Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK

KELAS I MELALUI KOMIK ETNOMATEMATIKA MATERI


OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH
(Penelitian Kualiatatif di SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021)

Oleh:
Susi Purnamasari
NPM. 17540066

PROPOSAL SKRIPSI

Ditulis Diajukan untuk Menyusun Skripsi Program Studi


Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Slamet Riyadi Surakarta

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2021
PERSETUJUAN

Proposal skripsi ini dengan judul “Analisis Kemampuan Literasi Matematika


Peserta Didik Kelas 1 Melalui Komik Etnomatematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Cacah (Penelitian Kualiatatif di SDICT Al Abidin Surakarta Tahun
Pelajaran 2020/2021)” telah disahkan dan disetujui untuk diseminarkan dalam
Seminar Proposal Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Slamet Riyadi.

Februari 2021
Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Anita Trisiana, S.Pd., M.H. Ema Butsi Prihastari, S.Pd., M.Pd.
NIDN. 0722048004 NIDN. 0604088901

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN .....................................................................................i
PERSETUJUAN.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ...............................................................1
B.Identifikasi Masalah ......................................................................7
C.Pembatasan Masalah .....................................................................7
D.Perumusan Masalah ......................................................................8
E.Tujuan Penelitian ...........................................................................8
F.Manfaat Penelitian .........................................................................9
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A.Deskripsi Teori ............................................................................11
1.Literasi Matematika................................................................11
2.Komik Etnomatematika..........................................................16
3.Operasi Hitung Bilangan Cacah.............................................22
B.Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................24
C.Kerangka Berfikir ........................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................30
B.Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................................31
C.Sumber Data.................................................................................32
D.Subjek dan Objek Penelitian........................................................32
E.Teknik Pengumpulan Data ..........................................................33
F.Keabsahan Data............................................................................34
G.Analisis Data ...............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................38

iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Indikator Kemampuan Literasi Matematika.........................14
Tabel 2. Waktu Penelitian...................................................................30

iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir .................................................29
Gambar 2.Tringulasi Sumber..............................................................35
Gambar 2.Tringulasi Teknik...............................................................35
Gambar 4. Komponen dalam analisis data (interaktif model)............36

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan yakni suatu proses pembelajaran yang terencana dan secara
sadar dilakukan untuk mewujudkan taraf hidup manusia. Pendidikan
mencakup proses pengembangan belajar dan pembelajaran siswa yang
didukung melalui pengajaran materi dasar di kelas rendah yaitu mengenai
kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kemampuan seseorang
seseorang dalam mengolah informasi saat melakukan proses membaca dan
menulis disebut dengan kemampuan literasi. Hasil Programme for
International Student Assessment (PISA) 2009 dan 2012 yang menunjukkan
bahwa siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi dengan rata-rata skor
rendah sebab kurangnya minat baca peserta didik. Literasi yang menjadi
penilaian PISA ini meliputi literasi bahasa/membaca, literasi matematika,
literasi sains dan literasi finansial.
Budaya literasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan, bahkan ada
yang mengatakan budaya literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia
pendidikan. Penerapan literasi dalam pendidikan, sebagai kemampuan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan menulis, membaca, sains dan
matematis. Penanaman budaya literasi harus dilakukan sedini mungkin
terutama pada siswa yang masih duduk di Sekolah Dasar dengan adanya
penerapan budaya literasi sejak dini diharapkan mampu menjadi modal utama
dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran literasi siswa yang diharapkan mampu dikembangkan secara
luas bukan hanya dari segi akademis tetapi juga diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Terjadinya wabah virus corona menyebabkan beberapa negara atau
bahkan semua negara, menerapkan kebijakan yang bertujuan membatasi
blokade untuk mencegah penyebaran virus corona. Pemerintah menghimbau
dalam kegiatan pendidikan di lakukannya pembelajaran online untuk
meminimalisir pencegahan penyebaran covid. Namun terdapat beberapa
kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran online, salah satu kendala
tersulit adalah pengajaran matematika. Proses pembelajaran matematika
memiliki peranan penting dalam memecahkan permasalahan kehidupan pada
sehari-hari serta digunakan dalam segala segi kehidupan (Agusti Puspita, Susi
Setiawan, 2015). Kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari pada pembelajaran matematika disebut dengan
kemampuan literasi matematika. Menurut Abidin, dkk (2017: 237) literasi
matematika terdiri dari tiga komponen yaitu komponen proses yang berkaitan
dengan upaya memecahkan masalah, komponen konten yang berkaitan
dengan materi-materi matematika yang dipelajari, dan komponen konteks
yang berkitan dengan menggambarkan situasi permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
Matematika memiliki objek kajian yang bersifat abstrak yaitu tidak
berwujud dalam bentuk konkret atau nyata. Sejalan dengan pendapat Hadi
(2017: 194) matematika merupakan ilmu yang abstrak dan bersifat formal,
serta menggunakan simbol-simbol. Salah satunya pada penyelesaian soal
operasi hitung bilangan cacah yang terdiri atas penjumlahan dan
pengurangan. Bilangan cacah merupakan himpunan bilangan yang dimulai
dari angka 0 (nol) dan akan selalu bertambah satu dari bilangan sebelumnya.
Berdasarkan tahapan ini peserta didik harus memahami konsep dan operasi
hitung bilangan cacah serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-
hari. Objek matematika yang abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri
yang harus dihadapi peserta didik dalam mempelajari matematika (Marti,
dalam Sundayana 2015: 3). Kesulitan dalam mempelajari matematika
tersebut mengakibatkan kemampuan literasi matematika menjadi rendah.
Berdasarkan hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik
tidak hanya menghadapi permasalahan pada pembelajaran di kelas saja, tetapi
juga dihadapkan banyak permasalahan pada penerapannya dalam kehidupan
sehari-harinya. Peserta didik masih kesulitan dalam merumuskan,
menerapkan, dan menafsirkan materi matematika dalam berbagai konteks.
Berkaitan dengan hal ini menuntun peserta didik untuk mengenali peranan
matematika dalam kehidupan sehari-harinya dan membuat penilaian untuk
pengambilan keputusan yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal bersubstansi kontekstual yang menuntut penalaran,
argumentasi dan kreativitas dalam penyelesainnya.
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2021 guru
kelas I SDICT Al Abidin Surakarta diketahui terdapat 3 (tiga) kelas dimana
setiap kelasnya terdiri dari 24 peserta didik. Diperoleh informasi bahwa
SDICT Al Abidin saat pembelajaran jarak jauh atau online. Proses
pembelajarannya, guru memanfaatkan penggunaan media online untuk
mendukung kegiatan pembelajaran berupa whatsaap, zoom, youtube, dan
portal web. Adapun kendala yang muncul terkait pembelajaran matematika
antara lain: 1) Kurangnya minat baca peserta didik, 2) Peserta didik kurang
terlatih dalam menyelesaikan soal-soal bersubstansi kontekstual, 3) Penalaran
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal berkaitan kontekstual levelnya
masih rendah dari tingkatan pemahaman terdapat 80 % peserta didik yang
sudah paham dan 20 % peserta didik perlu adanya pengulangan soal, 4)
Mengukur kemampuan penalaran peserta didik pada saat pembelajaran daring
guru tidak bisa mengetahui secara lebih karena yang mengerti tentang
aktivitas peserta didik dirumah adalah orangtua, 5) Penggunaan media
pembelajaran yang dirasa kurang untuk mengoptimalkan daya tarik peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran.
Dari permasalahan yang sudah diuraikan, guru perlu berperan saat
memilih media pembelajaran yang efektif sehingga dapat mengembangkan
kemampuan literasi matematika peserta didik. Salah satu media yang dapat
diterapkan untuk mengembangkan kemampuan literasi matematika peserta
didik adalah komik etnomatematika. Menurut Nana & Cisil (2019) media
pembelajaran komik matematika dapat membantu proses pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga pembelajaran
lebih efektif dan efisien. Selain itu media komik juga memiliki fungsi untuk
menyajikan situasi yang komprehensif dan otentik, hal ini bertujuan supaya
peserta didik lebih mengenal kebudayaan dalam kehidupan sehari-harinya
dan dapat memecahkan permasalahan. Penggunaan media komik berbasis
etnomatematika digunakan untuk pembelajaran matematika Sekolah Dasar
kelas I dengan materi pembelajaran operasi hitung bilangan cacah
penjumlahan dan pengurangan. Media ini dikembangkan sebagai solusi
dalam penanaman unsur kebudayaan dengan mengaitkan pasar Gede Solo
sebagai pasar tradisional dengan pembelajaran matematika menghitung
barang atau benda, jadi peserta didik tidak hanya memahami matematika
tetapi juga ikut serta menghormati budaya mereka dan dapat mengambil
nilai-nilai yang berpengaruh pada pembentukan karakter bangsa yang saat ini
sedang terhapus oleh pengaruh modernisasi. Menurut Rikasiwi, N. Wahyudi.
Indriani. E (2019) dalam jurnalnya mengatakan bahwa media komik dapat
digunakan untuk meningkatkan literasi matematika siswa kelas IV dalam
pembelajaran. Media komik dapat digunakan secara efektif untuk
pembelajaran, hal ini terlihat dari hasil angket bahwa siswa yang
menggunakan media komik untuk pembelajaran sudah menjawab angket
dengan proporsi 98% dengan respon yang sangat baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu adanya penelitian yang
berkaitan dengan penggunaan media komik etnomatika dalam meningkatkan
kemampuan literasi matematika, oleh karena itu dilakukannya penelitian ini
dengan judul “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik
Kelas 1 Melalui Komik Etnomatematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Cacah (Penelitian Kualiatatif di SDICT Al Abidin Surakarta
Tahun Pelajaran 2020/2021)”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang dapat di
identifikasi sebagai berikut :
1. Kurangnya minat baca peserta didik, sehingga mengakibatkan peserta
didik masih kesulitan dalam menerapkan dan menafsirkan materi
matematika dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Peserta didik kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal yang
bersubstansi kontekstual.
3. Penalaran peserta didik dalam soal cerita pada kehidupan sehari-hari
levelnya masih secara rendah. Berdasarkan tingkatan pemahaman peserta
didik dalam menyelesaikan soal berkaitan kehidupan sehari-hari
ditunjukan terdapat 80 % peserta didik yang sudah paham dan 20 %
peserta didik perlu adanya pengulangan soal untuk menyelasaikan soal
atau bahkan penurunan materi soal cerita yang dikaitkan lebih rendah.
4. Mengukur kemampuan penalaran dan kreativitas peserta didik pada saat
pembelajaran daring guru tidak bisa mengetahui secara lebih, karena
guru hanya bisa memberikan materi secara online dan yang lebih
mengerti tentang aktivitas peserta didik dirumah adalah orangtua.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat terarah, maka
penelitian ini perlu dibatasi permasalahannya sebagai berikut :
1. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas I
SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020//2021.
2. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan
media komik etnomatematika dalam meningkatkan kemampuan literasi
matematika.
3. Materi yang akan digunakan adalah materi operasi hitung bilangan cacah
dengan indikator memamahami konsep serta menghitung operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.
4. Pelaksanaan penelitian pada bulan Januari 2021 sampai dengan bulan
Juni 2021.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan komik berbasis etnomatematika pada proses
pembelajaran materi operasi hitung bilangan cacah pada peserta didik
kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021 ?
2. Bagaimana kemampuan literasi matematika peserta didik kelas I SDICT
Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021 setelah menggunakan
media komik berbasis etnomatematika pada materi operasi hitung
bilangan cacah ?
3. Bagaimana peranan komik etnomatematika dalam mengembangkan
kemampuan literasi matematika pada materi operasi hitung bilangan
cacah pada peserta didik kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun
Pelajaran 2020/2021 ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penggunaan komik berbasis etnomatematika pada proses
pembelajaran materi operasi hitung bilangan cacah penjumlahan dan
pengurangan peserta didik kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun
Pelajaran 2020/2021.
2. Menganalisis kemampuan literasi matematika peserta didik kelas I
SDICT Al Abidin surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021 saat
menggunakan komik berbasis etnomatematika pada materi operasi hitung
bilangan cacah.
3. Mengetahui peranan komik etnomatematika dalam mengembangkan
kemampuan literasi matematika pada materi operasi hitung bilangan
cacah penjumlahan dan pengurangan peserta didik kelas I SDICT Al
Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan dua manfaat, yaitu secara teoritis dan praktis.
Adapun penjelasan dari keduanya adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teorites
a. Hasil penelitian ini dapat djadikan sebagai bahan studi lanjutan yang
relevan dan bahan kajian dalam meningkatkan kemampuan literasi
matematika peserta didik melalui komik etnomatematika dalam poses
pembelajaran disekolah.
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penambahan keilmuan
psikologi terutama pada ilmu kependidikan di Sekolah Dasar yang
berkenaan dengan analisis kemampuan literasi matematika melalui
komik etnomatematika terhadap penyelesaian permasalahan peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Praktis
Kegunaan penelitian secara praktis diharapkan dapat memiliki manfaat
sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Sebagai calon pendidik penelitian ini sebagai sarana untuk
mengembangkan pengetahuan ketrampilan dan wawasan tentang
kemampuan literasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan
operasi hitung bilangan cacah dan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
b. Bagi Peserta Didik
Memberikan informasi kepada peserta didik untuk lebih menerapkan
kemampuan literasi matematika sebab kemampuan tersebut berkaitan
dengan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari,
sehingga peserta didik mendapatkan pembelajaran yang
menyenangkan.
c. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan agar guru bisa lebih kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan serta memilih media pembelajaran seperti
komik etnomatematika untuk mengasah kemampuan literasi
matematika peserta didik, sehingga proses belajar lebih aktif dan
menyenangkan.
d. Bagi Sekolah
Memberikan informasi kepada para guru sehingga dapat
berkontribusi melakukan pendekatan secara personal pada peserta
didik dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pada sehari-hari.
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teori
1. Literasi Matematika
a. Pengertian Literasi
Literasi merupakan kemampuan berbahasa yang mencakup
kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, serta
kemampuan berpikir yang menjadi elemen di dalamnya Padmadewi
(2018: 1).
Literasi adalah kemampuan atau kecakapan seseorang dalam
menggunakan matematika dalam berbagai konteks yang mencakup
penalaran matematis serta menggunakan konsep dan prosedur yang
benar dalam menyelesaikan permasalahan matematis yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari atau berupa soal non rutin
(Dinni, 2018). Pembelajaran matematika siswa tidak hanya
diharapkan mahir dan ahli dalam berhitung namun yang diharapkan
adalah siswa yang dapat berpikir secara logis kritis dan analitis,
kemampuan yang seperti ini merupakan kemampuan literasi (Hera &
Sari, 2015). Menurut Fathani (2016) literasi tidak hanya
mengutamakan penguasaan pengetahuan melainkan bagaimana
individu menggunakan konsep, fakta dan alat matematika dalam
pemecahan masalah sehari-hari serta menuntut seseorang untuk
mengkomunikasi ide-ide yang merekamiliki selama proses
pemecahan masalah tersebut.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan
bahwa literasi adalah bukan hanya sekedar kemampuan dalam
membaca simbol-simbol ataupun huruf-huruf, akan tetapi lebih
mengarah pada kemampuan menggunakan informasi yang diperoleh
dari hasil membaca untuk menyalurkan pikiran atau gagasan, sesuai
kemampuan literasi juga .
b. Pengertian Matematika
Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa
yunani yang diartikan sebagai “sai ns, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga mathematikos yang diartikan sebagai “ suka belajar ilmu
matematika telah banyak dikenal orang pada masa pra sejarah.
Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir.
Matematika merupakan suatu bagian yang tidak dapat kita lepas
dari kehidupan sehari-hari (Kenedi et al, 2019). Matematika
mempunyai peran yang begitu penting dalam memecahkan berbagai
masalah yang kita alami dalam kehidupan kita. Matematika
merupakan salah satu alat yang mampu mengembangkan kemampuan
berpikir individu dengan logis juga sistematis (Kenedi, Hendri, &
Ladiva, 2018). Dalam hal tersebut peserta didik disiapkan agar dapat
memakai dan mengaplikasikan daya berpikir matematika pada
kesehariannya.
Matematika ialah pengetahuan yang umum dengan melandasi
kemajuan dari sarana pada berbagai hal yang sedang kita rasakan
sampai saat ini (Mansur, Helsa, & Kenedi, 2017). sedangkan
pembelajaran ialah sebuah cara atau suatu usaha yang dilakukan oleh
seorang guru dalam menyampaikan tujuan dari matematika itu sendiri
yaitu mengembangkan cara berpikir dalam memecahkan berbagai
masalah (Hakim,2009).
Dari penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran matematika adalah suatu pelajaran penting yang mana
harus diberikan kepada peserta didik dari sekolah dasar sehingga
peserta didik mahir dalam menghitung dan mengolah data.
Kemampuan itu sangatlah dibutuhkan peserta didik agar mempunyai
kecakapan dalam menemukan, mengolah, dan memperoleh data
dalam mempertahankan kelangsungan hidup yang selalu mengalami
perubahan. Oleh sebab itu pembelajaran matematika sering atau selalu
dipakai dalam menyelesaikan sutu permasalahan dengan gagasan dan
ide dari peserta didik.
c. Pengertian Literasi Matematika
.Literasi matematik sangat penting dimiliki oleh setiap orang
untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Menurut Abidin, dkk
(2017: 237) literasi matematika terdiri dari tiga komponen yaitu
komponen proses yang berkaitan dengan upaya memecahkan masalah,
komponen konten yang berkitan dengan materi-materi matematika
yang dipelajari, dan komponen konteks yang berkitan dengan
menggambarkan situasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Hara, Bolstad, & Jensen (2017) mendefinisikan literasi
matematika sebagai kapasitas individu untuk merumuskan,
menggunakan dan menafsirkan matematika. Merumuskan melibatkan
dan mengidentifikasi peluang untuk menggunakan matematika,
memberikan struktur matematika pada masalah yang disajikan dalam
beberapa bentuk kontekstual.
Literasi matematika merujuk beberapa pendapat di atas adalah
kemampuan individu untuk merumuskan, menggunakan, dan
menafsirkan matematika sehingga peserta didik dapat menyelesaikan
suatu permasalan pada kehidupan sehari-harinya dalam berbagai
konteks. Hal ini termasuk penalaran matematis dan menggunakan
konsep matematika, prosedur, fakta dan alat matematika untuk
menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Konteks literasi matematika memiliki penilaian dalam mengukur
tingkat literasi matematika seseorang. Penilaian literasi matematika
dilakukan terhadap tiga ospek OECD, 2016 (Yunus Abidin, 2018:
102-103) sebagai berikut:
1) Proses matematika yang mengambarkan apa yang dilakukan untuk
menghubungkan konteks masalah dengan matematika, konteks
masalah dengan pemecahan masalah, dan dengan kemampuan
yang mendasari proses tersebut.
2) Konten matematis yang ditargetkan untuk digunakan dalam item
penilaian. Pada dasarnya, konten matematis adalah materi yang
akan diukur.
3) Konteks yang menjadi tempat item penilaian berada. Soal
penilaian kemampuan literasi matematika tidaklah hanya
menggunakan satu jenis soal, tetapi berbagai jenis soal secara
eklektik. Beberapa jenis soal yang biasa digunakan adalah pilihan
ganda, esai singkat, dan esai panajang untuk soal tertentu.
Menurut PISA literasi matematik terdiri dari 6 level, dari masing-
masing level berbeda-beda kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa
dan setiap level memiliki indikator yang berbeda-beda, indikator
kemampuan literasi matematik disajikan dalam tabel 1. Adapaun yang
digunakan dalam penelitian yaitu level 1 dan level 2. Masing-masing
indikator level 1 sampai level 6 disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Indikator Kemampuan Literasi Matematik
Level Indikator
Level 1 Menjawab pertanyaan dengan konteks yang diketahui dan
semua informasi yang relevan dari pertanyaan yang jelas.
Mengumpulkan informasi dan melakukan cara-cara
penyelesaian sesuai dengan perintah yang jelas.
Level 2 Menginterpretasikan, mengenali situasi, dan menggunakan
rumus dalam menyelesaikan masalah.
Level 3 Melaksanakan prosedur dengan baik dan memilih serta
menerapkan strategi pemecahan masalah yang sederhana.
Menginterpretasikan serta merepresentasikan situasi.
Level 4 Bekerja secara efektif dengan model dalam situasi konkret
tetapi kompleks dan merepresentasikan informasi yang
berbeda serta menghubungkannya dengan situasi nyata.
Level 5 Bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks dan
memilih serta menerapkan strategi dalam memecahkan
masalah yang rumit.
Level 6 Membuat generalisasi dan menggunakan penalaran
matematik dalam menyelesaikan masalah serta
mengkomunikasikannya.

Menurut Abdussakir (2018) menyatakan literasi matematis tidak


hanya melibatkan penggunaan prosedur-prosedur, tetapi menuntut
dasar pengetahuan dan kompetensi serta rasa percaya diri untuk
mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini berarti, seseorang yang memiliki kemampuan literasi matematis
dapat mengestimasi, menginterpretasi data serta dapat menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Karena kita ketahui bersama
bahwa masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam
matematika. Masalah pada matematika membuat siswa menjadi lebih
banyak pengetahuan, lebih berpengalaman dan dapat menjadikan
siswa menjadi lebih dewasa. Selain itu, pemahaman tentang
matematika sangat penting bagi kesiapan siswa untuk hidup dalam
masyarakat modern karena matematika merupakan alat penting bagi
siswa ketika mereka menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari
(Muzaki, 2017).
Tuntutan kemampuan siswa dalam matematika tidak sekedar
memiliki kemampuan berhitung saja, akan tetapi kemampuan berpikir
yang logis, kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah.
Pemecahan masalah ini bukan hanya berupa soal rutin akan tetapi
lebih kepada permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Kemampuan
matematis demikian ini yang disebut sebagai kemampuan literasi
matematis. Seseorang yang memiliki kemampuan literasi (melek)
matematis tidak sekedar paham tentang matematika namun mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari.
Pengembangan literasi matematika di sekolah dasar dapat
dioptimalkan pada tahap pembelajaran (Faizah, dkk, 2016: 5).
Pembelajaran matematika dilaksanakan berbasis literasi
matematika. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah dasar dapat
diarahkan melalui penggunaan konteks nyata untuk memasuki materi
yang akan diajarkan dari kehidupan sehari-hari yang dekat dengan
siswa.
2. Komik Etnomatematika
a. Pengertian Komik
Komik merupakan urutan-urutan gambar yang ditata sesuai tujuan
dan filosofi pembuatnya hingga pesan cerita tersampaikan, komik
cenderung diberi lattering yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Septy (2014: 64) bahwa dalam penggunaan komik siswa
lebih tertantang dalam mengerjakan tugas dan siswa juga
menggunakan kemampuan berpikir kritis dengan menganalisa cerita
dan seni.
Daryanto (Hidayah dkk, 2017:36) menyatakan bahwa komik
didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada
pembaca. Menurut Buchori (dalam Nida dkk, 2017:32) mengatakan
bahwa media komik digunakan dalam pembelajaran mengajar dapat
menghasilkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi, dan
stimulasi kegiatan belajar, dan membawa efek psikologis pada siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
komik adalah sebuah susunan cerita karakter bergambar yang
menceritakan suatu cerita atau kejadian yang saling berhubungan,
biasanya komik digunakan sebagai alternatif media pembelajaran
mengajaar sehingga dapat menarik perhatian dan meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah
menjelaskan proses pengembangan media komik, kelayakan, dan
kemenarikan komik sebagai media pembelajaran matematika pada
materi operasi hitung bilangan cacah.
b. Etnomatematika
Etnomatematika terdiri dari dua kata, etno (etnis/budaya) dan
matematika. Itu berarti bahwa dalam etnomatematika, matematika
terkait dengan budaya. Istilah etnomatematika diperkenalkan oleh
D'Ambrosio, seorang matematikawan Brasil pada tahun 1977. Secara
bahasa, awalan “ethno” diartikan sebagai sesuatu yang sangat luas
yang mengacu pada konteks sosial budaya, termasuk bahasa, jargon,
kode perilaku, mitos dan simbol. Kata dasar “mathema” cenderung
berarti menjelaskan, mengetahui, memahami dan melakukan kegiatan
seperti pengkodean, mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan dan
permodelan.
Menurut Supriadi (2017: 22) etnomatematika merupakan disiplin
ilmu yang mengaitkan matematika dengan budaya dan nilai-nilai
sosial dalam kehidupan. Dengan menerapakan etnomatematika
sebagai suatu pendekatan pembelajaran akan sangat memungkinkan
suatu materi yang dipelajari dapat dipahami dengan mudah oleh siswa
karena materi tersebut terkait langsungdengan budaya mereka yang
merupakan aktivitas mereka sehari-hari dalam bermasyarakat.
Etnomatematika adalah matematika yang diterapkan oleh
kelompok budaya tertentu, kelompok buruh/ petani, anak-anak dari
kelas masyarakat tertentu, kelas profesional, dan lain-lain
(D'Ambrosio, 1985). Etnomatematika yaitu pembelajaran matematika
dengan mengaitkan suatu materi yang dipelajari dengan budaya lokal
sehingga peserta didik lebih mudah memahami suatu materi karena
berhubungan langsung dengan budayanya sendiri.
Budaya dalam konteks ini memiliki perspektif yang luas dan unik
serta melekat pada adat istiadat orang-orang, misalnya: berkebun,
bermain, menciptakan, dan memecahkan masalah, cara berpakaian,
dan sebagainya. Etnomatematika menggabungkan matematika dengan
budaya akan memiliki fungsi ganda jika diterapkan dalam
pembelajaran, di samping itu, untuk membuat siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran juga dapat menilai nilai-nilai yang
terkandung dalam budaya mereka. Pembelajaran matematika
berdasarkan etnomatematika, guru dapat mempelajari budaya yang
ada di lingkungan siswa dan kemudian memeriksa nilai-nilai yang ada
dalam budaya. Jadi, diharapkan para siswa tidak hanya memahami
matematika tetapi mereka lebih menghormati budaya mereka dan
dapat mengambil nilai-nilai yang berpengaruh pada pembentukan
karakter bangsa yang saat ini sedang terhapus oleh pengaruh
modernisasi. Penekanan pada nilai-nilai budaya ini sangat penting
untuk dilakukan oleh guru dengan pembiasaan belajar kepada peserta
didik untuk belajar dalam menerapkan nilai-nilai budaya.
Etnomatematika memunculkan kearifan budaya sehingga mampu
memotivasi siswa dalam pembelajaran matematika.
Dengan demikian, etnomatematika adalah suatu ilmu yang
digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari
sebuah budaya yang dapat diterapkan di luar kelas dan
ethnomatematika juga dapat dianggap sebagai sebuah program yang
bertujuan untuk mempelajari bagaimana siswa untuk memahami,
mengartikulasikan, mengolah, dan akhirnya menggunakan ide-ide
matematika, konsep, dan praktik-praktik yang dapat memecahkan
masalah yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari mereka.
c. Komik Etnomatematika
Penggunaan media selayaknya harus dapat memperhatikan
rangsangan pada siswa, agar pembelajaran berjalan dengan baik. Salah
satu media yang dapat merangsang dan membuat siswa berminat
pembelajaran adalah menggunakan komik. Menurut Sepriyanti dan
Tapia (2018) media pembelajaran komik matematika dapat membantu
proses pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan dapat
mendukung metode pengajaran yang digunakan oleh guru, sehingga
proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu
media komik juga memiliki fungsi untuk menyajikan situasi yang
komprehensif dan otentik. Penggunaan media komik dapat
meningkatan motivasi dan minat siswa. Pada penelitian ini komik
yang digunakan berbasis etnomatematika.
Nida, I.K.,Buchori, A., dan Murtianto, Y.H. (2017) menjelaskan
bahwa pembelajaran komik matematika yang digunakan berbasis
etnomatika sebagai alternatif pembelajaran matematika yang inovatif
dan edukatif yang mengintregrasikan matematika secara historis serta
dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran matematika yang
berhubungan dengan kebudayaan kebudayaan di Kudus. Dalam hal
ini, materi yang digunakan adalah kubus dan balok.
Farida, D.I (2017) menjelaskan bahwa media pembelajaran komik
matematika yang digunakan berbasis etnomatika yang berisi sebagai
alternatif solusi dalam penanaman unsur kebudayaan yang terintegrasi
pada pembelajaran matematika. Penanaman unsur kebudayaan
tersebut adalah benda-benda kebudayaan di Kebumen yang kemudian
dikaitkan dengan materi bangun ruang sisi datar, hal ini bertujuan agar
siswa mengenal benda-benda kebudayaan di Kebumen dalam konsep
matematika selain itu tanggapan yang diperoleh guru mengenai media
komik matematika ini sangat layak dan praktis.
Dari bahasan diatas tentang komik etnomatematika merupakan
suatu media pembelajaran yang berbentuk karakter bergambar
didalamnya berisi cerita tentang konteks pembelajaran matematika
dengan dikaitkan budaya yang berkembang ditengah-tengah
masyarakat sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif
dan efisien. Pembelajaran matematika berbasis etnomatematika
merupakan salah satu cara yang dapat diharapkan menjadikan
pembelajaran matematika lebih menarik, bermakna, dan kontekstual.
Etnomatematika yang digunakan dalam media pembelajaran
komik pada penelitian ini yaitu tentang Pasar Gede Solo sebagai pasar
tradisional. Pasar tradisional adalah suatu tempat dimana ada penjual
dan pembeli saling berinteraksi satu sama lain yang melibatkan
banyak orang sebagai cerminan kehidupan bermasyarakat. Filosofi
Pasar Gede Hardjonegoro atau yang biasa dikenal dengan Pasar Gede
Solo adalah pasar kebutuhan pokok sebagai salah satu fragmen sejarah
kota Solo yang dirancang oleh arsitek Belanda bernama Thomas
Karsten. Pasar Gede Solo menjadi simbol harmoni kehidupan sosial
budaya yang telah berkembang di Solo, nama “Gede” diberikan
karena arsitektur pasar menyerupai benteng dengan pintu masuk
utama berbentuk singgasana berukuran besar dan atap yang lebar.
Pasar Gede berada di Jalan Jendral Sudirman menuju Jalan Urip
Sumohardjo kota Solo berdiri dengan kebesaran dan sejarahnya yang
terus dirawat hingga kini. Mengaitkan pembelajaran matematika
berbasis budaya akan menjadi alternatif pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan bagi peserta didik, karena memungkinkan
terjadinya pemaknaan secara kontekstual berdasarkan pada
pengalaman peserta didik sebagai seorang anggota suatu masyarakat
(Wahyuni, 2015: 230).
d. Peranan Komik Etnomatematika dalam Kemampuan Literasi
Matematika
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata
Pelajaran Matematika lingkup pendidikan dasar menyebutkan bahwa
mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki lima
kemampuan kunci sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) memiliki sikap
menghargaikegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalampemecahan masalah. Tujuan
mata pelajaran matematika tersebut sejalan dengan gagasan mengenai
literasi matematika. Kemampuan ini meliputi bernalar secara
matematis dan menggunakan konsep-konsep matematika, prosedur,
dan fakta untuk menjelaskan serta memprediksi suatu fenomena.
Cara dalam mendukung literasi matematika adalah inovasi pada
pembelajaran matematika. Salah satunya adalah dengan memasukkan
unsur etnomatematika dalam pembelajaran. Pembelajaran matematika
dengan menggunakan media komik berbasis budaya (etnomatematika)
merupakan salah satu cara yang dipersepsikan dapat menjadikan
pembelajaran matematika lebih bermakna dan kontekstual yang
berkaitan erat dengan komunitas budaya. Selain itu, pembelajaran
matematika berbasis budaya akan menjadi alternatif pembelajaran
yang menarik, menyenangkan, dan inovatif karenamemungkinkan
terjadinya pemaknaan secara kontekstual berdasarkan pada
pengalaman siswa sebagai anggota suatu masyarakat budaya sehingga
diharapkan dapat turut serta mendukung gerakan literasi. Budaya yang
berkaitan dengan konsep-konsep matematika biasa disebut
etnomatematika, dimana unsur-unsur budaya tempat tinggal siswa
dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa dengan harapan
pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa (Abdullah, 2015: 286).
Peran etnomatematika dalam mendukung literasi matematika
adalah bahwa etnomatematika memfasilitasi siswa untuk mampu
mengkonstruksi konsep matematika sebagai bagian dari literasi
matematika berdasarkan pengetahuan siswa tentang lingkungan sosial
budaya mereka. Pembelajaran dengan mengaitkan etnomatematika
menyediakan lingkungan belajar yang menciptakan pembelajaran yang
menarik, menyenangkan, dan inovatif karena memungkinkan
terjadinya pemaknaan secara kontekstual berdasarkan pada
pengalaman siswa sebagai anggota suatu masyarakat budaya sehingga
muncul motivasi dan minat peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran matematika yang diharapkan dapat mempengaruhi
kemampuan matematika mereka, khususnya kemampuan literasi
matematika.
3. Operasi Hitung Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 0
(nol) dan bilangan ini selalu bertambah satu dari bilangan sebelumnya,
atau bisa juga disebut himpunan bilangan bulat yang bukan negatif,
bilangan cacah juga bisa diartikan sebagai himpunan bilangan asli
ditambah dengan nol angka. Contoh bilangan cacah secara umum yang
dimulai dari angka nol dan selalu bertambah {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, .... }.
Ciri-ciri bilangan cacah :
a. Himpunan bilangan bulat yang tidak negatif
b. Himpunan bilangan asli yang ditambah nol
c. Bilangan cacah selalu tidak akan bertanda negatif
d. Simbol bilangan cacah adalah “ C ”
Operasi dalam matematika memiliki definisi yang berbeda dengan
definisi operasi secara umum. Menurut Aisyah, dkk. (2007:8-12) “Operasi
dalam matematika adalah pengerjaan dan prosedur yang harus dikuasai
siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi.
Indikator dalam melakukan operasi hitung bilangan cacah yaitu :
a. Memahami konsep operasi penjumlahan bilangan cacah
b. Menghitung operasi penjumlahan bilangan cacah
c. Memahami konsep operasi pengurangan bilangan cacah
d. Menghitung operasi pengurangan bilangan cacah
Pengurangan adalah mengambil sejumlah angka dari angka tertentu.
Pengertian pengurangan adalah proses, cara perbuatan mengurangkan.
Menurut Subarinah (2006:29) pengurangan adalah pengambilan
kelompok baru. Pengurangan merupakan kebalikan dari penjumlahan,
tetapi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh penjumlahan.
Pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat
pengelompokan (Sukayati,2011:24). Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian pengurangan adalah proses pengambilan
kelompok baru.
Sedangkan penjumlahan merupakan suatu aturan yang mengaitkan
setiap pasangan bilangan dengan bilangan yang lain. Penjumlahan ini
mempunyai beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran (komulatif), sifat
identitas, dan sifat pengelompokan(asosiatif) (Sukayati, 2011:24).
Pengertian penjumlahan menurut Hasan (2005: 480) diambil dari kata
dasar jumlah yang berarti banyaknya (bilangan atau sesuatu yang
dikumpulkan menjadi satu). Pengertian penjumlahan adalah proses, cara,
perbuatan menjumlahkan. Menurut Subarinah (2006: 29) penjumlahan
adalah menggabungkan dua kelompok (himpunan). Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa pengertian penjumlahan adalah proses
menggabungkan dua kelompok (himpunan).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
operasi penjumlahan dan pengurangan adalah pengerjaan dan prosedur
dalam menggabungkan dua kelompok dan pengambilan kelompok baru
yang harus dikuasai siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian terkait dengan peneliti ini termasuk penelitian relevan
yang telah dilakukan antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nilam Rakasiwi, dkk. (2019) dengan judul
“Pengembangan Media Komik Dengan Metode Picture And Picture Untuk
Meningkatkan Keterampilan Literasi Matematika Kelas IV”. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media komik dapat digunakan
untuk meningkatkan literasi matematika siswa kelas IV dalam
pembelajaran. Media komik dapat digunakan secara efektif untuk
pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil angket bahwa siswa yang
menggunakan media komik untuk pembelajaran sudah menjawab angket
dengan proporsi 98%. Berdasarkan penelitian terdahulu adapun persamaan
dengan penelitian yang dilakukan yaitu membahas variabel literasi
matematika dalam siswa sekolah dasar dengan menggunakkan komik,
adapun perbedaan dalam penelitian ini adalah perbedaan subjek penelitian
terdahulu yang diuji siswa kelas IV sedangkan penelitian yang dilakukan
adalah kelas I dan media yang digunakan dalam pembelajaran berbeda
pada penelitian terdahulu membahas tentang pengembangan komik dengan
memakai metode picture and picture dalam meningkatkan ketrampilan
literasi matematika tetapi untuk penelitian ini menggunakan komik
etnomatematika dalam materi operasi hitung bilangan cacah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Milah Nurkamilah, dkk. (2018) dengan
judul “Mengembangkan Literasi Matematika Siswa Sekolah Dasar melalui
Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia”. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan literasi matematika
siswa perlu didorong sejak awal sekolah dasar sebab pembinaan literasi
matematika sangat penting dilakukan, karena dapat meningkatkan
kemampuan matematika siswa tingkat selanjutnya dan meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang matematika, serta memanfaatkannya
dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini. Pengembangan
literasi matematika dapat dicapai melalui pembelajaran PMRI merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dapat mendorong literasi matematika
siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian terdahulu adapun persamaan
dengan penelitian yang dilakukan yaitu membahas tentang kemampuan
literasi matematika, sedangkan perbedaan yang dibahas dalam penelitian
terdahulu ini yaitu dalam mengembangkan literasi matematika
menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
sedangkan dalam penelitian ini melalui komik etnomatematika.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Marziki, dkk. (2019) dengan judul
“Pengaruh Pengintegrasi Etnomatematika Terhadap Kemampuan Literasi
Matematis Pada Kelas IV SD Negeri 85 Kendari”. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pengintegrasian
etnomatematika melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan
kemampuan literasi matematika kelas IV SD Negeri 85 Kendari.
Berdasarkan penelitian terdahulu adapun persamaan dengan penelitian
yang dilakukan yaitu membahas tentang pembelajaran matematika
berbasis etnomatematika dalam menganalisis kemampuan literasi
matematika, adapun perbedaan yang dibahas dalam penelitian terdahulu
yaitu lokasi penelitiannya di SD Negeri 85 Kendari dengan subjek
penelitian kelas IV sedangkan dalam penelitian yang dilakukan di SDICT
Al Abidin Surakarta yang memfokuskan siswa kelas I.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nisvu Nanda Saputra, dkk. (2021) dengan
judul “Mengembangkan Kemampuan Literasi Matematis Melalui
Penggunaan Modul Berbasis Pendekatan Realistic Mathematics Education
Bernilai Budaya”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan modul metode Real Mathematics Education (RME) berbasis
nilai budaya yang dikembangkan dengan menyajikan nilai-nilai budaya
Banten pada tahap literasi dapat membantu siswa dalam belajar dan
meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa. Berdasarkan
penelitian terdahulu adapun persamaan dengan penelitian yang dilakukan
yaitu membahas tentang meningkatkan kemampuan literasi matematika
dengan mengaitkan pembelajaran dengan nilai-nilai budaya, tetapi adapun
perbedaannya yaitu penelitian terdahulu menggunakan modul dengan
pendekatan Real Mathematics Education (RME) berbasis nilai budaya
banten untuk mempelajari kemampuan literasi siswa sedangkan penelitian
yang dilakukan peneliti yaitu menganalisis kemampuan literasi
matematika melalui komik etnomatematika pada materi operasi hitung
bilangan cacah di kelas I.
5. Himmatul Ulya dan Ratri Rahayu (2018) dengan judul “Efektivitas
Pembelajaran Probing-Prompting Berbasis Etnomatematika Terhadap
Kemampuan Literasi Matematika”. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran probing-promoting dengan
berbasis etnomatematika dapat meningkatkan kemampuan literasi
matematika, hal ini ditandai dengan ketuntasan belajar peserta didik dalam
pembelajaran matematika. Peserta didik menjadi lebih antusias dan aktif
selama mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran matematika
menjadi lebih dinamis dan mencapai hasil yang optimal. Berdasarkan
penelitian terdahulu adapun persamaan dengan penelitian yang dilakukan
yaitu membahas tentang kemampuan literasi matematika peserta didik
dalam proses pembelajaran masih rendah dan menerapkan pembelajaran
berbasis etnomatika, adapun perbedaan yang dibahas dalam penelitian
terdahulu adalah pembelajaran inovatif dalam mengatasi rendahnya
kemampuan literasi matematika menggunakan pembelajaran probing-
promoting pada kelas IV SD NU Nawa Kartika Kudus sedangkan pada
penelitian ini menggunakan media komik dan subjek penelitiannya kelas I
SDICT Al Abidin Surakarta.
6. Yesika Simarmata, dkk (2020) dengan judul “Analisis Literasi Matematika
Pada Penyelesaian Soal Cerita Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa literasi matematika
pada penyelesaian soal cerita di kelas VA SDN 6 Sintang tahun pelajaran
2019/2020 masih rendah karena rendahnya kemampuan membaca,
menulis dan kemampuan numerik, serta peran guru dan sekolah yang
kurang mendukung dalam pembelajaran literasi matematika, oleh karena
itu penggunaan literasi matematika pada penyelesaian soal cerita masih
tergolong rendah. Berdasarkan penelitian terdahulu adapun persamaan
dengan penelitian yang dilakukan yaitu membahas tentang menganalisis
sejauh mana pehaman siswa dalam hal literasi matematika, adapun
perbedaanya yaitu dalam penelitian terdahulu untuk subjek penelitiannya
kelas V A SD N 6 Sintang sedangkan subjek penelitian ini merupakan
kelas I SDICT Al Abidin Surakarta.

C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran peserta didik kelas I di SDICT Al Abidin pada saat
pandemi covid-19 dilakukan secara online. Proses pembelajarannya, guru
memanfaatkan penggunaan media online untuk mendukung kegiatan
pembelajaran berupa whatsaap, zoom, youtube, dan portal web. Kendala
tersulit dalam pelaksanaan pembelajaran online adalah pengajaran
matematika. Matematika merupakan salah satu bidang yang harus dipelajari
dalam jenjang pendidikan. Pembelajaran matematika memberikan hasil
berupa kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan, dan
menafsirkan matematika dalam berbagai situasi, termasuk kemampuan
bernalar secara matematis serta menggunakan konsep, prosedur, dan fakta
untuk mendeskripsikan, menjelaskan, atau memprediksi fenomena/peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari hal ini disebut kemampuan literasi matematika.
Namun pada proses pembelajaran, pemahaman peserta didik dalam
kemampuan literasi matematika masih ditemukannya kendala yang dihadapi
antara lain: 1) Kurangnya minat baca peserta didik, sehingga mengakibatkan
peserta didik masih kesulitan dalam menerapkan dan menafsirkan materi
matematika dalam kehidupan sehari-harinya. 2) Penalaran peserta didik
dalam soal cerita pada kehidupan sehari-hari levelnya masih secara rendah.
Berdasarkan tingkatan pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan soal
berkaitan kehidupan sehari-hari ditunjukan terdapat 80 % peserta didik yang
sudah paham dan 20 % peserta didik perlu adanya pengulangan soal untuk
menyelasaikan soal atau bahkan penurunan materi soal cerita yang dikaitkan
lebih rendah. 3) Mengukur kemampuan peserta didik pada saat pembelajaran
daring guru tidak bisa mengetahui secara lebih, karena guru hanya bisa
memberikan materi secara online dan yang lebih mengerti tentang aktivitas
peserta didik dirumah adalah orangtua. 4) Penggunaan media pembelajaran
yang dirasa kurang untuk mengoptimalkan daya tarik peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan kendala tersebut, perlu adanya media pembelajaran
untuk meningkatkan daya tarik peserta didik dalam pembelajaran
matematika. Salah satu media yang diterapkan dalam kemampuan literasi
matematika peserta didik adalah komik etnomatematika. Penggunaan komik
etnomatematika pada proses pembelajaran matematika sekolah dasar kelas I
materi operasi hitung bilangan cacah penjumlahan dan pengurangan sebagai
alternatif solusi dalam penanaman unsur kebudayaan yang terintegrasi pada
pembelajaran matematika. Media komik etnomatematika dapat membantu
pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
operasi hitung bilangan cacah pada kehidupan sehari-harinya sehingga proses
pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Kemampuan literasi matematika tidak akan meningkat apabila minat
baca peserta didik masih rendah, sehingga mengakibatkan masih kesulitannya
peserta didik dalam menerapkan dan menafsirkan materi matematika dalam
kehidupan sehari-harinya. Peranan komik etnomatematika dalam
pembelajaran matematika berbasis budaya (etnomatematika) merupakan cara
yang dipersepsikan dalam menjadikan pembelajaran matematika lebih
bermakna dan kontekstual dengan pengaitan unsur kebudayaan. Nuansa
etnomatematika dapat diterapkan dalam meningkatkan literasi matematika
pada materi pembelajaran operasi hitung bilangan cacah. Pengaitan komik
berbasis etnomatematika pada pembelajaran akan menciptakan belajar lebih
menyenangkan dan motivasi yang baik sehingga peserta didik memiliki minat
yang besar dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan adanya
peangaitan budaya ditengah-tengah masyarakat diharapkan dapat
mempengaruhi kemampuan mereka, khususnya kemampuan literasi
matematika.

Kendala Proses Pelaksaan Pembelajaran Peserta Didik


dalam Memahami Kemampuan Literasi Matematika
Kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran
2020/ 2021
Penggunaan Media Komik Etnomatematika pada
Materi Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan
Cacah Peserta Didik Kelas I SDICT Al Abidin
Surakarta Tahun Pelajaran 2020/ 2021

1. Mengetahui penggunaan komik berbasis etnomatematika pada proses pembelajaran mater


operasi hitung bilangan cacah penjumlahan dan pengurangan peserta didik kelas I SDICT A
Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Menganalisis kemampuan literasi matematika peserta didik kelas I SDICT Al Abidin surakart
Tahun Pelajaran 2020/2021 saat menggunakan komik berbasis etnomatematika pada mater
operasi hitung bilangan cacah.
3. Mengetahui peranan komik etnomatematika dalam mengembangkan kemampuan literas
matematika pada materi operasi hitung bilangan cacah penjumlahan dan pengurangan pesert
didik kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Information and Communication
Technology Al Abidin beralamatkan Jl. Adi Sumarmo Gang Bone Timur
III, Banyuanyar, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah Tahun
Pelajaran 2020/ 2021. SD Information and Communication Technology
Al Abidin ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya
kemampuan literasi matematika peserta didik.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 sampai dengan
bulan Juni 2021. Adapun jadwal kegiatan penelitian, sebagai berikut :
Tabel 2. Waktu Penelitian
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2021 2021 2021 2021 2021 2021
Observasi &
wawancara
Pengajuan judul
Menyusun proposal
Seminar proposal
Menyusun
instrumen
Validitas/uji coba
Pengumpulan data
Pengolahan data
Ujian skripsi

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian


1. Bentuk Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut
Sugiyono (2019: 25) metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
enterpretif, yang digunakan untuk meneliti suatu kondisi obyek yang
alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data data dilakukan secara trianggulasi (gabungan observasi, wawancara,
dokumentasi), data yang diperoleh cenderung data kualitatif, analisis data
bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif dapat bersifat
temuan potensi dan masalah, keunikan obyek, makna suatu peristiwa,
proses dan interaksi sosial, kepastian kebenaran data, konstuksi
fenomena, dan temuan hipotesis.
Berdasarkan penelitian ini, peneliti menggunakan data, fakta dan
informasi yang terjadi di lapangan, hal ini dilakukan pada guru kelas I di
SDICT Al Abidin Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengambarkan kondisi secara utuh yang bersifat faktual dan akurat yang
berkaitan dengan penggunaan komik berbasis etnomatematika dalam
meningkatkan kemampuan literasi matematika kelas I di SDICT Al
Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus. Menurut Dedy (2013: 201) menyatakan bahwa studi kasus adalah
uraian dan penjelasan komprehensif mengenai beberapa aspek seseorang
individu, kelompok, organisasi (komunitas), suatu program atau situasi
sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data
mengenai subjek yang diteliti.
Peneliti menggunakan penelitian studi kasus ini di karenakan peneli
ti menemukan permasalahan mengenai penggunaan media komik
etnomatematika dalam mengetahui kemampuan literasi matematika pada
kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan obyek dari mana data diperoleh (Singarimbun
dan Effendi dalam Nufian, 2018: 49). Sumber data diperlukan untuk
menunjang terlaksananya penelitian dan untuk menjamin keberhasilan suatu
penelitian. Pengambilan data ini pada tanggal 22 Januari 2021 ole guru kelas
I SDICT Al Abidin Surakarta, dalam penelitian yang dilaksankan terdapat
dua sumber data yaitu sebagai berikut :
1. Sumber data primer, adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada peneliti sebagai pengumpul data. Sumber data primer ini
didapatkan dari hasil wawancara dengan peserta didik kelas I, kepala
sekolah, dan guru kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran
2020/ 2021.
2. Sumber data sekunder, adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada peneliti dan hanya sebatas penunjang dari sumber data
primer. Sumber data sekunder yang digunakan oleh penelitian ini adalah
berupa studi kepustakaan dan dokumentasi.

D. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikonto (2016: 26) mengatakan bahwa subjek
penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk menentukan
variabel penelitian dan yang dipermasalahkan. Subjek penelitian
mempunyai peran yang strategis karena pada subjek penelitian, itulah data
tentang variabel yang peneliti amati.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru kelas I yai
tu Bapak CA di SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021,
Bapak K sebagai kepala sekolah SDICT Al Abidin Surakarta Tahun
Pelajaran 2020/2021, dan peserta didik kelas I SDICT Al Abidin Surakarta
Tahun Pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 24 orang.

2. Objek Penelitian
Menurut Sugiyino (2017: 9) objek penelitian adalah kondisi
kegiatan atau permasalahan saat peneliti memasuki tempat yang akan
diteliti, sehingga peneliti akan mengkaji dan mempelajari permasalahan
tersebut.
Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah penerapan
komik etnomatematika dalam meningkatkan kemampuan literasi
matematika di kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran
2020/2021.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan wawancara, studi pustaka, dan
dokumentasi karena menggunakan metode kualitatif.
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
apabila peneliti ingin melalukakan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau self-report, atau pada pengetahuan dan keyakinan pribadi
(Sugiyono, 2019: 418). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono (2019: 420)
wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bagi
para peneliti atau pengumpul data telah mengetahui informasi secara
pasti apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara terstruktur ini, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Pelaksanakan wawancara penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data tentang penerapan dan peranan komik
etnomatematika dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika
siswa kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/ 2021.
2. Studi Pustaka
Menurut Sugiyono (2016: 291), studi pustaka berkaitan dengan
sebuah kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai,
budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
Studi pustaka sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini
dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literature-literature ilmiah.
Studi pustaka pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari data
relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan
studi pustaka lainnya seperti buku, jurnal, artikel ilmiah, dan penelian
terdahulu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang (Sugiyono, 2019: 430). Studi dokumen merupakan
perlengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara,
akan lebih dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan
autobiografi. Dokumentasi pada penelitian ini adalah RPP, absensi, foto
kegiatan pembelajaran dan daftar nilai pembelajaran matematika peserta
didik kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/ 2021.

F. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2019: 494) menyatakan bahwa triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Triangulasi dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
1. Triangulasi sumber diperlukan untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data dari perolehan beberapa sumber.
Pemeriksaan data pada penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber
informasi meliputi: peserta didik kelas I, guru kelas I mata pelajaran
matematika, dan kepala sekolah SDICT Al Abidin Surakarta Tahun
Pelajaran 2020/ 2021. Data dari berbagai sumber tersebut akan dianalisis
dan dideskripsikan, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan untuk
selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan dua sumber data tersebut.

Kepala Sekolah

Peserta Didik Guru

Gambar 2. Triangulasi Sumber


2. Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan
melakukan teknik wawancara, lalu dicek dengan dokumentasi dan studi
pustaka.

Wawancara

Dokumentasi Studi Pustaka

Gambar 3. Triangulasi Teknik

G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
model Miles dan Huberman (1984: 23) dalam Sugiyono (2019: 438)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai selesai,
sehingga datanya sudah jenuh. Pengumpulan data pada penelitian ini
diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Sugiyono
(2015: 337) mengatakan bahwa pengumpulan data adalah data alami yang
berisi apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dan dialami sendiri
oleh peneliti tentang fenomena yang dijumpai. Aktivitas analisis data,
meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification
(Sugiyono, 2019: 438). Langkah-langkah analisis data tersebut dapat
digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Data
Colletion
Data
Display

Data
Reduction

Conclusion:
Drawing/Verifying

Gambar 4. Komponen dalam analisis data


1. Reduksi Data (Data Reduction)
Sugiyono (2015: 338) mengatakan bahwa reduksi data merupakan proses
seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang masih
kasar yang diperoleh di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung, selama penelitian dilapangan, sampai laporan
tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis data dengan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data sehingga
kesimpulan final dapat diambil dan diverifikasi. Untuk data yang akan
direduksi yaitu mengenai proses pembelajaran matematika pada saat
pembelajaran daring, kendala yang dihadapi peserta didik dalam
pemahaman kemampuan literasi matematika, pengunaan komik
etnomatematika, dan peranan komik etnomatematika dalam
meningkatkan kemampuan literasi matematika peserta didik kelas I
SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Penyajian Data (Data Display)
Sugiyono (2015: 341) menjelaskan bahwa maksud penyajian data yaitu
data dan informasi yang di dapat dari lapangan dimasukan ke dalam suatu
matriks, kemudian data tersebut disajikan sesuai data yang diperoleh
dalam penelitian di lapangan, sehingga peneliti akan dapat menguasai
data dan tidak salah dalam menganalisis data serta menarik kesimpulan.
Data yang disajikan berupa proses pelaksanaan pembelajaran matematika
dimasa pandemi, kendala yang dihadapi peserta didik dalam pemahaman
kemampuan literasi matematika, pengunaan komik etnomatematika, dan
peranan komik etnomatematika dalam meningkatkan kemampuan literasi
matematika peserta didik kelas I SDICT Al Abidin Surakarta Tahun
Pelajaran 2020/2021. Data tersebut disajikan dalam bentuk urain
deskriptif serta menggunakan gambar/ tabel.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion, Drawing/ Verifying)
Setelah display data tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan.
Sugiyono (2015: 345) mengukapkan bahwa penarikan kesimpulan adalah
usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan pola kejelasan,
dan alur sebab akibat atau proporsi dari kesimpulan yang ditarik harus
segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali
sambil melihat catatan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat.
Data yang akan ditarik kesimpulan meliputi proses pembelajaran
matematika dimasa pandemi, kendala yang dihadapi peserta didik dalam
pemahaman kemampuan literasi matematika, pengunaan komik
etnomatematika, dan peranan komik etnomatematika dalam
meningkatkan kemampuan literasi matematika peserta didik kelas I
SDICT Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, dkk. 2017. Pembelajaran Literasi, Strategi Meningkatkan Kemampuan


Literasi Matematika, Sains, Membaca dan Menulis. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asmara & Rochmad. 2017. Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa


Kelas X Berdasarkan Kemampuan Matematik. Scholaria. 7(2). 135– 142.

Firmansyah, D., Fidriansyah, K., & Ruli, R. M. 2019. Meta Analisis : Media
Pembelajaran Komik Matematika dengan Pendekatan Realistik. Prosiding
Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika. 2(5). 1127–
1134.

Gunadi, F., & Aisah, L. S. 2019. Comic ’ S Mathematics Learning : Pembelajaran


Matematika Untuk Mengembangkan Kemampuan Literasi Matematis Siwa.
Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika. 4(2). 128–138.

Hadi, S., (2017). Pendidikan Matematika Realistik. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Kehi, Y. J., M, Z., & Waluya, S. B. 2019. Kontribusi Etnomatematika Sebagai


Masalah Kontekstual dalam Mengembangkan Literasi Matematika. Prisma,
Prosiding Seminar Nasional Matematika. 2. 190–196.

Marzuki, D., Sumarna, N., Darnawati, & Ili, L. 2019. Pengaruh Pengintegrasian
Etnomatematika terhadap Kemampuanan Literasi Matematis pada Siswa
Kelas IV SDN 85 Kendari. Jurnal Wahana Kajian Pendidikan IPS. 3(2).
73–81. http://ojs.uho.ac.id/index.php/JWKP-IPS

Masjaya & Wardono. 2018. Pentingnya Kemampuan Literasi Matematika untuk


Menumbuhkan Kemampuan Koneksi Matematika dalam Meningkatkan
SDM. Prisma. 1(1). 568- 574.

Mulyana, Dedy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:


Bandung.

Muzaki, A. & M. 2019. Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa. Jurnal


Pendidikan Matematika. 8(3). 493–502.

Nufan. 2018. Teori dan Praktis: Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu. UB


Press: Malang.
Nurkamilah, M., Nugraha, M. F., & Sunendar, A. 2018. Mengembangkan Literasi
Matematika Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Matematika
Realistik Indonesia. Jurnal Theorems (The Original Research Of
Mathematics). 2(2). 70–79.

Purwasih Ratni, R. N. dan A. S. 2018. Analisis Kemampuan Literasi Matematik


Dan Mathematical Habits Of Mind Siswa SMP Pada Materi Bangun Ruang
Sisi Datar. Jurnal Numeracy. 5(1). 67–76.

Rakasiwi, N. 2019. Pengembangan media komik dengan metode picture and


picture untuk meningkatkan keterampilan literasi matematika kelas IV.
AKSIOMA : Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika. 10(1). 60–
70. https://doi.org/10.26877/aks.v10i1.3741

Sandra Tivani. 2020. Pengaruh Model RME Berbasis Etnomatematika Terhadap


Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas IV SD Gugus 17 Kota. Jurnal
Riset Pendidikan Dasar. 3(2). 136–143.

Saputra, N. N., Safitri, P. T., & Pamungkas, A. S. 2021. Mengembangkan


Kemampuan Literasi Matematis Melalui Penggunaan Modul Berbasis
Pendekatan Realistic Mathematic Education Bernilai Budaya. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Matematika. 14(1). 12–24.

Sari, R. H. N. (2015). Literasi Matematis: Apa, Mengapa dan Bagaimana?


Disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
UNY.

Sepriyanti N, C.Tapia, “The Development of Mathematics Comics Media on


Variable Linear Equations and Linear Inequalities of One”. SHS Web of
Conferences,42, 00115, 2018.

Simarmata, Y., Wedyawati, N., & Hutagaol, A. S. R. 2020. Analisis Literasi


Matematika Pada Penyelesaian Soal Cerita Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Matematika. 2(1). 100–105.
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/jpimat/article/view/654

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Ulya, H., & Rahayu, R. 2018. Efektivitas Pembelajaran Probing - Prompting


Berbasis Etnomatematika Terhadap Kemampuan Literasi Matematika.
TEKNODIKA: Jurnal Penelitian Teknologi Pendidikan. 16(2). 53–60.
https://doi.org/10.20961/teknodika.v16i2.34779

Witanta, V.A. Baiduri. Inganah, S. 2019. Pengembangan Komik Sebagai Media


Pembelajaran Matematika Materi Perbandingan Kelas VII SMP. Lentera
Sriwijaya: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 1(1). 1-12.

Yunika Yudi. 2019. Literasi Matematika (Mathematic Literaracy) Soal


Matematika Model PISA Menggunakan Konteks Bangka Belitung.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai