediakan lingkungan yang baik dan menyenangkan sehingga siswa
memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran matematika yang dapat
mempengaruhi kemampuan matematis mereka. Penerapan pendekatan
etnomatematika dalam proses pembelajaran matematika kurikulum
2013 guru sebaiknya dapat meningkatkan kemampuan matematis dalam
pemecahan masalah, pengaplikasian dikehidupan sehari-hari serta
menumbuhkan jiwa kebhinekaan siswa.
Untuk siswa etnomatematika sebaiknya menyediakan lingkungan
pembelajaran yang menciptakan motivasi yang baik dan menyenangkan
sehingga siswa memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti
pembelajaran matematika yang dapat mempengaruhi kemampuan
matematika. Siswa sebaiknya dapat memahami konsep dengan berbagai
pemahaman yang sesuai dengan konsep materi dan tujuan. Dengan
sering terjadinya kendala siswa yang merasa takut serta jenuh dalam
pembelajaran matematika telah membuat self confidence siswa agar
mampu mengembani ilmu matematika. Dengan hal ini, sebaiknya siswa
memiliki mindset dan dasar kepercayaan yang baik tentang ilmu
matematika. Dengan diberikannya ilmu matematika, peran
etnomatematika sebaiknya siswa memiliki daya tarik lebih tentang
matematika dimana dalam budayanya berkaitan dengan pola-pola
geometri, bilangan, hitungan dan sebagainya.
.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bernard, M. (2019). Mathematics Education, 45.


D’Ambrosio, U. (1985). Ethnomathematics and its place in the history and
pedagogy of mathematics. Learning of Mathematics, 5, 44-48.
D’Ambrosio, U. (2001). Ethnomathematics. Link Between Traditions and
Modernity. Rotterdam: Sense Publisher.
Gerdes, P. (1994). Reflection on Ethnomatematics. For the Learning of
Mathematiccs, 14, 19-21.
Jihad. (2018). Students’ Capabilities in Designing A Mathematics Lesson
Plan (RPP) Based on Islamic Values. Mathematics Lesson
Plan, 111-115.
Lestari. (2014). TINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN
MELALUI STRATEGI. Jurnal Inovasi Pendidikan dan
Pengajaran, 130.
NCTM. (2000). Principles and Standards for Schools Mathematics. USA :
Reston.V. A.
Ricardo, R. (2016). Peran Etnomatematika Dalam Penerapan Pembelajaran
Matematika Pada Kurikulum 2013. jurnal Literasi, 2, 118 –
125.
Sarwoedi, Marinka, D. O., Febriani, P., & Wirne, I. n. (2018). Efektifitas
Etnomatematika dalam Meningkatkan Kemampuan . Jurnal
Pendidikan Matematika , 171-172.
Shanty, N. (2016). Investigating Students’ Development of Learning Integer
Concept and Integer Addition. Journal on Mathematics
Education, 7, 57-72.

iii
Lampiran 1
BIODATA PENELITI

Ketua kelompok 4

Nama Mahasiswa : Rajasa Hartastro


NIM : 202113500246
Perguruan Tinggi : Universitas Indraprasta PGRI
Jabatan : Mahasiswa
Program Studi : Pendidikan Matematika
No HP : 0859106855496
Alamat Email : hartastro21@gmail.com

Anggota Kelompok 4
Nama Mahasiswa : Annisa Nur Fadia
NIM : 202113500245
Perguruan Tinggi : Universitas Indraprasta PGRI
Jabatan : Mahasiswi
Program Studi : Pendidikan Matematika
No HP : 085952246926
Alamat Email : annisanurfadia500@gmail.com

Nama Mahasiswa : Auralia Zahra Nugraha


NIM : 202113500267
Perguruan Tinggi : Universitas Indraprasta PGRI
Jabatan : Mahasiswi
Program Studi : Pendidikan Matematika
No HP : 085780355922
Alamat Email : auraliazahranugraha@email.com

iv
Nama Mahasiswa : Diana Ragil Safitri
NIM : 202113500255
Perguruan Tinggi : Universitas Indraprasta PGRI
Jabatan : Mahasiswi
Program Studi : Pendidikan Matematika
No HP : 085161307975
Alamat Email : dianaragilsafitri@gmail.com

Nama Mahasiswa : Shinta Dewi Dwiyanti


NIM : 202113500258
Perguruan Tinggi : Universitas Indraprasta PGRI
Jabatan : Mahasiswi
Program Studi : Pendidikan Matematika
No HP : 089674789682
Alamat Email : shintadewidwiyanti743@gmail.com

Nama Mahasiswa : Zakiah Alifiani


NIM : 202113500249
Perguruan Tinggi : Universitas Indraprasta PGRI
Jabatan : Mahasiswi
Program Studi : Pendidikan Matematika
No HP : 089653867960
Alamat Email : zakiahalifiani@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai