Proposal Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi guna penilitian lebih
lanjut yang berkaitan tentang model pembelajaran inkuiri dalam pemecahan masalah
matematika ditinjau dari pola pikir siswa.
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika pembahasan akan diuraikan secara singkat dan sistematika isi
dari setiap bab dalam penulisan penelitian ini, adapun pembagian dari setiap bab dan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran secara umum mengenai uraian apa yang akan dibahas
pada bab-bab selanjutnya. Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang,
HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang mendasari konsep-
para ahli. Pada bab ini juga akan dijabarkan mengenai kerangka berpikir
Bab ini berisikan tentang waktu dan tempat metode penelitian, variable
pengkajian hipotesis.
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis sebagai tindak lanjut yang
A. Landasan Teori
Untuk menyusun strategi yang terarah pada sasaran tersebut perlu diperhatikan kondisi-
kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri secara maksimal. Joyce mengemukakan
kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa.
Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas (permisif) di dalam
kelas, di mana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan
untuk mengemukakan pendapatnya. Adanya rasa takut, atau rasa rendah
diri, atau rasa malu dan sebaginya, baik terhadap teman, siswa, maupun
terhadap guru adalah faktor-faktor yang menghambat terciptanya suasana
bebas di kelas. Kebebasan berbicara dan penghargaan terhadap pendapat
yang berbeda sekalipun pendapat itu tidak relevan, perlu selalu dipelihara
dalam batas-batas disiplin yang ada.
2. Inkuiri berfokus pada hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada
dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang
bersifat mutlak. Kebenarannya selalu bersifat sementara. Sikap terhadap
pengetahuan yang demikian perlu dikembangkan. Dengan demikian, maka
penyelesaian hipotesis merupakan fokus strategi inkuiri. Apabila
pengetahuan dipandang sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar
sekitar pengujian hipotesis dengan pengajuan berbagai informasi yang
relevan. Sehubungan adanya berbagai sudut pandang yang berbeda di antara
siswa, maka sedapat mungkin dimungkinkan adanya variasi penyelesaian
masalah sehingga inkuiri bersifat open ended. Inkuiri bersifat open ended
jika ada berbagai kesimpulan yang berbeda dari siswa masing-masing
dengan argumen yang benar sebagai hasil proses inkuiri.
3. Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validitas
dan reliabiltas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis
pada umumnya (Gulo, 2004:85).
Kemudian ada juga Jenis Model / Pendekatan Pembelajaran Inkuiri. Menurut Sund dan
Trowbridge dalam E. Mulyasa (2007:109) ada tiga macam model atau pendekatan
pembelajaran inkuiri yaitu:
Berikut ini hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh Risno (2021) yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas X SMA”.
Hasil yang didapat sesuai dengan penelitian tersebut yaitu mengungkapkan
pembelajaran inkuiri cukup bisa mengoptimalkan kemampuan memecahkan
masalah matematika siswa/peserta didik. Hal ini disebabkan oleh efek penggunaan
model pembelajaran inkuiri yang dapat mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah matematika, pada teknik pembelajaran inkuiri membiasakan siswa untuk
bertanya dari berbagai permasalahan yang disajikan dan menjawabnya berdasarkan
pengalaman serta model pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan keterampilan
peserta didik saat menyelesaikan masalah matematika.
Dari uraian di atas diputuskan bahwa adanya interaksi antara model
pembelajaran inkuiri dan juga gaya belajarnya siswa pada kemampuan
menyelesaikan masalah matematika untuk siswa di kelas X SMA Negeri 4 Luwu
Utara.
Kemudian adanya perbedaan yang antara kemampuan menyelesaikan masalah
matematika peserta didik dengan pembelajaran model inkuiri. Tidak ada perbedaan
kemampuan menyelesaikan masalah matematika yang signifikan antara siswa
dengan pembelajaran model inkuiri dan model langsung ditinjau dari gaya belajar
mereka. Adanya interaksi pembelajaran model inkuiri dengan gaya belajar siswa
pada kemampuan menyelesaikan masalah matematika peserta didik kelas X SMA
Negeri 4 Luwu Utara.
C. Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2022/2023
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Bina Insan Kamil yang beralamt di Jl. H.
Gemin I No.63, RT.007/RW.009, Jatikramat, Kec. Jatiasih, Kota Bks, Jawa
Barat 17421
B. Metode Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK, Maka populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMKTerpadu terdiri dari
2 kelas dengan jumlah 60 siswa.
2. Sampel
Jika jumlahnya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara
keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa
diambil 15% atau 25% dari jumlah populasinya.
3. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik probability
sampling dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang yang
termasuk ke dalam kriteria responden penelitian
Angket/Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2017:142). Sedangkan menurut
Arikunto (dalam Hapsari dan Heryani 2020:77) kuesioner merupakan sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh infromasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Oleh sebab itu kuesioner bertujuan untuk penyebaran angket yang digunakan
dalam mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.
Angket dalam penelitian ini merupakan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada
responden yang berkaitan dengan penelitian ini.
G. Uji Hipotesis
Uji F untuk menguji signifikan pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.
Uji T untuk menunjukan seberapa jauh satu variabel bebas secara individual
menerangkan variabel terikat.
Arifuddin, A., & Arrosyid, S. R. (2017). Pengaruh Metode Demontrasi dengan Alat Peraga
Jembatan Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Bulat. Al Ibtida: Jurnal
Pendidikan Guru MI, 4(2), 165-178.
Baroody, A. J. dan Niskayuna, R. T. C. (1993). Problem Solving, reasoning, and
communicating, K-8. Helping children think mathematically. New York: Merril, an Impirit of
MacMillan Publishing Company.
Fathurrohman, M. 2016. Model model pembelajaran inovatif. Jogjakarta: Arruzz media
Fitri, R., Helma, & Syarifuddin, H. (2014). Penerapan strategi The Firing pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas XI IPS Negeri 1 Batiputih. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 18-22.
Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Montague, M. (2007). Math Problem Solving for Middle School Students with Disabilities.
Mudlofi Ali & fatimatur Evi. 2016. Desain Pembelajaran inovatif. Jakarta: Rajawali.
Noor, A. J., & Norlaila. (2014). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dalam
Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Cooperative Script. Jurnal Pendidikan Matematika,
2(3), 250-259.
Priansa, Donni. J. (2017). Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran (Inovatif, Kreatif,
dan Prestatif Dalam Memahami Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
aksara
Soedjadi, R. (1994). Memantapkan Matematika Sekolah sebagai Wahana Pendidikan dan
Pembudayaan Penalaran. Surabaya: Media Pendidikan Matematika Nasional
Suherman, E, et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan
Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Sumantri, Mulyani dan Johan Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Dikti.
Sumarmo, U. (2005). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum
Tahun 2002 Sekolah Menengah. Makalah pada Seminar Pendidikan Matematika di FMIPA Universitas
Negeri Gorontalo
Udin, T., & Hikmah, N. (2014). Pengaruh Penerapan Metode Problem Solving Terhadap Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Legok 1 Kabupaten Indramayu. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 1(1), 1-22
Wahidah, F. R., Setyadi, E. J., & Grafiyana, G. A. (2021) Efektivitas Pelatihan Growth Mindset
Pada Siswa SMA. Psycho Idea, 19(1), 103-114