Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA PADA MATERI BUNGA KELAS XI AKL 3


SMK NEGERI 2 PADANG

PROPOSAL

MUSTAQIM AIMI
19050030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Fokus Penelitian....................................................................................... 9

C. Rumusan Masalah.................................................................................... 9

D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teori............................................................................................... 10

B.Penelitian Relevan..................................................................................... 15

C.Kerangka Konseptual................................................................................. 16

D.Pertanyaan Penelitian................................................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 18

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian.............................................................. 18

C. Subjek Penelitian..................................................................................... 18

D. Instrumen Penelitian................................................................................ 19

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian............................................................. 21

F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 22

G. Teknik Analisis Data............................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 27

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu penentu maju mundurnya peradapan suatu

bangsa. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, menjelaskan bahwa pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan peraturan pemerintah No 19 Pasal 19

ayat(1) tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antar guru dan siswa untuk mencapai

tujuan pendidikan. Salah satu bidang pengetahuan yang penting dalam pendidikan

adalah matematika.

Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang pola dan hubungan yang

pembuktiannya bersifat logis dan terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang

berhubungan deangan ide, proses, dan penalaran yang berguna untuk membantu

manusia dalam memahami dan menguasai masalah sosial, ekonomi, dan alam

(Syarifah, 2017). Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan

1
2

sangat penting dalam mengembangkan daya pikir manusia secara logis.

Matematika di terapkan untuk mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dan

teknologi yang modern untuk kesejahteraan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Mengetahui pentingnya matematika didalam dunia pendidikan, matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan disemua jenjang

pendidikan (Kurniawati & Ekayanti, 2020).

Pembelajaran matematika yang diajarkan di berbagai jenjang tentu saja

mempunyai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara optimal, tidak hanya

terampil dalam menggunakan matematika tetapi juga terampil dalam aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek keterampilan. Pelajaran matematika diberikan

kepada semua siswa dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi agar membekali

siswa untuk memiliki kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif. Tetapi masih

banyak siswa yang berpikir bahwa matematika adalah salah satu pelajaran yang

sulit dan ditakuti. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang paling

penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan pembelajaran matematika

di sekolah, seperti yang disajikan, sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan hubungan antarkonsep dan

menerapkan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan ide dan pernyataan

matematika.
3

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, melengkapi model dan menginterpretasikan

solusi yang diperoleh

4. Mengkomunikasikan ide dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas situasi atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam belajar matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah (Kamarullah,

2017).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya pemahaman konsep

menempati hal pertama yang harus dikuasai siswa. Kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa adalah suatu hal yang perlu ditingkatkan. Jika

pemahaman konsep baik, maka siswa akan lebih mudah untuk mencapai tujuan

pembelajaran dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat (Radiusman, 2015),

bahwasanya pemahaman konsep memiliki peran penting dalam pembelajaran

matematika.

Pemahaman suatu konsep merupakan komponen pokok pelaksanaan proses

belajar matematika, jika siswa mampu menginterpretasikan banyak konsep maka

siswa akan lebih baik lagi dalam memecahkan masalah, karena ketika

memecahkan suatu masalah diperlukan adanya ketentuan-ketentuan yang

berlandaskan pada konsep-konsep yang telah dimiliki (Umam & Zulkarnaen,

2022). Pemahaman konsep merupakan dasar dalam mengerjakan matematika

kepada orang lain secara lebih mendalam, seorang guru harus memiliki
4

pemahaman konsep matematis yang mendalam, karena seorang guru akan

memberikan gambaran kepada peserta didik kenapa logika matematika bekerja

dan bagaimana logika matematika dapat mengatasi masalah dalam kehidupan.

Sangat banyak siswa yang sulit dalam mempelajari matematika, hal itu

dikarenakan siswa membangun sendiri tentang pengetahuan konsep matematika

melainkan siswa cenderung selalu menghafalkan konsep-konsep matematika

tanpa mengetahui makna yang terkandung dalam konsep matematika tersebut,

sehingga pada saat siswa menyelesaikan masalah matematika yang diberikan,

sangat banyak siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal tersebut.

Kemampuan pemahaman matematis adalah suatu kekuatan yang harus

diperhatikan dan diperlakukan secara fungsional dalam proses dan tujuan

pembelajaran matematika (Syarifah, 2017). Pemahaman matematis merupakan

suatu landasan yang sangat penting untuk berpikir dalam menyelesaikan persoalan

matematika maupun masalah kehidupan nyata (Pratama & Hidayati, 2020). Dari

pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman

konsep matematis adalah pengetahuan siswa terhadap konsep, prinsip, prosedur,

dan kemampuan siswa menggunakan strategi penyelesaian terhadap suatu

masalah yang disajikan. Seseorang yang telah memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis berarti orang tersebut telah mengetahui apa yang dipelajarinya,

langkah-langkah yang telah dilakukan, dapat menggunakan konsep dalam konteks

matematika dan di luar konteks matematika. Dalam proses pembelajaran

matematika pemahaman konsep matematis memberikan pengertian bahwa materi-

materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hapalan, namun lebih
5

dari itu sehingga siswa dapat lebih mengerti konsep materi pelajaran yang

disampaikan. Dengan demikian tidaklah mudah untuk memahami sesuatu, apalagi

pemahaman konsep matematis.

Bunga (suku bunga) adalah pertambahan jumlah modal yang diberikan oleh

bank untuk para nasabahnya dengan dihitung dari presentase modal uang nasabah

dan lamanya menabung. Bunga juga bisa diberikan oleh pemberi pinjaman kepada

pinjaman. Bunga ada dua jenis yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Bunga

tunggal adalah bunga yang diberikan berdasarkan perhitungan modal awal,

sehingga bunga hanya memiliki satu variasi saja (tetap) dari awal periode sampai

akhir periode. Contohnya saat menabung di bank, kita akan mendapatkan bunga

yang tetap tiap-tiap periode. Modal adalah jumlah dari yang dibungakan, modal

awal merupakan modal yang dikeluarkan pada awal waktu usaha dan sebelum

dibungakan. Modal akhir adalah hasil dari modal yang dibungakan.Sedangkan

suku bunga dinyatakan dalam persentase tiap satuan waktu. Jadi, kesimpulannya

adalah bunga atau suku bunga adalah elemen penting dalam keuangan, baik

sebagai insentif bagi nasabah bank untuk menabung, maupun sebagai biaya bagi

peminjam ketika meminjam uang. Bunga tunggal dan bunga majemuk adalah dua

jenis bunga yang umum dijumpai, dengan perbedaan dalam perhitungan dan

variasi pembayaran bunganya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 24-26 Juli 2023

dikelas XI AKL SMK Negeri 2 Padang, banyak ditemui pelaksanaan

pembelajaran masih kurang variatif, proses pembelajaran memiliki kecenderungan

pada metode tertentu (konvensional), dan tidak memerhatikan tingkat pemahaman


6

siswa terhadap informasi yang disampaikan. Siswa kurang aktif dalam proses

belajar, siswa lebih banyak mendengar dan menulis, menyebabkan isi pelajaran

sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.

Pembelajaran pula kurang menerapkan diskusi dalam pembelajaran dan siswa

tidak pernah diajarkan untuk mengkonstruk pemahaman konsep matematikanya

sendiri dan pada umumnya hanya menitikberatkan pada soal-soal rutin sehingga

kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat

bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah kompleks masih kurang.

Ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa XI AKL 3 diperoleh 75% siswa yang

tidak tuntas pada pembelajaran matematika sedangkan siswa yang tuntas hanya

25%, maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum berhasil

atau belum mencapai standar ketuntasan yang sudah diterapkan yaitu 75 untuk

kategori tuntas. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pemahaman

konsep siswa masih rendah. Hal ini menjadi alasan peneliti memilih kelas XI

AKL 3 karena diketahui siswa kelas XI AKL 3 lebih banyak yang kurang mampu

menyelesaikan suatu soal. Hal ini dilihat pada lembar jawaban ulangan harian

siswa pada Gambar 1, sebagai berikut:


7

Gambar 1. Contoh Lembar Jawaban Siswa

Pada Gambar 1. terlihat contoh pekerjaan siswa yang mengalami rendahnya

kemampuan pemahaman konsep dalam indikator menyatakan ulang sebuah

konsep dan menerapkan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Disini

telihat pada saat menyatakan ulang sebuah konsep siswa sudah sedikit mampu

tetapi masih ada kesalahan siswa terlihat pada saat menjumlahkan, dimana pada

jawaban tersebut siswa menjawab Rp8.000.000x2x10% = Rp32.000.000

seharusnya Rp8.000.000x2x10% = Rp3.200.000. Jawaban ini hanya sampai

indikator menyatakan ulang sebuah konsep belum menerapkan konsep atau

algoritma kepemecahan masalah. Seharusnya dalam permasalahan tersebut untuk

mencari saldo akhir, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencarinya

bunganya terlebih dahulu. Setelah mendapatkan nilai bunganya baru

menambahkan dengan saldo awal barulah didapakan nilai saldo akhirnya. Pada

soal ini siswa sudah mampu dalam menyatakan ulang konsep tapi menerapkan

konsep atau algoritma pemecahan masalah yang masih salah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru

mata pelajaran matematika kelas XI SMK Negeri 2 Padang, diperoleh informasi


8

bahwa ketika siswa dihadapkan pada soal matematika, paling banyak siswa

mengalami kesulitan dalam hal mengklasifikasi permasalahan dari soal-soal.

Hanya beberapa siswa yang mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan

sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam hal mengaplikasikan konsep atau

algoritma pemecahan masalah dalam perhitungan hingga penarikan kesimpulan,

sehingga hasil belajar yang didapatkan siswa rendah. Hal tersebut menunjukkan

kemampuan pemahaman konsep siswa dalam memahami konsep-konsep pada

pembelajaran matematika masih rendah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang siswa

kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Padang, diperoleh informasi bahwa siswa

beranggapan matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit

karena terdapat banyak rumus yang perlu dipahami, sehingga siswa banyak salah

dalam menggunakan rumus ketika menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Hasil wawancara dengan siswa lainnya juga ditemukan bahwa siswa mengaku

sulit untuk memahami sebuah soal sehingga siswa tidak tahu apa yang dimaksud

dari soal tersebut. Siswa juga sering salah menuliskan suatu rumus dan simbol

matematika dalam menyelesaikan persoalan matematika.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat jelas bahwa pemahaman konsep

matematis siswa sangat rendah, maka dari itu dilakukan penelitian dengan judul

“Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Materi

Bunga Kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Padang”.


9

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa pada materi bunga kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Padang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uaraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa pada materi bunga kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Padang?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

“Mendeskripsikan bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

pada materi bunga kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Padang”.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan bekal ilmu dalam melaksanakan tugas

pembelajaran disekolah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajar

serta mengembangkan pembelajaran kedepannya.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan guru dalam mengajar, dan untuk meningkatkan pemahaman konsep

matematis siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Matematika

Belajar adalah semua upaya manusia atau individu memobilisasikan,

menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan semua sumber daya manusia

yang dimilikinya (fisik, mental, intelektual, emosional dan social) untuk

memberikan jawaban (respon) yang tepat terhadap problema yang dihadapinya

(Idzhar, 2016). Sedangkan menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha

seseorang untuk mencapai suatu perubahan baru tingkah laku secara umum

sebagai hasil dari pengalaman seseorang berinteraksi dengan lingkungannya

(Aslianda et al., 2017). Jadi dapat disimpulkan, bahwa belajar akan membawa

suatu perubahan pada individu yang belajar dan perubahan itu menyangkut

segala aspek organisme dan tingkah laku.

Pembelajaran merupakan usaha pendidik untuk mewujudkan terjadinya

proses pemerolehan pengetahuan, penguasaan kemahiran, pembentukan sikap,

dan kepercayaan pada peserta didik (Hanafy, 2014). Pembelajaran secara

sederhana pada dasarnya adalah melakukan suatu usaha eksplorasi dan

memindahkan pengetahuan yang bermakna dari sumber belajar untuk

pengembangan berikutnya (Syarifah, 2017). Dapat disimpulkan, Pembelajaran

adalah suatu proses yang komplek karena dalam kegiatan pembelajaran harus

mengintegrasikan berbagai komponen dan kegiatan yaitu siswa dengan

lingkungan belajar agar diperoleh perubahan tingkah laku (hasil belajar) sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran ialah suatu proses yang

10
11

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan. Perubahan itu adalah bentuk dari hasil pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut unsur cipta

rasa dan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bilangan

dan bangun (datar dan ruang) lebih menekankan pada materi matematikanya

(Syahrir, 2010). Pembelajaran matematika tidak hanya berhubungan dengan

bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan pembelajaran

matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-

hubungan yang diatur menurut urutan yang logis. Pembelajaran matematika

sangatlah penting, karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas

dari penggunaan matematika mulai dari masalah sederhana sampai masalah

yang rumit. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain

maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. Penguasaan materi

matematika oleh siswa menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di

dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang

semakin kompetitif pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya untuk

keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat besar untuk ilmu-ilmu

lain.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika adalah proses interaksi peserta didik dengan


12

pendidik dalam menyampaikan pesan atau makna dari objek matematika yang

abstrak untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika.

2. Pemahaman Konsep Matematis

a. Definisi Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman adalah suatu proses yang terdiri dari kemampuan untuk

menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu, mampu memberi gambaran,

contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai serta mampu

memberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif, sedangkan konsep

merupakan sesuatu yang tergambar dalam fikiran, suatu pemikiran, gagasan,

atau suatu pengertian (Kartika et al., 2018). Menurut Woodruf Konsep

merupakan gagasan/ide yang relative sempurna dan bermakna, suatu

pengertian tentang suatu objek melalui pengalaman (setelah melakukan

presepsi terhadap subjek/benda) (Kholidah & Sujadi, 2017). Jadi,

pemahaman konsep adalah suatu rancangan atau ide abstrak yang benar.

Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting

dalam pembelajaran, karena dengan memahami konsep siswa dapat

mengembangkan kemampuannya dalam setiap materi pelajaran yang terdiri

dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman konsep adalah

yang berupa penguasaan sejumlah materi pembelajaran, dimana siswa tidak

sekedar mengenal dan mengetahui, tetapi mampu mengungkapkan kembali

konsep dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti serta mampu

mengaplikasikannya (Fajar et al., 2018). Pemahaman konsep merupakan

unsur penting dalam belajar matematika. Penguasaan terhadap banyak


13

konsep, memungkinkan siswa dapat memecahkan masalah dengan lebih

baik, sebab untuk memecahkan masalah perlu aturan-aturan dan aturan-

aturan tersebut didasarkan pada konsep-konsep yang dimiliki.

Pemahaman konsep matematika adalah penguasaan sejumlah materi

pembelajaran matematika, dimana siswa tidak hanya mengenal dan

mengetahui, tapi mampu mengungkapkan kembali dalam bahasa yang

mudah dimengerti serta mampu mengaplikasikannya dalam matematika.

Pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting dalam

pembelajaran matematika. Hal ini seperti yang dinyatakan Herawati et al

(2013) bahwa mata pelajaran matematika menekankan pada konsep. Artinya

dalam pembelajaran matematika siswa harus memahami konsep matematika

terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu

mengaplikasikan pembelajaran matematika tersebut dalam dunia nyata.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep matematis merupakan suatu kemampuan penguasaan materi dan

kemampuan siswa dalam memahami, menyerap, menguasai, hingga

mengaplikasikannya dalam pembelajaran matematika dan dalam dunia

nyata.

b. Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

diperlukan indikator untuk dijadikan sebagai pedoman pengukuran (Fajar et

al., 2018). indikator kemampuan pemahaman konsep matematis :

1) Menyatakan ulang sebuah konsep.


14

Pada poin ini siswa diharapkan mampu mengungkapkan kembali apa

yang telah dikomunikasikan/dijelaskan kepadanya.

2) Memberikan contoh dan bukan contoh.

Pada poin ini siswa diharapkan mampu membedakan contoh dan bukan

contoh dari suatu materi yang dipelajari.

3) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsep.

Pada poin ini siswa diharapkan mampu mengelompokkan objek-objek

menurut jenisnya dan berdasarkan sifat-sifat pada materi.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika.

Pada poin ini siswa diharapkan mampu menggambar atau membuat

grafik, membuat ekspresi matematis, dan menyusun cerita.

5) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.

Pada poin ini siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal sesuai

dengan prosedur berdasarkan syarat cukup yang telah diketahui.

6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu.

Pada poin ini siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal sesuai

dengan memilih dan memanfaatkan prosedur yang ditetapkan.

7) Mengaplikasikan konsep/algoritma ke pemecahan masalah.

Pada poin ini siswa diharapkan mampu menerapkan dan memilih

konsep yang benar dalam memecahkan atau menyelesaikan suatu

masalah dengan langkah-langkah yang benar .


15

Jika siswa memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis, maka

siswa tidak hanya mampu menyelesaikan persoalan dengan berhitung, akan

tetapi siswa juga mampu menyatakan, mengklarifikasikan, menerapkan,

menyajikan serta mengaitkan antar konsep, sehingga pengetahuan siswa

lebih terbuka.

Dalam penelitian ini jumlah indikator yang digunakan adalah

sebanyak 4 indikator dari 7 indikator yang ada, karena 4 indikator tersebut

disesuaikan dengan materi bunga tunggal. Indikator yang digunakan yaitu:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep. 2) Menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematika. 3) Mengembangkan syarat perlu dan syarat

cukup dari suatu konsep. 4) Mengaplikasikan konsep secara algoritma.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Fajar et al., (2018) dengan judul “Analisis Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari”. Hasil

penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis

siswa dengan kategori tinggi sebanyak 3%, siswa dapat mengerjakan 6 butir soal

atau menguasai 6 indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Kategori sedang sebanyak 10% dan sisa dapat mengerjakan 6 butir soal atau

menguasai 6 indikator pemahaman konsep. Kategori rendah sebanyak 87%

dansiswa mengerjakan 4 butir soal atau menguasai 4 indikator kemampuan

konsep.
16

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian sebelumnya menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematika

pada materi SPLDV dan menggunakan 7 indikator kemampuan pemahaman

konsep matematis, sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan materi

bunga dan 4 indikator kemampuan pemahaman konsep matematis. Kesamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menganalisis

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, dan sama-sama menggunakan

tiga kategori kemampuan pemahaman konsep matematis yaitu tinggi, sedang, dan

rendah.

C. Kerangka Konseptual

Kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan suatu kemampuan

yang paling mendasar bagi siswa untuk dimilikinya dalam pembelajaran

matematika. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes tertulis untuk

mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, peneliti

menggunakan tes soal untuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep

matematis siswa pada pembelajaran matematika, dan peneliti melakukan

wawancara untuk menjadi penguat data dan informasi dari hasil tes soal yang

dilakukan. Semua data tersebut akan di analisis untuk mendapatkan data yang

maksimal. Gambaran kerangka konseptual yang akan dilakukan:


17

Gambar 2. Kerangka Konseptual

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dari penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa pada materi bunga kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2

Padang ?”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024 di

kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Kota Padang.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut Annur & Hermansyah (2020)“Penelitian kualitatif

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjabarkan

fenomena yang terjadi pada subjek penelitian secara mendalam”. Menurut

Moleong (2010) “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik dengan suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Sedangkan Syarifah (2017) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk mendapatkan analisis data yang mendalam dan

bermakna”.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Menurut

Sugiyono (2013) menyatakan bahwa “purposive sampling adalah teknik

penentuan sample dengan pertimbangan tertentu”. Berdasarkan hasil observasi

dan pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan subjek penelitian pada

penelitian ini adalah siswa kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Padang yang terdiri

dari 36 siswa. Alasan memilih kelas XI AKL 3 SMK Negeri 2 Padang sebagai

18
19

subjek penelitian adalah karena pada SMKN 2 Padang terdiri dari 4 kelas AKL.

Diantara 4 kelas tersebut, kelas XI AKL 3 yang memiliki kemampuan

pemahaman konsep matematis yang rendah dan kelas XI AKL 3 lebih banyak

siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu

75.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2011) menyatakan bahwa

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Maka instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Pemahaman Konsep Matematika

Arikunto (2010) menyatakan bahwa “Tes merupakan serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok”. Sedangkan menurut Ndiung & Jediut (2020)

“Tes merupakan sejumlah pertanyaan memiliki jawaban yang benar atau salah,

tes juga diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban

atau tanggapan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang”. Menurut

Pardimin dkk. (2017) “Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan

pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik dari suatu

objek”. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam

bentuk uraian karena dirasa mudah untuk mengidentifikasi kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. Tes yang dibuat bertujuan untuk


20

menyelidiki dan menggambarkan kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa.

Sebelum tes dilakukan, terlebih dahulu instrumen tes berupa tes tertulis

divalidasi dengan 2 orang dosen dan 1 orang guru matematika. Validasi ini

dilakukan dengan pertimbangan:

a. Kesesuaian soal dengan indikator kemampuan pemahaman konsep

matematis.

b. Rumusan soal sesuai dengan kunci jawaban.

c. Ketepatan penggunaan kata/bahasa.

d. Rumusan soal mudah dibaca dan dipahami.

e. Soal tidak menimbulkan penafsiran ganda.

f. Kejelasan yang diketahui dan ditanyakan dari soal.

g. Kejelasan pemberian bobot penilaian.

2. Wawancara

Menurut Arikunto (2010) “Wawancara adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara semi

berstruktur. Menurut Rachmawati (2007) “Wawancara semi berstruktur

merupakan wawancara yang dimulai dari isu yang dicakup dalam pedoman

wawancara, peneliti dapat mengembangkan pertanyaan dan memutuskan

sendiri mana isu yang dimunculkan”.

Wawancara dilaksanakan setelah siswa mengerjakan soal-soal tes uraian

dengan tujuan agar peneliti dapat mengetahui alasan dari setiap jawaban yang
21

diberikan oleh siswa. Wawancara dilaksanakan diluar jam pelajaran dengan

maksud agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar dikelas dan

siswapun tidak merasa keberatan dalam mengikuti wawancara. Wawancara

pada penelitian ini berdasarkan pedoman wawancara yang telah dilampirkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Jadi metode dokumentasi merupakan suatu metode

pengumpulan data sebagai sumber pelengkap untuk mengumpulkan informasi.

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan yaitu foto siswa yang

diteliti.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan maka prosedur

yang ditempuh dalam pengambilan data penelitian ini dilakukan melalui

tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan yaitu:

a. Melakukan observasi di SMK Negeri 2 Padang.

b. Menyusun proposal penelitian.

c. Merancang instrumen penelitian.

d. Memvalidasi instrumen penelitian.


22

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

a. Memberikan soal tes berupa soal uraian kepada siswa yang menjadi sample

penelitian.

b. Mendokumentasikan kegiatan siswa pada saat mengerjakan soal tes melalui

foto.

c. Mengumpulkan lembar jawaban siswa.

d. Menganalisis hasil kerja siswa.

e. Melakukan wawancara kepada sampel penelitian.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir penelitian ini adalah mengolah dan menganalisis data yang

telah diperoleh dari jawaban tes tertulis dan wawancara terhadap subjek

penelitian dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Metode Tes

Metode tes merupakan teknik pengumpulan datanya dengan cara

memberikan serangkaian soal yang diberikan kepada objek yang diteliti agar

mendapat suatu jawaban atau nilai, yang digunakan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa. Tes dibuat berdasarkan berdasarkan materi yang telah

disampaikan dalam pembelajaran dan berkaitan dengan indikator. Data yang

diharapkan berupa hasil pekerjaan siswa pada lembar jawaban yang disertai
23

dengan langkah-langkahnya. Data yang didapatkan dari tes ini digunakan

sebagai bahan analisis mengenai kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa.

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dianjurkan secara

verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan tentang hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan informasi mengenai kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa. Wawancara ini dilakukan dengan 1 orang siswa yang berkategori tinggi,

2 orang siswa berkategori sedang, dan 2 orang siswa berkategori rendah

dengan kriteria pemilihan dilihat dari nilai yang dicapai siswa setelah

melakukan tes yang diberikan. Media yang akan digunakan dalam wawancara

yaitu foto dan pedoman wawancara.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara lain untuk memperoleh data dari responden.

Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dan sumber

data yang lengkap. Dengan adanya dokumentasi, data yang diperoleh peneliti

menjadi lebih maksimal. Dokumentasi bisa berbentuk gambar, tulisan,

rekaman suara, dan vidio.

G. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu penelitian kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian


24

dianalisis dengan menggunakan metode analisis data kualitatif. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Tes

Hasil tes soal dianalisis untuk mengetahui kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika. Hasil tes

ini dianalisis dengan cara menghitung jumlah skor siswa dan jumlah total skor.

Adapun pedoman penskoran dan rubrik penilaian kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa menggunakan rubrik analitik skala 4. Menurut Iryanti

(2014) menyatakan bahwa “rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai

berdasarkan kriteria yang ditentukan”. Rubrik ini bertujuan untuk pedoman

menentukan pemahaman konsep matematis siswa.

Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisis kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa terletak pada kriteria yang mana seperti

terdapat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Rubrik Analitik Pemahaman Konsep Matematis


Skala
Indikator
0 1 2 3
1 2 3 4 5
Menyatakan Tidak dapat Kurang tepat Menunjukkan Menunjukkan
ulang sebuah menunjukkan menunjukkan pemahaman pemahaman
konsep pemahaman pemahaman dalam yang lebih
dalam dalam menyatakan dalam
menyatakan mengulang ulang sebuah menyatakan
ulang sebuah sebuah konsep konsep ulang sebuah
konsep dengan konsep
sedikit
kesalahan
25

Menyajikan Tidak mampu Kurang tepat Mampu Menyajikan


konsep dalam menyajikan menyajikan menyajikan konsep dalam
berbagai konsep dalam konsep dalam konsep dalam berbagai
representasi berbagai berbagai berbagai representasi
representasi representasi representasi dengan tepat
(tidak ada dengan
jawaban) sedikit
kesalahan

1 2 3 4 5
Mengembang Tidak ada Kurang tepat Mengembang Mengembang
kan syarat Mengembang Mengembangk kan syarat kan syarat
perlu dan kan syarat an syarat perlu perlu dan perlu dan
syarat cukup perlu dan dan syarat syarat cukup syarat cukup
dari suatu syarat cukup cukup dari dari suatu dari suatu
konsep dari suatu suatu konsep konsep konsep
konsep dengan dengan tepat
sedikit
kesalahan
Menerapkan Tidak mampu Kurang tepat Menerapkan Menerapkan
konsep/ Menerapkan Menerapkan konsep/ konsep/
algoritma ke konsep/ konsep/ algoritma ke algoritma ke
pemecahan algoritma ke algoritma ke pemecahan pemecahan
masalah pemecahan pemecahan masalah masalah
masalah masalah sedikit dengan tepat
kesalahan
Sumber : Dimodifikasi Iryanti (2014)

Data skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang

diterima akan dianalisis dengan menggunakan rumus presentase, sebagai

berikut:

Jumlah skor yang diperoleh


Presentase Skor = ×100 %
jumlah skor maksimum

Selanjutnya untuk menentukan kriteria dari rata-rata presentase

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan

pengelompokkan berdasarkan Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Presentase Hasil Tes


Nilai Kriteria
75 ≤ P ≤ 100 Tinggi
26

60 ≤ P < 75 Sedang
0 ≤ P < 60 Rendah
Sumber : (Fajar et al., 2018)

Keterangan : P adalah presentase kemampuan pemahaman konsep matematis

2. Analisis Wawancara

Wawancara dilakukan dalam penelitian ini langsung pada siswa. Tujuan

melakukan wawancara adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil

dari wawancara akan dianalisis dengan hasil tes yang telah diberikan kepada

siswa sebelumnya. Wawancara akan dilakukan dengan peserta didik yang

berkategori tinggi, sedang, dan rendah.

3. Uji Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan

pemahaman konsep, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi untuk mendapatkan data yang objektif dan dapat dipercaya.

Menurut Moleong (2010) menyatakan bahwa “Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”.

Triangulasi pada penelitian ini adalah memeriksa data-data yang berbeda untuk

mencari hal yang benar. Dalam hal ini akan memeriksa hasil dari wawancara,

observasi, dan tes tertulis untuk memberikan data yang benar-benar akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Annur, M. F., & Hermansyah. (2020). Analisis Kesulitan Mahasiswa Pendidikan


Matematika. Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Kependidikan,
11(2), 195–201.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka
Cipta.
Aslianda, Z., Israwati, & Nurhaidah. (2017). Hubungan Displin Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1),
236–243.
Fajar, A. P., Kodirun, Suhar, & Arapu, L. (2018). Analisis Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari.
Pendidikan Matematika, Vol. 9, No. 2, 229–239.
Hanafy, M. S. (2014). Konsep Belajar Dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan :
Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 17(1), 66–79.
https://doi.org/10.24252/lp.2014v17n1a5
Herawati, O. D. P., Siroj, R., & Basir, D. (2013). Pengaruh Pembelajaran Problem
Posing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas Xi Ipa Sma Negeri 6 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika,
4(1). https://doi.org/10.22342/jpm.4.1.312.
Idzhar, A. (2016). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
SMK Negeri 1 Bantaeng. Jurnal Office, 2(2), 222–228.
Iryanti. (2014). Penilaian unjuk kerja 45.
Kamarullah, K. (2017). Pendidikan Matematika Di Sekolah Kita. Al Khawarizmi:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, 1(1), 21.
https://doi.org/10.22373/jppm.v1i1.1729
Kartika, Y., Program, M., Magister, S., Matematika, P., & Riau, U. (2018).
Analisis kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik kelas vii
smp pada materi bentuk aljabar. 2(58), 777–785.
Kholidah, I. R., & Sujadi, A. A. (2017). Analisis Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelas V Dalam Menyelesaikan Soal di SD Negeri Gunturan Pandak
Bantul Tahun Ajaran 2016 / 2017. 12–13.
Kurniawati, D., & Ekayanti, A. (2020). Pentingnya Berpikir Kritis Dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Dan
Pengembangan Pembelajaran, 3(2), 107–113.
Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Reamaja Rosdakarya.

27
28

Ndiung, S., & Jediut, M. (2020). Pengembangan instrumen tes hasil belajar
matematika peserta didik sekolah dasar berorientasi pada berpikir tingkat
tinggi. Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran,
10(1), 94. https://doi.org/10.25273/pe.v10i1.6274
Pardimin, P., Widodo, S. A., & Purwaningsih, I. E. (2017). Analisis Butir Soal
Tes Pemecahan Masalah Matematika. WACANA AKADEMIKA: Majalah
Ilmiah Kependidikan, 1(1), 69–76. https://doi.org/10.30738/wa.v1i1.1084
Pratama, A., & Hidayati, N. (2020). Analisis Tingkat Kesalahan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Tunas Bukit Indah Purwakarta
terhadap Materi Relasi dan Fungsi. Prosiding Sesiomadika, 2(1a), 167–174.
Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:
Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11(1), 35–40.
https://doi.org/10.7454/jki.v11i1.184
Radiusman. (2015). Studi literasi: pemahaman konsep siswa pada pembelajaran
matematika. Jurnal.Umj, 6(1), 1–8.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.24853/fbc.6.1.1-8
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan R &
D. Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Alfabeta.
Syahrir. (2010). Metode Pembelajaran Matematika. PT Bumi Aksara.
Syarifah, L. L. (2017). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Pada Mata
Kuliah Pembelajaran Matematika Sma Ii. Jurnal Penelitian Dan
Pembelajaran Matematika, 10(2), 57–71.
https://doi.org/10.30870/jppm.v10i2.2031
Umam, M. A., & Zulkarnaen, R. (2022). Analisis Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Dalam Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel. 8(1), 303–312. https://doi.org/10.31949/educatio.v8i1.1993
29

Lampiran 1

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP


MATEMATIS
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Padang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : XI
Materi : Bunga
Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan bunga tunggal dan metode
Penyelesaiannya dengan menggunakan masalah
kontekstual

No indikator Kemampuan Pemahaman


Indikator Materi
Soal Konsep Matematis
1. Peserta didik mampu Menyatakan ulang sebuah konsep
menggunakan konsep Menyajikan konsep dalam berbagai
bunga tunggal dengan bentuk representasi matematika
teliti dalam 1 Mengembangkan syarat perlu dan syarat
menyelesaikan cukup dari suatu konsep
permasalahan sehari- Mengaplikasikan konsep/algoritma ke
hari. pemecahan masalah
Menyatakan ulang sebuah konsep
2. Peserta didik dapat Menyajikan konsep dalam berbagai
memodelkan bentuk representasi matematika
pinjaman dan 2 Mengembangkan syarat perlu dan syarat
investasi dengan cukup dari suatu konsep
bunga tunggal, mengaplikasikan konsep/ algoritma ke
dengan teliti. pemecahan masalah
Menyatakan ulang sebuah konsep
3. Peserta didik dapat menyajikan konsep dalam berbagai
menyelidiki (secara bentuk representasi matematika
numerik atau grafis)
3 Mengembangkan syarat perlu dan syarat
akan pengaruh dari
cukup dari suatu konsep
suku bunga dan periode
pembayaran dengan mengaplikasikan konsep/algoritma ke
konsep bunga tunggal pemecahan masalah
30

Lampiran 2
SOAL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Padang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : XI
Materi : Bunga

Petunjuk Soal:
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal.
2. Tulislah Nama, Kelas, dan Jurusan pada lembar jawaban yang tersedia.
3. Tidak boleh menggunakan kalkulator.
4. Bacalah soal dengan teliti dan jawablah soal yang menurut anda mudah
terlebih dahulu.

Soal :
1. Banyak penduduk suatu kota setiap tahun meningkat sekitar 1% dari
banyak penduduk tahun sebelumnya. Berdasarkan sensus penduduk pada
tahun 2013, penduduk di kota tersebut berbanyak 100.000 orang. Hitung
banyak penduduk pada akhir tahun 2018 !
2. Crazy rich berinvestasi di bank swasta sebanyak Rp7.000.000. Apabila
Crazy rich hendak mengambil uang tabungannya setelah 2 tahun dengan
jumlah bunga bank 10% per tahun, berapa saldo akhirnya?
3. Neymar mendepositokan uang Rp100.000.000 di bank dengan bunga 3,6%
per tahun dan bunga setiap bulannya akan dikirim bank ke rekening
tabungan Neymar selama 10 bulan.
31

Lampiran 3
KUNCI JAWABAN SOAL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS
No Kunci Jawaban Indikator Bobot Skala Skor
1. Diket :
 Banyak penduduk pada Menyajikan
akhir tahun 2013, Mo = konsep dalam
100.000 orang berbagai bentuk 2 3 6
 Faktor pertumbuhan, p = representasi
1% = 0,01 per tahun matematika
 Periode pertumbuhan s.d.
2018, n = 5 tahun.
Ditanya :
 Banyak penduduk setelah 5
tahun ?
Jawab :
 Pertumbuhan selama n Mengembangkan
syarat perlu dan 1 3 3
periode waktu dengan fakor
pertumbuhan p dinyatakan: syarat cukup dari
Mn = Mo (1+ p)n suatu konsep

 Mn = Mo (1+ p)n Menyatakan


M5 = 100000(1+ 0 ,01)5 ulang sebuah 3 3 9
M5 = 100000 × 1,05101 konsep
M5 =105101
Menerapkan
Jadi banyak penduduk kota tersebut konsep/ algoritma 2 3 6
pada akhir tahun 2018 diperkirakan ke pemecahan
105.101 orang. masalah

2. Diketahui:
Menyajikan
 Modal (M) = Rp. 7.000.000,00 konsep dalam
 Suku bunga (i) = 10% per berbagai bentuk 2 3 6
tahun representasi
 Waktu (t) = 2 tahun matematika

Jawab : Mengembangkan
 Rumus bunga tunggal: syarat perlu dan 1 3 3
Bunga (B) = M x i x t syarat cukup dari
suatu konsep
32

 Substitusi nilai: B = 7.000.000 Menyatakan


x 0,1 x 2 = Rp. 1.400.000,00 ulang sebuah 3 3 9
konsep
 Jumlah tabungan crazy rich
setelah 2 tahun adalah M + B Menerapkan
= 7.000.000 + 1.400.000 = konsep/ algoritma 2 3 6
Rp.8.400.000 ke pemecahan
Jadi, saldo crazy rich setelah 2 masalah
tahun ditambah besar bunga
tunggal sebesar Rp8.400.000.
3. Diket :
Modal awal (Mo) =Rp100.000.000 Menyajikan
Bunga per periode (p) = 3,6% konsep dalam 2 3 6
Banyaknya periode (n) = berbagai bentuk
Rp300.000 representasi
Ditanya : matematika
Maka uang Neymar setelah 10
bulan menjadi ?
Jawab :
Periode Nilai deposito Bunga
1 Mo Mo × p
2 Mo Mo × p
3 Mo Mo × p
...
n Mo Mo × p
Mengembangkan
1 3 3
Pada bunga tunggal, bila modal syarat perlu dan
awal bernilai Mo, bunga p per syarat cukup dari
periode, dan n banyaknya periode, suatu konsep
maka:
Mn = Mo + n(Mo × p)
atau dengan rumus langsung,
Mn = Mo(1 + np)

Periode Nilai deposito Bunga


setelah 1 bulan 100.000.000
100.000.000 × 3,6% ÷ 12 =
300.000 Menyatakan 3 3 9
setelah 2 bulan 100.000.000 ulang sebuah
100.000.000 × 3,6% ÷ 12 = konsep
300.000
setelah 3 bulan 100.000.000
100.000.000 × 3,6% ÷ 12 =
300.000 sampai
setelah 10 bulan 100.000.000
100.000.000 × 3,6% ÷ 12 = 300.000
33

maka:
Mn = Mo + n(Mo × p)
M10 = 100.000.000 + 10 × 300.000
M10 = 100.000.000 + 3.000.000 Menerapkan
2 3 6
M10 = 103.000.000 konsep/ algoritma
atau dengan rumus langsung, ke pemecahan
Mn = Mo(1 + np) masalah
M10 = 100.000.000(1 + 10 × 0,3%)
M10 = 100.000.000(1,03)
M10 = 103.000.000

Maka uang Neymar setelah 10


bulan (M10) menjadi
Rp103.000.000
34

Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS
XI AKL 3 SMKN 2 PADANG
Tujuan Wawancara : Memperoleh informasi tentang tes
kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa
Komponen yang diwawancarai : Siswa kelas XI AKL 3 SMKN 2 Padang

No Pertanyaan Jawaban
1. apakah ananda paham dengan
maksud soal yang diberikan?
Alasannya apa?
2. Jelaskan alasan kenapa ananda
menggunakan konsep tersebut
untuk menyelesaikan soal?
3. apakah ananda bisa menyelesaikan
soal tersebut sesuai dengan materi
yang sudah diajarkan? Jika “bisa”
kenapa? Dan jika “tidak” kenapa?
4. Jelaskan bagaimana langkah
penyelesaian ananda pada soal yang
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai