Anda di halaman 1dari 11

ALIRAN-ALIRAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK II

NAMA: NIM:

Dinda Shelviana Syahfitri 2220500098

Riska Annisa siregar 2220500207

Randi Permana Silalahi 2220500030

Nailan Nikmah Efendi Siagian 2220500091

Halimatussakdiah 2220500047

DOSEN PENGAMPU:

Adek Safitri, M.Pd.


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD
ADDARY PADANGSIDIMPUAN
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulisan makalah ini sudah selesai. Dalam perjalanan


pengetahuan dan eksplorasi ilmiah, kita sering dihadapkan pada tugas untuk
mengungkap realitas yang tersembunyi dan merinci makna yang tak terlihat. Dalam
upaya ini, makalah ini hadir sebagai sebuah pandangan dan pemahaman tentang
suatu topik yang mendalam dan penting. Makalah ini mengulas tentang “Aliran-
Aliran Belajar Mengajar Matematika”sebuah isu yang telah menjadi subjek
perbincangan dan penelitian yang berkelanjutan dalam beberapa dekade terakhir.
Tujuan makalah ini adalah untuk menyajikan sudut pandang yang holistik,
menyelami makna-makna yang terkandung di dalamnya, serta mengungkap
kontribusi terkini yang telah dibuat dalam bidang ini.
Penulisan makalah ini menjadi mungkin berkat kerja keras, dedikasi, dan
dukungan dari berbagai pihak. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Adek Safitri, M.Pd yang telah memberikan panduan, inspirasi, dan dukungan
selama proses penelitian dan penulisan.

Padangsidimpuan, Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ...i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ..ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... ..1

A. Latar Belakang................................................................................ ..1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... ..2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. ..2

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika……..……………..…2


B. Aliran-Aliran Belajar Mengajar Matematik….………… ……………3
BAB III PENUTUP ................................................................................ . 7

A. Kesimpulan .................................................................................... . 7
B. Saran…………………………………………………………….... ….7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang memiliki peran penting dalam
pembangunan intelektual individu dan perkembangan masyarakat. Dalam konteks
pendidikan, pembelajaran matematika menjadi bagian integral dalam kurikulum sekolah
untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, dan kreatif siswa. Namun,
pendekatan dalam proses belajar mengajar matematika telah mengalami evolusi seiring
dengan perkembangan pemahaman tentang bagaimana siswa dapat lebih efektif
memahami dan menguasai konsep-konsep matematika.
Salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam proses belajar mengajar matematika
adalah pemilihan pendekatan atau aliran yang digunakan oleh pendidik. Setiap
pendekatan memiliki filosofi, metode, dan teknik yang berbeda dalam mengajarkan
matematika kepada siswa. Dari aliran matematika realistik yang menekankan pada
aplikasi matematika dalam konteks nyata, hingga aliran konstruktivis yang memberikan
penekanan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, berbagai
pendekatan tersebut menawarkan berbagai cara untuk mengakses dan memahami
matematika.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apakah yang dimaksud belajar mengajar matematika?
2.Apa saja aliran-aliran belajar mengajar matematika?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika


Belajar adalah suatu kegiatan yang membutuhkan proses untuk mencapai tujuan
pendidikan . Berhasil dan gagalnya sutu pencapaian pendidikan bergantung pada prosese
belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah
atau keluarga sendiri. Slameto berpendapat bahwa: Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.1 Pendapat lain yang mengatakan: Belajar adalah “berubah” yang
mengandung pengertian bahwa belajar merupakan usaha untuk mengubah tingkah laku. 2
Muhibbin Syah juga berpendapat bahwa:
Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu. Keenam jenis materi
ilmu tersebut menurut dimyati adalah matematika, fisika, biologi, ilmu-ilmu social dan
linguistic. Kedudukan matematika sebagai salah satu jenis materi ilmu, maka matematika
merupkan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di lembaga pendidikan.
Matematika juga sebagai system lambang yang formal sebab matematika bersangkut
paut dengan sifat-sifat structural dan symbol-simbol melalui berbagai sasaran yang
menjadi objek matematika. Bilangan-bilangan misalnya, dipandang sebagai sifat-sifat
structural paling abstrak yang dilepaskan suatu arti tetentu dan hanya menunjukkan
bentuknya saja.
Belajar matematika ditunjukkan pada peningkatan kemampuan siswa agar lebih
cermat dan mudah dalam memahami dan menguasai pelajaran matematika. Kemampuan
memecahkan soal-soal matematika ini menunjukkan keberhasilan dalam belajar
matematika. Belajar matematika juga membutuhkan kemampuan yang satu dengan yang
lainya atau mengelola suatu bentuk kebentuk lainnya untuk memperoleh kesimpulan atau
pemecahan masalah.
Dengan demikian pembelajaran matematika lebih mengutamakan kemampuan
menggunakan konsep dan keterampilan matematis untuk memecahkan masalah,
menyampaikan ide atau gagasan. Kemampuan siswa dalam memahami materi yang baru

1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).hlm 2
2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). hlm.22.

2
sangat dipengaruhoi oleh kemampuan dasar. Makin tinggi kemampuan dasar yang
dimiliki siswa semakin mudah pula untuk menerima pelajaran selanjutnya.

B. Aliran-Aliran Belajar Mengajar Matematika


Dalam dunia pendidikan matematika, terdapat beberapa aliran atau pendekatan dalam proses
belajar mengajar matematika. Berikut adalah beberapa aliran-aliran belajar mengajar matematika
yang umum diakui, Belajar matematika harus dengan pemahaman, secara aktif
membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. 3
1. Aliran Matematika Realistik:
Pendekatan ini menekankan pada pemahaman matematika dalam konteks nyata dan
relevan bagi siswa. Matematika dipelajari melalui situasi masalah yang autentik dan
aplikatif dalam kehidupan sehari-hari siswa. Tujuannya adalah agar siswa dapat
memahami konsep matematika secara mendalam dan dapat mengaplikasikannya dalam
konteks kehidupan nyata.
Aliran Matematika Realistik merupakan salah satu pendekatan penting dalam
pembelajaran matematika yang menekankan pada penerapan konsep-konsep matematika
dalam situasi nyata atau kontekstual. Pendekatan ini menekankan bahwa matematika
harus dipahami oleh siswa melalui keterlibatan aktif dalam situasi masalah yang autentik
dan relevan bagi kehidupan sehari-hari mereka. Ide utamanya adalah bahwa siswa akan
lebih mudah memahami dan menginternalisasi konsep matematika jika mereka melihat
aplikasinya dalam konteks yang berarti bagi mereka.
Salah satu tokoh utama dalam pengembangan aliran ini adalah realis matematika, seperti
Hans Freudenthal, yang percaya bahwa matematika harus dipelajari dengan cara yang
mirip dengan cara di mana kita memahami dan menggunakan bahasa. Pendekatan
Matematika Realistik menekankan pada penggunaan situasi masalah yang bersifat nyata
dan kontekstual untuk membangun pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
matematika.
Pendekatan ini menawarkan beberapa keunggulan.
Pertama, memungkinkan siswa untuk melihat relevansi matematika dalam kehidupan
sehari-hari mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan minat belajar. Kedua, melalui
penerapan matematika dalam situasi nyata, siswa diharapkan dapat mengembangkan

3
Jhon A. Van Dewalle, Sekolah Dasar Menegah Matematika dan pengembangan Pengajaran (Jakarta:
Erlangga, 2006). hlm.3.

3
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep matematika, serta
keterampilan pemecahan masalah yang kuat.
Ketiga, pendekatan ini juga memungkinkan siswa untuk melihat keterkaitan antara
berbagai konsep matematika dan bagaimana mereka dapat diterapkan dalam konteks
yang berbeda.
Meskipun demikian, ada juga beberapa tantangan dalam menerapkan pendekatan
Matematika Realistik. Salah satunya adalah pengembangan dan identifikasi situasi
masalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan minat siswa. Selain itu,
pengajaran Matematika Realistik membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk
mempersiapkan materi pembelajaran yang relevan dan menarik.
Dalam konteks pendidikan matematika saat ini, aliran Matematika Realistik tetap
menjadi pendekatan yang relevan dan bermanfaat. Dengan memperhatikan keunggulan
dan tantangan dari pendekatan ini, guru dapat merancang pengalaman pembelajaran yang
menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga membantu mereka memahami dan
menghargai peran matematika dalam kehidupan sehari-hari

2. Aliran Matematika Konstruktivis:


Aliran Matematika Konstruktivis adalah pendekatan dalam pembelajaran
matematika yang menempatkan penekanan pada peran aktif siswa dalam membangun
pengetahuannya sendiri tentang matematika. Pendekatan ini berakar pada filsafat
konstruktivisme dalam pendidikan, yang mengemukakan bahwa siswa tidak hanya
menerima pengetahuan dari guru, tetapi mereka juga harus terlibat aktif dalam proses
konstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman langsung, eksplorasi,
refleksi, dan interaksi sosial.
Pendekatan Matematika Konstruktivis menekankan pentingnya siswa untuk
membangun pemahaman mereka sendiri tentang konsep-konsep matematika melalui
pengalaman langsung dengan materi, bukan sekadar menghafal rumus atau aturan-
aturan. Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang membimbing siswa dalam
mengeksplorasi dan menemukan konsep-konsep matematika melalui diskusi, tanya
jawab, dan berbagai aktivitas pembelajaran.
Salah satu aspek penting dari pendekatan ini adalah penggunaan aktivitas
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri
konsep-konsep matematika. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan manipulatif
matematika, permainan, pemecahan masalah, dan proyek-proyek berbasis masalah yang

4
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang
konsep-konsep matematika.
Pendekatan Matematika Konstruktivis memiliki beberapa kelebihan. Pertama,
pendekatan ini membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam
tentang konsep-konsep matematika, bukan sekadar mengingat fakta atau aturan. Kedua,
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara mandiri dan
menemukan sendiri konsep-konsep matematika, pendekatan ini mempromosikan
pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Ketiga, pendekatan ini
juga menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan inklusif di mana setiap siswa
dihargai atas kontribusinya.
Meskipun demikian, ada beberapa tantangan dalam menerapkan pendekatan
Matematika Konstruktivis. Salah satunya adalah memastikan bahwa aktivitas
pembelajaran yang disediakan benar-benar mendukung konstruksi pengetahuan siswa
dan tidak hanya menjadi hambatan atau distraksi. Selain itu, pendekatan ini juga
memerlukan peran guru yang sangat aktif sebagai fasilitator pembelajaran, yang
memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang mendalam tentang materi serta strategi
pembelajaran yang efektif.
Untuk belajar matematika,yang dipentingkan adalah bagaimana membentuk
pengertian anak. Ini berarti bahwa belajar matematika penekanannya adalah pada proses
anak belajar, sedangkan guru berfungsi sebagai fasillitator.4

3. Aliran Matematika Berbasis Masalah:


Pendekatan ini menekankan pada pemecahan masalah sebagai pusat kegiatan belajar
mengajar matematika. Siswa diberi tugas-tugas atau masalah-masalah matematika yang
menantang untuk diselesaikan, dan mereka diajak untuk menggunakan berbagai strategi
pemecahan masalah serta berpikir kritis dalam prosesnya. Pendekatan ini membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan kreatif.
4. Aliran Matematika Berbasis Kompetensi
Pendekatan ini menekankan pada pengembangan kompetensi matematika yang
mencakup pemahaman, penerapan, dan penalaran matematis. Siswa tidak hanya
diajarkan konsep dan teknik matematika, tetapi juga diajak untuk mengembangkan

4
Hamzah B. Uno, Model pembelajaran Menciptakan Prosese Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif,
(Jakarta: Erlangga 2006). hlm. 3.

5
pemahaman yang mendalam dan kemampuan dalam menggunakan matematika untuk
memecahkan berbagai masalah dalam konteks yang berbeda. Belajar adalah tahapan
perubahan tingkah laku invidu yang relative menetap sebagai 5 hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif.
5. Aliran Matematika Tradisional atau Konvensional:
Pendekatan ini lebih menekankan pada pengajaran langsung oleh guru, dengan
fokus pada penjelasan konsep, pengajaran teknik-teknik perhitungan, dan latihan-latihan
drill. Meskipun pendekatan ini masih umum digunakan di banyak sekolah, beberapa
kritik mengemukakan bahwa pendekatan ini kurang mengembangkan pemahaman
konseptual yang mendalam serta keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Setiap aliran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan
pendekatan yang tepat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa serta
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Seiring perkembangan zaman, pendekatan-
pendekatan ini juga dapat dikombinasikan atau disesuaikan dengan perkembangan
pengetahuan dan teknologi.
Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika yaitu:
(1) sarana berfikir yang jelas dan logis
(2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
(3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman
(4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan
(5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya 6

5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006). hlm.157
6
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). hlm. 253.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang aliran-aliran belajar mengajar matematika, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan yang beragam dalam pembelajaran matematika
menawarkan berbagai cara untuk membantu siswa memahami dan menguasai konsep-
konsep matematika dengan lebih efektif. Aliran Matematika Realistik menekankan pada
aplikasi matematika dalam konteks nyata, sementara Aliran Matematika Konstruktivis
menempatkan penekanan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuannya
sendiri. memahami dan memanfaatkan berbagai aliran belajar mengajar matematika, diharapkan
pendidikan matematika dapat menjadi lebih menarik, relevan, dan efektif dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep matematika dan mengembangkan keterampilan berpikir matematis
yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan.

B. Saran
Demikianlah materi yang dapat kami sajikan, tentu terhadap materi tersebut sangat
banyak kesalahan. Maka untuk melengkapi kesempurnaaan makalah kami kepada
pembaca agar memberikan masukan yang membangun.

7
DAFTAR PUSTAKA

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2003)

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003).

Jhon A. Van Dewalle, Sekolah Dasar Menegah Matematika dan pengembangan


Pengajaran (Jakarta: Erlangga, 2006).

Hamzah B. Uno, Model pembelajaran Menciptakan Prosese Belajar Mengajar yang


Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Erlangga 2006).

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006).

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2009).

Anda mungkin juga menyukai